BAB II METODE PELAKSANAAN JEMBATAN BAJA
A. Umum
Jembatan rangka (truss bridge), tersusun dari batang-batang bata ng-batang yang dihubungkan satu sama lain dengan pelat buhul, dengan pengikat paku keling, baut atau las. Batang batang rangka ini hanya memikul gaya dalam aksial (normal) tekan atau t arik, tidak seperti pada jembatan gelagar yang memikul gaya- gaya dalam momen lentur dan gaya lintang.
Gambar Jembatan Rangka Baja
Jembatan Baja Kelompok 1
Jembatan pada umumnya terdiri dari bagian- bagian: 1. Bangunan atas 2. Bangunan bawah (abutment) 3. Pondasi 4. Andas/tumpuan 5. Oprit 6. Railling / sandaran
Gambar Bagian – Bagian Jembatan Rangka Baja
B. Bagian – Bagian Jembatan 1.
Pondasi
Pondasi adalah bagian struktur yang berada dibawah jembatan dan berfungsi meneruskan beban-beban di atasnya ke tanah keras.Setelah diadakan analisis pendahuluan dan dengan mempertimbangkan kondisi tanah dasar serta beban yang didukung,maka proyek ini memilih pondasi Tiang Pancang
2.
Abutment
Abutment atau kepala jembatan merupakan bangunan yang berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga sebagai penahan tanah. Pada proyek ini bagian abutmen menggunakan struktur beton bertulang sesuai dengan mutu spesifikasi kerja.Adapun fungsi abutmen ini antara lain:
Jembatan Baja Kelompok 1
3.
Sebagai perletakan balok jembatan atau beam.
Sebagai perletakan plat injak.
Sebagai penerus gaya-gaya yang bekerja pada struktur atas ke pondasi.
Sebagai penahan tekanan tanah aktif.
Oprit Jembatan
Oprit jembatan berfungsi untuk melandaikan jalan yang menuju dan meninggalkan jembatan sehingga pada waktu memasuki jembatan tidak terlalu menanjak. Perencanaan oprit dibuat seekonomis mungkin sehingga dari segi biaya rendah serta segi estetikanya memenuhi syarat keindahan.
C. Jenis- Jenis Jembatan Rangka Baja 1. Allan Truss
2. Bailey Bridge
Jembatan Baja Kelompok 1
3. Lattice truss(Town’s lattice truss)
4. Fink Truss
5. Pratt truss
Jembatan Baja Kelompok 1
6. Waddell truss
7. Warren (non-polar) truss
D. Metode Pelaksanaan
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi jembatan baja adalah: 1. Pekerjaan Galian Struktur
Sebelumnya dilakukan pemasangan bowplang untuk acuan dimensi dan kedalaman galian. Galian dilakukan secara mekanis dengan alat excavator. Buangan hasil galian dimasukkan ke dump truck dan dibuang di lokasi yang disetujui. Penggalian dilakukan sampai dengan elevasi bagian bawah Abutment dengan ukuran yang memadai untuk lokasi kerja crane pemancangan.
Jembatan Baja Kelompok 1
2. Pekerjaan Pondasi
a. Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak. b. Pemancangan
3. Pekerjaan Abutment
a. Pekerjaan abutment dikerjakan setelah pekerjaan pemancangan dan pemotongan tiang pancang selesai. b. Tiang pancang disisakan dengan ketinggian 1,5 m dari elevasi dasar abutment. Dilakukan pemecahan pada bagian kepala tiang yang berada di atas elevasi dasar abutment. c. Melakukan perataan tanah sesuai dengan elevasi di bawah lantai kerja Abutment, diikuti dengan pemadatan tanah dengan alat Stamper. d. Membuat lantai kerja Abutment dengan beton K125 dengan tebal 10cm dan dimensi (Lebar dan Panjang) lantai kerja ditambah 10cm pada tiap sisi Abutment. e. Penuangan beton dilakukan secara merata dengan tebal 10cm dan dilakukan finishing permukaan lantai kerja hingga permukaan lantai kerja rata dan tidak ada genangan air. f.
Melakukan pemasangan marking/tanda dengan cat di atas lantai kerja sesuai dengan panjang dan lebar tapak Abutment.
g. Melakukan pemasangan besi yang telah difabrikasi sebelumnya mengikuti marking/tanda yang telah dipasang di atas lantai kerja. h. Melakukan pemasangan bekisting mengikuti marking/tanda pada lantai kerja dan disokong dengan skoor kayu dengan jarak yang cukup agar bekisting kuat, kokoh dan tegak. i.
Setelah dilakukan pengecekan besi, bekisting, bahan-bahan, peralatan serta tenaga kerja yang cukup, maka pengecoran dapat dilakukan.
Jembatan Baja Kelompok 1
j.
Sesuai dengan bentuk Abutment, maka pengecoran dilakukan dengan 3(tiga) tahap sebagai berikut:
Gambar Abutmen Jembatan k. Pengecoran abutment menggunakan beton yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis l.
Penyambungan beton tahap I dan Tahap II dilakukan dengan menggunakan Bonding Agent (Sika Bon) yang dilumuri diatas permukaan beton lama, sebelum beton baru dituangkan
m. Setiap setelah pengecoran selesai selalu dilakukan curing/perawatan beton dengan cara disiram air atau dengan ditempeli karung goni yang telah dibasahi n. Pembongkaran bekisting sisi abutment dilakukan setelah minimal 2(dua) hari setelah selesai Pengecoran
Jembatan Baja Kelompok 1
4. Pekerjaan Pemasangan Rubber Bearing / Elastomerik
a. Setelah pengecoran Tahap II Abutment, dilakukan pemasangan Rubber Bearing yang dicor diatas kepala Abutment. b. Pemasangan Rubber Bearing ditempatkan pada besi Dowel yang telah dicor pada saat pengecoran kepala abutment c. Pemasangan Rubber Bearing diikuti dengan pengecekan elevasi serta center line Rubber Bearing agar sesuai dengan gambar
5. Pekerjaan Pemasangan Rangka Baja Jembatan
Adapun berikut adalah pekerjaan pemasangan dan perakitan jembatan dengan metode kantilever: 1) Letakkan cross girder pertama dan kedua yang telah terangkai dengan diafragma 2) Pasang bottom chord pertama Jembatan Baja Kelompok 1
3) Lalu pasang stinger 4) Kemudian, pasang diagonal pertama dan diagonal kedua, dan terbentuklah segmen pertama. 5) Ulangi lagi pemasangan cross girder ketiga dan keempat, untuk segmen kedua 6) Lalu pasang diagonal ketiga 7) Setelah itu, pasang top chord pertama dan diagonal ke empat 8) Lalu pasang top chord kedua 9) Setelah itu pasang wing bracing 10) Ulangi tahapan tersebut hingga mencapai abudmen kedua
6. Perakitan Lantai Jembatan
Ada berbagai macam metode perakitan lantai jembatan, yaitu: a. Sistem Perancah
Keuntungan sistem perancah adalah
Minimnya alat angkat berat ( service crane atau gantry) yang diperlukan, mengingat pengecoran yang dilakukan adalah di te mpat
Lebih minimnya biaya erection akibat tidak terlibatnya alat angkat berat, khususnya bila tipe ini telah dimiliki (heavy duty shoring )
Kerugian sistem perancah adalah
Produktivitas yang relatif rendah, karena pekerjaan cor di tempat menuntut waktu yang lebih lama untuk proses persiapan ( formwork dan perancah) dan proses setting beton.
Jembatan Baja Kelompok 1
Menurut tipe tanah yang harus baik, dan bila tanah yang ada untuk dudukan perancah kurang baik maka akan berakibat perlunya struktur pondasi khusus (luasan telapak yang lebar atau penggunaan pondasi dalam).
b. Sistem Service Crane Keuntungan sistem servis crane adalah :
Produktivitas erection yang tinggi.
Tidak terpengaruh kepada tipe tanah yang ada di bawah lantai jembatan (sebatas mampu dilewati untuk manuver alat berat).
Kerugian sistem servis crane adalah :
Umumnya penggunaan alat berat seperti ini menuntut biaya tinggi mengingat biaya sewa crane dengan kapasitas angkat tinggi adalah relative mahal.
Perlunya access road yang memadai untuk memobilisasi service crane.
Jembatan Baja Kelompok 1
c. Sistem Launching Truss Keuntungan sistem launching truss adalah :
Tidak terpengaruh kepada kondisi di bawah lantai jembatan (katakanlah sepenuhnya sungai)
Kerugian sistem launching truss adalah :
Umumnya penggunaan alat berat seperti ini juga menuntut biaya tinggi.
Diperlukan system booking alat yang memadai mengingat tipe ini belum dimiliki banyak oleh sub kontraktor erection.
Produktivitas relatif lebih rendah dibandingkan sistem service crane, di mana perlu waktu extra untuk erection truss dan sistem angkat dan menempatkan girder.
Jembatan Baja Kelompok 1
d. Sistem Penggunaan Counter Weight dan Link-set Untuk konstruksi jembatan rangka baja, maka sistem penggunaan alat angkat baik service crane yang mungkin diletakkan di atas ponton atau konvensional gantry adalah cara paling umum digunakan untuk mengangkat dan memasang batang per batang baja di posisinya. Sistem counter weight akan diperlukan yang biasanya diambil dari konstruksi rangka baja yang belum dipasang ditambah dengan extra beban, agar erection dengan sistem cantilever dapat dilakukan. Penggunaan “link set ” juga dapat dilakukan untuk menghubungkan satu span rangka yang sudah jadi sebagai konstruksi counter weight bagi konstruksi rangka di span selanjutnya. Untuk jelasnya lihat gambar-gambar di bawah ini.
Jembatan Baja Kelompok 1
e. Sistem Launching Gantry Untuk konstruksi jembatan di mana lantai jembatannya berupa struktur beton precast segmental-box, maka penggunaan alat launching gantry umumnya dapat digunakan, dimana sistem ini mempunyai kecepatan erection tinggi yang didukung sistem feeding segmental dari sisi belakang alat (tidak dari bawah karena pertimbangan lalu lintas, misalnya).
f. Sistem Traveller atau Heavy Gantry Sistem traveller umumnya digunakan untuk tipe jembatan balance box cantilever , khususnya untuk lantai jembatan dengan beton cor di tempat. Bila pada tipe jembatan tipe ini menggunakan beton precast box segmental, maka sistem alat angkat gantry harus digunakan. Sistem kedua alat angkat ini juga digunakan untuk konstruksi jembatan kabel, khususnya untuk tipe cable stay, maka erection deck juga memanfaatkan struktur kabel sebagai tumpuan baru sebelum nantinya sistem traveler (bila beton adalah cast in place) atau heavy gantry (bila beton adalah precast) akan maju ke segmen berikutnya.
Jembatan Baja Kelompok 1