Dampak Lingkungan Disekitar PLTU Secara Umum
1. Radiasi
Radiasi yang ditimbulkan oleh SUTT (Saluran Listrik Tegangan Tinggi) sangat berbahaya bagi kesehatan. Pemerintah lebih memilih membangun SUTT melewati pemukiman warga ketimbang melewati tanah yang kosong yang jaraknya agak lebih jauh. Pemerintah hanya memikirkan kerugian yang di dapatnya dalam biaya pemindahan SUTT dibanding kerugian yang didapat oleh warga yang rumahnya terlintas oleh jalur SUTT. Radiasi yang ditimbulkan oleh SUTT (Saluran Listrik Tegangan Tinggi) sangat berbahaya bagi kesehatan. Warga yang rumahnya di lalui oleh SUTT tentunya akan mengalami kerugian yang sangat besar. Selain kerugian dari dampak radiasi, warga juga dirugikan di bidang material. Pemerintah lebih memilih membangun SUTT melewati pemukiman warga ketimbang melewati tanah yang kosong yang jaraknya agak lebih jauh. Pemerintah hanya memikirkan kerugian yang di dapatnya dalam biaya pemindahan SUTT dibanding kerugian yang didapat oleh warga yang rumahnya terlintas oleh jalur SUTT. Rumah warga yang dilalui kabel SUTT tidak diberikan ganti rugi oleh pemerintah, melainkan hanya diberi uang yang jumlahnya sangat jauh lebih sedikit dari kerugian yang didapat oleh warga. Warga hanya bisa pasrah atas kerugian ini. Ketika warga melakukan protes untuk dipindahkannya kabel SUTT ketempat yang jauh dari pemukiman warga, tetapi Pemerintah tidak mandengarkan/memperdulikan apa yang diinginkan warga tersebut, melainkan diam saja dan tidak memindahkan SUTT itu.
Dari pembakaran batubara diseluruh dunia juga telah ditimbulkan limbah radioaktif Uranium dan Thorium sebesar 37.000 ton setiap tahunnya, dimana 7.300 ton diantaranya berasal dari PLTU batubara di Amerika Serikat. Yang lebih mengkhawatirkan, desain PLTU umumnya tidak dirancang secara maksimal untuk mencegah radiasi kelingkungan dan manajemen PLTU juga tidak dirancang untuk mengelola masalah limbah radioaktif ini.
2. pencemaran udara
Dalam proses produksi listrik dari pada PLTU batu bara terdapat proses pembakaran batubara. Seperti halnya bahan bakar fosil lainnya, dalam proses pembakaran batubara selain dihasilkan pelepasan energy berupa panas juga dihasilkan abu dan asap. Debu dan asap ini merupakan polutan yang dihasilkan dari PLTU batubara. Berikut polutan utama yang dihasilkan oleh PLTU batubara :
SOx merupakan emisi gas buang yang dikenal sebagai sumber gangguan paru-paru dan dapat menyebabkan berbagai penyakit pernafasan.
NOx merupakan emisi gas buang yang sekaligus dikeluarkan oleh PLTU batubara bersama dengan gas Sox, keduanya merupakan penyebab terjadinya "hujan asam" yang terjadi di banyak negara maju dan berkembang, terutama yang menggantungkan produksi listriknya dari PLTU batubara. Hujan asam dapat memberikan dampak buruk bagi industri peternakan dan pertanian.
COx merupakan emisi gas buang yang dapat membentuk lapisan pada atmosfer yang dapat menyelubungi permukaan bumi sehingga dapat menimbulkan efek rumah kaca ("green-house effect"), hal ini dapat berpengaruh pada perubahan iklim global.
fly ash ( abu terbang)
Jenis-jenis penyakit yang ditimbulkan oleh patikulat fly ash batubara:
1) Penyakit Silikosis
Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika juka banyak terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang batubara. Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersama – sama dengan partikel lainnya, seperti debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu.
Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silicosis akan segera tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit silicosis ditandai dengan sesak nafas yang disertai batuk-batuk. Batuk ii seringkali tidak disertai dengan dahak. Pada silicosis tingkah sedang, gejala sesak nafas yang disertai terlihat dan pada pemeriksaan fototoraks kelainan paru-parunya mudah sekali diamati. Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan semakin parah dan kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan kegagalan kerja jantung.
Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab penyakit silicosis ini belum ada obatnya yang tepat. Tindakan preventif lebih penting dan berarti dibandingkan dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silicosis akan lebih buruk kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis, astma broonchiale dan penyakit saluran pernapasan lainnya. Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja akan sangat membantu pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja. Data kesehatan pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan sesudah bekerja perlu dicatat untuk pemantulan riwayat penyakit pekerja kalau sewaktu – waktu diperlukan.
2) Penyakit Antrakosis
Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpa batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara.
Masa inkubasi penyakit ini antara 2 – 4 tahun. Seperti halnya penyakit silicosis dan juga penyakit-penyakit pneumokonisosi lainnya, penyakit antrakosis juga ditandai dengan adanya rasa sesak napas. Karena pada debu batubara terkadang juga terdapat debu silikat maka penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silicosis. Bila hal ini terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis. Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantraksosis dan penyakit tuberkolosilikoantrakosis.
Penyakit antrakosis murni disebabkan debu batubara. Penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi berat, dan relatif tidak begitu berbahaya. Penyakit antrakosis menjadi berat bila disertai dengan komplikasi atau emphysema yang memungkinkan terjadinya kematian. Kalau terjadi emphysema maka antrakosis murni lebih berat daripada silikoantraksosis yang relatif jarang diikuti oleh emphysema. Sebenarnya antara antrakosis murni dan silikoantraksosi sulit dibedakan, kecuali dari sumber penyebabnya. Sedangkan paenyakit tuberkolosilikoantrakosis lebih mudah dibedakan dengan kedua penyakit antrakosis lainnya. Perbedaan ini mudah dilihat dari fototorak yang menunjukkan kelainan pada paru-paru akibat adanya debu batubara dan debu silikat, serta juga adanya baksil tuberculosis yang menyerang paru-paru.
Debu yang dihasilkan dari pembakaran batubara mengandung partiker radioaktif, salah satu diantaranya diantaranya adalah Radon dan Uranium 233. Disamping ancaman radiasi dari partikel-partikel radioaktif, debu hasil pembakaran batubara mengancam kesehatan penduduk sekitar.
Disamping itu debu dari hasil pembakaran batubara juga mengandung partikel berbaya lainnya, diantaranya adalah logam-logam berat seperti Pb,Hg,Ar,Ni,Se, dll, dari hasil penelitian disekitar PLTU, terbukti kadar logam berat tersebut jauh di atas nilai ambang batas yang diizinkan.
3. Asap Dan Ozon
Jika kita tinggal di daerah metropolitan seperti Los Angeles, kita mungkin terbiasadengan asap perkotaan - asap berwarna kuning gelap atau kecoklatan yang membentukgumpalan udara yang mengambang di daerahdaerah berpenduduk pada hari musim panas2).Asap sebagian besar terdiri dari lapisan bawah ozon (O3), tetapi juga banyak mengandungunsur-unsur kimia lainnya, termasuk karbon monoksida (CO), unsur partikel seperti debu,senyawa volatil organik (VOCs) seperti benzene, butane, dan hidrokarbon lainnya. Lapisan bawah ozon yang berbahaya jangan disamakan dengan lapisan ozon yang berguna di stratosfer untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet matahari yang berbahaya. Ozon di bagian permukaan tanah merupakan polutan dengan beberapa pengaruh yang merugikan kesehatan. Sumber utama nitrogen oksida dan hidrokarbon adalah kendaraan bermotor. Hidrokarbon dan nitrogen oksida bereaksi terhadap sinar matahari pada hari yang cerah untuk membentuk lapisan bawah ozon, yaitu komponen utama dari asap (Gambar 2). Puncak dari pembentukan asap biasanya pada sore hari saat suhu tertinggi dan banyak sinar matahari. Meskipun lapisan bawah asap dan ozon terbentuk di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat atau daerah industri, namun angin yang bertiup dapat membawanya beberapa ratus mil ke kota lain. Ini menunjukkan bahwa polusi tidak mengenal batas, dan merupakan masalah global.
Ozon dapat menyebabkan iritasi pada mata dan merusak kantung udara pada paru-paru,dimana oksigen dan karbon dioksida bertukar, yang pada akhirnya menyebabkan pengerasanpada jaringan lunak dan kenyal. Hal itu juga dapat menyebabkan sesak napas, kelelahan, sakit kepala, mual, dan memperburuk masalah pernapasan seperti asma. Setiap bagian ozonberdampak kecil terhadap kerusakan pada paruparu, seperti halnya asap rokok, yang akhirnyamengikis kapasitas paru-paru setiap manusia. Tetap berada di dalam rumah dan mengurangiaktivitas fisik pada saat kondisi asap meningkat dapat meminimalisasi kerusakan yang parah.Ozon juga merugikan tumbuh-tumbuhan dengan merusak jaringan-jaringan daun. Untukmeningkatkan kualitas udara di daerah-daerah dengan masalah ozon terburuk, ReformulatedGasoline (RFG) yang mengandung 2% oksigen telah diperkenalkan. Penggunaan RFG telahmenghasilkan penurunan yang signifikan dalam emisi ozon dan polutan lainnya, danpenggunaannya diwajibkan untuk daerah-daerah yang rawan banyak asap3).
Polutan yang berbahaya lainnya pada asap adalah karbon monoksida, yang tidak berwarna, tidak berbau, dan merupakan gas yang beracun. Karbon monoksida sebagianbesar berasal dari kendaraan bermotor, dandapat mencapai tingkat yang berbahaya di daerah dengan lalu lintas sangat padat. Karbon monoksida menghalangi organ-organ tubuh untuk mendapatkan oksigen dengan cara mengikat sel darah merah yang seharusnya membawa oksigen. Pada jumlah yang kecil, karbon monoksida dapat menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen yang dikirim ke otak, organ dan otot lainnya, memperlambat reaksi dan reflek, dan bersifat merusak. Itu menimbulkan ancaman yang serius bagi orang yang berpenyakit jantung yang disebabkanrapuhnya kondisi sistem peredarahan darah dan janin, karena oksigen sangat dibutuhkan untukperkembangan otak. Pada jumlah yang besar, dapat berakibat fatal, sebagaimana dibuktikandengan banyaknya kematian yang disebabkan oleh mobil yang dipanaskan di dalam garasi dankebocoran gas buangan ke dalam mobil. Asap juga mengandung unsur partikel yang tersuspensi seperti debu yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dan industri. Partikel seperti itu dapat menyebabkan iritasi pada mata dan paru-paru karena dapat membawa senyawa, seperti asam dan logam. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon optimistis krisis ekonomi global bukanhalangan bagi negara di dunia untuk menghimpun dana hijau 100 miliar dollar AS per tahun pada 2020 ini dikatakan pada pertemuan Para Pihak Kerangka Kerja PBB untuk Konvensi perubahan iklim di Cancun, Meksiko).
4. Hujan asam
Bahan bakar fosil adalah campuran dari berbagai macam bahan kimia, termasukbelerang (sulfur) dalam jumlah kecil. Sulfur pada bahan bakar bereaksi dengan oksigenmembentuk sulfur dioksida (SO2), yang merupakan polutan udara. Sumber utama SO2 adalah pembangkit tenaga listrik yang membakar batubara dengan kandungan sulfur tinggi. Di Amerika Serikat dilakukan The Clean Air Act tahun 1970 telah membatasi emisi SO2 dengan tegas yang mengharuskan pembangkitpembangkit untuk menggunakan Scrubber, untuk mengubah menjadi batubara dengan kandungan sulfur rendah, atau mengubah menjadi gas batubara dan memperbaiki sulfur kembali) . Kendaraan bermotor juga merupakan salah satu sumber SO2 karena bensin dan solar juga mengandung sulfur dengan jumlah kecil. Letusan gunung merapi dan air mata panas juga melepaskan sulfur dioksida (ditandai dengan bau seperti bau telur busuk). Sulfur oksida dan nitrat oksida bereaksi dengan uap air dan bahan kimia lainnya di lapisan atas atmosfer dihadapan sinar matahari untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat.
Asam yang terbentuk biasanya terlarut dalam tetesan air yang jatuh ke dalam awan atau kabut. Tetesan sarat asam ini, seperti pada jus lemon, turun dari udara ke tanah bersama hujan atau salju. Hal ini dikenal sebagai hujan asam. Tanah mampu menetralkan asam tertentu, tetapi jumlah besar yang dihasilkan oleh pembangkit listrik yang menggunakan batubara murah dengan kandungan sulfur tinggi telah melampaui batas kemampuan tanah, dan sebagai hasilnyabanyak danau dan sungai di daerah-daerah industri seperti New York, Pennsylvania, danMichigan menjadi sangat asam bagi kehidupan ikan). Hutan di daerah-daerah tersebut jugamengalami kerusakan secara perlahan karena menyerap asam melalui daun, batang, dan akar.Bahkan struktur marmer memburuk akibat hujan asam. Besarnya masalah ini tidak diketahui sampai awal 1970-an, dan langkah-langkah serius telah dilakukan sejak saat itu untuk mengurangi pembentukan sulfur dioksida secara drastis dengan penggunaan scrubber pada pembangkit-pembangkit dan dengan desulfurisasi batubara sebelum pembakaran.
5. Efek Rumah Kaca Pemanasan Global Dan Perubahan Iklim
Anda mungkin menyadari ketika anda meninggalkan mobil di bawah terik matahari,interior di dalam mobil menjadi lebih panas dari pada udara di luar mobil, dan mungkin andabertanya-tanya mengapa mobil anda berfungsi seperti perangkap panas. Ini dikarenakan kacapada ketebalan yang dapat mentransmisikan dengan mudah lebih dari 90% radiasi dalam jarak pandang dan buram (non-transparan) menjadi radiasi dengan jarak panjang gelombang inframerah yang lebih panjang. Oleh karena itu, kaca memungkinkan radiasi matahari untuk masuk secara bebas, tetapi menghalangi radiasi inframerah yang dipancarkan oleh permukaan interior. Ini menyebabkan peningkatan suhu pada interior sebagai akibat dari penumpukan energi panas di dalam mobil. Efek pemanasan ini dikenal sebagai efek rumah kaca, karena efek ini digunakan terutama di rumah kaca.Ketentraman Masyarakat.
Efek rumah kaca juga dialami oleh bumi dalam skala besar. Permukaan bumi, yangmenghangat pada siang hari karena adanya penyerapan energi surya, dan mendingin padamalam hari dengan memancarkan sebagian energinya ke ruang angkasa berupa radiasi inframerah. Karbon dioksida, uap air, dan sisa dari beberapa gas lainnya seperti metana dannitrogen oksida menyelimuti bumi dan membuat bumi tetap hangat pada malam hari dengan cara menghalangi panas yang terpancar dari bumi (Gambar 4). Oleh karena itu, ini disebut juga "gas rumah kaca", dengan CO2 sebagai komponen utamanya. Uap air biasanya tidak termasuk di dalamnya karena jatuh berupa hujan atau salju sebagai bagian dari siklus air dan aktivitas manusia dalam memproduksi air (seperti pembakaran bahan bakar fosil) yang tidak merubah konsentrasi uap air di atmosfer (yang sebagian besar disebabkan oleh penguapan dari sungai, danau, dan lautan). CO2 berbeda, bagaimanapun, aktivitas masyarakat kita merubah konsentrasi CO2 di atmosfer. Efek rumah kaca membuat kehidupan di bumi terus berlangsung dengan menjaga bumi tetap hangat (sekitar 30°C). Namun, jumlah gas yang berlebih ini mengganggu keseimbangan karena terlalu banyak energi yang tertahan, yang menyebabkan suhu rata-rata bumi meningkat dan iklim di beberapa lokasi berubah. Konsekuensi-konsekuensi yang tidakdiinginkan efek rumah kaca ini disebut sebagai pemanasan global atau perubahan iklim global3).Perubahan iklim global terjadi karena penggunaan yang berlebihan dari bahan bakar fosil seperti batu bara, produk minyak bumi, dan gas alam di pembangkit tenaga listrik, transportasi, bangunan, dan pabrik, dan telah menjadi perhatian dalam beberapa decade terakhir. Pada tahun 1995, sebanyak 6,5 miliar ton karbon terlepas ke atmosfer sebagai CO2. Konsentrasi CO2 di atmosfer sekarang ini adalah sekitar 360 ppm (atau 0,36%). Konsentrasi ini adalah 20% lebih tinggi dari satu abad yang lalu, dan diperkirakan akan meningkat sampai lebih dari 700 ppm pada tahun 2100). Pada kondisi normal, tumbuhtumbuhan mengkonsumsi CO2 dan melepaskanO2 pada saat proses fotosintesis, dengan demikian konsentrasi CO2 di atmosfer tetap terjaga pada kondisi aman. Pohon yang tumbuh besar mengkonsumsi CO2 sekitar 12 kg tiap tahunnya dan mengeluarkan cukup oksigen dan dapat menunjang kebutuhan bernapas untuk empat keluarga. Akan tetapi, penebangan hutan dan meningkatnya produksi CO2 dalambeberapa dekade terakhir mengganggu keseimbangan ini.
6. Kerusakan Ekosistem
Kerusakan yang di akibatkan oleh pencemaran udara yang berasal dari PLTU akan merusak biota lautan dan pantai yang dekat dengan PLTU. Kerusakan berawal dari kerusakan terumbu karang langka yang menjadi tempat berkembang-biaknya ikan dan biota laut lainnya. Rusaknya terumbu karang dipastikan akan menyebabkan berkurangnya populasi ikan dan biota laut lainnya di wilayah tersebut. Akibatnya, penghasilan para nelayan sekitar pun akan menurun.PLTU menggunakan sumber energi yang berasal dari fosil batubara yang berada di daerah lain. hal ini memerlukan sarana seperti dermaga dan transportasi. dalam pembangunan PLTU memerlukan batu dan tanah. Batu dan tanah yang diperuntukan untuk pembangunan dermaga itu diambil dari pegunungan atau dataran tinggi. hal itu sangat merusak alam dan rawan akan bencana longsor.
7. Dampak Pembangunan
Selain dampak bagi kesehatan, dampak lain dalam pembangunan PLTU menimbulkan kerusakan alam dan jalan-jalan utama. Dalam pembangunan PLTU banyak diperlukan batu dan tanah untuk membuat dermaga yang diperuntukan sebagai jalan distribusinya batubara dari kapal tanker ke mesin pembakaran.
Batu dan tanah yang diperuntukan untuk pembangunan dermaga itu diambil diri pegunungan atau dataran tinggi. hal itu sangat merusak alam dan rawan akan bencana longsor. Bukan hanya pada proses pengambilannya saja yang bermasalah, proses pendistribusiannya pun bermasalah. Masalah itu adalah jalan-jalan yang dilalui oleh truk-truk besar pengangkut batu dan tanah menjadi rusak berat. Jalanan menjadi berlubang dan rawan kecelakaan. Bukan hanya truk itu saja yang membuat jalan rusak, tapi mobil-mobil besar pengangkut alat besar dan baja-baja sangat berperan besar baga rusaknya jalan. Yang disayangkan adalah pemerintah tidak berupaya segera memperbaiki jalan-jalan yang rusak dengan alasan bahwa percuma diperbaiki, toh akan rusak lagi!. Padahal jalan-jalan yang rusak itu merupakan jalan utama, diantaranya jalan di cilegon menuju Labuan, sepanjang jalan cibaliung sampai tarogong, dan jalan di arah Pandeglang sampai Labuan. Jalan-jalan itu sudah jelas merupakan jalan utama proppinsi. Selain jalan-jalan utama, jalan kecil disekitar pertambangan batu menjdi rusak parah,jalanan menjadi berdebu dan berbahaya bagi pernapasan.
Pada pelaksanaan pembangunan juga bukan tidak ada masalah Melainkan terdapat masalah-masalah didalamnya, banyak kuli-kuli yang meninggal dunia akibat dari pembangunan itu. Penyebabnya adalah kecelakaan-kecelakaan dari proses pembangunan PLTU. Misalkan, para pegawaai banyak yang terjatuh ketika mengelas di ketinggian tinggi yang hanya di lindungi sabuk pengaman, pegawai ada yang terkubur oleh beton, banyak lagi kecelakaan kecil dan besar lainya yang menyebabkan meninggal dunia dan cacat permanen. Gaji dari pegawai itu tidak seberapa dibanding dengan resiko yang akan diterimanya. Pihak pemborong-pemborong pembangunan PLTU menutup-nutupi apabila ada pegawainya yang meninggal, dengan cara keluarga pegawai itu diberi uang.
8. Menggangu Ketentraman Masyarakat Sekitar
Selain pada proses pembangunannya, pada saat penghidupan pertama mesin menimbulkan kekacauan yang besar. Disaat orang sedang nyenyak tidur di waktu dini hari, terdengar suara gemuruh yang amat kencang menyerupai ombak laut. Spontan warga panik keluar rumah karena takut terjadi tsunami. kebisingan itu berlarut larut hinga hampir dua minggu lamanya. Pemerintah dalam hal ini tidak mau tahu soal dampak yang di timbulkan ini. Melainkan hanya ingin proyeknya beres tepat pada waktunya. Dapat dilihat disini bahwa pemerintah sangat egois yang mementingkan proyeknya, tidak mementingkan penderitaan yang di alami oleh rakyatnya.
Upaya Penanganan
Batubara sangat potensial digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik di masa depan tetapi banyak kendala yang dihadapi untuk memanfaatkan batubara secara besarbesaran. Kendala tersebut antara lain:
a. Batubara berbentuk padat sehingga sulit dalam penanganannya,
b. Batubara banyak mengandung unsur sulfur dan nitrogen yang bisa menimbulkan emisipolutan yang berbahaya, dan
c. Batubara mengandung banyak unsure karbon bila dibakar akan menghasilkan gas co2 yang dapat menyebabkan pemanasan global.
Usaha untuk mengurangi dampak negative PLTU batubara dapat dimulai dari proses penambangan batubara. Salah satu proses yang dapat digunakan adalah dengan teknologi Underground Coal Gasification (UCG). Teknologi ini merupakan proses untukmengkonversikan batubara secara in-situ menjadi bahan bakar gas dan untuk penggunaan industri kimia lainnya. Proses UCG ini dilakukan melalui injeksi uap dan udara atau oksigen (O2) ke dalam lapisan batubara (coal seam) yang berada di bawah permukaan tanah melalui sumur produksi (production well). Di lapisan batubara bawah tanah akan terbentuk rongga (cavity) dan terjadi proses gasifikasi serta proses kimiawi, yaitu batubara tersebut akan terbakar menghasilkan gas. Gas ini kemudian disalurkan melalui pipa khusus ke permukaan tanah, di tempat ini terletak instalasi pengolahan gas(gas processing). Sebagian gas dipergunakan sebagai bahan bakar stasiun pembangkit tenaga listrik dan sebagian lagidipergunakan sebagai bahan sintesis (syngas)bahan kimia, seperti hidrogen, dan metanol. Usaha lain yang dapat dilakukan untuk membuat PLTU batubara yang ramah lingkungan dapat menerapkan teknologi bersih batubara. Batubara yang dibakar di boiler akan menghasilkan tenaga listrik serta menghasilkanemisi seperti partikel, SO2, NOx, dan CO2. Emisi tersebut dapat dikurangi menggunakanteknologi seperti denitrifikasi, desulfurisasi, electrostratic precipitator (penyaring debu),dan separator CO2. Upaya untuk peningkatan pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan metode mengubah atau memanfaatkan limbah menjadi produk baru yang bernilai ekonomis. Pengelolaan yang dapat dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Mengolah Polutan menjadi Gipsum
Proses ini dimulai dengan pemisahan polutan yang dapat dilakukan menggunakan penyerap batu kapur atau Ca(OH)2. Gas buang dari cerobong dimasukkan ke dalam fasilitas flue gas desulfurization (FGD) kemudian disemprotkan udara sehingga SO2 dalam gas buang teroksidasi oleh oksigen menjadi SO3. Gas buang selanjutnyadidinginkan dengan air, sehingga SO3 bereaksi dengan air (H2O) membentuk asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat selanjutnya direaksikan dengan Ca(OH)2 sehingga diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum (gypsum). Gas buang yang keluar dari sistim FGD sudah terbebas dari oksida sulfur.
b. Mengolah polutan menjadi pupuk
Peralatan berteknologi tinggi lain yang kini mulai dipakai untuk mengolah polutan penyebab hujan asam adalah electron beam machine atau Mesin Berkas Elektron (MBE). Proses pembersihan gas buang dilakukan dengan mendinginkan SOx dan NOx dengan semburan air (H2O). Ke dalam campuran senyawa ini selanjutnya ditambahkan gas ammonia dan dialirkan ke dalam tabung pereaksi (vessel). Campuran senyawa yang mengalir dalam tabung pereaksi ini selanjutnya diirradiasi dengan berkas elektron. Gas-gas polutan akan berubah, SOx menjadi SO3 dan Nox menjadi NO3 karena mendapatkan tambahan energi dari elektron. Kedua senyawa tersebut bereaksi dengan air sehingga dihasilkan produk antara (intermediate product) berupa asam sulfat dan asam nitrat. Setelah 0,1 detik dari proses irradiasi, produk antara (asam sulfat dan asam nitrat) bereaksi dengan ammonia sehingga dihasilkan produk akhir berupa ammonium sulfat dan ammonium nitrat. Kedua senyawa ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk sulfat dan pupuk nitrogen.
A. Kesimpulan
Dampak yang ditimbulkan disekitar lingkungan PLTU adalah
1. Radiasi yang berasal dari SUTT yang dapat menggangu kesehatan masyrakat.
2. Pencemaran udara dan hujan asam sangat berdampak terhadap kesehatan seperti timbulnya penyakit silikosis dan antraksis.
3. Kerusakan ekosistem dan biota hidup yang disebabkan pembangunan PLTU dan pencemaran udara.
4. Kerusakan sarana jalan dan menggangu ketentraman masyarakat sekitar saat beroperasinya PLTU.
B. Saran
1. Bagi pemerintah diharapkan dalam pembangunan PLTU perlu mempertimbangkan lokasi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat lebih jauh serta melakukan penanganan terhadap dampak yang ditimbulkan.
2. Bagi pihak PLTU berupaya mengurangi zat pencemar yang dihasilkan oleh PLTU seperti pengolahan polutan menjadi gipsum dan pupuk.
3. Bagi masyarakat diharapkan tidak mendirikan rumah di dekat PLTU untuk mengurangi dampak PLTU secara langsung dan besar.