SISTEM REPRODUKSI JANTAN Fatihatunnisa Ridha Rahman Jurusan Pendidikan MIPA, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A.H Nasution No. 150 Bandung I. PENDAHULUAN 1.1
Landasan Teori
Organ reproduksi jantan terdiri dari bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal terdiri dari skortum dan penis. Sedangkan bagian internal terdiri atas gonad yang menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormone, kelenjar aksesoris yang mensekresikan produk yang esensial bagi pergerakan sperma, dan sekumpulan duktus yang membawa sperma dan sekresi glandural (Campbell dan Reece Michael, 2004:156). Wildan Yatim (1994: 29) mengatakan skortum itu terdiri dari kulit yang ditumbuhi oleh rambut dan banyak mengandung rambut kelenjar puluh dan minyak, testis kiri dibatasi oleh sekat yang terdiri dari jaringan ikat dan otot polos, terdapat otot dartos dan otot cremaster yang berfungsi menggerakan skortum sehingga dapat membesar dan mengecil dan suhu dalam skortum sekitar 20 C dibawah suhu rongga abdomen. Gonad yang sepasangan dan berada dalam skortum ini memiliki kapsul yang terdiri 2 lapisan : 1. Tunica vaginalis dan 2. tunica albuginea Penis manusia terdiri dari tiga silinderjaringan erektil mirip spon yang berasal dari vena dan kapiler yang termodifikasi. Batang utama penis ditutupi oleh kulit yang relative tebal. Kepala zakar, atau glans penis mempunyai penutup yang jauh lebih tipis sehingga menjadi lebbih sensitive terhadap rangsangan. Glans penis manusi ditutupi oleh lipatan kulit yang disebut sebagai preputium (Campbell dan Reece Michael, 2004: 157-158).
1.2
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari anatomi sistem reproduksi jantan dan cara analisis sperma. II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Hari
: Kamis
Tanggal
: 2 Maret 2017
Waktu
: 08:00 WIB s/d selesai
Tempat
: GEDUNG LABORATORIUM TERPADU Lt. 3 RUANGAN LABORATORIUsM PENDIDIKAN BIOLOGI LANJUTAN
2.2 Alat dan Bahan NO
NAMA ALAT
NO
NAMA BAHAN Tikus
1.
Alat Bedah
1.
putih
novergicus)
(Rattus
jantan
galur
Wistar 2.
Kaca Objek dan Kaca Penutup
2.
3.
Pipet Tetes
3.
4.
Kaca Arloji atau Cawan Petri
5.
Mikroskop
6.
Kamar
Hittung
Larutan
Garam
Fisiologis
(NaCl 0,9 %) Kloroform (CHCl3)
Improved
Neubauer dan pipa isap eritrosit
7.
Bally Counter
8.
Jarum Pentul
2.3 Langkah Kerja 1. Anatomi Sistem Reproduksi Jantan 1.1. Bagian Eksternal a. Ambilah tikus jantan dari kandang, lalu masukkan ke dalam botol pembius berisi kapas yang telah dibasahi dengan
kloroform. Setelah mati tempatkan tikus ini pada baki bedah dengan memaku kedua pasang anggota geraknya b. Amatilah di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x10 dan 10x40. Gambarkan, deskripsikan, dan bandingkan bentuk atau morfologi sperma, baik yang diambil dari testis maupun dari tripartit epididimis. 1.2. Jumlah Sperma a. Urutlah vas deferen dengan pinset mulai dari pangkal hingga bagian ampilanya, tampunglah cairan yang keluar pada kaca arloji yang berisi 5 tetes NaCl 0,9%. Aduklah perlahan hingga merata, lalu encerkan 1 tetes suspensi ini dalam 49 tetes larutan NaCl 0,9%, sehingga diperoleh pengenceran 50 kali. Aduklah dengan baik, kemudian letakan satu tetes pada hemositometer improved Neubauer dan tutuplah dengan kaca penutup sedemikian sehingga suspensi merata, namun tidak masuk pant hemositometer. b. Hitung sperma dibawah mikroskop dengan pembesaran 400 kali pada lima ruang R untuk eritrosit. Jumlah sperma per mL dihitung dengan rumus : 5R x F x 1000, dimana 5R jumlah total sperma dari 5 ruang yang dihitung, F faktor koreksi hemositometer (0,4), dan P besar pengenceran (50). c. Tulis hasil perhitungan sperma pada tabel lembar kerja 1.3. Motilitas Sperma a. Teteskan satu tetes suspensi sperma pada kaca objek dan tutup dengan kaca penutup. Buatlah batas hitung pada okuler dari bagian pinggir film bekas. Dengan kotak ini hitunglah sperma yang tak bergerak, kemudian geserkan preparat hingga diperoleh jumlah sperma dari 20 kotak hitungan, misalnya A. b. Masukkan preparat kedalam inkubator dan panaskan dengan suhu 50 hingga 60°C selama 3 menit. Dengan cars yang sama, perhatikan dan hitung jumlah sperma yang tak bergerak, misalnya B. Motolitas sperma (%) adalah (B-A)/B x 100%.
c. Tulis hasil perhitungan motilitas sperma pada lembar kerja. 1.4. Velositas Sperma a.
Teteskan suspensi sperma pada hemositometer. Perhatikan dibawah mikroskop (10x40) sperma yang bergerak melintas dua garis yang berdekatan (jarak 1/20 mm).
b.
Catatlah waktu lintas dalam detik. Besar velositas sperma selanjutnya dapat dinyatakan dalam mm per detik.
c.
Tuliskan hasil pengamatan saudara pada tabel lembar kerja
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Tugas II 1.1 Gambar Sistem Reproduksi Tikus Jantan Bagian Eksternal
Gambar 1 Sistem Reproduksi Tikus Jantan Bagian Eksternal
Pembahasan : Pada pengamatan sistem reproduksi eksternal terdapat penis dan testis yang di lindungi oleh scrotum dimana scrotum ini terdiri dari kulit yang ditumbuhi bulu dan mengandung kelenjar peluh dan kelenjar minyak bulu. Testis kiri dan kanan dibatasi dengan suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos (Yatim, 1994 : 29). Penis berfungsi sebagai penyalur sel seperma atau semen ke dalam tubuh betina. Penis terdiri dari 3 batang silinder yang erektif (dapat berereksi); 2 batang corpora caverosa sebelah atas, 1 batang corpus spongiosum di bawah.
Tugas II 1.2 Gambar Reproduksi Tikus Jantan Bagian Internal serta Sistem Eksresinya
Gambar 2 Sistem Reproduksi Tikus Jantan Bagian Eksternal serta Sistem Eksresinya
Pembahasan : Pada pengamatan sistem reproduksi internal terdapat sepasang testis yang berfungsi untuk penghasil sel sperma, testis ini berbentuk oval. Kemudian terdapat vas deferens dimana vas deferens ini berfungsi sebagai saluran lanjutan epididimis dan bersambung pada saluran ejakulatoris. Ureter berfungsi untuk menghasilkan sperma. Terdapat ginjal yang berfungsi sebagai tempat penyaringan sari sari makanan yang hasil akhirnya adalah urine dan dibuang melalui saluran ureter dan dikeluarkan melalui penis. Kemudian kloaka yang berfungsi sebagai tempat pembuangan atau pengeluaran akhir. Tugas II 2.1 Morfologi Spermatozoa Tikus
Gambar 3 Morfologi Spermatozoa Tikus
Pada pengamatan morfologi spermatozoa tikus, kami hanya melakukan satu pengamatan yaitu pada spermatozoa yang ada di testis saja. Hasil pegamatan yang didapat, bahwa spermatozoa yang kami amati sudah mati karena spermatozoa sangat rentan dalam suhu ruangan sehingga spermatozoa tidak bergerak atau tidak motil dan spermatozoa ini sangat rentan dalam suhu ruangan. Jumlah spermatozoa yang didapat pada pengamatan ini berjumlah sedikit yang sudah terbentuk seperti sperma pada umumnya. Mengingat di testis ini adalah tempat pembuatan sel sperma dimana sel sperma yang terdapat pada testis sepenuhnya belum matang dan belum
siap untuk di transfer ke vagina betinanya. Kemudian ukuran sperma yang kami amati berukuran kecil. Serta pada sel sperma yang kami dapatkan dari testis ini terlalu banyak sampah atau kotoran yang bercampur dengan spermanya, sehingga membuat kami sulit untuk menidentifikasi morfologi serta bentuk spermatozoanya. Pada umumnya bentuk spermatozoa pada tikus dan mencit berbentuk seperti bulan sabit yang bergerigi dan berflagellum. Spermatozoa ini memiliki bagian bagian kepala dan ekor, kepala yang berfungsi sebagai penerobos jalan menuju jalan masuk ke dalam ovum dan membawa bahan genetik yang akan diwariskan kepada anak cucunya. Ekor berfungsi untuk pergerakan menuju tempat pembuahan dan untuk mendorong kepala menerobos selaput ovum (Yatim, 1994: 43). Tugas II 2.2 Perhitungan Jumlah Spermatozoa Tikus 1
2
3
4
5
R
1
0
0
0
0
ΣR
1
F
0,4
P
50
Jumlah Sperma Jnal
ΣR × F × P × 1000: 20.000
Tugas II 2.3 Perhitungan Motilitas Spermatozoa Tikus 1
2
3
4
5
Sperma 25 cc (A)
0
0
0
0
0
Sperma 60 cc (B)
0
0
0
0
0
Motilitas (%)
𝐵−𝐴 ×100% 𝐵
=0
Tugas II 2.3 Perhitungan Velositas Spermatozoa Tikus 1
2
3
4
5
Waktu Tempuh (Detik)
0
0
0
0
0
Jarak Tempuh (mm)
0
0
0
0
0
Velositas (mm/detik)
0 dikarenakan spermatozoa mati
Pembahasan : Pada tabel perhitungan jumlah spermatozoa pada tikus yang kami amati hanya pada bagian testisnya saja. Setelah di hitung terdapat 20.000 spermatozoa yang kami dapatkan dengan menggunakan alat Hemasitometer Invorved Neubauer. Dimana menurut Campbell dan R. Mitchael (2004:160) tiap mililiter mengandung sekitar 50 sampai 130 juta sperma. Semen normal biasanya mengandung 20 juta sperma per mililiternya dan 8 juta diantaranya bergerak aktif. Sperma yang bergerak aktif ini sangat penting artinya, karena menunjukkan kemampuan sperma untuk bergerak dari tempat dia disemprotkan menuju tempat pembuahan (tuba fallopi, bagian dari kandungan wanita. Untuk pengamatan pada motilitas spermatozoa pada tikus, kami tidak mendapatkan atau melihat adanya pergerakan pada spermatozoa yang kami amati. Kemungkinan ini disebabkan karena spermatozoa yang kami dapatkan telah mati karena spermatozoa sangat rentan dalam suhu ruangan dimana sepermatozoa tidak dapat mempertahankan dirinya sendir. Motilitas pada spermatozoa menandakan bahwa spermatozoa normal karena motilitas pada spermatozoa sangat berpengaruh pada kesuburan atau normal atau tidaknya spermatozoa tersebut. Kecepatan sperma berpengaruh pada kemampuan fertilisasi, untuk kecepatan sperma yang normal sekitar 2,5 detik perkotak pada Hemasitometer Neubauer, jika pergerakan sperma tersebut lambat atau kurang di bawah itu menandakan tidak mampu untuk melakukan fertilisasi (Yatim,1994: 53-54). Untuk pengamatan velositas sperma pada Tikus, kami tidak mendapatkan hasil karena sperma yang kami amati tidak ada yang bergerak satupun atau biasa disebut Necrozoospermia (Yatim,1994:54). Penyebab banyaknya kematian sperma tersebut karena suhu luar yang terlalu tinggi, dimana sperma tidak dapat mempertahankan dirinya. Suhu ruang yang cukup tinggi ditambah lagi dengan adanya banyak individu yang mendukung dalam peningkatan suhu ruangan serta lambatnya dalam memberikan perlakuan terhadap sperma tersebut.
IV. KESIMPULAN Pada pengamatan sistem reproduksi eksternal dan internal terdapat penis dan testis yang di lindungi oleh scrotum dimana scrotum ini terdiri dari kulit yang ditumbuhi bulu dan mengandung kelenjar peluh dan kelenjar minyak bulu. Testis yang berada didalam scrotum berfungsi sebagai tempat produksi sel sperma kemudian penis sebagai tempat penyaluran sel sperma untuk keluar dari tubuh jantan. Pada umumnya bentuk spermatozoa pada tikus dan mencit berbentuk seperti bulan sabit yang bergerigi dan berflagellum. V. PERTANYAAN DAN JAWABAN 1.
Sistem reproduksi dipelajari bersamaan dengan sistem ekskresi menggambarkan adanya kaitan yang erat dari kedua sistem tersebut. a. Tunjukan 2 data anatomis yang menguatkan adanya kaftan ini b. Bagaimana proses pengeluaran sperma dari urine pada hewan jantan
Jawaban: a. terdapat sepasang ginjal di atas testis yang berfungsi untuk mengeksresikan urine.
Terdapat kantung kemih diatas ginjal dan testis yang fungsinya untuk menampung volume urine.
Terdapat saluran – saluran kelamin yang berpangkal pada testis dan tersambung pada uretra. Uretra merupakan saluran bersama bagi urine kelenjar pelengkap sel kelamin jantan (vas deferens dan urine).
b. Proses pengeluaran sperma dan urine. Sistem eksresi dan sistem reproduksi di pelajari bersama dengan yang erat karena sistem reproduksi di pelajari bersamaan dengan sistem eksresi yang mengambarkan adanya kaitan yang erat antara keduanya. Perjalanan sperma untuk keluar dari tubuh adalah sperma bergerak dari tubulus seminiferus menuju epididmis dan tinggal disini sekitar 3 minggu sampai menjadi sperma dewasa. Selanjutnya sperma memasuki saluran vas deferens hingga ujung saluran dan bercampur dengan 3 macam secret hasil sekresi kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper. Selanjutnya semen keluar dari ujung vas
deferens menuju salura ejakulatoris dan uretra yang merupakan saluran kencing. Hali ini membuktikan bahwasanya sistem reproduksi dan sistem sekresi mempunyai hubungan yang erat saat ejakulasi tempat keluarnya urine tertutup otot disekitarnya sehingga semen dan urine tidak tercampur. 2.
Sebutkan beberapa parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas sperma, mengapa dengan parameter tersebut kita dapat menentukan baik buruknya suatu sperma.
Jawaban : macam – macam parameter Parameter – parameter sperma dapat dinyatakan secara: a. Kuantitatif, misalnya volume, jumlah spermatozoa/mL, kadar fruktosa. b. Semi kuantitatif, misalnya vviskositas sperma, motilitas spermatozoa. c. Kuantitatif, misalnya bau dan warna sperma Tahapan : segera setelah sperma di ejakulasikan hendaknya diamati dalam wadah penampung : a. Ada / tidaknya koagulum b. Warna sperma c. Bau sperma d. Proses likuefaksi sperma Setelah proses likuefaksi selesai, tentukan parameter sebagai berikut: a. Volume sperma b. pH sperma c. kekerasan dan warna sperma d. viskositas sperma 3.
Dengan mengetahui sistem reproduksi pada hewan jantan ada beberapa manfaat, yang bisa diterapkan, misalnya dalam kontrasepsi (kastrasi, vasektomi, bahan antifertilisasi), seleksi hewan unggul (sperma beku, inserminasi buatan), dan upaya membantu pasangan ingin anak (bahan pengikat fertilisatas sperma). Jelaskan istilah dan prinsip kerjanya.
Jawaban :
Kontrasepsi: metode serta alat yang digunkan untuk mencegah kehamilan: a. Kastrasi adalah pembuangan kelenjar kelamin b. Vesekuni adalah pematangan saluran benih untuk membuat jarak c. Anti fertilisasi adalah alat untuk mencegah fertilisasi sperma. d. Seleksi hewan unggul adalh teknik yang digunakan untuk mendapatkan jenis unggul: a. Semen beku adalah semen dari pejantan unggul yang disimpan dalam rendaman nitrogen cair untuk menghasilkan bibit unggul b. Inseminasi buatan adalah proses bantuan reproduksi dimana sperma di suntikan ke dalam vagina atau rahim dengan keten Upaya membantu pasangan ingin anak: a. Bahan peningkat sperma adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan fertilisasi sperma. VI. DAFTAR PUSTAKA Campbell, Reece Mitchael. 2004. Biologi, jilid 3. Jakarta: Erlangga. Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito.