LAPORAN PRAKTIKUM (KELARUTAN KELARUTAN DAN GEJALA DISTRIBUSI) Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmasi Fisika
Disusun oleh :
Aji Nurhudaya Hilda Septiyani aya Nurul !ahma Nila Nindiya Hermayanti !asid Sidi# !osa Aulia $amilah &endiSetiadi (itriNo)ita Sari
31114004 31114024 31114032 3111403" 3111403" 31114040 3111404% 311140'0 311140'4
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI STIKES BAKTI TUNAS HUSADA KOTA TASIKMALAYA 2016
I.
JUDUL PERCOBAAN *elarutandan+ejalaDistri,usi
II.
TANGGAL PERCOBAAN 1- Fe,ruari 201%
III.
TUJUAN PERCOBAAN
1. enentukan kelarutan suatu /at seara kuantitati 2. enjelaskan pengaruh pelarut ampuran terhadap kelarutan /at 3. enjelaskan pengaruh penam,ahan suraktan terhadap kelarutan suatu /at 4. enentukan konsentrasi isel *ritik suatu suraktan dengan metode skelarutan '. enentukan
graik
dari
pengaruhpengaruh
yang
,erpengaruh
terhadap larutan IV.
DASAR TEORI
1. arutan arutan adalah ampuran yang ,ersiat homogen atara
molekul atom ataupun ion dari dua /at atau le,ih. Dise,ut ampuran karena susunannya atau komposisinya dapat ,eru,ah. Dise,ut homogen karena susunanya ,egitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya ,agian,agian yang ,erlainan ,ahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat ,er5ujud gas padat ataupun air. arutan gas misalnya udara. arutan misalnya perunggu amalgam dan panduan logam yang lain. arutan air misalnya air laut larutan gula dalam air dan lainlain. *omponen larutan terdiri dari pelarut 6sol)ent7 dan /at terlarut 6solute7. 8ada ,agian ini di,ahas larutan air. 8elarut air umunya air. 8elarut air yang lain misanya ,ensena kloroorm eter dan alkohol. 2. *elarutan Seara kualitati kelarutan suatu /at dinyatakan se,agai suatu konsentrasi /at terlarut didalam larutan jenuhnya pada suhu dan
tekanan tertentu. *elarutan dinyatakan satuan mililiter pelarut yang dapat melarutkan satu gram /at. isalnya 1 gram asam salisilat akan larut dalam ''0 ml air. Suatu larutan juga dapat dinyatakan dalam sautuan molalitas molalitas dan persen. 8elepasan /at akti dari suatu ,entuk sediaannya sangat dipengaruhi oleh siatsiat kimia dan isika /at terse,ut serta ormulasinya. Faktoraktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu /at antara lain: pH &emperatur $enis pelarut 9entuk dan ukuran partikel /at *onstanta dielektrik pelarut Adanya /at/at lain misalnya sulaktan pem,entuk kompleks ion sejenis dan lainlain. P!"#$%& 'H at akti yang sering digunakan dalam dunia pengo,atan
umumnya adalah /at organik yang ,ersiat asam lemah diamana kelarutanya sangat dipengaruhi oleh pH pelarutnya. *elarutan asam asam organik lemah seperti ,ar,itural dan sulonamide dalam air akan ,ertam,ah dengan naiknya pH karena ter,entuk garam yang mudah larut dalam air. Sedangkan ,asa,asa organik lemah seperti alkoholida dan anestetika lokal pada umumnya sukar larut dalam air. 9ila pH yang mudah larut dalam air. Hu,ungan antara pH dengan kelarutan asam dan ,asa lemah digam,arkan dengan persamaan ,erikut : ;ntuk asam lemah : pHp < p*5 = log SSo>So ;ntuk ,asa lemah : pHp < p*5 ? p*, = log S ?So>So Dimana : pHp < harga pH terendah> tertinggi dimana /at yang ter,entuk asam atau ,asa lemah masih dapat larut. S < *onsentrasi molar /at dalam yang ditam,ahkan. So < *elarutan molar raksi asam atau ,asa yang tidak terdisosiasi. P!"#$%& '$#%$ (*%&%)
*ekarutan /at padat dalam larutan ideal tergantung pada temperatur titik leleh /at padat dan panas pele,uran molar /at terse,ut. *elarutan suatu /at dalam air akan semakin tinggi apa,ila suhu dinaikan. Adanya panas 6kalor7 mengaki,atkan semakin merenggannya jarak antar molekul /at terse,ut. erenganya jarak antar molekul /at padat menjadikan kekuatan gaya antar molekul terse,ut semakin lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik molekulmolekul air. 9er,eda dengan /at padat adanya pengaruh kenaikan suhu akan menye,a,kan kelarutan gas dalam air ,erkurang. Hal ini karena gas yang terlarut di dalam air akan terlepas meninggalkan air ,ila suhu meningkat. P!"#$%& +!,* '#$% *elarutan suatu /at sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut.
8elarut polar akan melarutkan le,ih ,aik /at/at polar dan ionik ,egitu pula se,aliknya. *elarutan juga ,ergantung pada stuktur /at seperti per,andingan gugus polar dan non polar dari suatu molekul. akin panjan rantai gugus non polar suatu /at makin sukar larut @at terse,ut dalam air. enurut hilder,rane : kemampuan /at terlarut untuk mem,en tuk ikatan hydrogen le,ih penting dari pada kemolaran suatu /at. Senya5a polar 6mempunyai kutu, muatan7 akan mudah larut dalam senya5a polar. isalnya sula Na alkohol dan semua asam merupakaan senya5a polar sehingga mudah larut dalam air yang juga merupakan senya5a polar. Sedangkan senya5a non polar akan mudah larut dalam senya5a nonpolar misanya lemak mudah larut dalam minyak. Senya5a nonpolar umumnya tidak larut dalam senya5a polar misalnya Na tidak larut dalam minyak tanah. 8elarut polar ,ertindak se,agai pelarut dengan mekanisme se,agai ,erikut : engurangi gaya tarik antara ion ,erla5anan dalam kristal. emeah ikatan ko)alen elektrolitelektrolit kuat karena pelarut ini ,ersiat amiprotik.
em,entuk ikatan hidrogen dengan /at terlarut.
8elarut nonpolar tidak dapat mengurangi daya tarikmenarik antara ion ion karena konstanta dielektriknya yang rendah. Bapun tidak memeah ikatan ko)alen dan tidak dapat mem,entuk jem,atan hidrogen. 8elarut ini dapat melarutkan /at/at nonpolar dengan tekanan internal yang sama melalui induksi antar aksi dipol. 8elarut semi polar menginduksi tingkat kepolaran molekulmolekul pelarut non polar. Ba ,ertindak se,agai perantara 6Bntermediate Sol)ent7 untuk menampurkan pelarut non polar dengan non polar. P"#$%& !%/ #! %/%$#! '#$,/
*elarutan suatu /at akan naik dengan ,erkurangnya ukuran partikel suatu /at sesuai dengan persamaan ,erikut : og S>So < 2 )>2303 !&r *eterangan : S < kelarutan dari partikel halus So < kelarutan /at padat yang ukuran partikelnya le,ih ,esar r < tegangan permukaan partikel /at padat ) < )olume partikel dalam m2 per moar ! < jarijari akhir partilkel dalam m2 & < temperatur a,solut *onigurasi molekul dan ,entuk susunan kristal juga ,erpengaruh terhadap kelarutan /at. 8artikel yang ,entunya tidak simetris le,ih mudah larut ,ila di,andingkan dengan partikel yang ,entuknya simetris.
P!"#$%$ /!*#!# ,/,/
*elaruta suatu /at sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. 8elarut polar mempunyai kostanta dielektrik yang tinggi dapat melarutkan /at/at non polar sukar larut didalamnya ,egitu pula se,aliknya. 9esarnya tetapan dielektrik ini menurut moore dapat diatur
dengan penam,ahan pelarut lain. &etapan dielektrik suatu ampuran pelarut merupakan hasil penjumlahan dari tetapan dielektrikmasing masing sudah dikalikan dengan C )olume masingmasing komponen pelarut. Adakalanya suatu /at le,ih mudah larut dalam pelarut ampuran di,andingkan pelarut tunggalnya. Fenomena ini dikenal dengan istilah osol)eny dan pelarut yang mana dalam ,entuk ampuran dapat menaikan kelarutan suatu /at dise,ut osol)ent. tanol gliserin dan propilenglikol adalah osol)ent yang umum digunakan dalam ,idang armasi pem,uatan eliksir.
P!"#$%& '!##! #-# #,!
Sulaktan adalah suatu /at yang sering digunakan untuk meningkatkan kelarutan suatu /at. olekul sulaktan terdiri atas dua ,agian yaitu polar dan non polar. Apa,ila didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah akan ,erkumpul pada permukaan dengan mengorientasikan ,agian polar ke arah air dan ,agian non polar kearah udara sulaktan memounyai keenderungan ,erasosiasi mem,entuk agregat yang dikenal se,agai misel. *onsentrasi pada saat misel mulai ter,entuk dise,ut konsentrasi misel kritik 6**7.
V.
ALAT DAN BAHAN
a. Alat 1. 2. 3. 4. '. %. -. ". E.
i@ser> agnetitik Strier 9iuret rlenmeyer a,u ;kur orong 9eaker +lass 8ipet tetes 8ipet +ondok a5an
,. 9ahan 1. Air 2. Aseton 3. 8ropilen glikol 4. &5een "0 '. Asam ,en/oate %. Bndiator enoptalein p -. *ertas Saring
VI.
PROSEDUR KERJA
Air 6C )>) 7 %0 %0 %0 %0 %0 %0 %0 %0 %0
Alkohol 6C > 7 0 ' 10 1' 20 2' 30 3' 40
8ropilen +likol 6C > 7 40 3' 30 2' 20 1' 10 ' 0
1. 8engaruh 8elarut ampur &erhadap *elarutan at 9uat ampuran pelarut ? pelarut
arutkan aseton perlahan lahan dalam masing ?masing ampuran pelarut sampai jenuh
*ook larutan dengan stirier selama 30 menit
$ika selama pengookan ter,entuk endapan tam,ah aseton sampai larutan jenuh lagi
Saring larutran dan tentukan kadarnya
9uat +raik
2. 8engaruh penam,ahan surraktan terhadap kelarutan suatu /at
9uat '0 ml larutan t5een "0 dengan konsentrasi yang ,er,eda
&am,ah asam ,en/oate perlahan hing jenuh
*ook larutan selama 30 menit dengan stirier
$ika selama pengookan terjadi endapan tam,ah asam ,en/oat sampai larutan jenuh lagi
Saring dan tentukan kadar asam ,en/oat sampai larutan jenuh lagi
Buat Grafk
VII.
DATA HASIL PENGAMATAN 1. Pengaruh Pelarut Campur Terhadap Kelarutan zat
Air 6C )>) 7
%0 %0 %0 %0 %0 %0 %0 %0 %0
Alkohol 6C > 7
8ropilen +likol 6C > 7
0 ' 10 1' 20 2' 30 3' 40
40 3' 30 2' 20 1' 10 ' 0
NaGH 617 NaGH
!ata!ata
*adar 6mg <
627 %-' 10% 112 114 121 14' 1%3 1"1
*adar 6g7
-1 -" 10% 11 11" 11E 14% 1%3 1"1
1"02 124 13" 1E1 200 20E 21% 2%3 2E4 32"
%E -%' 10% 111 11% 12 14'' 1%3 1"2
0124 013" 01E1 02 020E 021% 02%3 02E4 0324
V 2 . N 2
8enentuan *adar Asetosal 2.
N1 <
V 1
V 2 . N 2
1. N1
<
V 1
7,65 X 0,1
<
10
<
6,9 X 0,1
<
10
< 00%E
+ram < n 9 < 00%E 1"01"
00-%' +ram < n 9 < 00-%' 1"01"001 <013"
001 < 0124 V 2 . N 2
3. N1
<
V 1
10,6 X 0,1
<
10
<021%
< V 2 . N 2
010% +ram < n 9 < 010% 1"01"001 <01E1
-. N1
<
V 1
14,55 X 0,1
<
10
<
V 2 . N 2
4. N1
<
014% +ram < n 9 < 014% 1"01"001 <02%3
V 1
11,1 X 0,1
<
10
< 0111 V 2 . N 2
+ram < n 9 < 0111 1"01"001 <02
". N1
<
V 1
16,3 X 0,1
<
V 2 . N 2
'. N1
<
10
< 011%
01%3 +ram < n 9 < 01%3 1"01"001 <02E4
+ram < n 9 < 011%1"01"001 <020E
<
V 2 . N 2
E. N1
V 2 . N 2
%. N1
<
V 1
11,6 X 0,1
<
10
<
V 1
V 1
18,2 X 0,1
<
12 X 0,1
<
10
< 012
+ram < n 9 < 0121"01"001
10
<
01"2 +ram < n 9 < 01"2 1"01"001 <032"
Grafk Penggunaan Alkohol Terhadap Kadar Asetosal 50 40 30
f(! " 0.2 # 23.41 $% " 0.&'
Kadar Asetosal (mg) 20
)near (!
10 0 100 150 200 250 300 350
Alkohol (v/v)
2. 8engaruh penam,ahan surraktan terhadap kelarutan suatu /at
*onsentrasi &5een "0 6 mg > ml 7 10 ' 1 0' 01 0
NaGH 617 6ml 7
NaGH 627 6ml 7
!ata ? !ata
"%% 3E 3' 33 2"
"% 4 3% 31 2"
02 %3 3E' 3'' 32 2"
*adar 6mg < 1"02 7 14--4" 113' -12 %4 ''0'
014-" 0113' 00-12 00%4 00'00'0'
8enentuan *adar Asetosal 2,8 X 0,1
1. *onsentrasi t5een "0 60 mg > ml7 2. 1 . N1 < 2. N2
'.
N1 <
10
<
002"
V 2 . N 2
3.
N1 <
%. -. +ram < n @ 9 ". < 002" 1"01" 001 E. < 00'0' gram
V 1
4.
10.
*adar 6g 7
11. &5een 01 60 mg > ml 7 12. 13. 1 . N1 < 2. N2
3-. V 2 . N 2
N1 <
V 2 . N 2
14.
N1 <
V 1
3". 3,95 X 0,1
3,2 X 0,1
1'.
N1 <
10
N1 <
< 0032
1%. 1-. +ram < n @ 9 1". < 0032 1"01" 001 1E. < 00'-gram 20. 21. 22. 23. 24. &5een 0' 60 mg > ml 7 2'. 2%. 1 . N1 < 2. N2 2-. V 2 . N 2
N1 <
V 1
< 003E'
10
3E. 40. +ram < n @ 9 41. < 003E' 1"01" 001 42. < 00-12 gram 43. 44. 45. 4'. 4*. 4". &5een ' 60 mg > ml 7 4E. '0. 1 . N1 < 2. N2 V 2 . N 2
V 1
'1.
N1 <
2".
V 1
63 X 0,1
'2.
3,55 X 0,1
N1 <
10
< 003''
2E. 30. +ram < n @ 9 31. < 003'' 1"01" 001 32. < 00%3E gram < 00%4 33. 34. &5een 1 60 mg > ml 7 3'. 3%. 1 . N1 < 2. N2
N1 <
10
< 00%3
'3. '4. +ram < n @ 9 ''. < 00%3 1"01" 001 '%. < 0113' gram '-. '". 'E. &5een 10 60 mg > ml 7 %0. 1 . N1 < 2. N2 V 2 . N 2
%1.
N1 <
V 1
8,2 X 0,1
%2. %3.
N1 <
10
< 00"2
%4. +ram < n @ 9 %'. < 00"2 1"01" 001
%%. '*. '+. '&.
< 014-"gram
*0.
Grafk Konsentrasi Tween 80 Terhadap kadar Asetosal 200 150
Kadar Asetosal (mg)
100
f(! " 1+.&1 , 5*.+3 $% " 0.&+ )near (!
50 0 0 1 2 3 4 5 '
Konsentrasi Tween 80 (mg/mL)
*1. *2. VIII. PEMBAHASAN
-3. *elarutan adalah suatu konsentrasi /at terlarut didalam larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu. 9iasanya kelarutan dinyatakan satuan mililiter pelarut yang dapat melarutkan satu gram /at terlarut. -4. 8ada praktikum ini dilakukan dengan dua tahapan pero,aan. Iaitu : 1. 8engaruh pelarut ampur terhadap kelarutan /at -'. /at
8ero,aan pengaruh pelarut amput terhadap kelarutan
dilakukan
dengan
menampurkan
%0
ml
a#uadest yang
ditam,ahkan alkohol dan propilenglikol dengan per,andingan yang ,er,eda,eda pada setiap larutannya. Setelah di,uat E larutan dengan jumlah a#uadest yang sama yaitu %0 ml dan per,andingan alkohol serta propilenglikol yang ,er,eda selanjutnya larutan ditam,ahkan dengan asetosal sampai jenuh. 8enjenuhan ini ditujukan agar /at akti 6asetosal7 yang terlarut pada ampuran pelarut seragam tidak ada per,edaan. Sehingga ketika pengookan yang dilakukan setelah asetosal ditam,ahkan mengaki,atkan asetosal larut dalam pelarut
terse,ut maka pada masingmasing erlenmeyer ditam,ahkan kem,ali asetosal hingga larutan jenuh kem,ali agar larutan mengandung asetosal yang seragam memapai titik jenuh masing masing yang ,erarti kelarutan sudah maksimal .8engookan dilakukan untuk memperepat reaksi dan /at terlarut dapat larut seara menyeluruh pada setiap ,agian pelarutnya. ;ntuk meyakinkan keseragaman kandungan asetosal pada setiap pelarutnya maka harus terdapat endapan pada setiap erlenmeyer terse,ut. Dengan adanya endapan mem,uktikan ,ah5a setiap pelarut yang telah di,uat sudah melampaui ,atas maksimal /at terlarutnya. *emudian larutan disaring dan diam,il iltratnya untuk dilakukan titrasi
supaya dapat meghitung kadar
asetosal yag terlarut pada masingmasing pelarut. -%.
etode titrasi yang digunakan adalah titrasi alkalimetri
yang dilakukan ,erdasarkan reaksi netralisasi yaitu sampel asam yang dititrasi dengan titran ,asa yang akan ,ereaksi sempurna dengan semua asam sehingga dapat diperoleh titik akhir titrasi dega melihat peru,ahan 5arna larutan dari ,ening menjadi merah muda aki,at penam,ahan indikator enolptalein se,elum dititrasi dimana trayek pH dari indikator enoltalein adalah "3100. --.
ekanisme peru,ahan 5arna yang terjadi pada titrasi
alkalimetri yang digunakan adalah pada larutan titer yang ,ersiat asam yang telah ditam,ahkan indikator p.p dititrasi dengan titran yang ,ersiat ,asa dimana akan terjadi reaksi antara sampel asam yaitu asetosal dengan titran ,asa yaitu NaGH mem,entuk larutan garam. Hal ini akan terus terjadi hingga larutan asam tepat telah ha,is ,ereaksi dengan NaGH dan dise,ut titik ekui)alen. 8ada titik ekui)alen ini ,elum terjadi peru,ahan 5arna tetapi kele,ihan satu tetes saja larutan NaGH akan menye,a,kan terjadinya peru,ahan
5arna dari ,ening menjadi merah muda yang ,erasal dari reaksi antara kele,ihan titran ,asa dengan indikator p.p. -".
Setelah dilakukan titrasi maka diperoleh hasil ,ah5a
semakin tinggi )olume alkohol yang ditam,ahkan semakin tinggi pula )olume NaGH yang di,utuhkan. Hal ini mem,uktikan ,ah5a kadar asetosol yang larut dalam pelarut terse,ut semakin tiggi juga yang dise,a,kan oleh siat kelarutan asetosol yang le,ih larut dalam alkohol di,andingkan dalam air. -E. 2. 8engaruh penam,ahan suraktan terhadap kelarutan suatu /at "0.
8ero,aan
dilakukan dengan
melarutkan
asetosal
sampai jenuh dalam larutan t5een "0 dengan konsentrasi yang ,er,eda. 8enjenuhan ini ditujukan agar /at akti 6asetosal7 yang terlarut pada ampuran pelarut seragam tidak ada per,edaan. Sehingga ketika pengookan yang dilakukan setelah asetosal ditam,ahkan mengaki,atkan asetosal larut dalam pelarut terse,ut maka pada masingmasing erlenmeyer ditam,ahkan kem,ali asetosal hingga larutan jenuh kem,ali agar larutan mengandung asetosal yang seragam.8engookan dilakukan untuk memperepat reaksi dan /at terlarut dapat larut seara menyeluruh pada setiap ,agian pelarutnya. ;ntuk meyakinkan keseragaman kandungan asetosal pada setiap pelarutnya maka harus terdapat endapan pada setiap erlenmeyer terse,ut. Dengan adanya endapan mem,uktikan ,ah5a setiap pelarut yang telah di,uat sudah melampaui ,atas maksimal /at terlarutnya. *emudian larutan disaring dan diam,il iltratnya untuk dilakukan titrasi
supaya dapat meghitung kadar asetosal yag terlarut pada
masingmasing pelarut.
"1.
etode titrasi yang digunakan adalah titrasi alkalimetri
yang dilakukan ,erdasarkan reaksi netralisasi yaitu sampel asam yang dititrasi dengan titran ,asa yang akan ,ereaksi sempurna dengan semua asam sehingga dapat diperoleh titik akhir titrasi dega melihat peru,ahan 5arna larutan dari ,ening menjadi merah muda aki,at penam,ahan indikator enolptalein se,elum dititrasi dimana trayek pH dari indikator enoltalein adalah "3100. "2.
ekanisme peru,ahan 5arna yang terjadi pada titrasi
alkalimetri yang digunakan adalah pada larutan titer yang ,ersiat asam yang telah ditam,ahkan indikator p.p dititrasi dengan titran yang ,ersiat ,asa dimana akan terjadi reaksi antara sampel asam yaitu asetosal dengan titran ,asa yaitu NaGH mem,entuk larutan garam. Hal ini akan terus terjadi hingga larutan asam tepat telah ha,is ,ereaksi dengan NaGH dan dise,ut titik ekui)alen. 8ada titik ekui)alen ini ,elum terjadi peru,ahan 5arna tetapi kele,ihan satu tetes saja larutan NaGH akan menye,a,kan terjadinya peru,ahan 5arna dari ,ening menjadi merah muda yang ,erasal dari reaksi antara kele,ihan titran ,asa dengan indikator p.p. "3.
Dengan dilakuakan titrasi maka dapat dihasilkan ,ah5a
pada uji kelarutan ini terjadi peningkatan jumlah kadar /at terlarut dari jumlah kadar /at terlarut dengan menggunakan pelarut air pada 5aktu dengan pelarut yang menggunakan penam,ahan t5een dengan konsentrasi tertentu hal ini menunjukan adanya pengaruh t5een "0 yag meningkatkan jumlah kadar /at terlarut dari asetosol. &etapi ,ila ditam,ahkan suraktan sejumlah tertentu maka jumlah /at terlarut tidak akan terjadi peningkatan lagi. 8enam,ahan t5een "0 diatas konsentrasi 'C kadar /at enderung menjadi konstan. Hal ini dikarenakan suraktan menapai titik ritial ielle onentration.
"4.
8enam,ahan
suraktan
dalam
larutan
akan
menye,a,kan turunnya tegangan permukaan larutan. Setelah menapai konsentrasi tertentu tegangan permukaan akan konstan 5alaupun konsentrasi suraktan ditingkatkan. 9ila suraktan ditam,ahkan mele,ihi konsentrasi ini maka suraktan mengagregasi mem,entuk misel. *onsentrasi ter,entuknya misel ini dise,ut ritial ielle onentration 67. &egangan permukaan akan menurun hingga terapai. Setelah terapai tegangan permukaan akan konstan yang menunjukkan ,ah5a antar muka menjadi jenuh dan ter,entuk misel yang ,erada dalam keseim,angan dinamis dengan t5een "0 dapat menurunkan tegangan antarmuka antara o,at dan medium sekaligus mem,entuk misel sehingga molekul o,at akan ter,a5a oleh misel larut ke dalam medium. 8enggunaan suraktan pada kadar yang le,ih tinggi akan ,erkumpul mem,entuk agregat yang dise,ut misel. "'. !"
KESIMPULAN "%. "-.
9erdasarkan
pero,aan yang telah dilakukan dapat disimpulkan ,ah5a : Semakin ,anyak penam,ahan alohol dalam pem,uatan pelarut ampur makan semakin ,esar kadar asetosal yang terlarut Semakin tinggi konsentrasi &5een "0 yang ditam,ahkan untuk melarutkan asetosal maka semakin ,esar juga kadar asetosal yang
3.
terlarut ++. DAFTAR PUSTAKA "E. Day !.A. 1EE'. Analisis Kimia Kuantitatif. 8ener,it rlangga : E0.
$akarta Dirjen 8G. 1E-E. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen *esehatan !epu,lik Bndonesia : $akarta
&1.
artin A. 1EE0. Farmasi Fisik Edisi I. ;ni)ersitas Bndonesia 8ress : $akarta