BAB I PENDAHULUAN
Septum Septum nasi nasi merupa merupakan kan struktu strukturr pada pada hidun hidung g (nasi) (nasi) yang yang terbentu terbentuk k oeh oeh tuang dan tuang ra!an sehingga membagi "a#um nasi men$adi dua bagian yaitu "a#u "a#um m nasi nasi kana kanan n dan dan "a#um "a#um nasi nasi kiri kiri%% Seai Seain n itu itu septu septum m berp berpera eran n sebag sebagai ai penyangga hidung dan mempertahankan bentuk hidung norma% Pada sepertiga atas septum terdapat mukosa penghidu% Sementara pada sisi atera masing&masing septum terdapat struktur yang termasuk kompeks osteomeata sehingga keainan pada septum dapat mempengaruhi 'ungsi norma struktur didekatnya% didekatnya% Berdasarkan 'akta tersebut maka dapat diperkirakan bah!a kondisi patoogis yang ter$adi pada septum akan menimbukan masaah yang dapat meuas ke organ ain seperti sinus hidung dan tenggorokan%
*
De#iasi septum merupakan kondisi dimana ter$adi peraihan posisi septum nasi terhadap posisinya normanya% +ermasuk didaamnya iaah bentuk septum yang tidak urus di tengah "a#um nasi% ,eainan ini dapat mun"u akibat trauma ataupun ataupun pertumbuhan pertumbuhan abnorma pada septum% septum% Dengan Dengan rinoskopi rinoskopi anterior kita dapat menemukan adanya de#iasi pada septum% -ana$emen pada kasus ini dapat se"ara se"ara konser# konser#ati ati'' atau atau akti' akti' (operas (operasi) i) tergan tergantun tung g pada pada keadaa keadaan n kinis kinis pasien pasien berat&ringannya de#iasi yang ter$adi dan kompikasi yang mun"u akibat kondisi tersebut% *.
1
BAB II +IN/AUAN PUS+A,A
*% Anatomi Septum nasi merupakan struktur pada hidung (nasi) yang membagi "a#um nasi men$adi dua bagian yaitu "a#um nasi kanan dan "a#um nasi kiri% Septum dibentuk oeh tuang dan tuang ra!an% Bagian tuang adaah amina perpendikuaris os etmoid #omer krista nasais os maksia dan krista nasais os paatina% Bagian tuang ra!an adaah kartiago septum (amina kuadranguaris) dan koumea% Septum diapisi oeh perikondrium pada bagian tuang ra!an dan periosteum pada bagian tuang sedangkan diuarnya diapisi oeh mukosa hidung%0 Bentuk septum norma iaah urus di tengah rongga hidung tetapi pada orang de!asa biasanya septum nasi tidak urus sempurna di garis tengah% De#iasi septum yang ringan tidak akan menimbukan gangguan namun bia de#iasi "ukup berat maka akan menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung% Dengan demikian dapat mngganggu 'ungsi hidung dan menyebabkan kompikasi% *
2
1ambar% De#iasi septum yang ter$adi pada masa pertumbuhan% A% Disokasi septum ke nostri kiri% B% de#iasi pun"ak hidung ke kanan B% skema diagram de'ormitas septum yang menun$ukkan bagian hidung yang ikut meengkung bersaa tuang ra!an% D% Penampang atera septum%0 *%* De'inisi De#iasi septum merupakan kondisi dimana ter$adi peraihan posisi septum nasi terhadap posisinya normanya% +ermasuk didaamnya iaah bentuk septum yang tidak urus di tengah "a#um nasi% *
*%. Etioogi Penyebab yang paing sering adaah trauma dimana dapat merupakan trauma sesudah ahir saat proses persainan ataupun pada masa intrauterin% Penyebab ainnya iaah ketidakseimbangan pertumbuhan% +uang ra!an septum nasi terus tumbuh meskipun batas superior dan in'erior teah menentap% Dengan demikian ter$adiah de#iasi septum nasi%*.
*%0 Bentuk de'ormitas +erdapat empat bentuk de'ormitas septum nasi yaitu2 . a% De#iasi% De#iasi septum nasi berbentuk huru' 3 dan S b% Disokasi% Bagian ba!ah tuang ra!an septum nasi keuar dari krista maksiaris dan masuk ke daam rongga hidung "% Penon$oan% Penon$oan tuang atau tuang ra!an berbentuk krista dan spina% Bentuk krista berupa penon$oan yang meman$ang dari depan ke beakang% Bentuk spina berupa penon$oan yang run"ing dan pipih%
3
d% Sinekia%
Sinekia
pertemuan
dan
de#iasi
atau
dengan
konka
dihadapannya%
merupakan
perekatan
krista
antara
septum
nasi Bentuk
yag ini
nasi
berada akan
menambah beratnya obstruksi%
+erdapat kasi'ikasi ain untuk menggambarkan $enis de#iasi pada kasus de#iasi septum yaitu24 +ipe I2 garis tengah septum atau de#iasi ringan pada bidang hori5onta atau #ertika% +ipe II2 de#iasi #ertika anterior +ipe III2 de#iasi #ertika posterior ( ostium meata dan area konka media) +ipe I62 septum berbentuk huru' 7s8 +ipe 62 ta$i hori5onta pada satu sisi dengan atau tanpa de#iasi tinggi pada sisi kontraatera +ipe 6I2 tipe 6 dengan aur yang daa pada sisi "ekung +ipe 6II2 kombinasi dari ebih tipe pad tipe II& I6% De#iasi ditandai sebagai kanan atau kiri% *%4 Diagnosis a% Anamnesis ,euhan yang paing sering iaah sumbatan pada hidung bisa uniatera dan biatera% ,euhan ain iaah rasa nyeri di kepaa dan disekitar mata gangguan pen"iuman sinusitis dan otitis media beruang% Pada de#iasi bentuk spina keuhan dapat berupa epistaksis% Peru $uga ditanyakan mengenai ri!ayat trauma sebagai saah satu predisposisi ter$adinya de#iasi septum%*. b% Pemeriksaan 'isik Pada rinoskopi anterior dapat di$umpai angsung adanya de#iasi septum% Seain itu dapat tampak hipertro'i pada konka ipsiatera kontraatera ataupun biatera% Dari pemeriksaan ini dapat diketahui $enis de#iasi% Bia keuhan teah berangsung "ukup ama sehingga menimbukan kompikasi ke sinus dan
4
teinga maka dapat di$umpai adanya tanda&tanda sinusitis ataupun otitis media% *.
5
"% Pemeriksaan penun$ang Dapat diakukan endoskopi seperti pada gambar di ba!ah ini untuk menentukan $enis de#iasi yang ter$adi% 9oto rontgen :ater;s dapat $uga diakukan bia pasien datang dengan keuhan sesuai sinusitis%.0
1ambar% A% +ampakan endoskopi septum nasi yang berde#iasi ke arah kiri obstruksi sebagian $aan na'as% B% +ampakan endoskopi ta$i tuang septum yang menyentuh konka in'erior sehingga menyebabkan epistaksis% *%< -edikasi Pada prinsipnya terapi medikamentosa adaah bersi'at simptomatis tergantung pada ge$aa yang dikeuhkan oeh pasien% Diberikan pada pasien dengan keuhan ringan sementara pada keuhan berat diakukan koreksi de#iasi septum%
.0
,eompok obat yang dapat diberikan pada kasus ini adaah2 a% Dekongestan dapat mengurangi hidung tersumbat men$amin terbukanya $aan na'as pada kedua sisi b% Antihistamin dapat digunakan untuk men"egah ge$aa&ge$aa aergi termasuk hidung berair% Digunakan pada de#iasi septum karena mukus dapat membok intasan hidung yang menimbukan ketidaknyamanan dan bahkan in'eksi sinus "% ,ortikosteroid untuk mengurangi in'amasi pada hidung dan men"egah bok nasa oeh mukus dn ke$adian in'eksi sinus d% Antibiotik $ika didapat in'eksi sekunder Bedah +erapi bedah diker$akan ketika ge$aa men$adi persisten dan atau susah untuk diobati (sinusitis kronik suit berna'as mendengkur hebat atau apneu)% =perasi biasanya diker$akan dengan dua $enis yaitu2 6
a% >eseksi submukosa Pada operasi ini mukoperikondrium dan mukoperiosteum kedua sisi diepaskan dari tuang ra!an dan tuang septum% Bagian tuang atau tuang ra!an dari septum kemudian diangkat sehingga mukoperikondrium dan mukoperiosteum sisi kiri dan kanan akan angsung bertemu di garis tengah% >eseksi submukosa dapat menyebabkan kompikasi seperti ter$adinya hidung peana ( saddle nose) akibat turunnya pun"ak hidung oeh karena bagian atas septum terau banyak diangkat% Seteah kartiago diangkat hidung ditampon (biasanya *0 $am) untuk memastikan septum berada pada posisi yang sesuai% +ehnik ini biasanya diakukan dengan anestesi genera% .0 b% Septopasti Pada operasi ini tuang ra!an yang bengkok direposisi% Hanya bagian yang berebihan sa$a yang dikeuarkan% Dengan "ara ini dapat di"egah kompikasi yang mungkin timbu pada operasi S->% =perasi ini kurang in#asi' dibanding S-> dan sering diakukan dengan anestesi oka% Seteah kartiago diangkat dan septum berada di garis tengah tampon dimasukkan ke daam hidung untuk men$aga septum tetap di tempatnya (biasanya seama ? hari) sampai septum menyembuh% Seama periode ini hidung harus diindungi dari trauma% .0 ,ompikasi operasi antara ain2 *0 a% Hematoma Ini merupakan kompikasi yang $arang tapi bia kompikasi ini mun"u butuh penanganan yang segera% Hematom dapat membentuk ruang antara kartiago dan mukoperikondrium sehingga menghambat supai darah ke kartiago% ,artiago yang a#askuer dapat bertahan hingga . hari% ,artiago diresorpsi ketika kondrosit mati yang dapat menyebabkan per'orasi septum dan hidung kehiangan
penyangganya%
>esiko
hematom
dapat
dikurangi
dengan
menggunakan kapas atau tampon% b% In'eksi Sama seperti kompikasi hematom in'eksi dapat menyebabkan resorpsi kartiago septais% Drainase dan antibiotik dapat meminimaisir resiko in'eksi% In'eksi pas"a septopasti dapat ter$adi pada pasien imunokompromise% "% ,ebo"oran "airan serebrospina
7
,ebo"oran 3S9 $arang ter$adi namun merupakan kompikasi yang sangat serius% ,ompikasi ini biasanya ter$adi akibat kerusakan pada empeng kribri'ormis% Adanya ge$aa meningitis seperti sakit kepaa 'oto'obia kaku kuduk dan demam merupakan kondisi yang kritis "% =bstruksi nasa =bstruksi menetap dapat disebabkan oeh edema postoperasi yang mungkin disebabkan oeh sisa de#iasi yang tidak dikoreksi pada saat operasi% Dapat pua terbentuk sinekia pada tempat mukosa mengaami "edera% d% Per'orasi septum -erupakan kompikasi $angka pan$ang% De'ek dikoreksi dengan berbagai ma"am penutup mukosa bia de'ek @4 "m% e% De'ormitas nasa kosmetik -erupakan kompikasi S-> dan sisa de#iasi septum bentuk L yang tidak adekuat untuk menopang septum% '% Anosmia -erupakan kompikasi yang $arang ter$adi dan biasanya sementara% ,ongesti pada kedua mukosa septum atau akumuasi "airan serous berdarah di ba!ah mukoperikondria dapat mengobstruksi airan udara ke regio o'aktorius yang menyebabkan mun"unya ge$aa anosmia%
8
BAB III LAP=>AN ,ASUS
A.
Identitas Pasien
Nama
2 +n% N
Usia
2 .* tahun
Peker$aan
2 :iras!asta
No ->
2 ?*?
:aktu pemeriksaan
2 ** /anuari *<
B.
Anamnesa % ,euhan utama2 Pasien datang dengan keuhan hidung tersumbat *% >i!ayat penyakit sekarang2 Pasien datang ke Poi +H+ >SUD +ugure$o dengan keuhan hidung tersumbat pada hidung sebeah kanan se$ak * buan yang au% ,euhan ini sudah sering timbu se$ak . tahun yang au terutama seteah terpapar debu% Biasanya hidung tersumbat disertai hidung berair dan bersin&bersin% ,etika hidung berair ingus ber!arna bening dan en"er% Pasien mengatakan $ika hidung tersumbat pasien periksa ke dokter dan diberi obat keuhan akan hiang% Namun se$ak * buan yang au keuhan hidung tersumbat menetap !aaupun keuhan hidung berair teah teratasi% ,adang&kadang timbu sesak napas dan hiang ketika minum obat asma% ,euhan sesak na'as dengan suara na'as yang men"iut ini timbu se$ak usia 4 tahun dan timbunya bia kontak dengan debu udara dingin dan udara yang pengap% Serangan asma terakhir < buan yang au% +idak terdapat keuhan badan bento gata pada mata teinga penuh nyeri pada !a$ah pusing demam batuk dan gangguan membau% .% >i!ayat penyakit dahuu2 >i!ayat hipertensi • >i!ayat asma • >i!ayat aringitis •
2 disangka 2 diakui 2 diakui
9
• • • • • •
>i!ayat aergi >i!ayat gastritis >i!ayat diabetes meitus >i!ayat sinusitis >i!ayat teinga keuar "airan >i!ayat trauma kepaa dan eher
2 diakui (aergi debu) 2 disangka 2 disangka 2 disangka 2 disangka 2 disangka
0% >i!ayat penyakit keuarga2 Pasien mengatakan ayah pasien memiiki ri!ayat asma%
4% >i!ayat pribadi dan sosia ekonomi >i!ayat merokok 2 diakuipasien merokok * bungkus • •
sehari >i!ayat minum akoho
2 disangka
Pasien beker$a sebagai !iras!asta biaya pengobatan ditanggung BP/S
C.
Pemeriksaan 'isik % Status generais ,eadaan umum 2 baik • ,esadaran 2 "ompos mentis • +anda #ita • +ekanan darah 2 C mmHg Perna'asan 2 Cmenit Suhu 2 .<.F Nadi 2 Cmenit Berat badan 2 kg • ,uit 2 dbn • ,epaa dan eher 2 dbn • -ata 2 dbn • /antung dan paru 2 dbn •
*% Status Lokais Pemeriksaan telinga No %
Pemeriksaan
+einga kanan
+einga kiri
+einga
10
% *%
+ragus Daun teinga
Nyeri tekan (&) edema (&) Bentuk dan ukuran daam
Nyeri tekan (&) edema (&) Bentuk dan ukuran daam
batas norma hematoma (&) batas norma hematoma (&) .%
Liang teinga
nyeri tarik aurikua (&) nyeri tarik aurikua (&) Serumen (&) hiperemis (&) Serumen (&) hiperemis (&) 'urunke
0%
-embran timpani
(&)
edema
(&) 'urunke
(&)
edema
(&)
otorhea (&)
otorhea (&)
>etraksi (&) buging (&)
>etraksi
(&)
buging
(&)
(&) hiperemi
(&)
edema
(&)
hiperemi
(&) edema
per'orasi (&) "one o' ight per'orasi (&) "one o' ight (G) (G)
11
Pemeriksaan hidung
Pemeriksaan Hidung Hidung uar
Hidung kanan
Hidung kiri
Bentuk (norma) hiperemi (&)
Bentuk (norma) hiperemi (&)
nyeri tekan (&) de'ormitas (&)
nyeri tekan (&) de'ormitas (&)
6estibuum nasi
Norma ukus (&)
Norma ukus (&)
3a#um nasi
Bentuk (norma) mukosa pu"at
Bentuk
(G) hiperemia (&)
pu"at (G) hiperemia (&)
Edema (G) mukosa hiperemi (&)
Edema (G) mukosa hiperemi
>inoskopi anterior
,onka nasi in'erior
(norma)
mukosa
(&) ,onka nasi media
Edema (G) mukosa hiperemi (&)
Hipertro'i (G) mukosa hiperemi (&)
Septum nasi
De#iasi (G) huru' (") kearah De#iasi (G) huru' (") kearah kiri perdarahan (&) ukus (&)
Pemeriksaan sinus
kiri perdarahan (&) ukus (&)
Nyeri tekan pada pipi bagian kanan (&)%
Pemeriksaan Tenggorokan
Bibir -uut 1eigi Lidah U#ua Paatum moe 9aring +onsia paatine 9ossa +onsiaris
-ukosa bibir basah ber!arna merah muda (N) -ukosa muut basah ber!arna merah muda Norma +idak ada ukus pseudomembrane (&) Bentuk norma hiperemi (&) edema (&) pseudomembran (&) Ukus (&) hiperemi (&) -ukosa hiperemi (&) re'e muntah (G) membrane (&) sekret (&) ,anan + hiperemi (&)
,iri + hiperemi (&)
dan Arkus 9aringeus
12
D.
Diagnosis % Hipertro'i konka *% Septum de#iasi .% Suspe"t rhinitis aergi
E.
Diagnosis Banding DD Hipertro'i konka DD rhinitis aergi
Poip Nasi
rhinitis #asomotor
F.
Pemeriksaan penun$ang
&
9oto >ontgen :aters Hasi >ontgen
G.
Sinusitis maksiaris detra (minima)
>en"ana +erapi % -edikamentosa Antihistamin +er'enidin *< mg • Dekongestan Pseudoe'edrin .. mg • ,ortikosteroid topika +riamsinoon* kai semprot tiap •
ubang hidung sehari *% =perati' ,onka reduksi • Septum koreksi •
DA9+A> PUS+A,A
13
% Ni5ar Nuty :% -angunkusumo Endang% **% Kelainan Septum;% Daam2 Soepardi et a (eds)% Buku Ajar Ilmu Kesehatan; Teling, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher ;% Baai Penerbit 9,UI2 /akarta *% Pasha >% -arks Ste#en 3% Nasal Anatomi A!normalities;% In2 Pasha >% (eds)% "tolar#ngolog# Head & Nek Surger#;% Singuar +homson Learning% .% 1re#er 1erhards% *% $iseases o% the Nose, Paranasal Sinuses and ae ;% In2 Probst >udo' et a (eds)% Basi "torhinolar#ngolog#;% +hieme 0% Lund 6aiere /% *% Aut and 'hroni Nasal $isorder % In2 Sno! /ames B% Baenger /hon /a"ob% Ballenger(s) "torhinolar#ngolog# Head and Nek Surger#;% B" De"ker2 =ntario 4% >ao /% /anardhan et a% *?% 'lassi%iation o% Nasal Septal $e*iations+ elation to Sinonasal Patholog#;% Indian /ourna o' =toaringoogy and Head and Ne"k Surgery #o 4? No .%
14