KARBON AKTIF (Tinjauan literatur) Posted: Mei 26, 2008 by admin in slentingan
37 Oleh : arifin_pararaja
Pada abad XV, diketahui bahwa arang aktif dapat dihasilkan melalui komposisi kayu dan dapat digunakan sebagai adsorben warna dari larutan. Aplikasi komersial baru dikembangkan pada tahun 1974 yaitu pada industri gula sebagai pemucat, dan menjadi sangat terkenal karena kemampuannya menyerap uap gas beracun yang digunakan pada Perang Dunia I. Arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu 25- 1000% terhadap berat arang aktif. Karena hal tersebut maka karbon aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Hampir 60% produksi arang aktif di dunia ini dimanfaatkan oleh industri-industri gula dan pembersihan minyak dan lemak, kimia dan farmasi. Karbon atau arang aktif adalah material yang berbentuk butiran atau bubuk yang berasal dari material yang mengandung karbon misalnya batubara, kulit kelapa, dan sebagainya. Dengan pengolahan tertentu yaitu proses aktivasi seperti perlakuan dengan tekanan dan suhu tinggi, dapat diperoleh karbon akt if yang memiliki permukaan dalam yang luas. Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan akt ifasi dengan bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan
demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif. Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya arang aktif di kemas dalam kemasan yang kedap udara. Sampai tahap tertentu beberapa jenis arang aktif dapat di reaktivasi kembali, meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai. Reaktifasi karbon aktif sangat tergantung dari metode aktivasi sebelumnya, oleh karena itu perlu diperhatikan keterangan pada kemasan produk tersebut. Gambar. 1 Struktur karbon aktif. Karbon aktif tersedia dalam berbagai bentuk misalnya gravel misalnya gravel , pelet (0.8-5 mm) lembaran fiber, bubuk ( PAC PAC : powder active carbon, 0.18 mm atau US mesh 80) dan butiran butiran kecil (GAC (GAC : Granular Active carbon, 0.2-5 mm) dsb. Serbuk karbon aktif PAC lebih mudah digunakan dalam pengolahan air dengan sistem pembubuhan yang sederhana. Serbuk (powder) Serbuk (powder) Butiran (granule) Bongkahan (gravel) Pelet Gambar. 2 Bentuk karbon karbo n aktif. Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah ataupun mineral yang mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktif, bahan tersebut antara lain: tulang, kayu lunak, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa, sabut kelapa, ampas penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, kayu keras dan batubara. Di negara tropis masih dijumpai arang yang dihasilkan secara tradisional yaitu dengan menggunakan drum atau lubang dalam tanah, dengan tahap pengolahan sebagai berikut: bahan yang akan dibakar dimasukkan dalam lubang atau drum yang terbuat dari plat besi. Kemudian dinyalakan sehingga bahan baku tersebut terbakar, pada saat pembakaran, drum atau lubang ditutup sehingga hanya ventilasi yang dibiarkan terbuka. lni bertujuan sebagai jalan keluarnya asap. Ketika asap yang keluar berwarna kebiru biruan, ventilasi ditutup dan dibiarkan selama kurang lebih kurang 8 jam atau satu
demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif. Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya arang aktif di kemas dalam kemasan yang kedap udara. Sampai tahap tertentu beberapa jenis arang aktif dapat di reaktivasi kembali, meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai. Reaktifasi karbon aktif sangat tergantung dari metode aktivasi sebelumnya, oleh karena itu perlu diperhatikan keterangan pada kemasan produk tersebut. Gambar. 1 Struktur karbon aktif. Karbon aktif tersedia dalam berbagai bentuk misalnya gravel misalnya gravel , pelet (0.8-5 mm) lembaran fiber, bubuk ( PAC PAC : powder active carbon, 0.18 mm atau US mesh 80) dan butiran butiran kecil (GAC (GAC : Granular Active carbon, 0.2-5 mm) dsb. Serbuk karbon aktif PAC lebih mudah digunakan dalam pengolahan air dengan sistem pembubuhan yang sederhana. Serbuk (powder) Serbuk (powder) Butiran (granule) Bongkahan (gravel) Pelet Gambar. 2 Bentuk karbon karbo n aktif. Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah ataupun mineral yang mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktif, bahan tersebut antara lain: tulang, kayu lunak, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa, sabut kelapa, ampas penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, kayu keras dan batubara. Di negara tropis masih dijumpai arang yang dihasilkan secara tradisional yaitu dengan menggunakan drum atau lubang dalam tanah, dengan tahap pengolahan sebagai berikut: bahan yang akan dibakar dimasukkan dalam lubang atau drum yang terbuat dari plat besi. Kemudian dinyalakan sehingga bahan baku tersebut terbakar, pada saat pembakaran, drum atau lubang ditutup sehingga hanya ventilasi yang dibiarkan terbuka. lni bertujuan sebagai jalan keluarnya asap. Ketika asap yang keluar berwarna kebiru biruan, ventilasi ditutup dan dibiarkan selama kurang lebih kurang 8 jam atau satu
malam. Dengan hati-hati lubang atau dibuka dan dicek apakah masih ada bara yang menyala. Jika masih ada yang atau drum ditutup kembali. Tidak dibenarkan mengggunakan air untuk mematikan bara yang sedang menyala, karena dapat menurunkan kwalitas arang. Akan tetapi secara umum proses pembuatan arang aktif dapat dibagi dua yaitu: 1. Proses Kimia. Bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu, kemudian dibuat padat. Selanjutnya padatan tersebut dibentuk menjadi batangan dan dikeringkan serta dipotong potong. Aktifasi dilakukan pada temperatur 100 °C. Arang aktif yang dihasilkan, dicuci dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur 300 °C. Dengan proses kimia, bahan baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan bahan-bahan kimia. 2. Proses Fisika Bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang tersebut digiling, diayak untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara pemanasan pada temperatur 1000 °C yang disertai pengaliran uap. Proses fisika banyak digunak an dalam aktifasi arang antara lain : a. Proses Briket: bahan baku atau arang terlebih dahulu dibuat briket, dengan cara mencampurkan bahan baku atau arang halus dengan ³ter´. Kemudian, briket yang dihasilkan dikeringkan pada 550 °C untuk selanjutnya diaktifasi dengan uap. b. Destilasi kering: merupakan suatu proses penguraian suatu bahan akibat adanya pemanasan pada temperatur tinggi dalam keadaan sedikit maupun tanpa udara. Hasil yang diperoleh berupa residu yaitu arang dan destilat yang terdiri dari campuran metanol dan asam asetat. Residu yang dihasilkan bukan merupakan karbon murni, tetapi masih mengandung abu dan ³ter´. Hasil yang diperoleh seperti metanol, asam asetat dan arang tergantung pada bahan baku yang digunakan dan metoda destilasi. Diharapkan daya serap arang aktif yang dihasilkan dapat menyerupai atau lebih baik dari pada daya serap arang aktif yang diaktifkan dengan menyertakan bahan-bahan kimia. Juga dengan cara ini, pencemaran lingkungan sebagai akibat adanya penguraian senyawa-lenyawa kimia dari bahan-bahan pada saat proses pengarangan dapat diihindari. Selain itu, dapat dihasilkan asap cair sebagai hasil pengembunan uap hasil penguraian senyawa-senyawa organik dari bahan baku.
Ada empat hal yang dapat dijadikan batasan dari penguraian komponen kayu yang terjadi karena pemanasan pada proses destilasi kering, yaitu: 1. Batasan A adalah suhu pemanasan sampai 200 °C. Air yang terkandung dalam bahan baku keluar menjadi uap, sehingga kayu menjadi kering, retak-retak dan bengkok. Kandungan karbon lebih kurang 60 %. 2. Batasan B adalah suhu pemanasan antara 200-280 °C. Kayu secara perlahan ± lahan menjadi arang dan destilat mulai dihasilkan. Warna arang menjadi coklat gelap serta kandungan karbonnya lebih kurang 700%. 3. Batasan C adalah suhu pemanasan antara 280-500 °C. Pada suhu ini akan terjadi karbonisasi selulosa, penguraian lignin dan menghasilkan ³ter´. Arang yang terbentuk berwarna hitam serta kandungan karbonnya meningkat menjadi 80%. Proses pengarangan secara praktis berhenti pada suhu 400 °C. 4. Batasan D adalah suhu pemanasan 500 °C, terjadi proses pemurnian arang, dimana pembentukan ³ter´ masih terus berlangsung. Kadar karbon akan meningkat mencapai 90%. Pemanasan diatas 700 °C, hanya menghasilkan gas hidrogen. Namun secara umum dan sederhana proses pembuatan arang aktif terdiri dari tiga tahap yaitu: 1. Dehidrasi : proses penghilangan air dimana bahan baku dipanaskan sampai temperatur 170 °C. 2. Karbonisasi : pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu diatas 170°C akan menghasilkan CO, CO2 dan asam asetat. Pada suhu 275°C, dekomposisi menghasilkan ³ter´, metanol dan hasil samping lainnya. Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400 ± 600 0C 3. Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap atau CO2 sebagai aktifator. Proses aktifasi merupakan hal yang penting diperhatikan disamping bahan baku yang digunakan. Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul ± molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan
berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Metoda aktifasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang aktif adalah: 1. Aktifasi Kimia. Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan pemakian bahan-bahan kimia. Aktifator yang digunakan adalah bahan-bahan kimia seperti: hidroksida logam alkali garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl2, asam-asam anorganik seperti H2SO4 dan H3PO4. 2. Aktifasi Fisika. Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan bantuan panas, uap dan CO2. Umumnya arang dipanaskan didalam tanur pada temperatur 800-900°C. Oksidasi dengan udara pada temperatur rendah merupakan reaksi eksoterm sehingga sulit untuk mengontrolnya. Sedangkan pemanasan dengan uap atau CO2 pada temperatur tinggi merupakan reaksi endoterm, sehingga lebih mudah dikontrol dan paling umum digunakan. Beberapa bahan baku lebih mudah untuk diaktifasi jika diklorinasi terlebih dahulu. Selanjutnya dikarbonisasi untuk menghilangkan hidrokarbon yang terklorinasi dan akhimya diaktifasi dengan uap. Juga memungkinkan untuk memperlakukan arang kayu dengan uap belerang pada temperatur 500°C dan kemudian desulfurisasi dengan H2 untuk mendapatkan arang dengan aktifitas tinggi. Dalam beberapa bahan barang yang diaktifasi dengan percampuran bahan kimia, diberikan aktifasi kedua dengan uap untuk memberikan sifat fisika tertentu. Dengan bertambah lamanya destilasi serta bertambah tingginya temperatur destilasi, mengakibatkan jumlah arang yang dihasilkan semakin kecil, sedangkan destilasi dan daya serap makin besar. Meskipun dengan semakin bertambahnya temperatur destilasi, daya serap arang aktif semakin baik, masih diperlukan pembatasan temperatur yaitu tidak melebihi 1000 0C, karena banyak terbentuk abu sehingga menutupi pori-pori yang berfungsi untuk mengadsorpsi. Sebagai akibatnya daya serap arang aktif akan menurun. Selanjutnya campuran arang dan aktifator dipanaskan pada temperatur dan waktu tertentu. Hasil yang diperoleh, diuji daya serapnya terhadap larutan Iodium. Menurut SII No.0258 -79, arang aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti yang tercantum pada tabel berikut ini:
Tabel. 1 Spesifikasi karbon aktif. Jenis
Persyaratan
Bagian yang hilang pada pemanasan 950 oC.
Maksimum 15%
Air
Maksimum 10%
Abu
Maksimum 2,5%
Bagian yang tidak diperarang
Tidak nyata
Daya serap terhadap larutan I
Minimum 20%
Karbon aktif terbagi atas 2 tipe yaitu arang aktif sebagai pemucat dan arang aktif sebagai penyerap uap. 1. Arang aktif sebagai pemucat. Biasanya berbentuk serbuk yang sangat halus dengan diameter pori mencapai 0
1000 A yang digunakan dalam fase cair. Umumnya berfungsi untuk memindahkan zatzat penganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan dan membebaskan pelarut dari zat ± zat penganggu dan kegunaan yang lainnya pada industri kimia dan industri baru. Arang aktif ini diperoleh dari serbuk ± serbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang lemah. 2. Arang aktif sebagai penyerap uap. Biasanya berbentuk granula atau pellet yang sangat keras dengan diameter pori berkisar antara 10-200 A0. Tipe porinya lebih halus dan digunakan dalam fase gas yang berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut atau katalis pada pemisahan dan pemurnian gas. Umumnya arang ini dapat diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu bata atau bahan baku yang mempunyai struktur keras. Sehubungan dengan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan arang aktif untuk masing- masing tipe, pernyataan diatas bukan merupakan suatu keharusan. Dengan proses oksidasi karbon aktif yang dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu : 1. L-karbon (L-AC) o
o
o
o
Karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu 300 C ± 400 C (570 -750 F) dengan menggunakan udara atau oksidasi kimia. L-AC sangat cocok dalam mengadsorbsi 2+
2+
2+
2+
ion terlarut dari logam berat basa seperti Pb , Cu , Cd , Hg . Karakter permukaannya yang bersifat asam akan berinteraksi dengan logam basa. Regenerasi dari L-AC dapat
dilakukan menggunakan asam atau garam seperti NaCl yang hampir sama perlakuannya pada pertukaran ion. 2. H-karbon (H-AC) Karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan pada suhu 800o-1000oC (1470o1830oF) kemudian didinginkan pada atmosfer inersial. H-AC memiliki permukaan yang bersifat basa sehingga tidak efektif dalam mengadsorbsi logam berat alkali pada suatu larutan air tetapi sangat lebih effisien dalam mengadsorbsi kimia organik, partikulat hidrofobik, dan senyawa kimia yang mempunyai kelarutan yang rendah dalam air. Akan tetapi H-AC dapat dimodifikasi dengan menaikan angka asiditas. Permukaan yang netral akan mengakibatkan tidak efektifnya dalam mereduksi dan mengadsorbsi kimia organik sehingga efektif mengadsorbsi ion logam berat dengan kompleks khelat zat organik alami maupun sintetik dengan menetralkannya. Dalam aplikasi karbon aktif baik yang digunakan sebagai media adsorbsi, pemberat atau media filtrasi dengan titik injeksi tertentu, maka kriteria desain titik pembubuhan karbon aktif perlu diperhatikan, yaitu : 1. Karbon yang terdapat didalam kantong langsung dimasukkan kedalam tangki penyimpanan dan dicampur dengan air untuk disiapkan menjadi larutan yang mengandung 0,1 kg karbon aktif bubuk per 1 liter larutan. Lebih baik lagi apabila suatu instalasi memiliki 2 tangki larutan, maka persediaan larutan karbon aktif untuk dibubuhkan dapat ditempatkan dalam 2 tangki, jika larutan didalam satu tangki sudah kosong, maka sudah tersedia larutan didalam tangki yang lain untuk dibubuhkan, tanpa harus menunggu persiapan larutan karbon aktif yang baru. 2. Agitator mekanik harus disediakan dalam tangki penyimpanan untuk menjaga larutan karbon aktif tetap ³tersuspensi´ didalam larutan atau menjaga larutan agar tidak memadat 3. Larutan biasanya dipompakan kedalam tangki yang menampung sejumlah larutan dan akan diumpankan untuk lebih dari beberapa jam berikutnya. Tanki tersebut harus mudah dibersihkan dan dipelihara. Tangki ini harus mempunyai lapisan anti karat seperti cat epoxy atau bitumastik untuk melindunginya dari pengkaratan. 4. Pipa pembawa larutan karbon aktif bubuk harus dipasang menurun/landai menuju tempat pembubuhan, dengan perlengkapan untuk mendorong karbon yang mungkin
mengendap dan menyumbat didalam pipa. Pipa harus terbuat dari bahan bebas karat dan bebas erosi seperti karet, plastik dan besi baja. Pendorong pipa dan mata pisau pencampur dalam tangki penyimpanan dan tangki harus terbuat dari besi baja untuk menahan karat dan erosi. 5. Masalah yang paling umum dalam pengoperasian karbon aktif bubuk adalah penanganan bahan kimia. Karena berbentuk bubuk, maka debu merupakan masalah utama, khususnya jika sistem pencampuran ker ing digunakan. 6. Jika karbon aktif bubuk digunakan secara terus menerus atau jika sejumlah besar digunakan dalam waktu tertentu, pengalihan ke sistem basah harus dipertimbangkan 7. Pada instalasi pengolahan air, karbon aktif yang mengalir melewati saringan dan memasuki sistem distribusi dapat menghasilkan ³air hitam´. Air hitam biasanya disebabkan oleh koagulasi yang tidak sempurna atau dosis karbon aktif yang tinggi ditambahkan sesaat sebelum penyaringan. Untuk memecahkan masalah tersebut, titik pembubuhan harus dipindahkan ke sistem penyadap air baku atau ke dalam bak pengadukan cepat Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing- masing berikatan secara kovalen. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar. Selain komposisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang penting diperhatikan. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar. Dengan demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi, dianjurkan agar menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan. Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu : 1. Sifat Serapan Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing- masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari sturktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan. 2. Temperatur
Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur pada saat berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah. 3. pH (Derajat Keasaman). Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam. 4. Waktu Singgung Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis arang aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel arang aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi, dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama. Karbon aktif merupakan bahan yang multifungsi dimana hampir sebagian besar telah dipakai penggunaannya o leh berbagai macam jenis industri. Aplikasi terhadap penggunaan karbon aktif dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel.2 Aplikasi penggunaan karbon aktif dalam industri. No.
1.
Pemakai
Industri obat dan makanan
Kegunaan
Menyaring, penghilangan bau
Jenis/
Mesh
8×30, 325
dan rasa 2.
Minuman keras dan ringan
Penghilangan warna, bau pada
4×8, 4×12
minuman 3.
Kimia perminyakan
Penyulingan bahan mentah
4×8, 4×12, 8×30
4.
Pembersih air
Penghilangan warna, bau penghilangan resin
5.
Budi daya udang
Pemurnian, penghilangan
4×8, 4×12
ammonia, nitrit, penol, dan logam berat 6.
Industri gula
Penghilagan zat-zat warna,
4×8, 4×12
menyerap proses penyaringan menjadi lebih sempurna 7.
8.
Pelarut yang digunakan
Penarikan kembali berbagai
kembali
pelarut
Pemurnian gas
4×8, 4×12, 8×30
Menghilangkan sulfur, gas
4×8, 4×12
beracun, bau busuk asap. 9.
Katalisator
Reaksi katalisator pengangkut
4×8, 4×30
vinil khlorida, vinil asetat 10.
Pengolahan pupuk
Pemurnian, penghilangan bau
8×30
Diolah dari berbagai sumber.
Meningkatkan Nilai Arang Tempurung Jadi Karbon Aktif Arang tempurung kelapa selama ini lebih sering kita kenal sebagai bahan bakar untuk pemanggangan ikan atau makanan lain. Di balik kehitaman arang tempurung kelapa itu, ternyata menyimpan nilai ekonomis yang lebih tinggi lagi. Tempurung kelapa yang dijadikan arang dapat ditingkatkan nilai ekonomisnya dengan menjadikannya karbon aktif. Cara membuat karbon aktif dari tempurung kelapa juga relatif lebih mudah. Karbon aktif berfungsi sebagai filter untuk menjernihkan air, pe murnian gas, industri minuman, farmasi, katalisator, dan berbagai macam penggunaan lain. Tempurung kelapa adalah salah satu bahan karbon aktif yang kualitasnya cukup baik dijadikan karbon aktif. Bentuk dan ukuran, dan kualitas tempurung kelapa harus diperhatikan ketika membuat karbon aktif. Tempurung kelapa yang akan dijadikan bahan pembuat karbon aktif, sebaiknya bebentuk setengah atau seperempat ukuran tempurung.
Jika ukurannya terlalu hancur, maka tempurung itu kurang baik dijadikan bahan pembuat karbon aktif. Dari segi kualitas, tempurung kelapa yang memenuhi syarat dijadikan bahan karbon aktif adalah kelapa yang benar-benar tua hingga warnanya hitam mengkilap dan keras. Tempurung yang dijadikan bahan pembuat karbon aktif umumnya dari kelapa yang dijadikan kopra. Batok kelapa yang dihasilkan merupakan belahan dua dari satu buah kelapa utuh. Untuk membuat karbon aktif yang benar-benar berkualitas, tempurung harus bersih dan terpisah dari sabutnya. Ada dua tahapan membuat karbon aktif yang berkualitas dari tempurung kelapa. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah tempurung dibuat arang dengan peralatan drum berpenutup. Tahap kedua, melalui proses penggilingan arang tempurung hingga menghasilkan karbon aktif dan serbuk arang. Serbuk arang ini masih bisa diproses menjadi briket arang tempurung. Penggilingan itu dilakukan dengan mesin sederhana berpenggerak listrik, diesel, atau bensin. Kualitas tempurung dan proses pembakaran akan sangat menentukan rendemen karbon aktif yang dihasilkan. Kualitas tempurung kelapa biasa lebih baik dibanding kelapa hibrida. Agar dapat memperoleh rendemen karbon aktif yang lebih baik, langkah-langkah proses pembakaran dengan cara drum diberi empat lubang di bagian bawah. Agar selama pembakaran udara bisa masuk, drum harus diganjal tiga potongan batu bata. Pembakaran arang dilakukan lapis demi lapis tempurung. Memulai pembakaran bisa dengan menggunakan kertas atau daun kelapa kering yang ditaruh di atas satu lapis tempurung di dasar drum. Setelah te mpurung lapisan pertama terbakar, sedikit demi sedikit satu lapisan ditaruh diatasnya. Langkah ini terus dilakukan sampai drum penuh. Ketika tempurung lapisan atas mulai terbakar, batu bata yang menjadi ganjalan drum perlahan-lahan diambil, sehingga dasar drum langsung menyentuh tanah dan menutup lubang. Kemudian drum ditutup rapat-rapat dan jangan sampai ada udara yang masuk. Jika ada udara yang masuk, maka arang yang ada dalam drum akan menjadi abu. Tetapi kalau drum ditutup rapat sebelum seluruh tempurung terbakar, tempurung tidak akan menjadi arang. Keesokan harinya, setelah drum dingin, tutupnya dibuka, kemudian drum dibaringkan. Arang tempurung kemudian dibongkar secara perlahan-lahan. Arang tempurung yang tampak hitam, mengkilap, utuh, keras, dan mudah dipatahkan menunjukkan kualitasnya baik. kadar air dalam arang tempurung kelapa antara 50-70 persen. Karbon Aktif dan Komposisinya
Karbon atau arang aktif adalah material yang berbentuk butiran atau bubuk yang berasal dari material yang mengandung karbon misalnya batubara, kulit kelapa, dan sebagainya. Dengan pengolahan tertentu yaitu proses aktivasi seperti perlakuan dengan tekanan dan suhu tinggi, dapat diperoleh karbon akt if yang memiliki permukaan dalam yang luas. Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan akt ifasi dengan bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif. Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak akt if lagi. Oleh karena itu biasanya arang akt if di kemas dalam kemasan yang kedap udara. Sampai tahap tertentu beberapa jenis arang aktif dapat di reaktivasi kembali, meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai. Reaktifasi karbon aktif sangat tergantung dari metode aktivasi sebelumnya, oleh karena itu perlu diperhatikan keterangan pada kemasan produk tersebut. Karbon aktif tersedia dalam berbagai bentuk misalnya gravel, pelet (0.8-5 mm) lembaran fiber, bubuk (PAC : powder active carbon, 0.18 mm atau US mesh 80) dan butiran butiran kecil (GAC : Granular Active carbon, 0.2-5 mm) dsb. Serbuk karbon aktif PAC lebih mudah digunakan dalam pengolahan air dengan sistem pembubuhan yang sederhana. Serbuk (powder) Butiran (granule) Bongkahan (gravel) Pelet Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah ataupun mineral yang mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktif, bahan tersebut antara lain: tulang, kayu lunak, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa, sabut kelapa, ampas penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, kayu keras dan batubara. Di negara tropis masih dijumpai arang yang d ihasilkan secara tradisional yaitu dengan menggunakan drum atau lubang dalam tanah, dengan tahap pengolahan sebagai berikut: bahan yang akan dibakar dimasukkan dalam lubang atau drum yang terbuat dari plat besi. Kemudian dinyalakan sehingga bahan baku tersebut terbakar, pada saat pembakaran, drum atau lubang ditutup sehingga hanya ventilasi yang dibiarkan terbuka. lni bertujuan sebagai jalan keluarnya asap. Ketika asap yang keluar berwarna kebiru-biruan, vent ilasi ditutup dan dibiarkan selama kurang lebih kurang 8 jam atau satu malam. Dengan hati-
hati lubang atau dibuka dan dicek apakah masih ada bara yang menyala. Jika masih ada yang atau drum ditutup kembali. Tidak dibenarkan mengggunakan air untuk mematikan bara yang sedang menyala, karena dapat menurunkan kwalitas arang. Akan tetapi secara umum proses pembuatan arang aktif dapat dibagi dua yaitu: 1. Proses Kimia. Bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu, kemudian dibuat padat. Selanjutnya padatan tersebut dibentuk menjadi batangan dan dikeringkan serta dipotong potong. Aktifasi dilakukan pada temperatur 100 °C. Arang aktif yang dihasilkan, d icuci dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur 300 °C. Dengan proses kimia, bahan baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan bahan-bahan kimia. 2. Proses Fisika Bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang tersebut digiling, diayak untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara pemanasan pada temperatur 1000 °C yang disertai pengaliran uap. Proses fisika banyak digunak an dalam aktifasi arang antara lain : a. Proses Briket: bahan baku atau arang terlebih dahulu dibuat briket, dengan cara mencampurkan bahan baku atau arang halus dengan ³ter´. Kemudian, briket yang dihasilkan dikeringkan pada 550 °C untuk selanjutnya diaktifasi dengan uap. b. Destilasi kering: merupakan suatu proses penguraian suatu bahan akibat adanya pemanasan pada temperatur tinggi dalam keadaan sedikit maupun tanpa udara. Hasil yang diperoleh berupa residu yaitu arang dan destilat yang terdiri dari campuran metanol dan asam asetat. Residu yang dihasilkan bukan merupakan karbon murni, tetapi masih mengandung abu dan ³ter´. Hasil yang diperoleh seperti metanol, asam asetat dan arang tergantung pada bahan baku yang digunakan dan metoda destilasi. Diharapkan daya serap arang aktif yang dihasilkan dapat menyerupai atau lebih baik dari pada daya serap arang aktif yang diaktifkan dengan menyertakan bahan-bahan kimia. Juga dengan cara ini, pencemaran lingkungan sebagai akibat adanya penguraian senyawa-lenyawa kimia dari bahan-bahan pada saat proses pengarangan dapat diihindari. Selain itu, dapat dihasilkan asap cair sebagai hasil pengembunan uap hasil penguraian senyawa-senyawa organik dari bahan baku. Ada empat hal yang dapat dijadikan batasan dari penguraian komponen kayu yang terjadi karena pemanasan pada proses destilasi kering, yaitu: 1. Batasan A adalah suhu pemanasan sampai 200 °C. Air yang terkandung dalam bahan baku keluar menjadi uap, sehingga kayu menjadi kering, retak-retak dan bengkok. Kandungan karbon lebih kurang 60 %. 2. Batasan B adalah suhu pemanasan antara 200-280 °C. Kayu secara perlahan ± lahan menjadi arang dan destilat mulai dihasilkan. Warna arang menjadi coklat gelap serta kandungan karbonnya lebih kurang 700%.
3. Batasan C adalah suhu pemanasan antara 280-500 °C. Pada suhu ini akan terjadi karbonisasi selulosa, penguraian lignin dan menghasilkan ³ter´. Arang yang terbentuk berwarna hitam serta kandungan karbonnya meningkat menjadi 80%. Proses pengarangan secara praktis berhenti pada suhu 400 °C. 4. Batasan D adalah suhu pemanasan 500 °C, terjadi proses pemurnian arang, d imana pembentukan ³ter´ masih terus berlangsung. Kadar karbon akan meningkat mencapai 90%. Pemanasan diatas 700 °C, hanya menghasilkan gas hidrogen. Namun secara umum dan sederhana proses pembuatan arang aktif terdiri dari tiga tahap yaitu: 1. Dehidrasi : proses penghilangan air dimana bahan baku dipanaskan sampai temperatur 170 °C. 2. Karbonisasi : pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu diatas 170°C akan menghasilkan CO, CO2 dan asam asetat. Pada suhu 275°C, dekomposisi menghasilkan ³ter´, metanol dan hasil samping lainnya. Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400 ± 600 0C 3. Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan po ri-pori. Dapat dilakukan dengan uap atau CO2 sebagai aktifator. Proses aktifasi merupakan hal yang penting diperhatikan disamping bahan baku yang digunakan. Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul ± molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Metoda aktifasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang aktif adalah: 1. Aktifasi Kimia. Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dar i senyawa organik dengan pemakian bahan-bahan kimia. Aktifator yang digunakan adalah bahan-bahan kimia seperti: hidroksida logam alkali garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl2, asam-asam anorganik seperti H2SO4 dan H3PO4. 2. Aktifasi Fisika. Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dar i senyawa organik dengan bantuan panas, uap dan CO2. Umumnya arang dipanaskan didalam tanur pada temperatur 800-900°C. Oksidasi dengan udara pada temperatur rendah merupakan reaksi eksoterm sehingga sulit untuk mengontrolnya. Sedangkan pemanasan dengan uap atau CO2 pada temperatur tinggi merupakan reaksi endoterm, sehingga lebih mudah dikontrol dan paling umum digunakan.
Beberapa bahan baku lebih mudah untuk diaktifasi jika diklorinasi terlebih dahulu. Selanjutnya dikarbonisasi untuk menghilangkan hidrokarbon yang terklorinasi dan akhimya diaktifasi dengan uap. Juga memungkinkan untuk memperlakukan arang kayu dengan uap belerang pada temperatur 500°C dan kemudian desulfurisasi dengan H2 untuk mendapatkan arang dengan aktifitas tinggi. Dalam beberapa bahan barang yang diaktifasi dengan percampuran bahan kimia, diberikan aktifasi kedua dengan uap untuk memberikan sifat fisika tertentu. Dengan bertambah lamanya destilasi serta bertambah tingginya temperatur destilasi, mengakibatkan jumlah arang yang dihasilkan semakin kecil, sedangkan destilasi dan daya serap makin besar. Meskipun denga n semakin bertambahnya temperatur destilasi, daya serap arang aktif semakin baik, masih diperlukan pembatasan temperatur yaitu tidak melebihi 1000 0C, karena banyak terbentuk abu sehingga menutupi pori-pori yang berfungsi untuk mengadsorpsi. Sebagai akibatnya daya serap arang aktif akan menurun. Selanjutnya campuran arang dan aktifator dipanaskan pada temperatur dan waktu tertentu. Hasil yang diperoleh, diuji daya serapn ya terhadap larutan Iodium. Menurut SII No.0258 -79, arang aktif yang baik mempunyai persyaratan sepert i yang tercantum pada tabel berikut ini: Tabel. 1 Spesifikasi karbon aktif. Jenis
Persyaratan o
Bagian yang hilang pada pemanasan 950 C.
Maksimum 15%
Air
Maksimum 10%
Abu
Maksimum 2,5%
Bagian yang tidak diperarang
Tidak nyata
Daya serap terhadap larutan I
Minimum 20%
Karbon aktif terbagi atas 2 tipe yaitu arang aktif sebagai pemucat dan arang aktif sebagai penyerap uap. 1. Arang aktif sebagai pemucat. Biasanya berbentuk serbuk yang sangat halus dengan diameter pori mencapai 1000 A0 yang digunakan dalam fase cair. Umumnya berfungsi untuk memindahkan zat-zat penganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan dan membebaskan pelarut dari zat ± zat penganggu dan kegunaan yang lainnya pada industri kimia dan industri baru. Arang aktif ini diperoleh dari serbuk ± serbuk gergaji, ampas pembuatan
kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang lemah. 2. Arang aktif sebagai penyerap uap. Biasanya berbentuk granula atau pellet yang sangat keras dengan diameter pori berkisar antara 10-200 A0. Tipe porinya lebih halus dan digunakan dalam fase gas yang berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut atau katalis pada pemisahan dan pemurnian gas. Umumnya arang ini dapat diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu bata atau bahan baku yang mempunyai struktur keras. Sehubungan dengan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan arang aktif untuk masing- masing tipe, pernyataan diatas bukan merupakan suatu keharusan. Dengan proses oksidasi karbon aktif yang dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu : 1. L-karbon (L-AC) Karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu 300oC ± 400oC (570o-750oF) dengan menggunakan udara atau oksidasi kimia. L-AC sangat cocok dalam mengadsorbsi ion terlarut dari logam berat basa seperti Pb2+, Cu2+, Cd2+, Hg2+. Karakter permukaannya yang bersifat asam akan berinteraksi dengan logam basa. Regenerasi dari L-AC dapat dilakukan menggunakan asam atau garam seperti NaCl yang hampir sama perlakuannya pada pertukaran ion. 2. H-karbon (H-AC) Karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan pada suhu 800o-1000oC (1470o1830oF) kemudian didinginkan pada atmosfer inersial. H-AC memiliki permukaan yang bersifat basa sehingga tidak efektif dalam mengadso rbsi logam berat alkali pada suatu larutan air tetapi sangat lebih effisien dalam mengadsorbsi kimia o rganik, partikulat hidrofobik, dan senyawa kimia yang mempunyai kelarutan yang rendah dalam air. Akan tetapi H-AC dapat dimodifikasi dengan menaikan angka asiditas. Permukaan yang netral akan mengakibatkan tidak efektifnya dalam mereduksi dan mengadsorbsi kimia organik sehingga efektif mengadsorbsi ion logam berat dengan kompleks khelat zat organik alami maupun sintetik dengan menetralkannya. Dalam aplikasi karbon aktif baik yang digunakan sebagai media adsorbsi, pemberat atau media filtrasi dengan titik injeksi tertentu, maka kriteria desain titik pembubuhan karbon aktif perlu diperhatikan, yaitu : 1. Karbon yang terdapat didalam kantong langsung dimasukkan kedalam tangki penyimpanan dan dicampur dengan air untuk disiapkan menjadi larutan yang mengandung 0,1 kg karbon aktif bubuk per 1 liter larutan. Lebih baik lagi apabila suatu instalasi memiliki 2 tangki larutan, maka persediaan larutan karbon aktif untuk dibubuhkan dapat ditempatkan dalam 2 tangki, jika larutan didalam satu tangki sudah
kosong, maka sudah tersedia larutan didalam tangki yang lain untuk dibubuhkan, tanpa harus menunggu persiapan larutan karbon aktif yang baru. 2. Agitator mekanik harus disediakan dalam tangki penyimpanan untuk menjaga larutan karbon aktif tetap ³tersuspensi´ didalam larutan atau menjaga larutan agar tidak memadat 3. Larutan biasanya dipompakan kedalam tangki yang menampung sejumlah larutan dan akan diumpankan untuk lebih dari beberapa jam berikutnya. Tanki tersebut harus mudah dibersihkan dan dipelihara. Tangki ini harus mempunyai lapisan anti karat seperti cat epoxy atau bitumastik untuk melindunginya dar i pengkaratan. 4. Pipa pembawa larutan karbon aktif bubuk harus dipasang menurun/landai menuju tempat pembubuhan, dengan perlengkapan untuk mendorong karbon yang mungkin mengendap dan menyumbat didalam pipa. Pipa harus terbuat dari bahan bebas karat dan bebas erosi seperti karet, plastik dan besi baja. Pen dorong pipa dan mata p isau pencampur dalam tangki penyimpanan dan tangki harus terbuat dari besi baja untuk menahan karat dan erosi. 5. Masalah yang paling umum dalam pengoperasian karbon aktif bubuk adalah penanganan bahan kimia. Karena berbentuk bubuk, maka debu merupakan masalah utama, khususnya jika sistem pencampuran ker ing digunakan. 6. Jika karbon aktif bubuk digunakan secara terus menerus atau jika sejumlah besar digunakan dalam waktu tertentu, pengalihan ke sistem basah harus dipertimbangkan 7. Pada instalasi pengolahan air, karbon aktif yang mengalir melewati saringan dan memasuki sistem distribusi dapat menghasilkan ³air hitam´. Air hitam biasanya disebabkan oleh koagulasi yang tidak sempurna atau dosis karbon aktif yang tinggi ditambahkan sesaat sebelum penyaringan. Untuk memecahkan masalah tersebut, titik pembubuhan harus dipindahkan ke sistem penyadap air baku atau ke dalam bak pengadukan cepat Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing- masing berikatan secara kovalen. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar. Selain komposisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang penting diperhatikan. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar. Dengan demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi, dianjurkan agar menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan. Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu : 1. Sifat Serapan Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing- masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar
sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari sturktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan. 2. Temperatur Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur pada saat berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun deko mposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah. 3. pH (Derajat Keasaman). Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH asa m organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam. 4. Waktu Singgung Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis arang aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel arang aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi, dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama. Karbon aktif merupakan bahan yang multifungsi dimana hampir sebagian besar telah dipakai penggunaannya o leh berbagai macam jenis industri. Aplikasi terhadap penggunaan karbon aktif dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel.2 Aplikasi penggunaan karbon aktif dalam industri. Tabel.2 Aplikasi penggunaan karbon aktif dalam industri. No.
1.
Pemakai
Industri obat dan makanan
Kegunaan
Menyaring, penghilangan bau
Jenis/
Mesh
8×30, 325
dan rasa 2.
Minuman keras dan ringan
Penghilangan warna, bau pada minuman
4×8, 4×12
3.
Kimia perminyakan
Penyulingan bahan mentah
4×8, 4×12, 8×30
4.
Pembersih air
Penghilangan warna, bau penghilangan resin
5.
Budi daya udang
Pemurnian, penghilangan
4×8, 4×12
ammonia, nitrit, penol, dan logam berat 6.
Industri gula
Penghilagan zat-zat warna,
4×8, 4×12
menyerap proses penyaringan menjadi lebih sempurna 7.
8.
Pelarut yang digunakan
Penarikan kembali berbagai
kembali
pelarut
Pemurnian gas
Menghilangkan sulfur, gas
4×8, 4×12, 8×30 4×8, 4×12
beracun, bau busuk asap. 9.
Katalisator
Reaksi katalisator pengangkut
4×8, 4×30
vinil khlorida, vinil asetat 10.
Pengolahan pupuk
Pemurnian, penghilangan bau
8×30
Diolah dari berbagai sumber.
Masukan ini dipos pada Juni 4, 2008 5:01 pm dan disimpan pada Bisnis dengan kaitan (tags) arang tempurung, karbon aktif , kualitas tempurung. Anda dapat mengikuti semua aliran respons RSS 2.0 dari masukan ini Anda dapat memberikan tanggapan, atau trackback dari situs anda.
Suka Be the first to like this post.
53 Tanggapan to Meningkatkan Nilai Arang Tempurung Jadi Karbon Aktif
1. fiki Berkata Juni 19, 2008 pada 12:36 am
salam artikel saudara amat menarik.. tapi yang ingin saya tanyakan adalah apakah anda melakukan proximate dan ultimate analysis terlebih dahulu? apakah anda mengetahui berapa & unsur c dlam arang.. thx Balas
2. r ina
Berkata
Juni 23, 2008 pada 9:23 pm
sy dari Malaysia..sy ingin sekali mencuba perusahaan ini.Banyak yg sy ingin tanyakan.tetapi buat kali ini sy ingin mengetahui dimanakah tempurung kelapa boleh diperolehi.adakah tempurung kelapa yg diperolehi dari tukang parut kelapa di pasar boleh digunakan untuk membuat arang. harapan saya soalan sy ini dapat perhatian dan balasan dari saudara.terimaksih. Balas
o
oezmar Berkata
November 2, 2009 pada 10:55 am
boleh saja,yang penting batok kelapa dan proses pengarangannya Balas
3. hend ra Berkata Juni 30, 2008 pada 5:55 pm
saya tertarik dengan artikel anda, saya ingin mempelajari lebih dalam. bisa bantu dengan ilustrasi gambar ? ( porses pembuatan carbon aktif )
saya tunggu kabarnya. thanks Balas
4. T ry Berkata Juli 10, 2008 pada 12:49 pm
Saya tertarik dengan proses pembuatan arang, khususnya dengan cara karbonisasi. Saya sedang merencanakan penelitian kandungan karbon pada kayu dengan metode pengarangan (karbonisasi). Saya ingin tanyakan, apakah pada saat karbonasi tidak terjadi pelepasan karbon (oksidasi) ? Balas
5. Ramad han Berkata Juli 22, 2008 pada 3:20 pm
saya tertarik dengan info saudara«. bisakah saya tahu detailnya? yhanks Balas
6. juni Berkata Juli 26, 2008 pada 11:26 pm
Artikel saudara sangat menarik. Mohon info lebih rinci untuk membuat arang aktif dari arang halus/debu tempurung ke lapa (sawdust). Terima kasih banyak sebelumnya. Balas
7.
nina Berkata Agustus 29, 2008 pada 3:53 pm
saya tertarik dengan artikel ini. Adakah info lebih lanjut mengenai serbuk lain yang digunakan selain tempurung kelapa? apakah arang yang tidak di aktivasi mempunyai kemampuan dalam mengadsorpsi senyawa/ larutan tertentu?? Balas
8. romi Berkata
Oktober 21, 2008 pada 8:27 pm
saya ingin tanyakan proses pembuatan aktif karbon dengan proses kimia,tolong balas ke email
[email protected] Balas
9. Bak ri Berkata
Oktober 28, 2008 pada 11:05 am
Saya tertarik dengan artikel ini. Sya sangat membutuhkan komposisi arang arng aktif karbon kelapa utk keperluan penelitian coconut shell charcoal powder sebagai bahan filler komposit . Balas
10. siti nur hamna
Berkata
Oktober 29, 2008 pada 7:22 pm
apakah batu kapur yang telah diaktivasi termasuk kategori arang aktif? Balas
11.
zessna
Berkata
Oktober 31, 2008 pada 10:36 am
tulisan bagus dan lanjutkan supaya lebih aplikatif. terima kasih Balas
12. amil hasbala Berkata Desember 31, 2008 pada 4:34 pm
wah, bagus sekali infonya.. saya mahasiswa teknik kimia, berencana membuat karbon aktif dari tempurung kelapa. dimanakah saya bisa mendapat literatur tentang proses pembentukan karbon aktif ini? terimakasih.. Balas
13. her lina Berkata Januari 2, 2009 pada 8:25 pm
saya dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah n semua ada hubungan dengan karbon aktif«bisa gak bantu saya untuk judul literaturnya apa2 aja thanx Balas
14. her lina Berkata Januari 2, 2009 pada 8:27 pm
tolong balas secepatnya«yachhhh karena dlam bbrap hari lagi saya harus seminar hasil«thnx Balas
15.
atin Berkata Januari 6, 2009 pada 2:24 pm
Assalamualaikum.. saya tertarik untuk membuat arang aktif dari tempurung kelapa. dimana saya bisa dapat ilmu tentang proses pembuatan arang aktif tersebut? beserta alatnya dimana saya bisa peroleh? jika berkenan tolong balas ke
[email protected] atau di 085 724 668 658. terima kasih. Balas
16. IWAN
MURS ALIN DI LAMPUNG Berkata
Januari 18, 2009 pada 4:32 pm
tolong kirimkan lay out mesin pembuat carbon aktif dari tempurung kelapa, atau dimana perusahaan yang telah memproduksinya ? biaya dan perhitungan ekonominya, thanks Balas
17. k ungf uchem Berkata Februari 25, 2009 pada 6:32 pm
salam kenal untuk kimiawan. salam kenal juga untuk semua pengunjung blog ini. Kalo sempert kunjung balik ya« salam hangat Balas
18. f rengk y Berkata April 5, 2009 pada 12:30 am
karbon aktif atau yang sering disebut dengan arang aktif adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar.
hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. hanya dengan satu gram dari karbon aktif akan didapatkan suatu material yang mempunyai luas permukaan kira-kira sebesar 500 m2 (didapat dari pengukuran adopsi gas nitrogen). biasa pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas permukaanya saja, namun beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan adsorbsi karbon at if itu sendiri. aplikasi penggunaan karbon aktif : 1. industri obat dan makanan untuk menyaring dan penghilangan bau serta rasa. jenis/mesh :8×30,325 2. Minuman keras dan ringan untuk menghilangkan bau dan warna pada minuman. jenis/mesh : 4×8,4×12 3. kimia perminyakan untuk penyulingan bahan mentah. jenis/mesh :4×8,4×12 dan 8×30 4. pembersih air untuk penghilangan bau,warna dan resin. 5. budi daya udang untuk pemurnian, penghilangan ammoni,nitrit, fenol dan logam berat. jenis/mesh :4×8 dan 4×12 6. Industri gula untuk penghilangan zat-zat warna, menyerap proses penyaringan menjadi lebih semp urna jenis/mesh :4×8 dan 4×12 7. Pelarut yang digunakan kembali untuk penarikan kembali berbagai pelarut. jenis/mesh :4×8,4×12 dan 8×30 8. Pemurnian gas untuk menghilangkan sulfur, gas beracun dan bau busuk. jenis/mesh :4×8 dan 4×12 9. Katalisator untuk reaksi katalisator pengangkut viny l klorida dan vinil asetat. jenis/mesh :4×8 dan 4×30 10.pengolahan pupuk untuk pemurnian dan penghilangan bau. jenis/mesh : 8×30 Kami perusahaan yang bergerak dalam bidang industri menyediakan karbon aktif dari tempurung kelapa dengan berbagai ukuran mesh dan arang dari tempurung kelapa siap melayani pembelian untuk keperluan dalam negeri atau luar negeri. Kami juga lagi mencari agen untuk menjadi distributor di daerahnya masing-masing. speksifikasi lengkap karbon aktif : 1. moisture content: 0.70% 2. Ash content: 1.02% 3. Volatile matter: 9.18% 4. Fixed carbon: 89.10%< 5. apparent density: 0.4452 g/cm3 6. iodine number: 1040 mg/g 7. hardness: 98.77% 8. pH 10 at 27 celcius: 9.58
bila serius bisa kontak via telp 08195629168 atau email :
[email protected] Balas
o
fi rman Berkata Februari 19, 2010 pada 9:53 am
saya serius menjadi agen bapak /d istributornya ,gimana caranya pak««.?tmkas Balas
19. T ri s Berkata April 7, 2009 pada 6:21 pm
Ass wrwb. Pak saya sangat tertarik dengan artikel bapak, saat ini saya mempunyai bahan arang dari cangkang kelapa sawit. Saya berencana ingin membuat pabrik arang aktif dari cangkang tersebut, apa bapak bisa membantu saya? Mohon bantuan untuk membuat pabrik tersebut, termasuk biaya dan perhitungan ekonominya.. Wassalam Balas
20. v enny Berkata Mei 15, 2009 pada 6:54 pm
Saya sangat tertarik dengan artikel bapak dan saya ingin memproduksi carbon aktiv dari tempurung arang kelapa. Saya mohon agar pak bisa bantu saya bgm proses produksi nya dan mekanis me serta kebthan ekonomis nya. Terima kasih. Balas
21.
T ot ok Unt ung T. Berkata Mei 26, 2009 pada 4:01 pm
Pertanyaan : Dimana peralatan pembuatan Carbon Active dapat diperoleh ? Terima kasih. Balas
22. ugik Berkata Juni 5, 2009 pada 9:09 pm
Mohon informasinya lay out mesin pembuat carbon aktif dari tempurung kelapa, atau bisakah saya mendapatkan alat atau mesin yang ready untuk berproduksi baik untuk skala kecil maupun besar Terimakasih Balas
23. fi r daus Berkata Juni 16, 2009 pada 3:07 pm
ditempat saya banyak bahan baku batok arang dan sabut kelapa samapi dengan saat ini belum dimanfaatkan menjadi ko moditi yang mempunyai nilai ekonomis dan hanya menjadi limbah Balas
24. Di ck y Berkata Juni 27, 2009 pada 9:29 pm
Saya tertarik sekali dengan artikelnya, sekarang saya sedang mengusahakan pembuatan arang tempurung kelapa dan saya ingin sekali meningkatkan
kualitasnya menjadi karbon aktif, saya ingin sekali bisa kerjasama dengan anda, t. kasih. (Please contact Dicky :No. HP : 0812 1330 1884) Balas
25. r uci Berkata
Juli 5, 2009 pada 3:27 pm
ass wr wb pak saya ingin bertanya tentang karbon aktif yang dibuat dari kulit ubi kayu. bagaimana kualitas yang dihasilkan bila diaktivasi secara fisika maupun secara kimia. wassalam Balas
26. Agro Lintas
Berkata
Juli 10, 2009 pada 10:33 pm
Saya supplier arang batok dengan proses pembakaran dalam drum. Spec kami: Carbon min. 75%, ash max 3%, moisture max 13%. Kapasitas 100 mt/bulan. Hubungi kami jika anda berminat
[email protected] Balas
27. Maxi St ev en Berkata Agustus 8, 2009 pada 9:21 pm
Ass.. saya sangat tertarik dengan artikel ini. Saya sependapat dengan mas Dicky.. (Please contact Maxi : No. Hp. 0852 5010 0440 / Email :
[email protected] Balas Balas
28. ell y Berkata
September 1, 2009 pada 9:30 pm
kami sangat tertarik dgn artikel bpk. apaka h bisa diberikan ilustrasi gmbr ato foto cara mebuat carbon aktif yang murah meriah!!krn dr kami sgt byk bato k kelapa tua!!siapa tau kita bs kerja sama thanks before at as infonya !!tolong dibalas ya !! Balas
o
Dharma Berkata Februari 14, 2010 pada 7:10 pm
Dear Ibu Elly, Harap beri balasan ke email saya (
[email protected]), ada beberapa hal yang hendak saya tanyakan ke Anda, mungkin kita dapat menjalin kerjasama. Salam, Dharma Balas
29. abd ul j aki r Berkata September 3, 2009 pada 4:40 pm
Pak saya sedang penelitian ttg arang aktif, saya perlu prosedur pengukuran parameter-parameter arang aktif sesuai dengan SII N0 0258-79. mohon bantuannya Balas
30. nov a Berkata September 4, 2009 pada 8:12 pm
biasanya jumlah arang aktif yang digunakan untuk menghilangkan bau yang tidak disukai pada minuman berapa persen?? karena saat ini saya ingin mencoba menghilangkan bau pada minuman dengan menggunakan arang aktif tapi masih ragu dengan jumlah arang aktif yang akan digunakan. atas perhatiannya saya ucapakan terima kasih. Balas
31. hali m Berkata September 5, 2009 pada 12:01 pm
Kebetulan saat ini saya sedang memiliki banyak sekali tempurung kelapa yang bisa dimanfaatkan menjadi karbon aktif, tapi saya kesulitan untuk memasarkan tempurung tersebut, mohon bantuannya untuk nama-nama perusahaan ataupun orang yang membutuhkan tempurung kelapa. Jumlah banyak, tempat di kalimantan. Bagi yang berminat harap menghubungi ke 081349087651 Terima kasih Balas
o
tanti Berkata November 26, 2009 pada 9:48 pm
harga tempurung kelapa sampai yogyakarta brp/ton? Balas
32. liani Berkata September 14, 2009 pada 10:51 pm
bisakah bapak memberikan informasi pada saya dimana saya bisa mendapatkan alat pembuatan active carbon diperoleh? terima kasih. Balas
33. sigit Berkata
Oktober 4, 2009 pada 2:54 pm
tanks (syukrona) atas informasinya Balas
34. suandi Berkata
Oktober 21, 2009 pada 8:18 pm
saya tertarik pembuatan arang karbon akt if. dimana sy bisa memperoleh informasi yg lengkap mesin pembuatan karbon aktif dan caranya lebih terperinci Balas
35. d ohar Berkata November 26, 2009 pada 3:59 pm
Artikel bagus. Balas
36. budi t r ik or ay ant o
Berkata
November 26, 2009 pada 10:11 pm
Suatu tulisan yang menarik dan cukup detail. Saya menaruh hormat pada penulisnya Balas
37.
i ska Berkata Desember 19, 2009 pada 7:30 pm
Artikel anda sangat bagus sehingga saya sang at tertarik terhadap semua isi yang ada didalamnya. tapi sebenarnya yang saya ingin tanyakan ini adalah berapa sebenarnya harga pasaran arang tempurung ini (bahan baku arang aktif)???? karena saya tinggal didaerah yang bnyak sekali kelapa maka ditempat saya sangat melimpah bahan bakunya tapi tak ada yang dapat memamfaatkan ini. tapi terkadang arang-arang ini dijual ke tengkulak dengan harga yang tidak sesuai,,(sangat murah) jadi saya sangat memerlukan bantuan anda agar dapat memberikan info atau memberikan solusi terhadap bahan baku yang melimpah ruah ini, Balas
38. ed yr Berkata
Januari 14, 2010 pada 11:34 am
Artikel seperti ini perlu disebarluaskan untuk membantu terciptanya wirausahawan baru/muda yang baru. Mohon jika memungkinkan dimuat tentang bagaimana alat untuk memprosesnya, pemasarannya termasuk harga di dalam dan luar negeri, sebab banyak potensi di negara kita belum tergarap dengan maksimal. mudah2an dapat bermanfaat bagi kita semua«salam Balas
39. j af ron k ebumen Berkata Februari 15, 2010 pada 10:58 am
BAGUS«..BGT«THX NI BNYAK MBANTU KU Balas
40. pemuda ik hlas Berkata Februari 26, 2010 pada 2:55 am
Agar tidak dikatakan tidak sopan karena akan mengutif artikel orang jadi saya mau ijin dulu. permisi.. ^^ Balas
41. wan Berkata ar if wi ra
Maret 5, 2010 pada 12:48 pm
artikel yg edukatif dan provokatif buat saya. sehingga membuat saya penge n lebih tau dan mencoba. dengan skala kecil dulu . mohon bimbingan dan petunjuk. trimksh Balas
42. Agus
Ro j ali Berkata
Maret 15, 2010 pada 10:35 am
Bila saudara membutuhkan arang akt ip saya memproduksi. Balas
o
y ulian peni Berkata
Mei 7, 2010 pada 1:56 pm
dimana saya bisa mendapatkan arang aktif yang saudara produksi? saya membutuhkan untuk bahan penelitian saya terima kasih Balas
o
y ulian peni Berkata
Mei 7, 2010 pada 1:58 pm
dimana saya bisa mendapatkan arang aktif yang saudara produksi? sya membutuhkanya untuk penelitian saya terimakasih Balas
43. C hr i stian Si boro Berkata April 1, 2010 pada 12:08 am
Saya sangat tertarik dg artikel anda. Apakah bisa bantu utk memiliki mesin pembuat arang aktif? Berapa biaya nya, dan bagaimana memperolehnya? Terimakasih atas bantuannya. Hp: 0813 1740 645 Balas
44. A j i s
Berkata
April 5, 2010 pada 6:14 pm
Boleh tak arang aktif ini dijadikan bahan media untuk tanaman Balas
45. y ulian peni Berkata
Mei 7, 2010 pada 1:59 pm
dimana saya bisa mendapatkan arang karbon aktif? jika saya membeli hanya dalam jumlah kecil bisa tidak? terimakasih Balas
46.
agus ro j ali Berkata Mei 20, 2010 pada 9:13 pm
saya pembuat arang aktif dari batok kelapa dan juga pembuat mesinnya untuk menggiling yang sudah di bakar, bila saudara perlu mesinnya bisa menghubungi saya lewat email :
[email protected] Balas
47. budi Berkata
Juli 5, 2010 pada 6:38 pm
Dear Sir and Madam, We are PT. TMG CIPTA SINDO SELARAS, We are forwarding company in INDONESIA. We usually handle Container for Ree fer or Dry Coontainer from or to Indonesia Our Head Ofiice in Jakarta : Ruko bintara Bisnis center No. 8 D Jl. Raya Bintara Jakarta Phone : 6221 888 55488 (hunting) Fax : 62 21 889 58632 / 62 21 889 66532 We also have branch office in Surabaya and Bitung (Manado), we also angent in many city in Makassar, Ambon, Papua, Palu, Semarang, Samarinda, Balikpapan, Padang, Medan, Banjarmasin, and Lampung, Pontianak for more information, please contact our office or you can open our website : http://www.tmg-cipta.com We Are Specialize For : 1. Fish, Ice Creame and Fruith Frozen, Ginger (reefer container) 2. Charcoal and Steamcoal, Charcoal Briguettes, Coconut and mangrove activated carbon, coconut charcoal , Manganese Ore (DG Cargo) 3. Life Plant 4. General Cargo 5. Chocolate Block 6. Inland Tranportation, 7. Custom Clearance 8. Under Name (furniture, Frozen and General Cargo, Furniture) 9. Documen HC, Fumigasi, Carantine, Embassy, SGS, Brik, L S & ETIK For Frozen we load from : Jakarta, Surabaya, Mando, Makassar, Banajarmasin, and Semarang, For Charcoal We Load From : Manado, Medan, Pontianak, Padang and Lampung And For General Cargo, we load from all of island in Indonesia Our company professional managed by highly motivated and dedicated staff of