PRARANCANGAN PABRIK ASETON DARI ISOPROPANOL DENGAN PROSES DEHIDROGENASI KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN (Perancangan Acetone Acetone Column Column ( T-402))
Oleh
RINA RUMI NINGSIH
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2009
Judul Skripsi
: PRARANCANGAN PABRIK ASETON DARI ISOPROPANOL DENGAN PROSES DEHIDROGENASI KAPASITA 40.000 TON/TAHUN (PERANCANGAN ACETONE COLUMN ( T-402)) T-402))
Nama Mahasiswa
: Rina Rumi Ningsih
No.Pokok Mahasiswa : 0315041014 Jurusan
: Teknik Kimia
Fakultas
: Teknik
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Panca Nugrahini F., S.T., M.T.
Ir. Sufriadi Burhanuddin, M.Eng
NIP. 132258659
NIP. 132126859
2. Ketua Jurusan
Ir.Azhar, M.T
NIP.132126862
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua
: Panca Nugrahini F, S.T.,M.T
....................
Sekretaris
: Ir. Sufriadi Burhanuddin, M.Eng
....................
Penguji Bukan Pembimbing : Dr. Elida Purba, S.T., M.Sc.
Taharuddin, S.T., M.Sc.
2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung
Ir. Mariyanto, M.T.
NIP. 131886760
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 16 November 2009
....................
..................... .....................
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kerinci pada tanggal 26 Oktober 1985, sebagai putra pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Armia dan Ibu Rugiati.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 137/III Tanjung Pauh Mudik Kerinci pada tahun 1997, Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Sungai Penuh Kerinci pada tahun 2000, dan Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Sungai Penuh Kerinci pada tahun 2003.
Pada tahun 2003, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik
Universitas
Lampung
melalui
Penerimaan
Mahasiswa
Kompetensi Akademik (PMKA). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi sebagai ketua Departemen Kerohanian (HIMATEMIA).
Pada tahun 2007, penulis melakukan Kerja Praktek di P.T Pertamina Plaju dengan Tugas Khusus “ Evaluasi Kinerja Furnace Crude Distiller unit CDGP ”.
Pada tahun 2008, penulis melakukan penelitian dengan judul “ Koefisien Transfer Massa pada Ekstraksi Minyak Biji Kapuk secara Batch” .
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar" . (Q.S. Al-Qashash : 80)
Life is a journey, not a destination! Hidup ini adalah perjalanan, bukan tujuan. Jangan pernah berhenti dan merasa puas diri karena perjalanan tidak pernah berhenti............
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, dan kekuatan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Prarancangan Pabrik Aseton dari Isopropanol dengan
Proses Dehidrogenasi Kapasitas 25.000 Ton/Tahun” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung. Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir.Azhar, M.T., selaku ketua Jurusan Teknik Kimia. 2. Ibu Panca Nugrahini F, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing I, atas semua ilmu, saran, dukungan, dan nasehat yang kelak akan sangat berguna di kemudian hari. 3. Bapak Ir. Sufriadi Burhanuddin, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing II, atas ilmu, saran, dan kesabarannya dalam pengerjaan tugas akhir. 4. Ibu Dr.Elida Purba, S.T., M.Sc. dan Bapak Taharuddin, S.T., M.Sc., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan kritik, juga selaku dosen atas semua ilmu yang telah penulis dapatkan. 5. Bapak Taharuddin, S.T., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas saran dan nasehatnya selama penulis menjalani pendidikan. 6. Seluruh Dosen Teknik Kimia Universitas Lampung, atas semua ilmu dan bekal masa depan yang akan selalu bermanfaat. 7. Yulia Pasmawati, selaku partner pengerjaan Tugas Akhir. Terima kasih atas perjuangannya sampai akhirnya kita lulus. 8. Semua Pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka terhadap penulis dan semoga skripsi ini berguna.
Bandar Lampung, November 2009 Penulis,
Rina Rumi Ningsih
ABSTRACT DESIGN OF STEARIC ACID PLANT FROM STEARINE AND WATER CAPACITY 20,000 TONS / YEAR (Design Reactor 1 (R-201))
By Wanda Kartika Amelia
Stearic acid is a chemical intermediate can be used as a raw material surfactants, methyl ester, soap and detergent, emulsifier, stabilizer as an ingredient in various types of food products and medicines, as a wetting agent in textiles, plasticizer in packaging industry and as an ingredient used in the rubber vulcanization process in the polymer industry, through a saponification reaction. This product is produced from the hydrolysis reaction oils or fats with water. Needs of stearic acid increased from year to year indicated by the increasing imports of Indonesia to stearic acid. So Stearic acid plant is needed to support the development of domestic industries. Stearic acid produced by react stearine and water in a stirred flow reactor (CSTR) at a temperature of 260 oC and pressure of 47.6 atm. The output of the reactor in the form of stearic acid, oleic acid, glycerol, water and unreacted stearine separated again by decantation process. Mixed stearic acid, oleic acid and unreacted stearine again purified in distillation column, and then performed the separation of stearic acid with oleic acid by solvent process cryatallization. Glycerol and water as a result of side reactions was purified again until 67% purity. Factory production capacity is planned 20,000 tons / year with 330 working days within 1 year. The location of the plant planned to be located in the area of Jambi is located in the Teluk Sialang District, Jambi. Labor needed as many as 189 people with a form of business entity Limited Liability Company (PT) led by a Director who is assisted by the Director of Production and Financial Director with line and staff organizational structure. Provision of utility plant needs a treatment system and water supply, steam supply systems, instrument air supply systems, and power generation systems. From the economic analysis is obtained: Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 158,366,303,295 Working Capital Investments (WCI) = Rp 27,946,994,699 Total Capital Investment (TCI) = Rp186, 313,297,994 Break Even Point (BEP) = 35.6150%
Shut Down Point (SDP) = 19.8833% Pay Out Time before taxes (POT), b = 1.8083 year Pay Out Time after taxes (POT), a = 2.1626 year Return on Investment before taxes (ROI), b = 38.5058% After taxes Return on Investment (ROI), a = 30.8046% Discounted cash flow (DCF) = 32.8574% Considering the above summary, it is proper establishment of acetone plant is studied further, because it is a factory that is profitable and has good prospects.
ABSTRAK
PRARANCANGAN PABRIK ASAM STEARAT DARI STEARINE DAN AIR KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN (Perancangan Reaktor 1 (R-201))
Oleh Wanda Kartika Amelia
Asam stearat merupakan bahan kimia antara yang dapat digunakan sebagai bahan baku surfaktan, metil ester, sabun dan deterjen, emulsifier , stabilizer sebagai campuran dalam berbagai jenis produk makanan dan obat-obatan, sebagai wetting agent dalam industri tekstil, plasticizer dalam industri kemasan dan sebagai bahan yang digunakan dalam proses vulkanisasi karet dalam industri polimer, melalui reaksi saponifikasi. Produk ini dihasilkan dari reaksi hidrolisis minyak atau lemak dengan air. Kebutuhan asam stearat yang meningkat dari tahun ke tahun ditunjukkan dengan meningkatnya impor Indonesia terhadap asam stearat. Sehingga pembangunan pabrik Aseton sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan industri di dalam negeri. Asam Stearat diproduksi dengan cara mareaksikan stearine dan air di dalam Reaktor alir berpengaduk (CSTR) pada suhu 260oC dan tekanan 47,6 atm . Hasil keluaran reaktor berupa cairan asam stearat, asam oleat, gliserol, air dan unreacted stearine dipisahkan lagi dengan proses dekantasi. Campuran asam stearat, asam oleat dan unreacted stearine dimurnikan lagi dalam kolom distilasi, lalu kemudian dilakukan pemisahan antara asam stearat dengan asam oleat dengan proses solvent cryatallization . Gliserol dan air sebagai hasil reaksi samping dimurnikan lagi sampai kemurnian 67%. Kapasitas produksi pabrik direncanakan 20.000 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam 1 tahun. Lokasi pabrik direncanakan didirikan di daerah Jambi yang terletak di Kecamatan Teluk Sialang, Jambi. Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 189 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh Direktur Produksi dan Direktur Keuangan dengan struktur organisasi line and staff. Penyediaan kebutuhan utilitas pabrik berupa sistem pengolahan dan penyediaan air, sistem penyediaan steam, sistem penyediaan udara instrumen, dan sistem pembangkit tenaga listrik .
Dari analisis ekonomi diperoleh: (FCI) Fixed Capital Investment (WCI) Working Capital Investment (TCI) Total Capital Investment (BEP) Break Even Point (SDP) Shut Down Point (POT)b Pay Out Time before taxes (POT)a Pay Out Time after taxes (ROI)b Return on Investment before taxes Return on Investment after taxes (ROI)a (DCF) Discounted cash flow
= = = = = = = = = =
Rp 158,366,303,295 Rp 27,946,994,699 Rp186,313,297,994 35,6150% 19,8833% 1,8083 tahun 2,1626 tahun 38,5058% 30,8046% 32,8574%
Mempertimbangkan rangkuman di atas, sudah selayaknya pendirian pabrik aseton ini dikaji lebih lanjut, karena merupakan pabrik yang menguntungkan dan mempunyai prospek yang baik.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendirian Pabrik
Perkembangan industri kimia di Indonesia, khususnya agro industri mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan antara lain karena tingkat kebutuhan akan produk yang tinggi, serta ketersediaan bahan baku yang cukup banyak dihasilkan oleh alam Indonesia. Industri penghasil oleokimia termasuk industri kimia agro (agrobased chemical industry ), yaitu industri yang mengolah bahan baku yang dapat
diperbaharui (renewable), merupakan industri yang bersifat resources based industry dan mempunyai peranan penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan
pokok masyarakat luas (basic needs ). Asam stearat merupakan bahan kimia antara yang dapat digunakan sebagai bahan baku surfaktan, metil ester, maupun sabun dan deterjen melalui reaksi saponifikasi. Produk ini dihasilkan dari reaksi hidrolisis minyak atau lemak dengan air. Sampai saat ini beberapa produk industri bahan kimia khusus yang berbasis CPO (crude palm oil ) sepenuhnya masih tergantung impor, seperti produk asam stearat, isopropil miristat, asam palmitat dan asam oleat (APOLIN, 2008). Pengembangan industri bahan kimia yang menghasilkan
2
produk-produk tersebut memiliki prospek yang baik. Hal ini didukung oleh potensi pasar dalam negeri yang cukup besar seperti industri kosmetika yang berjumlah sekitar 600 perusahaan besar dan kecil, serta industri farmasi. (APOLIN, 2008). Kebutuhan asam stearat yang meningkat dari tahun ke tahun juga ditunjukkan dengan meningkatnya impor Indonesia terhadap asam stearat. Berikut ini merupakan data impor asam stearat di Indonesia dari tahun 19992006 : Tabel 1.1. Data Impor Asam Stearat Indonesia. Tahun
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Impor (kg)
5 13.029 267.286 3.529.646 5.024.656 1.070.170 5.423.249 6.759.231
Sumber : BPS, 2007
B. Kegunaan Produk
Produk utama yang dihasilkan ialah asam stearat. Produk ini dihasilkan dari reaksi hidrolisis lemak dengan air. Dalam bidang industri pangan, asam stearat banyak digunakan sebagai emulsifier , stabilizer dan sebagai campuran dalam berbagai jenis produk makanan dan obat-obatan. (The Soap and Detergent Association , 1965).
Selain itu, dalam bidang industri non pangan, asam stearat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan metil ester, sabun dan deterjen, sebagai
3
wetting agent dalam industri tekstil, plasticizer dalam industri kemasan dan
sebagai bahan yang digunakan dalam proses vulkanisasi karet dalam industri polimer. Produk lainnya yang dihasilkan yaitu asam oleat yang digunakan sebagai campuran beberapa jenis obat karena warnanya yang putih dan sifatnya yang stabil, serta gliserol yang digunakan dalam pembuatan epychlorhidryne (untuk modifikasi pati).
C. Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku pembuatan asam stearat ialah tristearin yang merupakan produk samping dari produksi CPO yang berasal dari kelapa sawit. Berikut ini beberapa pabrik di Indonesia yang memproduksi CPO dan tristearin antara lain : Tabel 1.2. Produsen CPO di Indonesia No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Nama Pabrik
PTPN I PTPN II PTPN II PTPN III PTPN IV PTPN V PTPN VI PTPN VII PTPN XIII PTPN XIV PT. Rajawali Nusindo
Sumber : http://www.ptpn13.com/index.php
Indonesia menghasilkan tristearin dalam jumlah yang besar, namun penggunaan dalam negeri yang sedikit membuat produk ini lebih banyak di ekspor ke luar negeri dibandingkan dengan dipakai di dalam negeri.
4
Berikut ini adalah data ekspor dan impor tristearin Indonesia dari tahun 19992006 : Tabel 1.3. Data Ekspor Tristearin di Indonesia Tahun
Ekspor (Ton)
2001 2002 2003 2004 2005 2006
930.000 970.000 1.200.000 1.430.000 1.600.000 1.650.000
Sumber : INDEF, 2007
Dari data yang diperoleh tersebut dapat diketahui bahwa Indonesia mengalami excess produksi tristearin namun pemanfaatannya di dalam negeri belum optimal. Berdasarkan perhitungan stoikiometri reaksi hidrólisis stearin menjadi asam lemak, untuk memproduksi 20.000 ton asam stearat diperlukan stearin sebesar : CH2COOC17H35 CHCOOC17H35
CH2OH + 3 H2O (l )
3 C17H35COOH (l ) +
CH2COOC17H35 (l )
Mol asam stearat =
CH2OH
20000000000
284,47
70306183,43
70306183,43 mol
23435394,48 mol
Mol stearin
=
Massa stearin
= 23435394,48 mol x 890 = 20857501,09 kg
3
Konsntrasi crude stearin = 90 % Massa crude stearin
CH2OH
=
20857501,09 0,90
23175001,21 kg
(l )
5
Konversi 98 %
=
23.175.001,21
0,98
23.647.960,42 kg
23 .647,96042 ton
D. Analisis Pasar
Pengembangan produk turunan minyak sawit penting untuk dilakukan mengingat peningkatan nilai tambah yang dapat diperoleh. Produk hilir sawit lanjutan yang dapat dihasilkan melalui penerapan proses lanjutan terhadap produk-produk oleokimia yang telah berkembang di Indonesia akan memberikan tambahan nilai tambah yang cukup besar. Analisis pasar asam stearat menggunakan data impor dalam negeri pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2006 pada Tabel 1.1. Dari data tersebut terlihat bahwa impor asam stearat dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga diperkirakan permintaan pasar terhadap asam stearat juga akan semakin meningkat pada tahun-tahun mendatang. Berdasarkan perhitungan, diperkirakan kebutuhan asam stearat pada tahun 2014 yaitu 39.304 ton/tahun. Kapasitas pabrik yang akan dibangun ini direncanakan sebesar 20.000 ton/tahun, yang akan memenuhi 50 % kebutuhan asam stearat di Indonesia. Pabrik dengan kapasitas diatas 50 ton/hari dioperasikan secara continue (Lurgi, 2007).
6
Gambar 1.1. Kurva Liniearisasi Impor Asam Stearat
Berdasarkan data impor asam stearat pada Tabel 1.1 di atas, perhitungan kapasitas untuk pendirian pabrik asam stearat adalah sebagai berikut : y = 25652,18x3 – 154069964x2 + 308454672488,89x – 205846942439578 y = 25652,18(20143) – 154069964(20142) + 308454672488,89(2014) – 205846942439578 y = 39304000 kg y = 39304 ton
Dengan adanya pabrik asam stearat di Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor di Indonesia.
II. DESKRIPSI PROSES
Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia adalah sistem pereaksian serta sistem pemisahan dan pemurnian. Proses perubahan bahan baku menjadi produk terjadi dalam sistem pereaksian. Sistem pemroses bagi sistem pereaksian adalah reaktor. Sistem pemisahan dan pemurnian bertujuan agar hasil dari sistem pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual, serta kadang juga diperlukan untuk menyiapkan bahan baku atau pun intermediat agar konsentrasi atau keadaannya sesuai dengan katalis yang membantu penyelenggaraan reaksi. Pemilihan sistem pemisahan dan pemurnian tergantung pada perbedaan sifat fisik dan sifat kimia dari masing-masing komponen yang ingin dipisahkan. Perbedaan sifat fisik yang bisa dimanfaatkan untuk memisahkan komponen-komponen dari satu campuran adalah perbedaan fasa (padat, cair atau gas), perbedaan ukuran partikel serta perbedaan tekanan uap atau titik didih. Perbedaan sifat kimia yang bisa dimanfaatkan untuk memisahkan komponenkomponen suatu campuran adalah kelarutan. Sistem pemroses pemisahan dan pemurnian yang paling lazim di pabrik kimia adalah distilasi dan ekstraksi. Rangkaian sistem proses produksi ini dinamakan teknologi proses (biasa juga
8
disebut proses). Pembentukan suatu produk dapat dilakukan dengan berbagai macam teknologi proses.
A. Proses Pembuatan Asam Stearat
Terdapat empat macam proses pembuatan asam stearat, yaitu proses twitchell , proses batch dengan menggunakan autoclave, proses continous, dan
proses enzymatic (Gervajio, 2005). 1. Proses Twitchell
Proses Twitchell merupakan suatu proses pembuatan asam lemak yang awal muncul. Proses ini biasa digunakan dalam industri kecil dan menengah karena beberapa keuntungan yang dimilikinya antara lain biaya awal yang rendah dan proses yang sederhana. Walaupun demikian terdapat kekurangan dalam proses ini, yaitu konsumsi energi yang tinggi, yield produk yang rendah dan waktu reaksi yang lama (Gervajio, 2005). Proses ini menggunakan reagen Twitchell dan asam sulfat sebagai katalis dalam proses hidrolisis minyak menjadi asam lemak.
Deskripsi proses :
Lemak dan minyak di campurkan dengan 1-2 % asam sulfat dan 0,75-1,25 % reagen Twitchell di dalam suatu reaktor tahan korosi. Campuran tersebut kemudian dididihkan pada tekanan atmosfir selama 3648 jam dengan menggunakan steam. Proses tersebut di ulang sampai dua atau empat kali. Di akhir proses ditambahkan air dan campuran dididihkan untuk menghilangkan sisa asam yang masih tertinggal (Gervajio, 2005).
9
2. Proses Batch Dengan Menggunakan Autoclave
Proses ini merupakan proses hidrolisis lemak dan minyak komersil yang tertua. Proses ini menggunakan katalis seperti zinc, magnesium atau kalsium oksida.
Deskripsi proses :
Lemak/minyak, air dan katalis dimasukkan ke dalam sebuah autoclave berbentuk silinder dengan panjang diameter 1220-1829 mm dan
tinggi 6-12 m. Kemudian steam diinjeksikan secara kontinyu melalui bagian bottom autoclave . Hal ini dimaksudkan untuk menaikkan tekanan di dalam autoclave sampai mencapai 1135 kPa. Setelah 6-10 jam sekitar 95 % lemak/minyak terkonversi menjadi asam lemak dan gliserol. Setelah direaksikan di dalam autoclave, isi autoclave kemudian dikirim ke dalam settling tank dimana dimana akan terbentuk dua fasa, yaitu fasa asam lemak pada bagian atas dan fasa gliserin (sweet water ) pada bagian bawah. Asam lemak kemudian dipisahkan dari sweet water , lalu dilakukan pencucian untuk menghilangkan pengotor dan asam mineral yang masih terkandung di dalamnya. (Gervajio, 2005).
3. Proses Hidrolisis Kontinyu Pada Tekanan dan Temperatur Tinggi
Proses ini disebut juga dengan proses Colgate-Emery. Proses ini merupakan proses yang paling efisien dalam hidrolisis lemak/minyak menjadi asam lemak.
10
Hidrolisa lemak/minyak dengan H2O merupakan metode yang umum dipakai untuk menghasilkan asam lemak. Reaksi ini akan menghasilkan gliserol sebagai produk samping. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : CH2COOC17H35 CHCOOC17H35
CH2OH + 3 H2O (l )
3 C17H35COOH (l ) +
CH2COOC17H35 (l )
Tristearin
CH2OH CH2OH
Air
Asam Stearat o
(l )
Gliserol Gliserol o
Reaksi ini dilakukan pada suhu 240 C – 260 260 C dan tekanan 45 – 50 bar. Pada proses ini derajat pemisahan mampu mencapai 99 %. Hal yang membuat proses ini kurang efisien adalah karena proses ini memerlukan energi yang cukup besar dan komponen-komponen minor yang ada di dalamnya seperti β-karoten mengalami kerusakan. Temperatur dan tekanan yang tinggi membuat waktu reaksi menjadi semakin singkat. Derajat splitting semakin tinggi walau tanpa menggunakan katalis. Walaupun demikian, pemakaian katalis sangat dimungkinkan untuk semakin meningkatkan derajat splitting. (Gervajio, 2005).
Deskripsi proses :
Lemak/minyak dialirkan ke dalam fat splitting reaktor melalui suatu pompa bertekanan tinggi. Kemudian air dialirkan ke dalam fat splitting reaktor dengan rasio 40-50 % berat lemak/minyak. Proses
11
splitting dilakukan dengan menambahkan steam pada temperatur 250-260 o
C. (Gervajio, 2005).
4. Proses Hidrolisa Dengan Enzim Lipase
Hidrolisa
CPO
secara
enzimatik
dilakukan
dengan
cara
immobilized enzim lipase. Pada proses ini, kebutuhan energi yang
diperlukan relatif kecil jika dibandingkan dengan proses hidrolisa CPO dengan H2O pada suhu dan tekanan tinggi. Pada proses ini, pemakaian enzim lipase dilakukan dengan cara berulang-ulang (reuse), karena harga enzim lipase yang sangat mahal. Reaksi yang terjadi pada proses hidrolisa secara enzimatik sama sepert reaksi hidrolisis yang terjadi pada proses hirolisis lemak atau minyak ngan menggunakan temperatur dan tekanan tinggi. Reaksi ini dilakukan pada kondisi optimum aktifitas enzim lipase o
yaitu pada suhu 35 C dan pH 4,7-5. Derajat pemisahan pada proses ini mampu mencapai 90 %. (Gervajio, 2005).
B. Pemilihan Proses 1. Berdasarkan Reaksi dan Kondisi Operasi
Dari keempat proses tersebut di atas, yang akan digunakan dalam perancangan pabrik asam stearat adalah proses hidrolisis kontinyu pada tekanan dan temperatur tinggi dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
12
1. Proses hidrolisis kontinyu pada tekanan dan temperatur tinggi memiliki konversi yang lebih besar dibandingkan dengan proses yang lainnya. 2. Penggunaan air untuk proses hidrolisis lebih murah dan mudah terjangkau jika dibandingkan dengan penggunaan enzim lipase yang mahal. 3. Proses pemisahan antara air dengan asam lemak setelah proses hidrolisis lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan menggunakan enzim lipase ataupun reagen Twitchell.
Perbandingan beberapa proses asam stearat dapat dilihat pada Tabel 2. 1 berikut : Tabel 2.1. Perbandingan Proses Pembuatan Asam Stearat Jenis Proses No.
Item
Twitchell Process
Batch Process
Colgate Emery Process
Enzymatic Process
1.
Konversi Waktu hidrolisis Konsumsi energi Kualitas produk
75 %
95 %
99 %
90 %
24 Jam
6-10 jam
1-3 Jam
72 Jam
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
Tinggi Katalis Zn Katalis Mg Katalis CaO2
Medium
Tinggi
-
Enzim Lipase
Kurang baik
Baik
Baik
2. 3. 4. 5.
6.
Katalis atau reagent
Aspek lingkungan
Sumber : JAOCS, Vol 56, 1979
Twitchell Reagent Katalis H2SO4 Kurang baik
13
2. Berdasarkan Keuntungan
Berikut ini merupakan perbandingan konversi stearin menjadi asam lemak dengan menggunakan keempat proses hidrolisis yang telah dijelaskan sebelumnya :
Tabel 2.2. Konversi Proses-proses Pembuatan Asam Stearat No.
1. 2. 3. 4.
Jenis Proses Proses Twitchell
Proses batch dengan menggunakan autoclave Proses hidrolisis kontinyu pada temperatur dan tekanan tinggi Proses hidrolisis dengan enzim lipase
Konversi
75% 95% 97-99% 90%
Berdasarkan perbandingan konversi antara keempat jenis proses, maka dapat diketahui bahwa proses hidrolisis secara kontinyu pada temperatur dan tekanan tinggi lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan ketiga jenis proses yang lainnya. lain nya.
C. Analisis Kelayakan Kelayakan Ekonomi Awal
Basis : 1 kg Crude Stearin Komposisi Crude Stearin :
90 % Stearin
10 % Olein
Massa Stearin = 0,9 x 1 kg = 0,9 kg Massa Olein = 0,1 x 1 kg = 0,1 kg Mol Stearin = 0,9 kg : 890 kg / kmol = 0,0010 kmol = 1,0112 mol Mol Olein = 0,1 kg : 884 kg / kmol = 0,0001 kmol = 0,1131 mol
14
Konversi : 98 % Mol Stearin = 1,0112 mol x 0,98 = 0,9910 mol Mol Olein = 0,1131 mol x 0,98 = 0,1109 mol Stoikiometri :
Reaksi 1 : merupakan reaksi antara stearin dengan air menghasilkan asam stearat dan gliserol. C57H110O6
(l )
+ 3 H2O (l ) → 3 C17H35COOH (l ) + C3H8O3 (l )
Mula-mula
: 0,9910
2,9730
0
0
Beraksi
: 0,9910
2,9730
2,9730
0,9910
Setimbang
:
0
2,9730
0,9910
0
Reaksi 2 : merupakan reaksi antara olein dengan air menghasilkan asam oleat dan gliserol. C57H104O6
(l )
+ 3 H2O (l ) → 3 C17H33COOH (l ) + C3H8O3 (l )
Mula-mula
: 0,1109
0,3326
0
Beraksi
: 0,1109
0,3326
0,3326
0,1109
Setimbang
:
0
0,3326
0,1109
0
0
Sehingga massa produk asam lemak dan gliserol dapat diperoleh sebagai berikut : Asam stearat
= 2,9730 mol x 284 = 844,3416 gr = 0,8443 kg
Asam oleat
= 0,3326 mol x 282 = 93,7873 gr = 0,0938 kg
Gliserol
= (0,9910 + 0,1109) x 92 = 101,3721 gr = 0,1014 kg
15
Harga :
Asam stearat
: Rp 9.579/kg (http://icispricing.com)
Asam oleat
: Rp 12.834/kg (http://icispricing.com)
Gliserol
: Rp 12.369/kg (http://icispricing.com)
Tristearin
: Rp 3.162/kg (http://icispricing.com)
Harga Jual - Modal = Keuntungan
Keuntungan
= [ (0,8443 kg x Rp 9.579) + (0,0938 kg x Rp 12.834) + (0,1014 x Rp 12.369) ] – [ [ 1 kg x Rp 3.162 ] = Rp 7.383,5995
D. Uraian Singkat Proses Pembuatan Asam Stearat
Menurut Gervajio pada tahun 1995, proses pembuatan asam stearat dari tristearin ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu :
1. Proses Persiapan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan ialah tristearin yang nantinya akan dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserin dengan menggunakan air. Tristearin yang digunakan sebagai bahan baku berwujud padat, oleh karena itu, sebelum dialirkan ke dalam fat splitting reaktor tristearin yang digunakan dilelehkan terlebih dahulu di dalam feed preheater pada o
temperatur 120 F. Selain stearin, air yang digunakan untuk proses hidrolisis merupakan deminerlized water . Sebelum direaksikan dengan tristearin, air
16
dipanaskan terlebih dahulu di dalam sebuah heater pada temperatur o
140 F.
2. Proses Hidrolisis Stearin
Setelah dipanaskan, tristearin dan air dialirkan ke dalam reaktor dengan menggunakan pompa bertekanan tinggi. Tristearin dan air kemudian dikontakkan. Waktu kontak yang diperlukan antara stearin dan air ialah 3 jam. Sedangkan temperatur dan o
tekanan yang diperlukan di dalam reaktor ialah 260 C dan 725 psia. Untuk mencapai temperatur tesebut digunakan steam dengan tekanan 800 psia. Reaksi yang terjadi pada proses hidrolisis adalah sebagai berikut : CH2COOC17H35 CHCOOC17H35
CH2OH + 3 H2O (l )
3 C17H35COOH (l ) +
CH2COOC17H35 (l )
Tristearin
CH2OH CH2OH
Air
Asam Stearat
(l )
Gliserol Gliserol
Dari fat splitting splitti ng reaktor, asam stearat, asam oleat, unreacted feed , gliserol dan air pada temperatur 260 oC keluar dari fat splitting reaktor.
3. Dekantasi Asam Lemak
Crude fatty acid yang keluar dari fat splitting reaktor masih
mengandung air dan gliserol. Oleh karena itu diperlukan proses pemisahan untuk memisahkan asam stearat dari air.
17
Proses pemisahan dilakukan dengan menggunakan sebuah tangki dekantasi. Air dan gliserol yang terkandung didalamnya keluar dari bagian bawah dekanter. Sedangkan asam lemak yang terdiri dari asam oleat dan asam stearat serta unreacted feed keluar dari bagian atas dekanter.
4. Distilasi Asam Lemak
Asam lemak yang keluar dari tangki dekantasi masih mengandung sejumlah stearin dan olein yang tidak bereaksi. Feed yang tidak bereaksi ini dapat mempengaruhi tingkat kemurnian dan kualitas produk akhir. Oleh karena itu perlu dilakukan pemisahan antara campuran asam stearat dan asam oleat dengan lemak yang tidak bereaksi ini. Proses pemisahan dilakukan dengan menggunakan sebuah kolom distilasi. Asam lemak yang memiliki titik didih lebih rendah akan teruapkan dan keluar melalui bagian atas kolom distilasi. Sedangkan unreacted feed akan keluar dari bagian bawah kolom distilasi dan di
reaksikan kembali untuk menghasilkan asam lemak.
5. Kristalisasi Asam Stearat
Setelah keluar dari kolom distilasi, akan dilakukan pemisahan kembali antara asam stearat dengan asam lemak. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan perbedaan tingkat kejenuhan asam lemak pada larutan tertentu dan temperatur tertentu. Proses kristalisasi dilakukan dengan menggunakan pelarut dan pendinginan dengan menggunakan refrigerant amonia pada temperatur -30 o
C. Kristal asam stearat yang terbentuk nantinya akan dipisahkan dari
18
larutan filtrat-nya yang terdiri dari asam stearat yang tidak mengkristal, asam oleat dan etil asetat di dalam sebuah centrifuge.
6. Drying
Kristal-kristal asam stearat yang telah terpisah dari larutan filtratnya masih mengandung sedikit etil asetat dan asam oleat. Oleh karena itu, dilakukan distilasi untuk mengeluarkan toluene, benzene dan xylene dari asam stearat.
7. Purifikasi Asam Oleat
Filtrat yang keluar dari dryer yang masih mengandung solvent akan dikeluarkan solvent -nya untuk digunakan kembali. Setelah terpisah dari solvent -nya, masing-masing produk kemudian masuk ke dalam tangki penyimpanannya masing-masing.
8. Proses Penanganan Produk Samping
Produk samping yang terbentuk ialah gliserol. Dari proses reaksi hidrolisis tristearin dengan air, dihasilkan gliserol yang masih bercampur dengan air yang disebut dengan sweet water. Untuk meningkatkan nilai jual dari produk samping ini, maka perlu dilakukan proses pemekatan kandungan air yang bercampur dengan gliserol.
E. Basis Perancangan
Kebutuhan asam stearat di Indonesia pada tahun 2006 berdasarkan data Biro Pusat Statistik sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1 mencapai 6.759.231 kg/tahun. Perkiraan trend kebutuhan asam stearat di Indonesia pada
19
tahun 2014 secara pendekatan linier mencapai 39.304 ton/tahun. Kapasitas pabrik asam stearat akan dirancang sebesar 20.000 ton per tahun. Menurut Lurgi (1991) untuk perancangan pabrik dengan kapasitas produksi di atas 50 ton per hari, proses produksi dilaksanakan secara kontinyu.
III. SPESIFIKASI BAHAN
A. Spesifikasi Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan asam stearat adalah stearin yang di dalamnya masih mengandung sedikit olein. Stearin
Bahan baku pembuat asam stearat adalah stearin dengan spesifikasi dibawah ini :
Rumus Kimia
: C57H110O6
Berat Molekul
: 890
Titik Leleh
: 73 oC
Titik Didih
: 466,85 oC
Bentuk
: Solid
Kemurnian
: 90 % (10 % olein)
Harga
: Rp 3.162 / kg (http://icispricing.com)
Dengan olein yang terdapat di dalam stearin memiliki spesifikasi sebagai berikut : Olein
Rumus Kimia
: C57H104O6
Berat Molekul
: 884
21
Titik Leleh
:-
Titik Didih
: 461,85 oC
Bentuk
: Liquid
Kemurnian
: 10 % (90 % stearin)
B. Spesifikasi Produk 1. Asam Stearat
Rumus Kimia
: C18H36O2
Berat Molekul
: 284
Temperatur Kritis : 530,85 C
Tekanan Kritis
o
: 13,4221 atm o
Titik Didih
: 375,2 C o
Titik Leleh
: 69,6 C
SpGr pada 60 F
: 0,847
Bentuk
: Solid
Kemurnian
: 99,5 %
Kelarutan
: 0,1027 gr/gr toluene (T = 30 oC)
o
: 0,00000588 gr/gr toluene (T = -30 oC)
Harga
: Rp 9.579/kg (http://icispricing.com)
2. Asam Oleat
Rumus Kimia
: C18H34O2
Berat Molekul
: 282
Temperatur Kritis : 507,85 C
o
22
Tekanan Kritis
: 13,717 atm o
Titik Didih
: 359,444 C
Titik Leleh
: 13,38 C
SpGr pada 60 F
: 0,8934
Bentuk
: Liquid
Kemurnian
: 0,0968 %
Kelarutan
: 55,5150 gr/gr toluene (T = 30 oC)
o
o
: 0,0322 gr/gr toluene (T = -30 oC)
Harga
: Rp 12.834/kg (http://icispricing.com)
3. Gliserol
Rumus Kimia
: C3H8O3
Berat Molekul
: 92
Temperatur Kritis : 576,85 C
Tekanan Kritis
: 74,0190 atm
Titik Didih
: 288,85 C
o
o
o
Titik Leleh
: 18,18 C o
SpGr pada 60 F
: 1,26533
Bentuk
: Liquid
Kemurnian
: 90,0002 % (0,0121 % asam stearat, 9,9877 % air)
Harga
: Rp 12.369/kg (http://icispricing.com)
IV. NERACA MASSA DAN PANAS
Perhitungan neraca massa berdasarkan kapasitas produksi yang telah ditetapkan. Kapasitas Produksi
: 20.000 ton/tahun
Operasi
: 330 hari/tahun
Basis Perhitungan
: 1 jam operasi
Kapasitas Produksi
:
20000 ton tahun
1000 kg ton
: 2.525,2525 kg/jam Kemurnian Asam stearat
: 99,5 %
Massa Asam stearat
: 2.525,2525 kg
Mol Asam stearat
:
Massa Asam stearat
:
BM Asam stearat
2525,2525 kg 284 kg/kmol
: 8,8917 kmol
1 tahun 330 hari
1 hari 24 jam
24
A. Neraca Massa 1. Neraca Massa Overall
Tabel 4.1 Neraca massa overall Komponen
BM
Aliran Masuk
Aliran Keluar
kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
Stearin
890
2639.1278
2.9653
1.0557
0.0012
Olein
884
293.2364
0.3317
0.1173
0.0001
Asam Stearat
284
0.0000
0.0000
2525.4354
8.8924
Asam Oleat
282
0.0000
0.0000
280.5184
0.9947
Gliserol
92
0.0000
0.0000
303.2051
3.2957
Air
18
1495.5055
83.0836
1317.5372
73.1965
4427.8697
86.3807
4427.8697
86.3807
1
Total
2. Neraca Massa per Alat 1) Neraca Massa di Sekitar Feed Preheater (Q-101)
Tabel 4.2 Neraca massa di sekitar Feed Preheater (Q-101)
Komponen
BM
Aliran Masuk
Aliran Keluar
Aliran 1 (F1)
Aliran 2 (F2)
kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
Stearin
890
2639.1278
2.9653
2639.1278
2.9653
Olein
884
293.2364
0.3317
293.2364
0.3317
2932.3642
3.2970
2932.3642
3.2970
1
Total
25
2) Neraca Massa di Sekitar Reaktor 1 (R-201)
Tabel 4.3 Neraca massa di sekitar Reaktor 1 (R-201) Aliran Masuk Komponen
BM
Aliran Keluar
Aliran 2 (F2)
Aliran 3 (F3)
Aliran 4 (F4)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
7
8
Asam stearat
284
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
2475.9170
8.7180
Asam oleat
282
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
275.0186
0.9752
Stearin
890
2639.1278
2.9653
0.00000
0.00000
52.7826
0.0593
Olein
884
293.2364
0.3317
0.00000
0.00000
5.8647
0.0066
Gliserol
92
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
297.2600
3.2311
Air
18
0.00000
0.00000
1466.1821
81.4546
1291.7034
71.7613
2932.3642
3.2970
1466.1821
81.4546
4398.5463
84.7516
1
Sub Total Total
4398.5463
4398.5463
Keterangan : (7) = (3) + (5)
3) Neraca Massa di Sekitar Dekanter 1 (H-210)
Tabel 4.4 Neraca massa di sekitar Dekanter 1 (H-210) Aliran Masuk Komponen
BM
Aliran Keluar
Aliran 4 (F4)
Aliran 5 (F5)
Aliran 6 (F6)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
1
2
3
4
5
6
7
8
Asam stearat
284
2475.9170
8.7180
2475.8783
8.7179
0.0388
0.0001
Asam oleat
282
275.0186
0.9752
275.0186
0.9752
0.0000
0.0000
Stearin
890
52.7826
0.0593
52.7826
0.0593
0.0000
0.0000
Olein
884
5.8647
0.0066
5.8647
0.0066
0.0000
0.0000
Gliserol
92
297.2600
3.2311
0.0000
0.0000
297.2600
3.2311
Air
18
1291.7034
71.7613
0.0000
0.0000
1291.7034
71.7613
4398.5463
84.7516
2809.5442
9.7591
1589.0022
74.9925
Sub Total Total
4398.5463
4398.5463
26
4) Neraca Massa di Sekitar Menara Distilasi (D-201)
Tabel 4.5 Neraca massa di sekitar Menara Distilasi (D-201) Aliran Masuk Komponen
BM
Aliran Keluar
Aliran 5 (F5)
Aliran 14 (F14)
Aliran 6 (F6)
kg
kmol
Kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
7
8
Asam stearat
284
2475.8783
8.7179
2475.7192
8.7173
0.1591
0.0006
Asam oleat
282
275.0186
0.9752
275.0186
0.9752
0.0000
0.0000
Stearin
890
52.7826
0.0593
0.0000
0.0000
52.7826
0.0593
Olein
884
5.8647
0.0066
0.0006
0.0000
5.8641
0.0066
2809.5442
9.7591
2750.7384
9.6926
58.8058
0.0665
1
Sub Total Total
2809.5442
2809.5442
5) Neraca Massa di Sekitar Reaktor 2 (R-202)
Tabel 4.6 Neraca massa di sekitar Reaktor 2 (R-202) Aliran Masuk Komponen
Aliran 6 (F6)
Aliran 7(F7)
Aliran 8 (F8)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
7
8
Asam stearat
284
0.1591
0.0006
0.0000
0.0000
49.6775
0.1749
Asam oleat
282
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
5.4998
0.0195
Stearin
890
52.7826
0.0593
0.0000
0.0000
1.0557
0.0012
Olein
884
5.8641
0.0066
0.0000
0.0000
0.1173
0.0001
Gliserol
92
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
5.9451
0.0646
Air
18
0.0000
0.0000
29.3233
1.6291
25.8338
1.4352
58.8058
0.0665
29.3233
1.6291
88.1292
1.6956
1
Sub Total
BM
Aliran Keluar
Total
Keterangan : (7) = (3) + (5)
88.1292
88.1292
27
6) Neraca Massa di Sekitar Dekanter 2 (H-301)
Tabel 4.7 Neraca massa di sekitar Dekanter 2 (H-301)
Komponen
BM
1
2
Asam stearat Asam oleat Stearin Olein Gliserol Air
284 282 890 884 92 18
Sub Total Total
Aliran Masuk Aliran 8 (F8) kg kmol 3 4
49.6775 5.4998 1.0557 0.1173 5.9451 25.8338
Aliran Keluar Aliran 9 (F9) Aliran 10 (F10) kg kmol kg kmol 5 6 7 8
0.1749 0.0195 0.0012 0.0001 0.0646 1.4352
49.6767 5.4998 1.0557 0.1173 0.0000 0.0000
0.1749 0.0195 0.0012 0.0001 0.0000 0.0000
0.0008 0.0000 0.0000 0.0000 5.9451 25.8338
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0646 1.4352
88.1292 1.6956 88.1292
56.3494
0.1957 31.7797 88.1292
1.4998
7) Neraca Massa di Sekitar Mixing Tank (M-301)
Tabel 4.8 Neraca massa di sekitar Mixing Tank (M-301) Aliran Masuk Komponen
BM
Aliran 15 (F15)
Aliran Keluar
Aliran 33 (F33)
Aliran 16 (F16)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
1
2
3
4
5
6
7
8
Asam stearat
284
2525.3958
8.8922
0.0019
0.0000
2525.3977
8.8922
Asam oleat
282
280.5184
0.9947
3.4758
0.0123
283.9942
1.0071
Stearin
890
1.0557
0.0012
0.0001
0.0000
1.0558
0.0012
Olein
884
0.1179
0.0001
0.0002
0.0000
0.1180
0.0001
Toluene
92.141
0.0000
0.0000
24593.1519
266.9078
24593.1519
266.9078
Benzene
78.114
0.0000
0.0000
246.4244
3.1547
246.4244
3.1547
Xylene
106.167
0.0000
0.0000
246.4244
2.3211
246.4244
2.3211
2807.0878
9.8883
25089.4786
272.3959
27896.5664
282.2842
Sub Total Total
Keterangan : (7) = (3) + (5)
27896.5664
27896.5664
28
8) Neraca Massa di Sekitar Crystallizer (CR-301)
Tabel 4.9 Neraca massa di sekitar Crystallizer (CR-301) Aliran Masuk
Aliran Keluar
Aliran 16 (F 16)
Aliran 17 (F17)
kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
Asam stearat (k)*
284
0.0000
0.0000
2525.2512
8.8917
Asam stearat (nk)**
284
2525.3977
8.8922
0.1465
0.0005
Asam oleat
282
283.9942
1.0071
283.9942
1.0071
Stearin
890
1.0558
0.0012
1.0558
0.0012
Olein
884
0.1180
0.0001
0.1180
0.0001
Toluene
92.141
24593.1519
266.9078
24593.1519
266.9078
Benzene
78.114
246.4244
3.1547
246.4244
3.1547
Xylene
106.167
246.4244
2.3211
246.4244
2.3211
27896.5664
282.2842
27896.5664
282.2842
Komponen
BM
1
Sub Total Total
27896.5664
27896.5664
Keterangan : * Asam stearat kristal ** Asam stearat non-kristal
9) Neraca Massa di Sekitar Centrifuge (H-302)
Tabel 4.10 Neraca massa di sekitar Centrifuge (H-302) Aliran Masuk Komponen
BM
Aliran 17 (F17)
Aliran Keluar Aliran 18 (F18)
Aliran 19 (F19)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
7
8
Asam stearat (k)*
284
2525.2512
8.8917
2525.2512
8.8917
0.0000
0.0000
Asam stearat (nk)**
284
0.1465
0.0005
0.0013
0.0000
0.1452
0.0005
Asam oleat
282
283.9942
1.0071
2.4580
0.0087
281.5363
0.9984
Stearin
890
1.0558
0.0012
0.0091
0.0000
1.0466
0.0012
Olein
884
0.1180
0.0001
0.0010
0.0000
0.1170
0.0001
Toluen
92.141
24593.1519
266.9078
212.8521
2.3101
24380.2998
264.5977
Benzen
78.114
246.4244
3.1547
2.1328
0.0273
244.2916
3.1274
Xylen
106.167
246.4244
2.3211
2.1328
0.0201
244.2916
2.3010
27896.5664
282.2842
2744.8383
11.2579
25151.7281
271.0263
1
Sub Total Total
27896.5664
Keterangan : * Asam stearat kristal ** Asam stearat non-kristal
27896.5664
29
10) Neraca Massa di Sekitar Rotary Dryer (B-301)
Tabel 4.11 Neraca massa di sekitar Rotary Dryer (B-301) Aliran Masuk Komponen
BM
Aliran Keluar
Aliran 18 (F18)
Aliran 20 (F20)
Aliran 21 (F21)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
7
8
Asam stearat (k)*
284
2525.2512
8.8917
2525.2512
8.8917
0.0000
0.0000
Asam (nk)**
284
0.0013
0.0000
0.0013
0.0000
0.0000
0.0000
Asam oleat
282
2.4580
0.0087
2.4580
0.0087
0.0000
0.0000
Stearin
890
0.0091
0.0000
0.0091
0.0000
0.0000
0.0000
Olein
884
0.0010
0.0000
0.0010
0.0000
0.0000
0.0000
Toluene
92.141
212.8521
2.3101
10.0195
0.1087
202.8326
2.2013
Benzene
78.114
2.1328
0.0273
0.1004
0.0013
2.0324
0.0260
Xylene
106.167
2.1328
0.0201
0.1004
0.0009
2.0324
0.0191
Udara
28.951
12868.9728
444.5088
0.0000
0.0000
12868.9728
444.5088
15613.8111
455.7667
2537.9410
9.0114
13075.8702
446.7552
1
stearat
Sub Total Total
15613.8111
15613.8111
Keterangan : * Asam stearat kristal ** Asam stearat non-kristal
11) Neraca Massa di Sekitar Vaporizer 1 (V-301)
Tabel 4.12 Neraca massa di sekitar Vaporizer 1 (V-301) Aliran Masuk Komponen
Aliran 19 (F19)
Aliran 25 (F25)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
7
8
Asam stearat
284
0.1452
0.0005
0.0007
0.0000
0.1445
0.0005
Asam oleat
282
281.5363
0.9984
1.0842
0.0038
280.4520
0.9945
Stearin
890
1.0466
0.0012
0.0001
0.0000
1.0466
0.0012
Olein
884
0.1170
0.0001
0.0001
0.0000
0.1169
0.0001
Toluene
92.141
24380.2998
264.5977
24157.1447
262.1758
223.1552
2.4219
Benzene
78.114
244.2916
3.1274
243.2885
3.1145
1.0031
0.0128
Xylene
106.167
244.2916
2.3010
238.7356
2.2487
5.5560
0.0523
25151.7281
271.0263
24640.2538
267.5429
511.4742
3.4834
1
Sub Total Total
BM
Aliran Keluar
25151.7281
Aliran 26 (F26)
25151.7281
30
12) Neraca Massa di Sekitar Flash Drum 2 (H-304)
Tabel 4.13 Neraca massa di sekitar Flash Drum 2 (H-304) Aliran Masuk Komponen
BM
Aliran 26 (F26)
Aliran Keluar Aliran 27 (F27)
Aliran 28 (F28)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
7
8
Asam stearat
284
0.1445
0.0005
0.0006
0.0000
0.1439
0.0005
Asam oleat
282
280.4520
0.9945
1.1219
0.0040
279.3301
0.9905
Stearin
890
1.0466
0.0012
0.0000
0.0000
1.0465
0.0012
Olein
884
0.1169
0.0001
0.0000
0.0000
0.1169
0.0001
Toluene
92.141
223.1552
2.4219
202.3766
2.1964
20.7786
0.2255
Benzene
78.114
1.0031
0.0128
0.9529
0.0122
0.0501
0.0006
Xylene
106.167
5.5560
0.0523
4.5583
0.0429
0.9977
0.0094
511.4742
3.4834
209.0103
2.2555
302.4639
1.2279
1
Sub Total Total
511.4742
511.4742
13) Neraca Massa di Sekitar Flash Drum 3 (H-305)
Tabel 4.14 Neraca massa di sekitar Flash Drum 3 (H-305) Aliran Masuk Komponen
BM
Aliran 28 (F28)
Aliran Keluar Aliran 29 (F29)
Aliran 30 (F30)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
7
8
Asam stearat
284
0.1439
0.0005
0.0006
0.0000
0.1433
0.0005
Asam oleat
282
279.3301
0.9905
1.2697
0.0045
278.0605
0.9860
Stearin
890
1.0465
0.0012
0.0000
0.0000
1.0465
0.0012
Olein
884
0.1169
0.0001
0.0000
0.0000
0.1168
0.0001
Toluene
92.141
20.7786
0.2255
14.1807
0.1539
6.5979
0.0716
Benzene
78.114
0.0501
0.0006
0.0398
0.0005
0.0103
0.0001
Xylene
106.167
0.9977
0.0094
0.5281
0.0050
0.4696
0.0044
302.4639
1.2279
16.0189
0.1639
286.4450
1.0640
1
Sub Total Total
302.4639
302.4639
31
14) Neraca Massa di Sekitar Flash Drum 1 (H-303)
Tabel 4.15 Neraca massa di sekitar Flash Drum 1 (H-303) Aliran Masuk Komponen
BM
Aliran Keluar
Aliran 11 (F11)
Aliran 13 (F13)
Aliran 12 (F12)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
7
8
Asam stearat
284
0.0395
0.0001
0.0395
0.0001
0.0001
0.0000
Gliserol
92
303.2051
3.2957
301.7881
3.2803
1.4171
0.0154
Air
18
1317.5372
73.1965
30.0782
1.6710
1287.4591
71.5255
1620.7819
76.4924
331.9057
4.9515
1288.8762
71.5409
1
Sub Total Total
1620.7819
1620.7819
15) Neraca Massa di Sekitar Kondenser 3 (E-310)
Tabel 4.16 Neraca massa di sekitar Kondenser 2 (E-310) Aliran Masuk Komponen
BM
Aliran 21 (F21)
Aliran Keluar Aliran Liquid Aliran Vapor (F23) (F22)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
7
8
Udara
28.951
12868.9728
444.5088
12868.8387
444.5041
0.1342
0.0046
Toluene
92.141
202.8326
2.2013
30.3552
0.3294
172.4774
1.8719
Benzene
78.114
2.0324
0.0260
0.9224
0.0118
1.1100
0.0142
Xylene
106.167
2.0324
0.0191
0.0461
0.0004
1.9862
0.0187
13075.8702
446.7552
12900.1624
444.8458
175.7078
1.9094
1
Sub Total Total
13075.8702
13075.8702
32
16) Neraca Massa di Sekitar Mix Point 1 (MP-1)
Tabel 4.17 Neraca massa di sekitar Mix Point 1 (MP-1) Aliran Masuk Komponen
Aliran 6 (F6)
Aliran 10 (F10)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
7
8
Asam stearat
284
0.0388
0.0001
0.0008
0.000003
0.0395
0.0001
Gliserol
92
297.2600
3.2311
5.9451
0.0646
303.2051
3.2957
Air
18
1291.7034
71.7613
25.8338
1.4352
1317.5372
73.1965
1589.0022
74.9925
31.7797
1.4998
1620.7819
76.4924
1
BM
Aliran Keluar
Sub Total Total
Aliran 11 (F11)
1620.7819
1620.7819
Note : (7) = (3) + (5)
17) Neraca Massa di Sekitar Mix Point 2
Tabel 4.18 Neraca massa di sekitar Mix Point 2 (MP-2) Aliran Masuk Komponen
Aliran 14 (F14)
Aliran 9 (F9)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
2
3
4
5
6
7
8
Asam stearat
284
2475.7192
8.7173
49.6767
0.1749
2525.3958
8.8922
Asam oleat
282
275.0186
0.9752
5.4998
0.0195
280.5184
0.9947
Stearin
890
0.0000
0.0000
1.0557
0.0012
1.0557
0.0012
Olein
884
0.0006
0.0000
0.1173
0.0001
0.1179
0.0001
2750.7384
9.6926
56.3494
0.1957
2807.0878
9.8883
1
Sub Total
BM
Aliran Keluar
Total
Keterangan : (7) = (3) + (5)
2807.0878
Aliran 15 (F15)
2807.0878
33
18) Neraca Massa di Sekitar Mix Point 3 (MP-3)
Tabel 4.19 Neraca massa di sekitar Mix Point 3 (MP-3) Aliran Masuk Komponen
BM
Aliran 25 (F25)
Aliran Keluar
Aliran 27 (F27)
Aliran 29 (F29)
Aliran 31 (F31)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
1
2
3
4
5
6
7
8
11
12
Asam Stearat
284
0.0007
0.0000
0.0006
0.0000
0.0006
0.0000
0.0019
0.0000
Asam Oleat
282
1.0842
0.0038
1.1219
0.0040
1.2697
0.0045
3.4758
0.0123
Stearin
890
0.0001
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0001
0.0000
Olein
884
0.0001
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0002
0.0000
Toluene
92.141
24157.1447
262.1758
202.3766
2.1964
14.1807
0.1539
24373.7019
264.5261
Benzene
78.114
243.2885
3.1145
0.9529
0.0122
0.0398
0.0005
244.2812
3.1272
Xylene
106.167
238.7356
2.2487
4.5583
0.0429
0.5281
0.0050
243.8219
2.2966
24640.2538
267.5429
209.0103
2.2555
16.0189
0.1639
24865.2830
269.9623
Sub Total Total
24865.2830
24865.2830
Keterangan : (11) = (3) + (5) + (7)
19) Neraca Massa di Sekitar Mix Point 4 (MP-4)
Tabel 4.20 Neraca massa di sekitar Mix Point 4 (MP-4) Aliran Masuk Komponen
BM
Aliran 24 (F24)
Aliran 23 (F23)
Aliran Keluar Aliran 32 (F32)
Aliran 33 (F33)
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
kg
kmol
1
2
3
4
5
6
7
8
11
12
Asam Stearat
284
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0019
0.0000
0.0019
0.0000
Asam Oleat
282
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
3.4758
0.0123
3.4758
0.0123
Stearin
890
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0001
0.0000
0.0001
0.0000
Olein
884
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0002
0.0000
0.0002
0.0000
Toluene
92.141
46.9726
0.5098
172.4774
1.8719
24373.7019
264.5261
24593.1519
266.9078
Benzene
78.114
1.0331
0.0132
1.1100
0.0142
244.2812
3.1272
246.4244
3.1547
Xylene
106.167
0.6162
0.0058
1.9862
0.0187
243.8219
2.2966
246.4244
2.3211
48.6219
0.5288
175.5736
1.9048
24865.2830
269.9623
25089.4786
272.3959
Sub Total Total
Keterangan : (11) = (3) + (5) + (7)
25089.4786
25089.4786
34
20) Neraca Massa di Sekitar Divider
Tabel 4.21 Neraca massa di sekitar Divider
Komponen
BM
1
2
Air
18
Sub Total Total
Aliran Masuk Aliran 5 (F5) kg kmol 3 4
1495.5055
Aliran Keluar Aliran 6 (F6) kg kmol 5 6
83083.6368 83083.6368
1495.5055 1495.5055
1466.1821 1466.1821
Aliran 7 (F7) kg kmol 7 8
81454.5619 81454.5619
29.3233 29.3233
1495.5055
2. Neraca Energi 1) Neraca Panas di Sekitar Feed Preheater (Q-101)
Tabel 4.22 Neraca panas di sekitar Feed Preheater (Q-101) Aliran Panas Masuk Komponen
Aliran Panas Keluar
Q1
QSi
Q2
QSo
(kJ)
(kJ)
(kJ)
(kJ)
2
3
4
5
Stearin
7062.8794
0.0000
652881.8141
0.0000
Olein
701.4251
0.0000
67078.34583
0.0000
Steam
0.0000
712413.9015
0.0000
218.0461
7764.3045
712413.9015
719960.1599
218.0461
1
Sub Total Total
720178.2060
720178.2060
2) Neraca Panas di Sekitar Water Heater (E-101)
Tabel 4.23 Neraca panas di sekitar Water Heater (E-101)
Komponen
1
Air Steam Sub Total Total
Panas Aliran Masuk
Panas Aliran Keluar
Q4
QSi
Q5
QSo
kJ
kJ
kJ
kJ
2
3
4
5
86252.3804
0.0000
5118430.9768
0.0000
0.0000
6572831.8235
0.0000
1540653.2271
86252.3804
6572831.8235
5118430.9768
1540653.2271
6659084.2039
6659084.2039
1629.0749 1629.0749
35
3) Neraca Panas di Sekitar Divider
Tabel 4.24 Neraca panas di sekitar Divider Panas Aliran Masuk Komponen
Panas Aliran Keluar
Q5
Q7
Q6
kJ
kJ
kJ
2
3
4
Air
5118430.9768
5018070.5690
100360.4078
Sub Total
5118430.9768
5018070.5690
100360.4078
Total
5118430.9768
1
5118430.9768
4) Neraca Panas di sekitar Reaktor 1 (R-201)
Tabel 4.25 Neraca panas di sekitar Reaktor 1 (R-201) Panas Terkonsumsi
Aliran Panas Masuk Komponen
Q3
Q7
QSi
(kJ)
(kJ)
(kJ)
Q8
QSo
(kJ)
(kJ)
2
3
4
5
6
7
Tristearin
0.0000
652881.8141
0.0000
0.0000
13057.6363
0.0000
Triolein
0.0000
67078.3458
0.0000
0.0000
1341.5669
0.0000
Asam Stearat
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
1561738.2485
0.0000
Asam Oleat
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
172716.2076
0.0000
Gliserol
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
212253.3778
0.0000
5018070.5690
0.0000
0.0000
0.0000
4420909.8131
0.0000
Steam
0.0000
0.0000
5085424.9134
0.0000
0.0000
1192009.2457
Panas Reaksi
0.0000
0.0000
0.0000
3249429.5464
0.0000
0.0000
5018070.5690
719960.1599
5085424.9134
3249429.5464
6382016.8502
1192009.2457
1
Air
Sub Total Total
10823455.6423
Panas Reaksi
Aliran Panas Keluar
10823455.6423
36
5) Neraca Panas di Sekitar Decanter 1 (H-201)
Tabel 4.26 Neraca panas di sekitar Decanter 1 (H-201) Aliran Panas Masuk Komponen
Aliran Panas Keluar
Q8
Q10
Q9
(kJ)
(kJ)
(kJ)
2
3
4
Asam stearat
1561738.2485
1561713.8054
24.4431
Asam oleat
172716.2076
172716.2076
0.0000
Stearin
13057.6363
13057.6363
0.0000
Olein
1341.5669
1341.5669
0.0000
Gliserol
212253.3778
0.0000
212253.3778
Air
4420909.8131
0.0000
4420909.8131
Sub Total
6382016.8502
1748829.2162
4633187.6340
Total
6382016.8502
1
6382016.8502
6) Neraca Panas di Sekitar Heater Menara Distilasi (E-201)
Tabel 4.27 Neraca panas di sekitar Heater Menara Distilasi (E-201) Panas Aliran Masuk
Panas Aliran Keluar
Q11
QDow in
Q12
QDow out
kJ
kJ
kJ
kJ
2
3
4
5
Asam stearat
1561713.8054
0.0000
2533024.8225
0.0000
Asam oleat
172716.2076
0.0000
280660.1627
0.0000
Stearin
13057.6363
0.0000
20933.1364
0.0000
Olein
1341.5669
0.0000
2159.7482
0.0000
0.0000
22414722.5068
0.0000
21326773.8533
1748829.2162
22414722.5068
2836777.8697
21326773.8533
Komponen
1
Dowtherm A Sub Total Total
24163551.7230
24163551.7230
37
7) Neraca Panas di Sekitar Menara Distilasi (D-201)
Tabel 4.28 Neraca panas di sekitar Menara Distilasi (D-201) Aliran Panas Masuk Komponen
Aliran Panas Keluar
Q12
Q16
Q19
(kJ)
(kJ)
(kJ)
2
3
4
Asam stearat
2533024.8225
303.6727
2458445.1987
Asam oleat
280660.1627
0.0000
272350.9524
Stearin
20933.1364
37538.2373
0.0000
Olein
2159.7482
3920.6367
0.2098
Sub Total
2836777.8697
41762.5467
2730796.3609
Air pendingin
216142.9044
864778.4034
Dowtherm A
8047054.6261
7462638.0892
Total
11099975.4002
11099975.4002
1
8) Neraca Panas di Sekitar Cooler Reaktor 2 (E-204)
Tabel 4.29 Neraca panas di sekitar Cooler Reaktor 2 (E-204) Panas Aliran Masuk Komponen
Panas Aliran Keluar
Q20
Qair in
Q21
Qair out
kJ
kJ
kJ
kJ
2
3
4
5
303.6727
0.0000
100.3696
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
Stearin
37538.2373
0.0000
13057.6363
0.0000
Olein
3920.6367
0.0000
1341.4328
0.0000
0.0000
9084.8055
0.0000
36347.9135
41762.5467
9084.8055
14499.4387
36347.9135
1
Asam stearat Asam oleat
Air Sub Total Total
50847.3522
50847.3522
38
9) Neraca Panas di Sekitar Reaktor 2 (R-202)
Tabel 4.30 Neraca panas di sekitar Reaktor 2 (R-202)
Aliran Panas Masuk Komponen
Q6
Q21
QSi
(kJ)
(kJ)
(kJ)
2
3
4
Tristearin
0.0000
13057.6363
Triolein
0.0000
Asam Stearat
Panas Terkonsumsi Panas Reaksi
Aliran Panas Keluar Q22
QSo
(kJ)
(kJ)
5
6
7
0.0000
0.0000
261.1527
0.0000
1341.4328
0.0000
0.0000
26.8287
0.0000
0.0000
100.3696
0.0000
0.0000
31335.1346
0.0000
Asam Oleat
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
3453.9787
0.0000
Gliserol
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
4245.0248
0.0000
100360.4078
0.0000
0.0000
0.0000
88417.3129
0.0000
Steam
0.0000
0.0000
105017.6341
0.0000
0.0000
24615.8370
Panas Reaksi
0.0000
0.0000
0.0000
67522.2112
0.0000
0.0000
100360.4078
14499.4387
105017.6341
67522.2112
127739.4324
24615.8370
1
Air
Sub Total Total
219877.4807
219877.4807
10) Neraca Panas di Sekitar Dekanter 2 (H-301)
Tabel 4.31 Neraca panas di sekitar Dekanter 2 (H-301) Aliran Panas Masuk Komponen
Aliran Panas Keluar
Q22
Q24
Q23
(kJ)
(kJ)
(kJ)
2
3
4
Asam stearat
31335.1346
31334.6458
0.4889
Asam oleat
3453.9787
3453.9787
0.0000
Stearin
261.1527
261.1527
0.0000
Olein
26.8287
26.8287
0.0000
Gliserol
4245.0248
0.0000
4245.0248
Air
88417.3129
0.0000
88417.3129
Sub Total
127739.4324
35076.6059
92662.8266
Total
127739.4324
1
127739.4324
39
11) Neraca Panas di Sekitar Mix Point 2
Tabel 4.32 Neraca panas di sekitar Mix Point 2 (MP-2) Panas Aliran Masuk Komponen
Panas Aliran Keluar
Q16
Q25
Q26
(kJ)
(kJ)
(kJ)
2
3
4
Asam stearat
2458445.1987
31334.6458
2489652.3528
Asam oleat
272350.9524
3453.9787
275774.8213
Stearin
0.0000
261.1527
403.9296
Olein
0.2098
26.8287
41.8631
2730796.3609
35076.6059
2765872.9668
1
Sub Total Total
2765872.9668
2765872.9668
12) Neraca Panas di Sekitar HE-5 (E-305)
Tabel 4.33 Neraca panas di sekitar HE-5 (E-305) Panas Aliran Masuk Komponen
Panas Aliran Keluar
Q26
QAi
Q27
QAo
kJ
kJ
kJ
kJ
2
3
4
5
Asam stearat
2489652.3528
0.0000
30358.4003
0.0000
Asam oleat
275774.8213
0.0000
3411.2535
0.0000
Stearin
403.9296
0.0000
5.1380
0.0000
Olein
41.8631
0.0000
0.5202
0.0000
Ammonia
0.0000
-522915.1264
0.0000
2209182.5284
Sub Total
2765872.9668
-522915.1264
33775.3120
2209182.5284
1
Total
2242957.8403
2242957.8403
40
13) Neraca Panas di Sekitar Mixing Tank (M-301)
Tabel 4.34 Neraca panas di sekitar Mixing Tank (M-301)
Aliran Panas Masuk Komponen
Panas Kelarutan
Aliran Panas Keluar
Aliran 13
Aliran 20
Aliran 14
(kJ)
(kJ)
(kJ)
30358.4003
0.0225
0.0000
30365.8466
3411.2535
42.2673
0.0000
3454.3647
Tristearin
5.1380
0.0006
0.0000
5.1399
Triolein
0.5202
0.0007
0.0000
0.5210
Toluene
0.0000
209754.5640
0.0000
209805.9201
Benzene
0.0000
2161.5366
0.0000
2162.0658
Xylene
0.0000
2167.3971
0.0000
2167.9273
0.0000
0.0000
60.6846
0.0000
33775.3120
214125.7888
60.6846
247961.7854
Asam Stearat Asam Oleat
Sub Total Total
247961.7854
247961.7854
14) Neraca Panas di Sekitar Crystallizer (CR-301)
Tabel 4.35 Neraca panas di sekitar Crystallizer (CR-301)
Aliran Panas Masuk Komponen
Q28
QAi
(kJ/jam)
(kJ/jam)
2
3
Asam Stearat (k)
0.0000
Asam Stearat (nk) Asam Oleat
Aliran Panas Terkonsumsi Panas Kristalisasi
Aliran Panas Keluar Q29
QAo
(kJ/jam)
(kJ/jam)
4
5
6
0.0000
0.0000
-203922.8600
0.0000
30365.8466
0.0000
0.0000
-21.9471
0.0000
3454.3647
0.0000
0.0000
-36344.9396
0.0000
Tristearin
5.1399
0.0000
0.0000
-42.7620
0.0000
Triolein
0.5210
0.0000
0.0000
-4.8922
0.0000
Toluene
209805.9201
0.0000
0.0000
-2202061.9202
0.0000
Benzene
2162.0658
0.0000
0.0000
-22760.8688
0.0000
Xylene
2167.9273
0.0000
0.0000
-15136.9894
0.0000
Q Kristalisasi
0.0000
0.0000
-743348.6069
0.0000
0.0000
Q ammonia
0.0000
-379905.7654
0.0000
0.0000
1605004.5924
Sub Total
247961.7854
-379905.7654
-743348.6069
-2480297.1793
1605004.5924
1
Total
-875292.5869
-875292.5869
41
15) Neraca Panas di Sekitar Centrifuge (H-302)
Tabel 4.36 Neraca panas di sekitar Centrifuge (H-302) Aliran Panas Masuk Komponen
Aliran Panas Keluar
Q29
Q31
Q30
(kJ)
(kJ)
(kJ)
2
3
4
Asam stearat (k)
-203922.8600
-203258.9964
0.0000
Asam stearat (nk)
-21.9471
-0.1603
-18.3628
-36344.9396
-318.1877
-36445.5425
Stearin
-42.7620
-0.4767
-54.6031
Olein
-4.8922
-0.0478
-5.4710
Toluene
-2202061.9202
-18990.1322
-2175149.2515
Benzene
-22760.8688
-201.4758
-23077.2501
Xylene
-15136.9894
-197.1354
-22580.0862
Sub Total
-2480297.1793
-222966.6123
-2257330.5671
Total
-2480297.1793
1
Asam oleat
-2480297.1793
16) Neraca Panas di Sekitar Rotary Dryer (B-301)
Tabel 4.37 Neraca panas di sekitar Rotary Dryer (B-301) Aliran Panas Masuk
Aliran Panas Keluar
Keterangan
Qin (kJ)
Keterangan
Qout (kJ)
1
2
3
4
HS1
950192.4695
HS2
1100126.8504
HG
5332753.9990
HG1
5182819.6181
Total
6282946.4685
6282946.4685
42
17) Neraca Panas di Sekitar Mix Point 1
Tabel 4.38 Neraca panas di sekitar Mix Point 1 (MP-1) Panas Aliran Masuk Komponen
Panas Aliran Keluar
Q9
Q23
Q38
(kJ)
(kJ)
(kJ)
2
3
4
24.4431
0.4889
24.9320
Gliserol
212253.3778
4245.0248
216498.4026
Air
4420909.8131
88417.3129
4509327.1260
Sub Total
4633187.6340
92662.8266
4725850.4606
1
Asam stearat
Total
4725850.4606
4725850.4606
18) Neraca Panas di Sekitar Heat Exchanger 6 (E-306)
Tabel 4.39 Neraca panas di sekitar Heat Exchanger 6 (E-306) Panas Aliran Masuk
Panas Aliran Keluar
Komponen
Q50 (kJ)
Q38 (kJ)
Q51 (kJ)
Q39 (kJ)
1
2
3
4
5
37.2120
24.9320
60.7396
24.5727
72260.4677
0.0000
117555.9418
0.0000
Stearin
107.1549
0.0000
173.6919
0.0000
Olein
10.9851
0.0000
17.8837
0.0000
Toluene
42492.4195
0.0000
72044.0509
0.0000
Benzene
195.8791
0.0000
331.8894
0.0000
Xylene
1066.7019
0.0000
1783.3318
0.0000
Gliserol
0.0000
216498.4026
0.0000
213448.0048
Air
0.0000
4509327.1260
0.0000
4436581.1744
116170.8201
4725850.4606
191967.5289
4650053.7518
Asam stearat Asam oleat
Sub Total Total
4842021.2807
4842021.2807
43
19) Neraca Panas di Sekitar Flash Drum 2 (H-304)
Tabel 4.40 Neraca panas di sekitar Flash Drum 2 (H-304) Aliran Panas Masuk Komponen
Aliran Panas Keluar
Q51
Q52
Q53
(kJ)
(kJ)
(kJ)
2
3
4
60.7396
0.2451
60.4944
117555.9418
470.2504
117085.6914
Stearin
173.6919
0.0063
173.6856
Olein
17.8837
0.0075
17.8761
Toluene
72044.0509
65335.8306
6708.2203
Benzene
331.8894
315.3022
16.5871
Xylene
1783.3318
1463.0859
320.2458
Sub Total
191967.5289
67584.7281
124382.8008
Total
191967.5289
1
Asam stearat Asam oleat
191967.5289
20) Neraca Panas di Sekitar Heat Exchanger 7 (E-307)
Tabel 4.41 Neraca panas di sekitar Heat Exchanger 7 (E-307) Panas Aliran Masuk
Panas Aliran Keluar
Komponen
Q53 (kJ)
Q39 (kJ)
Q54 (kJ)
Q40 (kJ)
1
2
3
4
5
60.4944
24.5727
84.3170
24.3390
117085.6914
0.0000
162985.0265
0.0000
Stearin
173.6856
0.0000
240.8266
0.0000
Olein
17.8761
0.0000
24.8573
0.0000
Toluene
6708.2203
0.0000
9743.3085
0.0000
Benzene
16.5871
0.0000
24.0928
0.0000
Xylene
320.2458
0.0000
461.3116
0.0000
Gliserol
0.0000
213448.0048
0.0000
211464.0749
Air
0.0000
4436581.1744
0.0000
4389384.3984
124382.8008
4650053.7518
173563.7404
4600872.8123
Asam stearat Asam oleat
Sub Total Total
4774436.5527
4774436.5527
44
21) Neraca Panas di Sekitar Flash Drum 3 (H-305)
Tabel 4.42 Neraca panas di sekitar Flash Drum 3 (H-305) Aliran Panas Masuk Komponen
Aliran Panas Keluar
Q54
Q55
Q56
(kJ)
(kJ)
(kJ)
2
3
4
84.3170
0.3301
83.9870
162985.0265
740.8278
162244.1987
Stearin
240.8266
0.0075
240.8192
Olein
24.8573
0.0092
24.8482
Toluene
9743.3085
6649.4916
3093.8169
Benzene
24.0928
19.1188
4.9740
Xylene
461.3116
244.1650
217.1466
Sub Total
173563.7404
7653.9498
165909.7906
Total
173563.7404
1
Asam stearat Asam oleat
173563.7404
22) Neraca Panas di Sekitar Condenser 2 (E-309)
Tabel 4.43 Neraca panas di sekitar Condenser 2 (E-309) Panas Aliran Masuk Komponen
Panas Aliran Keluar
Q58
Qair in
Q59
Qair out
kJ
kJ
kJ
kJ
2
3
4
5
1.1327
0.0000
0.4844
0.0000
2151.1187
0.0000
901.2847
0.0000
Stearin
0.0191
0.0000
0.0135
0.0000
Olein
0.0383
0.0000
0.0158
0.0000
Toluene
4698794.3919
0.0000
4672729.6724
0.0000
Benzene
48146.4603
0.0000
48027.0466
0.0000
Xylene
47393.9039
0.0000
47122.4570
0.0000
0.0000
9232.4193
0.0000
36938.5097
4796487.0649
9232.4193
4768780.9744
36938.5097
1
Asam Stearat Asam Oleat
Air Pendingin Sub Total Total
4805719.4841
4805719.4841
45
23) Neraca Panas di Sekitar Condenser 3 (E-310)
Tabel 4.44 Neraca panas di sekitar Condenser 3 (E-310) Aliran Panas Masuk Komponen
Aliran Panas Keluar
Q35
QAi
Q36
Q37
QAo
(kJ)
(kJ)
(kJ)
(kJ)
(kJ)
2
3
4
5
6
72783838.0528
0.0000
-69067129.3986
0.0000
0.0000
Toluene
11322.3678
0.0000
-2745.3711
-15599.1099
0.0000
Benzene
116.5570
0.0000
-86.0544
-103.5636
0.0000
Xylene
116.3866
0.0000
-4.3238
-186.1044
0.0000
Ammonia
0.0000
-27155781.8216
0.0000
0.0000
114725465.4682
Sub Total
72795393.3641
-27155781.8216
-69069965.1478
-15888.77793
114725465.4682
1
Udara
Total
45639611.5425
45639611.5425
24) Neraca Panas di Sekitar Heat Exchanger 1 (E-301)
Tabel 4.45 Neraca panas di sekitar Heat Exchanger 1 (E-301) Panas Aliran Masuk Komponen
Panas Aliran Keluar
Q44
Q30
Q45
Q46
kJ
kJ
kJ
kJ
2
3
4
5
Asam stearat
10.9567
-18.3628
0.4744
-17.2769
Asam oleat
0.0000
-36445.5425
0.0000
-34263.4912
Stearin
0.0000
-54.6031
0.0000
-51.3101
Olein
0.0000
-5.4710
0.0000
-5.1450
Gliserol
94178.9822
0.0000
4180.3444
0.0000
Air
45774.9948
0.0000
1883.7074
0.0000
Toluene
0.0000
-2175149.2515
0.0000
-2046140.6685
Benzene
0.0000
-23077.2501
0.0000
-21709.7793
Xylene
0.0000
-22580.0862
0.0000
-21242.4885
139964.9338
-2257330.5671
6064.5262
-2123430.1595
1
Sub Total Total
-2117365.6333
-2117365.6333
46
25) Neraca Panas di Sekitar Heat Exchanger 2 (E-302)
Tabel 4.46 Neraca panas di sekitar Heat Exchanger 2 (E-302) Panas Aliran Masuk Komponen
Panas Aliran Keluar
Q46
Q56
Q47
Q57
kJ
kJ
kJ
kJ
2
3
4
5
-17.2769
83.9870
-15.9575
1.7229
-34263.4912
162244.1987
-31617.4833
3381.3635
Stearin
-51.3101
240.8192
-47.3218
5.0935
Olein
-5.1450
24.8482
-4.7494
0.5157
Toluene
-2046140.6685
3093.8169
-1889615.4521
56.2732
Benzene
-21709.7793
4.9740
-20050.5177
0.0908
Xylene
-21242.4885
217.1466
-19618.0775
4.1307
-2123430.1595
165909.7906
-1960969.5593
3449.1903
1
Asam stearat Asam oleat
Sub Total Total
-1957520.3689
-1957520.3689
26) Neraca Panas di Sekitar Heat Exchanger 3 (E-303)
Tabel 4.47 Neraca panas di sekitar Heat Exchanger 3 (E-303) Panas Aliran Masuk Komponen
Panas Aliran Keluar
Q61
Q47
Q62
Q48
kJ
kJ
kJ
kJ
2
3
4
5
0.4788
-15.9575
0.0225
20.4940
890.9808
-31617.4833
42.2673
39917.2008
Stearin
0.0133
-47.3218
0.0006
59.1422
Olein
0.0157
-4.7494
0.0007
6.0389
Toluene
4657495.1511
-1889615.4521
209754.5640
2486324.4244
Benzene
47860.4713
-20050.5177
2161.5366
26475.7969
Xylene
47060.1959
-19618.0775
2167.3971
25408.8616
4753307.3068
-1960969.5593
214125.7888
2578211.9587
1
Asam stearat Asam oleat
Sub Total Total
2792337.7476
2792337.7476
47
27) Neraca Panas di Sekitar Heat Exchanger 4 (E-304)
Tabel 4.48 Neraca panas di sekitar Heat Exchanger 4 (E-304) Panas Aliran Masuk Komponen
Panas Aliran Keluar
Qair in
Q40
Qair out
Q41
kJ
kJ
kJ
kJ
2
3
4
5
Asam stearat
0.0000
24.3390
0.0000
10.9737
Gliserol
0.0000
211464.0749
0.0000
97024.8274
Air
885480.2765
4389384.3984
3542768.2528
1846549.0348
Sub Total
885480.2765
4600872.8123
3542768.2528
1943584.8359
1
Total
5486353.0888
5486353.0888
28) Neraca Panas di Sekitar Heater Udara (E-308)
Tabel 4.49 Neraca panas di sekitar Heater Udara (E-308) Aliran Panas Masuk Komponen
Aliran Panas Keluar
Qudara in
Qsteam in
Q32
Qsteam out
(kJ)
(kJ)
(kJ)
(kJ)
2
3
4
5
Udara
64653.7195
0.0000
5332753.9990
0.0000
Steam
0.0000
5274630.1705
0.0000
6529.8910
64653.7195
5274630.1705
5332753.9990
6529.8910
1
Sub Total Total
5339283.8900
5339283.8900
48
29) Neraca Panas di Sekitar Mix Point 3 (MP-3)
Tabel 4.50 Neraca panas di sekitar Mix Point 3 (MP-3) Panas Aliran Masuk Komponen
Panas Aliran Keluar
Q49
Q52
Q55
Q58
kJ
kJ
kJ
kJ
1
2
3
4
6
Asam stearat
0.1861
0.2451
0.3301
0.4844
279.3630
470.2504
740.8278
901.2847
Stearin
0.0062
0.0063
0.0075
0.0135
Olein
0.0071
0.0075
0.0092
0.0158
Toluene
4599918.5254
65335.8306
6649.4916
4672729.6724
Benzene
47509.1710
315.3022
19.1188
48027.0466
Xylene
45835.0378
1463.0859
244.1650
47122.4570
4693542.2965
67584.7281
7653.9498
4768780.9744
Asam oleat
Sub Total Total
4768780.9744
4768780.9744
30) Neraca Panas di Sekitar Mix Point 4 (MP-4)
Tabel 4.51 Neraca panas di sekitar Mix Point 4 (MP-4) Panas Aliran Masuk Komponen
Panas Aliran Keluar
Q59
Q37
Q60
Q61
kJ
kJ
kJ
kJ
2
3
4
5
0.4844
0.0000
0.0000
0.4788
901.2847
0.0000
0.0000
890.9808
Stearin
0.0135
0.0000
0.0000
0.0133
Olein
0.0158
0.0000
0.0000
0.0157
Toluene
4672729.6724
-15599.1099
400.6287
4657495.1511
Benzene
48027.0466
-103.5636
9.0620
47860.4713
Xylene
47122.4570
-186.1044
5.4196
47060.1959
4768780.9744
-15888.7779
415.1104
4753307.3068
1
Asam stearat Asam oleat
Sub Total Total
4753307.3068
4753307.3068
49
V. SPESIFIKASI PERALATAN
A. Peralatan Proses 1. Stearine Storage (F-102)
Alat
: Gudang Stearine
Kode
: F-102
Fungsi
: Menyimpan bahan baku stearin 90 %
Jenis
: Gudang pesegi empat flat bottom atap meruncing
Dimensi
:W
= 18
ft
:L
=9
ft
:H
= 18
ft
:1
Buah
Jumlah
2. Screw Conveyor 1 (J-101)
Alat
: Screw Conveyor 1
Kode Alat
: J-101
Fungsi
: Untuk mengangkut stearine dan olein dari gudang penyimpanan menuju ke Melter (Q-101)
Tipe
: Helicoid screw conveyor
Dimensi
: Kapasitas screw
= 200
ft /jam
50
: Kecepatan screw
= 40
rpm
: Diameter flights
=9
in
: Diameter pipa
= 2.5
in
: Max. kapasitas torque
= 7600
in.lb
: Panjang screw
= 15
ft
Daya motor
:1
hp
Jumlah
:1
buah
3. Screw Conveyor 2 (J-301)
Alat
: Screw Conveyor 2
Kode Alat
: J-301
Fungsi
: Untuk mengangkut kristal asam stearat dari crystallizer (CR-301) menuju ke centrifuge (H-302)
Tipe
: Helicoid screw conveyor
Dimensi
: Kapasitas screw
= 1400 ft /jam
: Kecepatan screw
= 65
rpm
: Diameter flights
= 14
in
: Diameter pipa
= 3.5
in
: Max. kapasitas torque
= 7600
in.lb
: Panjang screw
= 15
ft
Daya motor
:3
hp
Jumlah
:1
buah
51
4. Screw Conveyor 3 (J-302)
Alat
: Screw Conveyor 3
Kode Alat
: J-302
Fungsi
: Untuk mengangkut asam stearat padat dari rotary dryer (B-301) menuju ke silo.
Tipe
: Helicoid screw conveyor
Dimensi
: Kapasitas screw
= 200
ft /jam
: Kecepatan screw
= 40
rpm
: Diameter flights
=9
in
: Diameter pipa
= 2.5
in
: Max. kapasitas torque
= 7600
in.lb
: Panjang screw
= 15
ft
Daya motor
:1
hp
Jumlah
:1
buah
5. Bucket Elevator 1 (J-102)
Alat
: Bucket Elevator 1
Kode Alat
: J-102
Fungsi
: Untuk mengangkut stearin dari
Tipe
Spaced – Bucket Centrifugal-
: Discharge Elevator Kapasitas
: 2932.3642
kg/jam
Power Motor
:2
hp
Jumlah
:1
Buah
52
6. Bucket Elevator 2 (J-303)
Alat
: Bucket Elevator 2
Kode Alat
: J-303
Fungsi
: Untuk mengangkut asam stearat dari screw conveyor menuju ke silo.
Tipe
: Spaced – Bucket CentrifugalDischarge Elevator
Kapasitas
: 2537.9410
kg/jam
Power Motor
:2
hp
Jumlah
:1
7. Hopper (F-103)
Alat
: Hopper
Kode Alat
: F-103
Fungsi
: Untuk mengumpankan stearin menuju ke dalam Feed Preheater (Q-101)
Jenis
: Tangki silinder vertical dengan conical bottom heads
Dimensi
: Diameter (D)
= 4.5720
m
: Tinggi (H)
= 4.5720
m
: Diameter konis (d) = 1.1430
m
: Tinggi konis (h)
= 1.7145
m
: Tebal shell
= 0.7500
in
: Tebal konis
= 0.7500
in
:1
Buah
Jumlah
53
8. Feed Preheater (Q-101)
Alat
: Feed Preheater
Kode
: Q-101
Fungsi
: Tempat melelehkan stearin padat sebelum diumpankan ke dalam reaktor 1 (R-201)
Jenis
: Tangki vertikal dilengkapi dengan pengaduk dan coil pendingin.
Dimensi
: ID shell
= 1.1430
m
: Tinggi shell
= 1.7145
m
: Tebal shell
= 0.2500
in
: Tipe head
= Torispherical dished head
: Tebal head
= 0.2500
: Jenis pengaduk
= Six flat blade open turbine
: Jumlah pengaduk
=3
Power motor
:5
hp
Jumlah
:1
Buah
in
Buah
9. Water Preheater (E-101)
Fungsi
: Untuk memanaskan air sebelum diumpankan ke dalam reaktor 1(R-201) dan reaktor 2 (R-202).
Kode Alat
: E-101
Jenis
: Double pipe heat exchanger
Dimensi
Inner pipe
: IPS
=3
: Sch. No.
= 40
in
54
: ID
= 3.0680
in
: OD
= 3.5000
in
: a"
= 0.9170 ft /ft Annulus
: IPS
=4
in
: Sch. No.
= 40
: ID
= 4.0260
in
: OD
= 4.5000
in
: a'
= 1.1780 ft /ft
Surface area
: 110.0400
ft
Pressure drop
: Inner pipe (ΔPp)
= 0.0091
psi
: Annulus (ΔP a)
= 0.3009
psi
Fouling factor
: 0.0003
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
: 3 buah
(inner pipe paralel)
10. Heat Exchanger 1 (E-301)
Fungsi
: Untuk nemukarkan panas output flash drum 1 (H-303) dengan output centrifuge (H-302).
Kode Alat
: E-301
Jenis
: Double pipe heat exchanger
Dimensi
Inner pipe
: IPS
= 2 1/2
: Sch. No.
= 40
in
55
: ID
= 2.4690
in
: OD
= 2.8800
in
: a"
= 0.7530 ft /ft Annulus
: IPS
=3
in
: Sch. No.
= 40
: ID
= 3.0680
in
: OD
= 3.5000
in
: a'
= 0.9170 ft /ft
Surface area
: 30.1200
ft
Pressure drop
: Inner pipe (ΔPp)
= 0.2462
psi
: Annulus (ΔP a)
= 0.9406
psi
Fouling factor
: 0.0104
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
: 2 buah
11. Heat Exchanger 2 (E-302)
Fungsi
: Untuk menukarkan panas antara output heat exchanger 1 (E-301) dengan output flash drum 2 (H-304)
Kode Alat
: E-302
Jenis
: Double pipe heat exchanger
Dimensi
Inner pipe
: IPS
= 2 1/2
: Sch. No.
= 40
in
56
: ID
= 2.4690
in
: OD
= 2.8800
in
: a"
= 0.7530 ft /ft Annulus
: IPS
=3
in
: Sch. No.
= 40
: ID
= 3.0680
in
: OD
= 3.5000
in
: a'
= 0.9170 ft /ft
Surface area
: 22.5900
ft
Pressure drop
: Inner pipe (ΔPp)
= 0.2037
psi
: Annulus (ΔP a)
= 0.3236
psi
Fouling factor
: 0.0039
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
: 2 buah
(inner pipe paralel)
12. Heat Exchanger 3 (E-303)
Fungsi
: Untuk menukarkan panas antara aliran output mix point 4 dengan output heat exchanger 2 (E-302)
Kode Alat
: E-303
Jenis
: Double pipe heat exchanger
Dimensi
Inner pipe
: IPS
= 1/2
: Sch. No.
= 40
in
57
: ID
= 0.6220
in
: OD
= 0.8400
in
: a"
= 0.2200 ft /ft Annulus
: IPS
=1
in
: Sch. No.
= 40
: ID
= 1.0490
in
: OD
= 1.3200
in
: a'
= 0.3440 ft /ft
Surface area
: 6.6000
ft
Pressure drop
: Inner pipe (ΔPp)
= 4.8796
psi
: Annulus (ΔP a)
= 3.9269
psi
Fouling factor
: 0.0069
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
: 1 buah
13. Heat Exchanger 4 (E-304)
Fungsi
: Untuk menurunkan suhu aliran output HE-7 (E-307)
Kode Alat
: E-304
Jenis
: Double pipe heat exchanger
Dimensi
Inner pipe
: IPS
=3
: Sch. No.
= 40
: ID
= 3.0680
in
in
58
: OD
= 3.5000
in
: a"
= 0.9170 ft /ft Annulus
: IPS
=4
in
: Sch. No.
= 40
: ID
= 4.0260
in
: OD
= 4.5000
in
: a'
= 1.1780 ft /ft
Surface area
: 110.0400
ft
Pressure drop
: Inner pipe (ΔPp)
= 4.0725
psi
: Annulus (ΔP a)
= 0.3621
psi
Fouling factor
: 0.0003
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
: 3 buah
14. Heat Exchanger 5 (E-305)
Fungsi
: Untuk menurunkan suhu aliran output mix point 2 sehingga mencapai titik jenuhnya.
Kode Alat
: E-305
Jenis
: Double pipe heat exchanger
Dimensi
Inner pipe
: IPS
=3
: Sch. No.
= 40
: ID
= 3.0680
in
in
59
: OD
= 3.5000
in
: a"
= 0.9170 ft /ft Annulus
: IPS
=4
in
: Sch. No.
= 40
: ID
= 4.0260
in
: OD
= 4.5000
in
: a'
= 1.1780 ft /ft
Surface area
: 220.0800
ft
Pressure drop
: Inner pipe (ΔPp)
= 0.0363
psi
: Annulus (ΔP a)
= 3.6004
psi
Fouling factor
: 0.0015
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
: 4 buah
15. Heater Menara Distilasi (E-201)
Fungsi
: Untuk memanaskan output dekanter 1 (H-201) sebelum masuk ke dalam menara distilasi (D-201).
Kode Alat
: E-201
Jenis
: Double pipe heat exchanger
Dimensi
Inner pipe
: IPS
=2
: Sch. No.
= 40
: ID
= 2.0670
in
in
60
: OD
= 2.3800
in
: a"
= 0.6220 ft /ft Annulus
: IPS
=3
in
: Sch. No.
= 40
: ID
= 3.0680
in
: OD
= 3.5000
in
: a'
= 0.9170 ft /ft
Surface area
: 199.0400
ft
Pressure drop
: Inner pipe (ΔP p)
= 1.4901
psi
: Annulus (ΔP a)
= 3.2814
psi
Fouling factor
: 0.0032
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
: 8 buah
16. Cooler Reaktor 2 (E-204)
Fungsi
: Untuk mendinginkan output reboiler MD (E-203) sebelum diumpankan ke dalan reaktor 2 (R-202)
Kode Alat
: E-204
Jenis
: Double pipe heat exchanger
Dimensi
Inner pipe
: IPS
= 1/4
: Sch. No.
= 40
: ID
= 0.3640
in
in
61
: OD
= 0.5400
in
: a"
= 0.1410 ft /ft Annulus
: IPS
= 1/2
in
: Sch. No.
= 40
: ID
= 0.6220
in
: OD
= 0.8400
in
: a'
= 0.2200 ft /ft
Surface area
: 5.6400
ft
Pressure drop
: Inner pipe (ΔP p)
= 9.1683
psi
: Annulus (ΔP a)
= 0.9736
psi
Fouling factor
: 0.0269
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
: 2 buah
17. Heat Exchanger 6 (E-306)
Fungsi
: Untuk memanaskan output vaporizer 1 (V-301) sehingga mencapai titik jenuhnya.
Kode Alat
: E-306
Jenis
: Double pipe heat exchanger
Dimensi
Inner pipe
: IPS
= 1/2
: Sch. No.
= 40
: ID
= 0.6220
in
in
62
: OD
= 0.8400
in
: a"
= 0.2200 ft /ft Annulus
: IPS
=1
in
: Sch. No.
= 40
: ID
= 1.0490
in
: OD
= 1.3200
in
: a'
= 0.3440 ft /ft
Surface area
: 6.6000
ft
Pressure drop
: Inner pipe (ΔPp)
= 4.8796
psi
: Annulus (ΔP a)
= 3.9269
psi
Fouling factor
: 0.0069
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
: 1 buah
18. Heat Exchanger 7 (E-307)
Fungsi
: Untuk memanaskan output Flash Drum 2 (H-304) sehingga mencapai titik jenuhnya.
Kode Alat
: E-370
Jenis
: Double pipe heat exchanger
Dimensi
Inner pipe
: IPS
= 1/2
: Sch. No.
= 40
: ID
= 0.6220
in
in
63
: OD
= 0.8400
in
: a"
= 0.2200 ft /ft Annulus
: IPS
=1
in
: Sch. No.
= 40
: ID
= 1.0490
in
: OD
= 1.3200
in
: a'
= 0.3440 ft /ft
Surface area
: 13.2000
ft
Pressure drop
: Inner pipe (ΔP p)
= 1.3495
psi
: Annulus (ΔP a)
= 2.9670
psi
Fouling factor
: 0.0022
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
: 2 buah
(inner pipe paralel)
19. Reaktor 1 (R-201)
Alat
: Reaktor 1
Kode Alat
: R-201
Fungsi
: Tempat terjadinya reaksi antara stearin dan olein dengan air untuk membentuk produk asam stearat, asam oleat dan gliserol.
Konversi
: 98%
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 2.4384
m
: Tinggi reaktor
= 3.6068
m
64
: Tebal shell (t s)
= 3.0000
in
: Tebal head (t h)
= 3.0000
in
Kapasitas
: 11.3435
m
Tekanan Desain
: 779.0617
psi
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel SA 212 Grade A
Jumlah
: 1 Buah
20. Reaktor 2 (R-202)
Alat
: Reaktor 2
Kode Alat
: R-202
Fungsi
: Tempat terjadinya reaksi antara stearin dan olein dengan air untuk membentuk produk asam stearat, asam oleat dan gliserol.
Konversi
: 98%
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 0.6096
m
: Tinggi reaktor
= 1.6701
m
: Tebal shell (t s)
= 3.0000
in
: Tebal head (t h)
= 3.0000
in
Kapasitas
: 0.2263
m
Tekanan Desain
: 737.2168
psi
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel SA 212 Grade A
Jumlah
: 1 Buah
65
21. Dekanter 1 (H-201)
Alat
: Decanter 1
Kode alat
: H-201
Fungsi
: Untuk memisahkan unreacted feed dan asam lemak dengan air dan gliserol.
Dimensi
Jumlah
: Diameter dekanter (D) = 0.5080
m
: Tinggi dekanter (H)
= 7.7500
in
: Tebal dekanter (t s)
= 0.7500
in
: Tinggi head
= 5.0000
in
: Tebal head
= 0.7500
:1
buah
22. Dekanter 2 (H-301)
Alat
: Decanter 2
Kode Alat
: H-301
Fungsi
: Untuk memisahkan unreacted feed dan asam lemak dengan air dan gliserol.
Dimensi
Jumlah
: Diameter dekanter (D) = 0.2286
m
: Tinggi dekanter (H)
= 4.6875
in
: Tebal dekanter (t s)
= 0.4375
in
: Tinggi head
= 2.2500
in
: Tebal head
= 0.4375
in
:1
buah
66
23. Expansion Valve 1 (EV-201)
Alat
: Expansion Valve
Kode
: EV-201
Fungsi
: Untuk menurunkan tekanan liquid output decanter 1 (H-201) dari 4,75 atm ke 1,1 atm.
Kapasitas
: 2809.5442
kg/jam
Diameter Valve
: 0.0409
m
Bahan Konstruksi
: Stainless steel (austenitic) AISI tipe 316
Jumlah
:2
buah
24. Expansion Valve 2 (EV-301)
Alat
: Expansion Valve
Kode
: EV-301
Fungsi
: Untuk menurunkan tekanan liquid output decanter 2 (H-301) dari 4,75 atm ke 1,1 atm.
Kapasitas
: 56.3494
kg/jam
Diameter Valve
: 0.0068
m
Bahan Konstruksi
: Stainless steel (austenitic) AISI tipe 316
Jumlah
:2
buah
25. Expansion Valve 3 (EV-302)
Alat
: Expansion Valve
Kode
: EV-302
Fungsi
: Untuk menurunkan tekanan liquid output HE-4 (E-304)
67
dari 4,75 atm ke 1,1 atm. Kapasitas
: 1620.7819
kg/jam
Diameter Valve
: 0.0351
m
Bahan Konstruksi
: Stainless steel (austenitic) AISI tipe 316
Jumlah
:2
buah
26. Menara Distilasi (D-201)
Alat
: Menara Distilasi
Kode
: D-201
Fungsi
: Untuk memisahkan antara unreacted feed (stearin dan olein) dengan asam stearat dan asam oleat.
Jenis
: Sieve tray
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar dan atap (head ) berbentuk torispherical.
Bahan
: Kolom
= Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 304
: Plate
= Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 304
Pola aliran
: Cross Flow ( Single pass )
Tekanan operasi
: 1 atm
Dimensi kolom
: Diameter
= 1.0000
m
: Tinggi
= 7.8607
m
: Tebal dinding
= 0.1875
in
: Panjang weir
= 0.7600
m
: Tinggi weir
= 0.0120
m
: Tebal plate
= 0.0030
m
Dimensi plate
68
: Plate spacing
= 0.3000
m
: Jumlah plate
= 22.0000
buah
: Letak umpan
Plate ke 4 dari bawah
: Diameter hole
= 0.0050
m
: Jumlah hole
= 3050.0000
buah
Total pressure drop
: 252.9967
Pa
Jumlah
:1
buah
Dimensi hole
27. Kondenser Menara Distilasi (E-202)
Fungsi
: Untuk mengkondensasikan uap output top menara distilasi (D-201).
Kode Alat
: E-202
Jenis
: Double pipe heat exchanger
Dimensi
Inner pipe
: IPS
=3
in
: Sch. No.
= 40
: ID
= 3.0680
in
: OD
= 3.5000
in
: a"
= 0.9170 ft /ft Annulus
: IPS
=4
in
: Sch. No.
= 40
: ID
= 4.0260
in
: OD
= 4.5000
in
69
: a'
= 1.1780 ft /ft
Surface area
: 110.0400
ft
Pressure drop
: Inner pipe (ΔPp)
= 0.2982
psi
: Annulus (ΔP a)
= 1.5528
psi
Fouling factor
: 0.0006
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
:3
buah
28. Kondenser 2 (E-309)
Fungsi
: Untuk mengkondensasikan output mix point 3 (MP-3)
Kode Alat
: E-309
Jenis
: Double pipe heat exchanger
Dimensi
Inner pipe
: IPS
=1
in
: Sch. No.
= 40
: ID
= 1.0490
in
: OD
= 1.3200
in
: a"
= 0.3440 ft /ft Annulus
: IPS
= 2 1/2
in
: Sch. No.
= 40
: ID
= 2.4690
in
: OD
= 2.8800
in
: a'
= 0.7530 ft /ft
70
Surface area
: 13.7600
ft
Pressure drop
: Inner pipe (ΔP p)
= 0.0614
psi
: Annulus (ΔP a)
= 8.1231
psi
Fouling factor
: 0.0418
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
: 1 buah
29. Reboiler 1 (E-203)
Fungsi
: Untuk menguapkan sebagian bottom output MD (D-201).
Kode Alat
: E-203
Jenis
: Shell and tube heat exchanger
Dimensi
Tube
: OD
=1
in
: ID
=1
in
: BWG
= 16
: Panjang Tube (L)
= 16
ft
: Flow area per tube (a') = 0.5940 fin : Surface per lin ft (a")
= 0.2618 ft
: Pitch
= 1.25
: Passes
=2
in
Shell
: ID
= 23 1/4
in
: Baffle Spaces
=4
in
: Passes
=1
71
Surface area
: 971.8016
ft
Pressure drop
: Tube (ΔP t )
= 0.0002
psi
: Shell (ΔPs)
= 0.0015
psi
Fouling factor
: 0.0018
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
: 1 buah
30. Mixer (M-301)
Alat
: Mixing Tank
Kode Alat
: M-301
Fungsi
: Tempat mencampurkan asam lemak dengan toluene.
Tipe
: Tangki vertikal dengan pengaduk
Dimensi
: Tinggi vessel
= 4.6863
m
: IDs
= 3.1242
m
: Tebal Shell
= 3/8
in
: Tipe Head
= Torispherical dished head
: Tebal Head
= 3/8
: Tipe Pengaduk
= Six blade flat turbine
: Jumlah Pengaduk
=2
Power Motor
:4
hp
Jumlah
:1
buah
31. Kristalizer (CR-301)
Alat
: Crystallizer
in
buah
72
Kode
: CR-301
Fungsi
: Untuk memisahkan antara asam stearat dengan asam oleat berdasarkan perbedaan titik jenuh di dalam toluene.
Jenis
: Tangki vertikal dilengkapi dengan pengaduk dan coil pendingin.
Dimensi
: ID shell
= 3.1496
: Tinggi shell
= 4.7244 m
: Tebal shell
= 0.3750
: Tipe head
= Torispherical dished head
: Tebal head
= 0.3750
: Jenis pengaduk
= Six flat blade open turbine
: Tipe pengaduk
=2
Power motor
:4
hp
Jumlah
:1
Buah
m
in
in
Buah
32. Centrifuge (H-302)
Alat
: Centrifuge
Kode Alat
: H-302
Fungsi
: Untuk memisahkan asam stearat padat dari mother liquornya.
Tipe
: Disk bowl centrifuge
Bowl Diameter
= 13
in
Speed
= 7.5
rpm
Max centrifugal force
= 10400
Throughput
= 5 - 50
gpm
73
Power
=6
hp
Jumlah
=1
buah
33. Rotary Dryer (B-301)
Alat
: Rotary Dryer
Kode Alat
: B-301
Fungsi
: Untuk mengeringkan kristal asam stearat dari toluene.
Jenis
: Rotary Drum Dryer
Dimensi
: Diameter
= 1.4958
m
: Panjang
= 14.3287
m
: Tebal
= 0.25
in
: Jenis flight
= Radial flight
: Jumlah flight
= 13
: Tinggi flight
= 0.1870
m
: Tebal flight
= 0.25
in
Daya motor
: 17
hp
Jumlah
:1
Buah
34. Heater Udara (E-308)
Fungsi
: Untuk memenaskan udara input rotary dryer (B-310)
Kode Alat
: E-308
Jenis
: Double pipe heat exchanger
Dimensi
Tube
74
: OD
=1
in
: ID
=1
in
: BWG
= 16
: Panjang Tube (L)
= 16
ft
: Flow area per tube (a') = 0.5940 fin : Surface per lin ft (a")
= 0.2618 ft
: Pitch
= 1.25
: Passes
= 12
in
Shell
: ID
= 17 1/4
in
: Baffle Spaces
=4
in
: Passes
=6
Surface area
: 435.6352
ft
Pressure drop
: Tube (ΔPt )
= 0.2811 psi
: Shell (ΔPs)
= 0.0041 psi
Fouling factor
: 0.0268
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
: 1 buah
35. Vaporizer (V-301)
Fungsi
: Menguapkan sebagian solvent (toluene, benzene dan xylene) untuk dipisahkan dari asam oleat.
Kode Alat
: V-301
Jenis
: Kettle Reboiler
75
Dimensi
Shell
: Diameter dalam (ID)
= 13.2500
in
: Baffle space (B)
= 3.5000
in
: Passes
=1 Tube
: Diameter luar (OD)
=1
in
: Diameter dalam (ID)
= 0.6700
in
: Susunan tube
triangular pitch
: Pitch (pt )
= 1.2500
in
: Panjang tube (L)
= 16
in
: Jumlah tube
= 66
: Passes
=2
Surface Area
: 154.1503
ft
Pressure drop
: ΔP Shell
= 3.6432
psi
: ΔP tube
= 0.2239
psi
Fouling factor
: 0.0032
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
:1
Buah
36. Flash Drum 1 (D – 303)
Alat
: Flash Drum
Kode
: H-303
Fungsi
: Untuk memisahkan antara gliserol dengan air
Dimensi
:D
= 0.5588
m
76
:L
= 1.6943
m
: ts
= 0.1875
in
: th
= 0.1875
in
Kapasitas
: 14.6661
ft
Jumlah
:1
buah
37. Flash Drum 2 (H-304)
Alat
: Flash Drum
Kode
: H-304
Fungsi
: Untuk memisahkan campuran asam oleat dari solvent output HE 6 (E-306)
Dimensi
:D
= 0.2794
m
:L
= 1.3254
m
: ts
= 0.1875
in
: th
= 0.1875
in
Kapasitas
: 2.8683
ft
Jumlah
:1
buah
38. Flash Drum 3 (H-305)
Alat
: Flash Drum
Kode
: H-306
Fungsi
: Untuk memisahkan campuran asam oleat dari solvent output HE 7 (E-307)
Dimensi
:D
= 0.2794
m
77
:L
= 1.3192
m
: ts
= 0.1875
in
: th
= 0.1875
in
Kapasitas
: 2.8548
ft
Jumlah
:1
buah
39. Silo (F-301)
Alat
: Silo
Kode Alat
: F-301
Fungsi
: Menampung produk Asam Stearat sebelum packing dengan waktu tinggal selama 2 hari.
Jenis
: Tangki silinder vertical dengan conical bottom heads
Dimensi
: Diameter (D)
= 5.7912
m
: Tinggi (H)
= 5.7912
m
: Diameter konis (d) = 1.4478
m
: Tinggi konis (h)
= 2.1717
m
: Tebal shell
= 0.4375
in
: Tebal konis
= 0.6544
in
:1
Buah
Jumlah
40. Gudang Produk Asam Stearat (F-401)
Alat
: Gudang produk asam stearat
Kode
: F-401
Fungsi
: Untuk menyimpan asam stearat selama 7 hari.
78
Bentuk
: Bangunan tertutup
Dimensi
:P
= 19
m
:L
= 22
m
:H
=5
m
:P
=1
atm
:T
= 30
o
:1
Buah
Kondisi Operasi
Jumlah
C
41. Toluene Storage Tank (F-101)
Alat
: Toluene Storage Tank
Kode Alat
: F-101
Fungsi
: Menyimpan solvent toluene selama 30 hari
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk kerucut (conical)
Kapasitas
: 106.7520
m
Dimensi
: Diameter (D)
= 20
ft
: Tinggi (HS)
= 12
ft
: Tebal Shell
= 0.4375
in
: Tebal Head
= 0.4375
in
Tekanan Desain
: 21.7487
psi
Bahan Konstruksi
: Carbon Steel SA-283 grade C
Jumlah
: 1 buah
79
42. Asam Oleat Storage Tank (F-402)
Alat
: Asam Oleat Storage Tank
Kode Alat
: F-402
Fungsi
: Menyimpan asam oleat selama 15 hari.
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk kerucut (conical)
Kapasitas
: 166.8000
m
Dimensi
: Diameter (D)
= 25
ft
: Tinggi (HS)
= 12
ft
: Tebal Shell
= 0.4375
in
: Tebal Head
= 0.4375
in
Tekanan Desain
: 19.0922
psi
Bahan Konstruksi
: Carbon Steel SA-283 grade C
Jumlah
: 1 buah
43. Gliserol Storage Tank (F-403)
Alat
: Gliserol Storage Tank
Kode Alat
: F-403
Fungsi
: Menyimpan gliserol selama 15 hari.
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk kerucut (conical)
Kapasitas
: 250.2
m
Dimensi
: Diameter (D)
= 25
ft
: Tinggi (HS)
= 18
ft
80
: Tebal Shell
= 0.4375
in
: Tebal Head
= 0.4375
in
Tekanan Desain
: 20.8890
psi
Bahan Konstruksi
: Carbon Steel SA-283 grade C
Jumlah
: 1 buah
44. Blower 1 (G-301)
Alat
: Blower 1
Kode
: G-301
Fungsi
: Mengalirkan udara menuju dryer
Tipe
: Centrifugal Multiblade Backward Curved Blower
Power Motor
:8
hp
Jumlah
:1
buah
45. Blower 2 (G-302)
Alat
: Blower 2
Kode
: G-302
Fungsi
: Mengalirkan udara menuju dryer
Tipe
: Centrifugal Multiblade Backward Curved Blower
Power Motor
:7
hp
Jumlah
:1
buah
81
46. Kondenser 3 (E-310)
Fungsi
: Untuk mengkondensasikan sebagian toluene yang terbawa bersama output rotary dryer (B-301).
Kode Alat
: E-310
Jenis
: Kettle Reboiler
Dimensi
Shell
: Diameter dalam (ID)
= 13.25
in
: Baffle space (B)
= 3.5
in
: Passes
=4 Tube
: Diameter luar (OD)
=1
in
: Diameter dalam (ID)
= 0.6200
in
: Susunan tube
= triangular pitch
: Pitch (pt )
= 0.9375
in
: Panjang tube (L)
= 16
in
: Jumlah tube
= 1144
: Passes
=8
Surface Area
: 3440.1232
ft
Pressure drop
: ΔP Shell
= 8.4412
psi
: ΔP tube
= 0.7296
psi
Fouling factor
: 0.0014
(hr)(ft )(oF)/Btu
Bahan konstruksi
: Carbon steel SA 285 Grade C
Jumlah
:1
Buah
82
47. Water Pump (L-103)
Alat
: Water Pump
Kode Alat
: L-103
Fungsi
: Mengalirkan air menuju water preheater.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 6.6319
Efisiensi Pompa
: 35%
Dimensi
: NPS
= 1/2
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.1874
hp
NPSH
: 1.4560
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
gal/menit
in
48. Feed Pump (L-102)
Alat
: Feed Pump
Kode Alat
: L-102
Fungsi
: Mengalirkan stearin menuju water preheater.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 7.7246
Efisiensi Pompa
: 39%
Dimensi
: NPS
= 3/4
: Sch.
= 40
gal/menit
in
83
Power Motor
: 0.6965
hp
NPSH
: 0.1052
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
49. Pompa Distilat MD (L-201)
Alat
: Pompa Distilat MD
Kode Alat
: L-201
Fungsi
: Mengalirkan output condenser MD (E-202)
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 19.8605
Efisiensi Pompa
: 41%
Dimensi
: NPS
=1
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.3400
hp
NPSH
: 0.1974
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
gal/menit
in
50. Pompa Bottom MD (L-202)
Alat
: Pompa Bottom MD
Kode Alat
: L-202
Fungsi
: Mengalirkan output reboiler MD (E-203).
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
84
Kapasitas
: 0.1720
gal/menit
Efisiensi Pompa
: 37%
Dimensi
: NPS
= 1/8
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0038
hp
NPSH
: 0.0083
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
in
51. Pompa Mixer (L-301)
Alat
: Pompa Mixer
Kode Alat
: L-310
Fungsi
: Mengalirkan output mixing tank (M-301) menuju ke cristallizer (CR-301)
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 142.7170
Efisiensi Pompa
: 67%
Dimensi
: NPS
= 2 1/2
: Sch.
= 40
Power Motor
: 2.6309
hp
NPSH
: 0.7350
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
gal/menit
in
85
52. Pompa Crystallizer (L-302)
Alat
: Pompa Crystallizer
Kode Alat
: L-302
Fungsi
: Mengalirkan output crystallizer (CR-301) menuju ke centrifuge (H-302)
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 142.7170
Efisiensi Pompa
: 67%
Dimensi
: NPS
= 2 1/2
: Sch.
= 40
Power Motor
: 2.6309
hp
NPSH
: 0.7350
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
gal/menit
in
53. Pompa Centrifuge (L-303)
Alat
: Pompa Centrifuge
Kode Alat
: L-330
Fungsi
: Mengalirkan output centrifuge (H-302) menuju ke HE-1 (E-301)
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 121.3400
Efisiensi Pompa
: 65%
gal/menit
86
Dimensi
: NPS
= 2 1/2
: Sch.
= 40
Power Motor
: 2.0023
hp
NPSH
: 0.6597
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
in
54. Pompa Toluene (L-101)
Alat
: Pompa Toluene
Kode Alat
: L-101
Fungsi
: Mengalirkan toluene dari tangki toluene menuju ke mix point 4 (MP-4).
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 0.2490
Efisiensi Pompa
: 20%
Dimensi
: NPS
= 1/8
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0058
hp
NPSH
: 0.0107
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
gal/menit
55. Pompa Flash Drum 1 (L-310)
Alat
: Pompa Flash Drum 1
Kode Alat
: L-310
in
87
Fungsi
: Mengalirkan output flash drum 1 (H-303) menuju ke HE 1 (E-301)
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 1.2459
Efisiensi Pompa
: 25%
Dimensi
: NPS
= 1/8
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0904
hp
NPSH
: 0.0312
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
gal/menit
in
56. Pompa Gliserol (L-312)
Alat
: Pompa Gliserol
Kode Alat
: L-312
Fungsi
: Mengalirkan gliserol dari HE-1 (E-301) menuju ke tangki gliserol (F-403)
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 1.1788
Efisiensi Pompa
: 25%
Dimensi
: NPS
= 1/8
: Sch.
= 40
: 0.1438
hp
Power Motor
gal/menit
in
88
NPSH
: 0.0300
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
57. Pompa HE-2 (L-304)
Alat
: Pompa HE-2
Kode Alat
: L-302
Fungsi
: Mengalirkan output HE-1 (E-301) menuju ke HE-2 (E-302)
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 128.7916
Efisiensi Pompa
: 45%
Dimensi
: NPS
= 2 1/2
: Sch.
= 40
Power Motor
: 3.1034
hp
NPSH
: 0.6864
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
gal/menit
in
58. Pompa Asam Oleat (L-313)
Alat
: Pompa Asam Oleat
Kode Alat
: L-313
Fungsi
: Mengalirkan asam oleat output HE-2 (E-302) menuju ke tangki asam oleat (F-402)
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
89
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 1.4256
Efisiensi Pompa
: 30%
Dimensi
: NPS
= 1/8
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.1119
hp
NPSH
: 0.0341
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
gal/menit
in
59. Pompa HE-3 (L-305)
Alat
: Pompa HE-3
Kode Alat
: L-305
Fungsi
: Mengalirkan output HE-2 (E-302) menuju ke HE-3 (E-303)
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 122.1931
Efisiensi Pompa
: 45%
Dimensi
: NPS
= 2 1/2
: Sch.
= 40
Power Motor
: 2.5412
hp
NPSH
: 0.6627
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
gal/menit
in
90
60. Pompa Vaporizer 1 (L-306)
Alat
: Pompa Vaporizer 1
Kode Alat
: L-306
Fungsi
: Mengalirkan output vaporizer 1 (V-301) menuju ke HE-6 (E-306)
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 2.8316
Efisiensi Pompa
: 35%
Dimensi
: NPS
= 1/4
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0970
hp
NPSH
: 0.0539
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
gal/menit
in
61. Pompa HE-6 (L-307)
Alat
: Pompa HE-6
Kode Alat
: L-307
Fungsi
: Mengalirkan output HE-6 (E-306) menuju ke flash drum 2 (H-304)
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 3.0469
Efisiensi Pompa
: 35%
Dimensi
: NPS
gal/menit
= 1/4
in
91
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0842
hp
NPSH
: 0.0566
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
62. Pompa Flash Drum 2 (L-308)
Alat
: Pompa flash drum 2
Kode Alat
: L-308
Fungsi
: Mengalirkan output flash drum 2 (H-304) menuju ke HE-7 (E-307)
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 1.7191
Efisiensi Pompa
: 25%
Dimensi
: NPS
= 1/8
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0998
hp
NPSH
: 0.0386
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
gal/menit
in
63. Pompa HE-7 (L-309)
Alat
: Pompa HE-7
Kode Alat
: L-309
Fungsi
: Mengalirkan output HE-7 (E-307) menuju ke flash drum 3 (H-305)
92
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 1.8312
Efisiensi Pompa
: 25%
Dimensi
: NPS
= 1/4
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0490
hp
NPSH
: 0.0403
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
gal/menit
in
64. Pompa Flash Drum 3 (L-311)
Alat
: Pompa flash drum 3
Kode Alat
: L-311
Fungsi
: Mengalirkan output flash drum 3 (H-305) menuju ke HE-2 (E-302)
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 1.7168
Efisiensi Pompa
: 25%
Dimensi
: NPS
= 1/8
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.1277
hp
NPSH
: 0.0386
m
Jumlah
: 2 buah (1 cadangan)
gal/menit
in
93
B. Peralatan Utilitas 1. Bak Sedimentasi (F-501)
Alat
: Bak Sedimentasi
Kode
: F-501
Fungsi
: Mengendapkan Lumpur dan kotoran air sungai sebanyak
13.9196 m /jam dengan waktu
tinggal 1,5 jam. Bentuk
: Bak rectangular
Dimensi
: Panjang
= 5.1084
m
: Lebar
= 1.2771
m
: Kedalaman = 2.1336
m
Jumlah
: 1 Buah
2. Bak Penggumpal (F-505)
Alat
: Bak Penggumpal
Kode
: F-505
Fungsi
: Menggumpalkan kotoran yang tidak mengendap di bak penampung awal dengan menambahkan alum Al2(SO4)3 dan soda abu Na2CO3.
Bentuk
: Silinder vertikal
Kapasitas
: 15.3110
m
Dimensi
: Diameter
= 2.6914 m
: Tinggi
= 2.6914 m
Pengaduk
94
Jumlah
: Diameter pengaduk
= 0.8971 m
: Power
= 4.0000 hp
: 1 Buah
3. Clarifier (H-501)
Alat
: Clarifier
Kode
: H-501
Fungsi
: Mengendapkan gumpalan-gumpalan kotoran dari bak penggumpal.
Bentuk
: Bak berbentuk kerucut terpancung
Kapasitas
: 15.3110
m
Dimensi
: Tinggi
= 3.0480
m
: Diameter Atas
= 3.4522
m
: Diameter Bawah
= 2.1058
m
Jumlah
: 1 Buah
4. Sand Filter (D-501)
Alat
: Sand Filter
Kode
: D-501
Fungsi
: Menyaring kotoran-kotoran yang terbawa air
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan head berbentuk torisperical den media penyaring pasir dan kerikil.
Kapasitas
: 15.3103
m /jam
Dimensi
: Diameter
= 4.0894
m
95
: Tinggi
= 4.8665
m
: Tebal Shell (ts)
= 0.5000
in
: Tebal head (th)
= 0.5000
in
Tekanan Desain
: 23.1769
psi
Waktu Backwash
: 0.6949
menit
Jumlah
: 1 Buah
5. Hot Basin (F-509)
Alat
: Hot basin
Kode
: F-509
Fungsi
: Manampung air yang akan didinginkan di cooling tower.
Bentuk
: Bak rectangular
Dimensi
: Panjang
= 11.0636
m
: Lebar
= 2.7659
m
: Kedalaman
= 2.1336
m
Jumlah
: 1 buah
6. Cold Basin (F-514)
Alat
: Cold basin
Kode
: F-514
Fungsi
: Menampung air keluaran dari cooling tower dan make up water dari filtered water tank
Bentuk
: Bak rectangular
96
Dimensi
Jumlah
: Panjang
= 11.0636
m
: Lebar
= 2.7659
m
: Kedalaman
= 2.1336
m
: 1 buah
7. Cooling Tower (P-501)
Alat
: Cooling tower
Kode
: P-501
Fungsi
: Mendinginkan air pendingin yang telah digunakan oleh peralatan proses dengan menggunakan media pendingin udara dan mengolah dari temperatur 45 oC menjadi 30 oC
Tipe
: Inducted Draft Cooling Tower
Kapasitas
: 65.2895
m /jam
Dimensi
: Panjang
= 4.6222
m
: Lebar
= 2.3111
m
: Tinggi
= 6.1000
m
Tenaga Motor
: 5.5914
hp
Bahan Konstruksi
: Beton
Jumlah
: 1 buah
8. Cation Exchanger (D-502)
Alat
: Cation Exchanger
97
Kode
: D-502
Fungsi
: Menghilangkan ion-ion positif yang terlarut dan menghilangkan kesadahan air
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan head berbentuk torisperical
Kapasitas
: 3.8166
m /jam
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 0.5080
m
: Tinggi shell (Hs)
= 0.8888
m
: Tebal shell (t s)
= 0.1875
in
: Tebal head (t h)
= 0.1875
in
: Tinggi atap
= 0.1412
m
Tekanan Desain
: 17.1112
psi
Bahan Konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C AISI tipe 316
Jumlah
: 1 buah
9. Anion Exchanger (D-503)
Alat
: Anion exchanger
Kode
: D-503
Fungsi
: Menghilangkan ion-ion negatif yang terlarut dan menghilangkan kesadahan air
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan head berbentuk torrisperical
Kapasitas
: 3.8166
m3/jam
98
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 0.5334
m
: Tinggi shell (Hs)
= 0.6242 m
: Tebal shell (t s)
= 0.1875
in
: Tebal head (t h)
= 0.1875
in
: Tinggi atap
= 0.1476
m
Tekanan Desain
: 16.7361
psi
Bahan Konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C AISI tipe 316
Jumlah
: 1 buah
10. Deaerator (D-504)
Alat
: Deaerator
Kode
: D-504
Fungsi
: Menghilangkan gas-gas terlarut dalam air, seperti: O2 dan CO2, agar korosif dan kerak tidak terjadi, diinjeksikan hydrazine (O2 scavanger ) serta senyawaan fosfat
Bentuk
: Tangki horizontal dengan head berbentuk ellips dilengkapi sparger
Bahan Isian
Dimensi
: Rasching ring metal : Diameter packing
= 1.0000 in
: Tinggi bed
= 0.4620
m
: Diameter bed
= 1.2192
m
: Diameter shell (D)
= 1.2192
m
99
: Tinggi shell (Hs)
= 6.0960
m
: Tebal shell (t s)
= 0.2500
in
: Tebal head (t h)
= 0.2500
in
Tekanan Desain
: 25.1660
psi
Bahan Konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
: 1 buah
11. Boiler (P-501)
Alat
: Boiler
Kode
: P-501
Fungsi
: Menghasilkan high pressure steam untuk keperluan proses
Tipe
: Water tube boiler
Jenis Steam
: High pressure satureted steam
Heating surface
: 31.9669
m
Kapasitas
: 31308.2356
kJ/jam
Bahan Bakar
: Fuel oil
Kebutuhan BBM
: 0.8770
m /jam
Power
: 34.4089
hP
Jumlah
: 1 buah
12. Filtered Water Tank (F-506)
Alat
: Filtered Water Tank
100
Kode
: F-506
Fungsi
: Menampung air keluaran sand filter sebanyak 13.7851
Bentuk
m /jam
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Kapasitas
: 30.0240
m
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 4.5720
m
: Tinggi shell (Hs)
= 1.8288
m
: Tebal shell (t s)
= 0.3125
in
: Tinggi atap
= 0.2568
m
: Tebal lantai
= 0.1875
in
: Jumlah courses
= 1 buah
Tutup Atas
: Bentuk conical
Tekanan Desain
: 16.6800
psi
Tebal Head
: 0.3125
in
Bahan Konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
: 1 buah
13. Tangki Air Domestik (F-507)
Alat
: Tangki Air Domestik
Kode
: F-507 : Tempat penyimpanan bahan baku air untuk
Fungsi
keperluan umum dan sanitasi.
101
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Kapasitas
: 106.7520
m
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 6.0960 m
: Tinggi shell (Hs)
= 3.6576 m
: Tebal shell (t s)
= 0.3750 in
: Tinggi atap
= 0.3810 m
: Tebal lantai
= 0.1875 in
: Jumlah courses
= 2 Buah
Tutup atas
: Bentuk conical
Tekanan desain
: 17.3617
psi
Tebal head
: 0.3750
in
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
: 1 Buah
14. Tangki Air Hydrant (F-508)
Alat
: Tangki Air Hydrant
Kode
: F-508
Fungsi
: Tempat penyimpanan air untuk keperluan pemadam kebakaran pada suhu 30oC dan pada tekanan atmosferik selama 1 hari.
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Kapasitas
: 60.0480
m
102
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 4.5720 m
: Tinggi shell (Hs)
= 3.6576 m
: Tebal shell (t s)
= 0.3125 in
: Tinggi atap
= 0.2568 m
: Tebal lantai
= 0.1875 in
: Jumlah courses
= 2 Buah
Tutup atas
: Bentuk conical
Tekanan desain
: 17.6182
psi
Tebal head
: 0.3125
in
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
: 1 Buah
15. Tangki Air Kondensat (F-519)
Alat
: Tangki Air Kondensat
Kode
: F-519
Fungsi
: Tempat penyimpanan air kondensat
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Kapasitas
: 854.0160
m
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 12.1920
m
: Tinggi shell (Hs)
= 7.3152
m
: Tebal shell (t s)
= 0.7500
in
: Tinggi atap
= 0.7620
m
: Tebal lantai
= 0.1875
in
103
: Jumlah courses
= 4 Buah
Tutup atas
: Bentuk conical
Tekanan desain
: 22.0184
psi
Tebal head
: 0.7500
in
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
: 1 Buah
16. Tangki Air Boiler (F-518)
Alat
: Tangki Air Boiler
Kode
: F-518
Fungsi
: Tempat penyimpanan air untuk keperluan umpan boiler pada suhu 30oC dan pada tekanan atmosferik selama 1 hari
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Kapasitas
: 854.0160
m
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 12.1920
m
: Tinggi shell (Hs)
= 7.3152
m
: Tebal shell (t s)
= 0.7500
in
: Tinggi atap
= 0.7620
m
: Tebal lantai
= 0.1875
in
: Jumlah courses
= 4 Buah
Tutup atas
: Bentuk conical
Tekanan desain
: 22.6767
psi
104
Tebal head
: 0.7500
in
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
: 1 Buah
17. Tangki Asam Sulfat (F-512)
Alat
: Tangki Asam Sulfat
Kode
: F-512
Fungsi
: Menyiapkan dan menyimpan larutan asam sulfat 4% volum selama 4 hari ( 12 regenerasi) sebagai regeneran resin penukar kation dan injeksi ke cooling tower.
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Kapasitas
: 4.8038
m
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 1.8288
m
: Tinggi shell (Hs)
= 1.8288
m
: Tebal shell (t s)
= 0.1875
in
: Tinggi atap
= 0.0682
m
: Tebal lantai
= 0.1875
in
: Jumlah courses
= 1 Buah
Tutup atas
: Bentuk conical
Tekanan desain
: 15.9305
psi
Tebal head
: 0.1875
in
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
: 1 Buah
105
18. Tangki Air Demin (F-515)
Alat
: Tangki Air Demin
Kode
: F-515
Fungsi
: Menampung air demin keluaran anion exchanger pada suhu 30oC dan pada tekanan atmosferik selama 1 shift (8 jam)
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Kapasitas
: 60.0480
m
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 4.5720 m
: Tinggi shell (Hs)
= 3.6576 m
: Tebal shell (t s)
= 0.3125 in
: Tinggi atap
= 0.2568 m
: Tebal lantai
= 0.1875 in
: Jumlah courses
= 1 Buah
Tutup atas
: Bentuk conical
Tekanan desain
: 18.1927
psi
Tebal head
: 0.3125
in
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
: 1 Buah
19. Tangki Air Proses (F-516)
Alat
: Tangki Air Proses
Kode
: F-516
106
Fungsi
: Menampung air proses keluaran dari tangki air demin pada suhu 30oC dan pada tekanan atmosferik selama 1 shift (8 jam)
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Kapasitas
: 30.0240
m
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 4.5720 m
: Tinggi shell (Hs)
= 1.8288 m
: Tebal shell (t s)
= 0.3125 in
: Tinggi atap
= 0.2568 m
: Tebal lantai
= 0.1875 in
: Jumlah courses
= 1 Buah
Tutup atas
: Bentuk conical
Tekanan desain
: 16.6322
psi
Tebal head
: 0.3125
in
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
: 1 Buah
20. Tangki Alum (F-502)
Alat
: Tangki Alum
Kode
: F-502
Fungsi
: Menyiapkan dan menyimpan larutan alum konsentrasi 26% volum selama 1 hari untuk diinjeksikan ke dalam bak penggumpal.
107
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Kapasitas
: 4.8038
m
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 1.8288 m
: Tinggi shell (Hs)
= 1.8288 m
: Tebal shell (t s)
= 0.1875 in
: Tinggi atap
= 0.0682 m
: Tebal lantai
= 0.1875 in
: Jumlah courses
= 2 Buah
Tutup atas
: Bentuk conical
Tekanan desain
: 16.8750
psi
Tebal head
: 0.1875
in
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
: 1 Buah
21. Tangki Klorin (F-504)
Alat
: Tangki Klorin
Kode
: F-504
Fungsi
: Menyiapkan dan menyimpan larutan Klorin konsentrasi 30% volum selama 1 hari untuk diinjeksikan ke dalam bak penggumpal.
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Kapasitas
: 13.3440
m
108
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 3.0480 m
: Tinggi shell (Hs)
= 1.8288 m
: Tebal shell (t s)
= 0.2500 in
: Tinggi atap
= 0.1424 m
: Tebal lantai
= 0.1875 in
: Jumlah courses
= 2 Buah
Tutup atas
: Bentuk conical
Tekanan desain
: 16.2496
psi
Tebal head
: 0.2500
in
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
: 1 Buah
22. Tangki Dispersant (F-510)
Alat
: Tangki Dispersant
Kode
: F-510
Fungsi
: Tempat penyimpanan dispersant untuk diinjeksikan ke cooling tower.
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan head berbentuk torisperical .
Kapasitas
: 9.3750
m
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 2.0066
: Tinggi shell (Hs)
= 3.0099 m
: Tebal shell (t s)
= 0.6250 in
: Tebal head (t h)
= 0.6250 in
m
109
: Tinggi atap
= 4.3959 in
: Tipe
= Six flat blade open turbine
: Diameter pengaduk
= 4.0000 cm
Power Motor
: 2.5000
hp
Tekanan Desain
: 82.5783
psi
Bahan Konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C AISI tipe 316
Jumlah
: 1 Buah
Pengaduk
23. Tangki Inhibitor (F-513)
Alat
: Tangki Inhibitor
Kode
: F-513
Fungsi
: Tempat penyimpanan inhibitor untuk diinjeksikan ke cooling tower.
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan head berbentuk torisperical .
Kapasitas
: 0.7391
m
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 0.8636
: Tinggi shell (Hs)
= 1.2954 m
: Tebal shell (t s)
= 0.3750 in
: Tebal head (t h)
= 0.3750 in
: Tinggi atap
= 3.0834 in
: Tipe
= Six flat blade open turbine
: Diameter pengaduk
= 4.0000 cm
: 4.0000
hp
Pengaduk
Power Motor
m
110
Tekanan Desain
: 76.7913
psi
Bahan Konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C AISI tipe 316
Jumlah
: 1 Buah
24. Tangki Kaporit (F-511)
Alat
: Tangki Kaporit
Kode
: F-511
Fungsi
: Tempat penyimpanan kaporit untuk diinjeksikan ke cooling tower.
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan head berbentuk torisperical .
Kapasitas
: 9.1910
m
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 2.0066
: Tinggi shell (Hs)
= 3.0099 m
: Tebal shell (t s)
= 0.6250 in
: Tebal head (t h)
= 0.6250 in
: Tinggi atap
= 4.3959 in
: Tipe
= Six flat blade open turbine
: Diameter pengaduk
= 4.5000 cm
Power Motor
: 2.5000
hp
Tekanan Desain
: 82.4261
psi
Bahan Konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C AISI tipe 316
Jumlah
: 1 Buah
Pengaduk
m
111
25. Tangki Soda Kaustik (NaOH) (F-503)
Alat
: Tangki Soda Kaustik
Kode
: F-503
Fungsi
: Tempat penyimpanan soda kaustik untuk diinjeksikan ke bak penggumpal dan cooling tower.
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan head berbentuk torisperical .
Kapasitas
: 0.8842
m
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 0.9144
m
: Tinggi shell (Hs)
= 1.3716
m
: Tebal shell (t s)
= 0.2500
in
: Tebal head (t h)
= 0.2500
in
: Tinggi atap
= 3.2000
in
: Tipe
= Six flat blade open turbine
: Diameter pengaduk
= 2.0000
Power Motor
: 0.5000
hp
Tekanan Desain
: 43.4539
psi
Bahan Konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C AISI tipe 316
Jumlah
: 1 Buah
Pengaduk
cm
26. Tangki Hidrazin (F-517)
Alat
: Tangki Hidrazin
Kode
: F-517
Fungsi
: Menyiapkan dan menyimpan hidrazin untuk
112
diinjeksikan ke Deaerator Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan head berbentuk torisperical .
Kapasitas
: 52.0742
m /jam
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 3.9624 m
: Tinggi shell (Hs)
= 3.9624 m
: Tebal shell (t s)
= 0.5000 in
: Tebal head (t h)
= 0.5000 in
: Tinggi atap
= 0.3304 m
Tekanan Desain
: 22.3972
psi
Bahan Konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C AISI tipe 316
Jumlah
: 1 Buah
27. Pompa Utilitas 1 (L-501)
Alat
: Pompa utilitas 1
Kode
: L-501
Fungsi
: Mengalirkan air dari sungai menuju bak sedimentasi.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 61.2864
Efisiensi Pompa
: 65%
Dimensi
: NPS
=2
: Sch.
= 40
gal/menit
in
113
Power Motor
: 0.7837
hp
NPSH
: 6.4120
m
Jumlah
: 1 Buah
28. Pompa Utilitas 2 (L-502)
Alat
: Pompa Utilitas 2
Kode
: L-502
Fungsi
: Mengalirkan air dari bak sedimentasi menuju ke bak penggumpal.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 61.2864
Efisiensi Pompa
: 65%
Dimensi
: NPS
=2
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.7837
hp
NPSH
: 6.4120
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
in
29. Pompa Utilitas 3 (L-503)
Alat
Pompa Utilitas 3
Kode
L-503
Fungsi
Mengalirkan alum dari tangki alum menuju ke bak penggumpal.
114
Jenis
Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 0.0508
Efisiensi Pompa
: 35%
Dimensi
: NPS
= 1/8 in
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0010
hp
NPSH
: 0.0566
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
30. Pompa Utilitas 4 (L-504)
Alat
: Pompa Utilitas 4
Kode
: L-504
Fungsi
: Mengalirkan soda kaustik dari tangki soda kaustik menuju ke anion exchanger dan bak penggumpal.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 0.2704
Efisiensi Pompa
: 35%
Dimensi
: NPS
= 1/8 in
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0049
hp
NPSH
: 0.1725
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
115
31. Pompa Utilitas 5 (L-505)
Alat
: Pompa Utilitas 5
Kode
: PL-505
Fungsi
: Mengalirkan klorin dari tangki klorin menuju ke bak penggumpal.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 0.8089
Efisiensi Pompa
: 35%
Dimensi
: NPS
= 1/8 in
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0303
hp
NPSH
: 0.3581
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
32. Pompa Utilitas 6 (L-506)
Alat
: Pompa Utilitas 6
Kode
: L-506
Fungsi
: Mengalirkan air dari bak penggumpal menuju ke clarifier.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 61.2837
Efisiensi Pompa
: 65%
gal/menit
116
Dimensi
: NPS
=2
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.7836
hp
NPSH
: 6.4118
m
Jumlah
: 1 Buah
in
33. Pampa Utilitas 7 (L-507)
Alat
: Pompa Utilitas 7
Kode
: L-507
Fungsi
: Mengalirkan air dari clarifier menuju ke sand filter.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 61.2809
Efisiensi Pompa
: 65%
Dimensi
: NPS
=2
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.7836
hp
NPSH
: 6.4116
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
34. Pompa Utilitas 8 (L-508)
Alat
: Pompa Utilitas 8
Kode
: L-508
in
117
Fungsi
: Mengalirkan air dari sand filter menuju ke filtered water tank.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 61.2717
Efisiensi Pompa
: 65%
Dimensi
: NPS
= 1 1/2 in
: Sch.
= 40
Power Motor
: 1.3260
hp
NPSH
: 6.4110
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
35. Pompa Utilitas 9 (L-509)
Alat
: Pompa Utilitas 9
Kode
: L-509
Fungsi
: Mengalirkan air dari filtered water tank menuju ke tangki air domestik dan tangki air hidran.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 18.3494
Efisiensi Pompa
: 50%
Dimensi
: NPS
=1
: Sch.
= 40
: 1.3023
hp
Power Motor
gal/menit
in
118
NPSH
: 2.8697
Jumlah
: 1 Buah
m
36. Pompa Utilitas 10 (L-510)
Alat
: Pompa Utilitas 10
Kode
: L-510
Fungsi
: Mengalirkan air dari filtered water tank menuju ke hot basin dan cation exchanger.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 42.9369
Efisiensi Pompa
: 45%
Dimensi
: NPS
= 1 1/4 in
: Sch.
= 40
Power Motor
: 1.2797
hp
NPSH
: 5.0579
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
37. Pompa Utilitas 11 (L-511)
Alat
: Pompa Utilitas 11
Kode
: L-511
Fungsi
: Mengalirkan air dari hot basin menuju ke cooling tower.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
119
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 287.4612
Efisiensi Pompa
: 75%
Dimensi
: NPS
=4
: Sch.
= 40
Power Motor
: 3.6220
hp
NPSH
: 17.9667
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
in
38. Pompa Utilitas 12 (L-512)
Alat
: Pompa Utilitas 12
Kode
: L-512
Fungsi
: Mengalirkan dispersant dari tangki dispersant menuju ke cooling tower.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 0.8089
Efisiensi Pompa
: 35%
Dimensi
: NPS
= 1/8 in
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0592
hp
NPSH
: 0.3581
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
120
39. Pompa Utilitas 13 (L-513)
Alat
: Pompa Utilitas 13
Kode
: L-513
Fungsi
: Mengalirkan kaporit dari tangki kaporit menuju ke cooling tower.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 0.8089
Efisiensi Pompa
: 35%
Dimensi
: NPS
= 1/8 in
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0592
hp
NPSH
: 0.3581
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
40. Pompa Utilitas 14 (L-514)
Alat
: Pompa Utilitas 14
Kode
: L-514
Fungsi
: Mengalirkan asam sulfat dari tangki asam sulfat menuju ke cooling tower dan cation exchanger.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 0.8089
Efisiensi Pompa
: 35%
gal/menit
121
Dimensi
: NPS
= 1/8 in
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0133
hp
NPSH
: 0.3581
m
Jumlah
: 1 Buah
41. Pompa Utilitas 15 (L-515)
Alat
: Pompa Utilitas 15
Kode
: L-515
Fungsi
: Mengalirkan inhibitor dari tangki inhibitor menuju ke cooling tower.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 0.8089
Efisiensi Pompa
: 35%
Dimensi
: NPS
= 1/8 in
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0118
hp
NPSH
: 0.3581
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
42. Pompa Utilitas 16 (L-516)
Alat
: Pompa Utilitas 16
Kode
: L-516
122
Fungsi
: Mengalirkan air dari cooling tower menuju ke : cold basin.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 287.4612
Efisiensi Pompa
: 75%
Dimensi
: NPS
=4
: Sch.
= 40
Power Motor
: 3.6220
hp
NPSH
: 17.9667
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
in
43. Pompa Utilitas 17 (L-517)
Alat
: Pompa Utilitas 17
Kode
: L-517
Fungsi
: Mengalirkan air dari cold basin menuju ke peralatan proses.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 287.4612
Efisiensi Pompa
: 75%
Dimensi
: NPS
=4
: Sch.
= 40
: 3.6220
hp
Power Motor
gal/menit
in
123
NPSH
: 17.9667
Jumlah
: 1 Buah
m
44. Pompa Utilitas 18 (L-518)
Alat
: Pompa Utilitas 18
Kode
: L-518
Fungsi
: Mengalirkan air dari cation exchanger menuju ke anion exchanger.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 16.8041
Efisiensi Pompa
: 35%
Dimensi
: NPS
= 3/4 in
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.6918
hp
NPSH
: 2.7062
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
45. Pompa Utilitas 19 (L-519)
Alat
: Pompa Utilitas 19
Kode
: L-519
Fungsi
: Mengalirkan air dari anion exchanger menuju ke tangki air demin.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
124
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 16.8041
Efisiensi Pompa
: 35%
Dimensi
: NPS
= 3/4 in
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.6918
hp
NPSH
: 2.7062
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
46. Pompa Utilitas 20 (L-520)
Alat
: Pompa Utilitas 20
Kode
: L-520
Fungsi
: Mengalirkan air dari tangki air demin menuju ke tangki air proses dan deaerator.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 15.2192
Efisiensi Pompa
: 35%
Dimensi
: NPS
= 3/4 in
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.5525
hp
NPSH
: 2.5332
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
125
47. Pompa Utilitas 21 (L-521)
Alat
: Pompa Utilitas 21
Kode
: L-521
Fungsi
: Mengalirkan air dari deaerator menuju ke tangki air boiler.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 104.5990
Efisiensi Pompa
: 65%
Dimensi
: NPS
= 2 1/2 in
: Sch.
= 40
Power Motor
: 1.5318
hp
NPSH
: 9.1573
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
48. Pompa Utilitas 22 (L-522)
Alat
: Pompa Utilitas 22
Kode
: L-522
Fungsi
: Mengalirkan hidrazin dari tangki hidrazin ke deaerator.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 0.8089
Efisiensi Pompa
: 35%
gal/menit
126
Dimensi
: NPS
=1/8
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0022
hp
NPSH
: 0.3581
m
Jumlah
: 1 Buah
in
49. Blower Steam (G-501)
Fungsi
: Mengalirkan steam menuju alat proses
Kode
: G-501
Tipe
: Centrifugal Multiblade Backward Curved Blower
Power Motor
: 0.5000
hp
50. Kompressor Ammonia (G-503)
Alat
: Kompresor
Kode
: G-503
Fungsi
: Untuk mengalirkan & menaikan tekanan amonia dengan tekanan 0,9972 atm menjadi 1 atm.
Jenis
: Single stage reciprocating compressor.
Dimensi
: Jumlah stage
=1
: Rasio kompresi
= 1.0014
: Power motor
= 11.9567
: Material
= Carbon Steel SA-283 Grade C
stage
hp
127
Jumlah
:1 Buah
51. Expansion Valve ammonia (EV-501)
Alat
: Expansion Valve
Kode
: EV-501
Fungsi
: Menurunkan tekanan amonia cair keluaran kondenser dari tekanan 1 atm ke tekanan 0,9972 atm.
Kapasitas
: 107063.6213
kg/jam
Diameter Valve
: 0.2027
m
Bahan Konstruksi
: Stainless steel (austenitic) AISI tipe 316
Jumlah
:2
buah
52. Pompa Ammonia 1 (L-523)
Alat
: Pompa Ammonia 1 : L-523
Fungsi
: Mengalirkan hidrazin dari tangki hidrazin ke deaerator.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 691,68
Efisiensi Pompa
: 35%
Dimensi
: NPS
=6
: Sch.
= 40
: 17.5204
hp
Power Motor
gal/menit
in
128
NPSH
: 32.2616
Jumlah
: 1 Buah
m
53. Pompa Ammonia 2 (L-524)
Alat
: Pompa Ammonia 2 : L-524
Fungsi
: Mengalirkan hidrazin dari tangki hidrazin ke deaerator.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 0.0517
Efisiensi Pompa
: 35%
Dimensi
: NPS
= 1/8
: Sch.
= 40
Power Motor
: 0.0007
hp
NPSH
: 0.0572
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
in
54. Blower Ammonia 1 (G-502)
Fungsi
: Mengalirkan uap ammonia jenuh dari kompressor menuju ke condenser.
Kode
: G-502
Tipe
: Centrifugal Multiblade Backward Curved Blower
129
Power Motor
: 0.5000 hp
55. Tangki Dowtherm A (F-520)
Alat
: Tangki Dowtherm A
Kode
: F-520
Fungsi
: Tempat penyimpanan Dowtherm A sebelum masuk ke dalam furnace.
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Kapasitas
: 60.0480
m
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 4.5720 m
: Tinggi shell (Hs)
= 3.6576 m
: Tebal shell (t s)
= 0.3125 in
: Tinggi atap
= 0.2568 m
: Tebal lantai
= 0.1875 in
: Jumlah courses
= 2 Buah
Tutup atas
: Bentuk conical
Tekanan desain
: 17.3919
psi
Tebal head
: 0.3125
in
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
: 1 Buah
130
56. Furnace Dowtherm A (Q-501)
Alat
: Furnace Dowtherm A
Kode
: Q-501
Fungsi
: Untuk memanaskan Dowtherm A
Bentuk
: Box Type Furnace
Dimensi
: Panjang
= 7.7917 ft
: Tinggi
= 5.6667 ft
: Bridge wall
= 3.5417 ft
Bahan Konstruksi
: Carbon Steel SA 283 Grade C
Jumlah
: 1 Buah
57. Pompa Dowtherm A 1 (L-530)
Alat
: Pompa Dowtherm A 1
Kode
: L-525
Fungsi
: Mengalirkan air dari deaerator menuju ke tangki air boiler.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 138.0824
Efisiensi Pompa
: 65%
Dimensi
: NPS
= 2 1/2
: Sch.
= 40
Power Motor
: 1.8775
hp
NPSH
: 11.0198
m
gal/menit
in
131
Jumlah
: 1 Buah
58. Pompa Dowtherm A 2 (L-527)
Alat
: Pompa Dowtherm A 1
Kode
: L-527
Fungsi
: Mengalirkan air dari deaerator menuju ke tangki air boiler.
Jenis
: Centrifugal Pump,single suction, single stage.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
: 144.5247
Efisiensi Pompa
: 65%
Dimensi
: NPS
= 2 1/2 in
: Sch.
= 40
Power Motor
: 1.9882
hp
NPSH
: 11.3600
m
Jumlah
: 1 Buah
gal/menit
59. Cyclone (H-502)
Alat
: Cyclone
Kode
: H-502
Kapasitas
: 2759.8414
m /jam
Dimensi
: Dc =
= 0.7149
m
: As =
= 6.4224
m
: ΔP =
= 5.0267.10-
milibar
132
Bahan Konstruksi
: Cast Iron
Jumlah
:4
buah
60. Air Dryer (D-505)
Alat
: Air Dryer
Kode
: D-505
Fungsi
: Menyerap H2O dalam udara.
Jenis
: Silinder tegak dengan head berbentuk torishperical and dished head
Dimensi
: Diameter
= 0.0816 m
: Tinggi
= 0.1016 m
Bahan Konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
:1
Buah
61. Air Compressor (G-505)
Alat
: Kompresor
Kode
: D-505
Fungsi
: Untuk mengalirkan & menaikan tekanan udara dengan tekanan 1 atm menjadi 6 atm.
Jenis
: Single stage reciprocating compressor.
Dimensi
: Jumlah stage
=1
: Rasio kompresi
= 2.4495
: Power motor
= 2.3068
: Material
= Carbon Steel SA-283 Grade C
stage
hp
133
Jumlah
: 1 Buah
62. Blower Udara 1 (G-506)
Fungsi
: Mengalirkan udara menuju cyclone
Kode
: G-506
Tipe
: Centrifugal Multiblade Backward Curved Blower
Power Motor
:7
hp
63. Blower Udara 2 (G-507)
Fungsi
: Mengalirkan udara dari cyclone menuju air dryer.
Kode
: G-507
Tipe
: Centrifugal Multiblade Backward Curved Blower
Power Motor
: 0.5
hp
64. Blower Udara 3 (G-508)
Fungsi
: Mengalirkan udara dari air dryer menuju kompressor.
Kode
: BU-403
Tipe
: Centrifugal Multiblade Backward Curved Blower
134
Power Motor
: 0.5
hp
65. Blower Udara 4 (G-509)
Fungsi
: Mengalirkan udara dari kompressor menuju pneumatic control.
Kode
: G-509
Tipe
: Centrifugal Multiblade Backward Curved Blower
Power Motor
: 0.5
hp
66. Generator (P-502)
Nama Alat
: Generator
Kode
: P-502
Fungsi
: Pembangkit tenaga listrik
Kapasitas
: 0,5 Mwatt
Efisiensi
: 80%
Bahan Bakar
: Fuel Oil
Material
: Stainless Steel Tipe 316
Kebutuhan Bahan Bakar
: 43.4714
Jumlah
: 1 Buah
67. Tangki Bahan Bakar (F-519)
Alat
: Tangki BBM
Kode
: F-519
liter/jam
135
Fungsi
: Tempat penyimpanan BBM untuk keperluan bahan bakar boiler, generator dan furnace.
Bentuk
: Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Kapasitas
: 240.1542
m
Dimensi
: Diameter shell (D)
= 6.0960
m
: Tinggi shell (Hs)
= 12.1920
m
: Tebal shell (t s)
= 0.3750
in
: Tinggi atap
= 0.3810
m
: Tebal lantai
= 0.2500
in
: Jumlah courses
= 6 Buah
Tutup atas
: Bentuk conical
Tekanan desain
: 16.2591
psi
Tebal head
: 0.3750
in
Bahan konstruksi
: Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah
: 1 Buah
IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan
dana atau modal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pabrik yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Untuk mendirikan suatu pabrik tidak hanya berorientasi pada perolehan profit, tapi juga berorientasi pada pengembalian modal yang dapat diketahui dengan melakukan uji kelayakan ekonomi pabrik. Perhitungan evaluasi ekonomi meliputi : 1. Modal keseluruhan (Total Capital Investment )
Modal tetap (Fixed Capital )
Modal kerja (Working Capital )
2. Biaya produksi ( Manufacturing Cost )
Biaya produksi langsung (Direct Production Cost )
Biaya produksi tetap (Fixed Charges )
Plant Overhead
3. Pengeluaran umum (General Expense ) 4. Analisa pendapatan ( Annual Cash Flow )
207 5. Analisa Kelayakan
Profit Margin
Percent Return On Investment (ROI)
Cash Flow Stage (Cummulative Cash Position and Capital Sink )
Payback Period/Pay Out Time (POT)
Discounted Cash Flow
Break Even Point (BEP) dan Shut Down Point (SDP)
Net Present Value (NPV)
Basis atau asumsi yang diambil dalam adalah : 1. Kapasitas produksi 20.000 ton/tahun 2. Pabrik beroperasi selama 330 hari/tahun 3. Masa konstruksi pabrik selama 2 tahun. Konstruksi dilakukan mulai awal tahun 2012 sampai akhir tahun 2013. Pabrik mulai beroperasi pada awal tahun 2014. 4. Tahun pertama konstruksi dikeluarkan investasi sebesar 70 % dan tahun kedua sebesar 30 %. 5. Nilai rongsokan (salvage value ) sama dengan nol. 6. Biaya kerja (Working Capital ) pada tahun kedua konstruksi. 7. Nilai kurs $1 = Rp 9.300 8. Kapasitas produksi tahun pertama sebesar 70 % dari kapasitas rancangan, tahun kedua 90 %, tahun ketiga dan seterusnya 100 %. 9. Suku bunga pinjaman bank sebesar 15 % untuk mata uang USD dan konstan selama pabrik beroperasi. 10. Chemical Engineering Index (CE Indeks) tahun 2014 adalah 452,4
208 11. Harga-harga peralatan pabrik menggunakan referensi grafik yang dibuat pada beberapa buku dengan indeks harga tertentu. 12. Metode yang digunakan dalam melakukan analisa ekonomi adalah metoda linier dan Discounted Cash Flow (DCF).
A. Investasi
Investasi total pabrik merupakan jumlah dari fixed capital investment , working capital investment , manufacturing cost dan general expenses .
1. Fixed Capital Investment (Modal Tetap) Fixed Capital Investment merupakan biaya yang diperlukan untuk
mendirikan fasilitas-fasilitas pabrik secara fisik. FCI terdiri dari biaya langsung (Direct Cost ) dan biaya tidak langsung (Indirect Cost ). Fixed capital investment pada prarancangan pabrik asam stearat ditunjukkan
pada Tabel 48 dibawah ini. Tabel 9.1 Fixed Capital Investment Fixed Capital Investment 1
Direct Cost
-
Purchased equipment-delivered
Rp 40,506,232,691
-
Purchased equpment installation
Rp 8,101,246,538
-
Instrumentation dan controls (installed)
Rp 4,050,623,269
-
Piping (Biaya perpipaan)
Rp 27,544,238,230
-
Electrical (installed)
Rp 6,075,934,904
-
Buildings
Rp 18,227,804,711
-
Yard improvement
Rp 4,050,623,269
-
Service facilities
Rp 12,151,869,807
-
Tanah
Rp 2,025,311,635 Total Direct Cost
2
Rp122,733,885,054
Indirect Cost
-
Engineering and supervision
Rp 6,136,694,253
-
Construction expenses
Rp 12,273,388,505
-
Biaya tak terduga
Rp 7,918,315,165
209 -
Contractor fee
Rp 6,136,694,253
-
Plant Stert up
Rp 3,167,326,066 Total Indirect Cost
Fixed Capital Investment
Rp35,632,418,241
Rp 158,366,303,295
2. Working Capital Investment (Modal Kerja) WCI industri terdiri dari jumlah total uang yang diinvestasikan untuk stok bahan baku dan persediaan; stok produk akhir dan produk semi akhir dalam proses yang sedang dibuat; uang diterima (account receivable ); uang tunai untuk pembayaran bulanan biaya operasi, seperti gaji, upah, dan bahan baku; uang terbayar (account payable ); dan pajak terbayar (taxes payable ). WCI untuk prarancangan pabrik asam stearat dari hasil perhitungan adalah Rp 27.946.994.699 3. Manufacturing Cost (Biaya Produksi) Modal digunakan untuk biaya produksi, yang terbagi menjadi tiga macam yaitu biaya produksi langsung, biaya tetap dan biaya tidak langsung. Biaya produksi langsung adalah biaya yang digunakan untuk pembiayaan langsung suatu proses, seperti bahan baku, buruh dan supervisor, perawatan dan lain-lain. Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan baik pada saat pabrik berproduksi maupun tidak, biaya ini meliputi depresiasi, pajak dan asuransi. Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendanai hal-hal yang secara tidak langsung membantu proses produksi. Biaya produksi untuk pabrik asam stearat ditunjukkan pada Tabel 9.2 dibawah ini.
210 Tabel 9.2 Manufacturing Cost Tabel Manufacturing Cost
1 Direct Manufacturing Cost - Raw Material
Rp 75,384,618,244
-
Operating labor
Rp 18,195,191,031
-
Direct supervisory (pengawas)
Rp 1,819,519,103
-
Utilitas
Rp 6,913,523,422
- Maintenance and repair cost
Rp 3,167,326,066
-
Rp 316,732,607
Operating supplies
- Royalty and Patent
Rp 1,819,519,103
-
Rp 1,819,519,103
Laboratory charges
Total Direct manufacturing cost
2
Fixed Charges
-
Depresiasi
Rp 16,201,186,424
-
Pajak lokal
Rp 1,583,663,033
-
Asuransi
Rp 633,465,213 Total Fixed Charges
3
Rp 109,435,948,678
Rp 18,418,314,670
Rp 9,097,595,515
Plant Overhead Cost (POC) Manufacturing cost
Rp 136,951,858,864
4. General Expenses (Biaya Umum) Selain biaya produksi, ada juga biaya umum yang meliputi administrasi, sales expenses , penelitian dan finance. Besarnya general expenses pabrik
asam atearat ditunjukkan pada Tabel 9.3. Tabel 9.3 General Expenses Tabel General Expenses
1 Administrative cost
Rp 8,391,600,000
2
Rp 18,195,191,031
Distribution and Selling Cost
3 Research and Development Cost
Rp 9,097,595,515
4
Rp 9,315,664,900
Financing (interest ) =
General Expenses
Rp 45,000,051,446
211 B. Evaluasi Ekonomi
Evaluasi atau uji kelayakan ekonomi pabrik asam stearat dilakukan dengan menghitung return on investment (ROI), payout time (POT), break even point (BEP), shut down point (SDP), dan cash flow pabrik yang dihitung dengan menggunakan metode discounted cash flow (DCF).
1. Return On Investment (ROI) Nilai Return on Investment (ROI) merupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan keuntungan atau profitability dari sebuah investasi. Nilai ROI merupakan perbandingan antara persen net income terhadap investasi
total
atau
kecepatan
tahunan
dari
keuntungan
untuk
mengembalikan modal. Besar ROI dari pabrik asam stearat sebelum pajak adalah 38,5058% dan setelah pajak adalah 30,8046%. Berdasarkan Tabel 6.21 hal 254 Vilbrant 1959 kriteria nilai persen ROI minimum untuk beragam pabrik adalah: Tabel 9.4 Minimum acceptable persent return on investment Persen Return on Investment Industri Chemical proses Drugs Petroleum Metal
Sebelum Pajak Low Avr High 15 25 18 10
30 43 29 17
45 56 40 25
Sesudah Pajak Low Avr High 7 13 12 5
15 23 20 9
21 30 28 13
2. Payback Period/Payout Time (POT) Pay Back Period (PBP) atau Pay Out Time (POT) adalah lama waktu yang
dibutuhkan pabrik sejak dari mulai beroperasi untuk melunasi investasi awal dari pendapatan yang diperoleh. Nilai POT pabrik asam stearat
212 adalah 2,1626 tahun. Menurut Vilbrandt (1959), waktu pengembalian modal maksimum untuk pabrik beresiko tinggi sesudah pajak selama 4,8 tahun. Berdasarkan kriteria nilai persen ROI minimum untuk beragam pabrik (Tabel 6.21 Vilbrant 1959), maka kriteria maksimal payback period ( payout time) untuk beragam pabrik adalah:
Tabel 9.5 Acceptable payout time untuk tingkat resiko pabrik Pay Out Time Industri
Chemical proses Drugs Petroleum Metal
Sebelum Pajak
Sesudah Pajak
Low
Avr
High
Low
Avr
High
6,7 4,0 5,6 10,0
3,3 2,3 3,4 5,9
2,2 1,8 2,5 4,0
14,3 7,7 8,3 20,0
6,7 4,3 5,0 11,1
4,8 3,3 3,6 7,7
3. Break Even Point (BEP) Break Event Point (BEP) merupakan titik di mana kapasitas produksi yang
dihasilkan dapat menutupi seluruh biaya produksi tanpa adanya keuntungan maupun kerugian. Nilai BEP merupakan persentase kapasitas pabrik terhadap kapasitas penuhnya. Dari analisis ekonomi, diketahui BEP pabrik asam stearat adalah 35,6150%. Jadi, kapasitas pabrik ketika BEP sebesar 7.123,0023 ton/tahun. Pengoperasian pabrik di bawah kapasitas tersebut menyebabkan pabrik merugi. Sebaliknya, pengoperasian pabrik di atas kapasitas produksi tersebut menyebabkan pabrik untung. 4. Shut Down Point (SDP) Nilai Shut Down Point (SDP) suatu pabrik merupakan level produksi di mana pada kondisi ini menutup pabrik lebih menguntungkan daripada mengoperasikannya. Keadaan ini terjadi bila output turun sampai di bawah
213 BEP dan pada kondisi di mana fixed expenses lebih kecil daripada selisih antara total cost dan total sales . Penurunan kapasitas terpasang terpaksa dilakukan bila bahan baku kurang dan untuk menjaga ketersediaan produk di pasaran atau menjaga harga produk di pasaran. Dari analisis ekonomi, diketahui nilai SDP pabrik asam stearat adalah 19,8833%. Grafik BEP dan SDP untuk pabrik aseton dapat dilihat di bawah ini,
Gambar 9.1 Grafik Analisa Ekonomi
C. Angsuran Pinjaman
Total pinjaman pada prarancangan pabrik asam stearat ini adalah 30% dari total investasi yaitu Rp 55.893.989.398. Angsuran pembayaran pinjaman tiap tahun ditunjukkan pada lampiran E Tabel E.11.
D. Discounted Cash Flow
Metode discounted cash flow merupakan analisis kelayakan ekonomi yang berdasarkan aliran uang masuk selama masa usia ekonomi pabrik. Nilai Internal Rate of Return (IRR) atau Discounted Cash Flow Rate of Return
merupakan suku bunga yang menghasilkan harga net present value pada akhir
214 umur pabrik sama dengan nol. Dari analisis ekonomi, diketahui tingkat suku bunga maksimum agar modal dapat diperoleh kembali di akhir umur pabrik sebesar 32,8574 %. Nilai DCF tersebut menunjukan bahwa investasi modal di pabrik asam stearat lebih menguntungkan daripada di bank karena suku bunga bank lebih kecil dibandingkan suku bunga dari hasil investasi di pabrik.
Cumulative Cash Flow Chart 6.00E+11
o l F h s a C ) p e R v ( i t a l u m -4 u C
5.00E+11 4.00E+11 3.00E+11 2.00E+11 1.00E+11 0.00E+00 -1.00E+11 -2 0 -2.00E+11
2
4
6
8
10
12
-3.00E+11
Umur Pabrik (Tahun)
Gambar 9.2 Kurva Cummulative Cash Flow Metode DCF
Hasil evaluasi atau uji kelayakan ekonomi pabrik asam stearat disajikan dalam Tabel di bawah ini : Tabel 9.6 Hasil uji kelayakan ekonomi No 1. 2. 3. 4. 5.
Analisa Kelayakan ROI POT BEP SDP DCF
Persentase (%) 30,8046% 2,1626 tahun 35,6150% 19,8833 % 32,8574 %
Batasan Keterangan Min. 21 % Layak Maks. 4,8 tahun Layak 30 – 60% Layak Layak Min. 15 % Layak
VI.
UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
A. UNIT PENDUKUNG PROSES
Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), listrik, ammonia dan Dowtherm A. Penyediaan utilitas dapat dilakukan secara langsung di mana utilitas diproduksi di dalam pabrik tersebut, atau secara tidak langsung yang diperoleh dari pembelian ke perusahaan-perusahaan yang menjualnya.
Unit pendukung proses yang terdapat dalam pabrik asam stearat antara lain: 1. Unit penyediaan air Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi kebutuhan air sebagai berikut : a. Air pendingin. b. Air umpan boiler. c. Air untuk penyediaan umum dan sanitasi. d. Air hidran (pemadam kebakaran).
137 2. Unit penyediaan tenaga listrik Unit ini bertugas untuk menyediakan listrik sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses, menjalankan infrastruktur dan perlengkapan kantor maupun untuk penerangan. Listrik disuplai dari generator sebagai cadangan bila listrik dari PLN mengalami gangguan. 3. Unit penyediaan bahan bakar. Unit ini bertugas menyediakan bahan bakar untuk kebutuhan boiler dan generator. 4. Unit penyediaan udara tekan Unit ini bertugas menyediakan udara tekan yang dipakai dalam sistem instrumentasi pneumatik. 5. Unit penyediaan refrigerant Unit ini bertugas menyediakan amonia refrigerant yang dipakai sebagai pendingin. 6. Unit penyediaan steam Unit ini bertugas menyediakan steam untuk kebutuhan proses. 7. Unit penyedia Dowtherm A Unit ini bertugas menyediakan pemanas Dowtherm A yang dipakai sebagai pemanas.
138 1. Unit Penyediaan Air a. Air Pendingin
Air pendingin yang digunakan adalah air sungai yang diperoleh dari sungai letaknya dekat dengan pabrik. Air pendingin merupakan air yang diperlukan untuk proses-proses pertukaran/perpindahan panas dalam heat exchanger dengan tujuan untuk memindahkan panas suatu zat di dalam aliran ke dalam air. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan air untuk keperluan pendingin adalah: 1). Kesadahan air yang dapat menyebabkan terjadinya scale (kerak) pada sistem perpipaan. 2). Mikroorganisme seperti bakteri, plankton yang tinggal dalam air sungai, berkembang dan tumbuh, sehingga menyebabkan fouling alat heat exchanger .
3). Besi, yang dapat menimbulkan korosi 4). Minyak, yang merupakan penyebab terganggunya film corossion inhibitor , menurunkan heat transfer coefficient , dapat menjadi makanan mikroba sehingga menimbulkan endapan. Kualitas standar cooling water antara lain yaitu : pH pada 25 oC
: 6,8 – 7,3
M alkalinitas sebagai CaCO3
(ppm) : 200
Ca hardness sebagai CaCO3
(ppm) : 150
Mg hardness sebagai CaCO3
(ppm) : 100
Silika sebagai SiO2
(ppm) : 200
139 Turbiditas
: 10
Cl- dan SO42-
(ppm) : 1000
pH
: 6 – 8
Ca2+
(ppm) : max. 300
Silika
(ppm) : max. 150
TDS
(ppm) : max 2500
Konduktivitas
: 4000 s
Total air pendingin yang diperlukan sebesar 58.930,1338 kg/jam. Dengan rincian sperti pada tabel 6.1. berikut ini : Tabel 6.1 Kebutuhan air pendingin No.
1 2 3 4
Kebutuhan
Jumlah
Satuan
Cooler Reaktor Condenser 1 (MD) Condenser 3 HE 4
434.5757 kg/jam 10339.2922 kg/jam 441.6369 kg/jam 42357.3440 kg/jam
Jumlah Kebutuhan Over design 10% Recovery 90%, make-up
53572.8489 kg/jam 58930.1338 kg/jam 5893.0134 kg/jam 5.9354 m3/jam
Air pendingin diproduksi oleh menara pendingin (cooling tower ). Unit air pendingin ini mengolah air dengan proses pendinginan dari suhu 45 oC menjadi 30
o
C, untuk dapat lagi digunakan sebagai air untuk proses
pendinginan pada alat pertukaran panas dari alat yang membutuhkan pendinginan.
140 Air pendingin yang telah keluar dari media-media perpindahan panas di area proses akan disirkulasikan dan didinginkan kembali seluruhnya di dalam cooling tower . Penguapan dan kebocoran air akan terjadi di dalam cooling tower ini.
Oleh karena itu, untuk menjaga jumlah air pendingin harus
ditambah air make up yang jumlahnya sesuai dengan jumlah air yang hilang. Maka water make up untuk cooling tower sebesar 5.893,0134 kg/jam.
Sistem air pendingin terutama terdiri dari cooling tower dan basin, pompa air pendingin untuk peralatan proses, sistem injeksi bahan kimia, dan induce draft fan. Sistem injeksi bahan kimia disediakan untuk mengolah air pendingin
untuk mencegah korosi, mencegah terbentuknya kerak dan pembentukan lumpur diperalatan proses, karena akan menghambat atau menurunkan kapasitas perpindahan panas.
Pengolahan air pada cooling tower dilakukan dengan menginjeksikan zat kimia pada basin, yaitu: a. Corrosion inhibitor , yaitu asam sulfat agar air yang akan masuk ke unit tidak menimbulkan korosi. b. Scale inhibitor , berupa dispersant yang berfungsi untuk mencegah pembentukan kerak pada peralatan yang disebabkan oleh senyawasenyawa terlarut. c. Cl2
yang berfungsi untuk mencegah pertumbuhan organisme seperti
lumut, ganggang, dll. d. pH control system , yaitu dengan penambahan NaOH 48%
141 Sistem resirkulasi yang dipergunakan bagi air pendingin ini adalah sistem terbuka. Sistem ini akan memungkinkan berbagai penghematan dalam hal ongkos penyediaan utilitas khususnya untuk air pendingin. Udara bebas akan digunakan sebagai pendingin dari air panas yang terbentuk sebagai produk dari proses perpindahan panas.. Udara masuk dari sisi bawah menara berlawanan arah dengan aliran air. Air mengalir kebawah menuju basin dan udara mengalir ke atas dihisap oleh induce draft fan pada sel. Aliran udara ke atas mendinginkan air yang turun ke bawah. Desain temperatur air pendingin 30oC dan air panas balik 45oC.
b.
Air Umpan Boiler
Air ini digunakan sebagai umpan boiler yang akan memproduksi steam. Jumlah air yang dibutuhkan adalah 1,2 kali massa steam, yaitu sebesar 21.443,0169 kg/jam. Dengan rincian sperti pada tabel 6.2. berikut ini : Tabel 6.2 Kebutuhan steam No.
1 2 3 4 5 6
Kebutuhan
Melter (Q-110) Water Preheater (E-110) Reaktor 1 (R-210) Reaktor 2 (R-220) Vaporizer (V-310) HE Udara (E-330) Total Over Design 10% Recovery 90%, make-up
Jumlah
Satuan
447.1345 3159.3286 2444.3845 50.4783 6835.9377 3307.4462
kg/jam kg/jam kg/jam kg/jam kg/jam kg/jam
16244.7098 17869.1808 1786.9181
kg/jam kg/jam kg/jam
1.7998
m3/jam
o
Steam jenuh yang dihasilkan bersuhu 272 C dengan tekanan 5.860,2 kPa.
Jumlah make up air umpan boiler adalah 2.144,3017 kg/jam, sehingga total
142 kebutuhan umpan boiler adalah 23.587,3186 kg/jam = 23,7570 m3/jam. Untuk umpan boiler digunakan air bebas mineral yang akan diperoleh dengan cara ion exchange (pertukaran ion).
Jadi untuk keperluan ini
diperlukan satu unit tambahan water treatment berupa unit water softening dengan pertukaran ion. Ion yang dipertukarkan adalah Mg2+, Ca2+ , Na2+ , -
-
-
HCO 3 , SO 4 , CI sebagai ion penyebab kesadahan air. Efek dari kesadahan ini adalah timbulnya kerak (scale) di sisi bagian dalam dinding waste heat boiler . Sebagai resin penukar kation dapat digunakan asam kuat dan resin
penukar anion dapat digunakan basa kuat.
Air umpan boiler tidak boleh mengandung zat yang dapat menyebabkan korosi, kerak, dan foaming. Korosi dapat terjadi karena air mengandung larutan asam dan gas-gas yang terlarut. Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu tinggi yang biasanya berupa garam karbinat dan silika. Sedangkan foaming timbul karena adanya zat-zat organik yang tak terlarut dalam jumlah yang besar.
Persyaratan umum untuk air sebagai air untuk umpan boiler adalah : Kandungan silika
= 0,01 ppm maksimum
Konduktivitas
= 1 ( s/cm )
O2 terlarut kurang dari 10 ppm pH : 8,8 – 9,2
Untuk menghilangkan gas-gas terlarut seperti oksigen diperlukan unit deaerator dengan cara stripping dengan menggunakan steam tekanan rendah
dan diinjeksikan hydrazine ke dalamnya sebagai pengikat gas.
143 Reaksi yang terjadi: N2H4 + O2
c.
2H2O + N2
Air untuk keperluan umum dan sanitasi
Air untuk keperluan umum adalah air yang dibutuhkan untuk sarana dalam pemenuhan kebutuhan pegawai seperti untuk mandi, cuci, kakus (MCK) dan untuk kebutuhan kantor lainnya, serta kebutuhan rumah tangga. Air sanitasi diperlukan untuk pencucian atau pembersihan peralatan pabrik, utilitas, laboratorium dan lainnya.
Beberapa persyaratan untuk air keperluan umum dan sanitasi adalah sebagai berikut ; 1. Syarat fisis ; di bawah suhu kamar, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, tingkat kekeruhan < 1 mg SiO2/Liter. 2. Syarat kimia ; tidak mengandung zat organik dan anorganik yang terlarut dalam air, logam-logam berat lainnya yang beracun. 3. Syarat biologis (bakteriologis) ; tidak mengandung kuman/bakteri terutama bakteri patogen. Total kebutuhan air untuk keperluan umum sebesar = 75,85 m3/hari = 3,1604 m3/jam = 3.137,8405 kg/jam.Dengan rincian sperti pada tabel 6.3. berikut ini :
144 Tabel 6.3 Kebutuhan air keperluan umum dan sanitasi No.
Kebutuhan
1
Air untuk karyawan & kantor = 150 L/orang/hari
2
Jumlah
Satuan
Jadi untuk 189 orang diperlukan air sejumlah Air untuk perumahan karyawan : a. Perumahan pabrik : 20 rumah b. Rumah dihuni 4 orang : 500 L/hari.rumah
28.3500 m3/hari
Total untuk perumahan : 40000 L/hari
40.0000 m /hari
3
3
Air Untuk Laboratorium diperkirakan sejumlah
2.5000 m3/hari
4
Air Untuk Kebersihan dan Pertamanan
5.0000 m3/hari 75.8500
Total
3
m /hari 3
3.1604 m /jam 3137.8405 kg/jam
d. Air Hidran (Pemadam Kebakaran)
Salah satu bagian dari utilitas pabrik ini adalah air pemadam kebakaran. Kebutuhan air untuk seksi ini sangat diperlukan jika suatu saat terjadi musibah kebakaran yang menimpa salah satu bagian dari pabrik. Jadi, penggunaan air untuk keperluan ini tidak dilakukan secara rutin dan kontinyu tetapi hanya bersifat insidental hanya saat terjadi kebakaran. Dalam praktiknya, kebutuhan air ini disalurkan melalui pipa hydran yang tersambung melalui saluran yang melintasi seluruh lokasi pabrik. Pipa-pipa hydran terutama dipersiapkan pada lokasi pabrik yang cukup strategis dengan pertimbangan utama adalah pada kemudahan pencapaian pada semua lokasi pabrik. Perkiraan jumlah air yang dibutuhkan untuk pemadam kebakaran sekitar 1000 kg/jam yang akan ditampung dalam bak penampung. Fasilitas pemadam kebakaran seperti fire hydrant perlu ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis, disamping itu
145 disediakan pula portable fire fighting equipment pada setiap ruangan dan tempat-tempat yang mudah dicapai. Dengan adanya fasilitas ini diharapkan keselamatan dan kesehatan kerja pabrik ini meningkat. Secara keseluruhan, total kebutuhan air adalah sebanyak 13,9196 m3/jam, dengan perincian sebagai berikut : Tabel 6.4. Kebutuhan Air Pabrik 3
Penggunaan
Jumlah (m /jam)
Make Up Air Pendingin Make Up Air Umpan Boiler Air Pemadam Kebakaran Air Proses Air Keperluan Umum dan Sanitasi
5.9354 2.1597 1.0072 1.6569 3.1604
Total
13.9196
Air yang digunakan dalam pabrik ini, seperti air proses, air umpan boiler, dan air pendingin dan lainnya diperoleh dari air sungai. Untuk mendapatkan spesifikasi air sesuai dengan kebutuhan dilakukan pengolahan dengan beberapa tahap. Pengolahan yang dilakukan setelah pemompaan dari sungai adalah penjernihan, penyaringan, desinfektasi, demineralisasi, dan deaerasi. Diagram alir pengolahan air adalah sebagai berikut ; air hidran
cooling tower
Air sungai
klarifikasi
Filtrasi
air pendingin
Demineralisasi
Deaerasi
Air Proses air sanitasi air keperluan umum
Gambar 6.1 Diagram Alir Pengolahan Air
air umpan boiler
146 Penjernihan (Clarification)
Bahan baku air diambil dari badan air sungai. Kualitas air sungai adalah sebagai berikut: Rata-rata
Maksimum
Tekanan, kg/m G
:
2,25
Temperatur, oC
: 28,5
30
PH
: 6,9
7,6
Turbiditas, sebagai SiO2
: 49ppm
65 ppm
P alkalinitas, sebagai CaCO3
: 0 ppm
0
M alkalinitas, sebagai CaCO3
: 19,4 ppm
38,5 ppm
Cl2, sebagai Cl
: 3,4 ppm
6,4 ppm
Sulfat, sebagai SO4-
: 4,2 ppm
7,0 ppm
Amonia, sebagai NH3
: 3,9 ppm
11,3 ppm
Ca++ Hardness sebagai CaCO3
: 8,5 ppm
18,4 ppm
Mg++Hardness sebagai CaCO3
: 6,4 ppm
13,8 ppm
Besi, sebagai Fe
: 1,6 ppm
4,2 ppm
Silika, sebagai SiO2
: 20,5 ppm
40,1 ppm
Suspended solid ,
: 42 ppm
94 ppm
Total dissolved solid ,
: 64 ppm
100 ppm
Anorganic matter ,
: 18,7 ppm
105 ppm
2
Bahan baku air diambil dari badan air sungai. Air sungai dialirkan dari daerah terbuka ke water intake system yang terdiri dari screen dan pompa. Screen dipakai untuk memisahkan kotoran dan benda-benda asing pada aliran suction
147 pompa. Air yang tersaring oleh screen masuk ke suction pompa dan dialirkan melalui pipa masuk ke unit pengolahan air.
Air masuk ke dalam tangki sedimentasi untuk mengendapkan dan memisahkan lumpur yang mungkin terbawa, yang dapat menyebabkan gangguan fouling di dalam proses penyediaan air bebas mineral. Partikel yang besar dihilangkan dengan penyaringan, tetapi koloidal yang ada dilepas melalui proses klarifikasi dalam penetralan dan penggumpalan (coagulation) dan sebelum dikeluarkan dilakukan injeksi larutan alum, kaustik, dan klorin. Jumlah aliran bahan kimia yang masuk dikontrol secara otomatis sebanding dengan jumlah air yang masuk.
Jumlah injeksi bahan kimia tergantung dari mutu air sungai dan keadaan operasi di lapangan. Semua air alam mengandung bermacam-macam jenis dan jumlah pengotor. Kotoran ini dapat digolongkan sebagai :
a. Padatan yang terlarut Zat-zat padat yang terlarut terdiri dari bermacam-macam komposisi mineral-mineral seperti kalsium karbonat, magnesium karbonat, kalsium sulfat, magnesium sulfat, silika, sodium klorida, sodium sulfat dan sejumlah kecil besi, mangan, florida, aluminium, dan lain-lain. b. Gas-gas yang terlarut Gas-gas yang terlarut biasanya adalah komponen dari udara walaupun biasanya jarang, seperti hidrogen sulfida, metana, oksigen dan CO2.
148 c. Zat yang tersuspensi Dapat berupa kekeruhan (turbidity) yang terjadi dari bahan organik, mikro organik, tanah liat dan endapan lumpur, warna yang disebabkan oleh pembusukan tumbuh-tumbuhan, dan lapisan endapan mineral seperti minyak.
Untuk memperoleh efisiensi di tangki penggumpal dipakai bahan kimia koagulan seperti : 1. Larutan Alum (aluminium sulfat) Berupa tepung berwarna putih, dapat larut dalam air, stabil dalam udara, tidak mudah terbakar, tidak dapat larut dalam alkohol dan dapat dengan cepat membentuk gumpalan. Alum berfungsi sebagai bahan penggumpal ( floculant ) untuk menjernihkan air. Pembentukan flok terbaik pada PH 6,5 – 7,5. Jumlah alum yang diinjeksikan sebanyak 0,06% dari air umpan dengan konsentrasi 26% volum. 2. Soda kaustik (NaOH) Diinjeksikan untuk mengatur pH atau memberikan kondisi basa pada air sungai sehingga mempermudah pembentukan flok oleh alum karena air sungai cenderung bersifat asam. Jumlah soda abu yang diinjeksikan sebanyak 0,05% dari air umpan dengan konsentrasi 40% volum. 3. Klorin/Kaporit Berfungsi untuk membunuh bakteri, jamur, dan mikroorganisme. Jumlah kaporit yang diijeksikan sebanyak 1,2 % dari umpan dengan konsentrasi 30% volum.
149 Reaksi yang terjadi : Al2(SO4)3 + 3 Ca(HCO3)2
2 Al(OH)3 + 3 CaSO 4 + 6 CO 2
Al2(SO4)3 + 3 Na2CO3 +3 H2O
2 Al(OH)3 + 3 Na2SO4 + 3 CO2
Air dari klarifier kemudian kemudian dipompakan ke sand filter .
Penyaringan (Filtration)
Air yang dipersiapkan sebagai bahan baku untuk proses pertukaran ion (ion exchanger ) harus disaring untuk mencegah fouling di penukar ion yang
disebabkan oleh kotoran yang terbawa. Sejumlah kotoran yang terbawa dikoagulasikan pada proses penjernihan. Bahan akan dihilangkan termasuk bahan organik, warna dan bakteri. Air yang telah mengalami proses penjernihan, turbiditasnya menjadi 5 ppm atau lebih rendah. Selama operasi dari filter , kotoran yang masih terbawa pada air setelah mengalami proses penjernihan akan terlepas oleh filter dan terkumpul pada permukaan bed .
Penyaringan ini menggunakan media pasir atau sand filter berbentuk silinder vertikal yang terdiri dari fine sand , coarse sand , activated carbon, dan antrasit. Activated carbon digunakan untuk menghilangkan klorin, bau dan warna. Bila sand filter ini telah jenuh maka perlu dilakukan regenerasi, dengan cara cuci aliran balik (backwash) dengan aliran yang lebih tinggi dari aliran filtrasi, hal ini dilakukan untuk melepaskan kotoran (suspended matters ) dari permukaan filter dan untuk memperluas bidang penyaringan. Setelah dibackwash dan filter dioperasikan kembali, air hasil saringan untuk beberapa
150 menit pertama dikirim ke pembuangan, hal ini dilakukan untuk membersihkan sistem dari benda-benda padat yang masih terbawa dan setelah itu dibuang.
Backwash filter secara otomatis terjadi bila hilang tekan tinggi (high pressure drop ) tercapai atau waktu operasi (duration time) tercapai. Larutan kaustik
diinjeksikan melalui pipa (line header outlet ) dari sand filter untuk mengatur pH dari produk air filter yang masuk ke tangki penyimpanan air filter .
Untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme yang ada dalam air filter dilakukan injeksi klorin. Dari tangki air filter , air didistribusikan ke menara pendingin, perumahan, dan unit demineralisasi.
Demineralisasi
Fungsi dari demineralisasi adalah mengambil semua ion yang terkandung di dalam air. Air yang telah mengalami proses ini disebut air demin (deionized water ).
Sistem demineralisasi disiapkan untuk mengolah air filter dengan
penukar ion (ion exchanger ) untuk menghilangkan padatan yang terlarut dalam air dan menghasilkan air demin sebagai air umpan boiler untuk membangkitkan steam tekanan 5.860,2 kPa dan temperatur 272 oC.
Unit penyediaan air bebas mineral terdiri dari penukar kation (cation exchanger) dan penukar anion (anion exchanger ). Pada penukar kation diisi
dengan penukar ion asam lemah berupa metilen akrilat. Resin ini dirancang untuk menghilangkan/mengikat ion-ion logam dari air atau ion-ion positif seperti K+, Ca2+, Mg2+, Fe2+, Mn+ dan Al3+.
151
Dengan reaksi : R-H + NaCl(aq)
R-Na(s) + HCl(aq)
Resin akan melepaskan ion H+ sehingga air yang dihasilkan akan bersifat asam dengan pH 3,2-3,3. Apabila pH air yang keluar melebihi batas yang dibolehkan, berarti resin yang ada telah jenuh dan perlu diregenerasi. Hal tersebut dilakukan dengan melarutkan asam sulfat sehingga ion H+ dari asam sulfat akan menggantikan ion logam dalam resin dan selanjutnya resin dapat digunakan. Penyerapan ion positif mutlak dilakukan agar tidak membentuk kerak.
Penukar anion berisi penukar ion basa lemah berupa resin amino polistirena, NH(CH)2OH). Resin ini dirancang untuk menghilangkan ion asam dari air atau ion-ion negatif seperti karbonat, bikarbonat, sulfat, sulfit, nitrat, nitrit, silika, dan lain-lain.
Dengan reaksi : Z-OH + HCl(aq)
Z-Cl(s) + H+ + OH-
Penukar kation-anion berisi campuran resin kation dan anion untuk pengolahan akhir air. Semua penukar ion dioperasikan dengan aliran air yang kontinyu. Resin yang diisikan ke penukar ion diregenerasi bila kemampuannya menukar ion telah habis dan sebagai batasannya adalah total galon dan konduktivitas air (high SiO2, high conductivity) . Regenerasi terdiri dari tiga langkah yaitu cuci balik (backwash ), regenerasi awal dengan bahan kimia, dan pencucian (rinse).
152 Bahan kimia yang dipakai untuk regenerasi dari penukar ion dan netralisasi air bekas regenerasi adalah : 1. Asam sulfat (H2SO4) dengan konsentrasi 4 % 2. Soda kaustik (NaOH) dengan konsentrasi 45 % (cairan) dan 98 % ( flake atau solid ). Reaksi yang terjadi pada saat regenerasi adalah : Pada penukar kation 2 Na-R(s)
+
H2SO4 (aq)
NaOH(aq)
2 R-H(s)
+
Na2SO4 (aq)
Pada penukar anion Z-Cl(s)
+
Z-OH(s) +
NaCl(aq)
Buangan bekas bahan kimia dari cation exchanger dan anion exchanger mengalir ke bawah ke dalam kolam netralisasi melalui saluran pembuangan. Air bebas mineral yang telah diproduksi selanjutnya akan dialirkan ke tangki penampungan air demin.
2. Unit Penyediaan Listrik
Kebutuhan tenaga listrik di pabrik Asam Stearat ini dipenuhi oleh PLN dan generator pabrik, hal ini bertujuan agar pasokan tenaga listrik dapat berlangsung kontinyu meskipun ada gangguan pasokan dari PLN. Generator yang digunakan adalah generator arus bolak-balik yaitu berdasarkan pada pertimbangan:
Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar.
153
Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan transformator.
Generator cadangan berkekuatan 0,5 MW, dapat beroperasi selama 3 hari. Generator yang dipakai adalah jenis generator AC tiga fase, karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain :
Tegangan listrik stabil, daya kerja lebih besar.
Kawat penghantar yang digunakan lebih sedikit
Motor tiga fase harganya relatif lebih murah dan sederhana.
Kebutuhan listrik untuk pabrik direncanakan untuk penerangan seluruh area pabrik, keperluan proses dan keperluan utilitas.
Listrik untuk penerangan rd
Dari Chemical Engineer’s Handbook, 3 ed, hal. 1753 direkomendasikan
untuk
perhitungan
penerangan
digunakan
satuan
lumen.
Dengan
menetapkan jenis lampu yang digunakan, maka dapat dihitung jumlah listrik yang harus disediakan untuk penerangan. Jumlah lumen masingmasing area terlihat pada tabel-tabel berikut ini :
154 o
Area Bangunan Tabel 6.5 Kebutuhan listrik untuk penerangan area bangunan Luas
Area Bangunan
(m )
(ft )
F
U
D
Lumen
Pos Keamanan
70
753.4737
20
0.5
0.8
37673.6850
Mushola
100
1076.3910
10
0.55
0.8
24463.4318
Kantin
75
807.2933
10
0.51
0.8
19786.5993
Kantor
500
5381.9550
20
0.58
0.8
231980.8190
Klinik
75
807.2933
20
0.55
0.8
36695.1477
Ruang Kontrol
150
1614.5865
35
0.6
0.8
117730.2656
Laboratorium
100
1076.3910
35
0.6
0.8
78486.8438
Bengkel
100
1076.3910
10
0.53
0.8
25386.5802
GSG
150
1614.5865
10
0.51
0.8
39573.1985
Gudang
100
1076.3910
5
0.52
0.8
12937.3918
Perumahan
400
4305.5640
20
0.55
0.8
195707.4545
1820
19590.3162
Total
2
2
820421.4172
Untuk area dalam bangunan digunakan lampu 40 watt
o
1 lampu 40 watt
= 1.960 lumen
Jumlah lampu
=
Daya
= 419 x 40 = 16.760 watt = 16,76 kW
820.421,417
= 419 buah lampu
1.960
Area Non Bangunan Tabel 6.6 Kebutuhan listrik untuk penerangan area non bangunan Luas 2
2
Area Non Bangunan
(m )
(ft )
F
U
D
Lumen
Proses
5000
53819.55
10
0.59
0.8
1140244.7034
Utilitas
1500
16145.865
10
0.59
0.8
342073.4110
Area Pengembangan
5000
53819.55
0
0
0.8
0.0000
Jalan & Taman
3500
37673.685
5
0.53
0.8
444265.1533
15000
161458.65
Total
Untuk arean non bangunan digunakan lampu 250 watt
1926583.2677
155 1 lampu 250 watt = 1.000 lumen
o
1.926.583,2677
Jumlah lampu
=
Daya
= 193 x 250 = 48.250 watt = 48,25 kW
1.000
= 193 buah lampu
Listrik untuk proses Tabel 6.7 Kebutuhan listrik untuk proses Daya No
Nama Alat
1
Kode
Jumlah
Daya / alat
Hp
watt
Screw conveyor 1
1
1.0000
1.0000
745.7000
2
Screw conveyor 2
1
2.6200
2.6200
1953.7340
3
Screw conveyor 3
1
1.0000
1.0000
745.7000
4
Bucket elevator 1
1
2.0000
2.0000
1491.4000
5
Bucket elevator 2
1
2.0000
2.0000
1491.4000
6
Melter
1
5.0000
5.0000
3728.5000
7
Reaktor 1
1
17.0000
17.0000
12676.9000
8
Reaktor 2
1
2.0000
2.0000
1491.4000
9
Mixing Tank
1
4.0000
4.0000
2982.8000
10
Crystallizer
1
4.0000
4.0000
2982.8000
11
Centrifuge
1
6.0000
6.0000
4474.2000
12
Rotary Dryer
1
17.0000
17.0000
12676.9000
13
Blower 1
1
8.0000
8.0000
5965.6000
14
Blower 2
1
7.0000
7.0000
5219.9000
15
Pompa 1
1
0.5000
0.5000
372.8500
16
Pompa 2
1
1.0000
1.0000
745.7000
17
Pompa 3
1
0.5000
0.5000
372.8500
18
Pompa 4
1
0.5000
0.5000
372.8500
19
Pompa 5
1
3.0000
3.0000
2237.1000
20
Pompa 6
1
3.0000
3.0000
2237.1000
21
Pompa 7
1
2.5000
2.5000
1864.2500
22
Pompa 8
1
0.5000
0.5000
372.8500
23
Pompa 9
1
0.5000
0.5000
372.8500
24
Pompa 10
1
0.5000
0.5000
372.8500
25
Pompa 11
1
3.5000
3.5000
2609.9500
26
Pompa 12
1
0.5000
0.5000
372.8500
27
Pompa 13
1
3.0000
3.0000
2237.1000
28
Pompa 14
1
0.5000
0.5000
372.8500
29
Pompa 15
1
0.5000
0.5000
372.8500
30
Pompa 16
1
0.5000
0.5000
372.8500
156 31
Pompa 17
1
0.5000
0.5000
372.8500
32
Pompa 18
1
0.5000
0.5000
372.8500
100.6200
100.6200
75032.3340
Total
o
Listrik untuk utilitas Tabel 6.8 Kebutuhan listrik untuk utilitas Daya No
Nama Alat
Kode
Jumlah
Daya / alat
Hp
watt
Unit Air & Steam :
1
Bak Penggumpal
1
4.0000
4.0000
2982.8000
2
Boiler
1
34.5000
34.5000
25726.6500
3
Motor tangki dispersant
1
2.5000
2.5000
1864.2500
4
Motor tangki inhibitor
1
4.0000
4.0000
2982.8000
5
Motor tangki kaporit
1
2.5000
2.5000
1864.2500
6
Motor tangki soda kaustik
1
0.5000
0.5000
372.8500
7
Blower Steam
1
0.5000
0.5000
372.8500
8
Pompa utilitas 1
1
1.0000
1.0000
745.7000
9
Pompa utilitas 2
1
1.0000
1.0000
745.7000
10
Pompa utilitas 3
1
0.5000
0.5000
372.8500
11
Pompa utilitas 4
1
0.5000
0.5000
372.8500
12
Pompa utilitas 5
1
0.5000
0.5000
372.8500
13
Pompa utilitas 6
1
1.0000
1.0000
745.7000
14
Pompa utilitas 7
1
1.0000
1.0000
745.7000
15
Pompa utilitas 8
1
1.5000
1.5000
1118.5500
16
Pompa utilitas 9
1
1.5000
1.5000
1118.5500
17
Pompa utilitas 10
1
1.5000
1.5000
1118.5500
18
Pompa utilitas 11
1
4.0000
4.0000
2982.8000
19
Pompa utilitas 12
1
0.5000
0.5000
372.8500
20
Pompa utilitas 13
1
0.5000
0.5000
372.8500
21
Pompa utilitas 14
1
0.5000
0.5000
372.8500
22
Pompa utilitas 15
1
0.5000
0.5000
372.8500
23
Pompa utilitas 16
1
4.0000
4.0000
2982.8000
24
Pompa utilitas 17
1
4.0000
4.0000
2982.8000
25
Pompa utilitas 18
1
1.0000
1.0000
745.7000
26
Pompa utilitas 19
1
1.0000
1.0000
745.7000
27
Pompa utilitas 20
1
1.0000
1.0000
745.7000
28
Pompa utilitas 21
1
2.0000
2.0000
1491.4000
29
Pompa utilitas 22
1
0.5000
0.5000
372.8500
Unit Dowtherm A :
0.0000
157 30
Pompa dowtherm A 1
1
2.0000
2.0000
1491.4000
31
pompa dowtherm A 2
1
2.0000
2.0000
1491.4000
Unit Refrigerant :
32
Blower ammonia 1
1
0.5000
0.5000
372.8500
33
Blower ammonia 2
1
0.5000
0.5000
372.8500
34
Pompa ammonia 1
1
7.0000
7.0000
5219.9000
35
Pompa ammonia 2
1
0.5000
0.5000
372.8500
36
Kompressor Ammonia
1
12.0000
12.0000
8948.4000
Unit Udara Tekan :
37
Kompressor udara
1
2.5000
2.5000
1864.2500
38
Blower udara 1
1
7.0000
7.0000
5219.9000
39
Blower udara 2
1
0.5000
0.5000
372.8500
40
Blower udara 3
1
0.5000
0.5000
372.8500
41
Blower udara 4
1
0.5000
0.5000
372.8500
Total
o
84636.9500
Listrik untuk AC kantor Listrik untuk AC kantor = 20 kW
Kebutuhan listrik total = 16,76 kW + 48,25 kW + 75,032 kW + 84,636 kW + 20 kW = 244,6793 kW Kebutuhan listrik total sebesar 244,6793 kW dengan over desain 20 %, sehingga kebutuhan total = 293,6191 kW.
3. Unit Pengadaan Bahan Bakar
Unit pengadaan bahan bakar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pada generator. Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar cair yaitu solar yang diperoleh dari PERTAMINA atau distribusinya. Pemilihan didasarkan pada pertimbangan bahan bakar cair:
158
mudah didapat
kesetimbangannya terjamin
mudah dalam penyimpanannya
Solar yang dibutuhkan sebesar 1.191,2411 liter/jam.
4. Unit Penyediaan Refrigerant
Refrigerant yang digunakan adalah amonia sebagai pendingin pada kristalizer. Amonia yang telah digunakan diolah dalam sistem refrigerasi amonia pada unit utilitas. Sistem refrigerasi ini berfungsi untuk mensirkulasikan amonia pendingin pada alat-alat proses sebagai berikut : Tabel 6.9 Kebutuhan ammonia refrigerant No.
1 2 3
Alat
Massa (kg/jam)
Crystallizer Condenser 4 HE 5 Total
1449.6195 103618.6965 1995.3053 107063.6213
Kondisi operasi sebagai berikut: T operasi
= 30oC
Tekanan operasi
= 1 atm
Temperatur masuk ammonia (gas)
= -33,5 oC (P = 1 atm)
Tempertatur keluar ammonia (cair)
= -33,5 oC
Ammonia cair masuk berwujud cair dan keluar dengan fase gas. Amonia bersirkulasi menggunakan konsep liquifaction, liquifaction adalah perubahan
159 zat dari wujud gas ke bentuk cairan. Karena perubahan wujud zat sebanding dengan perbedaan jumlah energi dari molekul yang membentuk zat tersebut, maka energi panas harus diserap atau dilepas oleh zat tersebut sehingga dapat merubah keadaan wujud zat tersebut. Dengan demikian, perubahan zat dari padat ke cair atau dari cair ke gas memerlukan penambahan panas. Jika gas mengalami kompresi, panas akan terlepas dan berubah fasa menjadi cair, sehingga pendinginan ekstrem tidak mutlak diperlukan untuk pencairan gas. Pendinginan semacam ini ditemukan oleh Thomas Andrew pada tahun 1969. disebutkan bahwa setiap gas mempunyai temperatur kritis, dan apabila pencairan dilakukan diatas temperatur kritis maka gas tersebut tidak dapat dicairkan dan tidak berpengaruh berapapun tekanan diberikan.
Ketika gas tersebut dikompresi, molekul-molekul gas saling tarik-menarik sehingga kalor pun terlepaskan. Pada proses kompresi, kecepatan molekulmolekul gas dan jarak antara molekul tersebut semakin dekat sampai akhirnya gas tersebut mengalami perubahan wujud menjadi cairan (Wikipedia, 2006)
Sistem refrigerasi kompresi uap merupakan sistem/daur yang paling banyak digunakan dalam daur refrigerasi. Proses-proses yang membentuk daur kompresi uap adalah :
160
Gas bertekanan tinggi Condenser
2
3
Compressor
Kerja
1
Gas bertekanan rendah
panas
Ekspansion Valve 4 Unit Proses
Panas Gambar 6.2 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Keterangan :
1-2 Kompresi adiabatik dan reversible, dari uap jenuh menuju tekanan kondensor 2-3 Pelepasan kalor reversible pada tekanan konstan, menyebabkan penurunan panas lanjut (desuperheating) dan pengembunan refrigeran 3-4 Ekspansi irreversibel pada entalpi konstan, dari cairan jenuh menuju tekanan kristalizer. 4-1 Penambahan kalor reversible pada tekanan tetap, yang menyebabkan penguapan menuju uap jenuh
161 5. Unit Penyediaan Udara Tekan
Pada perancangan pabrik asam stearat, unit penyediaan udara tekan digunakan untuk menjalankan instrumentasi dan udara plant di peralatan proses, seperti untuk menggerakkan control valve serta untuk pembersihan peralatan pabrik. Udara instrumen mempunyai sumber yang sama dengan udara pabrik yaitu bersumber dari udara di lingkungan pabrik, hanya saja udara bertekanan tersebut harus dikeringkan (dew point rendah = -40 C) menggunakan dryer dengan media pengering silica gel (kandungan air < 100 ppm). Jika silica gel telah mendekati kondisi jenuh dan pemisahan yang dikehendaki tidak dapat lagi berlangsung maka dilakukan regenerasi dengan menggunakan gas panas atau dipasang pemanas listrik di dalam hamparan silica gel untuk memberikan panas. Untuk memenuhi kebutuhan digunakan compressor dan didistribusikan melalui pipa-pipa. Selain bersifat kering, udara tekan yang dihasilkan harus bebas minyak dan tidak mengandung partikel-partikel lainnya. Untuk itu dryer juga dilengkapi dengan cyclone.
B. PENGOLAHAN LIMBAH
Pada pabrik Asam stearat ini terdapat limbah industri berupa cairan yang tidak berbahaya. Untuk limbah cair, karena tidak berbahaya maka penanganannya sebelum dibuang ke sungai hanyalah di cek kandungan pH didalamnya agar sama dengan pH lingkungan. Adapun penanganan limbah-limbah cair di pabrik asam stearat selain limbah cair industri adalah sebagai berikut :
162 a. Air Buangan Sanitasi Air buangan sanitasi yang berasal dari seluruh toilet di kawasan pabrik, pencucian, dan dapur dikumpulkan dan diolah dalam unit stabilisasi dengan menggunakan lumpur aktif, aerasi dan desinfektan kalsium hipoklorit yang berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit. Sedangkan kotoran yang berasal dari WC dibuang ke tempat pembuangan khusus septic tank . b. Air buangan dari peralatan proses Air buangan ini mengandung minyak atau bahan organik yang mungkin disebabkan oleh:
Bocoran dari suatu peralatan
Bocoran karena tumpahan saat pengisian
Pencucian atau perbaikan peralatan Air buangan yang mengandung minyak dilakukan pemisahan berdasarkan perbedaan berat jenisnya.
Minyak di bagian atas dialirkan ke tungku
pembakaran, sedangkan air di bagian bawah dialirkan ke penampungan akhir, kemudian dibuang. c. Air buangan dari utilitas Air buangan dari utilitas berasal dari unit demineralisasi dan sisa regenerasi resin yang bersifat asam atau basa. Air sisa proses yang berasal dari unit demineralisasi dan air sisa regenerasi dikirim ke kolom netralisasi. Penetralan dilakukan dengan menambahkan asam sulfat atau basa NaOH sampai air tersebut mempunyai pH netral (diharapkan 6,5 – 8).
163 Air yang sudah dinetralkan kemudian dialirkan ke penampungan akhir untuk dibuang.
C. LABORATORIUM
Laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produksi. Dengan data yang diperoleh dari laboratorium maka proses produksi akan selalu dapat dikendalikan dan kualitas produk dapat dijaga sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Disamping itu juga berperan dalam pengendali pencemaran lingkungan, baik udara maupun limbah cair.
Laboratorium berada di bawah bagian produksi yang mempunyai tugas pokok antara lain : 1. Sebagai pengendali kualitas bahan baku (apakah sudah memenuhi persyaratan yang diizinkan atau tidak) dan pengendali kualitas produk (apakah sudah memenuhi spesifikasi atau belum). 2. Sebagai pengendali terhadap proses produksi dengan melakukan analisis terhadap pencemaran lingkungan yang meliputi polusi udara, limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan unit-unit produksi. 3. Sebagai pengendali terhadap mutu air proses, air pendingin, air umpan boiler , steam, dan lain-lain yang berkaitan langsung dengan proses
produksi.
Laboratorium melaksanakan tugas selama 24 jam sehari dalam kelompok kerja shift dan non-shift .
164 a. Kelompok Non – Shift Kelompok ini bertugas melakukan analisis khusus, yaitu Analisis yang sifatnya tidak rutin dan menyediakan reagen kimia yang diperlukan oleh laboratorium. Dalam membantu kelancaran kinerja kelompok shift , kelompok ini melaksanakan tugasnya di laboratorium utama dengan tugastugas antara lain :
Menyediakan reagen kimia untuk analisis laboratorium.
Melakukan Analisis bahan buangan penyebab polusi.
Melakukan penelitian/percobaan untuk membantu kelancaran produksi.
b. Kelompok Shift Kelompok ini melaksanakan tugas pemantauan dan analisis-analisis rutin terhadap proses produksi. Dalam melaksanakan tugasnya, kelompok ini menggunakan sistem bergilir yaitu kerja shift selama 24 jam dengan masing-masing shift bekerja selama 8 jam.
Dalam pelaksanaan tugasnya, seksi laboratorium dikelompokkan menjadi : a. Laboratorium Fisika Bagian ini mengadakan pemeriksaan atau pengamatan terhadap sifat-sifat fisis bahan baku dan produk. Pengamatan yang dilakukan antara lain :
Spesifik grafity
Viskositas kinematik
Kandungan air
b. Laboratorium Analitik Bagian ini mengadakan pemeriksaan terhadap bahan baku dan produk mengenai sifat-sifat kimianya. Analisis yang dilakukan antara lain :
165
Kadar impuritis pada bahan baku
Kadar impuritis pada produk
c. Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Bagian ini bertujuan untuk mengadakan penelitian, misalnya :
Diversifikasi produk
Pemeliharaan lingkungan (pembersihan air buangan).
Disamping
mengadakan
penelitian
rutin,
laboratorium
ini
juga
mengadakan penelitian yang sifatnya non-rutin, misalnya saja penelitian terhadap produk di unit tertentu yang tidak biasanya dilakukan penelitian, guna mendapatkan alternatif lain tentang penggunaan bahan baku. d. Laboratorium Analisis Air Pada laboratorium Analisis air ini yang di analisis antara lain : 1. Bahan baku air 2. Air demineralisasi 3. Air pendingin 4. Air umpan Boiler
Parameter yang diuji antara lain warna, pH, kandungan klorin, tingkat kekeruhan, total kesadahan, jumlah padatan, total alkalinitas, kadar minyak, sulfat, silika dan konduktivitas air. Alat- alat yang digunakan dalam laboratorium Analisis air adalah : a. pH meter, digunakan untuk mengetahui tingkat keasaman / kebasaan. b. Spektrometer, untuk menentukan konsenterasi suatu senyawa terlarut dalam air dengan syarat larutan harus berwarna . c. Spectroscopy , untuk menentukan kadar sulfat.
166 d. Peralatan gravimetric, untuk mengetahui jumlah kandungan padatan dalam air. e. Peralatan titrasi , untuk mengetahui kandungan klorida, kasadahan dan alkalinitas. f.
Conductivity meter , untuk mengetahui konduktivitas suatu zat yang
terlarut dalam air. Air terdeminerasasi yang dihasilkan unit terdemineralizer juga diuji oleh laboratorium ini. Parameter yang diuji antara lain pH, konduktivitas dan kandungan silikat (SiO2). Sedangkan parameter air umpan boiler yang dianalisis antara lain kadar hidrazin, amonia dan ion fosfat. e. Alat Analisis Alat Analisis yang digunakan :
Water Content Tester , untuk menganalisis kadar air dalam produk.
Viskometer Bath , untuk mengukur viskositas produk keluar reaktor.
Hydrometer , untuk mengukur spesific gravity.
D. INSTRUMENTASI DAN PENGENDALIAN PROSES
Dalam pengoperasian dan pengendalian alat-alat proses, diperlukan sistem instrumentasi yang dapat mengukur, mengindikasikan, dan mencatat variabelvariabel proses. Variabel proses itu antara lain temperatur, tekanan, laju alir, dan ketinggian. Pengendalian alat-alat proses dipusatkan di ruang kendali, walaupun dapat pula dilakukan langsung di lapangan. Pengendalian terhadap kualitas bahan baku dan produk dilakukan di laboratorium pabrik.
167 Sistem pengendalian di pabrik asam stearat ini menggunakan Distributed Control System (DCS). Sistem ini mempergunakan komputer mikroprosesor
yang membagi aplikasi besar menjadi sub-sub yang lebih kecil. Data yang diperoleh dari elemen-elemen sensor diolah dan disimpan. Pengendalian dilakukan dalam Programmable Logic Controller dengan cara mengubah data-data tersebut menjadi sinyal elektrik untuk pembukaan atau penutupan valve-valve. Untuk melakukan perhitungan matematis yang rumit dan
kompleks dibutuhkan Supervisor Control System (SCS). Beberapa kemampuan yang dimiliki oleh SCS adalah : 1. Kalkulasi termodinamik. 2. Prediksi sifat/komposisi produk dan kontrol. 3. Menyimpan data dalam jangka waktu yang panjang.
Model hierarki pengendalian meliputi empat tingkat kebutuhan informasi dan sistem pengendalian. Computer Integrated Manufacturing (CIM) dicapai dengan pengkoordinasian dan penggunaan secara efektif aliran informasi melalui seluruh tingkatan. Keempat tingkatan ini diperlihatkan pada Tabel 6.10 berikut ini :
168 Tabel 6.10 Tingkatan Kebutuhan Informasi dan Sistem Pengendalian. Tingkatan 1. Regulatory and Sequential Control
2. Supervisory Control System
Fungsi
Memantau, mengendalikan, dan mengatur berbagai aktuator dan perangkat lapangan yang berhubungan langsung dengan proses. - Mengkoordinasikan kegiatan satu atau lebih DCS
- Menyediakan plantwide summary dan plantwide process overview . 3. Sistem informasi yang dibutuhkan Pengaturan operasi hari ke hari, seperti oleh Local Plant Management penjadwalan produk, pemantauan operasi, laboratorium jaminan kualitas, akumulasi data produksi – biaya, dan tracking shipment. 4. Management Information System Mengkoordinasikan informasi keuangan, penjualan, dan pengembangan produk pada tingkat perusahaan. Pengendalian terhadap variabel proses dilakukan dengan sistem pengendali elektronik. Variabel-variabel yang dikendalikan berupa temperatur, tekanan, laju alir dan level cairan. Pengendalian variabel utama proses tercantum pada Tabel 6.11
Tabel 6.11 Pengendalian Variabel Utama Proses. No. Variabel
Alat Ukur
1. 2. 3. 4.
Termokopel Pressure gauge Orificemeter, venturimeter, vortexcoriolismeter Float level device
Temperatur Tekanan Laju Alir Level cairan
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK
A. LOKASI PABRIK
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan pabrik, karena harus dapat memberikan keuntungan jangka panjang dan dimungkinkan untuk mengembangkan pabrik dimasa yang akan datang. Pada perancangan ini dipilih daerah Teluksialang, Kabupaten Tanjung Jabung, Provinsi Jambi, karena di Jambi merupakan zona industri yang baik untuk Pabrik asam lemak dari minyak sawit dan cocok untuk ditanami kelapa sawit. Adapun faktor-faktor uang perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik adalah sebagai berikut: 1. Sumber bahan baku 2. Pemasaran produk 3. Transportasi 4. Utilitas 5. Tenaga kerja 6. Ketersediaan lahan yang memadai Dengan mempertimbangkan keenam faktor diatas maka lokasi pabrik yang dipilih
adalah
daerah
Teluksialang
-
Jambi.
pertimbangan yang dipilih adalah sebagai berikut:
Dengan
pertimbangan-
170
1. Sumber Bahan Baku
Bahan baku pada proses pembuatan asam lemak ada 2, yaitu stearin dan air. a. Stearin Stearin dapat diperoleh dari perkebunan minyak sawit dalam negeri yaitu PTPN IV Sumatra Barat – Jambi. b. Air Mengingat alam Indonesia sangat kaya dengan air maka ketersediaan bahan baku akan air tidak menjadi masalah. Bahan baku air proses dapat diperoleh dari air tanah maupun air sungai yang diolah terlebih dahulu sehingga layak digunakan sebagai air proses, atau dapat diperoleh dari PDAM. Sumber air yang digunakan pada pabrik ini berasal dari air sungai Batanghari. 2. Pemasaran Produk
Produk yang dihasilkan adalah asam stearat, asam oleat dan gliserol. Industri-indutri kimia yang menggunakan asam stearat sebagai bahan baku banyak terdapat daerah Sumatra, Jawa, dll oleh karena itu pemasaran produknya dekat 3. Transportasi
Ketersediaan transportasi yang mendukung distribusi produk dan bahan baku baik melalui laut maupun darat. Sehingga daerah yang akan dijadikan lokasi pabrik haruslah menpunyai fasilitas trasnportasi yang memadai dan biaya untuk transportasi dapat ditekan sekecil mungkin. Seperti jalan
171
penghubung antara produsen dan konsumen. Di daerah Teluksialang Jambi cukup ideal untuk transportasi melalui laut ataupun darat. 4. Utilitas
Fasilitas yang terdiri dari penyedian air, bahan bakar, mengharuskan lokasi pabrik dekat dengan sumber air dan untuk pengadaan bahan bakar dan listrik harus dekat dengan pusat pengadaan bahan bakar untuk kebutuhan air dapat diperoleh dari air sungai Batanghari. Kebutuhan akan listrik didapat dari PLN atau Steam power plant sedangkan kebutuhan bahan bakar diperoleh dari depot PERTAMINA. 5. Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli
Tenaga kerja di daerah Teluksialang - Jambi cukup banyak tersedia atau dapat
didatangkan
dari
daerah-daerah
lain
disekitarnya,
sehingga
kebutuhan tenaga kerja akan terpenuhi. Sedangkan tenaga ahli diperoleh selain dari luar negeri juga melalui kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia pada umumnya dan lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta. 6. Ketersediaan Lahan yang Memadai
Pabrik yang didirikan harus jauh dari pemukiman penduduk dan tidak mengurangi lahan produktif pertanian agar tidak menimbulkan dampak negative bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Juga perlu dipilih lokasi pabrik yang masih memungkinkan untuk pengembangan area pabrik. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan pengembangan pabrik dimasa yang akan datang.
172
B. TATA LETAK PABRIK
Dalam menempatkan peralatan pabrik, tata letak alat proses, penyimpanan bahan baku dan produk atau gudang, transportasi, laboratorium, kantor harus di susun sedemikian rupa sehingga diperoleh koordinasi kerja yang efisien. Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam menata pabrik agar efisien antara lain : a. Pemilihan lokasi memungkinkan untuk melakukan perluasan pabrik di masa yang akan datang. b. Distribusi utilitas yang tepat dan efisien c. Tata
letak
alat-alat
pabrik
disusun
secara
sistematis
sehingga
pengoperasian, pengawasan dan perbaikan mudah dilakukan. d. Buangan proses tidak mengganggu operasi pabrik dan masyarakat sekitarnya. e. Aspek keselamatan kerja yang lebih terjamin. f. Aspek estetika yang disesuaikan dengan lingkungan yang ada.
C. PRAKIRAAN AREAL LINGKUNGAN
Berdasarkan faktor-faktor yang telah diuraikan sebelumnya, maka direncanakan luas pabrik yang akan didirikan memerlukan luas lahan sebagai berikut : a. Area pabrik 4,0 ha b. Area tanah untuk perumahan dan fasilitas penunjang 3,0 ha c. Area tanah untuk perluasan pabrik 2,0 ha
173
Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi dan tata letak pabrik serta peralatan dapat di lihat pada gambar 7.1 dan 7.2 sebagai berikut :
174
Gambar 7.1 Peta Provinsi Jambi
175
Area Perluasan Pabrik
Pos Satpam
Unit Penyediaan & Pengolahan Air
t n a r ti e n
Unit Reaksi gi
U fr e R
Unit Pemurnian
Unit Pembangkit Steam A m ti r
Penyimpanan Bahan Baku e
n
Unit Pembangkit & Prnyediaan Listrik
th U w o D
Penyimpanan Produk
Control Room Laboratorium Gudang
Pos Satpam
Bengkel
Tempat Parkir
Klinik
Pos Satpam
Kantor Pusat Kantin
Mushola
GSG
Pos Satpam
Gambar 7.2 Tata Letak Pabrik
Tempat Parkir
176
VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN
A. BENTUK PERUSAHAAN
Perusahaan adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang diorganisasikan dan dioperasikan untuk menyediakan barang dan jasa bagi konsumen agar memperoleh keuntungan. Bila dilihat dari tanggung jawab pemiliknya, maka perusahaan atau badan usaha dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Perusahaan Perseorangan Perusahaan Perseorangan yaitu badan usaha yang didirikan, dimiliki, dan dimodali oleh satu orang. Pemilik juga bertindak sebagai pemimpin. Pemilik bertanggung jawab penuh atas segala hutang/kewajiban perusahaan dengan seluruh hartanya, baik yang ditanamkan pada perusahaan maupun harta pribadinya. 2. Perusahaan Firma Perusahaan Firma yaitu badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang dengan memakai satu nama (salah satu anggota atau nama lain) untuk kepentingan bersama. Semua anggota firma bertindak sebagai pemimpin
perusahaan
dan
bertanggung
jawab
penuh
atas
segala
kewajiban/hutang firma dengan seluruh hartanya, baik harta yang ditanamkan pada perusahaan maupun harta pribadinya.
177
3. Perusahaan Komanditer Perusahaan Komanditer yaitu badan usaha yang didirikan oleh dua orang atau lebih dimana sebagian anggotanya duduk sebagai anggota aktif dan sebagian yang lain sebagai anggota pasif. Anggota aktif yaitu anggota yang bertugas mengurus, mengelola, dan bertanggung jawab atas maju mundurnya perusahaan. Anggota aktif bertanggung jawab penuh atas kewajiban perusahaan dengan seluruh harta bendanya, baik yang ditanamkan pada perusahaan maupun harta pribadinya. Sedangkan anggota pasif yaitu anggota yang hanya berperan memasukkan modalnya ke perusahaan. 4. Perseroan Terbatas (PT) Perseroan Terbatas yaitu badan usaha yang modalnya didapatkan dari penjualan saham. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan atau PT. Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab pada sejumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan dan setiap pemegang saham adalah pemilik perusahaan.
Bentuk perusahaan yang direncanakan pada PraRancangan Pabrik Asam Stearat ini adalah Perseroan Terbatas (PT), dengan bidang usahanya adalah produksi Asam Stearat dan berlokasi di kawasan Teluk Sialang, Jambi. Bentuk Perusahaan
: Perseroan Terbatas (PT)
Lapangan Usaha
: Industri Asam Stearat
Lokasi Perusahaan
: Teluksialang - Jambi
Alasan dipilihnya bentuk Perseroan Terbatas berdasarkan atas beberapa faktor : 1. Mudah mendapatkan modal dengan menjual saham perusahaan.
178
2. Tanggung jawab pemegang saham terbatas sehingga kelancaran produksi hanya dipegang oleh pimpinan perusahaan. 3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain. Pemilik perusahaan adalah para pemegang saham dan pengurus perusahaan adalah direksi beserta stafnya yang diawasi oleh dewan komisaris. 4. Lapangan usaha lebih luas karena suatu PT dapat menarik modal yang sangat besar dari masyarakat sehingga dengan modal ini PT dapat memperluas usaha sehingga kelangsungan hidup perusahan lebih terjamin, karena tidak terpengaruh dengan berhentinya pemegang saham, manajer beserta staff-nya dan karyawan perusahaan. 5. Kepemilikan dapat berganti-ganti dengan jalan memindahkan hak milik dengan cara menjual saham kepada orang lain. 6. Efisiensi dari manajemen. Para pemegang saham dapat memilih orang yang ahli sebagai Dewan Komisaris dan Direktur Utama yang cakap dan berpengalaman.
B. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Salah satu faktor yang menunjang kemajuan perusahaan adalah struktur organisasi yang terdapat dan dipergunakan oleh perusahaan tersebut. Untuk mendapatkan suatu sistem yang baik maka perlu diperhatikan beberapa pedoman, antara lain adalah perumusan tujuan perusahaan jelas, pendelegasian wewenang, pembagian tugas kerja yang jelas, kesatuan perintah dan tanggung jawab, sistem pengontrol atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan organisasi perusahaan yang fleksibel.
179
Berdasarkan pedoman tersebut maka akan diperoleh struktur organisasi yang baik, yang salah satunya sistem Line and Staff. Pada sistem ini, garis kekuasaan lebih sederhana dan praktis. Demikian pula kebaikan dalam pembagian tugas kerja seperti yang terdapat dalam sistem organisasi fungsional, sehingga seorang karyawan hanya akan bertanggung jawab pada seorang atasan saja.
Struktur
organisasi pabrik asam stearat dijelaskan dalam gambar 8.1 berikut ini :
Direktur Utama
Direktur Teknik dan Produksi
Kabag Produksi dan Utilitas
Kabag Produksi dan Utilitas
n
l m
g
k
s s p li
or s
al
at b
R
Kabag Produksi dan Utilitas
e
k k
i
is S
p i i
e
S
s S
s k e S
k
n u is is k
k S
m h
si e
a u
at p
is S
s b
e p
e
d u
ta
e k
a g
r
k
n a
as os
is S
e
u
h a
K e
n
l
e s
s
L
m
n
K
a
a
i
ar
e
u
3
ai s
a al
rt k
n
a
g
ar a
d
ki
n
n a
d i
n d
n n
u or
Kabag Produksi dan Utilitas
a
d a
se
Kabag Administrasu
D
a n
t
k
m
in
s
s
n
u b
tai
i
tu e
ts
d
p
n ur
u
Kabag Produksi dan Utilitas
e e
i k
Direktur Keuangan dan Administrasi
e S
S
e
H k i e S
e S
Gambar 8.1 Struktur organisasi perusahaan
Sedangkan untuk mencapai kelancaran produksi maka perlu dibentuk staff ahli yang terdiri dari orang-orang ahli dibidangnya. Staff ahli akan memberikan
S
e
k
s
180
bantuan pemikiran dan nasehat kepada tingkat pengawas, demi tercapainya tujuan perusahaan. Ada dua kelompok orang yang berpengaruh dalam menjalankan organisasi garis dan staff ini, yaitu : a. Sebagai staff yaitu orang-orang yang melakukan tugas sesuai dengan keahliannya, dalam hal ini berfungsi untuk memberi saran-saran kepada unit operasional. b. Sebagai garis atau line yaitu orang-orang yang menjalankan tugas pokok organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
Manfaat adanya struktur organisasi sebagai berikut : a. Menjelaskan dan menjernihkan persoalan mengenai pembatasan tugas, tanggung jawab, wewenang dan lain-lain. b. Sebagai bahan orientasi untuk pejabat. c. Penempatan pegawai yang lebih tepat. d. Penyusunan program pengembangan manajemen. e. Mengatur kembali langkah kerja dan prosedur kerja yang berlaku bila terbukti kurang lancar. Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dalam pelaksanaan tugas sehariharinya diwakili oleh Dewan Komisaris yang dipimpin oleh Presiden Komisaris, sedangkan tugas untuk menjalankan perusahaan dilaksanakan Direktur Utama yang membawahi beberapa direktur bidang, kepala bagian, dan seterusnya. Jenjang kepemimpinan dalam perusahaan ini adalah sebagai berikut :
Direktur utama
Direktur
181
Kepala Bagian
Kepala Seksi
Kepala Shift
Pegawai/Operator
Masing-masing fungsi mempunyai wewenang dan tugas yang berbeda sesuai dengan bidangnya. Semakin ke atas, jabatan yang diduduki maka semakin luas pula tugas dan wewenang yang dimiliki. Tanggung jawab, tugas serta wewenang tertinggi terletak pada para pimpinan yang terdiri dari Direktur Utama dan Direktur Bidang yang disebut Dewan Direksi. Karyawan perusahaan akan dibagi dalam beberapa kelompok regu yang dipimpin oleh masing-masing kepala regu, dan masing-masing Kepala Regu akan bertanggung jawab kepada kepala pengawas pada masing-masing seksi. Dalam struktur organisasi perusahaan, setiap bawahan hanya mempunyai satu garis tanggung jawab kepada atasannya dan setiap atasan hanya memiliki satu garis komando kepada bawahannya.
C. TUGAS DAN WEWENANG
1. Pemegang Saham Pemegang saham adalah beberapa orang yang mengumpulkan modal untuk kepentingan
pendirian
dan
berjalannya
operasi
perusahaan
tersebut.
Kekuasaan tertinggi pada perusahaan yang mempunyai bentuk Perseroan Terbatas (PT) adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada RUPS tersebut para pemegang saham berwenang :
182
a. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris. b. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Direksi. c. Mengesahkan hasil-hasil serta neraca perhitungan untung-rugi tahunan dari perusahaan.
2. Dewan Komisaris Dewan Komisaris merupakan pelaksana tugas sehari-hari dari pemilik saham, sehingga Dewan Komisaris akan bertanggung jawab terhadap pemilik saham. Tugas-tugas Dewan Komisaris meliputi : a. Menilai dan menyetujui rencana Direksi tentang kebijaksanaan umum, target
perusahaan,
alokasi
sumber-sumber
dana
dan
pengarahan
pemasaran. b. Mengawasi tugas-tugas direktur. c. Membantu Direktur Utama dalam tugas-tugas yang penting.
3. Dewan Direksi a. Direktur Utama Tugas
: Memimpin
jalannya
perusahaan
kebijaksanaan-kebijaksanaan pengembangan keseluruhan
serta
dan
serta
yang
kemajuan
berkaitan
dengan
perusahaan
secara
bertanggungjawab
kelangsungan pabrik. Pendidikan
: Sarjana Teknik Kimia (minimal S-1)
Jumlah
: 1 orang
memikirkan
penuh
terhadap
183
b. Direktur Teknik dan Produksi Tugas
: Memimpin
pelaksanaan
berhubungan
dengan
kegiatan bidang
pabrik
teknik,
yang
produksi,
pengembangan, pemeliharaan peralatan dan laboratorium yang mendukung pelaksanaan produksi. Pendidikan
: Sarjana Teknik Kimia (minimal S-1)
Jumlah
: 1 orang
c. Direktur Keuangan dan Administrasi Tugas
: Bertanggung jawab terhadap masalah-masalah pabrik yang berhubungan dengan administrasi perusahaan, keuangan, hubungan masyarakat, personalia dan hal umum lainnya.
Pendidikan
: Sarjana Ekonomi/Hukum/Psikologi (minimal S-1)
Jumlah
: 1 orang
Direktur Teknik dan Produksi dibantu oleh 3 orang Kepala Bagian : 1) Kepala Bagian Teknik, Listrik dan Instrumentasi Tugas
: Bertanggung jawab terhadap pengelolaan pabrik secara teknis yang meliputi pemeliharaan alat, bengkel, gudang dan perlengkapannya, serta penyediaan listrik.
Pendidikan
: Sarjana Teknik Mesin
Jumlah
: 1 orang
Kepala Bagian Teknik membawahi 2 Kepala Seksi, yaitu : a. Kepala Seksi Kelistrikan, Gudang dan Perlengkapannya b. Kepala Seksi Pemeliharaan dan Bengkel
184
2) Kepala Bagian Produksi Tugas
:
Bertanggung jawab atas operasi pabrik sehari-hari serta menjaga kelangsungan proses produksinya.
Pendidikan
: Sarjana Teknik Kimia
Jumlah
: 1 orang
Kepala Bagian Produksi membawahi 2 Kepala Seksi, yaitu : a. Kepala Seksi Proses b. Kepala Seksi Utilitas 3) Kepala Bagian Penelitian, Pengembangan dan Pengendalian Mutu Tugas
: Bertanggung
jawab
pada
kegiatan
laboratorium,
pengendalian mutu, penelitian, dan pengembangan. Pendidikan
: Sarjana Teknik Kimia
Jumlah
: 1 orang
Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan membawahi 2 Kepala Seksi, yaitu : a. Kepala Seksi Laboratorium dan Pengendalian Mutu b. Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan Direktur Keuangan dan Administrasi dibantu oleh 3 Kepala Bagian, yaitu : 1) Kepala Bagian Keuangan dan Pemasaran Tugas
: Memimpin pengelolaan bidang keuangan dan pemasaran, termasuk pembelian bahan baku, bahan pembantu, dan penjualan
hasil,
serta
pembukuan perusahaan Pendidikan
: Sarjana Ekonomi
bertanggung
jawab
pada
185
Jumlah
: 1 orang
Kepala Bagian Keuangan dan Pemasaran membawahi 2 Kepala Seksi, yaitu : a. Kepala Seksi Keuangan b. Kepala Seksi Pemasaran 2) Kepala Bagian Administrasi Tugas
: Mengkoordinasi serta bertanggung jawab terhadap semua kegiatan administrasi pabrik, personalia, dan tata usaha.
Pendidikan
: Sarjana Ekonomi/Psikologi
Jumlah
: 1 orang
Kepala Bagian Administrasi membawahi 2 Kepala Seksi, yaitu : a.
Kepala Seksi Personalia
b.
Kepala Seksi Tata Usaha
3) Kepala Bagian Umum Tugas
: Mengelola semua kegiatan yang berhubungan dengan relasi, pelanggan dan masyarakat.
Bertanggung jawab
terhadap keamanan dilingkungan perusahaan, kesehatan serta kesejahteraan karyawan. Pendidikan
: Sarjana Hukum/Sospol
Jumlah
: 1 orang
Kepala Bagian Umum membawahi 2 Kepala Seksi, yaitu : a.
Kepala Seksi Sarana dan Humas
b.
Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban
186
Berikut adalah job description untuk jabatan Kepala Seksi dan Karyawan dari masing-masing bagian dalam perusahaan 1.
Kepala Seksi Proses Tugas
: Memimpin langsung serta memantau kelancaran proses
produksi Pendidikan
: Sarjana Teknik Kimia / Teknik Mesin
Jumlah
: 1 orang
Bawahan
: 4 orang kepala shift (D3 Teknik Mesin) 28 orang operator (STM)
2.
Kepala Seksi Utilitas Tugas
: Bertanggung jawab terhadap penyediaan air, steam, bahan bakar, dan udara tekan baik untuk proses maupun instrumentasi
Pendidikan
: Sarjana Teknik Kimia / Teknik Mesin
Jumlah
: 1 orang
Bawahan
: 4 orang kepala shift (D3 Teknik Mesin) 36 orang operator (STM)
3.
Kepala Seksi Pemeliharaan dan Bengkel Tugas
: Bertanggung jawab terhadap kegiatan perawatan dang penggantian alat-alat serta fasilitas pendukungnya
Pendidikan
: Sarjana Teknik Kimia / Teknik Mesin
Jumlah
: 1 orang
Bawahan
: 4 orang kepala shift (D3 Teknik Mesin) 8 orang operator (STM Mesin)
187
4.
Kepala Seksi Listrik dan Instrumentasi Tugas
: Bertanggung jawab terhadap penyediaan listrik serta alatalat instrumentasi
Pendidikan
: Sarjana Teknik Kimia / Teknik Mesin
Jumlah
: 1 orang
Bawahan
: 4 orang kepala shift (D3 Teknik Mesin) 8 orang operator (STM Listrik)
5.
Kepala Seksi Research & Development Tugas
: Mengkoordinir kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan
produksi
dan
efisiensi
proses
secara
keseluruhan Pendidikan
: Sarjana Teknik Kimia
Jumlah
: 1 orang
Bawahan
: 2 orang S1 Teknik Kimia / Teknik Mesin 2 orang D3 Teknik Kimia / Teknik Mesin
6.
Kepala Seksi Laboratorium dan Pengendalian Mutu Tugas
:
Menyelenggarakan
pemantauan
hasil
(mutu)
dan
pengolahan limbah
7.
Pendidikan
: Sarjana Teknik Kimia
Jumlah
: 1 orang
Bawahan
: 4 orang (D3 MIPA / Analitik)
Kepala Seksi Keuangan Tugas
: Bertanggung jawab terhadap pembukuan serta hal-hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan
188
Pendidikan
: Sarjana Ekonomi / Akuntansi
Jumlah
: 1 orang
Bawahan
: 2 orang staff I (D3 Ekonomi / Akuntansi) 4 orang staff II (SMEA)
8.
Kepala Seksi Pemasaran Tugas
:
Mengkoordinasi
kegiatan
pemasaran
produk
dan
pengadaan bahan baku pabrik Pendidikan
: Sarjana Ekonomi
Jumlah
: 1 orang
Bawahan
: 2 orang staff I (D3 Ekonomi / Akuntansi) 2 orang staff II (SMEA)
9.
Kepala Seksi Tata Usaha Tugas
: Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berhubungan dengan rumah tangga perusahaan serta tata usaha kantor
Pendidikan
: Sarjana Hukum / Ekonomi
Jumlah
: 1 orang
Bawahan
: 2 orang staff I (D3 Manajemen Perusahaan) 2 orang staff II (SLTA)
10.
Kepala Seksi Personalia Tugas
: Mengkoordinasi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian
Pendidikan
: Sarjana Hukum / Psikologi
Jumlah
: 1 orang
Bawahan
: 2 orang staff I (D3 Komunikasi/Psikologi)
189
2 orang staff II (SLTA) 11.
Kepala Seksi Humas dan Keamanan Tugas
: Menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan relasi perusahaan, pemerintah dan masyarakat serta mengawasi langsung masalah keamanan perusahaan
Pendidikan
: Sarjana Hukum / Psikologi / Komunikasi
Jumlah
: 1 orang
Bawahan
: 2 orang staff (D3 Komunikasi) 16 orang satpam
12.
Kepala Seksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Tugas
: Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan karyawan dan keluarga serta menangani masalah keselamatan kerja dalam perusahaan
Pendidikan
: Sarjana Kedokteran Umum
Jumlah
: 1 orang
Bawahan
: 1 orang staff (S1 Kedokteran Umum) 4 orang staff I (D3 Hiperkes / Akper)
Karena bahan-bahan yang ada di pabrik diproses secara kimia, maka perusahaan menetapkan dasar bagi rekrutmen operator pabrik dengan modal pendidikan minimum adalah SLTA. Masing-masing operator harus sudah memiliki bekal pengetahuan ilmu kimia yang baru diajarkan oleh sekolah kepada siswa SLTA. Dengan bekal ilmu pengetahuan yang sesuai, para karyawan diharapkan mempunyai kesadaran yang tinggi tentang keselamatan kerja dan mengatahui bahaya dari bahan kimia yang dikelola oleh unit kerjanya.
190
D. STATUS KARYAWAN DAN SISTEM PENGGAJIAN
Pada pabrik Asam Stearat ini sistem penggajian karyawan berbeda-beda tergantung pada status karyawan, kedudukan, tanggung jawab dan keahlian. Menurut status karyawan dibagi menjadi 3 golongan sebagai berikut : (a) Karyawan Tetap Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan (SK) Direksi dan mendapat gaji bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian dan masa kerja. (b) Karyawan Harian Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan direksi tanpa Surat Keputusan (SK) Direksi dan mendapat upah harian yang dibayar tiap akhir pekan. (c) Karyawan Borongan Yaitu karyawan yang digunakan oleh pabrik bila diperlukan saja. Karyawan ini menerima upah borongan untuk suatu perusahaan.
E. PEMBAGIAN JAM KERJA KARYAWAN
Pabrik Asam Stearat direncanakan beroperasi 330 hari selama satu tahun dan 24 jam perhari. Sisa hari yang bukan hari libur digunakan untuk perbaikan atau perawatan dan shutdown. Sedangkan pembagian jam kerja karyawan digolongkan dalam 2 golongan, yaitu : 1) Karyawan Non-Shift Karyawan non-shift adalah para karyawan yang tidak menangani proses produksi secara langsung. Termasuk karyawan non-shift yaitu Direktur, Staff
191
Ahli, Kepala Bagian, Kepala Seksi serta bawahan yang berada di kantor. Karyawan non-shift dalam satu minggu akan bekerja selama 6 hari dengan pembagian jam kerja sebagai berikut : Jam kerja : Hari Senin - Jumat
: jam 07.00 - 15.00
Hari Sabtu
: jam 07.00 - 12.00
Jam istirahat : Hari Senin – Kamis
: jam 12.00 – 13.00
Hari Jumat
: jam 11.30 – 13.00
1) Karyawan Shift Karyawan Shift adalah karyawan yang secara langsung menangani proses produksi atau mengatur bagian-bagian tertentu dari pabrik yang mempunyai hubungan dengan masalah keamanan dan kelancaran produksi. Yang termasuk Karyawan Shift antara lain karyawan unit proses, utilitas, laboratorium, sebagian dari bagian teknis, bagian gudang dan bagian-bagian yang harus selalu siaga untuk menjaga keselamatan serta keamanan pabrik. Para karyawan shift akan bekerja bergantian sehari semalam, dengan pengaturan sebagai berikut : Karyawan Produksi dan Teknik : Shift pagi
: jam 07.00 – 15.00
Shift siang
: jam 15.00 – 23.00
Shift malam
: jam 23.00 – 07.00
Karyawan Keamanan : Shift pagi
: jam 07.00 – 15.00
192
Shift siang
: jam 15.00 – 23.00
Shift malam
: jam 23.00 – 07.00
Untuk Karyawan Shift dibagi dalam 4 regu dimana 3 regu bekerja dan 1 regu istirahat dan dikenakan secara bergantian. Tiap regu akan mendapat giliran 3 hari kerja dan 1 hari libur tiap-tiap shift dan masuk lagi untuk shift berikutnya. Jadwal kerja masing-masing regu ditunjukkan dalam Tabel 7 di bawah ini. Tabel 8.1 Jadwal Kerja Masing-Masing Regu Regu/
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1
P
P
P
L
M
M
M
L
S
S
S
L
P
P
2
S
S
L
P
P
P
L
M
M
M
L
S
S
S
3
M
L
S
S
S
L
P
P
P
L
M
M
M
L
4
L
M
M
M
L
S
S
S
L
P
P
P
L
M
Hari
Keterangan : P = Pagi S = Siang M= Malam L = Libur
193 Jadi untuk kelompok kerja shift pada hari ke 13, jam kerja shift kembali seperti hari pertama, maka waktu siklus selama 13 hari. Kelancaran produksi dari suatu pabrik sangat dipengaruhi oleh faktor kedisplinan karyawannya. Untuk itu kepada seluruh karyawan diberlakukan absensi dan masalah absensi ini akan digunakan pimpinan perusahaan sebagai dasar dalam mengembangkan karir para karyawan dalam perusahaan. F. Perincian Jumlah Karyawan
Perhitungan jumlah karyawan shift (operator) dilakukan berdasarkan jumlah dan jenis alat. Perhitungannya ditetapkan menurut operator requirements for various types of process equipment (Ulrich, 1984). Rincian jumlah karyawan
yang bekerja di Pabrik Meta-Aminophenol di tabel 9 di bawah ini : Tabel 8.2 Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat Alat
Jumlah Alat Operator/alat/shift
Jumlah
Process Equipment
Reaktor Process vessels Centrifugal Separators Clarifiers (Decanters) Mixer Dryer Blowers Vaporizer Conveyors Heat Exchanger Total Karyawan Proses Utility Equipment Air Plant
2 3 1 2 1 1 2 1 6 17
0.5 0.5 0.5 0.2 0.3 0.3 0.2 0.05 0.2 0.1
1 1.5 0.5 0.4 0.3 0.3 0.4 0.05 1.2 1.7 7.35
1
1.0
1
194 Tabel 8.2 Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat (lanjutan) Jumlah Alat Operator/alat/shift
Alat
Boiler Cooling Tower Water demineralizer Mechanical refrigeration units Water treatment plants Furnace Electric generating plant
1 1 1 1 1 1 1
Jumlah
1.0 1.0 0.5 0.5 2.0 0.5 3.0
1 1 0.5 0.5 2 0.5 3
Total Karyawan Utilitas
9.5 Jumlah
18.0000
4 Shift, Jumlah Total
72
Tabel 8.3 Jumlah Karyawan. Jabatan
Direktur Utama Direktur Teknik dan Produksi Direktur Keuangan dan Administrasi Staf Ahli Kepala Bagian Teknik, Listrik dan Instrumentasi Kepala Seksi Kelistrikan, Gudang dan Perlengkapannya Bawahan Kepala Seksi Pemeliharaan dan Bengkel Bawahan Kepala Bagian Produksi Kepala Seksi Proses Bawahan Kepala Seksi Utilitas Bawahan Kepala Bagian Litbang & Pengendalian Mutu Kepala Seksi Laboratorium dan Pengendalian Mutu Bawahan Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan Bawahan Kepala Bagian Keuangan dan Pemasaran Kepala Seksi Keuangan Bawahan Kepala Seksi Pemasaran
Jumlah
1 1 1 2 1 1 12 1 12 1 1 32 1 40 1 1 5 1 4 1 1 6 1
195 Tabel 8.3 Jumlah Karyawan (lanjutan) Jabatan
Jumlah
Bawahan Kepala Bagian Administrasi Kepala Seksi Personalia Bawahan Kepala Seksi Tata Usaha Bawahan Kepala Bagian Umum Kepala Seksi Sarana dan Humas Bawahan Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Bawahan Dokter Perawat Cleaning Service Supir Jumlah
4 1 1 4 1 4 1 1 18 1 4 2 4 9 6 189
2. Penggolongan dan Gaji Sistem gaji pada perusahaan dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : a. Gaji bulanan Gaji ini diberikan kepada pegawai tetap. Besarnya gaji sesuai dengan peraturan perusahaan. b. Gaji harian Gaji ini diberikan kepada karyawan tidak tetap atau buruh harian. c. Gaji lembur Gaji ini diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja yang telah ditetapkan. Besarnya sesuai dengan peraturan perusahaan. Perincian sistem gaji karyawan ditunjukkan dalam Tabel 11 di bawah ini.
196 Tabel 8.4 Sistem Gaji Karyawan Jumlah
Gaji / bulan (Rp)
Gaji / tahun (Rp)
Direktur Utama
1
25,000,000
300,000,000
Direktur Teknik dan Produksi Direktur Keuangan dan Administrasi Staf Ahli Kepala Bagian Teknik, Listrik dan Instrumentasi Kepala Seksi Kelistrikan, Gudang dan Perlengkapannya Bawahan Kepala Seksi Pemeliharaan dan Bengkel Bawahan Kepala Bagian Produksi
1 1 2 1
20,000,000 20,000,000 15,000,000 15,000,000
240,000,000 240,000,000 360,000,000 180,000,000
1 12 1 12 1
10,000,000 2,000,000 10,000,000 2,000,000 15,000,000
120,000,000 288,000,000 120,000,000 288,000,000 180,000,000
Kepala Seksi Proses Bawahan
1 32
10,000,000 2,750,000
120,000,000 1,056,000,000
Kepala Seksi Utilitas Bawahan Kepala Bagian Litbang & Pengendalian Mutu Kepala Seksi Laboratorium & Pengendalian Mutu Bawahan Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan Bawahan Kepala Bagian Keuangan dan Pemasaran Kepala Seksi Keuangan Bawahan
1 40 1 1 5 1 4 1 1 6
10,000,000 2,750,000 15,000,000 10,000,000 2,500,000 10,000,000 2,500,000 15,000,000 10,000,000 2,500,000
120,000,000 1,320,000,000 180,000,000 120,000,000 150,000,000 120,000,000 120,000,000 180,000,000 120,000,000 180,000,000
Kepala Seksi Pemasaran Bawahan Kepala Bagian Administrasi Kepala Seksi Personalia Bawahan
1 4 1 1 4
10,000,000 2,500,000 15,000,000 10,000,000 2,500,000
120,000,000 120,000,000 180,000,000 120,000,000 120,000,000
Kepala Seksi Tata Usaha Bawahan
1 4
10,000,000 1,500,000
120,000,000 72,000,000
Kepala Bagian Umum Kepala Seksi Sarana dan Humas Bawahan
1 1 18
15,000,000 10,000,000 2,500,000
180,000,000 120,000,000 540,000,000
Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Bawahan Dokter Perawat Cleaning Service
1 4 2 4 9
10,000,000 1,500,000 3,000,000 2,000,000 1,200,000
120,000,000 72,000,000 72,000,000 96,000,000 129,600,000
Jabatan
197 Tabel 8.4 Sistem Gaji Karyawan (lanjutan) Jabatan
Supir Jumlah
Jumlah
Gaji / bulan (Rp)
Gaji / tahun (Rp)
6
1,500,000
108,000,000
189
325,200,000 8,391,600,000
G. KESEJAHTERAAN KARYAWAN
Salah satu faktor dalam meningkatkan efektifitas kerja pada perusahaan ini adalah kesejahteraan bagi karyawan. Kesejahteraan karyawan yang diberikan oleh perusahaan pada karyawan antara lain berupa :
1. Tunjangan a) Tunjangan berupa gaji pokok yang diberikan berdasarkan golongan karyawan yang bersangkutan. b) Tunjangan jabatan yang diberikan berdasarkan jabatan yang dipegang karyawan. c) Tunjangan lembur yang diberikan kepada karyawan yang bekerja diluar jam kerja berdasarkan jumlah jam kerja. d) Cuti (1) Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan selama 12 hari kerja dalam 1 tahun. (2) Cuti sakit diberikan kepada karyawan yang menderita sakit berdasrkan keterangan dokter. e) Pakaian Kerja Pakaian kerja diberikan kepada setiap karyawan sejumlah 3 pasang untuk setiap tahunnya.
198 f) Pengobatan (1) Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang diakibatkan oleh kerja ditanggung perusahaan sesuai dengan undangundang yang berlaku. (2) Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit tidak disebabkan oleh kecelakaan kerja diatur berdasarkan kebijaksanaan perusahaan. g) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) Asuransi tenaga kerja diberikan oleh perusahaan bila karyawannya lebih dari 10 orang atau dengan gaji karyawan Rp. 1.000.000,00 per bulan.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kegiatan yang dilakukan dalam rangka kesehatan dan keselamatan kerja antara lain : mengawasi keselamatan jalannya operasi proses, bertanggung jawab terhadap alat-alat keselamatan kerja, bertindak sebagai instruktur safety, membuat rencana kerja pencegahan kecelakaan, membuat prosedur darurat agar penanggulangan kebakaran dan kecelakaan proses berjalan dengan baik, mengawasi kuantitas dan kualitas bahan buangan pabrik agar tidak berbahaya bagi lingkungan.
Pelaksanaan tugas dalam kesehatan dan keselamatan kerja berdasarkan : UU No. 1/1970
Menangani
keselamatan
Departemen Tenaga Kerja.
kerja
karyawan
yang
dikeluarkan
oleh
199 UU No. 2/1951
Mengenai ganti rugi akibat kecelakaan kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja. PP No. 4/1982
Mengenai
ketentuan
pokok
pengolahan
lingkungan
hidup
yang
dikeluarkan oleh Menteri Negara Kelestarian Lingkungan Hidup. PP No. 29/1986
Mengenai ketentuan AMDAL yang dikeluarkan oleh Menteri Negara Kelestarian Lingkungan Hidup.
Dalam proses produksi Asam Stearat, pabrik ini menggunakan bahan baku utama dan bahan baku penunjang yang mempunyai karakter berbeda-beda. Beberapa karakter tersebut berpotensi menimbulkan bahaya. Karena itu diperlukan usahausaha khusus agar keamanan dan keselamatan kerja terjamin. Pengetahuan dan peraturan keamanan dan keselamatan kerja diinformasikan secara intensif kepada para karyawan dan setiap orang yang berada di lingkungan pabrik.
Beberapa hal penting mengenai keamanan dan keselamatan kerja di pabrik Asam Stearat ini : a. Perusahaan bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan kerja di lingkungan pabrik Asam Stearat ini : b.
Perusahaan menyediakan perlengkapan perlindungan kerja sesuai kebutuhan.
c.
Perusahaan
mengikutsertakan
seluruh
karyawan
dalam
JAMSOSTEK sebagaimana tercantum dalam UU No.3/1992.
program
200 d.
Perusahaan memasang rambu-rambu tanda bahaya dan menyusun petunjuk praktis dalam menangani suatu kecelakaan.
Ada beberapa bahaya yang dapat terjadi di lingkungan pabrik Asam Stearat ini, salah satunya adalah bahaya kebakaran. Ada 3 unsur utama yang terlibat dalam proses pembakaran, yaitu bahan bakar, udara, dan panas (berperan sebagai pemicu awal kebakaran). Agar tidak terjadi kebakaran, unsur panas yang harus ditiadakan di lingkungan pabrik, terutama di daerah-daerah yang berpotensi timbul api. Beberapa unsur penyebab timbulnya panas adalah percikan api, nyala api (seperti pemantik dan korek api), listrik, gesekan, dan matahari.
Dalam usahanya mencegah bahaya, pabrik Asam Stearat
ini telah membuat
peraturan tentang keamanan dan keselamatan kerja. Setiap orang yang akan memasuki lingkungan pabrik Asam Stearat
ini, khususnya daerah plant ,
diwajibkan memakai perlengkapan keselamatan seperti helm, safety glass , dan safety shoes .
Bagi pegawai, pemakaian perlengkapan keselamatan tambahan
seperti ear plug , sarung tangan, face shield , chemical suite , dan chemical pant jika bekerja di lingkungan yang mewajibkannya. Sarung tangan disesuaikan dengan kebutuhan. Sarung tangan katun digunakan jika bekerja dengan benda licin, chemical glove digunakan jika bekerja dengan bahan kimia, rubber glove
digunakan jika bekerja dengan listrik, asbes glove digunakan jika pekerjaannya melibatkan panas, dan welder atau ladder glove dipakai jika hendak menangani benda-benda tajam dan percikan api.
Selain perlengkapan keselamatan kerja, setiap karyawan juga diwajibkan mempunyai izin kerja. Tujuannya agar para pegawai mengenal dan dapat
201 meminimalisasi timbulnya bahaya yang mungkin timbul di lingkungan kerjanya. Izin-izin kerja yang terdapat di pabrik Asam Stearat ini adalah : 1. cold work permit , merupakan izin untuk bekerja di lingkungan yang tidak menimbulkan api dan panas, termasuk alat-alat yang digunakan. 2. hot work permit , merupakan izin untuk bekerja di lingkungan yang menggunakan api atau panas. 3. confined space entry permit , merupakan izin untuk bekerja di ruang tertutup. Sebelumnya dilakukan pengujian terhadap kandungan gas-gas berbahaya kadar oksigen dalam ruang tersebut. 4. excavation work permit , merupakan izin untuk melakukan penggalian di lingkungan pabrik dengan kedalaman minimal 1,5 m dari permukaan tanah. Sebelum melakukan penggalian, pekerja harus memastikan ada tidaknya pipa bawah tanah di dalam daerah yang akan digali dengan membaca skema pabrik. 5. electrical work permit , merupakan izin untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik yang terpasang di pabrik. 6. vehicle entry permi t, merupakan izin untuk membawa masuk kendaraan ke dalam pabrik. Kendaraan yang diperbolehkan masuk ke dalam pabrik adalah kendaraan diesel (bahan bakar solar) dan harus melalui rute yang ditentukan oleh petugas safety atau supervisor setempat. Bila perlu, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap gas buang kendaraan.
Selain itu, dilarang membawa peralatan elektronika yang tidak explosion prove (seperti handphone, kamera, dan lain-lain). Apabila terjadi kecelakaan, korban
202 yang sakit harus dibawa ke klinik pabrik , sebelum dibawa ke rumah sakit atau sarana kesehatan lain di luar lingkungan pabrik.
Dalam lingkungan pabrik terdapat divisi khusus yang disebut emergency response team. Divisi ini terdiri dari personil-personil fire safety, operasi keamanan, dan
tim kesehatan. Pada saat terjadi keadaan yang membahayakan, semua orang akan dipindahkan ke daerah evakuasi. Jika setelah didata ada orang yang hilang, divisi ini akan mencari orang yang hilang tersebut. Dalam lingkungan pabrik terdapat alarm dan beberapa alat dilengkapi dengan automatic shutdown system untuk
mengantisipasi meluasnya bahaya.
H. MANAJEMEN MANAJEMEN PRODUKSI
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari manajemen perusahaan yang fungsi utamanya adalah menyelenggarakan semua kegiatan untuk memproses bahan baku menjadi produk, jadi dengan mengatur penggunaan faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga proses produksi berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Manajemen produksi meliputi manajemen perencanaan dan pengendalian produksi. Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi adalah mengusahakan agar diperoleh kualitas produksi yang sesuai dengan rencana dan dalam jangka waktu yang tepat. Dengan meningkatnya kegiatan produksi maka selayaknya untuk diikuti dengan kegiatan perencanaan dan pengendalian agar dapat dihindarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang tidak terkendali.
203 Perencanaan ini sangat erat kaitannya dengan pengendalian, dimana perencanaan merupakan tolak ukur bagi kegiatan operasional, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat diketahui dan selanjutnya dikendalikan ke arah yang sesuai.
1. Perencanaan Produksi Dalam menyusun rencana produksi secara garis besar ada dua hal yang perlu dipertimbangkan yaitu faktor eksternal dan internal . Yang dimaksud faktor eksternal adalah faktor yang menyangkut kemampuan pasar terhadap jumlah
produk yang dihasilkan, sedang faktor internal adalah kemampuan pabrik. a. Kemampuan Pasar Dapat dibagi menjadi dua kemampuan : 1) Kemampuan pasar lebih besar dibandingkan kemampuan pabrik, maka maka rencana produksi disusun secara maksimal. 2) Kemampuan pasar lebih kecil dibandingkan kemampuan pabrik Ada tiga alternatif yang dapat diambil, yaitu : Rencana produksi sesuai dengan kemampuan pasar atau produksi
diturunkan
sesuai
dengan
kemampuan
pasar,
dengan
mempertimbangkan untung dan rugi. Rencana produksi tetap dengan mempertimbangkan bahwa kelebihan
produksi disimpan dan dipasarkan tahun berikutnya. Mencari daerah pemasaran lain dengan menggunakan fasilitas-fasilitas
pemasaran yang mudah diakses seperti menggunakan e-bussines. b. Kemampuan Pabrik Pada
umumnya
antara lain :
kemampuan pabrik ditentukan oleh beberapa faktor
204 1) Material (bahan baku) Dengan pemakaian yang memenuhi kualitas dan kuantitas maka akan mencapai target produksi yang diinginkan. (2) Manusia (tenaga kerja) Kurang terampilnya tenaga kerja akan menimbulkan kerugian pabrik, untuk itu perlu dilakukan pelatihan atau training pada karyawan agar keterampilan meningkat. (3) Mesin (peralatan) Ada dua hal yang mempengaruhi kehandalan dan kemampuan peralatan, yaitu jam kerja mesin efektif dan kemampuan mesin. Jam kerja mesin efektif adalah kemampuan suatu alat untuk beroperasi pada kapasitas yang diinginkan pada periode tertentu. Kemampuan mesin adalah kemampuan suatu alat dalam proses produksi. 2. Pengendalian Produksi Setelah perencanaan produksi dijalankan perlu adanya pengawasan dan pengendalian produksi agar proses berjalan dengan baik. Kegiatan proses produksi diharapkan menghasilkan produk yang mutunya sesuai dengan standar dan jumlah produksi yang sesuai dengan rencana serta waktu yang tepat sesuai jadwal. Untuk itu perlu dilaksanakan pengendalian produksi sebagai berikut 3. Pengendalian kualitas Penyimpangan kualitas terjadi karena mutu bahan baku jelek, kesalahan operasi dan kerusakan alat. Penyimpangan dapat diketahui dari hasil monitor/analisa pada bagian laboratorium pemeriksaan.
205 4. Pengendalian kuantitas Penyimpangan kuantitas terjadi karena kesalahan operator, kerusakan mesin, keterlambatan pengadaan bahan baku, perbaikan alat terlalu lama dan lainlain. Penyimpangan tersebut perlu diidentifikasi penyebabnya dan diadakan evaluasi. Selanjutnya diadakan perencanaan kembali sesuai dengan kondisi yang ada. 5. Pengendalian waktu Untuk mencapai kuantitas tertentu perlu adanya waktu tertentu pula. 6. Pengendalian bahan proses Bila ingin dicapai kapasitas produksi yang diinginkan, maka bahan untuk proses harus mencukupi. Untuk itu diperlukan pengendalian bahan proses agar tidak terjadi kekurangan.
X. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap pabrik asam stearat dengan kapasitas 20.000 ton per tahun dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Percent Return on Investment (ROI) sesudah pajak sebesar 30,8046%. 2. Pay Out Time (POT) sesudah pajak 2,1626 tahun. 3. Break Even Point (BEP) sebesar 35,6150% dan Shut Down Point (SDP) (SDP) sebesar 19,8833%, yakni batasan kapasitas produksi sehingga pabrik harus berhenti berproduksi karena merugi. 4. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF) sebesar 32,8574%, lebih besar dari suku bunga bank saat ini, sehingga investor akan lebih memilih untuk menanamkan modalnya ke pabrik ini daripada ke bank
B. Saran
Berdasarkan pertimbangan hasil analisis ekonomi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pabrik asam stearat dengan kapasitas 20.000 ton per tahun layak untuk dikaji lebih lanjut.
PRARANCANGAN PABRIK ASAM STEARAT DARI STEARINE DAN AIR KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN (TUGAS KHUSUS REAKTOR 1 (R-201))
Oleh WANDA KARTIKA AMELIA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK Pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2010
PRARANCANGAN PABRIK ASAM STEARAT DARI STEARINE DAN AIR KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN (TUGAS KHUSUS REAKTOR 1 (R-210))
Oleh WANDA KARTIKA AMELIA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK Pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2010
PRARANCANGAN PABRIK ASAM STEARAT DARI STEARINE DAN AIR KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN (TUGAS KHUSUS REAKTOR 1 (R-201))
(Skripsi)
Oleh WANDA KARTIKA AMELIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2010
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.1
Kurva Liniearisasi Impor Asam Stearat........................................ 6
6.1
Diagram Alir Pengolahan Air…………………………………… 145
6.2
Sistem Refrigerasi Kompresi Uap................................................. 160
7.1
Peta Provinsi Jambi……………………………………………… 174
7.2
Tata Letak Pabrik………………………………………………... 175
8.1
Struktur Organisasi Perusahaan..................................................... 179
9.1
Grafik Analisa Ekonomi................................................................ 213
9.2
Kurva Cummulative Cash Flow Metode DCF ............................. 214
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ..................................................... ................................. vii I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendirian Pabrik......................................................... 1 B. Kegunaan Produk................................................................................ 2 C. Ketersediaan Bahan Baku.................................................................... 3 D. Analisis Pasar……………………………………………………….. 5
II.
DESKRIPSI PROSES
A. Proses Pembuatan Asam Stearat …………………………………….. 8 1. Proses Twitchell …………………………………………………... 8 2. Proses Batch Dengan Menggunakan Autoclave………………….. 9 3. Proses Hidrolisis Kontinyu Pada Tekanan dan Temperatur Tinggi. 9 4. Proses Hidrolisa Dengan Enzim Lipase........................................... 11 B. Pemilihan Proses................................................................................... 11 1. Berdasarkan Reaksi dan Kondisi Operasi......................................... 11 2. Berdasarkan Keuntungan………………………………………….. 13 C. Analisis Kelayakan Ekonomi Awal…………………………………. 13
D. Uraian Singkat Proses Pembuatan Asam Stearat…………………… 15 1. Proses Persiapan Bahan Baku…………………………………….. 15 2. Proses Hidrolisis Stearin………………………………………….. 16 3. Dekantasi Asam Lemak…………………………………………... 16 4. Distilasi Asam Lemak…………………………………………….. 17
5. Kristalisasi Asam Stearat…………………………………………. 17 6. Drying…………………………………………………………….. 18
7. Purifikasi Asam Oleat…………………………………………….. 18 8. Proses Penanganan Produk Samping……………………………... 18
E. Basis Perancangan…………………………………………………... 18
III. SPESIFIKASI BAHAN
A. Spesifikasi Bahan Baku……………………………………………… 20 B. Spesifikasi Produk………………………………………………….... 21
IV.
NERACA MASSA DAN PANAS
A. Neraca Massa......................................................................................... 24 1. Neraca Massa Overall…………………………………………….. 24 2. Neraca Massa per Alat……………………………………………. 24 B. Neraca Panas………………………………………………………….. 34
V.
SPESIFIKASI PERALATAN
A. Peralatan Proses……………………………………………………….. 49 B. Peralatan Utilitas………………………………………………………. 93
VI.
UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
A. Unit Pendukung Proses……………………………………………….. 136 1. Unit Penyedia Air…………………………………………………. 138 2. Unit penyediaan tenaga listrik…………………………………….. 152 3. Unit penyediaan bahan bakar……………………………………… 157 4. Unit penyediaan Refrigerant.......................................................... ... 158 5. Unit penyediaan Udara Tekan.......................................................... 161 B. Unit Pengolahan Limbah……………………………………………… 161 C. Laboratorium………………………………………………………….. 163 D. Instrumentasi dan Pengendalian Proses……………………………….. 166
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK
A. Lokasi Pabrik.......................................................................................... 169 B. Tata Letak Pabrik................................................... ................................. 172 C. Prakiraan Areal Lingkungan............................................ ....................... 175
VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN
A. Bentuk Perusahaan.................................................................................. 176 B. Struktur Organisasi Perusahaan............................................. ................. 178 C. Tugas dan Wewenang............................................................................. 181 D. Status Karyawan dan Sistem Penggajian................................................ 190 E. Pembagian Jam Kerja Karyawan............................................... ............. 190 F. Perincian Jumlah Karyawan .................................................................. 193 G. Kesejahteraan Karyawan.............................................. .......................... 198 H. Manajemen Produksi.............................................................................. 203
IX.
INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
A. Investasi................................................................................................... 208 B. Evaluasi Ekonomi.................................................................................... 211 C. Angsuran Pinjaman.................................................................................. 213 D. Discounted Cash Flow ............................................................................. 213
X.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan................................................................................................... 215 B. Saran......................................................................................................... 215
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
BPS.Data Ekspor Impor Indonesia. 2007. Bank Data Chemcad. Brown.G.George., 1956, Unit Operation 6 ed , Wiley&Sons, USA. Brownell.L.E. and Young.E.H., 1979, Process Equipment Design 3 ed , John Wiley & Sons, New York. Coulson.J.M. and Ricardson.J.F., 1989, Chemical Engineering vol 6 , Pergamon Press Inc, New York. Fogler.A.H.Scott, 1999, Elements of Chemical Reaction Engineering , Prentice Hall International Inc, New Jersey. Geankoplis.Christie.J., 1993, Transport Processes and unit Operation 3th Bacon Inc, New Jersey.
ed
, Allyn &
Gervajio, Gregorio. C. 2005. Fatty Acids and Derivatives from Coconut Oil . USA: John Wiley and Sons. Kern.D.Q., 1983, Process Heat Transfer , McGraw-Hill Book Company, New York. Lurgi. 2007. Fatty Acid Technology .Frankfurt: Lurgi Megyesy.E.F., 1983, Pressure Vessel Handbook , Pressure Vessel Handbook Publishing Inc, USA. Perry.R.H. and Green.D., 1997, Perry’s Chemical Engineer Handbook 7th McGraw-Hill Book Company, New York.
ed
Peter, M.S., and Timmerhans, E.D., 1980, Plant Design and Economics for Chemical Engineers , 3rded., Mc Graw Hill Book Company, Singapore.
,
Powell, S.T., 1954, Water Conditioning for Industry , Mc Graw Hill Book Company, New York. Smith.J.M. and Van Ness.H.C., 1975, Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics 3 ed , McGraww-Hill Inc, New York. The Soap and Detergent Association. 1965. Fatty Acid, Building Blocks for Industry . New York: The Soap and Detergent Association. Tim INDEF. 2007. Strategi Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit . Jakarta: INDEF. Ulrich.G.D., 1987, A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economics . John Wiley & Sons Inc, New York. Wallas. S.M., 1988, Chemical Process Equipment , Butterworth Publishers, Stoneham USA. Yaws, Carl. L., 1999, Chemical Properties Handbook , Mc Graw Hill Book Company, New York.
http://apolin.blogspot.com/ http://disperindag.go.id/ http://icispricing.com http://matches.com http://ptpn13.com/index.php
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1
Data Impor Asam Stearat Indonesia ....................................... 2
1.2
Produsen CPO di Indonesia .................................................... 3
1.3
Data Ekspor Tristearin di Indonesia......................................... 4
2.1
Perbandingan Proses Pembuatan Asam Stearat………......…. 12
2.2
Konversi Proses-proses Pembuatan Asam Stearat……......…. 13
4.1
Neraca massa overall................................................................ 24
4.2
Neraca massa di sekitar Feed Preheater (Q-110)...................... 24
4.3
Neraca massa di sekitar Reaktor 1 (R-210)............................... 25
4.4
Neraca massa di sekitar Dekanter 1 (H-210)............................. 25
4.5
Neraca massa di sekitar Menara Distilasi (D-210).................... 26
4.6
Neraca massa di sekitar Reaktor 2 (R-220)............................... 26
4.7
Neraca massa di sekitar Dekanter 2 (H-310)............................. 27
4.8
Neraca massa di sekitar Mixing Tank (M-310).......................... 27
4.9
Neraca massa di sekitar Crystallizer (CR-310).......................... 28
4.10 Neraca massa di sekitar Centrifuge (H-320)................................ 28 4.11 Neraca massa di sekitar Rotary Dryer (B-310)............................ 29 4.12 Neraca massa di sekitar Vaporizer 1 (V-310).............................. 29 4.13 Neraca massa di sekitar Flash Drum 2 (H-340)........................... 30 4.14 Neraca massa di sekitar Flash Drum 3 (H-350)............................ 30 4.15 Neraca massa di sekitar Flash Drum 1 (H-330)............................ 31 4.16 Neraca massa di sekitar Kondenser 3 (E-390)............................. 31 4.17 Neraca massa di sekitar Mix Point 1 (MP-1)................................ 32 4.18 Neraca massa di sekitar Mix Point 2 (MP-2)................................ 32 4.19 Neraca massa di sekitar Mix Point 3 (MP-3)................................ 33 4.20 Neraca massa di sekitar Mix Point 4 (MP-4)................................. 33 4.21 Neraca massa di sekitar Divider.................................................... 34 4.22 Neraca panas di sekitar Feed Preheater (Q-110)........................... 34
4.23 Neraca panas di sekitar Water Heater (E-110)................................. 34 4.24 Neraca panas di sekitar Divider........................................................ 35 4.25 Neraca panas di sekitar Reaktor 1 (R-210)....................................... 35 4.26 Neraca panas di sekitar Decanter 1 (H-210)..................................... 36 4.27 Neraca panas di sekitar Heater Menara Distilasi (E-210)................. 36 4.28 Neraca panas di sekitar Menara Distilasi (D-210)............................ 37 4.29 Neraca panas di sekitar Cooler 1 (E-240)......................................... 37 4.30 Neraca panas di sekitar Reaktor 2 (R-220)....................................... 38 4.31 Neraca panas di sekitar Dekanter 2 (H-310)..................................... 38 4.32 Neraca panas di sekitar Mix Point 2 (MP-2)..................................... 39 4.33 Neraca panas di sekitar Cooler 2 (E-350)......................................... 39 4.34 Neraca panas di sekitar Mixing Tank (M-310)................................. 40 4.35 Neraca panas di sekitar Crystallizer (CR-310)................................. 40 4.36 Neraca panas di sekitar Centrifuge (H-320)..................................... 41 4.37 Neraca panas di sekitar Rotary Dryer (B-310)................................. 41 4.38 Neraca panas di sekitar Mix Point 1 (MP-1).................................... 42 4.39 Neraca panas di sekitar Heat Exchanger 6 (E-360)......................... 42 4.40 Neraca panas di sekitar Flash Drum 2 (H-340)............................... 43 4.41 Neraca panas di sekitar Heat Exchanger 7 (E-370)......................... 43 4.42 Neraca panas di sekitar Flash Drum 3 (H-350)............................... 44 4.43 Neraca panas di sekitar Condenser 2 (E-380)................................. 44 4.44 Neraca panas di sekitar Condenser 3 (E-390)................................. 45 4.45 Neraca panas di sekitar Heat Exchanger 1 (E-310)........................ 45 4.46 Neraca panas di sekitar Heat Exchanger 2 (E-320)........................ 46 4.47 Neraca panas di sekitar Heat Exchanger 3 (E-330)........................ 46 4.48 Neraca panas di sekitar Heat Exchanger 4 (E-340)........................ 47 4.49 Neraca panas di sekitar Heater Udara (E-410)............................... 47 4.50 Neraca panas di sekitar Mix Point 3 (MP-3).................................. 48 4.51 Neraca panas di sekitar Mix Point 4 (MP-4).................................. 48 6.1
Kebutuhan air pendingin…………………………………………. 139
6.2
Kebutuhan steam…………………………………………………. 141
6.3
Kebutuhan air keperluan umum dan sanitasi................................... 144
6.4
Kebutuhan Air Pabrik...................................................................... 145
6.5
Kebutuhan listrik untuk penerangan area bangunan........................ 154
6.6
Kebutuhan listrik untuk penerangan area non bangunan................. 154
6.7
Kebutuhan listrik untuk proses......................................................... 155
6.8
Kebutuhan listrik untuk utilitas........................................................ 156
6.9
Kebutuhan ammonia refrigerant....................................................... 158
6.10 Tingkatan Kebutuhan Informasi dan Sistem Pengendalian............. 168 6.11 Pengendalian Variabel Utama Proses.............................................. 168 8.1
Jadwal Kerja Masing-Masing Regu................................................. 192
8.2
Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat…………………………. 193
8.3
Jumlah Karyawan…………………………………………………. 195
8.4
Sistem Gaji Karyawan...................................................................... 197
9.1
Fixed Capital Investment ................................................................. 208
9.2 Manufacturing Cost ......................................................................... 210 9.3
General Expenses ............................................................................. 210
9.4 Minimum acceptable persent return on investment ......................... 211 9.5 Acceptable payout time untuk tingkat resiko pabrik........................ 212 9.6
Hasil uji kelayakan ekonomi............................................................ 214
LEGENDA F-101 F-102 F-103 F-301 F-401 F-402 F-403 J-110 J-310 J-320 J-120 J-330 Q-101 R-201 R-202 H-201 H-301 H-302 H-303 H-304 H-305 D-201 E-101 E-201 E-202 E-203 E-204 E-301 E-302 E-303 E-304 E-305 E-306 E-307 E-308 E-309 E-310 M-301 CR-301 B-301 V-301 EV-201 EV-301 EV-302 G L
Toluene Storage Tank Stearine Storage Tank Hopper Silo Asam Stearat Storage Asam Oleat Storage Tank Gliserol Storage Tank Screw Conveyor 1 Screw Conveyor 2 Screw Conveyor 3 Bucket Elevator 1 Bucket Elevator 2 Feed Preheater Reaktor 1 Reaktor 2 Decanter 1 Decanter 1 Centrifuge Flash Drum 1 Flash Drum 2 Flash Drum 3 Distillation Column Water Preheater Heater Menara Distilasi Condenser Menara Distilasi Reboiler Menara Distilasi Cooler Reaktor 2 Heat Exchenger 1 Heat Exchenger 2 Heat Exchenger 3 Heat Exchenger 4 Heat Exchenger 5 Heat Exchenger 6 Heat Exchenger 7 Heater Udara Condenser 2 Cooler Condenser Mixing Tank Crystallizer Rotary Dryer Vaporizer Expansion Valve 1 Expansion Valve 2 Expansion Valve 3 Blower Pump
Nozzle
Umpan Produk Coil Pengaduk
NPS
Sch. No
ID
OD
1 1 3 4
40 40 40 40
1,049 1,049 3,0680 4,026
1,32 1,32 3,5 4,5
LEGENDA
F-501
Bak Sedimentasi
F-502
Tangki Alum
F-503
Tangki Soda Kaustik
F-504
Tangki Klorin
F-505 F-506
Bak Penggumpal
F-507 F-508
Tangki Air Domestik Tangki Air Hidran
F-509 F-510
Hot Basin
Tangki Dispersant
F-511 F-512
Tangki Kaporit Tangki Asam Sulfat
F-513
Tangki Inhibitor
F-514
Cold Basin
F-515
Tangki Air Demin
F-516
Tangki Air Proses
F-517
Tangki Hidrazin
F-518
Tangki Air Boiler
D-501 D-502
Sand Filter
D-503 D-504
Anion Exchanger
H-501
Clarifier
P-501 L
Cooling Tower
Filtered Water Tank
Cation Exchanger Deaerator
Pump
LEGENDA EV-501
Ammonia Expansion Valve
G-502
Blower Ammonia 1
G-503
Ammonia Compresser
G-504
Blower Ammonia 2
L-523
Pompa Ammonia 1
L-524
Pompa Ammonia 2
LEGENDA Q-501
Furnace
F-519
Tangki Bahan Bakar
F-520
Tangki Dowtherm
G-525
Pompa Dowtherm A 1
G-526
Pompa Bahan Bakar
G-527
Pompa Dowtherm A 2
L
Pump
LEGENDA P-501
Steam Generator
G-501
Blower Steam
F-518
Tangki Air Boiler
F-519
Tangki Bahan Bakar
L
Pump
LEGENDA H-502
Cyclone
D-505
Air Dryer
G-505
Air Compressor
G-506
Air Blower 1
G-507
Air Blower 2
G-508
Air Blower 3
G-509
Air Blower 4
LEGEND MAIN FLOW AIR FLOW DOWTHERM A AMMONIA COOLER WATER STEAM PNEUMATIC SIGNAL STREAM NUMBER PRESSURE TEMPERATURE TC
TEMPERATURE CONTROLLER
PC
PRESSURE CONTROLLER
LC
LEVEL CONTROLLER
FC
FLOW CONTROLLER
LI
LEVEL INDICATOR