PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAB I PENDAHULUAN
Kehidupan Kehidupan manusia tidak terlepas dari bahan galian. Rumah dari genting, seisinya, mulai tembok, tegel, keramik, peralatan dapur, motor, mobil, cat sampai ke bahan bakar, semua berasal dari bahan galian. Tidak bisa dipungkiri bahwa bahan galian telah mulai dimanfaatkan sejak ribuan tahun lamanya. Orang-or Orang-orang ang Mesir Mesir kuno sudah sudah mengetah mengetahui ui keseluru keseluruhan han dari proses proses pengolahan yang lebih memudahkan mereka dalam peleburan kekayaan alam yaitu berupa partikel-partikel emas, dibandingkan dengan menggunakan metode lainnya yang terlihat akan menghasilkan hasil yang kurang baik jika diterapkan. Sebagai hasil dari proses pengolahan ini adalah adanya pengayaan terhadap mineral mineral emas melalui melalui pencucia pencucian n untuk untuk memisahk memisahkan an dengan dengan mineral-m mineral-miner ineral al ringan yang merupakan pengotornya. (Anonim, 2012) Bahan galian pada umumnya diperlukan sebagai salah satu bahan baku dalam dalam suatu suatu indus industri tri.. Agar Agar dapat dapat diman dimanfaa faatka tkan n tentun tentunya ya harus harus memenu memenuhi hi persyaratan. Untuk itulah pada umumnya bahan galian sebelum dimanfaatkan dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Namun demikian pengolahan bahan galian untuk mendapatkan manfaat yang maksimal mendapatkan banyak sekali kendala, diantaranya keterbatasan sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya, keterbatasan operasional perta pertamb mban anga gan n dan dan seba sebaga gain inya ya akan akan meni menimb mbul ulka kan n damp dampak ak nega negati tiff yait yaitu u tertinggalnya bahan galian berharga pada pemrosesan dan hilangnya potensi bahan galian yang berharga. Peng Pengol olah ahan an Baha Bahan n Gali Galian an meru merupa paka kan n pros proses es pemi pemisa saha han n mine minera rall berharga berharga dari gangue-n gangue -nya ya (miner (mineral al tak berha berharga rga), ), yang yang dilaku dilakukan kan secara secara mekanik, mekanik, menghasi menghasilkan lkan produk produk yang kaya mineral mineral berharga berharga (konsent (konsentrat) rat) dan produk yang mineral berharganya berkadar rendah karena terdiri dari gangue mineral (tailing ). ). Bahan Bahan galia galian n adalah adalah bijih bijih ( ore), ore), minera minerall indust industri ri (industrial minerals) minerals ) atau bahan galian golongan C dan batubara ( coal ). ). Pengolahan bahan galian atau mineral dressing adalah dressing adalah istilah umum yang biasa dipergunakan untuk proses pengolahan semua jenis bahan galian/mineral yang berasal dari endapan-end endapan-endapan apan alam pada kulit bumi, bumi, untuk untuk dipisahk dipisahkan an menjadi produk-produk berupa satu macam atau lebih mineral berharga dengan Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
memanf memanfaat aatkan kan perbed perbedaa aan-p n-perb erbeda edaan an sifat sifat fisik fisik bahan bahan galian galian dan sisan sisanya ya dianggap sebagai mineral kurang berharga, yang terdapat bersama-sama dalam alam. Bahan galian tertinggal adalah bahan galian/endapan galian/endapan berpotensi ekonomi berupa berupa bahan bahan galian galian utama, utama, mineral mineral ikutan ikutan maupun maupun bahan bahan galian galian lain pada wila wilaya yah h
usah usaha a
pert pertam amba bang ngan an
dan dan
peng pengol olah ahan an
tert terten entu tu
teta tetapi pi
kare karena na
pertimbangan aspek teknis, ekonomi dan sosial, belum dapat dimanfaatkan. Peng Pengol olah ahan an
baha bahan n
gali galian an meru merupa paka kan n
pros proses es pemi pemisa saha han n
mine minera rall
berharga dari gauge-nya gauge -nya (mineral tak berharga), yang akan dilakukan secara mekanis mekanis menghasi menghasilkan lkan produk produk yang kaya mineral mineral berharga berharga (konsentr (konsentrat) at) dan poduk poduk yang mineral mineral berharga berharganya nya berkadar berkadar rendah terdiri terdiri dari gauge mineral (tailing ). ). Proses pemisahan ini didasarkan atas sifat fisik mineral maupun sifat kimia fisika permukaan mineral dan diupayakan menguntungkan. Pengolahan bahan galian adalah proses pemisahan kandungan mineral yang berharga berharga dari mineral-m mineral-mine ineral ral pengotorn pengotornya, ya, sehingga sehingga diperole diperoleh h bahan bahan galia galian n yang yang menga mengandu ndung ng minera minerall berhar berharga ga berkad berkadar ar tinggi tinggi yang yang diseb disebut ut kons konsen entra trat, t,
kemu kemudi dian an
kons konsen entr trat at
ters terseb ebut ut
diol diolah ah/d /die ieks kstr trak aksi si
lagi lagi
untu untuk k
mendapatkan logam siap pakai (Ngurah Ardha). Denga Dengan n mela melakuk kukan an pengo pengolah lahan an bahan bahan galia galian n didap didapatk atkan an bebera beberapa pa keuntungan : 1.
Secara Ekonomis a.
Meng Mengur uran angi gi ongk ongkos os angk angkut ut tiap tiap ton ton log logam am dari dari loka lokasi si pena penamb mban anga gan n ke pabrik peleburan karena sebagian waste (mineral tak berharga) telah terb terbua uang ng sela selama ma pros proses es peng pengol olah ahan an dan dan juga juga kada kadarr biji bijih h tela telah h ditingkatkan.
b.
Mengurangi memp mempe erce rcepat
jumlah
pel pelebura buran n
flux (bah (bahan an den dengan
yang yang
men menuru urunkan kan
dita ditamb mbah ahka kan n titi titik k
lebur
untu untuk k dan
pembentukan terak dalam pemurnian logam) yang ditambahkan dalam peleb pelebura uran n serta serta mengur mengurang angii metal metal yang yang hila hilang ng bersam bersama a slag /terak /terak (kumpulan lelehan yang terpisah pada peleburan pemurnian logam yang terapung diatas permukaan logam cair. c.
Menu Menuru runk nkan an biay biaya a pel peleb ebur uran an tiap tiap ton ton log logam am yang yang diha dihasi silk lkan an seba sebab b dalam peleburan tonase logam yang dihasilkan akan lebih banyak (dalam
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
waktu waktu yang sama) sama) bila bila dibandin dibandingkan gkan dengan dengan pelebur peleburan an tanpa tanpa diawali diawali dengan pengolahan bahan galian. 2.
Secara Teknis a.
Bila dilakukan pengolahan akan menghasilkan konsentrat yang memp mempun unya yaii
kada kadarr
mine minera rall
berh berhar arga ga rela relati tiff
ting tinggi gi sehi sehing ngga ga lebi lebih h
memudahkan untuk diambil metalnya. b.
Ada kemungkinan konsentratnya mengandung lebih dari satu mineral berharga, maka ada kemungkinannya dapat diambil logam yang lain sebagai hasil sampingan. Penggolo Penggolongan ngan atau pengelom pengelompoka pokan n bahan bahan galian galian yaitu yaitu berdasark berdasarkan an
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 tentang Penggolongan Bahan Galian. Pemerintah Indonesia membagi bahan galian menjadi tiga golongan berdasarkan penggolongan berikut: 1.
Nilai Nilai strateg strategis is atau atau ekonomis ekonomis bahan bahan galian galian terhadap terhadap negara negara
2.
Terdap Terdapatn atnya ya suatu suatu bahan bahan gali galian an dalam dalam alam alam (gen (genesa esa))
3.
Penggu Penggunaa naan n bahan bahan galia galian n bagi bagi indust industri ri
4.
Pengar Pengaruh uhnya nya terha terhada dap p kehidu kehidupan pan raky rakyat at banya banyak k
5.
Pembe Pemberia rian n kesempa kesempatan tan peng pengemb emban angan gan perus perusah ahaan aan
6.
Peny Penyeb ebar aran an pemb pemban angu guna nan n di daer daerah ah Berdasarkan Undang-undang Pokok Pertambangan, bahan galian dibagi
dalam 3 golongan: 1.
Bahan Bahan Gal Galian ian Strate Strategis gis atau atau gol golong ongan an A Merupaka Merupakan n bahan bahan galian galian yang strategi strategis s bagi pertahanan pertahanan dan keamanan keamanan serta serta perek perekono onomia mian n negara negara.. Termas Termasuk uk dalam dalam golon golongan gan ini antara antara lain lain minyak minyak bumi, bumi, bitum bitumen en cair, cair, lilin lilin bumi, bumi, gas alam, alam, bitum bitumen en padat padat,, aspal aspal,, batubara, batubara, uranium, uranium, radium, radium, litium, litium, bahan bahan galian galian radioakt radioaktif if lainnya lainnya,, nikel, nikel, kobalt, dan timah.
2.
Baha Bahan n Gali Galian an Vit Vital al ata atau u Golo Golong ngan an B Merupakan bahan galian yang dapat menjamin hajat hidup orang banyak. Termas Termasuk uk dalam dalam golon golongan gan ini ini adala adalah h besi, besi, manga mangan, n, molib molibden den,, krom, krom, wolfram, vanadium, titanium, bauksit, tembaga, timbal seng, emas, platina, perak, air raksa, intan, arsin, antimoni, bismuth, yitrium, retenium, cerium, dan logam langka lainnya.
3.
Bahan Bahan galian galian bukan bukan strateg strategis is dan dan vital vital atau golonga golongan nC
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Merupakan bahan galian yang tidak termasuk golongan strategis dan vital, karena sifatnya tidak
langsung memerlukan pasaran
yang bersifat
internasional. Termasuk dalam golongan ini antara lain nitrit, fosfat, asbes, talk, mika, grafit, magnesit, tawas, oker, batu permata, batu setengah permata, pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gigs, bentonit, batuapung, obsidian, perlit, marmer, batu tulis, batu kapur, dolomit, kalsit, granit, andesit, basalt, tanah liat, pasir dan lain-lain, sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun B. Bahan galian menurut pemanfaatannya dikelompokkan atas: 1.
Bahan Galian Logam/Bijih/Ore Dari pengolahan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti timah putih, besi, tembaga, nikel, emas, perak, dll. Pengolahan tahap pertama biasanya disebut dengan Ore Dressing karena yang diolah adalah ore/bijih. Disebut juga Mineral Processing karena hasil dari proses masih berupa mineral, dan disebut juga sebagai Unit Operation karena proses ini berdasarkan sifat mineralnya.
2.
Bahan Galian Energi Merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi, seperti minyak bumi dan batubara. Agar batubara dapat memenuhi kriteria pasar maka harus dilakukan pengolahan dengan pencucian.
3.
Bahan Galian Industri Merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri, seperti asbes, aspal, bentonit, batugamping, batupasir, dan lain-lain. Untuk pengolahan dilakukan peremukan, penggilingan, pengayakan maupun klasifikasi. Untuk pengotor bersifat logam dilakukan dengan Flotasi atau Magnetic Separator . Menurut cara terbentuknya, penggolongan bahan galian terbagi menjadi
beberapa macam, yaitu bahan galian magmatik, bahan galian pegmatit, bahan galian hasil pengendapan, bahan galian hasil pengayaan sekunder, bahan galian hasil metemorfosis kontak, dan bahan galian thermal. Berdasarkan kandungan mineralnya bahan galian dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu: 1.
Bijih (ore), bahan galian sebagai sumber bahan logam, contohnya kasiterit (Sn), Hematit (Fe), Bauksit (Al).
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2.
Bukan Bijih, Sebagian sumber bahan bukan logam, contohnya belerang, fosfat, kaolin, kapur. Berdasarkan mineral ekonomi, bahan galian dapat digolongkan menjadi
dua golongan, yaitu: 1.
Metalic Mineral a. Precious metal , yaitu emas, platina dan perak b. Base metal , yaitu tembaga, seng dan timah c. Steel industry , yaitu besi, nikel, chromium, mangan, tungsten dan vanadium d. Electronic industry , yaitu cadmium, bismuth dan germanium e. Radio active, yaitu Uranium dan radium
2.
Non-Metalic Mineral a. Isolator , yaitu Mika dan asbes b. Refractory material , yaitu silica, alumina, zirkon dan grafit c. Abresive Mineral , yaitu corundum, garnet, intan dan topas d. General industrial Mineral , yaitu fosfat, belerang, batugamping, garam, barit, boraks, feldspar, magnesit, gypsum, clay (lempung), dan lain-lain
3.
Fuel Mineral a. Solid (zat padat), yaitu coal , lignite dan oil shale b. Liquid (zat cair), yaitu minyak bumi Pada pengolahan bahan galian dalam prosesnya lebih mendasarkan
pada sifat fisik mineral dari pada sifat fisik kimia. Sifat-sifat fisik mineral yang penting
adalah
kekerasan/kelunakan
(hardness/softness),
kerapuhan
(brittleness), structure dan fracture, agregasi (aggregation), warna dan kilap (listre), berat jenis (specific gravity ), sifat kemagnetan (magnetic susceptibility ), dan sifat kelistrikan (electro-conductivity ). Pengolahan bahan galian merupakan suatu proses untuk mempertinggi mutu atau kualitas dari bahan galian tersebut. Selain itu pengolahan bahan galian juga dapat berguna untuk mendapatkan mineral atau unsur yang berharga dari bahan galian. Pengolahan bahan galian sering kali disebut dengan mineral dressing . Secara umum mineral dressing adalah suatu proses pengolahan bahan galian/mineral hasil penambangan guna memisahkan mineral berharga dari mineral pengotornya yang kurang berharga, yang terdapatnya bersama-sama
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
(gangue
mineral ) .
Teknik
pengolahan
bahan
galian
bermacam-macam.
Pengaplikasiannya sangat tergantung pada jenis bijih atau mineral yang akan ditingkatkan konsentrasinya. Tujuan digunakannya sistem alat-alat konsentrasi dalam mengolah suatu bahan galian adalah untuk memurnikan konsentrasi bahan galian tersebut. Penambangan intan yang dipisahkan dari mineral lain dilakukan dengan konsep konsentrasi berdasarkan atas gaya berat seperti meja goyang atau shaking table dan alat-alat jig . Pemurnian feldspar mempergunakan proses gaya berat dan juga flotasi untuk menghasilkan feldspar bermutu tinggi. Permurnian fosfat dilakukan dengan cara flotasi, sedangkan barit serbuk yang merupakan hasil pengolahan tailing pertambangan emas di Pulau Wetar diolah dengan cyclone, classifier , dan pengering atau dryer . Contoh bahan galiannya adalah feldspar dan zirkon. Tujuan diberlakukannya sistem pengolahan alat konstentrasi dan proses kimia dalam pengolahan bahangalian adalah untuk meningkatkan kadar suatu unsur. Pengolahan belerang dapat dilakukan dengan proses penyulingan dalam usaha menfapatkan belerang dalam mutu tinggi. Pemurnian pasir besi dengan memperhatikan perbedaan berat jenis dengan mineral yang lain dan sifat kemagnetannya telah dilakukan di penambangan pasir besi di Cilacap, juga untuk meningkatkan kadar suatu unsur bahan galian. (Setyowati, 2001) Pemilihan teknik didasarkan pada perbedaan sifat-sifat fisik dari mineralmineral yang ada dalam bijih tersebut. Khusus untuk batubara, proses pengolahan itu disebut pencucian batubara (coal washing ) atau preparasi batubara (coal preparation). Ada beberapa faktor-faktor penting dalam teknik pengolahan bahan galian, yaitu:
1.
Potensi endapan bahan galian Potensi, keberadaan/lokasi mineral perlu diketahui. Bila potensi besar dapat ditambang secara menguntungkan dan mempunyai nilai ekonomi tinggi, maka studi awal penelitian dapat dilakukan. Berdasarkan kebijakan
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
pemerintah, mengenai diversifikasi penggunaan energi alternatif, serta mengingat luas sebaran lahan gambut Indonesia yang menempati posisi ke 4 terluas di dunia setelah Kanada, Rusia dan Amerika Serikat, yaitu sekitar 26 juta hektar, maka perlu adanya penanganan mengenai pemanfaatan endapan gambut di Indonesia secara terpadu dan konseptual. Endapan gambut umumnya berwarna coklat muda hingga coklat tua sampai gelap kehitaman, sangat lunak, mudah ditusuk-tusuk, mengotori tangan, bila diperas mengeluarkan cairan gelap dan meninggalkan sisa-sisa ampas tetumbuhan, didapatkan mulai dari permukaan bumi hingga beberapa meter tebalnya. Endapan gambut dipermukaan dapat ditumbuhi berbagai jenis dan spesies tetumbuhan mulai dari jenis lumut, semak hingga pepohonan besar. Gambut yang berwarna lebih
gelap
biasanya menunjukkan
tingkat
pembusukan lebih kuat. Secara megaskopis gambut tropis umumnya terdiri dari sisa-sisa akar, batang, dedaunan dan serat dalam kuantitas yang melimpah, sebaliknya gambut lumut (moss peat) didominasi oleh sisa-sisa tetumbuhan lumut sebagaimana yang terdapat di Finlandia (Eropa Utara). Metode yang paling sering dilakukan untuk mempelajari dan mengetahui kandungan komponen material organik (maseral) di dalam gambut adalah dengan menggunakan mikroskop Orthoplan Polarisasi yang dilengkapi dengan sinar ultra violet (fluorescence mode).
Analisis yang
dilakukan pada gambut mirip dengan analisis yang dilakukan terhadap batubara.
Begitu pula dengan preparasi conto gambut, biasanya conto
gambut diperlakukan sama dengan apa yang dilakukan pada batubara, yaitu dibuat dalam bentuk spesimen blok poles. Conto gambut tersebut dapat berasal dari singkapan permukaan atau inti bor. 2.
Sifat/karakteristik bijih (mineral hasil tambang) a.
Bahan g alian d ialam p erlu d iolah k arena m asih mengandung pengotor untuk meningkatkan mutu dengan cara memisahkan mineral pengotor di dalam mineral.
b.
Contoh u ji k arakteristik b ijih (memerlukan s ejumlah t ertentu contoh bahan galian).
c.
Mineral Basah dikeringkan, diremuk dan digerus sampai ukuran 100 mesh.
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
d.
Sampling baku: Splitting , cone quatering diperoleh contoh representatif kemudian dikirim ke Laboratorium (analisis Kimia dan sifat fisiknya).
e.
Metode analisis kimia: AAS, Titrasi dan Gravimetri.
f.
Komposisi mineral diuji: X-ray difraction (xrd).
g.
Ukuran dan bentuk mineral serta derajat liberasinya: Mikroskop Optik, Scanning Electron Microscope (SEM), dan lain-lain.
h.
Distribusi Ukuran partikel: Alat particle size distribution.
i.
Untuk mengukur berat jenis: Piknometer.
j.
Untuk kerapatan ruah (bulk density ): Density meter.
3.
Arah pemanfaatan mineral yang optimal a. Pemanfaatan katalis yang berasal dari limonit untuk proses pencairan batubara. Batubara cair yang telah dicanangkan sebagai sumber energi alternatif untuk menambah pasokan BBM, memerlukan katalis untuk mendapatkan hasil cairan yang tinggi dengan proses cepat. Katalis berbasis besi diprediksi akan menjadi katalis yang banyak dipakai di masa mendatang. Katalis dimaksud adalah limonit yang sangat potensial digunakan ditinjau dari aspek harga dan kereaktifannya. Sumber limonit itu sendiri banyak terdapat di Soroako, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Kegiatan penelitian meliputi pengamatan transformasi limonit menjadi pirotit pada proses sulfidasi, serta pengkajian faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan mineral tersebut agar diperoleh tingkat pencairan batubara yang tinggi. Selain itu dikaji pula jumlah cadangan limonit
di Soroako
dan Pomalaa, sampai sejauh mana mampu
mendukung kegiatan pencairan batubara. b. Abu terbang pada PLTU Setelah
berhasil
melaksanakan
percobaan
pada
skala
laboratorium terhadap abu terbang PLTU Suralaya, Litbang Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral akan berupaya Strategi Litbang dari Kelompok Program Teknologi Pengolahan Mineral didasarkan pada programprogram terkini yang diminta baik oleh masyarakat industri pengguna mineral maupun pemerintah. Saat ini beberapa industri yang terkait Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dengan bahan baku mineral adalah Industri logam, Industri Aneka, Industri Kimia, Industri Keramik, Industri Konstruksi/Bangunan, Industri Perminyakan, dan Industri Pertanian/Perkebunan,Perikanan/Peternakan. 4.
Pemilihan teknologi a.
Studi Karakteristik Bahan Baku dan studi literatur.
b.
Teknologi tepat.
c.
Metode pengolahan harus efektif, efisien dan aman terhadap lingkungan.
d.
Teknik pengolahan mineral logam meliputi konsentrasi, ekstraksi, purifikasi.
e.
Untuk mineral industri meliputi aktivasi (pemanasan atau pereaksi kimia), kalsinasi, flotasi dan modifikasi.
f.
Konsentrasi gravitation: sluice box , shaking table, jig , spiral claissifier , humprey spiral , dan hidrosiklon.
g.
Konsentrasi: sifat permukaan (surface tension), flotation dan dms.
h.
Extraction: pelarutan menggunakan tangki pengaduk ( mixer ).
i.
Purifikasi dengan menggunakan elektrolisa, dapur pelebur.
j.
Proses pengolahan lain seperti kalsinasi, HMS, roasting , smelting adsorpsi, ion exchange, dan magnet separation. Teknik-teknik yang digunakan dalam proses pengolahan bahan galian
diantaranya adalah: 1.
Konsentrasi gravitasi Teknik ini memanfaatkan perbedaan berat jenis antara mineralmineral. Mineral-mineral dipisahkan dengan peralatan yang berprinsip pada pemisahan berat jenis seperti jigging, rake classifier, spiral classifier, vibrating table, dan lain-lain.
2.
Flotasi Teknik ini memanfaatkan perbedaan sifat permukaan mineralmineral. Dengan menambahkan
reagen kimia
yang bisa membuat
permukaan salah satu mineral menjadi hidrofil sementara bagian reagen itu sendiri memiliki sifat hidrofob, maka mineral bersangkutan dapat diangkat oleh gelembung yang ditiupkan ke permukaan untuk dipisahkan. Biasnya mineral-mineral sulfida dipisahkan dengan cara ini. 3.
Magnetic Separation
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Cara ini memanfaatkan sifat magnet dari mineral-mineral. Mineral yang
bersifat
feromagnetik
dipisahkan
dari
mineral
yang
bersifat
diamagnetik. Dasar pemikiran dalam teknik pengolahan bahan galian, yaitu: 1.
Dalam usaha pertambangan, tidak semua bahan galian dapat tereksploitasi, terolah, dan termanfaatkan secara optimal karena faktor teknologi, ekonomi dan sosial.
2.
Perlunya inventarisasi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang secara sistematis agar potensi bahan galian tidak ada yang terabaikan.
3.
Diperlukan data potensi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang sebagai dasar penetapan kebijakan dan pemanfaatannya. Inventarisasi bahan galian adalah suatu kegiatan yang berhubungan
dengan pencatatan, penggambaran, perekaman, pengambilan dan manajemen data serta informasi sumber daya mineral baik yang bersifat data primer maupun sekunder yang diperoleh dari hasil kegiatan eksplorasi, eksploitasi, dan konservasi. Pedoman teknis ini merupakan acuan bagi pemerintah atau instansi berwenang dalam melakukan inventarisasi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang, sehingga menghasilkan data yang lengkap, tepat dan akurat untuk dipergunakan sebagai dasar evaluasi bahan galian yang ada agar tidak terabaikan dan tersia-siakan dalam kehidupan mendatang. Jenis atau kelompok bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang dapat berupa bahan galian utama, bahan galian lain dan mineral ikutan. Adapun komoditas yang termasuk dalam jenis atau kelompok bahan galian tersebut dapat terdiri dari satu komoditas bahan galian utama, satu atau beberapa komoditas bahan galian lain dan satu atau beberapa mineral ikutan. Pada perkembangannya, istilah Mineral Dressing telah berkembang menjadi beberapa bagian tersendiri, yaitu meliputi: 1.
Mineral Dressing , yaitu proses pengolahan bahan galian anorganik secara mekanis tanpa merubah sifat-sifat kimia dan fisik dari mineral-mineral tersebut atau perubahan hanya sebagian dari sifat fisik mineral tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan beberapa jalan, diantaranya:
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a. Memperkecil ukuran bahan atau mineral-mineral tersebut, sehingga terjadi liberalisasi sempurna dari partikel-pertikel yang tidak sejenis satu sama lainnya. b. Memisahkan partikel-partikel yang tidak sama komposisi kimianya atau berbeda sifat fisiknya. 2.
Extractive Metallurgy , juga merupakan pengolahan bahan galian aborganik, tetapi dalam prosesnya mineral-mineral tersebut mengalami perubahan seluruhnya atau sebagian dari sifat kimia dan fisik mineral-mineral tersebut. Metalurgi ekstraksi kemudian dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu: a. Piro metalurgi (pyro metallurgy) yang dalam proses ekstraksinya menggunakan energi panas yang tinggi (bisa sampai dengan 2.000 oC). b. Hidro metalurgi (hydro metallurgy) yang menggunakan larutan kimia atau reagen organik untuk menangkap logamnya. c. Elektro metalurgi (electro metallurgy) yang memanfaatkan teknik elektrokimia (antara lain elektrolisis) untuk memperoleh logamnya.
3.
Fuel Technology , yaitu proses pengolahan bahan galian organik dimana dalam prosesnya mengalami perubahan seluruhnya atau sebagian dari sifat kimia dan fisik mineral-mineral tersebut.
(Nurhakim, 2007) Proses pengolahan berlangsung secara mekanis tanpa merubah sifat kimia dan fisik mineral tersebut atau hanya sebagian dari sifat fisik itu saja yang berubah. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan memperkecil ukuran bahan atau mineral tersebut sehingga terjadi liberasi sempurna dari partikel yang tidak sejenis satu sama lainnya dan memisahkan partikel yang tidak sama komposisi kimia atau berbeda sifat fisiknya. Secara umum, setelah proses mineral dressing akan dihasilkan tiga produk, yaitu: 1.
Konsentrat, dimana logam-logam berharga terkumpul dan dengan demikian kadarnya menjadi tinggi.
2.
Tailing , dimana bahan-bahan tidak berharga (bahan ikutan, gangue mineral ) terkumpul. Inventarisasi bahan galian berpotensi terbuang yang sudah tertambang dan terolah berupa tailing dengan cara pengumpulan data sekunder dan primer. Pengumpulan data sekunder meliputi data eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi dan operasi produksi, terutama pengolahan dan
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
tata letak lokasi tailing . Pengumpulan data primer berupa uji lapangan dengan pengumpulan data lokasi tailing , jenis bahan galian utama dan mineral ikutan, kadar atau kualitas, kuantitas bahan galian, penanganan tailing yang berkaitan dengan aspek lingkungan, serta pemercontohan dan analisis percontohan di laboratorium. 3.
Middling , yang merupakan bahan pertengahan antara konsentrat dan tailing . Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam
sudah jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Proses
pengolahan
bahan
galian
merupakan
jembatan
antara
penambangan dengan ekstraksi logam (metalurgi ekstrasi). Karena pengolahan bahan galian mendasarkan atas sifat fisik mineral, maka informasi tentang Bahan Galian yang terkandung dalam tentang mineral yang bahan galian sangat diperlukan, misalnya: 1.
Macam dan komposisi mineral dalam bahan galian.
2.
Kadar masing-masing mineral.
3.
Besar kecilnya ukuran/distribusi ukuran.
4.
Macam dan tipe ikatan mineral dalam bahan galian.
5.
Derajat liberasi (kebebasan) dari mineral.
6.
Sifat fisik mineral, yaitu: a. Hardness (kekerasan), structure dan fracture Sifat ini diperlukan dalam menentukan alat penghancur yang tepat saat akan mengecilkan ukuran bahan galian. b. Ikatan mineral dan besar kecilnya kristal Berkaitan dengan derajat liberasi. Semakin tinggi derajat liberasi akan semakin sempurna proses pengolahan. c. Warna dan kilap Berkaitan dengan proses pemisahan secara hand sorting/hand picking , yaitu pemisahan yang dilakukan dengan tangan biasa. d. Specific gravity (SG) Berkaitan dengan pengolahan konsentrasi gravimetri.
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
e. Magnetic susceptibility (sifat kemagnetan) Berkaitan dengan pengolahan magnetic separation. f. Electro conductivity (daya hantar listrik) Berkaitan dengan pengolahan Electrostatic separation atau High Tension Separation. g. Sifat permukaan senang tidaknya terhadap udara Berkaitan dengan pengolahan flotasi. Dari segi ekonomi, pengolahan bahan galian sangat berguna karena bertujuan untuk: 1.
Memudahkan dalam pengolahan lebih lanjut. Umumnya, setelah ditambang, bahan galian tidak dapat langsung digunakan. Namun kembali digunakan sebagai bahan baku dari industri lain dengan diadakannya pengolahan awal. Maka hal ini akan memudahkan konsumen untuk langsung menggunakan bahan galian tersebut tanpa harus mengeluarkan cost untuk pengolahan awal, sehingga konsumen akan dapat membeli bahan galian dengan harga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelum pengolahan awal.
2.
Memaksimalkan jumlah daya angkut. Dengan dipisahkannya antara tailing dengan konsentrat, maka pada saat proses pemindahan bahan galian, kita tidak perlu memindahkan zat pengotornya, sehingga jumlah bahan galian yang dapat kita pindahkan menjadi maksimal dan hal ini akan mempengaruhi pada cost transportasi pemindahan bahan galian (Hauling ) yang semakin rendah. Dari segi ekonomi dan teknis, pengolahan awal ini juga memliki beberapa
keuntungan, diantaranya: 1.
Memudahkan dalam pengolahan lanjutan. Dengan sudah terpisahnya konsentrat dan tailing , maka pengolahan lanjutan untuk konsentrat ini akan menjadi lebih mudah.
2.
Kemungkinan mendapatkan mineral ikutan. Pada saat pengolahan, proses utama yang dilakukan adalah memisahkan bahan galian utama dengan material lain. Namun dalam beberapa kasus, material tersebut juga dapat berupa bahan
galian ekonomis,
seperti adanya unsur
penambangan tembaga yang dilakukan PT Freeport Indonesia.
Kelompok 5
emas pada
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3.
Mengurangi ongkos angkut (transportasi) dan peleburan. Karena sebagian waste telah terbuang selama proses dressing, kadar bijih telah ditingkatkan dan tonase yang dileburkan lebih sedikit.
4.
Mengurangi
jumlah
flux yang
ditambahkan
dalam
peleburan
serta
mengurangi metal yang hilang bersama slug . Flux merupakan katalis yang diberikan pada proses peleburan yang berfungsi untuk meningkatkan laju reaksi peleburan pada pengolahan bahan galian sedangkan slug merupakan zat sisa dari proses peleburan. 5.
Meningkatkan nilai jual.
6.
Menambah kualitas dan kuantitas.
7.
Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.
8.
Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia.
(Anonim, 2012) Proses pengolahan berlangsung secara mekanis tanpa merubah sifatsifat kimia dan fisik dari mineral-mineral tersebut atau hanya sebagian dari sifat fisik saja yang berubah. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan memperkecil ukuran bahan atau mineral-mineral tersebut, sehingga terjadi liberasi sempurna dari partikel-partikel yang tidak sejenis satu sama lain. Kemudian memisahkan partikel-partikel yang tidak sama komposisi kimianya atau berbeda sifat fisiknya. Pada pengolahan bahan galian, ada beberapa peningkatan mutu pada bahan galian sehingga didapat hasil yang maksimal, diantaranya: 1.
Pemurnian dengan sistem konsentrasi
2.
Peningkatan kadar suatu unsur dengan proses kimia
3.
Peningkatan sifat kimia dengan pembakaran dan pengaktifan kimia
4.
Peningkatan sifat fisika dengan pemecahan dan delaminasi
5.
Peningkatan bentuk permukaan dengan pemolesan Proses pengolahan bahan galian bijih logam, yaitu sebelum bijih logam
diproses lebih lanjut menjadi logam, terlebih dahulu dilakukan preparasi terhadap bijih-bijih tersebut. Proses preparasi itu meliputi pemecahan ( breaking ), pengayakan (sizing ) dan pembenahan (dressing ). Bijih-bijih yang diperoleh dari penambangan biasanya mempunyai ukuran melintang 1200-1500 mm. Dalam pengerjaan metalurgi umumnya dibutuhkan bijih-bijih yang cukup halus (kadang
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
sampai 0,1 mm), sehingga bijih-bijih yang diperoleh dari penambangan harus diperkecil atau dipecah terlebih dahulu. Berdasarkan ukuran feed dan ukuran produk dari pemecahan, maka proses pemecahan dikelompokkan menjadi: 1.
Breaking , yaitu pemecahan dengan ukuran feed 300-1500 mm dan ukuran produk 100-300 mm.
2.
Crushing , yaitu pemecahan dengan ukuran feed 100-300 mm dan ukuran produk 10-50 mm.
3.
Fine Crushing , yaitu pemecahan dengan ukuran feed 10-50 mm dan ukuran produk 2-10 mm.
4.
Grinding , yaitu pemecahan dengan ukuran feed 2-20 mm dan ukuran produk 0,05 mm. Breaking dilakukan dengan memakai pemecah Beater Mill , crushing dan fine crushing menggunakan Gyratory Crusher dan grinding menggunakan Ball Mill.
5.
Pembenahan (dressing ) Pembenahan bijih-bijih adalah proses pemisahan bijih dari unsur ikutan atau kotoran tanpa merubah sifat kimia atau sifat fisik dari bijih-bijih. Dengan demikian bijih-bijih akan memiliki persentase bahan tambang atau concentrate yang lebih tinggi. Pembenahan atau pemisahan bahan tambang dari unsur ikutannya dilakukan dengan beberapa metoda, yaitu: a. Pemisahan dengan cara disortir atau dipilih, berdasarkan warna atau bentuk bijihnya. Pemilihan biasanya dilakukan pada permukaan yang datar atau menggunakan konveyor sortir. b. Pemisahan berdasarkan perbedaan kekerasan atau kerapuhan bijih. c. Pemisahan berdasarkan sifat gesekan bijih. Dalam hal ini bijih-bijih diluncurkan pada bidang miring, sehingga bahan yang lebih ringan akan meluncur lebih cepat. d. Pemisahan secara elektrostatik, yaitu pemisahan bijih berdasarkan konduktivitas listrik dan sifat-sifat kelistrikannya. e. Pemisahan
secara magnetis,
dimana bahan
tambang
dipisahkan
berdasarkan sifat magnetiknya. f. Pemisahan berdasarkan gravitasi bijih-bijih tambang. Dalam hal ini bijihbijih dibedakan berdasarkan kecepatan tenggelam atau jatuhnya bijih-bijih tersebut dalam suatu cairan atau udara.
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
g. Pemisahan dengan menggunakan suatu medium berat, dalam hal ini akan terdapat bijih-bijih yang mengapung dan tenggelam, tergantung pada massa jenis bijih dan medium yang digunakan (cairan organik atau larutan). Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan bahan galian dapat pula digolongkan menjadi: 1.
Kominusi atau reduksi ukuran (comminution) Kominusi atau pengecilan ukuran adalah proses mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran semula. Hal ini dapat dilakukan dengan crushing (peremukan) untuk proses kering sedangkan grinding (penggilingan) digunakan untuk proses basah dan kering. Selain untuk mereduksi ukuran butir, kominusi juga untuk meliberasi bijih, yaitu proses melepaskan mineral bijih dari ikutannya yang merupakan gangue mineral . Kominusi ada dua macam, yaitu: a. Peremukan atau pemecahan (crushing ). b. Penggerusan atau penghalusan (grinding ). Kominusi merupakan tahap awal dalam proses pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk: a. Membebaskan atau meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material pengotornya. b. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya. c. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi. Di samping itu, kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a. Tahap pertama atau primer ( primary stage). Tahap pertama merupakan tahap penghancuran awal, dimana umpan berupa bongkah-bongkah besar yang berukuran lebih kurang 84 x 60 inchi dan produktannya berukuran 4 inchi. Alat yang dipergunakan dalam tahap awal ini adalah sebagai berikut: 1) Jaw Crusher Alat ini mempunyai dua penghancur, yang satu dapat digerakkan (swinging jaw ) dan lainnya tidak dapat digerakkan atau diam ( fixed
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
jaw ). Berdasarkan porosnya jaw crusher terbagi dalam dua macam, yaitu Blake Jaw Crusher dengan poros di atas dan Dogde Jaw Crusher dengan poros di bawah. Perbandingan dogde dengan blake yaitu ukuran produk pada blake jaw lebih heterogen, sedangkan pada dodge jaw relatif seragam. Pada blake jaw prosonya di atas, sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel yang berukuran terkecil sedangkan pada dodge jaw porosnya di bawah sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel yang terbesar sehingga membuat gaya mekanis pada dodge jaw lebih besar dibandingkan dengan blake jaw . Kapasitas dodge jaw lebih kecil daripada blake jaw pada ukuran air yang sama, serta pada dodge jaw sering terjadi penyumbatan atau kemacetan.
*sumber: http://www.gg.uwyo.edu Gambar 1.1. Jaw Crusher 2) Gyratory Crusher Crusher jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan jaw crusher . Gerakan dari gyratory crusher ini berputar dan bergoyang, sehingga proses penghancuran berjalan terus menerus tanpa selang waktu. Berbeda dengan jaw crusher yang proses penghancurannya tidak kontinyu yaitu pada waktu swing jaw bergerak ke belakang, material-material yang ada tidak mengalami penggerusan.
Adapun
macam-macam
gyratory
crusher
Suspended-spindel gyratory crusher dan parallel-pinch Kelompok 5
ada
crusher .
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Perbedaan utama jenis ini dengan suspended-spindel , terletak pada gerakan
kepala
penghancurnya.
Gerakan
pada parallel-pinch
menghasilkan bentuk kerucut yang tajam dengan puncak dalam keadaan menggantung sehingga menghasilkan gerakan berputar yang dapat menghancurkan umpan pada daerah permukaan kepala penghancur. Bentuk-bentuk head dan concave pada gyratory crusher ada straight head and concave dan curved head and concave. Kedua bentuk dari head dan concave ini perbedaannya hanya pada permukaannya yaitu yang pertama adalah rata dan yang kedua adalah melengkung.
*sumber: http://www.gg.uwyo.edu Gambar 1.2. Gyratory Crusher
b. Tahap kedua atau sekunder (secondary stage). Merupakan tahap penghancuran dari kelanjutan primary crushing , dimana ukuran umpan lebih kecil dari 6 inchi dari produktannya berukuran 0,5 inchi. Alat yang digunakan hampir sama dengan tahap petama, namun ada beberapa tambahan alat yang dapat digunakan pada tahap kedua yaitu: 1) Cone Crusher Alat ini merupakan secondary crusher yang penggunaannya lebih ekonomis. cone crusher hampir sama dengan gyatory crusher , perbedaannya
terletak
pada
crushing
surface
terluar
bekerja
sedemikian rupa sehingga luas lubang pengeluaran dapat bertambah Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dan crushing surface bagian atasnya dapat diangkat sehingga material yang tidak dapat dihancurkan. Adapun macam-macam cone crusher adalah sebagai berikut: a) Symon cone crusher b) Telsmith gyrasphere crusher
*sumber: http://www.gg.uwyo.edu Gambar 1.3. Cone Crusher 2) Hammer Mill Hammer mill dipakai dalam secondary crusher untuk memperkecil produk
dari primary
crushing dengan
ukuran
umpan
yang
diperbolehkan adalah kurang dari satu inchi. alat ini merupakan satusatunya alat yang berbeda cara penghancurannya dibandingkan alat pada secondary crushing lainnya, karena proses penghancurannya menggunakan shearing stress. sedangkan pada secondary crusher umumnya compressive stress.
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*sumber: http://www.gg.uwyo.edu Gambar 1.4. Hammer Mill 3) Roll Crusher Alat ini terdiri dari dua buah silinder baja dan masing-masing dihubungkan pada porosnya. Silinder ini hanya satu saja yang berputar dan lainnya diam tapi karena adanya material yang masuk dan pengaruh silinder lainnya maka silinder ini ikut berputar pula. Putaran masing-masing
silinder
tersebut
berlawanan
arahnya
sehingga
material yang ada di atas roll akan terjepit dan hancur. Bentuk dari roll crusher ada dua macam, yaitu : a) Rigid Roll Alat ini pada porosnya tidak dilengkapi dengan pegas sehingga kemungkinan patah pada poros sangat memungkinkan. Roll yang berputar hanya satu saja tapi ada juga yang keduanya berputar. b) Spring Roll Alat ini dilengkapi dengan pegas sehingga kemungkinan porosnya patah sangat kecil sekali. Dengan adanya pegas maka roll dapat mundur dengan sendirinya bila ada material yang sangat keras, sehingga tidak dapat dihancurkan dan material itu akan jatuh. Kapasitas roller tergantung pada kecepata roller , lebar permukaan roller, diameter, dan jarak antar roller yang satu dengan lainnya.
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Hancurnya material pada roll crushing dibedakan menjadi: a) Choke Chrushing Yaitu penghancuran material tidak saja dilakukan oleh permukaan roll tapi juga oleh sesama material. b) Free Crushing Yaitu material yang masuk langsung dihancurkan oleh roll. Kecepatan crushing tergantung pada kecepatan pemberian umpan dan macam reduksi yang diinginkan. c. Tahap ketiga atau tersier (tertiary stage). d. Terkadang jika diperlukan ada tahap keempat atau kwarter (quaternary stage). Faktor-faktor yang mengendalikan kominusi yaitu: a. Karakteristik dari sifat mineral, terdiri dari : 1) Tingkat homogenitas dari bijih, misal bijih yang brittle, fibrous lebih mudah pecah dibandingkan dengan yang kompak. 2) Struktur. 3) Kekerasan. 4) Kandungan air, dimana bijih yang mempunyai kandungan air yang tinggi akan mudah lengket pada alat. b. Rasio Pengecilan Adalah suatu proses pengecilan ukuran atau suatu perbandingan antara umpan yang masuk dalam crusher dengan ukuran hasil produksi (ukuran yang keluar). c. Penghancuran Penghancuran dan Penggerusan mineral bijih, dan segala pemanfaatannya dengan cara pencucian untuk menghilangkan mineralmineral pengotornya telah diterapkan sejak zaman purba. Kegiatan penghancuran mineral bijih pada masa primitif telah dilakukan dengan hentakan tangan menggunakan batu keras yang kemudian diganti dengan menggunakan palu logam. 2.
Peremukan atau pemecahan (Crushing ) Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian/bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
besar (mempunyai diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm. Peralatan yang dipakai antara lain adalah jaw crusher, gyratory crusher, cone crusher, roll crusher, impact crusher, rotary breaker, dan hammer mill. 3.
Penggerusan atau penghalusan (Grinding ) Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls), batang-batang baja (steel rods), dan campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut semi autagenous mill (SAG). Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus dan disebut autogenous mill . Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah: a. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik. b. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja. c. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan galian atau bijihnya sendiri. d. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya sendiri. Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan yang berikutnya. Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan ( screening ) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan ( sieving ) dipakai untuk skala laboratorium. Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu: 1.
Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
2.
Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize). Saringan (sieve) yang secara umum sering dipakai di laboratorium
adalah: 1.
Hand sieve
2.
Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3.
Sieve shaker / rotap
4.
Wet and dry sieving Sedangkan alat yang digunakan untuk mengayak (screen) yang berskala
industri antara lain: 1.
Stationary grizzly
2.
Roll grizzly
3.
Sieve bend
4.
Revolving screen
5.
Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck , dan lain-lain)
6.
Shaking screen
7.
Rotary shifter Ada beberapa jenis pengolahan bahan galian, yaitu:
1.
Konsentrasi Gaya Berat (Heavy Medium Concentration) Metoda pemisahan secara gaya berat umumnya dipergunakan untuk memisahkan mineral bijih dari mineral pengganggunya atau proses pencucian batubara. Teknik pemisahan ini efesien untuk proses konsentrasi mineral dengan selang ukuran 10 – 50 mm dan sangat baik untuk pabrik yang direncanakan berkapasitas besar. Metoda pemisahan mempergunakan prinsip perbedaan berat jenis, kecepatan gerak relatif dan gaya tahanan terhadap gerak partikel yang diberikan oleh faktor kekentalan fluida. Pemisahan efektif dapat terjadi bila ada perbedaan berat jenis yang jelas antara mineral utama dan mineral ikutannya. Gerak partikel di dalam fluida dipengaruhi faktor berat jenis dan ukuran partikel, ukuran partikel lebih besar akan mendapat pengaruh tahanan gaya yang lebih besar dari pada partikel yang lebih kecil. Umpan proses harus mempunyai ukuran partikel yang terkontrol agar gerak relatif partikel hanya dipengaruhi oleh perbedaan berat jenis partikel dan tidak dipengaruhi oleh perbedaan ukuran.
2.
Metalurgi Ekstraktif (Extractive Metallurgy ) Langkah-langkah yang digunakan untuk mengambil logam dan mineral yang mengandung berbagai unsur logam menjadi logam dengan kemurnian yang diperlukan untuk pemakaian tertentu disebut metalurgi ekstraktif. Langkah menghasilkan logam atau metalurgi ekstraktif tersebut
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
terdiri dari jalur pirometalurgi, hidrometalurgi dan elektrometalurgi. Setiap proses dapat digunakan untuk menghasilkan logam-logam dengan rentang kemurnian yang luas. Suatu pemahaman tentang bagaimana proses dapat dimanipulasikan untuk menghasilkan logam dengan komposisi yang diinginkan dapat diperoleh dari prinsip-prinsip teori yang mengendalikan kecepatan dan efektifitas meluasnya reaksi kimia yang terjadi. Termodinamika menentukan titik terakhir atau kesetimbangan dari reaksi kimia dan dapat digunakan untuk menyelidiki seberapa jauh titik akhir dapat dirubah dengan memberi variasi kondisi yang diterapkan seperti suhu, tekanan dan komposisi padatan, cairan atau gas. Kinetika mengendalikan kecepatan reaksi menuju kesetimbangan dan menentukan waktu berakhirnya reaksi. 3.
Karbon dalam Luluhan (Carbon in Pulp) Karbon dalam luluhan adalah sistem perolehan emas yang banyak digunakan karena modal yang diperlukan dan biaya operasionalnya relatif murah dibanding dengan metode Merill-Crowe karena tidak diperlukannya sirkuit untuk memisahkan padatan/larutan. Metode ini memanfaatkan kemampuan karbon aktif untuk menyerap emas-kompleks dari larutan sianida. Dalam proses carbon in pulp luluhan ditransfer ke dalam sirkuit adsorpsi emas terdiri dari beberapa seri tank aduk. Luluhan hasil diumpankan pada satu seri sedangkan karbon aktif ditambahkan pada seri berikutnya dan mengalir berlawanan dengan arus luluhan.
4.
Karbon dalam lindian (Carbon in leach) Perbedaan antara carbon in leach dengan carbon in pulp adalah dalam proses pencampuran karbon aktif. Dalam proses yang pertama, karbon aktif dimasukkan langsung dalam sirkuit lindi sianida dan dalam proses pelindian atau serapan dilaksanakan secara bersama-sama. Hal ini menguntungkan karena tidak diperlukan sirkuit serapan secara terpisah seperti yang terjadi dalam carbon in pulp tetapi akan membatasi fleksibilitas operasional. Karaktristik bijih akan menetukan pilihan yang mana akan dipakai antara carbon in leach dan carbon in pulp.
5.
Pengolahan Bahan Galian Uji Endap-Apung Batubara Uji endap-apung batubara dilakukan untuk menentukan karakteristik ketercucian batubara dari pengotornya berdasarkan densitasnya. Dari data
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
hasil uji dapat dibuat kurva ketercucian batubara yang dapat memberikan informasi tentang perolehan maksimum batubara bersih hasil pencuciankandungan abu pengotor, kandungan abu yang masih ikut ke dalam batubara bersih dan karakteristik ketercucian batubara menjadi batubara bersih pada densitas tertentu. Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam suatu alat yang disebut classifier . Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut overflow dan produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah (dasar) disebut underflow . Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept ), yaitu partition concept, tapping concept, dan rein concept. Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacammacam ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat mengendap. Peralatan yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah: 1.
Scrubber
2.
Log washer
3.
Sloping tank classifier (rake, spiral dan drag )
4.
Hydraulic bowl classifier
5.
Hydraulic clindrical tank classifier
6.
Hydraulic cone classifier
7.
Counter current classifier
8.
Pocket classifier
9.
Hydrocyclone
10. Air separator 11. Solid bowl centrifuge 12. Elutriator
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih lanjut, yaitu diambil (diekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah: 1.
Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan media berat.
2.
Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
3.
Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
4.
Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi. Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain:
1.
Sorting atau pemilahan Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan (manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
2.
Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration) Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam media fluida, memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral yang ada. Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu: 1.
Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium separation (HMS).
2.
Aliran fluida horisontal, contoh sluice box , shaking table dan spiral concentration.
3.
Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig). Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan
terjadi pengendapan bebas (free settling ). Tetapi bila jumlah partikel banyak gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai berikut: 1.
Hindered settling classification, yaitu klasifikasi pengendapannya terhalang.
2.
Differential acceleration pada awal pengendapan, artinya partikel yang berat mengendap lebih dahulu.
3.
Consolidation trickling pada akhir pengendapan, yaitu partikel-partikel kecil berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat jenisnya.
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah: jengkek ( jig ) dengan bermacam-macam reka cipta (design), meja goyang (shaking table), konsentrator spiral (humprey spiral concentrator ), dan palong atau sakan (sluice box ) . Konsentrasi dengan media berat (dense/heavy medium separation) merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineralmineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineralmineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari air (berat jenisnya > 1). Produk dari proses konsentrasi ini adalah endapan ( sink ) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat dan apungan ( float ) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan. Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium separators yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu drum separator karena bentuknya silindris dan cone separator karena bentuknya seperti corongan. Media pemisah yang pernah dipakai antara lain: 1.
Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.
2.
Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.
3.
Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.
4.
Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. = 2,85) dan methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di laboratorium. Ada beberapa cara pemisahan yang mendasar pada sifat fisik mineral,
diantaranya adalah: 1.
Warna, kilap dan bentuk kristal Konsentrasi yang dilakukan dengan tangan biasa (hand picking ). Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah: a. Magnetit (Fe3 O4) b. Kasiterit (Sn O2) c. Ilmenit (Fe Ti O3) d. Molibdenit (Mo S2) e. Wolframit [(Fe, M) WO4] f. Galena (Pb S) g. Pirit (Fe S2)
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2.
Specific gravity Konsentrasi berdasarkan berat jenisnya. Gravity concentration ada tiga macam, yaitu: a.
Flowing
film
concentration,
merupakan
proses
konsentrasi
berdasarkan berat jenisnya melalui aliran fluida yang tipis b.
Aliran air vertikal, merupakan proses konsentrasi mendasarkan ada aliran air ke atas.
c.
SG media cairan berat, merupakan pemisahan berdasarkan atas SG cairan media dan SG mineral. Sebagai media adalah cairan berat yang umumnya tidak bereaksi langsung dengan material yang dipisahkan. Ada dua proses yaitu Heavy media seperation dan Heavy liquid seperation.
3.
Magnetic succeptibillity (sifat kemagnetan) Setiap mineral mempunyai sifat kemagnetan yang berbeda yakni ada yang kuat, lemah dan bahkan ada yang sama sekali tidak tertatik oleh magnet. Berdasarkan sifat kemagnetan yang berbeda-beda itulah mineral dapat dipisahkan dengan alat yang disebut Magnetic seperator . Alat ini bekerja berdasarkan pada kuat lemahnya mineral tersebut tertarik oleh magnet sehingga dapat terpisah antara mineral magnetis dan mineral non magnetis. Pemisahan dapat dilakukan dalam keadaan kering maupun basah. Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration) adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan (magnetic susceptibility ) yang dimiliki mineral. Sifat kemagnetan bahan galian ada 3 (tiga) macam, yaitu: a. Ferromagnetic , yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh medan magnet. Misalnya magnetit (Fe 3 O4). b. Paramagnetic , yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet. Contohnya hematit (Fe2 O3), ilmenit (Se Ti O 3) dan pyrhotit (Fe S). c. Diamagnetic , yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet. Misalnya kwarsa (Si O 2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si 3 O8]. Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat dan mineral-mineral
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
non-magnetik sebagai ampas (tailing). Peralatan yang dipakai disebut magnetic separator yang terdiri dari: a. Induced roll dry magnetic separator . b. Wet drum low intensity magnetic separator yang arah aliran dapat: 1) concurrent 2) countercurrent 3) counter rotation Sedang letak magnetnya bisa bermacam-macam, yaitu suspended magnets, suspended magnets with continuous removal , dan cobbing drum. 4.
Electro conductivity Mineral
memiliki
sifat
konduktor
dan
non
konduktor.
Untuk
memisahkan mineral jenis ini diperlukan alat yang disebut high tension seperator atau electro static seperator dan hasilnya berupa mineral mineral konduktor dan non konduktor, proses ini selalu dalam keadaan kering. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration) merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral. Kendala proses konsentrasi ini adalah karena hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu besar dan karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang berterbangan. Produk dari proses konsentrasi ini adalah mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat dan mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing ). Peralatan yang biasa dipakai adalah Electrodynamic separator (high tension separator ) dan Electrostatic separator yang terdiri dari plate electrostatic separator dan screen electrostatic separator . 5.
Sikap permukaan senang tidaknya terhadap udara Permukaan mineral ada yang bersifat senang dan tidak senang terhadap gelembung udara. Mineral yang senang terhadap udara akan menempel pada gelembung udara sedangkan mineral yang tidak sengang terhadap air tidak akan memempel pada gelembung udara. Untuk mengubah agar mineral yang senang terhadap air menjadi senang terhadap udara dipergunakan suatu reagent kimia.
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Biasanya ada tiga reagen kimia yang ditambahkan yaitu Collector , modifier dan frother . Reagent ini hanya menyelimuti permukaan mineral iru saja (tidak bereaksi dengan mineral). Dengan memberikan gelembung udara maka mineral akan terpisah. Sehingga antara mineral yang dikehendaki dengan yang tidak dikehendaki dapat dipisahkan. Proses pemisahan semacam ini disebut flotasi. Flotasi atau sering disebut flotasi buih adalah salah satu proses pemilahan mineral untuk dapat menangapungkan/memisahkan mineralmineral berharga secara selektif dari bijihnya yang telah dibuat sluri. Proses flotasi buih efektif memisahkan mineral-mineral berharga yang berkadar rendah dan berukuran halus dari mineral-mineral pengotornya. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration) merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat senang terhadap udara atau takut terhadap air (hydrophobic ). Pada umumnya mineral-mineral oksida dan sulfida akan tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena permukaan mineral-mineral itu bersifat suka akan air atau hydrophilic . Tetapi beberapa mineral sulfida, antara lain kalkopirit (CuFeS 2), galena (PbS), dan sfalerit (ZnS) mudah diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka udara dengan menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon. Sejumlah reagen kimia yang sering digunakan dalam proses flotasi adalah: a. Pembuih
(frother )
yang
berfungsi
sebagai
penstabil
gelembung-
gelembung udara. Misalnya methyl isobuthyl carbinol ( MIBC), minyak pinus, dan terpentin. b. Kolektor / pengumpul (collector ) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral yang semula suka air menjadi suka udara. Contohnya xanthate, thiocarbonilid , asam oleik, dll. c. Penekan / pencegah (depresant ) yang berguna untuk mencegah agar mineral pengotor tidak ikut menempel pada udara dan ikut terapung. Misalnya, ZnSO4 untuk menekan ZnS. d. Pengatur keasaman (pH regulator ) yang berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman proses flotasi. Misalnya: HCl, HNO 3, Ca(OH)3, NH4OH, dll. Peralatan yang biasa dipakai adalah: a. Mechanical flotation yang terdiri dari berbagai variasi antara lain: 1) Agitair cell
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2) Denver cell 3) Krupp cell 4) Outokumpu cell 5) Wemco-Fagregren cell b. Pneumatic flotation yang terdiri dari variasi: 1) Column cell 2) Cyclo cell 3) Davcra cell 4) Flotaire cell 6.
Dewatering Merupakan proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Pengurangan kadar air atau dewatering merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi dan flotasi. Proses ini tidak dapat dilakuan sekaligus tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan: a.
Thickening Merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut dalam suatu pulp. Alat yang digunakan adalah Thickener , yang mana alat ini mempunyai % solid sebesar 50% (solid factor = 1). Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow , sedangkan bagian yang encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow .
Kedua
produk
itu
dikeluarkan
secara
terus
menerus
(continuous). Peralatan yang biasa dipakai adalah rake thickener , deep cone thickener, dan free flow thickener. b.
Filtrasi Merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan dengan cara menyaring (filter) sehingga didapatkan solid factor sama dengan empat (% solid = 80%). Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dengan pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat dipisahkan padatan dari airnya. Peralatan yang dipakai adalah: 1) Vacuum (suction) filters yang terdiri dari: a) Intermitten, misalnya Moore leaf filter. b) Continuous ada beberapa tipe, yaitu: (1) Bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya Oliver filter, Dorrco filter. (2) Bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya American filter. (3) Bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya Oliver filter. (4) Bentuk meja (desk type), misalnya Caldecott sand table filter. 2) Pressure filter, misalnya: a) Merrill plate and frame filter b) Kelly pressure filter c) Burt revolving filter c.
Drying Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara pemanasan sehingga padatan benar-benar bebas dari cairan (% solid = 100). Merupakan proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan
yang
berasal
dari
konsentrat
dengan
cara
penguapan
(evaporization/evaporation). Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu: 1) Hearth type drying/air dried/air baked , yaitu pengeringan yang dilakukan di atas lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik). 2) Shaft drier , ada dua macam, yaitu : a) Tower drier , material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran silindris vertikal yang dialiri udara panas (80 o – 100o). b) Rotary drier , material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan arah.
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3) Film type drier (atmospheric drum drier ) yaitu silinder baja yang di dalamnya dialiri uap air (steam). Alat ini tergolong alat yang jarang dipakai. 4) Spray drier , material halus yang basah dan disemburkan ke dalam ruangan panas kemudian material yang kering akan terkumpul di bagian bawah ruangan. Cara ini juga jarang dipakai. Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani dengan cepat dan seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering maupun yang berbentuk ampas (tailing ). Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus ditumpuk di tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah dilengkapi dengan saluran penyaliran ( drainage system). Tetapi jika sudah berupa konsentrat, maka harus disimpan di dalam gudang yang tertutup sebelum sempat diproses lebih lanjut. Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang kadarnya tinggi, maka dapat segera dimasukkan ke pemekat ( thickener ) atau penapis (filter ) . Jika masih agak kotor (middling ) , maka harus diproses dengan alat khusus yang sesuai. Penanganan atau pembuangan ampas adalah kegiatan yang paling sulit penanganannya, karena: 1) Jumlahnya (volumenya) sangat banyak, antara 70% – 90% dari material yang ditambang. 2) Kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B-3). 3) Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila metode penambangan timbun-balik (back fill mining method ) tak dapat segera dilakukan, sehingga kadang-kadang harus dibuatkan kolam pengendap. Oleh sebab itu pembuangan ampas ini seringkali menjadi komponen kegiatan penambangan yang meminta pemikiran khusus sepanjang umur tambang. 7.
Operasi tambahan ini juga sangat besar artinya dalam proses pengolahan atau operasi yang sedang dijalankan, yang meliputi : 1) Feeding yaitu merupakan proses memasukkan feed ke dalam unit konsentrasi secara tetap dan lancar baik beratnya feed maupun volumenya.
Kelompok 5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2) Sampling yaitu merupakan proses pengambilan contoh yang sesedikit mungkin tetapi bisa mewakili bijih seluruhnya. Setiap proses konsentrasi selalu dilakukan sampling , ini dengan tujuan untuk mengontrol apakah operasi yang sedang berjalan ini sesuai dengan keinginan atau tidak. Dalam sampling ini hasilnya akan lebih baik jika pengambilan sample dilakukan berkali-kali dalam jumlah yang sedikit dari pada sekali tetapi jumlah yang banyak. Sampling (pengambilan contoh) merupakan tahap awal dari suatu analisis. oleh karena itu hendaknya pengambilan contoh dipilih yang paling efektif, cukup seperlunya saja tapi representatif. Keberhasilan suatu analisis bahan galian banyak ditentukan oleh berhasil tidaknya sampling yang dilakukan. Selain itu dengan cara melakukan sampling yang baik dan benar, sangat besar manfaatnya dalam proses selanjutnya karena contoh yang cukup sedikit itu dapat mewakili material yang begitu banyak dan dapat dipakai sebagai patokan untuk mengontrol apakah
proses
pengolahan
tersebut
berjalan dengan
baik
atau
sebaliknya. Tentunya dari hasil sampling ini tidak dapat begitu saja untuk mengontrol proses pengolahan tapi harus dilakukan suatu analisis dengan mikroskop. Pengolahan bahan galian bertujuan untuk meningkatkan mutu dan berbagai nilai, seperti tingkat konsentrat, kadar suatu unsur kimia, mutu fisik, mutu bentuk dan penampilan. Tabel 1.1. Tujuan dan Sistem Pengolahan Bahan Galian Tujuan Pemurnian dengan
Sistem Alat-alat konsentrasi
Contoh Feldsfar, zirkon
konsentrasi Peningkatan kadar
Alat konsentrasi dan
Belerang hasil
suatu unsur Peningkatan sifat
proses kimia - Pembakaran dengan
penyulingan - Batukapur bakar
kimia
tungku
- Zeolit
- Pengaktifan secara Peningkatan sifat fisik
kimia - Pemecahan
Peningkatan bentuk
- Delaminasi Pemolesan dan
dan penampilan
pembentukan
Kelompok 5
Kaolin berlapis viskositas tinggi Marmer, batupermata
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT *sumber: (Nurhakim, 2008)
Adapun macam-macam pemurnian bahan galian adalah sebagai berikut: 1.
Pemurnian Dengan Konsentrasi Penambang intan yang dipisahkan dari mineral lain dilakukan dengan konsep konsentrasi berdasarkan atas gaya berat seperti meja goyang, dan alat-alat jig . Pemurnian feldsfar mempergunakan proses gaya berat dan juga floatasi untuk menghasilkan feldsfar bermutu tinggi. Permurnian fosfat dilakukan dengan cara floatasi, sedangkan serbuk yang merupakan hasil pengolahan tailing pertambangan emas bisa diolah dengan cyclone, classifier , dan pengering (dryer ).
2.
Peningkatan Kadar Suatu Unsur Pengolahan belerang dapat dilakukan dengan proses penyulingan dalam usaha mendapatkan belerang bermutu tinggi. Pemurnian pasir besi dengan memperhatikan perbedaan berat jenis dengan mineral yang lain dan sifat kemagnetannya bisa dilakukan pada penambangan pasir besi.
3.
Peningkatan Sifat Kimia Peningkatan sifat kimia yang sudah dilakukan adalah pembakaran batu gamping untuk mendapatkan kalsium oksida. Peningkatan mutu zeolit dengan
pengolahan
secara
benefisiasi
dan
kimia
telah
berhasil
meningkatkan nilai jualnya. 4.
Peningkatan Sifat Fisika Pengolahan kaolin untuk meningkatkan kehalusan dan keputihan dengan pencampuran (blending ) untuk mendapatkan jenis kaolin dengan mutu prima.
5.
Peningkatan Bentuk Permukaan Cara ini diterapkan khususnya untuk bahan bangunan dan batu hias. Pengolahan dapat dilakukan dengan pemotongan dan penggosokan ( polishing ).
Kelompok 5