EKONOMI SYARIAH HARTA DALAM PERSPEKTIF PERSPEKT IF SYARIAH SYARIAH
KELOMPOK 6:
Bella Dw Dwi S. Nur Ahmad Ahmad Nelly Agusti Agusti "eri "eri #ha #hadr draa S.
(13080694015) (13080694045) (1308069405!) (130 (13080 8069 6940 4091 91))
UNIVERSITA UNIVERSI TAS S NEGERI NEGE RI SURABAY SU RABAYA A FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI AKUNTANSI 2015
HARTA DALAM PERSPEKTIF SYARI’AH
1.1
Pengertian Harta Dalam kamus bahasa Indonesia harta berarti : barang seperti uang
atau benda lain yg menjadi kekayaan; harta juga merupakan barang yang menjadi milik seseorang. Dalam pengertian umum, harta dipahami sebagai sesuatu yang memiliki nilai ekonomis, baik yang berupa benda ataupun manfaat/jasa. Dengan kata lain harta adalah sesuatu yang dapat dikumpulkan, dimanfaatkan dan dimiliki oleh manusia. Dari denisi ini maka: buah-buahan seperti anggur, apel, mangga, alpukat adalah harta. Binatang ternak atau piaraan seperti ayam, kambing, sapi, bahkan babi juga termasuk harta. inuman seperti teh, kopi, sirup, bir, tuak dan minuman keras juga termasuk harta, karena semua itu memiliki nilai ekonomis dan dapat dikuasai. Ini adalah pandangan ekonomi kon!ensional tentang harta. Dalam bahasa "rab #Islam$ harta dikenal sebagai Maal. Maal berarti %&egala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok berupa kekayaan, atau barang perdagangan, rumah, uang, he'an dan lain sebagainya yang (enderung ingin dimiliki, dikuasai dan dimanfaatkan oleh manusia. )engertian harta yang dimaksudkan dalam *i+h Islam, adalah harta yang memiliki nilai se(ara syariah atau yang disebut dengan %maalun mutaqawwam. aksud dari beberapa ketentuan islam tentang harta adalah seperti: ke'ajiban mengeluarkan akatnya, perintah untuk menginfakkan sebagiannya, larangan men(uri dari orang lain serta memindahkan kepemilikannya melalui berbagai akad dalam +h Islam. etentuan ini hanya berlaku bagi maalun mutaqawwam. ontohnya adalah seseorang yang memiliki khamr dalam jumlah banyak, maka tidak di'ajibkan
mengeluarkan
akatnya,
tidak
diperintahkan
untuk
menginfakkan sebagian khamr kepada orang lain, tidak dianggap men(uri jika ada orang lain yang merusak/mengambil tanpa ijin #hukumannya bukan sebagai pen(uri, meskipun boleh jadi dianggap melakukan pelanggaran tetapi tidak dianggap sebagai pen(uri yang hukumannya adalah potong tangan$, dan tidak boleh diperjual belikan. &elain khamr, (ontoh lainnya adalah pakaian yang mempertontonkan aurat, ataupun alat-alat maksiat lain seperti 0D porno, musik porno, alat-alat perjudian,
dan menye'akan tempat untuk maksiat. enurut ekonomi kon!ensioal alat-alat maksiat tersebut akan dikategorikan sebagai harta karena memiliki nilai ekonomis, akan tetapi dalam +h islam tidak dapat disebut sebagai harta, atau disebut harta tetapi tidak memiliki nilai
#maalun
ghoiru mutaqawwam$ sehingga nilai akutansinya adalah nol, karena
benda-benda
tersebut
tidak
halal
dimanfaatkan,
dan
tidak
boleh
ditransaksikan. 1arta memiliki fungsi antara lain sebagai berikut: a$ b$ ($ d$ e$ f$ g$
esempurnaan ibadah emelihara keimanan dan keta+'aan kepada "llah &23. enyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat Bekal men(ari dan mengembangkan ilmu eharmonisan hidup bernegara dan bermasyarakat 4ntuk memutar peranan-peranan kehidupan 4ntuk menumbuhkan silaturrahim
1.2
telah
Kedudukan Harta e(enderungan manusia terhadap harta merupakan trah. 1al ini
dinyatakan
di
dalam
"l
5ur6an
#5&.
"li
Imran:78$
yang
artinya: %Dijadikan Indah pada pandangan manusia ke(intaan pada apaapa yang diingini, yaitu: 'anita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sa'ah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi "llah-lah tempat kembali yang baik. etika manusia memiliki ke(enderungan trah terhadap harta, maka Islam memberikan aturan terhadap kedudukan harta bagi kehidupan •
manusia dalam pandangan Islam yang diuraikan sebagai berikut: )emilikan terletak pada pemilikan kemanfaatannya dan bukan menguasai
•
se(ara mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi. 1arta sebagai amanah atau titipan #as a trust$ dari "llah &23. anusia hanyalah
pemegang
amanah
karena
mengadakan benda dari tiada. arena
memang
merupakan
tidak
mampu
sebuah
amanah
maka harus dipertanggungja'abkan di hadapan "llah s't, sehingga manusia tidak memiliki kebebasan tanpa batas dalam mengelola harta •
yang ada dalam kekuasaannya. 1arta sebagai perhiasan hidup yang memungkinkan manusia bisa menikmatinya dengan baik dan tidak berlebih-lebihan.
•
1arta sebagai ujian keimanan. 1al ini terutama menyangkut soal (ara mendapatkan dan
•
Islam ataukah tidak #5&. "l "nfal:9$. 1arta sebagai bekal ibadah, yakni untuk melaksanakan perintah-ya dan melaksanakan
•
memanfaatkannya, apakah sesuai dengan ajaran
mu6amalah di antara sesama manusia, melalui kegiatan
akat, infa+, dan shadaah #5.&. "t 3aubah: 87; <=; "li Imran:7>>$. )emilikan harta dapat dilakukan antara lain melalui usaha #a6mal$ atau mata pen(aharian
•
#ma6isyah$ yang halal dan sesuai dengan aturan-
aturan-ya. Dilarang men(ari harta, berusaha, atau bekerja yang dapat melupakan kematian #5.&. "t
3akatsur:7-9$, melupakan dikrullah #tidak ingat
kepada "llah dengan segala ketentuan-
ya
#5&.
melupakan shalat dan akat #5&. "n ur:>@$, dan •
"l
una+un:?$,
memusatkan
kekayaan hanya pada sekelompok orang kaya saja #5&. "l 1asyr:@$. Dilarang menempuh usaha yang haram, seperti kegiatan riba #5&. "l Ba+arah:9@>-97$,
perjudian, jual beli barang yang dilarang atau
haram #5&. "l aidah:?=-?7$, men(uri,
merampok, penggasaban #5&. "l
aidah: >$, (urang dalam takaran dan timbangan
#5&. "l utahAn:7-
<$, melalui (ara-(ara yang bathil dan merugikan #5&. "l Ba+rah: 7$, dan melalui suap menyuap #1. Imam "hmad$. edudukan harta
dan
ekonomi
dalam
Islam
menunjukkan bah'a
kepemilikan harta bagi manusia merupakan dorongan trah yang dibatasi oleh ketentuan-ketentuan syariah agar memberikan kemanfaatan bagi kehidupannya. 1.3
Jeni!Jeni Harta
lasikasi jenis-jenis harta : 7$
Ditinjau dari segi boleh atau tidaknya suatu harta dimanfaatkan menurut ketentuan syarCah, maka harta dibagi menjadi dua, yaitu: Mutaqawwam dan Ghairu Mutaqawwam. Mutaqawaam adalah
harta
yang
memiliki
nilai
ekonomis
menurut
syariah,
boleh
dimanfaatkan menurut syariah seperti pakaian sholat, daging kambing yang disembelih sesuai ketentuan, uang yang didapatkan melalui (ara yang halal. &edangkan Ghairu Mutaqawaam adalah harta #menurut
ekonomi non Islam$ yang tidak memiliki nilai dan atau tidak boleh dimanfaatkan
menurut
mempertontonkan
syariah
seperti
aurat, alat-alat
khamr,
perjudian
dan
pakaian
yang
tempat-tempat
pela(uran. 9$
Ditinjau dari segi tempatnya, harta juga dibagi menjadi 9 ma(am yaitu: Iqoor EFG dan Manqul HFJK. Iqoor adalah benda-benda yang tidak bergerak seperti: lahan tanah, dan property. &edangkan Manqul adalah benda-benda yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, baik keadaan bendanya berubah atau tidak berubah
seperti mobil, komputer, makanan, dan sebagainya. >$ Ditinjau dari (ara pemanfaatannya, harta dibagi menjadi dua ma(am yaitu: Istihlaaki dan Isti'maali . Istihlaaki adalah harta yang dimanfaatkan dengan (ara "merusaknya" yakni apabila dipakai maka benda
tersebut
akan
berkurang
atau
habis
seperti
makanan,
minuman, tinta dan bahan bakar. &edangkan Isti’maali adalah harta yg
bisa
dimanfaatkan
tanpa
%merusak
harta
tersebut,
jika
dimanfaatkan maka benda tersebut tidak harus berkurang atau habis seperti rumah dan tanah. 8$
itsli dan 5iimi . Maal Mitsli adalah harta yang memiliki kemiripan dengan yang
lainnya, misalnya mobil merek " tipe ", sepeda motor merek B tipe B,artinya ada benda yang sama dengan benda tersebut, sehingga jika benda tersebut rusak atau habis maka kita bisa mendapatkan harta yang sama #mitslahu$. &edangkan Maal Qiimi adalah benda yang tidak ada benda lain yang serupa dengannya, tetapi ada benda lain yang nilainya serupa misalnya adalah ikan hias, dan benda antik. Lika benda-benda ini rusak, kita
tidak akan mendapatkan harta yang
sama, tetapi bisa mendapatkan harta lain yang nilainya sepadan dengan harta tersebut.
1."
Ke#e$i%ikan
alimat %milkiyah% menurut
bahasa
berarti
memiliki
atau
mempunyai sesuatu. Milkiyah dapat juga diartikan dengan memiliki sesuatu
dan
sanggup
&edangkan milkiyah
bertindak
menurut
se(ara
hukum
bebas
syara6
terhadapnya.
membenarkan
bagi
pemiliknya untuk bertindak terhadap barang miliknya sekehendaknya, ke(uali ada hal yang menghalanginya. Islam memiliki pandangan yang khas mengenai masalah harta di mana setiap bentuk kekayaan pada hakikatnya adalah milik "llah &23. Demikian juga harta atau kekayaan di alam semesta ini yang telah dianugerahkan
semua
untuk
manusia,
sesungguhnya
merupakan
pemberian dari "llah kepada manusia untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan seluruh umat manusia sesuai dengan kehendak "llah &23. )andangan ini bertolak belakang dengan pandangan kapitalisme maupun sosialisme yang keduanya berakar pada pandangan yang sama yaitu materialisme. "rtinya kekayaan yang dimiliki seseorang adalah hak milik mutlak baginya yang kemudian melahirkan pandangan kebebasan kepemilikan sebagai bagian dari pandangan hak asasi manusia #1"$. Dalam pandangan islam, hak milik dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: 7. epemilikan indi!idu (Milkiyah fardhiyah), epemilikan
indi!idu adalah
memanfaatkan
suatu
kepemilikan (Asbab
barang
iin
syariat
melalui
at-tamalluk) ini!idu
pada
lima yaitu,
indi!idu
sebab
untuk
kepemilikan
bekerja (al-‘amal),
pe'arisan #kholayah), keperluan harta untuk mempertahankan hidup, pemberian negara (i’ thau ad-daulah) dari hartanya untuk kesejahteraan rakyat berupa tanah pertanian, barang dan uang modal, harta yang diperoleh indi!idu tanpa berusaha seperti hibah, hadiah, 'asiat, diat, mahar,
barang
temuan,
santunan untuk
kekuasaan pemerintah. 9. epemilikan umum (Milkiyah ‘ammah),
khalifah atau pemegang
epemilikan
umum adalah
iin
syariat
kepada
masyarakat
se(ara
bersama-sama memanfaatkan suatu kekayaan berupa barang-barang yang mutlak diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti air, sumber energi #listrik, gas, bat bara, nuklir dan sebagainya$, dan hasil hutan. >. epemilikan negara (milkiyah daulah) epemilikan negara adalah iin syariat atas setiap harta yang hak pemanfaatannya berada di tangan khalifah sebagai kepala negara.
Dalam kaitannya dengan pengaturan kepemilikan atau kekayaan, Islam menetapkan ketentuan yang menyangkut aspek pengelolaan dan pemanfaatannya, yaitu sebagai berikut: a. )emanfaatan kekayaan. "rtinya bah'a kekayaan di bumi merupakan anugerah dari "llah &23 bagi kemakmuran dan kemaslahatan hidup manusia. &ehingga kekayaan yang dimiliki baik dalam lingkup pribadi, masyarakat dan negara harus benarbenar dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan hidup manusia. Islam sangat menentang sikap hidup masyarakat dan kebijakan negara yang membiarkan dan menelantarkan sumber ekonomi dan kekayaan alam. b. )embayaran akat Makat merupakan suatu bentuk istrumen ekonomi yang berlandaskan syariat yang berfungsi untuk menyeimbangkan kekuatan ekonomi di antara masyarakat. Makat merupakan suatu bentuk ketaatan seorang muslim terhadap aturan islam yang berdampak sosial. (. )enggunaan harta benda se(ara berfaedah )emanfaatan sumber-sumber ekonomi harus benar-benar digunakan bagi kesejahteraan manusia
dan
makhluk
hidup
lainnya. Islam
sangat
menentang semua tindakan yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan dan mengan(am kelestarian hidup manusia. d. )enggunaan harta benda tanpa merugikan orang lain
)enggunaan aset ekonomi senantiasa diorientasikan bagi kepentingan hidup
manusia
pemanfaatan
se(ara
sumber
keseluruhan. ekonomi
di
Dalam samping
perspektif esien
ekonomi
juga
harus
men(apai areto o!timality, artinya bah'a sumber daya ekonomi benarbenar dapat digunakan bagi kemaslahatan hidup masyarakat. e. emiliki harta benda se(ara sah 1ak
seseorang
dalam
penggunaan
harta
harus
benar-benar
memerhatikan kaidah syariat. 3idak dibenarkan seseorang menggunakan harta yang bukan miliknya.
1.&
Se'a'!Se'a' Ke#e$i%ikan &ebab-sebab adanya kepemilikan yang ditetapkan oleh hukum
syara6 ada lima ma(am, yaitu: 7. Bekerja (al-‘amal), ekayaan
yang
menghidupkan
diperoleh tanah
yang
melalui
bekerja (al-‘amal) meliputi
mati (ihya’u
al-mawat), men(ari
upaya bahan
tambang, berburu, pialang, pega'ai negeri, atau s'asta. ekayaan juga dapat diperoleh melalui ihyaul ma'at, yaitu membuka lahan baru yang belum pernah dimiliki/dikerjakan orang lain. Ini berarti lahan tersebut belum dipunyai oleh siapapun, misalnya membuka hutan untuk pertanian. 9. holayah Nang dimaksud kholayah disini adalah pe'arisan. >. eperluan harta untuk mempertahankan hidup, 8. )emberian negara (i’ thau ad-daulah) untuk kesejahteraan rakyat berupa tanah pertanian, barang dan uang modal O. 1arta yang diperoleh indi!idu tanpa berusaha seperti hibah, hadiah, 'asiat, diat, mahar, barang temuan, santunan untuk khalifah atau pemegang kekuasaan pemerintah
1.( Per'andingan Per#ekti) Harta Da%a$ Ek*n*$i K*n+eni*na% dan Ek*n*$i I%a$
&emua harta baik benda maupun alat produksi adalah milik "llah sebagaimana rman "llah &23 dalam "l-5ur6an &urah "l Ba+arah #9$ ayat 98 yang artinya, #e!unyaan Allah-lah segala a!a yang ada di langit dan a!a yang ada di bumi$ %an &ika kamu melahirkan a!a yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, nis'aya Allah akan membuat !erhitungan
dengan
kamu
tentang
!erbuatan
itu$
Maka
Allah
mengam!uni sia!a yang dikehendaki-ya dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu*$
&elain itu "llah &23 juga berrman dalam "l-5ur6an &urah "l-1adid #O@$ ayat @ yang artinya, #+erimanlah kamu ke!ada Allah dan asul-ya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah men&adikan kamu menguasainya$ Maka orang-orang yang beriman ke!ada kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya mem!eroleh !ahala yang besar*$
Berdasarkan ayat tersebut yang dimaksud dengan menguasai ialah penguasaan yang bukan se(ara mutlak. 1ak milik pada hakikatnya adalah milik "llah. "kan tetapi, "llah memberi hak kepada manusia untuk memanfaatkannya #hak pakai$ namun pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan orang lain dan dengan ajaran agama. &emua akti!itas ekonomi baik produksi, konsumsi, dan distribusi harus senantiasa dikembalikan kepada aturan-aturan yang telah ditetapkan baik dalam "l-5ur6an maupun &unah. &ementara itu dalam ekonomi kapitalis, kepemilikan bersifat mutlak dan pemanfaatannya pun bebas, sedangkan dalam ekonomi sosialis kepemilikan pribadi tidak diakui, yang ada kepemilikan negara. Makat adalah salah satu karakteristik ekonomi Islam mengenai harta
yang
tidak
terdapat
dalam
perkonomian
lain.
&elain
itu
perekonomian di luar Islam tidak mengenal tuntutan "llah kepada pemilik harta tertentu sebagai pembersih ji'a dari sifat kikir, dengki, dan dendam. Lika dalam ekonomi kon!ensional pemerintah memperoleh pendapatan dari sumber pajak, bea (ukai dan pungutan, maka islam lebih memperkayanya dengan akat, jiyah, kharas #pajak bumi$ dan rampasan perang.
a$
onsep kepemilikan harta kekayaan )andangan tentang kepemilikan harta berbeda antara sistem
ekonomi &osialis dengan sistem ekonomi apitalis serta berbeda juga dengan sistem ekonomi Islam. epemilikan harta #barang dan jasa$ dalam &istem &osialis dibatasi dari segi jumlah #kuantitas$, namun dibebaskan dari segi (ara #kualitas$ memperoleh harta yang dimiliki. "rtinya (ara memperolehnya dibebaskan dengan (ara apapun yang yang dapat dilakukan. &edangkan menurut pandangan &istem Pkonomi apitalis jumlah #kuantitas$ kepemilikan harta indi!idu berikut (ara memperolehnya #kualitas$ tidak dibatasi, yakni dibolehkan dengan (ara apapun selama tidak mengganggu kebebasan orang lain. &edangkan menurut sistem ekonomi Islam kepemilikan harta dari segi jumlah #kuantitas$ tidak dibatasi namun dibatasi dengan (ara-(ara tertentu #kualitas$ dalam memperoleh harta #ada aturan halal dan haram$. Demikian juga pandangan tentang jenis kepemilikan harta. Di dalam sistem ekonomi sosialis tidak dikenal kepemilikan indi!idu #pri!ate property$, yang ada hanya kepemilikan negara #state property$ yang dibagikan
se(ara
merata
kepada
seluruh
indi!idu
masyarakat.
epemilikan negara selamanya tidak bisa dirubah menjadi kepemilikan indi!idu. Berbeda dengan itu di dalam &istem Pkonomi apitalis dikenal kepemilikan indi!idu #pri!ate property$ serta kepemilikan umum #publi( property$. )erhatian &istem Pkonomi apitalis terhadap kepemilikan indi!idu jauh lebih besar dibandingkan dengan kepemilikan umum. 3idak jarang kepemilikan umum dapat diubah menjadi kepemilikan indi!idu dengan jalan pri!atisasi. Berbeda lagi dengan &istem Pkonomi Islam, yang mempunyai
pandangan
bah'a
ada
kepemilikan
indi!idu
#pri!ate
property$, kepemilikan umum #publi( property$ serta kepemilikan negara #state property$. enurut &istem Pkonomi Islam, jenis kepemilikan umum khususnya
tidak
boleh
diubah
menjadi
kepemilikan indi!idu. b$
onsep )engelolaan 1arta ekayaan
kepemilikan
negara
atau
enurut sistem ekonomi kapitalis dan sosialis, harta yang telah dimiliki
dapat
dipergunakan
#konsumsi$
ataupun
di
kembangkan
#in!estasi$ se(ara bebas tanpa memperhatikan aspek halal dan haram serta
bahayanya bagi masyarakat.
&ebagai
(ontoh,
membeli
dan
mengkonsumsi minuman keras #khamr$ adalah sesuatu yang dibolehkan, bahkan upaya pembuatannya dalam bentuk pendirian pabrik-pabrik minuman keras dilegalkan dan tidak dilarang. &edangkan menurut Islam harta yang telah dimiliki, pemanfaatan #konsumsi$ maupun pengembangannya #in!estasi$ 'ajib terikat dengan ketentuan
halal
dan
haram.
Dengan
demikian
maka
membeli,
mengkonsumsi barang-barang yang haram adalah tidak diperkenankan #dilarang$. 3ermasuk juga upaya in!estasi berupa pendirian pabrik barangbarang haram juga dilarang. arena itulah memproduksi, menjual, membeli dan mengkonsumsi minuman keras adalah sesuatu yang dilarang dalam sistem ekonomi Islam.