14
Aminah Rehalat, "Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi". Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Vol. 23 No. 2, Desember 2014, 2.
Dr. C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2005), 82.
Cicik Pramesti, " Penerapan Pendekatan Pemrosesan Informasi Bagi Mahasiswa". Jurnal Edukasi. Vol. 3 No. 1, April 2017, 57.
Dr. C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2005), 84.
Cicik Pramesti, " Penerapan Pendekatan Pemrosesan Informasi Bagi Mahasiswa". Jurnal Edukasi. Vol. 3 No. 1, April 2017, 56.
Ibid.,57
Ibid.,58
Muhammad Irham - Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), 38.
Ibid.,34
Marilee Sprenger, "Cara Mengajar Siswa Tetap Ingat". Translated by Ikke Suhartinah, (Jakarta: Erlangga, 2005), 43.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne, dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, dan kemudian diolah sehingga dihasilkan dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi internal dan kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa alat indera.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan teori pemrosesan informasi?
Bagaimana jalannya proses informasi?
Apa saja jenis-jenis memori itu?
Apa saja faktor-faktor penyebab seseorang lupa dan ingat?
Bagaimana strategi-strategi yang dapat memperkuat memori seseorang?
Tujuan Pembahasan
Mengetahui apa yang dimaksud dengan teori pemrosesan informasi.
Mengerti dan memahami jalannya proses informasi.
Mengetahui jenis-jenis memori.
Mengetahui faktor-faktor penyebab seseorang lupa dan ingat.
Mengerti dan memahami strategi-strategi yang dapat memperkuat memori seseorang.
Manfaat Pembahasan
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian teori pemrosesan informasi.
Mahasiswa mampu menjelaskan jalannya proses penerimaan informasi.
Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis memori.
Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab seseorang lupa dan ingat.
Mahasiswa mampu menjelaskan strategi-strategi uang dapat memperkuat memori seseorang.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Pemrosesan Informasi
Pada bagian ini kita akan belajar pengertian teori pemrosesan informasi, komponen-komponen pemrosesan informasi dan alur pemrrosesan informasi.
Pengertian Teori Pemrosesan Informasi
Para ahli psikologi kognitif mengemukakan suatu kerangka teoretis yang dikenal dengan model pemrosesan informasi. Dalam model ini peristiwa-peristiwa mental diuraikan sebagai transformasi-transformasi informasi dari input (stimulus) ke output (respons). Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa alat indera. Pemrosesan informasi menunjuk kepada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, menemukan konsep-konsep, dan pemecahan masalah serta menggunakan simbol-simbol verbal dan non verbal. Dalam upaya menjelaskan bagaimana suatu informasi (pesan pengajaran) diterima, disandi, disimpan, dan di munculkan kembali dari ingatan serta dimanfaatkan jika diperlukan, telah dikembangkan sejumlah teori dan model pemrosesan informasi oleh pakar seperti Biehler dan Snowman (1986); Baine (1986); dan Tennyson (1989). Teori-teori tersebut umumnya berpijak pada tiga asumsi (Lusiana, 1992) yaitu:
Bahwa antara stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemrosesan informasi dimana pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu.
Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan tadiakan mengalami perubahan bentuk ataupun aslinya.
Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.
Komponen Pemrosesan Informasi
Komponen pemrosesan informasi di pilah menjadi tiga berdasarkanperbedaan fungsi, kapasitas, bentu informasi, serta proses terjadinya "lupa". Ketiga komponen tersebut adalah; 1) sesory receptor, 2) working memory, 3) long term memory.
Sensory Receptor (SR)
Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, informasi hanya dapat bertahan dalam waktu yang sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk ke working memory yang digabungkan dengan informasi di long-term memory.
Working Memory (WM)
Pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory, disini berlangsung berpikir yang sadar. Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian (attention) oleh individu. Pemberian pemberitahuan ini dipengaruhi oleh peran persepsi. Karakteristik WM adalah bahwa; 1) ia memiliki kapasitas yang terbatas, lebih kurang 7 slots. Informasi di dalamnya hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik apabila tanpa upaya pengulangan atau rehearsal. 2) informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. Asumsi pertama berkaitan dengan penataan jumlah informasi, sedangkan asumsi kedua berkaitan dengan peran proses control. Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM, maka upayakan jumlah informasi tidak melebihi kapasitas WM disamping melakukan rehearsal. Sedangkan penyandian pada tahapan WM, dalam bentuk verbal, visual, ataupun semantik, dipengaruhi oleh peran proses control dan seseorang dapat dengan sadar menegendalikannya.
Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory (LTM) adalah bagian dari sistem memori manusia yang menyimpan informasi untuk sebuah periode cukup lama (Baharuddin dan Wahyuni, 2015: 151). Long Term Memory (LTM) diasumsikan; 1) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki oleh individu, 2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, dan 3) bahwa sekali informasi disimpan dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan "lupa" pada tahp ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali (retrieval failure) informasi yang diperlukan. Ini berarti, jika informasi ditata dengan baik maka akan memudahkan proses penelusuran dan pemunculan kembali informasi jika diperlukan. Dikemukakan oleh Howard (1983) bahwa informasi disimpan di dalam LTM dalam bentuk prototipe, yaitu suatu struktur representasi pengetahuan yang telah dimiliki yang berfungsi sebagai kerangka untuk mengaitkan pengetahuan baru.
Alur Pemrosesan Informasi
Proses suatu informasi dipengaruhi oleh tiga hal penting yakni 1) pengkodean/encoding, 2) storage, dan 3) retrieval. Pengkodean/encoding merupakan suatu proses penyandian atau proses memasukkan informasi ke dalam memori. Storage adalah penyimpanan informasi selama beberapa waktu. Sedangkan retrieval adalah mengambil informasi dari storage. Proses pengolahan informasi mulai dari asalnya stimulus sampai dengan tersimpan dalam memori, baik memori jangka pendek maupun memori jangka panjang merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan banyak komponen. Stimulus masuk melalui sistem indra kemudian menjadi sebuah memori melalui beberapa tahapan. Alur pemrosesan infomasi mulai dari adanya stimulus sampai dengan terbentuk memori atau ingatan digambarkan sebagai berikut.
LONG-TERM MEMORYSTORAGE RETRIEVAL
LONG-TERM MEMORY
STORAGE RETRIEVAL
Informasi ditangkap ke dalam sensory receptor. Sensory receptor adalah alat indera kita misalnya mata, hidung, telinga, dll. Pada saat informasi masuk, segera otak akan melakukan pemaknaan terhadap informasi/stimulus tersebut. Proses pemaknaan tersebut sering disebut sebagai proses mempersepsi. Memori yang mendapat perhatian khusus akan diteruskan ke short-term memory (working memory). Informasi penting ini selanjutnya akan diulang-ulang dan selanjutnya akan tersimpan pada long-term memory, sedangkan yang tidak dilakukan pengulangan akan dilupakan. Informasi penting ini akan dapat diambil sewaktu-waktu tatkala dibutuhkan. Proses ini berlangsung secara terus-menerus.
Jenis-jenis Memori
Kemampuan yang dimiliki manusia dalam mengingat dan menyimpan sesuatu kejadian atau pengalaman hidup karena adanya memori dalam otak kita. Walaupun memori manusia juga terbagi dalam beberapa jenis, pada dasarnya memiliki hubungan dan keterkaitan dalam proses mengingat. Karena masing-masing memori manusia memiliki sistem mekanisme kerja yang unik. Hal ini terjadi dengan sendirinya siring dimana manusia melakukan proses mengingat dan menyimpan informasi dalam kehidupan sehari-harinya. Jenis-jenis memori menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998), ingatan disimpan dalam tiga sistem penyimpanan informasi, yaitu memori sensoris (sensory memory), memori jangka pendek (short-term memory), dan memori jangka panjang (long-term memory).
Memori Sensoris
Memori sensoris (sensory memory) yaitu berhubungan erat dengan memori penyimpanan sementara yang daiatur oleh panca indra. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori sensoris. Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio (pendengaran), dan sebaganya. Dalam memori ini pesan di samapaikan oleh kinerja dari sebuah indara kita, misalnya kita dalam mengenali sebuah benda yang memiliki tekstur kasar atau sebaliknya, peroses peraba itu di sampaikan ke sensori otak dan akan memperoses informasi dari memori kita. Informasi ini akan tersimpan dalam sensory memory kurang lebih 1-2 detik untuk segala sesuatu yang dilihat dan 3 detik untuk segala sesuatu yang didengar (Baharuddin & Wahyuni; 2015; 144-145).
Memori Jangka Pendek
Ingatan jangka pendek atau sering disebut dengan short-term memory atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Memori jangka pendek (short-term memory) adalah memori yang memiliki kapasitas terbatas dan hanya berlangsung selama 20-30 detik dalam keberadaannya. Ingatan jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan. Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam ingatan jangka pendek.
Memori Jangka Panjang
Memori jangka panjang (long-term memory) adalah bagian dari sistem memori manusia yang menyimpan informasi untuk sebuah periode cukup lama (Baharuddin dan Wahyuni, 2015: 151). Oleh karena itu, banyak ahli yang percaya bahwa manusia mungkin tidak pernah lupa terhadap suatu informasi yang sudah tersimpan dalam memori jangka panjang, namun tidak mampu menemukan kembali informasi tersebut dalam memorinya. Ini adalah salah satu hal yang membedakan antara short-term memory dengan long-term memory. Pada dasarnya memori jangka panjang terdapat tiga macam pengetahuan yang tersimpan di dalamnya yakni 1) pengetahuan deklaratif, 2) pengetahuan prosedural, dan 3) pengetahuan konditional. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan factual yang berupa knowing what atau mengetahui apa atau fakta. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan yang memberikan informasi mengenai prosedur suatu aktivitas atau knowing how. Sedangkan pengetahuan konditional adalah pengetahuan dalam menggunakan pengetahuan deklaratif dan prosedural dengan tepat atau knowing when and why.
Faktor Penyebab Seseorang Lupa dan Ingat
Penyebab Lupa
Lupa pada dasarnya merupakan ketidakmampuan seorang individu untuk memunculkan atau memanggil kembali informasi atau pengetahuan yang pernah dimilikinya pada saat yang dibutuhkan dengan tepat. Seseorang dapat lupa akan suatu informasi yang pernah diterimanya karena beberapa hal berikut ini.
Displacement
Informasi yang pernah diperoleh menghilang dari sistem memori jangka pendek karena masuknya tambahan informasi informasi baru yang terlalu banyak ke dalam sistem memori jangka pendek tersebut.
Interferensi (interference)
Terganggunya proses pemunculan kembali informasi yang telah ada, yang disimpan pada sistem memori jangka pendek maupun memori jangka panjang, karena dua macam sebab yaitu: (1) interferensi retroaktif, dimana informasi baru yang masuk mengganggu proses pemunculan kembali informasi yang telah ada, dan (2) interferensi proaktif, dimana informasi lama yang telah ada mengganggu proses pemunculan kembali informasi yang baru masuk (Feldman,1999). Seseorang kadang kadang tidak ingat suatu informasi yang pernah diperolehnya secara keseluruhan, tetapi hanya ingat sebagian saja dari informasi tersebut.Kondisi ini dikenal dengan istilah distorsi. Dalam hal ini proses pemunculan kembali tidak sempurna, dan memerlukan suatu isyarat atau petunjuk (clue) untuk memperoleh kembali informasi tersebut secara lengkap.
Penyebab Ingat
Memori atau ingatan merupakan aktivitas yang dilakukan individu dalam bentuk kecakapan-kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksi kembali kesan-kesan atau pengetahuan sebagai hasil belajar dan pengalaman (Suryabrata, 2011: 44). Penyebab ingatan timbul antara lain sebagai berikut.
Ingatan kepada sesuatu
Seperti nama orang tercantik di suatu kelas. Disini yang ingin direproduksikan kembali hanya sebagian ingatan itu. Hal itu dilakukan juga pada waktu ujian menggunakan metode essay atau memberikan definisi.
Rekoleksi
Rekoleksi yaitu mengingat kembali sebuah peristiwa masa lampau secara lengkap, seperti yang dilakukan oleh seorang tertuduh yang menjawab semua pertanyaan dari hakim atas semua perilakunya dalam kejahatan yang telah dilakukannya.
Rekognisi
Rekognisi yaitu mengenal kembali sesuatu hal, benda atau orang setelah sebagian dari padanya kelihatan atau kedengaran kembali, seperti melihat seorang anak teringat kembali kepada bapaknya, karena anak tersebut serupa benar dengan bapaknya. Penggunaan metoda memilih (multiplechoice dan atau benar salah) adalah penggunaan rekognisi.
Mempelajari kembali sesuatu untuk memperlihatkan bahwa ada sisa ingatan yang tinggal biar pun telah lama sesuatu dipelajari.
Ernest R Hilgard menceritakan bahwa kepada seorang anak Amerika yang berumur satu tahun dibacakan tiap hari 21 baris tertentu dari tiga buah buku bahasa yunani selama tiga bulan. Pada akhir tiga bulan tersebut dibacakan 21 baris lain dari tiga buah buku pilihan yunani lain. Sesudah tiga bulan dibacakan lagi 21 baris lain begitu seterusnya sampai dicapai 21 kumpulan pilihan selama 7x3 bulan. Sementara anak itu tidak diajarkan atau tidak disuruh mempelajari bahasa yunani sama sekali. Pada umur 8, 14 dan 19 tahun diteliti apa yang tersisa dalam ingatan anak tersebut.
Kepada anak tersebut disuruh hapalkan baris-baris yunani yang pernah dibacakannya kepadanya terdahulu, bersama-sama baris lainnya yang baru yang kira-kira sama. Pada umur 8 tahun anak itu hanya perlu waktu 30% waktu untuk mengulang baris-baris yang telah pernah dibacakan kepadanya dahulu dibandingkan dengan waktu untuk baris- baris yang tidak pernah didengarnya. Pada umur 14 tahun hanya 8% waktu berkurang untuk mengulang baris-baris yang telah diperdengarkan kepadanya dahulu dibandingkan dengan waktu untuk mempelajari baris-baris yang baru baginya. Pada umur 18 tahun tak ada lagi tersisa dari baris-baris yang telah dibacakan kepadanya dahulu. Jadi terbukti ada sisa-sisa ingatan dari bahan yang hanya dibacakan saja pada waktu kecil sekali, sesudah lima tahun.
Menggali kesadaran rentang ingatan.
Masalah ini ialah tentang rentang ingatan, maksudnya ialah jumlah benda yang dapat dilihat sekilas untuk diingat. Dari sekumpulan angka berapa buah kah yang masih dapat diingat sesudah diperlihatkan satu kali saja? Umumnya orang masih dapat mengingat nomor telepon yang terdiri dari lima angka, tetapi lebih dari sembilan angka tidak dapat diingat kembali. Kalau nomor telepon terdiri dari tujuh angka masih dapat diingat orang50% dari waktu diperlihatkan. Tujuh angka inilah yang dinamakan rentang ingatan.
Strategi Memperkuat Memori
Beberapa langkah mengajar untuk daya ingat yang digambarkan ini saling berkaitan dengan faktor-faktor kerja syaraf dan faktor durasi yang sama pentingnya dalam mengingat. Setiap tahap dimulai dengan re-, awalan dalam bahasa inggris yang berarti "mencoba lagi" dan "kembali". Memori merupakan proses megulang kembali dan memori adalah hal yang membawa kita kembali pada waktu tertentu. Seperti yang dikatakan James Matthew Barrie, "Tuhan memberikan kita ingatan agar kita bisa menikmati mawar di bulan Desember". Berikut adalah strategi untuk meningkatkan daya ingat peserta didik.
Reach atau menjangkau. Siswa tidak lagi bertindak pasif dalam proses pembelajaran. Penelitian telah menunjukkan bahwa pendidik harus terlibat dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Kelas harus berpusat pada siswa, bukannya berpusat pada guru. Pembelajaran melalui penemuan, penyelesaian masalah, pengerjaan proyek, dan penyelidikan adalah cara-cara yang selama ini dipakai di sekolah-sekolah. Supaya informasi dapat diotak, informasi tersebut perlu diterima melalui memori sensorik. Dengan demikian, hal tersebut akan mengarahkan kita pada perhatian, motivasi, gaya belajar, emosi dan makna.
Reflect atau merefleksikan. Penelitian menunujukkan bahwa memriksa sebagian peruses kognitif pada saraf dengab MRI atau PET (positron emission tomography-melacak jumlah energi yang digunakan oleh otak) sangat membutuhkan refleksi. Burrows (1995) mendefinisikan proses seleksi sebagai "eksplorasi dan penemuan untuk membuat informasi baru menjadi masuk akal, kemudian mengarahkan pada proses refleksi kritis, mengotakkan permasalahan, dan mengidentifikasi kemungkinan terjadi.
Recode atau mengodekan ulang. Mengodekan ulang adalah cara untuk mengatur informasi di otak pada banyak tingkatan. Siswa harus memperoleh informasi dan menjadikannya informasi mereka sendiri. Penggunaan memori kerja dan akses pengetahuan yang utama melalui ingatan jangka panjang dapat membuat siswa menyimpan informasi dengan kata-kata, gambar-gambar, suara atau gerakan mereka sendiri. Materi yang diolah sendiri dengan cara demikian akan lebih mudah diingat kembali. Materi yang sudah tersimpan telah menjadi ingatan dan memicu pemahaman koseptual.
Reinforce atau menguatkan. Dari proses pengodean ulang guru dapat mengetahui apakah persepsi siswa sesuai dengan harapan guru. Melalui rangkaian umpan balik, konsep dan proses, semua akan disempurnakan. Umpan balik yang memotivasi, informatif, atau bersifat mengembangkan akan menjadi pendorong yang kuat. Tahap ini memberikan guru kesempatan untuk menangkap persepsi yang keliru dari siswa sebelummenjadi memorim jangka panjang yang sulit diubah.
Rehearse atau berlatih. Baik latihan menghafal maupun elaborasi, berpengaruh dalam membangun informasi menjadi memori yang bersifat jangka panjang dan menetap. Berlatih dengan cara yang berbeda melibatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, termasuk dalam menerapkan, menganalisis, dan menciptakan.
Startegi latihan dan penempatan akan membatu pendidik dan siswa dalam menemukan teknik latihan yang optimal. Tidur yang cukup akan membantu dalam membangun memori jangka panjang.
Review atau menguji kembali. Proses latihan membuat informasi menjadi memori jangka panjang, sementara menguji kembali memberikan kesempatan untuk mendapatkan kembali informasi tersebut dan memanipulasinya dalam sisitem kerja memori. Hasil manipulasi itu dapat menjadi memori jangka panjang. Saat menyiapkan siswa untuk mengikuti rangkaian tes dengan tingkat kesulitan tinggi, pendidik harus memberikan instruksi yang jelas, melakukan pengujian ulang, dan memberikan penilaian untuk mempersiapkan siswa mencapai prestasi yang maksimal. Review harus termasuk tes keterampilan.
Retrieve atau Pemanggilan Kembali. Jenis penilaian dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam memanggil kembali informasi yang tersimpan. Mengambil kembali simpanan memori berhubungan dengan petunjuk yang spesifik. Proses perolehan ingatan juga dapat dipicu oleh teknis pengenalan seperti memanggil kembali. Stress juga perlu diperhatikan karena stress dapat menghambat seseorang dalam mengakses memorinya.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Komponen pemrosesan informasi terdiri dari sensory receptor, working memory, dan long-term memory. Alur pemrosesan infomasi mulai dari adanya stimulus sampai dengan terbentuk memori atau ingatan melalui beberapa tahapan. Jenis memori ada tiga, yaitu sensory memory, short-term memory dan long-term memory. Faktor penyebab lupa antara lain displacement dan interference. Sedangkan faktor penyebab ingat antara lain ingat kepada sesuatu, relokasi, rekognisi, mempelajari kembali, dan menggali kesadaran rentang ingatan. Strategi memperkuat memori adalah selangkah demi selangkah dimulai dari reach (menjangkau), reflect (merefeleksikan), recode (mengodekan ulang), reinforce (menguatkan), rehearse (berlatih), review (menguji kembai), dan retrieve (pemangilan kembai).
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Irham, Mohammad dan Novan Ardy Wiyani. 2017. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media.
Sprenger, Marilee. 2005. Cara Mengajar Agar Siswa Tetap Ingat. Diterjemahkan Oleh: Ikke Suhartinah. Jakarta: Erlangga.
Jurnal
Pramesti, Cicik. 2017. Penerapan Pendekatan Pemrosesan Informasi Bagi Mahasiwa. Blitar: Jurnal Edukasi. Vol. 3, No. 1: 51-68. Diambil dari: http://jurnal.stkippgri-sidoarjo.ac.id/index.php/je/article/download/83/73. (21 Februari 2018)
Rehalat, Aminah. 2014. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi. Ambon: Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Vol. 23, No. 2: 1-11. Diambil dari: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpis/article/view/1625. (21 Februari 2018)
Bhinnety, Magda. 2008. Struktur dan Proses Memori. Buletin Psikologi. Vol. 16, No. 2: 74-88. Diambil dari: https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/viewFile/7375/5742. (23 Februari 2018)
Artikel
Mustofa, Ali. 2014. Apa Itu Memori Manusia?. Diambil dari: https://www.kompasiana.com/ali_91/apa-itu-memori-manusia_54f94aaba33311ba078b49f2 . (23 Februari 2018)