SKRIPSI
ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN KUSTA DENGAN DENGAN UPAYA UPAYA PENCEG PENCEGAHA AHAN N KECACA KECACATAN TAN PENYAK PENYAKITNY ITNYA A
SKRIPSI
ANALISIS ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUA PENGETAHUAN N DAN SIKAP PASIEN KUSTA
SKRIPSI
ANALISIS ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUA PENGETAHUAN N DAN SIKAP PASIEN KUSTA
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
ABSTRAK Nursia Wabula . Analisis Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pasien Kusta dengan Upaya Pencegahan Kecacatan Penyakitnya di Rumah Sakit Dr.Tadjuddin Chalid Makassar . Dibimbing oleh Nurhaya Nurdin dan Arnis Puspitha. (x+55 halaman+6 tabel+8Lampiran+24kepustakaan).
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
7.
Kakak iparku (Mas Edi) yang telah memberi dorangan moril dan materi kepada penulis selama mengikuti pendidikan.
8. Sahabat-sahabatku (Eva, Nani, Mia, Noken, dll), dan teman-temanku dari
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………….………………… ....... i HALAMAN PERSETUJUAN
ii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………………………….…………………………. .. 38 B. Pembahasan ………………..………………………………………… 45 C. Keterbatasan Penelitian
52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar permohonan menjadi responden
DAFTAR TABEL
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
2
jumlah penderita Kusta yang terdaftar sebanyak 1.148 orang yang terdiri dari 117 penderita tipe PB dan 1.031 tipe MB. Terjadi penurunan penemuan penderita sebesar 17,68%, jika dibandingkan dengan jumlah penderita pada tahun 2007.
3
mengkhawatirkan,
hal ini menunjukan bahwa kesadaran mereka untuk segera
berobat sedini mungkin masih sangat kurang, selain itu juga karena pengetahuan mereka untuk mengenal gejala awal masih sangat kurang sehingga mereka
4
B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
“Bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap pasien kusta dengan upaya
5
3. Bagi keperawatan Mampuh mengidentifikasi hubungan
pengetahuan dan sikap pasien kusta
terhadap upaya pencegahan kecacatan penyakitnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori yang mendasari atau
7
atas 2 lapisan, yakni lapisan padat terdapat pada bagian dalam yang terdiri atas peptidoglikan dan lapisan transparan pada bagian luar yang terdiri atas lipopolisakarida dan kompleks protein-lipopolisakarida. Dinding polisakarida
8
35 tahun, sedangkan pada kelompok anak umur 10-12 tahun (Mansjoer, et.al.,2000). e. Gambaran Klinis
9
sayatan kulit atau korekan mukosa hidung. Kelainan kulit dapat berupa makula hipopigmentasi, eritema, infiltrat atau nodul. Jumlah lesi bisa satu, beberapa atau hampir mengenai seluruh tubuh, dapat simetris atau
10
Tipe Tuberkuloid (TT) Lesi ini mengenai baik kulit maupun saraf. Lesi kulit bisa satu atau beberapa, dapat berupa macula atau plakat, batas jelas dan pada bagian
11
dengan adanya zona subepidermal walaupun sangat sempit. Granuloma dapat dibedakan dengan tipe BB dengan melihat adanya limfosit pada zona perifer atau adanya sel raksasa yang kadang-kadang terdapat dalam jumlah
12
memeluk pada bagian tengah. Tanda-tanda kerusakan saraf berupa hilangnya sensasi, hipopigmentasi, berkurangnya keringat dan gugurnya rambut lebih cepat muncul dibanding tipe LL dengan penebalan saraf yang
13
granuloma magrofak tanpa sel epiteloid dan sangat sedkit limfosit. Ditemukan granuloma yang terdiri atas histiosit yang menunjukan perubahan degenerasi lemak yang berfariasi dengan dibentuknya sel-sel
14
sangat dianjurkan. Pengobatan kusta tipe PB ini cenderung lebih sebentar daripada tipe basah. 2.
Kusta Multibasilar (MB) Tanda-Tandanya:
15
sehingga timbul gejala-gejala baru pada kulit dan syaraf yang dapat memperburuk keadaan. Dalam pengobatan penyakit kusta ini perlu juga diperhatikan pemutusan mata rantai penularan dari penderita kusta
16
angsur diturunkan sampai 50 mg/hari. Tidak dianjurkan untuk wanita usia subur karena talidomid bersifat teratogenik. Sampai dua minggu pasien diperiksa ulang untuk melihat keadaan
17
Parasetamol : 300-1000 mg yang diberikan secara selang seling, maksimum 30ml. c. Obat-obatan kusta diteruskan dengan dosis yang tidak di ubah. Untuk
18
Gejala klinis reaksi tipe I berupa perubahan lesi kulit, neuritis (nyeri tekan pada saraf) dan gangguan keadaan umum pasien Penata laksanaannya
19
b) Istirahat/imobilisasi. imobilisasi lokal pada anggota tubuh yang mengalami neuritis, bila memungkinkan pasien dirawat inap di rumah sakit.
20
3. Handicap: kemunduran pada seorang individu (akibat impairment atau disability) yang membatasi atau menghalangi penyelesaian tugas normal yang
bergantung pada umur, seks, dan faktor sosial budaya. Handicap ini
21
tangan ada cacat/kerusakan yang kelihatan misalnya ulkus, jari-jari tangan kiting, kaki simper (Depkes RI, 2008). Pencegahan cacat Kusta jauh lebih baik dan lebih ekonomis daripada
22
penyembuhan luka dapat dilakukan oleh pasien sendiri dengan membersihkan luka, mengurangi tekanan pada luka (http://www.surabaya-ehealth). Pencegahan ini harus dilakukan sedini mungkin baik oleh petugas kesehatan
23
sebenarnya dari penderita kusta, yang terdiri dari variabel umur penderita kusta, jenis kelamin penderita kusta, pekerjaan penderita kusta, pendidikan penderita kusta, pengetahuan, sikap dan keyakinan penderita tentang penyakitnya,
24
dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek terentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan masyarakat
25
b.
Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampun untuk mengartikan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
26
f.
Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada
27
2. Sikap Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
28
Menurut Newcomb dikutip dalam Notoatmodjo (2007), salah seorang psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motifasi tertentu. Sikap
29
Dalam rangka menghadapi sikap manusia harus mengerti betul untuk dapat mengubah sikap kearah positif dan menguntungkan. Dalam hal ini perlu adanya stimulus yang dapat meyakinkan individu secara efektif merubah sikap. Salah
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA
A. Ke
ka Ko
BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian
32
tergantung dengan jumlah pasien kusta yang sedang dirawat selama kami melakukan penelitian. a. Kriteria inklusi
33
a. Variabel dependen Yang menjadi variabel dependen pada penelitian ini adalah upaya pencegahan kecacatan penyakit kusta.
34
dengan menggunakan skala Likert. Untuk pertanyaan sikap terdiri dari 10 pertanyaan dengan penilaian sebabai berikut : -
Setuju
:3
35
E. Alur penelitian Melakukan survei awal tentang penyakit kusta
36
F. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan data a. Editing
37
Dengan tingkat keamanaan (α) < 0,05 dan untuk mengolah data menggunakan komputer program SPSS versi 15. G. Etika Penelitian
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
39
pertanyaan pada kuesioner
tersebut. Sampel yang tidak dapat memegang alat
tulis dibantu dengan membacakan pertanyaan pada kuesioner dan menulis jawabannya sesuai dengan jawaban yang diberikan.
40
1). Data Demografi Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demogtafi Pasien Kusta yang Mendapat Perawatan di Rumah Sakit Dr Tadjuddin Chalid Makassar November-Desember Tahun 2009
41
Tabel 5.1 diatas menunjukkan distribusi responden menurut jenis kelamin, dimana responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 17 responden ( 5 6 , 7 % ) dan perempuan berjumlah 15 responden (43,3%).
42
Tabel diatas menunjukkan distribusi responden menurut pengetahuan responden tentang konsep penyakit kusta. Dari hasil penelitian didapatkan jumlah responden yang berpengetahuan baik sebanyak 16 responden (53,3%),
43
3). Variabel Dependen Distribusi responden tentang upaya pencegahan penyakit kusta
44
Tabel 5.5 Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Pencegahan Kecacatan Penyakit Kusta di Rumah Sakit Dr Tadjuddin Chalid Makassar November – Desember Tahun 2009 Pengetahuan
Upaya Pencegahan K
B ik
Jumlah
OR (95%CI)
Nilai P
45
Tabel 5.6 Hubungan Sikap dengan Upaya Pencegahan Kecacatan Penyakit Kusta di Rumah Sakit Dr Tadjuddin Chalid Makassar Periode November – Desember 2009 Sikap
Upaya Pencegahan Kurang
Baik
Jumlah
OR (95%CI)
Nilai P
46
rendahnya kejadian kusta pada perempuan karena faktor lingkungan atau faktor biologis (Depkes RI, 2006). Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tarusaray (1997)
47
sebagai sopir dan sebagian besar responden tidak bekerja yaitu 15 responden (50%). Yang dimaksud dengan tidak bekerja disini adalah sebagian besar
48
berpendidikan SMP 11 responden (36,7%) dan responden yang berpendidikan SMA 4 responden (13,3%). Hal ini disebabkan selain himpitan ekonomi, mereka terpaksa harus putus
49
1. Gambaran pengetahuan dengan upaya pencegahan kecacatan penyakitnya di rumah sakit Dr Tadjuddin Chalid Makassar tahun 2009 Pada hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada 3 responden (21,4%)
50
pengetahuan, kepercayaan, sikap, nilai dan kebiasaan dengan terjadinya kecacatan pada penderita kusta. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat yang telah dikemukakan,
51
tahun membuktikan bahwa responden sudah tua dan tidak mampu lagi merawat dirinya. Dan hasil wawancara dari responden no 9 mengatakan bahwa beliau
52
dari petugas kesehatan yang menyatakan bahwa kusta bukan penyakit kutukan, kusta dapat disembuhkan asalkan rajin berobat, serta dukungan dari media lainnya yang mempromosikan tentang usaha-usaha pencegahan kecacatan
53
pasien yang menolak untuk menjadi responden karena merasa malu dengan apa yang dialaminya. 3. Penelitian ini merupakan pengalaman pertama bagi peneliti. Tentunya banyak
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
55
1. Pusat-pusat pelayanan kesehatan yang menyediakan sarana pengobatan penyakit perlu menetapkan konsep yang menjadi acuan dalam penyuluhan, sehingga
masyarakat
maupun
penderita
kusta
khususnya
mempunyai
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin M D. (2001). Penyakit Kusta. Cetakan Pertama. Hasanuddin Universiti Perss: Makassar Amiruddin
M
D.
(2005).
ak
nd
lah
Hidayat A A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisa Data, Salemba Medika: Jakarta Hiswani. (2001). Kusta Salah Satu Penyakit Menular Yang Masih Dijumpai di Indonesia, [e-book], diakses tanggal 6 Sepember 2009, dari
Zulkifli .(2003). Penyakit kusta dan Masalah Yang Ditimbulkannya, [e-book], diakses tanggal 6 September 2009. dari < http://library.usu.ac.id/ download/fkm/fkm-zulkifli2.pdf>.
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth : Calon Responden
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia menjadi Responden dalam penelitian yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Program Pendidikan Ners Fakultas
LEMBAR KUESIONER Judul Penelitian : Analisis Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pasien Kusta Dengan Upaya Pencegahan Kecacatan Penyakitnya di Rum ah
d. Kutukan 3. Penyakit Penyakit kusta kusta dapat dapat ditula ditularka rkan n melalui melalui : a. Makanan b
Minuman
9. Cara menceg mencegah ah penyakit penyakit kusta kusta adalah. adalah.... ...... ...... ..... .. a. Tingk Tingkatk atkan an kebers kebersiha ihan n diri diri dan dan lingk lingkung ungan an b
Imunisasi
6
Kusta menyerang siap saja olehnya itu saya harus menjaga kesehatan.
3.
Cara mencegah kecacatan penyakit kusta (otot yang mulai kaku)
adalah:………….. a. Tingkatkan kebersihan diri dan lingkungan b. Melatih otot yang mulai kaku
c. Sore hari d. Pagi dan sore hari 9.
Kaki yang mati rasa perlu dilindungi dengan menghindar dari panas dan benda-benda yang tajam dan kasar dengan cara: