Karbon Footprint Oleh : Raditya Wahyu W ahyu Imansyah Karbon footprint merupakan ukuran jumlah Gas Rumah Kaca yang terukur dalam satuan karbon dioksida dan dihasilkan dari aktivitas manusia baik itu individu maupun kelompok, biasanya dinyatakan dalam ton CO-eq/tahun. Jejak karbon dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Jejak Karbon Primer Adalah jumlah emisi GRK yang langsung berasal dari pembakaran bahan bakar fosil f osil untuk konsumsi energi dan transportasi. Di seluruh dunia, 82% dari emisi GRK antropogenik yang berupa CO berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. 2. Jejak karbon sekunder Adalah jumlah emisi GRK yang secara tidak langsung dihasilkan dihasilkan selama siklus hidup (life cycle) produk yang digunakan oleh individu atau kelompok. GRK dapat didefinisikan sebagai setiap gas yang memerangkap panas di atmosfer melalui efek rumah kaca. Karena adanya gas rumah kaca di atmosfer kita suhu rata-rata bumi adalah 14⁰C (57⁰F). Tanpa efek rumah kaca, suhu rata -rata atmosfer akan menjadi -19⁰C - 19⁰C ((2,2⁰F). Banyak gasrumah kaca, seperti seperti CO2, CH4, NO, dan H2O, terjadi secara alami Gas Rumah Kaca lainnya, seperti PFC, SF6, merupakan gas rumah kaca sintetis. Sejak awal revolusi industri, konsentrasi atmosfer dari GRK, baik alam dan buatan manusia, telah meningkat. Pembakaran bahan bakar fosil dan perubahan penggunaan lahan seperti deforestasi mengganggu siklus karbon alami, perpindahan karbon dari bentuk padat ke bentuk gas, sehingga meningkatkan konsentrasi karbon dioksida pada atmosfer. Setiap Gas Rumah Kaca seperti CO2, CH4, CFC, dan sebagainya memiliki konsentrasi atmosfer dan kekuatan yang berbeda. Sebuah gas rumah kaca yang potensial dengan konsentrasi atmosfer sangat kecil dapat memberikan konstribusi pada efek rumah kaca secara keseluruhanseperti halnya gas rumah kaca yang lebih lemah dengan konsentrasi atmosfer yang jauh lebih besar. Karena variabilitas ini, jejak karbon yang diukur dalam ton CO-eq, ton Coyang akan menyebabkan tingkat yang sama dari kekuatan radiasi sebagai emisi gas rumah kaca yang diberikan. Dari penjelasan diatas, dinyatakan bahwa setiap kegiatan individu berpengaruh dalam meningkatkan maupun menurunkan nilai Gas Rumah Kaca, meskipun dalam tingkat yang rendah. Dalam hal ini perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi kegiatan yang memiliki tingkat emisi tinggi, misalnya pemakaian Bahan Bakar Fosil. Sebagai contoh: emisi karbon yang saya hasilkan saat ini menggunakan kalkulator karbon sebesar 3,348,623.13 gram CO2-ek dan berkomitmen melakukan pengurangan emisi menjadi 2,396,976.95 gram CO2ek, ek, dengan total pengurangan emisi sebesar 951,646.18 gram CO2-ek (28,42%). Hal ini merupakan langkah kecil dalam mengurangi nilai emisi yang dihasilkan. Komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, yaitu dengan mengurangi pemakaian jumlah bahan bakar pada awal menggunakan bahan bakar Rp. 40.000,- / minggu dapat dikurangi menjadi Rp 38.000,-/ minggu dari turunnya penggunaan bahan bakar fosil dapat menurunkan emisi sebesar 201,93 gr CO 2. Selain itu, usaha untuk menurunkan nilai emisi juga tidak terlepas dari tingginya penggunaan teknologi, misalnya; penggunaan alat-alat listrik seperti lampu, televisi, rice cooker, lemari pendingin, dll. Penggunaan alat-alat tersebut dapat meningkatkan nilai emisi apabila digunakan secara berlebihan, sebagai contoh; penggunaan lampu selama 10 jam memiliki nilai emisi yang tinggi dikarenakan energi listrik yang terpakai, sama halnya
dengan penggunaan alat elektronik yang lain. Semakin tinggi jam pemakaian maka akan menghasilkan nilai emisi yang tinggi. Penggunaan teknologi yang tidak tepat juga dapat mempengaruhi naiknya nilai emisi gas rumah kaca, misalnya penggunaan lampu DOP akan menghasilkan nilai emisi yang lebih tinggi daripada penggunaan lampu LED dengan waktu penggunaan yang sama.