115 BAB V KEGIATAN INTERVENSI
A.
Rencana Kegiatan ( Plan of Action) Intervensi
Berdasarkan prioritas masalah kesehatan di Desa Dalampagar yang sudah didapatkan, maka akan dibuat sebuah rencana kegiatan intervensi
untuk
menanggulangi
masalah-masalah
kesehatan
tersebut. Berikut merupakan langkah-langkah untuk membuat rencana kegiatan intervensi ( plan of action): action): 1. Pendahuluan
Desa Dalampagar masih berupa pemukiman masyarakat yang berada tidak jauh dari pusat kota Martapura dan memiliki berbagai
macam
permasalahan
kesehatan
yang
dialami
penduduknya. Salah satu permasalahan yang terjadi pada penduduk Desa Dalampagar adalah kurangnya pengetahuan ibu terhadap pentingnya pemberian ASI eksklusif tanpa disertai asupan pendamping selama 0-6 bulan. Berdasarkan hasil survei diagnosa komunitas melalui wawancara, pengamatan terhadap kondisi lingkungan, serta musyawarah dengan warga bahwa ibu selalu memberikan asupan pendamping disamping memberikan ASI. Hal ini dipengaruhi oleh kejadian bayi yang sakit atau panas karena dehidrasi dan tidak mendapatkan asupan selama 3 hari 97
98 pertama karena ASI yang tidak keluar dari puting payudara ibu. Sehingga diambil kebijakan, 3 hari dapat diberikan asupan khususnya susu formula namun tidak diberikan dengan dot bayi agar bayi tidak salah membedakan dan membiasakan dengan tekstur puting payudara ibu. Alasan lain ibu yang memberikan asupan pendamping ASI adalah
tradisi
Desa
Dalampagar
secara
turun
temurun
memberikan makanan agar dikecapnya, menurut warga hal ini bertujuan agar merangsang indera pengecap dan penglihatan berfungsi dengan sempurna. Namun hal ini justru dapat memberikan risiko buruk terhadap kesehatan bayi. Pada usia di bawah 6 bulan, daya imunitas bayi belum sempurna. Dengan memberikan makanan sebelum usia 6 bulan, berarti membuka kesempatan bagi kuman-kuman untuk masuk ke dalam tubuh bayi. Apalagi bila makanan yang diberikan tidak terjamin kebersihannya. Kemudian Sel-sel di sekitar usus pada bayi berusia di bawah 6 bulan belum siap untuk menghadapi unsur-unsur atau zat makanan yang dikonsumsinya. Akibatnya, makanan tersebut dapat menimbulkan reaksi imun, sehingga dapat terjadi alergi akibat makanan yang dikonsumsinya .
99 Dampak dari tidak tepatnya pemberian ASI Eksklusif memang tidak secara signifikan muncul, dan jika memberikan makanan lain secara terus menerus akan berdampak kurangnya fungsi fisiologis, psikologis sampai kondisi terburuk pada bayi yaitu kematian bayi. Riset terbaru WHO pada tahun 2005 menyebutkan bahwa 42 persen penyebab kematian balita di dunia adalah akibat penyakit, yang terbesar adalah pneumonia (20 persen), selebihnya (58 persen) terkait dengan malnutrisi yang seringkali terkait dengan asupan ASI (Siswono, 2006). Dan berdasarkan hasil penelitian Ridwan Amirudin 2007, anak yang tidak diberi ASI ekslusif lebih cepat terserang penyakit kronis seperti kanker, jantung, hipertensi, dan diabetes setelah dewasa, kemungkinan anak menderita kekurangan gizi dan obesitas (Amiruddin, 2007). Berdasarkan kejadian tersebut maka dibuatlah rencana kegiatan intevensi ( plan of action) untuk Desa Dalampagar antara lain adalah penyuluhan tentang ASI Eksklusif dan pelatihan kader posyandu dalam membentuk kelompok sasaran yakni wanita usia subur (WUS), pasangan usia subur (PUS), dan ibu hamil dengan tema “Kelompok Ibu Sadar ASI” disingkat KIS-ASI sebagai kegiatan yang dilaksanakan. Kegiatan ini melibatkan masyarakat
100 setempat khususnya sasaran , mahasiswa PBL, dan pihak terkait lainnya dalam penyuluhan tersebut. Perencanaan tersebut dapat dilakukan dengan terlebih dulu melakukan pendekatan terhadap aparat desa setempat dan masyarakat, serta melihat kondisi desa untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga desa khususnya ibu akan pentingnya pengetahuan terhadap ASI Eksklusif. Serta melakukan advokasi terhadap pejabat setempat yakni tokoh-tokoh desa yang berperan penting dalam memberikan pengetahuan akan pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi. Pihak-pihak yang dilibatkan adalah mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, dosen-dosen pengajar, aparat desa, pejabat
desa
setempat,
instansi
kesehatan
setempat,
dan
masyarakat Desa Dalampagar. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada saat Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I. 2. Analisa Situasi (Keadaan dan Masalah) a. Keadaan Daerah
Desa Dalampagar merupakan salah satu dari beberapa desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan
Martapura
Timur Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Desa Dalampagar terdiri dari 3 rukun tetangga dengan luas daerah
101 luas sekitar 68,045 Ha/m2. Jarak Desa Dalampagar dengan Ibu Kota Kabupaten atau Kota sekitar 4 kilometer (km). b. Sarana Upaya Kesehatan yang Ada
Sarana
pelayanan
kesehatan
yang
ada
di
Desa
Dalampagar berupa 1 Posyandu. Posyandu diadakan setiap 1 kali 1 bulan. Posyandu tersebut memiliki 6 tenaga kesehatan yaitu seorang bidan dan 5 orang kader. c. Masalah Kesehatan
Setelah dilakukan analisa permasalahan, ditemukan permasalahan yaitu: 1) Terjadinya bayi lahir mati. 2) Kurangnya kesadaran ibu membawa balita untuk kunjungan ke Posyandu 3) Riwayat imunisasi yang tidak lengkap. 4) Masih kurangnya pengetahuan tentang Jampersal. 5) Ibu yang belum mengetahui pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang berumur 0-6 bulan memberikan asupan pendamping ASI kepada bayi yang berumur sebelum 6 bulan. 3. Tujuan dan Masalah
Masalah yang terjadi di Desa Dalampagar seperti yang disebutkan di atas dan yang menjadi prioritas masalah adalah ibu
102 yang belum mengetahui pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang berumur 0-6 bulan dan memberikan asupan pendamping ASI kepada bayi yang berumur sebelum 6 bulan. Salah satu cara pemecahan masalah tersebut adalah dengan memberikan pengetahuan mengenai ASI Eksklusif. Tujuan dari kegiatan ini antara lain adalah: a. Tujuan umum
Meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat
Desa
Dalampagar dengan melakukan upaya promotif dan preventif serta dengan perlahan merubah paradigma masyarakat mengenai KIA-KB. b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari kegiatan ini adalah: 1) Memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya ibu pengertian ASI Eksklusif. 2) Melakukan pendekatan edukatif kepada sasaran sekunder dan tersier dalam hal ini keluarga dan tokoh masyarakat maupun kader yang berperan penting dalam pemantauan terhadap pemberian ASI Eksklusif. 3) Mengurangi risiko angka kejadian penyakit pada bayi yang timbul akibat asupan disamping pemberian ASI sebelum 6 bulan.
103 4) Memberikan pengetahuan pada ibu bagaimana perawatan payudara ketika hamil. 5) Merubah persepsi masyarakat tentang pemberian asupan sebelum 6 bulan. 6) Meningkatkan status gizi bayi. 4. Kebijaksanaan Pelaksanaan dan Pokok-pokok Kegiatan a. Pokok-pokok kebijaksanaan yang ada atau yang akan dilakukan
Kebijaksanaan pelaksanaan dari kegiatan ini adalah koordinasi antara para aparat desa, kader posyandu, dan keluarga untuk terus memantau perilaku ibu hamil dan menyusui agar berdampak baik bagi ASI yang diberikan. b. Kegiatan Pokok
Kegiatan yang akan dilakukan berupa: 1) Melakukan Focus Group Discussion (FGD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk mendiskusikan rencana kegiatan pemecahan masalah (pra intervensi). 2) Melakukan penyuluhan kepada warga desa khususnya ibu hamil dan menyusui tentang pengetahuan ASI Eksklusif. 3) Pelatihan kader posyandu untuk membentuk kelompok sadar ASI Eksklusif dari sasaran dengan nama kelompok ibu sadar ASI (KIS ASI).
104 4) Penempelan stiker di depan rumah sasaran dan poster tentang ASI Eksklusif di Posyandu. 5) Pemilihan duta ASI. 6) Upgrading
kader
posyandu
mengenai
perkembangan
kesadaran ibu akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif. 7) Quiz Refreshing kepada kelompok ibu sadar ASI (KIS ASI) tentang ASI Eksklusif. 8) Pemantauan kader posyandu terhadap KIS ASI. 9) Membuat mading tentang ASI oleh KIS ASI. c. Pengaturan Sumber Daya
Pengaturan sumber daya pada kegiatan ini adalah pengaturan terhadap tenaga pelaksana kegiatan dan dana yang diperlukan pelaksana Masyarakat
untuk adalah
realisasi mahasiswa
kegiatan
intervensi.
Program
Studi
Tenaga
Kesehatan
Universitas Lambung Mangkurat, aparat desa,
serta bantuan dari masyarakat setempat khususnya kader dalam hal pemantauan kesadaran ibu akan ASI. Sumber dana yaitu iuran mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat dan dana donatur pengajuan proposal.
105 d. Pengaturan Peran Serta Masyarakat
Peran dibutuhkan
serta dalam
masyarakat pengawasan
khususnya dan
kader
sangat
pemantauan,
serta
membina bumil, buteki, PUS dan WUS agar memberikan kesadaran dan menambah pengetahuan sasaran terhadap pentingnya pemberian ASI terutama ASI Eksklusif. e. Pengaturan Kerjasama Lintas Sektoral
Kerjasama lintas sektoral yaitu antara mahasiswa, aparat desa, puskesmas, bidan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat sehingga rencana kegiatan yang ingin dilaksanakan bisa berjalan optimal dan lancar tanpa hambatan yang berarti. f. Penyesuaian Waktu
Waktu kegiatan akan dilaksanakan pada saat Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I. 5. Organisasi dan Penggerakkan Pelaksanaan a. Organisasi Pelaksanaan
Bagan Organisasi dan Pergerakan Pelaksanaan Kegiatan Program Intervensi Masalah Kesehatan di Desa Dalampagar
106 Penanggung Jawab Lenie Marlinae, SKM, MKL Camat Martapura Timur Kepala Desa Dalampagar
Pembimbing Lenie Marlinae, SKM, MKL Ketua-Ketua RT Kepala Puskesmas
Ketua Husda Oktaviannoor
Sekretaris
Bendahara
Renny Ismaya
Lourensia Ester
Sekbid. Pemberdayaan dan Kegiatan Rezki Agustina
Sekbid. Perlengkapan dan Logistik Satria muhtadi Yusuf
Sekbid. Humas dan Dana Usaha Junaidi
Masyarakat Kader
Gambar 3. Bagan Organisasi Program Intervensi KIS ASI b. Koordinasi
Organisasi
dalam
Pelaksanaan
Program
Intervensi Masalah Kesehatan di Desa Dalampagar
Koordinasi
organisasi
dalam
pelaksanaan
program
intervensi masalah kesehatan di Desa Takuti yaitu ketua kelompok mengenai
melakukan program
konsultasi
intervensi
kepada
yang
telah
pembimbing dipilih.
Jika
pembimbing menyetujui program intervensi yang telah dipilih,
107 pembimbing akan mengarahkan kelompok untuk melanjutkan dan melaksanakan program intervensi tersebut. Setelah melakukan konsultasi dengan pembimbing, ketua meminta persetujuan kepada penanggung jawab untuk melakukan program intervensi yang telah dipilih. Kemudian jika mendapatkan izin maka ketua akan melaksanakan program intervensi yang telah dibuat. Ketua kemudian menggerakkan sekretaris, bendahara, sekbid. pemberdayaan dan kegiatan, sekbid. perlengkapan dan logistik, sekbid humas dan dana usaha, dan meminta partisipasi
masyarakat
khususnya
kader
desa
dalam
melaksanakan program intervensi tersebut. 6. Sumber Daya yang Dimanfaatkan
Sumber daya yang dimanfaatkan pada saat kegiatan antara lain: a. Tenaga
Tenaga yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan ini adalah: 1) Mahasiswa
Program
Studi
Kesehatan
Masyarakat
Universitas Lambung Mangkurat. 2) Camat Martapura Timur. 3) Instansi kesehatan seperti dinas kesehatan dan puskesmas.
108 4) Kepala Desa Dalampagar dan seluruh aparat desa. 5) Kader Desa Dalampagar. b. Dana yang Tersedia
Dana yang tersedia yaitu dari iuran mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat dan dana donatur pengajuan proposal. 7. Pengawasan Pengendalian dan Penilaian
Kegiatan
intervensi
yang
akan
dilaksanakan
yaitu
memberikan penyuluhan sebagai wahana penambah wawasan dan
pengetahuan
terhadap
pentinganya
pemberian
ASI
Eksklusif pada bayi sejak kelahiran sampai umur 6 bulan. Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah: a. Input seperti tenaga (sumber daya manusia) yang dapat dikerahkan untuk kegiatan ini, sumber dana, dan bantuan dari donatur. b. Proses
kegiatan
pelaksanaan
pelaksanaan
penyuluhan
dari
sampai
kegiatan ke
tahap
baik
dari
pembinaan
kelompok sadar ASI dari sasaran oleh kader juga merupakan indikator keberhasilan kegiatan, baik adanya hambatan atau faktor penunjang kegiatan. c. Segi output (hasil) dari kegiatan intervensi, dilihat dari partisipasi masyarakat untuk menjalankan program intervensi
109 dengan baik sehingga mendapatkan outcome yang baik, seperti meningkatkan
kunjungan
ke
Posyandu,
penignkatan
kesadaran pentingnya memberikan ASI Eksklusif dan perawatan payudara selama kehamilan, meningkatkan status gizi bayi dan balita, serta menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada masyarakat khususnya buteki, bumil, PUS dan WUS Desa Dalampagar. Setelah kegiatan dilakukan harus ada tindak lanjut seperti pengawasan, pengendalian, dan penilaian untuk memantau keberhasilan
kegiatan
intervensi
yang
kita
laksanakan.
Beberapa tindakan penilaian antara lain adalah: a. Pretest dan posttest pada saat penyuluhan berlangsung untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. b. Upgrading serta memantau setiap sebulan bulan sekali terhadap kader untuk mem- follow up perkembangan KIS ASI yang telah diterapkan serta mengetahui sejauh mana pengetahuan KIS ASI terhadap ASI tersebut. c. Melihat status gizi bayi dan balita Desa Dalampagar melalui buku KMS atau data dari Bidan.
110 8. Penutup
Hal yang harus dipertimbangan yaitu waktu, sasaran, tenaga, dana, dan lain-lain yang akan membantu dalam proses pelaksaaan kegiatan. Di bawah ini merupakan tabel rencana kegiatan intervensi (Plan Of Action) yang akan dilakukan.
115 Tabel 72. Rangkaian perencanaan kegiatan intervensi
PRAINTER VENSI
INTERVEN SI
Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Target
Metode
Koordinasi dengan masyarakat : “membahas masalah program yang akan dilaksanakan ” Penyuluhan Pengetahuan ASI Eksklusif
Memperkenal kan diri dan mendapat respon untuk program yang akan dilaksanakan
Ketua-ketua RT, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan kader
Masyarakat dapat memperoleh pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif
Masyarakat - Capaian : 75% CeramahT Desa - Jumlah sasaran : anya Dalampagar 37 Jawab PUS, - Waktu Bumil/Bute pelaksanaan : 31 ki, WUS Juli 2013
- Capaian : 70% Tanya - Jumlah sasaran : Jawab 10 orang Diskusi - Waktu pelakasanaan : 26 Juli 2013
97
Pelak sana Maha siswa PBL
Tempat
Maha siswa PBL dan kader
Posyandu dan door to door ke rumah sasaran
Kantor Kepala Desa
Alat Peraga -
Leflet
Indikator
Biaya
Peserta dapat memberikan masukan tentang program yang diajukan
-
Peserta memperhatia kn dan antusias dalam mengikuti jalannya acara penyuluhan
300.000,0 0
Ket.
44112 Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Penempela n stiker ASI Eksklusif
Agar penempelan stiker memberikan kesadaran akan pentingnya ASI Eksklusif pada bayi Agar penempelan poster memberikan kesadaran akan pentingnya ASI Eksklusif pada bayi Pemilihan duta ASI sebagai mitra kader dalam mengawasi pelaksanaan oleh KIS ASI
WUS, Bumil dan PUS yang bersangk utan dan kader
- Capaian : 77% - Jumlah sasaran : 37 - Waktu pelaksanaan : 31 Juli 2013
Para panitia
- Waktu pelaksanaan :31 Juli 2013
-
- Capaian 85%Jumlah sasaran : 2 orang dari sasaran / mitra kader - Waktu pelakasanaan : Bulan Agustus
Mahasis Melalui wa PBL nilai post test tertingg i
Penempela n Poster ASI Eksklusif
Pemilihan Duta ASI
KIS ASI
Target
Metode Pelaksan a Mahasis wa PBL dan kader
Mahasis wa
Tempat
Alat Peraga
Setiap Rumah Sasaran
Stiker
Memberikan tanda pada tiap rumah bahwa mereka sudah dilakukan penyuluhan
Posyan du
Poster
Meningkatkan kunjungan ke Posyandu dan kesadaran pada KIS ASI agar selalu memberikan ASI Eksklusif Dengan dilakukan pemilihan Duta ASI, dapat menjadi motivasi dan semangat untuk memotivasi
Rumah BPD
Indikator
Biaya
80.000 ,-
50.000 ,-
Ket.
113 45 Upgrading Kader
Follow Up kader mengenai perkembangan pelaksanaan dan Monev atau masukanmasukan saran oleh kader Quiz mengingat Refreshing kembali tentang ASI pengetahuan eksklusif tentang ASI oleh KIS ekslusif oleh KIS ASI ASI
Kader
- Capaian : 87% - Jumlah sasaran : 5 - Waktu pelakasanaan : Bulan September, November, Januari
Curah Maha pendap siswa at, PBL sharing pengala man
Rumah Warga / Kantor Pemba kal
-
Mampu lebih meningkatkan pembinaan ke KIS ASI
500.00 0,-
KIS ASI
- Capaian : 75% - Jumlah sasaran : 37 - Waktu pelakasanaan : Bulan September, November, Jan - Capaian : 75% Jumlah sasaran : 37 - Waktu pelakasanaan : setiap bulan - Capaian : 90% - Jumlah sasaran : 42 - Waktu pelakasanaan : Bulan Oktober dan Januari
Soal
Mahasis wa PBL
Kantor Kepala Desa
-
-
Maha siswa PBL
Tiap rumah KIS ASI
Kembali merefreshing apa-apa saja yang didapat dari penyuluhan sebelumnya Kader mampu memonitoring
Menambah pengetahuan sasaran dan semangat dalam pelaksanaan KIS ASI
80.000 ,-
Pemantaua n Kader terhadap KIS ASI
memantau setiap bulan bagaimana perilaku PHBS oleh KIS ASI
KIS ASI
Membuat Mading tentang ASI(kelomp ok yang erbaik dapat
Media baca di Posyandu
Kader dan KIS ASI
Mading Mahasis bebas wa PBL dan kader
Depan Posyan du
Mading
46 114
EVALUASI
eward) Evaluasi penyuluhan “ASI Eksklusif”
Melihat data Posyandu dan bidan mengenai status Gizi Bayi
Mengukur sejauh mana sasaran tahu mengenai ASI Eksklusif
Bumil/B uteki, WUS, PUS
- Capaian : 90%Jumlah sasaran : 37 - Waktu pelakasanaan : -
Pre dan Post test
Melihat adanya perkembangan status Gizi Bayi
KIS ASI
- Capaian : 80% - Waktu pelakasanaan : PBL 2
-
Mahasis wa PBL
Rumah BPD
Mahasis wa PBL
Posyan du
Besar pengetahuan sasaran tentang ASI
-
Peningkatan Status Gizi Bayi
-
115 B.
Persiapan Kegiatan Intervensi
Bentuk kegiatan intervensi yang dilakukan pada Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) 1 mengalami beberapa perubahan dari rencana kegiatan (Plan Of Action) yang telah dirancang pada waktu sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pada saat dilakukan diskusi dengan masyarakat terdapat beberapa hambatan seperti susahnya mengumpulkan masyarakat yang ada dikarenakan terbentur dengan kegiatan puasa Ramadhan sehingga masyarakat memiliki kesibukan lain. Persiapan yang dilakukan mulai dari perencanaan penyuluhan serta penyusunan kepanitiaan dalam penyuluhan. Kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan pelaksanaan kegiatan intervensi pada PBL 1 yaitu: 1. Persiapan Kegiatan Intervensi Fisik
Kegiatan
intervensi
fisik
yang
kami
lakukan
yaitu
Penempelan Stiker ASI Eksklusif di depan rumah sasaran. Persiapan kegiatan intervensi fisik yang dilakukan yaitu: a. Pembuatan stiker dan poster Selain penyuluhan dan pelatihan, persiapan intervensi selanjutnya ialah membuat stiker dan poster serta penyebaran proposal bantuan pada CV dan dinas-dinas terkait.
97
116 b. Kerja sama lintas sektoral Persiapan intervensi yang terakhir ialah melakukan kerja sama dengan pihak dalam penyediaan buku modul untuk kader tentang IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dan ASI. 2. Persiapan Kegiatan Intervensi Nonfisik
Kegiatan intervensi nonfisik yang kami lakukan yaitu mengadakan
penyuluhan
tentang
pentingnya
pengetahuan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi serta pelatihan kader untuk merefreshing pengetahuan tentang ASI Eksklusif serta membuat kelompok ibu sadar ASI (KIS ASI). Persiapan kegiatan intervensi nonfisik yang dilakukan yaitu: a. Menyiapkan Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan terdiri dari materi apa itu ASI Eksklusif, keunggulan ASI Eksklusif, manfaat menyusui, perawatan payudara saat hamil serta manfaat jika dilakukan dan
kerugian
jika
tidak
dilakukan,
langkah-langkah
menyusui. Materi penyuluhan melalui leaftlet diperbanyak dan akan dibagikan kepada kader dan sasaran. b. Menyiapkan kuisioner pre test dan post test
Kuisioner pre test dan post test berdasarkan materi apa itu ASI Eksklusif, keunggulan ASI Eksklusif, manfaat menyusui, perawatan payudara saat hamil serta manfaat jika
117 dilakukan dan kerugian jika tidak dilakukan, langkah-langkah menyusui. c. Menyiapkan Materi Pelatihan Kader
Materi pelatihan kader disampaikan langsung oleh petugas dari Puskesmas Dalampagar tentang Posyandu karena materi ini merupakan akar permasalahan dari berbagai prioritas masalah yang terjadi, seperti kematian bayi, jampersal, ASI Eksklusif dan riwayat imunisasi dan sangat berkaitan erat satu sama lain.