BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glass Ionomer Cement (GIC)
Semen ionomer kaca adalah bahan restorasi yang paling akhir berkembang dan mempunyai sifat perlekatan yang baik. Semen ini melekat pada enamel dan dentin melalui ikatan kimia. Kekurangan GIC jika dibandingkan dengan bahan tumpatan lain adalah kurang estestik, sulit dipolish, dan mempunyai mempunyai sifat brittle (Robert, !!". Semen ionomer kaca terdiri dari campuran bubuk dan cairan yang kemudian dicampur dengan air. #ubuk semen ionomer kaca adalah kac a aluminosilikat dan cairannya cairannya adalah larutan dari asam poliakrilik. #eberapa sifat yang dimiliki semen ionomer kaca adalah bersifat biokompatibilitas terhadap jaringan gigi, sifat perlekatan baik secara kimia terhadap dentin dan enamel, serta mempunyai beberapa sifat fisis (Robert, !!". Seme Se men n iono io nome merr kaca ka ca melepask melepaskan an ion ion fluor fluor dalam dalam jangk jangkaa $aktu $aktu yang yang cukup cukup lama lama sehi sehing ngga ga dapa dapatt menghilangkan menghilan gkan sensiti%itas sensit i%itas dan mencega m encegah h terjadin ter jadinya ya karies kar ies sekunder. Kemampuan Kemampuan dalam melepaskan ion fluor terhadap compressi%e strength s trength dari bahan restorasi Semen ionomer kaca, mengakibatkan korelasi negatif antara pelepasan ion fluoride den deng gan compressi%e strength. #ahan material yang memiliki tingkat pelepasan ion fluoride yang lebih tinggi, secara umum mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari material yang memiliki tingkat pelepasan ion fluoride yang rendah (Robert, !!". Semen ionomer kaca sering disebut dengan &S'& (&lumine Silicate and polyacrylic acid ". ". Reaksi aksi yang terbentuk dari Semen ionomer kaca adalah reaksi antara alumina silikat kaca dalam bentuk po$der dengan asam poliakrilik sebagai liuid. Selain sebagai bahan restorasi, Semen ionomer kaca dapat digunakansebagai bahan perekat, bahan pengisi untuk restorasi gigi anterior dan posterior, pelapiska%itas, penutup pit dan fisur, bonding bonding agent pad padaa resin esin komposit sit, sert sertaa seb sebagai agai sem semen adhesif pada pera$atan pera$a tan ortodontik. ortodont ik. )kuran partikel partik el gelas Semen
*
+
ionomer kaca ber%ariasi, yaitu sekitar ! -m sebagai bahan restorasi dan sekitar ! -m sebagai bahan luting (Robert, !!". 2.1.1 Komposisi Glass Ionomer Cement (GIC)
a. Komposisi #ubuk #ubuk Semen Ionomer Kaca adalah kaca aluminasilikat. /alaupun /alaupun memiliki karakteristik yang sama dengan silikat tetapi perbandingan alumina silikat lebih tinggi pada semen silikat (&nusa%ice, !!*". b. Komposisi Cairan Cairan yang digunakan semen Ionomer Kaca adalah larutan dari asam poliakrilatdalam konsentrasi kirakira !0. Cairan ini cukup kental cenderung membentuk gel setelah beberapa $aktu. 'ada sebagian besar semen, cairan asam poliakrilat adalah dalam bentuk kopolimer dengan asamitikonik, asamitikonik, maleic atau asam trikarbalik. &samasam ini cenderung menambah resktifitas dari cairan, mengurangi kekentalan dan mengurangi kecenderungan membentuk gel (&nusa%ice, !!*". &sam tartarik juga terdapat dalam cairan yang memperbaiki karakteristik manipulasi dan meningkatkan $aktu kerja, tetapi memperpendek pengerasan. 1erlihat 1erlihat peningkatan yang berkesinambungan secara perlahan pada kekentalan semen yang tidak mengendung asam tartaric. Kekentalan semen yang mengandung asam tartaric tidak menunjukkan kenaikan kekentalan (&nusa%ice, !!*". Ketika bubuk dan cairan semen ionomer kaca dicampurkan, cairan asam akan memasuki permukaan partikel kaca kemudian bereaksi dengan membentuk lapisan semen tipis yang akan mengikuti inti. Selain cairan asam, kalsium, aluminium, sodium sebagai ionion fluoride pada bubuk semen ionomer kaca akan memasuki partikel kaca yang akan membentuk ion kalsium (Ca2" kemudian ion aluminium (&l*2" dan garam fluor yang dianggap dapat mencegah timbulnya karies sekunder. Selanjutnya partikelpartikel kaca lapisan luar membentuk lapisan (&nusa%ice, !!*".
2.1.2 Sifat Glass Ionomer Cement (GIC)
a. Sifat 3isis 4. &nti karies Ion fluor yang dilepaskan terus menerus membuat gigi lebih tahan terhadap karies. . 1hermal ekspansi sesuai dengan dentin dan enamel *. 1ahan terhadap abrasi &S'& tahan terhadap abrasi, ini penting khususnya pada penggunaan dala restorasi dari groo%e yang abrasi ser%ikalnya. b. Sifat 5ekanis
4. . *. +.
Compressive strength 6 4! 5'a, lebih rendah dari silikat Tensile strength 6 7,7 5'a, lebih tinggi dari silikat Hardness 6 +8 K9:, lebih lunak dari silikat Frakture toughness 6 #eban yang kuat dapat terjadi fraktur
c. Sifat #iologi 4. Semen Ionomer Kaca memiliki sifat biokompabilitas yang cukup baik artinya tidak mengiritasi jaringan pulpa sejauh ketebalan sisa dentin ke arah pulpa tidak kurang dari !, mm. . Sali%a selama penumpatan dan sebelum semen mengeras sempurna akan merugikan tumpatan karena semen akan mudah larut dan daya adhesi akan menurun. d. Sifat Kimia 4. Semen Ionomer Kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin, perlekatan ini berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan C;;9 dari Semen Ionomer Kaca. . Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan dentin. *.
7
Semen ionomer kaca secara luas digunakan untuk ka%itas Klas =, hasil klinis dari prosedur ini baik meskipun penelitian in %itro berpendapat bah$a semen ionomer kaca modifikasi resin dengan ketahanan fraktur yang lebih tinggi dan peningkatan kekuatan perlekatan memberikan hasil yang jauh lebih baik (5cCabe, !!>". GIC kon%ensional pertama kali diperkenalkan pada tahun 48? oleh /ilson dan Kent. #erasal dari asam polyalkenoat cair seperti asam polyacrilic dan komponen kaca yang biasanya adalah fluoroaluminosilikat. Saat bubuk dan cairandi campur terjadi reaksi asam basa kemudian asam polyalkenoat mengalami percepatan hingga terjadi pengentalan sampai semen mengeras. Ini dapat dijadikan sebagai bubuk kaca yang melepaskan ion dan larut dengan campuran yang mengandung asam polyacrilic cair dengan dikeringkan melalui pembekuan untuk dicampur dengan air murni. 'abrik juga dapat menanbahkan sedikit asam tartaric pada air yang dapat memperkirakan reaksi pengerasan yang lebih tepat (Glad$in, !!8". . Semen Ionomer 9ybrid Komponen bubuk terdiri dari partikel kaca ionleachable fluoroaluminosilicate dan inisiator untuk light curing atau chemical curing. Komponen cairan biasanyaterdiri dari air dan asam polyacrylic atau asam polyacrilyc yang dimodifikasidengan monomer methacrylate hydro@yethyl methacrylate. Komponen yang dua terakhir bertanggung ja$ab untuk polimerisasi. Reaksi pengerasan a$al dari bahan ini terjadi melalui polimerisasi dari gugus methacrylate. Reaksi asam basayang lambat pada akhirnya akan bertanggung ja$ab pada proses pematangan yangunik dan kekuatan akhir. Kandungan air secara keseluruhan lebih sedikit untuk tipe ini untuk menampung bahan yang berpolimerisasi (Glad$in, !!8". *. Semen Ionomer 1ricure 1erdiri dari partikel kaca silicate, sodium florida dan monomer yang dimodifikasi polyacid tanpa air. #ahan ini sangat sensitif terhadap cairan, sehingga biasanya disimpan didalam kantong anti air. 'engerasan di a$ali
?
oleh foto polimerisasi dari monomer asam yang menghasil bahan yang kaku. Selama restorasi digunakan bahan yang telah di pasang menyerap air di dalam sali%a dan menambah reaksi asam basa antara gugus fungsi asam dengan matri@ dan partikel kaca silicate. Reaksi asam basa yang di induce memungkinkan pelepasan floridakarena tidak adanya air dalam formulasi, pengadukan semen tidak selfadhesi%eseperti semen ionomer kaca kon%ensional dan hibrid. Sehingga dentinbondingagent yang terpisah di perlukan untuk kompomer yang digunakan sebagai bahan restorasi (Glad$in, !!8". +. Semen Ionomer Kaca yang diperkuat dengan 5etal Semen glass ionomer kurang kuat, dikarenakan tidak dapat menahan gaya mastikasi yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap keausan penggunaan dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya, seperti komposit dan keramik (&nusa%ice, !!+". b. Klasifikasi Semen Ionomer Kaca #erdasarkan 5erk 6 4. 1ype I A Luting cements SIK tipe luting semen sangat baik untuk sementasi permanen mahkota, jembatan,%eneer dan lainnya.
>
3. 1ype III A Liners and Bases 'ada teknik sand$ich, SIK dilibatkan sebagai pengganti dentine, dan komposit sebagai pengganti enamel. #ahanbahan lining dipersiapkan dengan cepat untuk kemudian menjadi reseptor bonding pada resin komposit (kelebihan air pada matriks SIK dibersihkan agar dapat memberikan kekasaran mikroskopis yang nantinya akan ditempatkan oleh resin sebagi pengganti enamel (&nusa%ice, !!8". 4. 1ype I= A Fissure Sealants 1ipe I= SIK dapat digunakan juga sebagai fissure sealant. 'encampuran bahan dengan konsistensi cair, memungkinkan bahan mengalir ke lubang dan celah gigi posterior yang sempit ('o$ers, !!>". 5. 1ype = Orthodontic Cements 'ada saat ini, braket ortodonti paling banyak menggunakan bahan resin komposit. :amun SIK juga memiliki kelebihan tertentu. SIK memiliki ikatan langsung ke jaringan gigi oleh interaksi ion 'olyacrylate dan kristal hidroksiapatit, dengan demikian dapat menghindari etsa asam. Selain itu, SIK memiliki efek antikariogenik karena kemampuannya melepas fluor. #ukti dari tinjauan sistematis uji klinis menunjukkan tidak adanya perbedaan dalam tingkat kegagalan braket ;rtodonti antara resin modifikasi SIK dan resin adhesif ('o$ers, !!>". . 1ype =I A Core !uild up #eberapa dokter gigi menggunakan SIK sebagai inti (core", mengingat kemudahan SIK dalam jelas penempatan, adhesi, fluor yang dihasilkan, dan baik dalam koefisien ekspansi termal. Saat ini, banyak SIK kon%ensional yang radiopaue lebih mudah untuk menangani daripada logam yang mengandung bahanbahan lain. :amun demikian, banyak yang menganggap SIK tidak cukup kuat untuk menopang inti (core". 5aka direkomendasikan bah$a gigi harus memiliki minimal dua dinding utuh jika menggunakan SIK ('o$ers, !!>".
8
". 1ype =II Fluoride releasing #anyak laboratorium percobaan telah mempelajari fluorida yang dihasilkan SIK dibandingkan dengan bahan lainnya. :amun, tidak ada re%ie$ sistematis dengan atau tanpa metaanalisis yang telah dilakukan. 9asil dari satu percobaan, dengan salah satu tindak lanjut periode terpanjang, menemukan bah$a SIK kon%ensional menghasilkan fluorida lima kali lebih banyak daripada kompomer dan 4 kali lebih banyak dari resin komposit dalam $aktu 4 bulan. Bumlah fluorida yang dihasilkan, selama + jam periode satu tahun setelah pengobatan, adalah lima sampai enam kali lebih tinggidari kompomer atau komposit yang mengandung fluor (Craig, !!+" >. 1ype =III &R1 (atraumatic restorative techni#ue" &R1 adalah metode manajemen karies yang dikembangkan untuk digunakan dinegaranegara dimana tenaga terampil gigi dan fasilitas terbatas namun kebutuhan penduduk tinggi. 9al ini diakui oleh organisasi kese hatan dunia. 1eknik menggunakan alatalat tangan sederhana (seperti pahat dan e@ca%ator" untuk menerobos enamel dan menghapus karies sebanyak mungkin. Ketika karies dibersihkan,rongga yang tersisa direstorasi dengan menggunakan SIK %iskositas tinggi. SIK memberikan kekuatan beban fungsional (Craig, !!+". $. 1ype I %eciduous teeth restoration Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen karena kekuatan kunyahdan usia gigi. 'ada a$al tahun 48??, disarankan bah$a semen ionomer kaca dapat memberikan keuntungan restoratif bahan dalam gigi susu karena kemampuan SIK untuk melepaskan fluor dan untuk menggantikan jaringan keras gigi, serta memerlukan $aktu yang cepat dalam mengisi ka%itas. 9al ini dapat dijadikan keuntungan dalam mera$at gigi pada anakanak. :amun, masih diperlukan tinjauanklinis lebih lanjut (Craig, !!+".
4!
2.1.4 Kelebihan dan Kek!an"an a. Kelebihan
GIC dapat berikatan langsung dengan dentin dan enamel. Ikatan pada dentin adalah ikatan hidrogen (=an noort, !!". Kekuatan untuk berikatan dengan enamel selalu lebih tinggi dari dentin karena semakin besarnya kandungan anorganik dari enamel dan homogenitas yang lebih besar. GIC mempunyai biokompatibilitas yang tinggi. #anyak penelitian telah menunjukkan bah$a ion fluorida yang dilepaskan dari GIC dapat menghambat perkembangan karies sekunder (&nusa%ice, !!*". &lass 'onomer Cement menghasilkan fluor sehingga diindikasikan untuk pasien yang rentan terhadap karies, selain itu juga memiliki kekuatan yang besar dan dapat menahan beban saat oklusi. Sampai saat ini, dalam study klinis selama tiga tahun bahkan lebih, GIC merupakan material yang mengahasilkan tingkat retensi sebesar 4!!0 di karies kelas = tanpa retensi mekanik atau etsa enamel. GIC merupakan material yang dapat menghambat perlekatan bahanbahan kimia dalam permukaan gigi. GIC bersifat translucent sehingga cocok digunakan untuk fungsi estetik. Kekuatan kompresif dari GIC lebih besar daripada (inc phosphate cement . 5odulus elastisitas GIC lebih besar daripada (inc pol)acrilate cement , serta GIC memiliki ikatan yang baik dengan enamel, stainless steel* timah oksida dilapisi platinum, dan gold allo) (Craig, !!". b. Kekurangan Selain memiliki kelebihan, glass ionomer cement juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan tersebut diantaranya adalah ketahanan terhadap fraktur dan jangka pemakaian rendah apabila dibandingkan dengan komposit atau amalgam, GIC tradisional untuk penggunaan preparasi perbaikan oklusal memiliki kekuatan yang rendah pada bagian dengan GIC yang tipis, hal ini dapat mengakibatkan marginal chipping (Garg and Garg, !4*". GIC tradisional cenderung lebih opa#ue dibandingkan dengan R5GIC ( +esin modi,ied glass ionomer cement ". )mumnya pada GIC tradisional dapat muncul noda yang berasal dari eksogen (:oble, !4".
44
GIC lebih rapuh dan juga rentan terhadap elastic de,ormation. GIC memiliki initial setting yang lambat dan dapat menyebabkan iritasi pulpa, untuk itu perlu diberi varnish terlebih dahulu (Koudi and 'atil, !!?". Ketika ion dari logam berat digunakan, hasil akhir dari material GIC akan tampak radiopa#ue jika dilihat dengan sinar@. 'ermukaan glass ionomer cement sensitif terhadap kelembaban. GIC memiliki kekurangan mudah larut D solu!ilit) -oor a!rasion resistance/.
2.1.# Indikasi dan Kont!aindikasi a. Indikasi 4. Restorasi pada lesi erosiDabrasi tanpa preparasi ka%itas . 'enumpatan pit dan fisura oklusal *. Restorasi gigi sulung +. Restorasi lesi karies kl. = . Restorasi lesi karies kl. III lebih diutamakan yang pembukaannya arah
lingual 7. Reparasi kerusakan tepi restorasi mahkota (Craig, !!+". b. Kontrandikasi 4. Ka%itaska%itas yang ketebalannya kurang . Ka%itaska%itas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan tinggi *. Eesi karies kelas I= atau fraktur insisal +. Eesi yang melibatkan area luas pada email labial yang menggutamakan faktor estetika (Craig, !!+". 2.2 $eaksi Pen"e!asan Glass Ionomer Cement (GIC)
Reaksi pengerasan dimulai saat cairan asam polielektrolit berkontak dengan permukaan kaca aluminosilikat yang kelak akan menghasilkan pelepasan sejumlah ion.
4
Gambar .4. Reaksi pengerasan pada SIK. (Sumber6 CraigFs Restorati%e
4*
ionkalsium yang dilepas dari permukaan kaca akan bereaksi dengan rantai poliasam polianionik yang bermuatan negatif untuk membentuk ikatan silang ionik. 'ada fase hidrogel ini mobilitas rantai polimer berkurang sehingga menyebabkan terbentuknya gelasi a$al matriks ionomer. Selama fase hidrogel berlangsung,permukaan SIK harus dilindungi dari lingkungan yang lembab dan kering karena ion kalsium yang bereaksi dengan rantai poliasam polianionik mudah larutdalam air. Bika SIK tidak dilindungi, maka ikatan silang ionik yang mudah laruttersebut akan melemahkan SIK secara keseluruhan dan terjadi penurunan derajat translusensi sehingga turut mempengaruhi estetika (Craig, !!+". 'ada fase hidrogel ini, SIK memiliki bentuk yang keras dan opak. ;paksitastersebut disebabkan adanya perbedaan yang besar pada indeks refraksi antarafiller kaca dan matriks. ;paksitas SIK ini sifatnya sementara dan akanmenghilang selama reaksi pengerasan akhir terjadi. 3ase terakhir adalah gel poligaram, yang terjadi ketika SIK mencapai pengerasan akhir, dapat berlanjut selama beberapa bulan. 5atriks yang terbentuk akan menjadi mature ketika ion ion aluminium, yang pelepasannya dari permukaan kaca lebih lambat, terikat ke dalam campuran semen membantu membentuk hidrogel poligaram yang menyebabkan semen menjadi lebih kaku (&nusa%ice, !!*". 3ase gel poligaram ini menyebabkan SIK terlihat lebih menyerupai gigi, disebabkan indeks refraksi gel silika yang mengelilingi filler kaca hampir sama dengan matriks. 9al tersebut menyebabkan berkurangnya penyebaran cahaya dan opaksitas. Bika SIK masih terlihat opak, maka hal tersebut mengindikasikan bah$a gel poligaram tidak terbentuk disebabkan karena adanya kontaminasi air. SIK yang telah mengeras secara sempurna terdiri atas tiga komponen, yaitukaca pengisi, gel silika, dan matriks poliasam (&nusa%ice, !!*". 2.3 P!insip%p!insip P!epa!asi Ka&itas
#eberapa aturan preparasi yang perlu diikuti untuk restorasi gigi permanen yang karies. Restorasi gigi sulung masih mengikuti prinsip preparasi #lack dengan beberapa modifikasi (&bu, !!". 'rinsip A prinsip #lack untuk preparasi ka%itas ada tujuh, yaitu 6
4+
0. . *. +. 5. 7.
Outline ,orm. +emoval o, caries (5embuang jaringan karies". +esistance ,orm (5embuat bentuk resistensi". +etention ,orm (5embuat bentuk retensi". Convenience ,orm. Finishing the enamel margin (5enghaluskan dinding D tepi ka%itas". Toilet o, the cavit) (5embersihkan ka%itas dari de!ris" (&bu, !!".
4. Outline ,orm ;utline ,orm yaitu pola menentukan bentuk luar suatu preparasi ka%itas #eberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan outline ,orm antara lain61empat atau permukaan yang mudah diserang karies harus dimasukkan dalam outline ,orm1 a" Semua pit, fisur dan developmental groove yang terkena karies harus dimasukkan dalam outline ,orm !/ 1onjol A tonjol gigi sebaiknya tidak dimasukkan dalam outline ,orm. c" 9arus diusahakan jangan samapi ada dinding enamel yang tipis. d" 2tention ,or prevention dari #lack menyatakan bah$a tepi A tepi ka%itas harus ditempatkan pada daerah A daerah gigi yang imun terhadap karies, yaitu pada tempat A tempat di mana kemungkinan terjadinya karies kecil (&bu, !!". 'erluasan preparasi dapat dilakukan ke arah 6 a. ;klusal. b. 5esial, distal c. #ukal, lingual, palatinal d. Ser%ikal, gingi%al. 'elebaran ke arah oklusal dalam prinsipnya harus dimasukkan pit dan 3isur e. Bangan membiarkan overhanging enamel yang tidak didukung oleh dentin yang sehat karena enamel yang demikian sangat rapuh. f. #ila ada dua ka%itas pada fisur dipisahkan oleh lapisan enamel yang tipis, maka lapisan enamel itu sebaiknya dipreparasi juga (&bu, !!". . +emoval o, caries (5embuang jaringan karies" 5embuang jaringan karies atau yang diduga akan karies digunakan ekska%ator atau bur bulat kecepatan rendah. 'ada k%itas yang dangkal dilakukan serentak karena jaringan karies sudah terambil ketika membentuk resistance dan retention ,orm. Karies tidak boleh ditinggalkan dalam ka%itas karena bila terjadi
4
kebocoran tumpatan, bakteri yang tinggal di ka%itas akan menjadi aktif (&bu, !!". *. +esistance ,orm (5embuat bentuk resistensi" +esistance ,orm bertujuan membentuk preparasi ka%itas sedemikian rupa sehingga gigi dan tumpatan cukup kuat menerima tekanan serta menahan daya kunyah. 9al A hal yang perlu diperhatikan adalah enamel yang tidak disokong dentin yang sehat dibuang. #ila pada ka%itas Klas II overhanging enamel sedemikian besar, enamel yang tidak disonkong dentin sehat perlu dihilangkan.
7. Finishing the enamel margin (5enghaluskan dinding D tepi ka%itas" Finishing the enamel margin adlah tindakan untuk membuat dinding yang halus dan rata dengan tujuan mendapatkan kontak marginal yang baik (&bu, !!". ?. Toilet o, the cavit) (5embersihkan ka%itas debris D sisa A sisa preparasi" Toilet o, cavit) yaitu bertujuan membersihkan ka%itas dari debris D sisa sisa preparasi. 1ingkatan pekerjaan preparasi ka%itas yang terakhir ini ialah 6 a. Ka%itas dibersihkan dari debris dengan air.
47
b. Ka%itas diperiksa lagi pada ka%itas, mungkin masih terdapat jaringan karies yang harus segera dikeluarkan. c. Kemudian dinding A dinding ka%itas, diulas dengan alkohol atau steliri(ing agent lain, dan dikeringkan dengan semprotan udara. Ka%itas yang telah memenuhi syarat tersebut di atas harus tetap dijaga terhadap semua kotoran A kotoran, kuman A kuman dan sali%a dengan memblokir kelenjar ludah dengan cotton roll sebelum pemberian basis dan mengisi tumpatan (&bu, !!". 2.4 Teknik P!epa!asi a. Kelas III
Eesi akibat karies terdapat pada permukaan proksimal pada gigi anterior sulung sering dijumpai di daerah kontak dan hal ini menunjukkan keadaan karies yang aktif. &nak dengan lesi tersebut memerlukan s uatu tindakan pencegahan yang efektif. #ila setelah pembuangan jaringan karies tampak kedalaman karies belum mengenai dentin dan tidak melibatkan bagian insisal, maka dapat ditumpat dengan teknik restorasi klas III kon%ensional. #ahan tumpatan yang dipilih adalah bahan tumpatan se$arna dengan sistem ikatan. $esto!asi kelas III 'I( &lat yang diperlukan6 hand piece, bur (seperti bur diamond, stone bur, bur
sikat dan rubber cup", pinset, ekska%ator, burnisher, spatula, glass slab. Sedangkan bahannya adalah bahan restorasi GIC (3uji I"
Cara 'reparasi Ka%itas 6 4. 1entukan batas garis luar ka%itas . )ntuk mendapat akses ke dentin yang terkena karies. Bika gigi tetangga masih ada maka dilakukan dengan bur tungsten carbide atau bur intan dengan kecepatan tinggi melalui ridge tepi email dan aspek palatal (gambar ". *.
4?
. Retensi (groo%e stabilisasi" dibuat dengan bur bulat kecil ke arah gingi%al dan insisal 7. Ka%itas siap untuk ditumpat (gambar *".
Gambar . &kses lesi melalui palatal
Gambar *. Ka%itas siap ditumpat
4. Ka%itas dibersihkan dengan menggunakan dentin kondisioner selama *! detik, kemudian dicuci dengan air dan dikeringkan dan semprotan udara (tidak boleh terlalu kering". . Sisipkan celluloid strip diantara gigi. *. Campur GIC sesuai dengan petunjuk pabrik.
4>
+. Eetakkan GIC pada ka%itas dengan plastis instrument yang datar, perhatikan jangan sampai ada bagian yang kurang. . Eingkari celluloid strip pada gigi dan tahan di tempatnya. #uang kelebihan GIC yang keluar, strip ditahan sampai GIC mengeras. 7. =arnish tumpatannya. ?. 'emolesan Glass Ionomer Cement (GIC" >. 'ada kunjungan berikutnya penghalusan akhir bisa dilakukan dengan menggunakan bur batu putih (hite stone", bur tungsten carbide dan karet abrasif dengan kecepatan rendah. b. Kelas )
Karies klas = 6 karies yang terdapat pada 4D* cer%ical dari permukaan bukal D labial atau lingualD palatal dari seluruh gigi (/illiams, 48?8". 1ahap preparasi (/illiams, 48?8" 6 4.
48
Gambar 4. Sebuah kelas = rongga di tengah gigi seri atas kanan.
Gambar . 'enyusunan rongga ini diprakarsai oleh scribing alur circumferentially ke kedalaman lesi membusukkan gigi atau tulang menggunakan G/4 tetapi karbida.
Gambar *. Eapisan dentin membusukkan gigi atau tulang yang memisahkan diri dengan sapuan kuas seperti menggunakan G/**! tetapi karbida.
!
Gambar +. Sebuah R&7 Smartbur digunakan pada 7! rpm untuk menghapus sisa dentin yang terinfeksi unremineraliHable dan menghindari eksposur pulpa yang tidak perlu.
Gambar . )ntuk mencapai transisi yang harmonis, halus, dan estetika di antarmuka marjinal, sebuah cekukan miring dibuat menggunakan 7>!+ berbentuk kasar.
2.# P!osed! $esto!asi Glass Ionomer Cement (GIC)
'rinsip A prinsip #lack untuk preparasi ka%itas ada tujuh, yaitu outline ,orm, removal o, caries (membuang jaringan karies", resistance ,orm (membuat bentuk resistensi", +etention ,orm (membuat bentuk retensi" * convenience ,orm, ,inishing the enamel margin (menghaluskan dinding D tepi ka%itas", toilet o, the cavit) (membersihkan ka%itas dari de!ris".
4
'rosedur yang harus dilakukan yaitu6 a. Isolasi gigi Isolasi memerlukan pemasangan isolator yang tepat. &lat ini akan mengisolasi ruang pulpa dari sali%a dan darah serta melindungi gingi%al dari instrument. b. 'reparasi ka%itas6 5embuka ka%itas dengan round bur, bersihkan jaringan kariesnya dengan ekska%ator. biasanya untuk sediaan pasta", dan ,old and press motion (diusapkan ke arah tengah kemudian ditekan". e. 5asukan semen yg telah diaduk kedalam ka%itas dan tempatkan matrikD celluloid strip yang sesuai f. #iarkan mengeras sesuai petunjuk pabrik (umumnya +7 menit" g. Eepaskan matrik secepatnnya ulaskan %arnish h. 'otong kelebihan semen dengan menggunakan eska%ator i. 3inishing polishing setelah + jam, dengan menggunakan grinding j.
stripDpaper disk yang diberi %aselinD bur alpine putih yang diberi %aselin. 'emolesan dilakukan dengan &rkansas yang diolesi dengan =aseline.
2.* Alat Tmpat
a. &gate Spatel, sebagai pencampur D pengaduk bahan tumpatan GIC
b. 'aper 'ad, sebagai alas pencampur bahan GIC
c. #all &pplicator, digunakan untuk memasukkan bahan tumpat kedalam ka%itas yang dalam
d. Sonde, untuk mengukur atau menilai apakah bahan elah setting
e. 'lastis 3illing Instrument, digunakan untuk memasukkan bahan tumpatan ke ka%itas yang kurang dalam f. Condenser, digunakan untuk memadatkan bahan tumpatan GIC. 2.+ ,akto! -an" mempen"a!hi kebe!hasilan penmpatan
#erikut adalah beberapa factor yang berpengaruh terhadap keberhasilan Restorasi plastis, diantaranya yaitu6 4. 1eknik isolasi yang baik. 1eknik isolasi yang baik akan dapat membantu terciptanya keberhasilan restorasi yang dilakukan. Isolasi yang baik akan memberikan $ilayah kerja yang tepat, tanpa mengganggu daerah gigi tetangga, dan memberikan batas yang baik agar daerah yang dipreparasi tidak terkontaminasi dengan sali%a. #ila terdapat kontaminasi air sebelum setting pada bahan yang mengandung Hinc, akan timbul
*
reaksi antara Hinc (anoda" dan bahan logam lain yang bersifat katoda dan air sebagai elektrolit, hydrogen terlepas sebagai hasil reaksi ini serta tekanan uap hydrogen dapat menyebabkan pergeseran amalagam sehingga terjadi ekspansi yang mungkin tidak kelihatan dalam + jam tetapi dapat muncul beberapa hari setelah penambalan. . 'emilihan bahan tumpatan yang tepat. #ahan tumpatan dipilih berdasarkan kebutuhan dan pert imbangan yang melibatkan posisi restorasi. &pabila bahan tumpat yang biasa digunakan untuk restorasi ka%itas di bagian anterior dipakai untuk restorasi ka%itas posterior, maka, tentunya bahan tersebut tidak akan mampu menahan beban mastikasi di bagian posterior dan sebaliknya. *.
+. 1eknik manipulasi bahan restorasi plastis. Cara manipulasi bahan restorasi plastis berbedabeda untuk tiap bahan, dengan berbagai ketentuan tertentu. &pabila hal ini tid ak diikuti dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap kekuatan sifat mekanisnya, ekspansifnya, dan dikha$atirkan akan menyebabkan mikroporositas yang menjadi penyebab karies sekunder. 'engetahuan akan teknik manipulasi beserta cara pengaplikasian bahan menjadi syarat utama dalam keberhasilan restorasi yang dilakukan. . 'roses polishing.
+
'roses polishing dilakukan sesuai dengan $aktu pengerasan sempurna tiaptiap bahan. 'olishing pada GIC boleh dilakukan setelah menit, namun polishing pada amalgam tidak boleh dilakukan sebelum tumpatan mencapai J + jam karena reaksi pengerasan amalgam terjadi secara sempurna setelah + jam atau lebih, apabila polishing dilakukan kurang dari + jam maka akan mempengaruhi kekuatan amalgam. Kekuatan amalgam akan turun dan ketika dilakukan polishing kemungkinan bisa pecah. 7. 1eknik finishing. )ntuk stone hijau digunakan untuk finishing tumpatan amalgam sedangkan stone putih digunakan untuk finishing tumpatan GIC atau komposit. &pabila tidak dilakukan finishing maka permukaan amalgam menjadi kasar sehingga adanya penumpukan makanan dan menyebabkan suasana asa m yang dapat menyebabkan karies sekunder pada gigi sekitar tumpatan dan dapat menyebabkan tarnish (pada permukaan dan tidak merusak restorasi" dan korosi (hasil dari reaksi kimia yang dapat berpenetrasi ke dalam tumpatan amalgam sehingga menjadi rusak". 2. Bahan Pelindn" 'I(
Keluar masuknya air dari GIC dalam + jam pertama akan menurunkan sifat fisik dan estetik, sehingga diperlukan lapisan pelindung yang kedap air. #eberapa lapisan pelindung yang saat digunakan adalah %arnis dan bonding =arnis merupakan larutan resin, shellac, copal, sandarac, dan medikamen lain dalam pelarut yang mudah menguap seperti eter atau alkohol. 'ada penguapannya, %arnis membentuk lapisan tipis yang lengket atau film yang merupakan barier terhadap efek berbahaya dari cairan atau bahan pengiritasi. =arnis yang diaplikasikan di atas permukaan GIC bertujuan untuk mencegah kontaminasi air dan sali%a selama + jam pertama setelah penempatan tumpatan GIC di dalam ka%itas.4 Selain itu, %arnis juga digunakan untuk melindungi GIC yang belum mengeras secara sempurna dari pengeringan akibat perubahan mekanisme hilangnya air. Komposisi yang terdapat di dalam %arnis yang digunakan sebagai bahan pelindung GIC di ba$ah ini6 a. Komposisi 0 komponen kimia berdasarkan berat
b. &setat isopropyl 7!?!0 c. &seton 4+0 d. Kopolimer kloride %inil dan asetat %inil 4+0
Komposisi manipulasi
&plikasi pelindung
rasio bubuk dan cairan
setelah menit
SIK
KKR&S&:
Keterangan6 /alaupun komposisi, manipulasi, dan rasio bubuk ser ta cairan pada SIK telah diperhitungkan dengan cermat, namun bahan tambal GIC ini tetap rentan terhadap absorpsi dan desikasi terhadap air pada tahap a$al setelah dilakukan pengadukan, sehingga diperlukan aplikasi pelindung GIC yang kedap air seperti %arnis dan bonding agent pada menit pertama setelah manipulasi GIC.
2./ At!isi0 Ab!asi dan !osi
a. &trisi &trisi adalah hilangnya struktur oklusal atau insisal gigi akibat dari gesekan gigi kegigi yang kronis meskipun keadaan tersebut terjadi paling sering pada orang tua, gigi sulung dari anak muda juga dapat mengalami. &trisi biasanya merupakan keadaan yang menyeluruh yang di percepat oleh bruksisme.
7
b. &brasi &brasi adalah hilangnya struktur gigi secara patologis akibat dari keausan mekanis yang abnormal. #erbagai hal dapat menyebabkan abrasi, tetapi bentuk yang paling umum adalahFF abrasi sikat gigiFF yang membuat lekuk berbentukFF =FF dibagian ser%ikal dari permukaan %asial suatu gigi.
c. rosi rosi adalah hilangnya atau rusaknya lapisan permukaan gigi atau enamel yang di sebabkan oleh Hat yang bersifat asam, untuk menghindari terjadinya erosi harus kumur setelah mengkonsumsi makanan ataupun minuman yang mengandung asam dan biasakan menggunakan sedotan pada saat minum yg mengandung asam agar tidak langsung mengenai permukaan gigi.