KERANGKA ACUAN KEGIATAN MP ASI BADUTA GAKIN UPTD PUSKESMAS SADANANYA TAHUN 2018
PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS SADANANYA Jl. Sadananya No. 477 Sadananya Tlp. (0265) 775690 email :
[email protected] :
[email protected] Kecamatan Sadananya Kode Pos 46256
KERANGKA ACUAN KEGIATAN MP ASI BADUTA GAKIN UPTD PUSKESMAS SADANANYA I.
Pendahuluan
Setelah pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan, bayi harus diberi makanan pendamping ASI karena setelah 6 bulan ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi akan energi dan mikronutrien penting. ASI hanya memenuhi sekitar 65-80% dan sangat sedikit mengandung mikronutrien. Karena itu kebutuhan energi dan mikronutrien terutama zat besi dan zink harus diperoleh dari MP-ASI. Pemberian MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semula hanya berupa susu menuju makanan semi padat. Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula sebagai masa penyapihan (weaning period), yang merupakan proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi, maupun tektur dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan zat gizi anak dipenuhi dari makanan keluarga. Sasaran dari kegiatan MP ASI Baduta Gakin ini adalah bayi/balita umur 624 bulan dari keluarga miskin. Pelaksanaan MP ASI Baduta Gakin di UPTD Puskesmas Sadananya dilaksanakan sesuai dengan visi Puskesmas yang sudah ditetapkan, yaitu “Puskesmas dengan Pelayanan Bermutu dan Mandiri Menuju Masyarakat Sadananya Sehat” dan sesuai tata nilai UPTD Puskesmas Sadananya yang telah ditetapkan, yaitu SEHAT (Santun, Empati, Handal, Amanah dan Teladan).
II.
Latar belakang
Keadaan gizi masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sadananya berdasarkan hasil Bulan Penimbangan Balita Tahun 2016 diperoleh data status gizi dengan indeks BB/U terdapat balita dengan status gizi : buruk 0,5%, kurang 9,9%, baik 88,4 % dan lebih 1,2%. Untuk hasil pemantauan status gizi dengan indeks TB/U terdapat balita dengan status gizi : sangat pendek 0,7 %, pendek 8,3% dan normal 88,9%. MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi selama periode penyapihan yaitu pada saat makanan / minuman lain diberikan bersama pemberian ASI. Pada Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (GSIYCF, 2002) dinyatakan bahwa MP-ASI harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Tepat waktu : MP ASI diberikan saat kebutuhan energy dan zat gizi melebihi yang didapat dari ASI 2. Adekuat : MP-ASI harus mengandung cukup energy, protein, dan mikronutrien. 3. Aman : Penyimpanan, penyiapan dan sewaktu diberikan pada bayi MP ASI harus higienis 4. Tepat cara pemberian : MP-ASI diberikan sejalan dengan tanda lapar dan ada nafsu makan yang ditunjukkan bayi serta frekuensi dan cara pemberiannya sesuai umur bayi. MP-ASI ada dua jenis yaitu MP-ASI yang disediakan khusus (buatan pabrik atau rumah tangga) dan makanan yang biasa dimakan keluarga yang dimodifikasi sehingga mudah dimakan bayi dan cukup memenuhi gizi. Tekstur makanan mulai dari yang halus / saring, encer (makanan lumat) bertahap menjadi lebih kasar (lembik). MP-ASI buatan pabrik yang disediakan Kemenkes RI diberikan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan didaerah rawan gizi, dengan sasaran yaitu balita usia 6-24 bulan khususnya balita gizi kurang, BGM dan berasal dari keluarga GAKIN. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan MP-ASI yaitu : 1. Mengingat Fe paling tidak terpenuhi setelah 6 bulan maka pilihlah bahan makanan yang kaya zat besi 2. Makanan padat pertama yang terbaik adalah terbuat dari beras karena beras merupakan makanan yang paling hipoalergenik. Gandum dan campuran sereAlia lainnya sebaiknya ditunda sampai bayi berusia 8 bulan 3. Telur dapat diberikan sebelum bayi usia 1 tahun karena tidak CUKUP bukti telur dapat menyebabkan alergi pada tubuh. 4. Tidak ada urutan tertentu tentang jenis / bahan makanan yang diberikan lebih dahulu Sebagai tindak lanjut maka puskesmas sebagai lini terdepan dari strkutur jajaran kementrian kesehatan menjadi penggerak utama di masyarakat dalam penanggulangan masalah gizi serta mengajak semua lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan penganggulangan masalah gizi. Kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sadananya diatatasi dengan menyelenggarakan Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan di posyandu. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka disusunlah kerangka acuan kegiatan Pemberian MP ASI Baduta Gakin Tahun 2017 di UPTD Puskesmas Sadananya yang disusun berdasarkan RUK/RPK UPTD Puskesmas Sadananya Tahun 2017.
III.
Tujuan
1. Tujuan Umum Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi pada balita. 2. Tujuan Khusus : a. Terselenggarakannya kegiatan PMT Penyuluhan di 3 (tiga) Posyandu di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sadananya. b. Meningkatkan cakupan rasio N/D
dari 6,15 %
pada tahun 2016
menjadi 75 % pada tahun 2017.
IV. No. 1.
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Kegiatan Pokok PMT Penyuluhan
-
-
-
-
-
V.
Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran
Rincian Kegiatan Penyediaan dana bagi 3 (tiga) Posyandu dengan jumlah balita kurang gizi paling banyak, selama 3 bulan berturut-turut Pelaksana program gizi membuat daftar menu PMT (resep), cara membuat dan nilai gizi masing-masing menu Kader menyediakan bahan makanan berdasarkan menu yang sudah disepakati bersama pelaksana program gizi Kader menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat PMT Penyuluhan Kader bersama ibu balita di posyandu mempraktekkan pembuatan PMT Pelaksana program gizi melakukan pemantauan kegiatan Pada akhir kegiatan PMT Penyuluhan, pelaksana program gizi menjelaskan nilainilai gizi dari menu yang sudah dibuat Kegiatan PMT Penyuluhan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan berturut-turut Pencatatan dan pelaporan
V.
Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran No.
1.
Kegiatan Pokok
Pelaksana Program Gizi
PMT Pemulihan
VI.
- Menyusun rencana kegiatan - Koordinasi dengan LP/LS - Mengumpulkan data jumlah posyandu balita penerima bantuan PMT-Penyuluhan - Menentukan sasaran, waktu dan tempat - Mendistribusikan anggaran melalui bidan desa. - Menyiapkan menu resep PMT pemulihan (lokal) per 10 hari - Pemantauan dan evaluasi - Membuat laporan kegiatan
Lintas Program Terkait
1. Program KIA - Berkoordinasi dengan Bikor dan Bides terkait posyandu yang menjadi sasaran untuk PMT Penyuluhan
Lintas Sektor Terkait
Ket.
1. Kader - Menyiapkan bahan makanan PMT Penyuluhan berdasarkan menu yang sudah dibuat oleh pelaksana program gizi - Mengkondisikan peralatan yang bibutuhkan untuk PMT Penyuluhan - Praktek/demonstrasi pembuatan PMT
Sasaran
Terlaksananya kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan (PMT-P) balita yaitu seluruh balita yang ada di 3 (tiga) posyandu yang menjadi kantong-kantong balita kurang gizi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sadananya.
VII.
Jadwal pelaksanaan kegiatan
No
Kegiatan
1.
PMT Penyuluhan
VIII.
2017 Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
x
x
X
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporannya
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan hasil kegiatan ke Penanggung jawab UKM dan Kepala Puskesmas setiap bulan lalu diberikan evaluasi oleh Kepala Puskesmas.
IX.
Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan harus dilakukan oleh
setiap petugas yang terlibat saat
melaksanakan kegiatan dan dikelola dengan baik sehingga dapat digunakan sewaktu dibutuhkan. Pelaporan dilakukan oleh pelaksana program gizi. Evaluasi kegiatan dilakukan setelah kegiatan selesai dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan atau pengarahan oleh Penanggung jawab UKM maupun Kepala Puskesmas.
VI.
Sasaran
Terlaksananya kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan (PMT-P) balita yaitu seluruh balita yang ada di 3 (tiga) posyandu yang menjadi kantong-kantong balita kurang gizi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sadananya.
VII.
Jadwal pelaksanaan kegiatan
No
Kegiatan
1.
PMT Penyuluhan
VIII.
2017 Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
x
x
X
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporannya
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan hasil kegiatan ke Penanggung jawab UKM dan Kepala Puskesmas setiap bulan lalu diberikan evaluasi oleh Kepala Puskesmas.
IX.
Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan harus dilakukan oleh
setiap petugas yang terlibat saat
melaksanakan kegiatan dan dikelola dengan baik sehingga dapat digunakan sewaktu dibutuhkan. Pelaporan dilakukan oleh pelaksana program gizi. Evaluasi kegiatan dilakukan setelah kegiatan selesai dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan atau pengarahan oleh Penanggung jawab UKM maupun Kepala Puskesmas.
Mengetahui, Kepala UPTD Puskesmas Sadananya
Sadananya, Januari 2017 Pelaksana Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Dedeng Nurkholik SP, SKM., MM Penata TK. I NIP. 19770427 200112 1 002
Ai Haryati, SKM NIP.19850411 201101 2 003