Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit memiliki beberapa
fungsi
diantaranya
yaitu
proteksi,
absorpsi,
ekskresi,
termoregulasi, pembentukan pigmen, pembentukan vitamin D, dan keratinisasi. Adanya kelainan/penyakit pada kulit akan menyebabkan fungsi-fungsi tersebut juga akan terganggu. (Djuanda, 2010) Salah satu bentuk kelainan pada kulit yaitu iktiosis. Iktiosis adalah sekelompok penyakit yang dikarakteristikkan dengan kulit bersisik (scalling) generalisata, dan sering didapatkan area kulit yang menebal. . Sisik
mencerminkan adanya gangguan diferensiasi epidermis/gangguan
keratinisasi. (Fleekman dan DiGiovanna, 2008). Iktiosis dapat dibedakan menjadi iktiosis herediter dan iktiosis didapat (acquired). Bentuk-bentuk dari iktiosis herediter yaitu iktiosis vulgaris, iktiosis lamellar, epidermolytic hyperkeratosis, dan X-linked iktiosis. (Ngan dan Staff, 2015). Iktiosis acquired sangat jarang. Prevalensinya di seluruh dunia tidak diketahui. (Schwartz, 2016) Iktiosis vulgaris, merupakan iktiosis herediter yang paling umum terjadi dan relatif ringan. Iktiosis vulgaris herediter ditemukan di seluruh dunia, dan prevalensi tergantung pada lokasi. Iktiosis vulgaris, terdapat sekitar 95% dari semua kasus iktiosis. Iktiosis vulgaris mempengaruhi 1
dari 250 sampai 300 individu. (Fleekman dan DiGiovanna, 2008) Oleh karena itu, pada referat ini penulis ingin membahas tentang “Iktiosis Vulgaris”.