Bagan 16
Meiosis and megasporogenesis at diplospory Diplospory : Sel induk megaspora yang diploid berkembang menjadi kantung embrio tanpa ada meiosis. Embrio dibentuk melalui telur yang tidak dibuahi (partenogenesis) atau dari sel lain dari kantung embrio. Embrio yang terbentuk dari sel induk megaspora yang tidak mengalami mengalami reduksi jumlah jumlah kromosom. kromosom. Inti sel megaspora megaspora mengalami pembelahan pembelahan mitosis mitosis 3 kali sehingga terbentuk 8 inti embryo sac yang tidak mengalami reduksi kromosom. Terdapat 4 tipe utama dalam dala m diplospory yaitu yaitu !
a. Semi Semi-h -het eter ero otypi typicc "ase ini terjadi terjadi saat megasp megasporo orosit sit (ditem (ditemuka ukan n pada pada #ster #steracea aceae) e) mengal mengalami ami pembelahan meio meiosi siss yang yang tida tidakk semp sempur urna na dan ini ini ditu ditunj njuk ukka kan n pada pada ketid ketidak akno norm rmal alan an pro$ pro$ase ase I dari dari meio meiosi sis. s. Tidak Tidak ada pembentukan pembentukan kromosom kromosom berpasangan (assindesis). (assindesis) . %romatid tidak menuju masing&masing kutub tetapi tetap tetap berada berada pada pada tengah tengah&ten &tengah gah sel. Semua Semua kromo kromosom som berjeje berjejerr memben membentuk tuk nukleus sebagai gantinya dan bersi$at diploid bentuk nukleus berubah dari double bell menjadi membulat. 'embelahan meiosis kedua terjadi secara normal dan membentuk membentuk sel plate dan megaspore diploid. egaspora egaspora membentuk kantung embrio yang bertipe Taraxacum Taraxacum dimana sel induk megaspora a*alnya memasuki pro$ase meiosis tapi kromosom yang normal berpasangan tidak terbentuk karena asynapsis. Sebagai contohnya pada Taraxacum officinale +. officinale +. 'ada jurnal ,aarlen et.al. et.al. (---) (---) yang yang menelit menelitii tentang tentang proses proses rekomb rekombina inasi si meiosis meiosis pada pada seksual seksual diploid diploid dan triploid triploid apomiktik apomiktik tanaman Taraxacum officinale officinale yang menyatakan bah*a mikrosporosit pada tanaman triploid apomictic mengalami proses pembentukan kromosom berpasangan dan $ormasi kiasma pada tahap pro$ase I akan tetapi kemungkina kemungkinannya nnya lebih kecil dibandingkan dibandingkan dengan seksual seksual diploid diploid Taraxacum Taraxacum officinale.
12
b. Pseu Pseudo doho home meot otyp ypic ic 'ada $ase ini megasporosit mengalami pembelahan secara bersamaan dengan semi heterotypic. 'ada pembelahan meiosis I terjadi modi$ikasi dan ditunjukkan adanya kromosom yang tidak berpasangan sedangkan pada pembelahan meiosis ke II tidak terjadi. c. Apoh Apohom omeo eoty typ pic 'embel 'embelaha ahan n megasp megasporo orosit sit tidak tidak terjadi terjadi secara secara sempur sempurna na dimana dimana pada pada $ase meio meiosis sis pada pada pro$ pro$as asee I terja terjadi di asind asindesi esiss atau atau tida tidak k adany adanyaa pemben pembentu tuka kan n kromosom berpasangan. Selanjutnya terbentuk inti (nukleus) yang diikuti dengan pembelahan mitosis. ari dua sel nukleus diploid yang dihasilkan maka akan terbentuk kantung embrio dengan tipe I/eris. d. Dipl Diplos ospo pori ri mit mitos osis is erupak erupakan an pembela pembelahan han megasp megasporo orosit sit yang yang terjadi terjadi sepert sepertii pada pada pembel pembelahan ahan mitosis secara normal. Sebagai hasil pembelahan pembelahan inti pertama kedua dan ketiga ketiga membentuk kantung embrio bertipe antennaria.
12
Bagan 17
Phartenogenesis in higher plants Autonomous merupakan perkembangan embrio yang tidak dipengaruhi oleh polinasi. alam pembentukan embrio tersebut dapat ditandai dengan adanya kantung embrio yang mereduksi dan tidak mereduksi. Sedangkan pseudogamous ! sel telur terbentuk tanpa $ertilisasi tetapi endospermae terbentuk sebagai hasil $ertilisasi. Sehingga dari kedua proses tersebut akan menimbulkan adanya parthenogenesis. Parthenogenesis ! perkembangan embrio tanpa $ertilisasi. 'artenogenesis juga dapat diartikan sebagai perkembangan embrio tanpa $ertilisasi tidak hanya dari sel telur tetapi juga bisa dari sel lain dalam kantung embrio. Sebagai contoh tumbuhan #ngiosperme yang mengalami parthenogenesis yaitu ! tanaman pisang. 'arthenogenesis memiliki dua tipe yaitu ! •
Pseudosyngami ! perkembangan embrio setelah peleburan gamet jantan dan betina
•
tanpa adanya peleburan inti. %ariotipe keturunan mirip salah satu sel induk Aposyngami ! perkembangan embrio tanpa partisipasi laki&laki gamet.
alam parthenogenesis terkenal dua istilah penting yaitu !
Partenogenesis gametoid ! perkembangan embrio dari sel&sel yang dalam beberapa
karakter dapat berhubungan dengan sel&sel lain dari kantung embrio termasuk sel telur. partenogameti ! perkembangan embrio dari dinding sel telur tanpa partisipasi gamet jantan.
Pseudosyngami Gynogenesis merupakan perkembangan embrio dimana gamet jantan melakukan penetrasi (menembus) sel telur mengakti0asi mor$ogenesis namun tidak berpartisipasi dalam perkembangan embrio pada tahap yang selanjutnya atau hanya berpartisipasi secara kecil& kecilan. 1ynogenesis dianggap sebagai parthenogenesis betina. alam hal ini pengembangbiakan dengan cara gynogenesis dapat dilakukan secara in 0itro pada tanaman
12
ba*ang ( Allium cepa). Seperti dalam jurnal 2ampion et.all.() adanya te knik budidaya ini memberi man$aat pada penemuan ilmu pengetahuan yang baru tentang aspek interaksi antara $aktor yang terlibat dalam ontogeni proses gynogenesis pada ba*ang yang meliputi kulti0ar atau jenis tanaman itu sendiri media organ yang akan dikulturkan). 'ada *aktu yang bersamaaan setelah diteliti dalam gynogenesis terdapat hal&hal berbeda yang muncul dari sistem reproduksi saat masih murni saat embrio berkembang tanpa adanya partisipasi dari gamet jantan. 5al ini akan dihubungkan dengan $akta bah*a kromatin ek/trakromosom autoduplikat pada sitoplasma dan organela&organela yang dapat dimasuki oleh hasil penetrasi sel sperma. 1amet jantan dapat menjadi sumber berubahnya kromatin pada nukleus 6# dan 76#. Parthenoandry merupakan perkembangan embryo dari sel telur inti sel telur digantikan oleh inti sel sperma. Ini merupakan kata lain dari androgenesis9 yang memiliki artian yang lebih luas. 'ada perkembangan normal mikrospora diprogram untuk berde$erensiasi menjadi polen dengan menghasilkan inti sel sperma. 'ada keadaan tertentu hal ini dapat dibelokkan ke arah perkembangan sporo$itik untuk menghasilkan embrio ataupun planlet yang bersi$at haploid. 'eristi*a ini disebut dengan embriogenesis mikrospora atau disebut juga androgenesis ( 5ause dkk. 3: Ishi;aka 8).
Embriogenesis mikrospora diartikan sebagai pembentukan embrioid yang berasal dari mikrospora. 'eristi*a ini dinamakan juga dengan androgenesis (7agha0an <).
12
Bagan 18 dan 19 Amphimixis (amphi- both mixis-mi/ing) merupakan proses reproduksi seksual dan merupakan basis $ertilisasi ganda pada tanaman berbunga (#ngiosperma) (6aumo0a.--8).
%omponen #sal mula apomi/is
1usta$$on=s ari ami/is > amphimi/is
'etro0e=s #pomi/is
'erbanyakan diri (sama)
Sel pmbntuk embrio pd biji #gamospermi (biji) ? 0egetati$ #gamospermi (biji) ? 0egetati$ propagation (selain biji). propagation (selain biji). 'embagian ibagi menjadi ! Irregular apomi/is ? reguler GAME!"P!##$ agamospermi apomi/is %P"&"P!#'$ Per(edaan peng)lasi*i)asian tipe apomixis antara Gusta**on dan Petro+e Apomixis
Sumber ! sumber ! http!@@***.genetics.org@content@<@@44 http!@@***.nature.com@nbt@journal@0@nA@$igBta @".large.jpg b@nbt
12
Apomi)sis merupakan reproduksi aseksual yaitu proses reproduksi tanpa terjadinya $usi gamet betina dan gamet jantan. 'ada reproduksi aseksual terdapat adanya proses yang selalu berkesinambungan (tak terputuskan) yaitu! . eiosis ! suatu proses pembelahan sel&sel sporo$itik yang diploid menjadi sel&sel gametik yang haploid. isalnya ! pada mikrosporogenesis (terjadinya mikrospora). ikrospora akan menghasilkan gamet janta n (n). egasporogenesis (terja dinya megaspora) megaspore yang ber$ungsi akan menghasilkan kantong e mbrio dengan bagian&bagiannya yaitu sel telu r sinergid dan antipoda (semuanya haploid (n). . 'embuahan adalah $usi dari sel&sel gametik (sperma dan sel telur) menghasilkan ;igot (n). Cigot merupakan generasi a*al $ase sporo$itik yang diploid. enurut ahes*ari (D-) apomiksis pada tumbuhan #ngiospermae dibedakan menjadi yaitu! - Apomiksis yang tidak berulang 'ada tipe ini sel induk megaspora mengalami pembelahan meiosis secara normal terbentuk kantong embrio yang haploid. Embrio mungkin berasal dari sel telur yang tidak dibuahi (parthenogenesis haploid) atau berasal d ari sel lain pada gameto$it - Apomiksis berulang %antong embrio berasal dari arkesporium (apospori generati$) atau bagian lain dan nuselus (aposp ri somatik). Semua inti sel yang menyusun kantong embnio bersi$at diplo id. Embrio berasal dan sel telur yang tid ak dibuahi (parthenogenesis diploid) atau dan sel lain pada gameto$it (apogami diploid). ,erikut perbandingan ilustrasi antara tahap perkembangan o0ul secara se/ual dan apomictic pada tumbuhan #ngiosperma (%oltuno* et al. D)!
12
#pomi/is dapat terjadi pada kelompok 1ymnospermae dimana pada pollen diploid menghasilkan embrio tanpa terjadi $ertilisasi sebagai contoh pada pohon !upressus dupre"iana dan !upressus semper#irens (Singh et.al.-). Selain itu pada tanaman #ngiosperma dapat dijumpai pada tanaman manggis (#rini.--8). ,iji manggis berkembang tanpa melalui penyerbukan yang disebut apomiksis. ,iji manggis apomiksis bersi$at 0egetati$ dan mempunyai si$at serupa dengan induknya. ,iji manggis ogorogo berbentuk spheroid dan ellipsoid ber*arna coklat muda dan dibungkus arrilode ber*arna putih (7ukmana D: 'utro --8 dalam #rini.--8). ,iji apomiksis merupakan proses reproduksi tanaman dimana pembentukan embrio tidak didahului dengan proses pembuahan. enurut 1usta$sson (4A&4<) apomiksis dibedakan menjadi yaitu! . Reproduksi vegetatif , yaitu tanaman diperbanyak melalui bagian tubuhnya (seperti akar daun atau batang) selain menggunakan biji. . Agamospermi ! Tumbuhan memperbanyak diri dengan biji tapi embrio tidak dibentuk melalui meiosis normal dan tidak ada syngamy. Tipe #gamospermy dibedakan menjadi kelompok yaitu & Apomiksis Irregular (embryo sac haploid terbentuk dari hasil meiosis normal )! !aploid parthenogenesis ! kantung embrio haploid terbentuk sebagai hasil dari meiosis normal dan embrio berkembang dari sel telur. !aploid apogamety ! kantung embrio haploid terbentuk sebagai hasil dari meiosis
12
normal dan embrio berkembang dari sel gameto$it. & Apomiksis Regular (embryo sac diploid dapat timbul dari sel archesporial atau dari sel nuselus). #gamospermy dapat terjadi melalui berbagai mekanisme yang berbeda beberapa yang memerlukan penyerbukan dan beberapa yang tidak ! perkembangan embrio tergantung polinasi Pseudogamy Autonomus apomi)sis ! perkembangan embrio tidak tergantung polinasi. ekanisme apomi/is (Spielman et.al.--3) !
#pomi/is dibedakan menjadi 3 tipe yaitu ! a. Diplospory ! Sel induk megaspora yang diploid berkembang menjadi kantung embrio tanpa ada meiosis. Embrio dibentuk melalui telur yang tidak dibuahi (partenogenesis) atau dari sel lain dari kantung embrio. Embrio yang terbentuk dari sel induk megaspora yang tidak mengalami reduksi jumlah kromosom. Inti sel megaspora mengalami pembelahan mitosis 3 kali sehingga terbentuk 8 inti embryo sac yang tidak mengalami reduksi kromosom.
b. Apospory ! Sel somatik dalam nuselus langsung membentuk kantung embrio (tanpa meiosis) sel telur yang diploid berkembang secara partenokarpik. embrio yang terbentuk
12
dari sel&sel somatik dari nucellus yang berde$erensiasi. egasporagenesis dari sel induk megaspora seksual mengalami gangguan sehingga tidak terbentuk embryo sac. Sel&sel somatik pada nucellus berkembang melalui kali pembelahan mitosis dan terbentuk embryo sac. (#rini.--8)
a. Adventive embrio ! terbentuknya lebih dari embrio dalam biji. Embrio dibentuk dari sel sporo$it yang diploid (nuselus dan integumen). 2ontoh ! 2itrus Frchidaceae yrtaceae. Embrio berkembang dari sel&sel somatik di dalam o0ul dan tidak ada perkembangan embryo sac.
,erikut contoh proses apomi/is dengan tipe Adventive embrio pada buah jeruk (!itrus) , dimana terbentuknya lebih dari embrio dalam biji. Embrio dibentuk dari sel sporo$it yang diploid (nuselus dan integumen).
12
-igure ./ Ad+entitious Em(ryony in $itrus/ 0 #nna.3)
'ada gambar diatas menunjukkan perkembangan Adventive embrio ! terbentuknya lebih dari embrio dalam biji. Embrio dibentuk dari sel sporo$it yang diploid (nuselus dan integumen). Embrio berkembang dari sel&sel somatik di dalam o0ul dan tidak ada perkembangan embryo sac.
12
Bagan 2 3ho)hlo+4s $lassi*i5ation o* Apomixis ype
. #sporic Cygoty ! 'embentukan embryo tanpa melalui pembentukan spora.
. #poarchesporic Cygoty ! 'embentukan embrio dari o0ule gameto$it gamet ;ygot embrio.
3. Sporic #po;ygoty ! 'embentukan embrio dari o0ule archespory spora gameto$it gamet embrio.
4. Sporic #pogamety ! 'embentukan embrio dari o0ule archespory spora gameto$it embrio.
D. #pospory #po;ygoty ! 'embentukan embrio dari o0ule archespory gameto$it gamet embrio.
A. #poarchesporic #po;ygoty 'embentukan embrio dari o0ule gameto$it gamet embrio.
<. #posporic #pogamety ! 'embentukan embrio dari archespory gameto$it embrio.
8. #poarchesporic #pogamety 'embentukan embrio dari o0ul gameto$it embrio.
!
!
12
. #pogametophytic 'embentukan embrio perkembangan o0ule.
Sporophyty ! langsung dari
enurut pengklasi$ikasian tipe apomi/is menurut ,attaglia () dalam proses Euspory mengalami syn)aryogenesis 0automi)sis yaitu penyatuan dua gamet haploid yang berasal dari proses pembelahan yang sama menjadi gamet diploid atau pembentukan gamet diploid yang berasal dari duplikasi dari sel haploid.
12
-ig / %istem penye(aran (ii pada Angiospermae
•
Tipe reproduksi #ngiospermae dapat dibedakan menjadi yaitu secara seksual dan asesual. 7eproduksi seksual dapat dilakukan dengan dua cara yaitu amphimixis dan apomixis. Secara amphimixis dapat terjadi dengan cara euspory merupakan proses pengurangan kromosom pada sporogenesis yang terjadi secara normal namun pada proses gametogenesis mengalami pengurangan kromosom kembali. 'ada reproduksi secara aseksual dapat melalui Adventive embrio yaitu terbentuknya lebih dari embrio dalam biji seperti yang dapat kita jumpai pada buah jeruk ( !itrus). Secara apomi/is dapat dibedakan menjadi 3 yaitu !
Diplospory Apospory Apoar5hespory : 'erkembangan kantong embrio (embryo sac) yang tidak
tereduksi dari sel nucellar somatic.
12
Tabel 11. Klasifikasi perkembangan tipe-tipe kantung embrio (embrio sa!
sumber ! ,hat (--D)
enurut Tanta dkk. (--8) pengklasi$ikasian tipe perkembangan embrio sac hanya ada 3 prinsip dasar dalam penggolongannya yang meliputi ! monosporic ('olygonum&type) bisporic (#llium&type) dan tetrasporic (#do/a&type). 5al tersebut juga sesuai dengan tabel penggolongan perkembangan embrio sac berikut dalam 7esler (3) !
12
sumber ! 7esler (3)
1 Amphimixis a. Euspory : 'roses pengurangan kromosom pada sporogenesis yang terjadi secara normal namun pada proses gametogenesis mengalami pengurangan kromosom kembali. Polygonum type e
'ada tipe 'olygonum sel sporogen mengalami dua kali meiosis. egaspore hasil meiosis yang jauh dari mikropil adalah yang $ungsional. Selanjutnya megaspore $ungsional mengalami tiga kali mitosis menghasilkan kantung embrio delapan inti yang terorganisasi ke dalam aparat telur sel antipoda dan inti polar. Tipe 'olygonum ini paling banyak ditemukan pada suku #recaceae / (Tanta.--8) Allium type e
'ada tipe #llium meiosis pertama menghasilkan dua sel diad. Sel diad yang terletak di daerah mikropil segera aborsi dan meiosis kedua menghasilkan dua inti megaspore haploid bebas. Selanjutnya dua pembelahan mitosis berturut&turut menghasilkan kantung embrio delapan inti yang terorganisasi ke dalam aparat telur sel antipoda dan inti polar. Tipe #llium ini terdapat pada !hamaedorea latifolia $ypa fruticans dan %yphaenaindica. (Tanta.--8) Adoxa type e
'ada tipe ado/a hasil pembelahan meiosis sel sporogen menghasilkan empat inti bebas pada kantung embrio muda. Setelah mengalami pembelahan mitosis dihasilkan kantung embrio delapan inti yang terorganisasi menurut cara yang khas.
•
%antung embrio berasal dari empat megaspora Terbentuk < sel dengan 8 nukleat embryo sac Terbentuk oleh pembelahan meiosis I dan II namun tidak diikuti pembentukan
•
dinding sel sehingga inti sel hasil meiosis berada dalam satu sel (coenomegaspore). %eempat inti dalam coenomegaspore terlibat dalam pembentukan kantung embrio.
• •
Terdapat si$at sel yaitu haploid dan triploid ! 12
o o
5aploid ! sel telur sinergid dan inti kutub sel Triploid ! 3 sel antipoda dan inti kutub sel
Tipe ado/a ini terdapat pada !ocos nucifera. Selain itu ado/a&type dari embrio sac dapat ditemukan pada Piper peltatum.
sumber ! Eric (--) 1ambar diatas menunjukkan diad $ormasi pada Piper peltatum #pospory a. Diplospory araxa5um type
2 atau sel induk megaspora a*alnya memasuki pro$ase meiosis tapi kromosom yang normal berpasangan tidak terbentuk karena asynapsis. 'ara uni0alents tersebar di poros di meta$ase I. Sebuah restitusi inti terbentuk setelah pembelahan meiosis pertama yang kemudian membagi mitotically untuk membentuk angka dua dengan nomor somatik (n) kromosom. itosis lanjut di0isi dari hasil sel chala;al dalam pembentukan kantung embrio 8& nukleasi. enis apomi/is terjadi di beberapa genera dari !ompositae dan Arabis Taxacum dan Paspalum. #xeris type
2 atau sel induk megaspora mengalami pro$ase meiosis tanpa menghasilkan restitusi sebuah inti. 5al ini diikuti oleh di0isi mirip dengan kedua pembelahan meiosis kecuali bah*a itu tidak disertai dengan sitokinesis. ua di0isi mitosis lebih lanjut dari tidak tereduksinya inti mengakibatkan kantung embrio 8&nukleasi (8 inti). (/ Apospory Antennaria type A
Tipe ini menggambarkan mitosis apospory sel induk megaspora tidak mengalami meiosis setelah mengalami inter$ase yang panjang sel tersebut mengalami mitosis normal menjadi megaspora binukleat yang tidak tereduksi $ungsional. ua kali pembelahan mitosis selanjutnya menghasilkan kantung embrios seperti tipe polygonum normal yaitu menghasilkan 8 inti haploid.
12
Erogastris A
Tipe ini menggambarkan mitosis apospory sel induk megaspora tidak mengalami pembelahan meiosis. 'embelahan mitosis terjadi kali pembelahan dan dihasilkan 4 inti yang bersi$at haploid yaitu o0um sinergid dan inti polar. 5/ Apoar5heospory Poatype aa
'ada tipe 'oa terdapat sel induk megaspora sel sporogen mengalami dua kali meiosis. egaspore hasil meiosis yang jauh dari mikropil adalah yang $ungsional. Selanjutnya megaspore $ungsional mengalami tiga kali mitosis dengan menghasilkan anakan yang berasal dari pembelahan mitosis selanjutnya menghasilkan kantung embrio delapan inti yang terorganisasi ke dalam aparat telur sel antipoda dan inti polar. Sehingga pada $ase pembelahan secara meoisis akan menghasilkan sel untuk melakukan pembelahan secara mitosis. Fleh karena itu pada akhirnya menghasilkan kantung embrio delapan inti yang terorganisasi ke dalam aparat telur sel antipoda dan inti polar. Tipe 'oa dapat ditemukan pada spesies Poa pratensis +. 1b.. #utonomous embryogenesis in 'oa pratensis ! (a) an o0ule acti0ated to parthenogenetic de0elopment: (b) a $i0e&cell proembryo and intact o0ule: (c d) parthenogenetic proembryos *ith irregular $ormation o$ cell *alls: (e) degeneration o$ basal cell in a t*o&cell proembryo: ($) t*o autonomous embryos.
sumber ! Gudako0a et.all. (--<)
12
sumber ! Gudako0a et.all. (--<) Seperti yang telah dijelaskan bah*a perkembangan embrio sac pada tahap akhir pembelahan akan membentuk kantung embrio. Bouteloatype aa
'ada tipe ,outeloa terdapat sel induk megaspora sel sporogen hanya mengalami pembelahan mitosis sebanyak tiga kali. 'ada $ase pertama mitosis salah satu sel sporogen mengalami degenerasi pada komponen generati$nya saat tahap di$erensiasi perkembangan embrio sac@ kantung embrio. Sehingga pada tahap ke II dan ke III mitosis masing&masing hanya sel sporogen yang mengalami pembelahan. 'ada akhir pembelahan hanya menghasilkan kantung embrio delapan inti yang terorganisasi ke dalam aparat telur sel antipoda dan inti polar. $hloris type aa
Tipt perkembangan kantung embrio dengan tipe 2hloris tidak mengalami $ase meiosis namun langsung pada $ase mitosis dengan mengalami dua kali pembelahan yaitu ! mitosis dan mitosis . 'ada $ase ke 3 mitosis megaspore mother cell mengalami pembelahan dengan menghasilkan embrio sac dengan inti polar dan 3 sel antipodal. 'ada tipe ini tidak dihasilkannya sel telur dan sel sinergid sehingga egasporanya merupakan atau tergolong apoarkespori apoarkespori itu sendiri berasal dari sel somatic nusellus. 2ontoh ! !hloris #irgata. Panni5um type aa
'anicum type mengalami dua kali pembelahan yaitu tahap meiosis dan mitosis. 'ada tahap meiosis Andropogon type
Tahapan dimulai dari sel induk megaspora yang sama mengalami pembelahan meiosis I dan mengalami degenerasi. Tahapan selanjutnya yaitu langsung mengalami dua kali pembelahan mitosis tanpa melalui tahap meiosis II dan menghasilkan 4 inti.
12
!eteropogon type
Tahapan dimulai dari sel induk megaspora yang berbeda langsung mengalami 3 kali pembelahan mitosis tanpa melalui tahapan meiosismenghasilkan delapan inti. Paspalum type aa
Tahapan dimulai dengan dua inti sel induk yang berbeda dimana yang satu mengalami degenerasi dari sel archesporic mengalami pembelahan mitosis 3 kali tanpa melalui tahapan meiosis. enghasilkan delapan inti.
12
DA-A& P%A3A
,erg 7ol$ G. --3. De#elopment of ule 'mbryo sac and 'ndosperm in Triteleia (Themidaceae) elati#e to Taxonomy. #merican ournal 5ouse o$ ,otany. -(A) ! <3&48 Tanta dkk. --8. 'mbriologi Pinanga coronata ( bl.ex.mart) bl. egasporangium megasporogenesis dan megagametogenesis. urnal ,ionatura Hol.- 6o. ! 4 adrid Eric 6. et.all. --. The De#elopment basis of an e#olutionary di#ersification of female gametophyte structure in Piper and Piperaceae. #nnals o$ ,otany -3 ! 8A 884 6aumo0a T.6. --8. Apomixis and Amphixis in *lo+ering Plants. #llert 'ress Inc. ! 2ytology and 1enetics 0ol. 4 6o.3 ! < 88. ,hat H. --D. Apomixis , An enigma +ith potential applications. ournal o$ embryology o$ $lo*ering plants. Jni0ersity o$ elhi. Spielman . et.all. --3. enetic mechanism of apomixis. epartment o$ ,iology and ,iochemistry Jni0ersity o$ ,ath 2la0erton o*n ,ath ,# <#G J%. 7elser +.et.all. 3. The ule and the 'mbryo Sac . epartment o$ 'lant ,iology Jni0ersity o$ 2ali$ornia ,erkele y 2ali$ornia ! the plant cell 0ol.D ! 3-. Singh S.et.all. -. Apomixis in Plants 'mbryology enetics and olecular /asis. ournal o$ 2ell and 'lant Sciences () ! 4 3.
12
3omentar
'ada penyajian tentang bagan yang bertemakan apomi/is dan amphimi/is secara keseluruhan sudah berjalan dengan lancar dengan kegiatan penjelasan dari masing masing bagan yang elah dibuat oleh kelompok serta adanya proses tanya ja*ab. 'ada a*al kegiatan kami melakukan kunujungan ke stand kelompok dengan bagan meiosis dan megasporogenesis pada diplospory serta bagan pengelompokkan 'artenogenesis pada tumbuhan tingkat tinggi. ari hasil penjelasan kelompok teori yang dipaparkan sudah sesuai atau sama dengan teori yang saya tuliskan dalam paper sehingga tidak ada perbedaan. 'ada kesempatan itu pula saya mengajukan pertanyaan apakah proses dalam partenogenesis yang meliputi aposyngamy dan pseudosyngamy dapat dipengaruhi oleh $aktor e/ternal @ lingkunganK %emudian utiara menja*ab bah*a dalam proses dalam partenogenesis yang meliputi aposyngamy dan pseudosyngamy dapat dipengaruhi oleh $aktor lingkungan yaitu berupa suhu. %unjungan kedua dilakukan kekelompok dua dimana bagan yang dipresentasikan yaitu tentang pengklasi$ikasian tipe apomi/is berdasarkan dua pendapat ahli yaitu ! 1usta$sson (4A 4<) dan 'etro0 (A4). %unjungan ketiga dilakukan kekelompok tiga dimana merupakan bagan yang menjelaskan tentang klasi$ikasi tipe apomi/is menurut dua pendapat ahli yaitu %hokhlo0 (A<) dan ,attaglia (A3). ari kedua kunjungan tersebut dari kelompok dua dan tiga konsep @ teori yang dipresentasikan sudah sesuai dengan paper yang telah saya tuliskan. 'resentasi yang terakhir ditampilkan oleh kelompok 4 yaitu kelompok saya yang membahas tentang sistem penyebaran biji pada tumbuhan angiospermae dan bagan klasi$ikasi tipe perkembangan embrio sac. Penilaian presenter :
. . 3. 4. D. A. 7.
#l$ina e*anty utiara Intan L. #tika %.L. #deraya #. 2itra . "ai;al 6.
!< !< !< !A !< !8 !<
12