senyawaan dan reaksi-reaksi unsur golongan 12 (Zn, Cd, Hg)Full description
presentasi ini berisi tentang reaksi-reaksi yang terjadi di dalam tanahFull description
presentasi ini berisi tentang reaksi-reaksi yang terjadi di dalam tanahDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
JENIS-JENIS LAMPUDeskripsi lengkap
ppt
Macam - macam model sambungan kayuDeskripsi lengkap
Tugas Instumentasi Medis
Jenis Reaksi
A. Reaksi Elementer 1. Reaksi Reversibel 2. Reaksi Seri/Konsekutif 3. Reaksi Paralel 4. Reaksi Rantai B. Reaksi Non-Elementer
Reaksi Irreversibel
A. Reaksi Elementer Mekanisme reaksi adalah kumpulan dari beberapa langkah reaksi membentuk beberapa reaksi keseluruhan. Kandungan setiap langkah dari setiap mekanisme reaksi disebut reaksi elementer, yang terdiri dari beberapa reaksi sederhana. Laju reaksi elementer berbanding lurus dengan hasil kali konsentrasi unsur-unsur yang bereaksi, masing-masing dipangatkan dengan koefisiennya dalam persamaan elementer yang setimbang. Contoh reaksi elementer : A+B→R
-rA = k[A][B]
2A → P
-rA = k[A]
→ 2R A → R
2A
2
-rA = rR = k1 [A]
2
-rA = rR = k1 [A]
Persamaan laju elementer sesuai dengan persamaan stoikiometri reaksi kimia. Reaksi elementer dalam kesetimbangannya diwakilkan oleh konsentrasi. Konsentrasi merupakan basis dalam menggambarkan konsentrasi yang bereaksi dan yang terbentuk. 1. Reaksi Reversibel Merupakan yang berlangsung dua arah atau dapat balik. Contoh :
H O (es batu yang mencair bisa bi sa kembali membeku) 2SO + O 2SO H2O(s)
2
2(g)
2
(l)
3(g)
2. Reaksi Seri (Konsekutif)
Pada Reaksi ini produk dari sebuah reaksi menjadi reaktan dalam reaksi selanjutnya, hal ini disebut juga mekanisme reaksi berkelanjutan.
→ →
Dimana untuk menyederhanakannya, diasumsikan koefisien stoikiometri per kesatuan. Karena reaksi diasumsikan orde satu, maka laju reaksi pertama dan kedua adalah r1 = k1 [A] dan r 2 = k2 [A] contoh reaksi seri : 2NaClO → NaCl + NaClO2
NaClO2 + NaClO → NaCl + NaClO3
3. Reaksi Paralel Reaksi paralel adalah reaksi-reaksi yang menggunakan reaktan yang sama dan berlangsung pada saat bersamaan. Pada reaksi ini, zat yang selain bereaksi selain dari produk utama, dihasilkan pula satu atau lebih produk samping. Conto dari reaksi ini adalah reaksi nitrasi fenol, saat fenol dinitrasi oleh HNO 3, fenol dapat membentuk orto-nitrofenol dan paranitrofenol secara bersamaan. Berikut reaksinya adalah : Persamaan laju reaksi dan pembentukan orto-nitrofenol adalah
Persamaan laju reaksi dan pembentukan para-nitrofenol adalah
Sehingga laju reaksi totalnya adalah
a dan b = konsentrasi fenol dan asam nitrat pada awal reaksi x = jumlah zat yang bereaksi (a-x)(b-x) = konsentrasi pada saat t 4. Reaksi Rantai Reaksi rantai merupakan reaksi yang berlangsung lewat serangkaian langkah elementer, beberapa diantaranya terjadi berulang-ulang. Reaksi rantai seperti ini terdiri dari tiga tahap : 1. Inisiasi, yang menghasilkan dua atau lebih zat-antara reaktif. 2. Perambatan, yang membentuk produk tetapi zat-antara reaktif terus terbentuk. 3. Terminasi, yang menghubungkan dua zat-antara menghasilkan produk stabil. Contoh reaksi rantai ialah reaksi metana dengan fluorin menghasilkan CH 3F dan HF CH4(g) + F2(g) → CH3F(g) + HF(g) Mekanisme melibatkan reaksi rantai dari jenis berikut ini : CH4 + F2 → CH3 + HF +F
(inisiasi)
CH3 + F2 → CH3F + F
(perambatan)
CH4 + F → CH3 + HF
(perambatan)
CH3 + F + M → CH 3F + M
(terminasi)
Dalam langkah inisiasi, dihasilkan dua zat antara reaktif (CH 3 dan F). Selama langkah perambatan, kedua zat antara ini tidak habis terpakai sementara reaktan (CH 4 dan F2) diubah menjadi produk (CH 3F dan HF). Langkah perambatan dapat diulang-ulang sampai akhirnya kedua zat-antara reakif tersebut bersama-sama berperan dalam langkah terminasi. Reaksi rantai sangat penting dalam pembentukan molekul berantai panjang disebut polimer. B. Reaksi Non-Elementer Reaksi non-elementer merupakan reaksi yang tidak ada keterkaitan langsung antara persamaan stoikiometri dengan persamaan kecepatan reaksinya. Contoh : H2 + Br2 → 2 HBr
⁄ [ ][ ] r HBr = [] []
Pendenkripsian dari reaksi non-elementer bisa digambarkan dengan langkah-langkah berikut : -
Laju reaksi berdasarkan eksperimen r HBr = Mekansime reaksinya :
2Br Br + H HBr + H *
Br2 *
(inisiasi dan terminasi) *
2
*
*
H + Br2 → HBr + Br
[][ ]⁄ [] []
(perambatan) (perambatan)
Reaksi Irreversibel Merupakan reaksi yang berlangsung satu arah yang tidak dapat balik. Contoh : 4Fe(s) + O2(g) → 2Fe2O3(s)
a. Jika dalam reaksi kesetimbangan kita mengenal istilah konstanta kesetimbangan, maka dalam kinetika reaksi kimia dikenal istilah konstanta laju reaksi. Berikanlah penjelasan mengenai hubungan kedua konstanta tersebut, dan turunkanlah bentuk persamaan reaksi untuk reaksi pembentukan NO ? bagaimanakan bentuk persamaan laju reaksi lain seperti yang anda jelaskan sebelumnya. Jawab : Hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan konstanta laju reaksi adalah kesetimbangan terjadi apabila laju reaksi ke arah produk sama dengan laju reaksi ke arah reaktan. Reaksi pembentukan NO : Konstanta kesetimbangan atau K dinyatakan sebagai berikut
Dapat dilihat pada contoh reaksi pembentukkan NO
N2 + O2 ↔ 2NO Dengan Kf sebagai Kforward dan Kb sebagai K backward dan x sebagai NO yang terbentuk. Jika dituliskan dalam reaksi maju
Lalu karena kedua persamaan saling berkebalikan, kedua persamaan dapat dikurangkan:
() () [ ] [] Sehingga persamaan saat mencapai kesetimbangan dimana dx/dt=0 [ ] [] Bentuk persamaan laju reaksi lain : 2H2(g) + SO2(g) → 2H2O(g) + S(g)
laju = k [H2][SO2]
d. Salah satu manfaat mempelajari kinetika adalah kita dapat menurunkan satu persamaan laju untuk beberapa tahap reaksi, yang biasa dikenal dengan reaksi rantai. Contohnya adalah reaksi pembentukan HBr dari H 2 dan Br2. Berikanlah langkah-langkah yang jelas untuk dapat menurunkan persamaan laju reaksi dari reaksi tersebut. Jawab : H2 + Br2 → 2 HBr
Laju reaksi berdasarkan eksperimen
⁄ [ ][ ] r HBr = [] []
Mekanisme reaksi yang terjadi sebagai berikut
(1) Inisiasi
: Br
— k1 2Br*
(2) Propagasi
: Br*H2 – k2 HBr + H*
(3) Propagasi
: H*+Br2 –k3 HBr+Br*
(4) Inhibisi
: H*+HBr –k4 H2+Br*
(5) Terminasi : Br*+Br* –k5 Br2 Laju reaksi ditentukan dengan penentuan laju pembentukan HBr sebagai intemediet. HBr terbentuk pada reaksi (1) dan (2), tetapi hilang pada reaksi (4), maka laju pembentukan totalnya
Penyelesaiannya harus dilakukan dengan mengetahui konsentrasi atom brom dan hydrogen, untuk disusun dalam persamaan lajunya dan dianggap dalam keadaan steady: