TUGAS CRITICAL BOOK REPORT MATA KULIAH ANATOMI TUMBUHAN
MERISTERM
DISUSUN OLEH : SARIPAHYANI SIREGAR SRI MALEM TARIGAN STEVEN MANATAR SIMARMATA TIO SILVIA SILITONGA WIDYA ROHMADHANI DAULAY YOLINDA BR. GINTING
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI UNIMED 2017
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Critical Book Report merupakan pertimbangan ulasan mengenai buku. Di dalam critical book report diperlukan penilaian terhadap kualitas buku yang ditinjau dari berbagai segi penilaian yang dilakukan berdasarkan pada argumentasi dan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan. Critical Book Report adalah kegiatan melihat kembali atau menilai kelebihan dan kelemahan sebuah buku, baik dari segi penulisan, definisi, kelengkapan gambar pendukung dan pemaparan isi buku.
BAB II RINGKASAN BUKU 2.1 BUKU PERTAMA 2.1.1 Identitas Buku
Judul buku
: Anatomi Tumbuhan Berbiji
Nama penulis
: Estiti B Hidayat
Tahun terbit
: 1995
Penerbit
: ITB
Jumlah halaman
: 275 halaman
ISBN
: 979-8591-40-2
2.1.2 Ringkasan Buku
Pada perkembangan awal dari embrio, semua membelah selanjutnya pembelahan dan penggandaan sel terjadi hanya di beberapa bagian khusus pada tumbuhan, yakni ditempat jaringan yang bersifat embrionik dan pada sel yang tetap mempertahankan kemampuan untuk membelah disebut meristem. Klasifikasi meristem dibuat berdasarkan beberapa ciri-ciri, yakni menurut tempatnya dalam tubuh tumbuhan, asalnya, jaringan yang dihasilkannya, strukturnya, stadium perkembangannya, dan fungsinya. Menurut tempatnya dalam tumbuhan dikenal (a) meristem apikal, (b) meristem interkalar, (c) meristem lateral. Menurut asalnya, dibedakan meristem primer dan meristem sekunder. Tahap perkembangan meristem primer, dalam meristem primer beberapa daerah yang berada dalam berbagai tahapan diferensiasi. Dalam meristem apikal dibedakan promeristem dari daerah meristematik dibawahnya. Daerah meristematik di bawahnya, yang selnya telah separuh terdiferensiasi, terdiri dari tiga meristem berikut: protoderm yang menghasilkan epidermis, prokambium yang membentuk jaringan pembuluh primer, dan meristem dasar yang membentuk jaringan dasar tumbuhan. Ciri sitologi meristem yaitu dinding sel meristem biasanya tipis dan bentuk sel isodiametrik, jumlah protoplasmanya lebih banyak, sel kambium pembuluh amat tebal pada saat tertentu. Apeks pucuk menjelaskan daerah awal pembentukan organisasi primer dalam pucuk, yaitu tempat terjadinya proses tumbuh, yang tak terbatas pada ujung itu saja. Apeks pucuk yang sebenarnya adalah bagian yang terdapat tepat diatas primordium daun yang paling muda. Apeks pucuk
pteridophyta sel apeks berisi empat, namun ada beberapa paku air seperti salvina dan azzola hanya ditemukan tiga sisi. Apeks pucuk gymnospermae bercirikan arah bidang pembelahan sel di permukaan apeks pucuk yang antiklinal (arah bidang pembelahan tegak lurus terhadap permukaan organ) dan periklinal (arah bidang pembelahan sejajar permukaan organ). Diferensiasi sel membentuk beberapa wilayah yang dibedakan menurut tingkat diferensiasi selnya disebut zonasi sitohistologi. Teori tunika korpus diajukan oleh schmidt menurut teori ini, tak dapat dirunut hubungan yang tetap diantara pemula dalam promeristem dengan jaringan meristem apeks yang letaknya lebih dalam. Teori ini masih dipakai sampai saat ini untuk mengetahui pertumbuhan sel meristem. Apeks reproduktif yang menghasilkan bunga dan brakte biasanya berkembang dari apeks vegetatif, yakni yang menghasilkan daun dan tunas vegetatif. Apeks reproduktif berfungsi membentuk daerah meristematik yang lebih luas
dan tempat
berkembang berbagai bagian bunga. Apeks akar tidak dipakai istilah histogen, melainkan protoderm, meristem dari korteks, dan meristem silinder pembuluh bagi meristem yang diturunkan dari porimeristem, yakni dari daerah jaringan di ujung apeks akar yang terdiri dari sel pemula tetap serta sel pemula sementara. Meristem interkalar adalah turunan dari meristem apeks yang sewaktu tumbuhan sedang tumbuh, dipisahkan dari apeks oleh daerah sel yang lebih dewasa. Ke dalam meristem lateral tercakup kambium pembuluh dan kambium gabus yang masing-masing menghasilkan jaringan pembuluh sekunder dan periderm. Diferensiasi diartikan sebagai perkembangan turunan meristem ke dalam unsur berbagai sistem jaringan tubuh tumbuhan dewasa. Pertumbuhan dan diferensiasi pada masa ontogeni (perkembangan individu) dikoordinasi dan diatur dengan cara tertentu sehingga tumbuhan yang dihasilkan memperoleh bentuk yang khas. Teknik kultur jaringan merupakan cara untuk membebaskan sel dari mekanisme pengendalian oleh jaringan asalnya dan dapat dipakai untuk menguji hipotesis. Faktor internal memodifikasi kemampuan sel sewaktu berdiferensiasi dan bahwa modifikasi dapat diinduksi oleh sel yang berlokasi jauh atau dekat dilihat dari sel.
2.2 BUKU KEDUA
2.2.1 Identitas buku
Judul
: Anatomi Tumbuhan Edisi ketiga
Penulis
: A. Fahn
Penerbit
: Gadjah Mada University Press
Tahun Terbit
: 1995
Cetakan
: Ketiga
Tebal Buku
: 952 halaman
2.2.2
Ringkasan Materi
Klasifikasi meristem dibuat berdasarkan berbagai kriteria posisinya dalam tubuh tumbuhan,asal usulnya, jaringan yang dihasilkannya,struktur, taraf perkembangan dan fungsinya. Menurut posisi meristem dalam tubuh tumbuhan, jaringan ini dibagi menjadi bebebrapa tipe yaitu :
a. Meristem apikal, terletak pada ujung pucuk utama,lateral dan akar. b. Meristem interkaler, terletak diantara jaringan dewasa, seperti misalnya dipangkal ruas batang rumput-rumputan. c. Meristem lateral, terletak sejajar dengan lingkaran organ tempat ditemukannya seperti umpamanya kambium pembuluh dan folagen.
Perbedaan antara meristem primer dengan meristem sekunder dapat didasarkan atas asal usul meristemnya. Pada meristem primer, jaringan sel-selnya secara langsung berkembang dari sel-sel embrionik dan sel tersebut merupakan kelanjutan langsung dari embrionya, sedangkan pada meristem sekunder jaringannya berkembang dari jaringan dewasa yang sudah mengalami diferensiasi. Akan tetapi perbedaan berdasarkan asal usulnya tidaklah selalu akurat. Apeks pucuk gimnospermatopita Dapat diperkirakan bahwa jaringan apeks pucuk spermatophyta itu merupakan meristem ptimordial (promeristem) yang terdiri atas sel sel tak terdiferensiasi sama namun pada morfologinya memunjukkan sama. Penelitian sito histologi yang mutakhir terhadap apeks pucuk spermatophyta menyangkal teori tersebut dan menunjukkan bahwa mungkin untuk membedakan pada meristem ini yaitu susunan yang rumit dari sekelompok sel dan nukleus, pewarna yang berbeda, ketebalan dinding sel dan frekuensi serta permukaan apeks atau diagonalnya.
BAB III KELEBIHAN DAN KELEMAHAN 3.1Buku Pertama
1. Isi buku atau materi yang dijelaskan sudah cukup jelas dan dijelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti. 2. Buku ini cocok digunakan oleh mahasiswa untuk membantu melancarkan proses perkuliahan dan menambah pengetahuan para mahasiswa. 3. Dari segi bentuk dan ukuran, buku ini sudah cukup menarik. 4. Penulisan dan tata bahasa yang digunakann dalam buku ini menggunakan EYD sehingga mudah mencerna bahasanya. 5. Susunan kata yang sederhana dan tidak bertele tele dan memiliki arti yang begitu luas. 6. Buku ini dilengkapi dengan beberapa gambar sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isi buku ini. 3.2 Buku Pertama
1. Pada pemaparan materinya dari buku ini jelas, namun penjelasannya terlalu singkat. 2. Dalam buku ini tidak dilengkapi dengan contoh soal dan gambar yang ada di dalam materi meristem ini tidak berwarna. 3. Tidak terdapat glosarium untuk mengetahu arti kata-kata yang sulit didalam buku 4. Sebahagian kata atau kalimat yang di cantumkan kurang detail dan tidak menunjukkan kesempurnaan dari sebuah buku. 5. Dari segi ukuran penulisan isi buku, ada seba gian ukuran huruf tulisan terlalu kecil. 6. Tidak ada glosarium yang mengartikan kata yang berasal dari bahasa asing dan susunan kata yang kurang sempurna.
3.3 Buku Kedua
Buku ini sangat cocok menjadi buku pegangan bagi mahasiswa dalam menunjang mata kuliah “Anatomi Tumbuhan” khususnya jurusan pendidikan biologi. Kalimatnya yang mudah dipahami dengan adanya gambar sebagai pelengkap serta pemaparan yang jelas dan relevan membuat buku ini menjadi menarik untuk dipelajari. Adanya senarai istilah dan indeks di akhir buku juga memudahkan pembaca mencari dan memahami istilah asing yang merupakan suatu bagian yang harus ada dalam buku kajian ilmiah. 3.4 Buku Kedua
Contoh gambar yang kurang jelas menjadi kekurangan buku ini. Selain itu, kurang banyaknya contoh objek penunjang materi sehingga perlu mencari buku lain dalam mengetahui bagian suatu objek tumbuhan yang kita amati dalam praktikum. Namun, terlepas dengan kekurangan yang ada, buku ini layak untuk dijadikan sebuah referensi materi perkuliahan.
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan kajian kelemahan dan kelebihan pada buku yang berjudul “Anatomi Tumbuhan” karangan Estiti dan A.Fahn. Dapat ditarik kesimpulan bahwa secara teori dan konsep kedua buku ini memiliki tujuan dan isi yang sama, Hanya saja cara penyampainnya yang sedikit berbeda. Masing-masing buku memiliki kelebihannya sendiri baik dari sisi kejelasan materi, contoh dan kejelasan gambar. Kedua buku ini sebenarnya sangat direkomendasikan sebagai buku pegangan dan penggunaannya tergantung kebutuhan terlepas dari kelemahannya.