•
Antitusif Batuk merupakan suatu refleks yang terjadi ketika reseptor pada laring dan saluran napas atas teraktivasi. Batuk merupakan satu bentuk pertahanan tubuh dalam mengeluarkan benda-benda pengganggu pada jalan napas. Namun pada beberapa kondisi, refleks batuk ini dapat menyulitkan pasien dan mengganggu mengganggu istirahatnya. Pada saat seperti inilah dibutuhkan obat untuk mengurangi frekuensi batuk berupa antitusif. Batuk sendiri merupakan suatu fenomena f enomena yang cukup kompleks, melibatkan sistem saraf pusat, perifer, dan otot-otot polos bronkial (Brunton et al, !!"#. Berdasar cara kerjanya, obat-obatan antitusif dibagi menjadi dua, yakni antitusif yang bekerja pada sistem saraf pusat dan antitusif yang bekerja pada sistem saraf perifer. - Antitusif sentral Anitusif sentral sesuai namanya bekerja pada sistem saraf pusat. Berdasar jenis $at aktifnya, antitusif sentral dibagi menjadi dua golongan yaitu % Narkotik (opioid analgesic# &pioid analgesic merupakan salah satu obat paling efektif untuk menekan batuk. 'fek ini seringkali diperoleh pada dosis yang leih rendah dari dosis analgetik. al ini karena reseptor yang terlibat pada efek antitusif berbeda dengan reseptor untuk efek analgetik. &bat yang termasuk dalam golongan ini diantaranya adalah kodein, morfin, dsb. &bat-obat golongan ini akan mengurangi frekuensi batuk dengan mengintervensi sistem saraf s araf pusat (&shan ) *alker, *alker, !+#. armakodinamik &bat-obat golongan ini akan berikatan dengan reseptor opioid pada tubuh. eseptor opioid merupakan reseptor /-coupled /-c oupled protein yang berada pada sistem saraf dan jaringan lain. 0katan obat-reseptor ini bertujuan untuk meningkatkan ambang batas stimulus yang dibutuhkan untuk timbulnya refleks batuk. asilnya, tubuh tidak mudah terstimulus dan batuk pun berkurang. 1ubuh 1ubuh manusia memiliki tiga jenis reseptor opioid, yakni reseptor 2, 3, dan 4 (5at$ung, !!"#. armakokinetik Absorbsi Antitusif narkotik sebagian besar dikonsumsi per oral. &bat ini dapat diabsorbsi dengan baik melalui sistem pencernaan. &pioid
seperti codein dan o6ycodone masih dapat berefek meski telah melalui first-pass metabolism di hepar (5at$ung, !!"#. 7istribusi 8etiap jenis opioid memiliki afinitas berbeda-beda dengan protein pemba9anya, namun secara umum obat-obat narkotika akan dengan segera meninggalkan sirkulasi dan terakumulasi pada organ dan jaringan dengan perfusi oksigen tinggi, seperti otak, paru, ginjal, hepar, dan limpa (&shan ) *alker, !+#. :etabolisme Antitusif narkotik akan mengalami biotransformasi di hepar melalui jalur yang berbeda-beda sesuai $at aktifnya. :orfin misalnya, akan terkonjugasi menjadi :/ (morphine- glucoronide# yang lebih polar. 8ementara codein akan dimetabolisme oleh sitokrom P;P7" menghasilkan metabolit yang lebih poten (Brunton et al, !!"#.. 'kskresi Antitusif narkotik per oral akan diekskresikan melalui urin, terutama substansi-substansi yang telah termetabolisme menjadi lebih polar (Brunton et al, !!"#.. 0ndikasi 0ndikasi penggunaan antitusif tentunya adalah untuk mengurangi frekuensi batuk. 8elain itu, opioid analgesic secara umum dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dan anestesi (&shan ) *alker, !+#. 5ontra 0ndikasi 0bu hamil, pasien dengan trauma kepala, pasien dengan gangguan fungsi hepar dan? atau ginjal, dsb. 'fek 8amping &bat /elisah, gemetar, hiperakivitas, mual,muntah, retensi urin, depresi sistem pernapasan, peningkatan tekanan intrakranial, konstipasi, dsb (5at$ung, !!"#. Bahan 8ediaan &bat dan 7osis Codeine (sulfate or phosphate# (generic#
&ral% +<, !, "! mg tablets, +< mg?< m@ solution Parenteral% !, "! mg?m@ for injection Levorphanol (generic, @evo-7romoran#
&ral% mg tablets Parenteral% mg?m@ for injection Oxycodone (generic#
&ral% < mg tablets, capsules +, ! mg?m@ solutions &ral sustained-release (&6y=ontin#% +!, !, ;!, !, +!! mg tablets Morphine sulfate (generic, others#
&ral% +!, +<, ! mg tablets +<, ! mg capsules +!, !, +!! mg?< m@ solution &ral sustained-release tablets (:8-=ontin, others#% +<, !, "!, +!!, !! mg tablets# &ral sustained-release capsules (5adian#% !,
7istribusi
&bat-obatan golongan ini kan terdistribusi sistemik dan mampu menembus sa9ar darah otak dan menimbulkan efek-efek sentral. :etabolisme &bat-obatan ini mengalami biotransformasi di hepar, dengan jalur dan hasil berbeda-beda. 7ekstrometorphan misalnya, dimetabolisme di hepar oleh sitokrom p;P7". Namun secara umum, biotransformasi tidak meningkatkan potensi dari obat-obat golongan ini (5at$ung, !!"#. 'kskresi 8ecara umum obat-obat golongan ini diekskresi melalui urin (Neerman ) C$oeg9o, !+!#. 0ndikasi common cold, croup, asthama, infeksi saluran napas, bronkhitis akut, dsb. 5ontra 0ndikasi /laukoma, retensi urin, gangguan fungsi paru, dsb 'fek 8amping &bat 5onstipasi, depresi jantung (dosis besar#, mengantuk, mulut kering, stimulasi susunan saraf pusat, dsb (Neerman ) C$oeg9o, !+!#. Bahan 8ediaan &bat dan 7osis Dextromethorphan (generic, Benylin 7:, 7elsym, others#
&ral% .<, <, D.<, +< mg lo$enges .<, <, D.<, +!, +< mg?< m@ syrup ! mg sustained-action liEuid Diphenhydramine (generic, Benadryl#
&ral% +.< mg che9able tablets <,
-
tablet dalam ; jam Antitusif perifer
:erupakan obat antitusif yang bekerja pada sistem saraf perifer. &batobatan ini melputi anestesi lokal baik golongan ester maupun golongan amida (=ohen et al, !++#. 8elain itu, terdapat pula beberapa obat baru seperti 0catibant, =P-F";<, 8 ;F", / +
&bt-obatan golongan ini bekerja dengan enghasilkan efek anestesi pada saluran napas. &bat-obatan seperti lidokain, tetrakain bekerja dengan menghambat reseptor iritan perifer pada mukosa saluran napas (=ohen et al, !++#. &bat-obatan baru yang memiliki efek antitusif perifer bekerja sebagai antagonis pada reseptor-reseptor mediator perangsang batuk seperti tachykinin (=P-F";<, 8 ;F"# dan bradykinin (0catibant#. armakokinetik Absorbsi &bat-obatan anestesi lokal biasanya digunakan secara inhalasi dan diabsorbsi dengan baik melalui mukosa saluran napas (=ohen et al, !++#. 0catibant digunakan secara injeksi subkutan. 7istribusi &bat-obat anestesi lokal umumnya hanya terdistribusi lokal dan topikal pada mukosa saluran napas (5at$ung, !!"#. :etabolisme 0catibant mengalami metabolisme di hepar oleh en$im-en$im proteolitik (:ali ) 7hake, !++#. 'kskresi 0catibant diekskresikan melalui urin. 0ndikasi 8ebagai penghambat batuk pada infeksi saluran napas. obat anestesi lokal sering digunakan sebagai penghambat batuk dalam pemeriksaan bronkoskopi (Brunton et al, !!"#.. 5ontra 0ndikasi ipersensitivitas terhadap $at aktif obat, PABA, atau paraben. 'fek 8amping &bat Alergi, Aritmia, Aspirasi, 5ejang Bahan 8ediaan &bat Benzocaine (generic, others#
1opical% <, "G creams +<, !G gels <, !G ointments !.G lotion !G liEuid !G spray Cocaine (generic#
•
1opical% ;!, +!! mg?m@ solutions <, < g po9der 0cabitant m@ (! mg# 8= in abdominal area 'kspektoran 'kspektoran merupakan obat perangsang batuk yang akan memicu sekresi mukus dengan viskositas lebih rendah sehingga mudah dikeluarkan (Brunton et al, !!"#.. Beberapa obat golongan ini diantaranya adalah guaifenesin, ammonium klorida, gliseriil guaicolate, dsb. armakodinamik dan :ekanisme Aksi /liseril guaicolate bekerja dengan menstimulasi saraf parasimpatis pada lambung yang kemudian mengaktivasi saraf parasimpatis dan turut menimbulkan efek pada saluran napas yang diantaranya adalah hipersekresi mukus. Ammonium klorida terlarut akan menurunkan p darah dan memicu tubuh untuk meningkatkan frekuensi pernapasan dan kemudian meningkatkan produksi mukus. /uaifenesin akan meningkatkan sekresi cairan pada saluran napas sehingga mukus yang diproduksi menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan (5at$ung, !!"#. armakokinetik Absorbsi &bat dikonsumsi per oral dan diabsorbsi dengan baik pada saluran cerna. 7istribusi &bat terdistribusi sistemik :etabolisme /uaifenesin mengalami biotransformasi di hepar menjadi H-( metho6ypheno6y# lactic acid. 'kskresi &bat diekskresikan melalui urin. 0ndikasi Batuk produktif, utamanya dengan dahak yang sulit dikeluarkan. 5ontra 0ndikasi ipersensitivitas. /uaifenesin sebaiknya jangan digunakan sebagai selfmedication pada batuk kronis atau persisten. 'fek 8amping &bat Asidosis metabolik (ammonium klorida dosis besar#, gangguan gastrointestinal, sakit kepala, rash, mual, muntah, dsb. Bahan 8ediaan &bat dan 7osis -; kali !!-;!! mg
!mmonium "lorida sebagai ekspektoran padaorang de9asa ialah +!!-+
mg tiap "- jam ,maksimal gr?hari uaifenesin #kombinasi den$an kodein % pseudoefedrin& < m@-+! m@ P& •
107-I07, up to ;! m@?; hr :ukolitik :ukolitik memiliki tujuan yang sama dengan ekspektoran, yaitu mempermudah pengeluaran dahak. Namun, mukolitik memiliki mekanisme kerja yang berbeda. :ukolitik bekerja dengan menguraikan atau memecah ikatan mukus sehingga lebih mudah dikeluarkan (5at$ung, !!"#. Beberapa obat mukolitik diantaranya adalah bromhe6ine, asetilsistein, karbosistein, ambro6ol, dsb. armakodinamik dan :ekanisme Aksi Asetilsistein memiliki gugus sulfhydryl yang dapat memecah ikatan jembatan disulfida pada mukoprotein dan mengurangi viskositas mukus. Bromhe6ine selain meningkatkan sekresi mukus juga dapat meningkatkan hidrolisis lisosom sehingga mukus menjadi lebih encer (Brunton et al, !!"#.. armakokinetik Absorbsi &bat-obatan mukolitik dikonsumsi per oral dan diabsorbsi dengan baik melalui saluran cerna. 7istribusi Pada pemberian per oral, asetilsistein terikat proten sebanyak !G (5at$ung, !!"#. Pada pemberian intravena, obat seperti bromhe6ine terdistribusi cepat dengan Jd rata-rata +!F K!" :etabolisme Biotransformasi berlangsung di hepar. Bromhe6ine ampir seluruhnya di metabolisme menjadi berbagai metabolit asam dibromanthranilic. 'kskresi Ctamanya obat dekskresikan melalui urin. 0ndikasi bronkopulmonari kronis, pneumonia, fibrosis kistik, obstruksi mukus, bronkopulmonari akut, penjagaan saluran pernafasan dan kondisi lain yang terkait dengan mukus yang pekat sebagai faktor penyulit 5ontra 0ndikasi asma akut (asetilsistein#, anak L+th (karbosisten#. 'fek 8amping &bat rasa tidak enak di epigastrium dan mual, bronkokonstriksi, bronkospasme, chest tightness, demam, pusing, hemoptysis,rhinorrhea, muntah, stomatitis, iritasi saluran napas, dsb (5at$ung, !!"#.. Bahan 8ediaan &bat dan 7osis
!mbroxol 7osis % Anak-anak % !,< mg?kgBB per kali ( kali sehari# 7e9asa % 6 !mg per hari 1iap tablet mengandung Ambro6ol =0 ! mg 8irup satu sendok takaran (< ml# mengandung Ambro6ol =0 +< mg Bromhexine tab;mg?tab, mg?tab, syr ;mg?< ml 7osis ;- mg kali sehari Anak-anak + mg?kgBB?hari terbagi dosis !setilsistein <-+! m@ of +!G or !G solution by nebuli$ation E"-hr PN 7irect instillation% +- m@ of +!G or !G solution E+hr PN
eferensi % 5at$ung B/. !!". Basic & Clinical Pharmacology +!th ed. Ne9 >ork % :c/ra9-ill =ompanies Brunton, @aurence, Mohn 8. @a$o, 5eith @. Parker. !!". Goodman & Gilman’s The Pharmaceutical Basis of Therapeutic ++th ed. Ne9 >ork % :c/ra9-ill =ompanies :ali, avindra /., Avinash 8. 7hake. !++. A evie9 &n erbal Antiasthmatics. Orient Pharm Exp Med ++%DDF! =ohen, Jictor, 8amantha P. Mellinek, @indsay 8tansfield, enry 1ruong, =indy Baseluos, Mohn P. :arshall. !++. =ardiac Arrest *ith esidual Blindness After &verdose of 1essalonO (Ben$onatate# Perles. J Emerg Med ;+(#%+""-+D+ &shan, Jimmi, obert *: *alker. !+. Anaesthesia for =omple6 Air9ay 8urgery in =hildren. Cont Edu !naesth Crit Care and Pain. +(#%;D-<+. Neerman, :ichael ., =hinemerem @. C$oeg9u. !+!. 0s 7e6tromethorphan a =oncern for =ausing a alse Positive during Crine 7rug 8creening "a# Med . ;+(#%;<-;"!.