Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Singkong ( Manihot Manihot esculenta) esculenta) dalam Mengobati Luka Bakar Kulit Punggung Tikus ( Rattus Rattus Novergicus) Novergicus) Jantan
1
2
Depi Anggraini , Adriyan Suhada , Sri Rahmawati 1
3
Mahasiswa DIII Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram 2
Dosen Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram 1
2
Email :
[email protected] , adriyan_suhadayahoo.com , 3
[email protected]
ABSTRAK Daun Singkong ( Manihot esculenta) esculenta) mengandung banyak karbohidrat, lemak, zat besi, fosfor, kalsium dan air, air, flavonoid, saponin dan triterpenoid triterpenoid yang dapat memberikan efek efek pada penyembuhan penyembuhan luka. Luka bakar merupakan salah satu insiden yang sering terjadi di masyarakat khususnya rumah tangga dan ditemukan terbayak adalah luka bakar derajat II. Tujuan dalam penenlitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol daun singkong (manihot esculenta) esculenta ) dalam mengobati luka bakar pada kulit punggung tikus ( ratus norvegicus) norvegicus) jantan kemudian untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun singkong dibuat sediaan cair mengunakan aquadest dengan konsentrasi 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Luka bakar di daerah punggung dengan diameter 2 cm diberi perlakuan dan diamati efek penyembuhannya selama 7 hari. Hasil menunjukkan dari hari ke-2 sampai hari ke-7 diameter luka bakar mengalami pengecilan. Disimpulkan bahwa Pemberian Ekstrak Daun Singkong ( Manihot Esculenta) Esculenta) memiliki efek dalam mengobati luka bakar bakar pada kulit punggung tikus jantan.Persentase yang baik dari pemberian Ekstrak Daun Singong ( Manihot ( Manihot Esculenta) Esculenta) dapat dilihat dari persentase penyembuhan luka bakar yaitu konsentrasi kelompok ke-3 (20,71%) karena telah memberikan efek penyebuhan dan semakin meningkat konsentrasi yakni 75% dan 100% yang terkandung menunjukan semakin efektif dan semakin cepat proses penyembuhan luka bakar. Kata Kunci : ekstrak daun singkong, penyembuhan luka bakar, tikus.
ABSTRACK Cassava leaves (Manihot esculenta) contains many carbohydrates, fats, iron, phosphorus, calcium and water, flavonoids, saponins and triterpenoids that can have an effect on wound healing. Burns are one of the most frequent incidents in the community, especially households and found to be the second degree burns. The purpose of this research is to know the effectivity of ethanol extract of cassava leaf (manihot esculenta) in treating burn on rat
back skin (ratus norvegicus) of males then to know effectivity of cassava leaf extract made liquid preparation using aquadest with concentration of 10%, 25%, 50% 75% and 100%. Burns in the area of the back with a diameter of 2 cm were treated and observed healing effect for 7 days. The results show from day 2 to day 7 the diameter of the burn has decreased. It was concluded that Giving Cassava Leaf Extract (Manihot Esculenta) has an effect in treating burn burn on rats' back skin. A good percentage of giving of Singong Leaf Extract (Manihot Esculenta) can be seen from burn wound healing percentage ie 3rd group concentration (20,71%) since Gives the effect of healing and the increased concentration of 75% and 100% contained shows the more effective and faster the healing process burns. Keywords: cassava leaf extract, healing burns, mice .
PENDAHULUAN Luka bakar merupakan salah satu insiden yang sering terjadi pada masyarakat khususnya rumah tangga dan ditemukan terbayak adalah luka bakar derajat II (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar derajat II merupakan cedera yang mengakibatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganan luka bakar pun ternyata cukup tinggi (Sjamsuhidajat & Jong, 2005). Pada masyarakat umumnya luka bakar masih merupakan masalah yang berat khususnya luka bakar derajat II. Perawatan dan rehabilitasi masih sukar dan memerlukan kekuatan dengan biaya yang cukup mahal, tenaga terampil dan tenaga yang terlatih. Cedera luka bakar terutama pada luka bakar yang dalam dan luas merupakan penyebab kematian (Effendi, 1999). Luka bakar juga merusak keindahan kulit sehingga membuat orang tidak percaya diri. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan karena kontak dengan sumber panas, misalnya : api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenadjat, 2003). Penanganan dalam penyembuhan luka bakar antara lain mencegah infeksidan memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berproliferasi dan menutup permukaan luka (Syamsuhidayat dan Jong, 2005). Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Dewi dkk (2013) dengan judul Efek Ekstrak Daun Singkong ( Manihot esculenta) Terhadap Ketebalan Regenerasi Epitel Lesi Traumatik Pada Mencit BALB/C Jantan. Daun singkong ( Manihot esculenta) memiliki kandungan gizi yang tinggi, diantaranya flavonoid dan saponin dikenal sebagai senyawa di dalam dunia tumbuhan yang memiliki peran sebagai antiinflamasi dan antibakteri. Kedua zat tersebut berperan dalam menghambat siklus radang yaitu siklooksigenase dan lipoksigenase. Vitamin Cyang terkandung dalam daun singkong sebesar 275 mg setiap 100 gr daun singkong (Rukmana, 1997). Vitamin C dikenal sebagai nutrisi yang berguna untuk mengobati dan mencegah terjadinya penyakit sariawan atau kelainan mulut yang lainnya. Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen, berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan kerja sistem imun tubuh dan sebagai pencegah kanker (Yandriwati, 2006). Selain vitamin C, terdapat kandungan Vitamin A sebesar 11.000 SI. Vitamin A berperan dalam diferensiasi dan pergantian sel (Murray, 2006). Protein dalam daun singkong berupa asam aminomethionin yang nantinya akan menginduksi cystein. Cystein adalah faktor pertumbuhan yang berperan
dalam sintesis kolagen. Adanya zat-zat diatas dapat memungkinkan daun singkong ( Manihot esculenta) dapat digunakan sebagai obat herbal yang dapat meningkatkan kecepatan regenerasi epitel pada penyembuhan luka. Selain tanaman-tanaman tersebut di atas, umbi singkong juga dapat digunakan sebagai obat luka bakar (Inriani dkk, 2012). Singkong ( Manihot esculenta) merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi berbagai tanah. Tanaman ini memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Kandungan kimia dan zat gizi pada singkong adalah karbohidrat, lemak, protein, serat makanan, vitamin (B1, C), mineral (Fe, F,Ca), dan zat non gizi, air. Selain itu, umbi singkong mengandung senyawa non gizi tanin (Soenarso, 2004). Selama ini belum pernah ada informasi pengujian secara ilmiah terkait dengan aktivitas pengobatan luka bakar dengan menggunakan ekstrak daun singkong oleh karena itulah penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas ekstrak Etanol Daun Singkong ( Manihot esculenta) dalam mengobati luka bakar pada kulit punggung tikus (Ratus novergicus) jantan” . Luka bakar yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah luka yang terpajan benda panas dengan kedalaman derajat II dangkal. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Singkong ( Manihot esculenta) Dalam Mengobati Luka Bakar Pada Kulit Punggung Tikus ( Ratus norvegicus) Jantan. METODELOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah esperimental laboratorium dan rancangan penelitian eksperimental yang peneliti gunakan one-shot case study, yang dimaksud one shot case stud y disini yaitu penelitian dilakukan dengan melakukan inteverensi/tindakan pada satu kelompok kemudian diobservasi pada variabel dependen setelah dilakukan interverensi (Babbie, 1999). Sesuai dengan teori di atas jenis penelitian yaitu dengan cara menggelompokkan ekstrak daun singkong (10%, 25%, 50%, 75% dan 100%) lalu diberi perlakuan kepada hewan uji (Tikus). Populasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah semua daun singkong yang diperoleh dari pohon singkong yang berlokasi di Perumahan Lingkar Permai, Mataram sedangakan Sampel dalam penelitian adalah sebagian daun singkong sebanyak 500 gram daun singkong kering.
PROSEDUR PENELITIAN Peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan penelitian di laboratorium Data yang telah dikumpulkan setelah dilakukan pengamatan dilakukan pengolahan agar data yang dihasilkan dapat disimpulkan. Hasil yang didapat akan dihitung secara kuantitatif yaitu mencari rata-rata dengan menggunakan rumus statitika
̅
∑
Keterangan :
̅
= Mean
xi
= Nilai data ke i
n
= Jumlah pengamatan.
HASIL Hasil penelitian efektivitas ekstrak Etanol Daun singkong ( Manihot essculenta) dalam mengobati luka bakar pada kulit punggung tikus ( Rattus novergicus) jantan pada Laboratorium Imunobiologi Fakultas MIPA Universitas Mataram dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut : Pada tabel 4.1 Rata-rata penyembuhan luka bakar menggunakan ekstrak Daun Singkong ( Manihot esculenta) 10%, 25%, 50%, 75% dan 100% selama 7 hari pengamatan hasil dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4.1. Pengukuran rata-rata diameter luka pada tikus pada hari ke-1 sampai hari ke-7
Diameter luka bakar dengan Hari
Kontrol
Ekstrak
Negatif
singkong
Ekstrak
Ekstrak
Ekstrak
Ekstrak
singkong singkong
singkong
singkong
10%
25%
50%
75%
100%
H1
2
2
2
2
2
2
H2
2
1.9
1.8
1.7
1.7
1.6
H3
1.9
1.9
1.8
1.6
1.6
1.6
H4
1.9
1.8
1.7
1.5
1.5
1.5
H5
1.8
1.7
1.6
1.5
1.5
1.4
H6
1.8
1.6
1.6
1.4
1.4
1.4
H7
1.7
1.5
1.6
1.4
1.4
1.3
1,87
1,77
1,73
1,59
1,59
1,54
Ratarata
Dengan hasil persentase penyembuhan luka bakar menggunakan Ekstrak Etanol Daun Singkong ( Manihot Esculenta) 10%, 25%, 50%, 75% dan Ekstrak Daun Singkong 100% selama 7 hari pengamatan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2 Sebagai berikut :
Tabel 4.2 Persentase penyembuhan Luka Bakar pada Kulit Punggung Tikus Jantan menggunakan Ekstrak Daun Singkong dari hari ke-1 sampain hari ke-7
Persentase Penyembuhan Luka Hari
Kontrol
Ekstrak
Ekstrak
Ekstrak
Ekstrak
Ekstrak
Negatif
singkong
singkong
singkong
singkong
singkong
10%
25%
50%
75%
100%
H1
0%
0%
0%
0%
0%
0%
H2
0%
5%
10%
15%
15%
20%
H3
5%
5%
10%
20%
20%
20%
H4
5%
10%
15%
25%
25%
25%
H5
10%
15%
20%
25%
25%
30%
H6
10%
20%
20%
30%
30%
30%
H7
15%
25%
20%
30%
30%
35%
Rata-rata
6,43%
11,43%
13,57%
20,71%
20,71%
22,86%
Perbedaan rata-rata penyembuhan Luka Bakar dapat dilihat pada grafik 4.1 sebagai berikut :
Grafik 4.1. Grafik hubungan antara konsentrasi dengan pengaruh hari perhitungan konsentrasi. 40% 35% 30%
Kontrol Negatif
25%
Ekstrak singkong 10%
20%
Ekstrak singkong 25% Ekstrak singkong 50%
15%
Ekstrak singkong 75% 10%
Ekstrak singkong 100%
5% 0% H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
Pada penelitian ini dilakukan pengenceran terhadap masing-masing konsentasi (10%, 25%, 50%, 75% dan 100%) dengan membut sediaan sebanyak 10 ml untuk pengobatan selama 7 hari. Pengenceran konsentrasi dapat dihitung sebagai berikut : Ekstrak Daun Singkong 10% =>
= 1 ml, Jadi ekstrak yang diambil adalah 1 ml dan
ditambahkan aquadest 9 ml. Ekstrak Daun Singkong 25% =>
= 2,5 ml, Jadi ekstrak yang diambil adalah 2,5 ml
dan ditambahkan aquadest 7,5 ml. Ekstrak Daun Singkong 50% =>
= 5 ml, Jadi ekstrak yang diambil adalah 5 ml dan
ditambahkan aquadest 5 ml. Ekstrak Daun Singkong 75% =>
= 7,5 ml, Jadi ekstrak yang diambil adalah 7,5 ml
dan ditambahkan aquadest 2,5 ml. Ekstrak Daun Singkong 100% =>
= 100 ml, Jadi ekstrak yang diambil 10 ml tanpa
ditambahkan aquadest. Efektivitas penyembuhan luka bakar dapat dilihat dari penurunan luas luka bakar. Perlakuan terhadap kelompok kontrol negatif memberikan dampak penyembuhan kurang efektif jika diperhatikan ukuran diameter dan keadaan luka bakar, dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Hal ini dikarenakan pada kontrol negatif tidak terkandung zat aktif yang dapat membantuproses penyembuhan luka bakar.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan gambaran tikus jantan yang telah diberikan perlakuan selama 7 hari. Secara klinis pada pengamatan hari ke-1 kelompok kontrol negatif memperlihatkan luka bakar masih belum terdapat perubahan diameter, begitu juga dengan kelompok 1 (Daun Singkong ( Manihot esculenta) 10%), kelompok 2 (Daun Singkong ( Manihot esculenta) 25%), kelompok 3 (Daun Singkong ( Manihot esculenta) 50%), kelompok 4 (Daun Singkong ( Manihot esculenta) 75%), dan kelompok 5 (Daun Singkong ( Manihot esculenta) 100%) , dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1. Gambar menunjukan bahwa belum ada perubahan pada hari ke-1
Pada hari ke-2 Kelompok kontrol negatif belum memperlihatkan perubahan. Pada kelompok 1 dengan pemberian ekstrak daun Singkong ( Manihot esculenta) 10% terlihat luka bakar hampir sama dengan kontrol negatif. Pada kelompok 2 dengan pemberian ekstrak daun Singkong ( Manihot esculenta) 25% terlihat luka bakar hampir sama dengan kontrol negatif dan kelompok 1.Pada kelompok 3 dengan pemberian ekstrak daun Singkong ( Manihot esculenta) 50% terlihat luka bakar sudah mulai mengering pada bagian dinding dan dalam luka bakar atau sudah terbentuknya kerompeng. Pada kelompok 4 dengan pemberian Daun Singkong ( Manihot esculenta) 75% dan 100% luka hampir sama seperti kelompok Pada kelompok 3 dengan pemberian Daun Singkong ( Manihot esculenta) 50% dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut :
Gambar 4.2. Gambar menunjukan bahwa luka sudah mulai mengering pada bagian dinding dan dalam luka bakar atau sudah terbentuknya kerompeng.
Pada hari ke-3 Kelompok kontrol negatif mengalami perubahan diamati dengan terbentuknya keropeng. Pada kelompok 1 dengan pemberian ekstrak daun Singkong ( Manihot esculenta) 10% terlihat luka bakar mengalami pengeringan pada bagian tengah maupun dinding luka bakar. Pada kelompok 2 dengan pemberian ekstrak daun Singkong ( Manihot esculenta) 25% terlihat luka bakar sudah mulai mengering pada bagian dinding dan dalam luka bakar dan mengalami pengurangan diameter luka. Pada kelompok 3 dengan pemberian Daun Singkong ( Manihot esculenta) 50% terlihat luka sudah mengering dan diameter luka sudah mulai berkurang. Pada kelompok 4 dengan pemberian Daun Singkong ( Manihot esculenta) 75% dan 100% luka hampir sama seperti kelompok Pada kelompok 2 dan 3 dengan pemberian Daun Singkong ( Manihot esculenta) 50% dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut :
Gambar 4.3. menunjukan bahwa luka bakar telah membentuk krompeng dan diameter luka sudah mulai berkurang.
Pada hari ke-4 Pada kelompok 2 dengan pemberian ekstrak daun Singkong ( Manihot esculenta) 25% terlihat luka tidak mengelami pengungarangan diameter
dikarenakan keropeng sudah mulai terkelupas.
Dapat dilihat pada gambar 4.4. Pada
kelompok 3 dengan pemberian ekstrak daun Singkong ( Manihot esculenta) 50% terlihat luka semakin membaik dapat dilihat dengan pengurangan diameter luka setiap hari pengamatan.
Gambar 4.4. Gambar menunjukkan bahwa diameter luka bakar pada kelompok ke-2 tidak mengalami perubahan dikarenakan krompeng sudah mulai terkelupas.
Pada hari ke-5 hingga hari ke-7 Luka Bakar sudah mulai semakin membaik dengan pemberian Ekstrak Etanol Daun Singkong daripada kontrol negatif dapat dilihat dari luas diameter luka bakar. Gambar luka bakar yang sudah semakin membaik dengan pemberian Ekstrak Daun Singkong dapat dilihat pada Gambar 4.5 sebagai berikut :
Gambar 4.5.. Gambar menunjukan bahwa Luka semakin membaik dan diameter luka sudah mulai mengecil.
Berdasarkan penjelasan diatas maka diketahui bahwa Ekstrak Daun Singkong ( Manihot Esculenta) memiliki efek yang baik dalam penyembuhan luka dapat dilihat dari pengurangan luas diameter luka bakar hal ini dijelaskan oleh Trevor (1995) bahwa kandungan saponin yang terdapat pada Daun Singkong dapat berkerja sebagai a ntibakteri. Ketika berinteraksi dengan sel bakteri, saponin dapat meningkatkan permeabilitas
membran sel bakteri sehingga terjadi hemolisis sel bakteri. Adanya saponin dalam Ekstrak Daun Singkong diduga dapat mendukung proses penyembuhan luka lebih cepat dengan meminimalisir kontaminasi bakteri sehingga epitel dapat bermitosis dan berproliferasi dengan baik.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1.
Pemberian Ekstrak Daun Singkong ( Manihot Esculenta) memiliki efektivitas dalam mengobati luka bakar bakar pada kulit punggung tikus jantan.
2.
Kadar yang baik dari pemberian Ekstrak Daun Singong ( Manihot Esculenta) dapat dilihat dari persentase penyembuhan luka bakar yaitu konsentrasi kelompok ke-3 karena telah memberikan efek penyebuhan dan semakin meningkat konsentrasi yakni 75% dan 100% yang terkandung menunjukan semakin efektif dan semakin cepat proses penyembuhan luka bakar.
Adapun saran yang dapat disampaikan yaitu Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk sediaan salep maupun krim tentang ekstrak etanol daun singkong dalam mengobati luka bakar. DAFTAR PUSTAKA Babbie, E. 1999.The Basics of social Research.Belmont: Wadsworth Pub. CoBadan Pusat Statistik (BPS). Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC Effendy, 1999, Perawatan Pasien Luka Bakar , 4-31, Penerbit Buku Kedokteran EGC Press, Jakarta. Inriani Marlin Mareyke Rumayar, Paulina V. Y. Yamlean, Hosea Jaya Edy. 2012. Formulasi Dan Uji Krim Ekstrak Umbi Singkong (Manihot Esculenta)Terhadap Luka Bakar Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus).Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado. Moenadjat, Yefta. 2003. Luka Bakar : Pengetahuan Klinis Praktis. Jakarta :Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Murray, Granner, Rodwell. 2006. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC. Nurdiana, Hariyanto, dan Musrifah. 2008 Perbedaan Kecepatan Penyembuhan Lu-ka Bakar Derajat II antara Perawatan Luka Menggunakan Virgin Coconut Oil (Cocos
nucifera) dan Normal Salin pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Strain Wistar . Jakarta. Pratiwi,S.T. 2008. Mikrobiologi farmasi, Airlangga : Jakarta. Rukmana, Rahmat.1997. Ubi Kayu, Budi Daya danPascapanen. Cetakan 6. Yogyakarta: Kanisius. Soenarso, Soehardi. 2004. Memelihara Kesehatan Jasmani Melalui Makanan.Bandung: ITB. Syamsuhidayat dan Jong, 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC Press,Jakarta. Yendriwati, 2006. Kebutuhan Vitamin C dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan Tubuh dan Rongga Mulut. Jakarta.