SITUASI LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017 Besarnya jumlah penduduk lansia di Indonesia di masa depan membawa dampak positif maupun negatif. Berdampak positif, apabila penduduk lansia berada dalam keadaan sehat, aktif dan produktif. Disisi lain, besarnya jumlah penduduk lansia menjadi beban jika lansia memiliki masalah penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan, penurunan pendapatan/penghasilan, peningkatan disabilitas, tidak adanya dukungan dukungan sosial dan lilingkungan ngkungan yang tidak ramah terhadap penduduk lansia. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004, lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Komposisi penduduk tua bertambah dengan pesat baik di negara maju maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian), serta peningkatan angka harapan hidup (life expectancy), yang mengubah struktur penduduk secara keseluruhan. Proses terjadinya penuaan penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya: peningkatan gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, hingga kemajuan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang semakin baik. Secara global populasi lansia diprediksi terus mengalami peningkatan seper tampak pada gambar di bawah. Dari gambar juga menunjukkan bahwa baik secara global, Asia dan Indonesia dari tahun 2015 sudah memasuki era penduduk menua (ageing population) karena jumlah penduduknya yang berusia 60 tahun ke atas (penduduk lansia) melebihi angka 7 persen.
GAMBAR I. PERKEMBANGAN PENDUDUK DI LANSIA DUNIA DI DUNIA 2030 2025 2010
A I 2015 S 2030 E N 2025 O 2010 D 2015 N I 2030
2025 2010 2015
2030 2025 2010 2015 2030 A I 2025 S A 2010 2015 2030 2025 2010 2015
12,9% 11,1% 9,5% 8,1%
60+ th 63,6% 63,9% 64,1% 64% 23,4% 25% 26,4% 27,9%
15-59 th 0-14 th
17,1% 15% 13,1% 11,6%
Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta).
Suatu Hal ininegara menunjukkan dikatakan bahwa berstruktur Indonesia tuatermasuk jika mempunyai negara dengan populasi struktur lansiapenduduk di atas tujuh menuju persen tua (Soeweno). (ageing population Gambar ). di bawah memperlihatkan persentase lansia di Indonesia tahun 2017 telah mencapai 9,03% dari keseluruhan penduduk. Selain itu, terlihat pula bahwa persentase penduduk GAMBAR 0-4 tahunII. lebih rendah dibanding persentase penduduk 5-9 tahun. Sementara persentase STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2017 penduduk produktif 10-44 tahun terbesar jika dibandingkan kelompok umur lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan struktur penduduk menuju tua (ageing population). 0-4
5-9
10-44
45-59 tahun
60+ tahun
9,11
9,06
56,18
16,62
9,03
tahun II. tahun tahun GAMBAR STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2017
100%
Sumber : Pusat Data dan Informasi Dari gambar di bawah menunjukkan bahwa belum seluruh provinsi Indonesia berstruktur tua. Ada 19 provinsi (55,88%) provinsi Indonesia yang memiliki struktur penduduk tua. Dari gambar di bawah dapat dilihaat tiga provinsi dengan persentase lansia terbesar adalah DI Yogyakarta (13,81%), Jawa Tengah (12,59) dan Jawa Timur (12,25%). Sementara itu, tiga provinsi dengan persentase lansia terkecil adalah Papua (3,20%), Papua Barat (4,33%) dan Kepulauan Riau (4,35%).
GAMBAR III. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017
Sumber : Pusat Data dan Informasi
Dari gambar di bawah menunjukkan bahwa belum seluruh provinsi Indonesia berstruktur tua. Ada 19 provinsi (55,88%) provinsi Indonesia yang memiliki struktur penduduk tua. Dari gambar di bawah dapat dilihaat tiga provinsi dengan persentase lansia terbesar adalah DI Yogyakarta (13,81%), Jawa Tengah (12,59) dan Jawa Timur (12,25%). Sementara itu, tiga provinsi dengan persentase lansia terkecil adalah Papua (3,20%), Papua Barat (4,33%) dan Kepulauan Riau (4,35%).
GAMBAR III. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017
60+ th
Suatu negara dikatakan berstruktur tua jika mempunyai populasi lansia di atas tujuh persen (Soeweno). Gambar di bawah 21,1% 22,4% memperlihatkan persentase lansia di 0-14 th 23,5% 24,6% Indonesia tahun 2017 telah mencapai 9,03% 16,4% 2030 dari keseluruhan penduduk. Selain itu, terlihat 14,9% 2025 60+ th 13,5% 2010 pula bahwa persentase penduduk 0-4 tahun 12,3% 2015 : United Sumber Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population Division (2017). 59,9% A lebih rendah dibanding persentase penduduk I 2030 60,4% 2025 World Population Prospects: The 2017 Revision, custom data acquired via website. N 15-59 th 61% U 2010 5-9 tahun. Sementara persentase penduduk 61,6% D 2015 Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat jutaterbesar jiwa penduduk 23,7% 2030 produktif 10-44 23,66 tahun jika 24,6% 2025 0-14 th 25,5% lansia (9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun umur 2020lainnya. (27,08 juta), 2010 di Indonesia dibandingkan kelompok 26,1% 2015 tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta). 61,8% 62,7% 63,4% 63,8%
15-59 th
Sumber: UN, Departement of Economic and Social Affairs, Population Division (2017). World Population Prospects, the 2017 Revision, custom data acquired via website.
Sumber : Pusat Data dan Informasi, 2015 Angka harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini terlihat dengan keberadaan penduduk lansia perempuan yang lebih banyak dari pada lansia laki-laki seperti tampak pada gambar di bawah ini. Sumber : Pusat Data dan Informasi, 2015
GAMBAR IV. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2017 Angka harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini terlihat dengan keberadaan penduduk lansia perempuan yang lebih banyak dari pada lansia laki-laki seperti tampak pada gambar di samping.
8,54% 9,53% 9,03%
GAMBAR VI. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA MENURUT STATUS PERKAWINAN DI INDONESIA TAHUN 2015
+
Sumber : Pusat Data dan Informasi Angka beban ketergantungan mencerminkan beban ekonomi yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai penduduk lansia dengan asumsi bahwa penduduk lansia tersebut secara ekonomi bukanlah lansia yang produktif. Rasio ketergantungan penduduk lansia Indonesia pada tahun 2015 sebesar 13,28 artinya bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 14 orang penduduk lansia. Perkembangan rasio ketergantungan penduduk lansia dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 tidak ada perubahan yang signikan seperti tampak pada gambar di bawah ini.
GAMBAR V. RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK LANSIA TAHUN 2012-2015
STATUS PERKAWINAN
Pola komposisi perkawinan yang berkebalikan antara penduduk lansia 2015 laki-laki dan penduduk lansia perempuan, yaitu pada status kawin dan bercerai. Persentase lansia lakilaki kawin lebih tinggi daripada persentase perempuan kawin, yaitu 82,78% disbanding 39,25%. Untuk kelompok cerai mati, persentasi laki39,25% laki yang berstatus cerai mati lebih rendah daripada persentase perempuan yang cerai mati, yaitu berturut turut 15,10% disbanding + 56,39%, hal ini mengindikasikan bahwa penduduk lansia perempuan cenderung dapat hidup mandiri Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015 dibanding penduduk lansia laki-laki. Peran penduduk lansia dalam rumah tangga pada dasarnya adalah sebagai agen transfer pengetahuan kepada generasi berikutnya dan seyogyanya peran tersebut tidak membebani para penduduk lansia. Dalam suatu rumah tangga penduduk lansia dapat berperan sebagai kepala rumah tangga (KRT), istri/pasangan, orang tua KRT atau famili. Dari peran tersebut peran sebagai KRT adalah yang paling berat sebab KRT adalah orang yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga. Kedudukan KRT juga sangat penting dalam menentukan kelangsungan dan keberadaan rumah tangga. KRT harus bertanggung jawab secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota rumah tangga maupun harus mengatur, memimpin, serta berperan sebagain mengambil keputusan. Sebagian besar penduduk lansia berperan sebagai KRT yaitu 61,80% seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Belum Kawin
Cerai Hidup
Kawin
Cerai Mati
GAMBAR VII. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA MENURUT STATUS KEANGGOTAAN RUMAH TANGGA DI INDONESIA TAHUN 2015 90,99
Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015 Keberadaan anggota rumah tangga lain utamanya pasangan hidup lansia sangat berarti untuk menemani dan menghabiskan sisa perjalanan hidup. Pada tahun 2015 separuh lebih penduduk lansia masih memiliki pasangan hidup, yaitu sebesar 59,78% penduduk lansia masih berstatus cerai mati. Hanya sedikit penduduk lansia yang cerai hidup dan belum kawin (dibawah 5%).
+
61,8 35,76
35,8 25,59
19,1
17,05 7,48
0,38 Kepala Rumah Tangga
Istri/Suami
Mertua/Orang Tua
Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015
2,05 2,85 Lainnya
1,16
Salah satu kelompok masyarakat yang paling membutuhkan pelayanan kesehatan adalah penduduk lanjut usia. Penduduk lanjut usia secara biologis akan mengalami proses penuaan secara terus menerus, dengan ditandai menurunnya daya tahan sik sehingga rentan terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Jenis dari keluhan kesehatan dapat mencerminkan kondisi lingkungan tempat tinggal penduduk secara umum. Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami ganguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering dialami penduduk seperti panas, pilek, diare, pusing, sakit kepala, maupun karena penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminalitas atau keluhan lainnya. Keluhan kesehatan tidak selalu mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari.
GAMBAR IX. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA SAKIT YANG DIRAWAT INAP DI INDONESIA TAHUN 2015 7 4 6 8 5 2 5 , 4 , 6 , 0 , , 4 2 , 7 6 5 4 5 5 3 3 3 3 3 3
+
3 8 3 , 1 , 7 3 9 9 9 1 0 , 6 , 8 , 5 4 4
1-3
Keluhan kesehatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari, akan menghambat upaya peningkatan kesejahteraan. Keluhan kesehatan yang mengganggu kegiatan sehari-hari inilah yang disebut sebagai kondisi sakit akibat daya tahan tubuh yang menurun menyebabkan kondisi tubuh lebih rentan terhadap penyakit. Pada tahun 2015 angka kesakitan lansia sebesar 28,62%, artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat sekitar 28 orang diantaranya mengalami sakit. Bila dilihat berdasarkan tipe daerah, derajat kesehatan lansia yang tinggal di perkotaan cenderung lebih baik daripada lansia yang tinggal di perdesaan seperti tampak pada gambar di bawah ini.
GAMBAR VIII. ANGKA KESAKITAN LANSIA MENURUT TI PE DAERAH DI INDONESIA TAHUN 2013-2015
Perkotaan
4-7
8-14
2 6 3 , 7 , 5 , 5 3 4 1 1 1
15-21
22+
Sebagian besar penduduk lansia penduduk lansia mengalami sakit tidak lebih dari seminggu, yaitu lama sakit 1-3 hari sebesar 36,44% dan 4-7 hari sebesar 35,05%. Sementara itu, peduduk lansia yang menderita sakit lebih dari tiga minggu masih cukup besar (14,5%).
Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015 Berbagai upaya dilakukan penduduk untuk menjaga kesehatan lansia, baik oleh lansia yang sakit secara mandiri maupun oleh keluarganya yang masih sehat. Upaya menjaga kesehatan yang dapat dilakukan di antaranya adalah dengan berobat sendiri, berobat jalan, maupun rawat inap. Masih banyak lansia yang tidak berobat jalan yaitu sebesar 27,84%. Sebagian besar yang menjadi alasan penduduk lansia tidak mau berobat jalan adalah dengan mengobati sendiri sebesar 54,06%.
GAMBAR X. PRESENTASE LANSIA SAKIT YANG TIDAK BEROBAT JALAN DAN ALASANNYA TAHUN 2015 PERKOTAAN
PERDESAAN
PERKOTAAN & PERDESAAN
25,59%
29,6%
27,84%
19,22
51,12
Alasan :
54,06
Tidak ada biaya
Perkotaan & Perdesaan
Perdesaan
2015
2015
2015
2014
2014
2014
2013
2013
2013
Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015 Waktu yang diperlukan seseorang dalam rangka proses penyembuhan dari sakitnya bervariasi. Tingkat keparahan penyakit dan daya tahan tubuh seseorang mempengaruhi lamanya menderita sakit. Semakin lama seseorang menderita sakit menunjukkan bahwa sakit yang dideritanya cukup parah, begitu pula sebaliknya.
99,05 57,11 26,06 7,78
51,99 20,97 7,81
Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015
Mengobati sendiri
23,02 7,8
Merasa tidak perlu Lainnya
Berobat jalan dapat dilakukan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisonal tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan.
GAMBAR XII. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA YANG MEROKOK DALAM SEBULAN TERAKHIR MENURUT TIPE DAERAH DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2015
Dari gambar di bawah terlihat tiga tempat yang paling banyak didatangi oleh penduduk lansia untuk berobat jalan yaitu praktek dokter/bidan (43,11%), Puskesmas (25,97%) dan Rumah Sakit Pemerintah (12,72%). Dari gambar di bawah juga tampak pola yang sama antara perkotaan dan perdesaan dalam hal tempat/fasilitas berobat jalan yang diakses penduduk lansia, seperti tampak pada tabel di bawah.
TABEL I. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA SAKIT YANG BEROBAT JALAN DAN TEMPAT BEROBAT JALAN MENURUT TIPE DAERAH DI INDONESIA TAHUN 2015 Praktek dokter/ Bidan
Klinik/ Praktek Dokter Bersama
11 ,2 4
36 ,4 4
1 3, 22
23, 72
8, 72
4 ,6 8
48 ,6 3
7, 66
12, 72
7 ,6 5
43 ,1 1
1 0, 17
Lansia Berobat Jalan
RS Pemerintah
RS Swasta
Perkotaan
7 4, 41
17, 55
Perdesaan
7 0, 40
Perkotaan dan Perdesaan
7 2, 16
Tipe Daerah
Puskesmas/ Pustu
Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015
Praktek Batra
Lainnya
1 ,6 5
2, 97
1, 66
27, 83
3 ,9 3
3, 39
2, 63
25, 97
2 ,9 0
3, 20
2, 19
UKBM
Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015
Puskesmas Santun Lansia merupakan puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada penduduk lansia yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Tujuan program Puskesmas Santun Lansia adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan penduduk lanjut usia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan Santun Lansia sebanyak 824 Puskesmas.
GAMBAR XIII. JUMLAH PUSKESM AS SANTUN LANSIA MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015
Persentase penduduk lansia yang pernah di rawat inap dalam setahun terakhir hanya 7,17%. Pada gambar di bawah terlihat bahwa persentase penduduk lansia di daerah perkotaan yang pernah di rawat inap lebih tinggi daripada persentase lansia di daerah perdesaan.
GAMBAR XI. ANGKA KESAKITAN LANSIA MENURU T TIPE DAERAH DI INDONESIA TAHUN 2013-2015
Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015 Masa tua jika tidak dijaga dengan baik dapat mengakibatkan ancaman nyawa, sehingga segala upaya memang harus dirubah, salah satunya dengan perilaku hidup sehat (PHBS), yang merupakan program pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama lansia adalah perilaku merokok. Persentase penduduk lansia yang merokok pada tahun 2015 masih cukup tinggi yaitu sebesar 26,04. Bila menurut tipe daerah, persentase merokok di daerah perdesaan (29,11%) lebih tinggi disbanding perkotaan (22,54%). Sedangkan menurut jenis kelamin, persentase penduduk lansia laki-laki yang merokok jauh lebih besar (52,47%) dari pada lansia perempuan (2,47%).
Sumber : Kementerian Kesehatan Tahun 2015
INFOGRAFIS
LANSIA
STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDOONESIA 2017 (%)
Pusat Data dan Informasi, 2017
STATUS PERKAWINAN
0-4 tahun
5-9 tahun
10-44 tahun
45-59 tahun
60+ tahun
9,11
9,06
56,18
16,62
9,03
2015
Belum Kawin
Cerai Hidup
Kawin
Cerai Mati
ANGKA KESAKITAN LANSIA INDONESIA
Perkotaan
100%
PENDUDUK LANSIA INDONESIA 2017 (%)
39,25%
TERBANYAK(%)
6,60 4,35
10,42
5,26
4,33
DIY
13,81
Jateng
12,59
Jatim
12,25
Bali
10,71
Sulut
10,42
Perkotaan & Perdesaan
Perdesaan
2015
2015
2015
2014
2014
2014
2013
2013
2013
LANSIA TIDAK BEROBAT JALAN
+
PERKOTAAN
PERDESAAN
PERKOTAAN & PERDESAAN
25,59%
29,6%
27,84%
19,22
51,12
Alasan :
54,06
Tidak ada biaya
5,58 TERKECIL (%) 13,81
3,20
Kalteng
Sumber: Badan Pusat Statistik, SUSENAS 2015
5,58
Riau
10,71
Kep. Riau 4,35
12,59 12,25
Papbar
4,33
Papua
3,20
LANSIA SAKIT BEROBAT JALAN TAHUN 2015 (%)
P ER KO TA AN
P ER DE SA AN
Sumber: Pusat Data dan Informasi
A I S E N O D N I
12,9% 11,1% 9,5% 8,1% 63,6% 63,9% 64,1% 64% 23,4% 25% 26,4% 27,9%
2030 2025 2010 2015 2030 A I 2025 S 2010 A 2015 2030 2025 2010 2015
17,1% 15% 13,1% 11,6%
2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015
16,4% 14,9% 13,5% 12,3%
A I N U D
60+ th
8,54%
15-59 th
9,53%
0-14 th
9,03%
23,7% 24,6% 25,5% 26,1%
72,16%
17,55
8,72 4,68
12,72 7,65
20,97 7,81
48,63
15-59 th
13,22
0-14 th
23,72 2,97 1,65 21,6
158 131
RS Pemerintah
43,11
100 96
Praktek Dokter/Bidan
73
Klinik/Praktek Dokter
7,66
10,17
47 32 29 26 20 19 16 13 12 10 8 7 7 6 6 5 2 1
Puskesmas/Pustu UKBM
27,83 2,63
3,39 3,93
25,97 2,19
3,2 2,9
Praktek Batra Lainnya
LANSIA SAKIT YANG PERNAH RAWAT INAP TAHUN 2015 (%)
15-59 th 0-14 th
Sumber: UN, Departement of Economic and Social Affairs, Population Division (2017). World Population Prospects, the2017 Revision, custom data acquired viawebsite.
STATUS KEANGGOTAAN LANSIA DALAM RUMAH TANGGA TAHUN 2015 (%)
LANSIA RAWAT INAP SETAHUN TERAKHIR TAHUN 2015
7 4 6 8 5 2 5 , 4 , 4 , 6 , 0 , 2 , 7 6 5 4 5 5 3 3 3 3 3 3
LAMANYA LANSIA SAKIT TAHUN 2015
90,99 +
61,8 35,76
3 8 3 , 1 , 7 3 9 9 9 1 0 , 6 , 8 , 5 4 4
35,8
+
17,05 0,38
KepalaRumah Tangga
2 6 3 , 7 , 5 , 5 3 4 1 1 1
25,59
19,1
Istri/Suami
Sumber: Badan Pusat Statistik, SUSENAS 2015
7,48 Mertua/OrangTua
Merasa tidak perlu Lainnya
PUSKESMAS SANTUNLANSIA
Tempat Berobat Jalan:
RS Swasta
36,44
60+ th 59,9% 60,4% 61% 61,6%
70,4%
11,24
+
Sumber: Pusat Datadan Informasi
21,1% 22,4% 23,5% 24,6%
74,41%
Mengobati sendiri
23,02 7,8
PERBANDINGAN JML PKM SANTUN LANSIA DAN PERSEN JML LANSIA
60+ th 61,8% 62,7% 63,4% 63,8%
51,99
PENDUDUK LANSIA INDONESIA 2017
PROPORSI PENDUDUK LANSIA INDONESIA 2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015
99,05 57,11 26,06 7,78
P ER KO TA AN & PERDESAAN
2,05 2,85
1-3
1,16
Lainnya
Sumber: Badan Pusat Statistik, SUSENAS 2015
4-7
8-14
15-21
22+
2015 Jabar Jatim DIY Sumut Jateng Banten Jambi NTB Bengkulu Aceh Kep.Riau Bali Sulteng NTT Sulsel DKI Jkt Kaltara Riau Sulut kaltim Maluku Kep. Babel Papbar Sumbar Lampung Gorontalo Sumsel Kalbar Kalsel Sultra Sulbar Malut Kalteng Papua
JUMLAHLANSIA (%)
8,1 11,5 13,4 6,8 11,8 5,3 6,5 7,7 6,5 6,3 4,0 10,3 7,3 7,5 8,8 6,5 5,3 4,8 9,7 5,2 6,6 6,8 4,0 8,8 7,8 7,1 7,0 6,8 6,5 6,3 6,3 5,5 5,2 2,8