BAB I PENDAHULUAN
Sepuluh Sepuluh tahun terakhir terakhir wajah bisnis di dunia telah mengalami perubahan perubahan yang buruk, buruk, banyaknya bisnis yang hancur membawa akibat penderitaan kepada masyarakat luas. Salah satu penyebab kehancuran kehancuran bisnis tersebut tersebut yaitu adanya pengabaian pengabaian etika didalam lini bisnis bisnis mereka mereka.Pe .Penga ngabai baian an etika etika adalah adalah dilaku dilakukan kannya nya suatu suatu kegiat kegiatan an yang yang diangg dianggap ap benar benar oleh oleh manajem manajemend endan an para para pengam pengambil bil keputu keputusan san,, namun namun membaw membawaa dampak dampak merugi merugikan kan atau atau diangg dianggap ap salah salah oleh oleh pihak pihak lain. lain. Contoh Contoh pengab pengabaia aian n etika etika itu sendir sendirii antara antara lain lain adalah adalah,, praktek kecurangan dalam pembuatan laporan keuangan, penyuapan, dan lain sebagainya. Sala Salah h satu satu fakt faktor or timb timbul ulny nyaa sika sikap p peng pengab abai aian an etik etikaa ini ini kare karena na adan adanya ya usaha saha perusahaandalam mencapai tujuan utamanya, dimana tujuan utamanya adalah mencari keuntungansebesar-besarnya dengan biaya sekecil-kecilnya. Untuk memperoleh keuntungan ters terseb ebut ut,,
maka makama mana naje jeme men n
bisa bisa
menc mencap apai ai
nya nya
deng dengan an
mela melaku kuka kan n
tind tindak akan an
yang yang
mempertimba mempertimbangkan ngkan etika ataudengan ataudengan melakukan melakukan tindakan tindakan yang tidak mempertimb mempertimbangka angkan n etika. etika. Itu semua semua tergant tergantung ung kepada kepadakep keputu utusan san yang yang diambi diambill oleh oleh manajem manajemen en ekseku eksekutif tif didala didalam m suatu suatu lingku lingkup p perusa perusahaa haa.. Setiap Setiapkep keputu utusan san yang yang diambi diambill oleh oleh manajem manajemen en tentu tentu menimbulkan resiko. Jika keputusan yangdiambil oleh manajemen tersebut menimbulkan suatu kerugian, berdampak negatif oleh pihak lain atau pihak eksternal perusahaan, maka itu berarti manajemen telah mengabaikan prinsip- prinsip etika bisnis dan etika profesi yang ada dan menanggung resiko etika. Resiko merupakan merupakan sesuatu yang melekat melekat dalam setiap gerak langkah langkah tindakan. Resiko tida tidak k bisa bisa dihi dihila lang ngka kan, n, teta tetapi pi resik resiko o bisa bisa diku dikura rang ngii deng dengan an cara cara meng mengel elol olaa resik resiko o tersebut.Dinamika pengabaian etika yang seperti inilah yang akhirnya memunculkan skandal seperti korporasi Enron dan Arthur Andersen, WorldCom, Tragedi Lumpur Lapindo, Kasus PT Adam Sky Connection Airlines dan beberapa skandal bisnis yang membawa keruntuhan bagaikerajaan bisnis mereka. Untuk mengurangi resiko resi ko etika yang membawa dampak buruk bagilingkungan bisnis dan entitas yang terkait, maka pengelolaan resiko etika dan manajemen krisis sangat dibutuhkan.
BAB II PEMBAHASAN
A.
Identi Identifik fikasi asi serta serta pen penila ilaian ian risiko risiko etika etika dan peluan peluang g 1.
Risiko Risiko etika etika dan peluan peluang g dalam dalam pen penila ilaian ian risiko risiko per perusa usahaa haan n
Risiko Risiko etika etika dan peluan peluang. g. Pengak Pengakuan uan atas kebutu kebutuhan han adanya adanya akunta akuntabil bilita itass korp korpor orat at kepa kepada da pema pemang ngku ku kepe kepent ntin inga gan n memb membaw awaa peng pengak akua uan n simpu simpula lan n yang yang dibu dibutu tuhk hkan an siste sistem m tata tata kelo kelola la mode modern rn untu untuk k mere merefle fleks ksik ikan an beta betapa pa pent pentin ingn gnya ya memenuhi memenuhi kepentinga kepentingan n pemangku pemangku kepentingan kepentingan.. Kepuasan Kepuasan pemangku pemangku kepentingan kepentingan,, pada gilirannya, didasarkan pada rasa hormat yang ditunjukan oleh perusahaan untuk kepentingan tiap kelompok pemangku kepentingan yang perusahaan ingin dapatkan dukungannya guna mencapai tujuan strategis. Dalam konteks ini perhatian pada risiko etik etikaa dan dan pelu peluan ang g – sejak risiko tidak memenuhi harapan pemangku kepentingan menyebabkan potensi kerugiaan dukungan untuk tujuan perusahaan, dan ketika dapat melebihi melebihi ekspektasi ekspektasi maka akan memberikan memberikan peluang peluang untuk untuk menggalang menggalang dukungan dukungan sanga sangatt pent pentin ing g untu untuk k meng menghi hind ndari ari pote potens nsii keru kerugi giaa aan n duku dukung ngan an untu untuk k tuju tujuan an perusahaan, dan untuk menemukan peluang meraih dukungan yang lebih besar. Hal ini memerlu memerlukan kan kerang kerangka ka kerja kerja yang yang lebih lebih luas luas untuk untuk penilai penilaian an risiko risiko dari dari apa yang yang kebanyakan perusahaan telah terapkan. Agar Agar adil, adil, telah telah terjad terjadii tumpan tumpang g tindih tindih dalam dalam pendek pendekata atan n penila penilaiaan iaan risiko risiko tradi tradisio siona nall
deng dengan an
pend pendek ekata atan n
risik risiko o
etika etika/p /pen enila ilaia iaan an
kepe kepent ntin inga gan n
pema pemang ngku ku
kepentingan (ERSIA). Namun demikian, bahkan dalam kasus-kasus tumpang tindih, fokus dari pendekatan non-ERSIA dan pola pikir para penyelidik belum seluas seperti yang yang seka sekaran rang g munc muncul ul,, karen karenaa foku fokuss suda sudah h berad beradaa pada pada apa apa yang yang pent pentin ing g dari dari perspektif pemegang saham, uakan perspektif pemangku kepentingan. Tanpa dukungan perspektif pemangku kepentingan, penyelidik mungkin tidak mengenali risiko yang dapat menyebabkan kerugian dukungan atau peluang bagi penciptaan dukungan yang didasa didasarka rkan n pada pada keungg keunggula ulan n kompet kompetiti itiff atau atau perhat perhatian ian kepent kepenting ingan an pemang pemangku ku kepentingan laiinya. •
Keterbatasan dari pendekatan Enterprise Risk Management (ERM) tradisional Manajemen risiko telah menjadi konsep yang digunakan secara umum sejak akhir
1990-an, ketika bursa saham utama mencatatnya sebagai salah satu hal yang perlu
untuk diawasi direksi. Namun demikian, manajemen risiko yang biasanya dilakukan jarang melibatkan pemeriksaan penuh risiko etika dan peluang. Ada fokus yang kian tumbuh pada hal-hal yang berhubungan dengan kecurangan, namun belum cukup untuk dapat mencegah hilangnya reputasi dan dukungan pemangku kepentingan. Selama 1990-an perusahaan terdepan menerapkan beberapa bentuk manajemen risiko, tetapi kebanyakan perusahaan lain tidak. Sarbenes-oxley of 2002 (SOX) secara efektif membuat manajemen risiko merupakan bagian integral dari tata kelola yang baik ketika reformasi tata kelola dibawa oleh SEC keperusahaan terdaftar diseluruh dunia dan melahirkan banyak perkembangan serupa diyurisdikasi nasional lainnya. Section 404 dari SOX , misalnya, yang bertujuan untuk penilaiaan risiko dan pencegahan, mengharuskan perusahaan untuk memeriksa efektif sistem kontrol internal berkaitan deng dengan an pela pelapo poran ranke keua uang ngan an,, danC danCEO EO,, CFO, CFO, dan dan audi audito torr haru haruss mela melapo pork rkan an dan dan menyatakan efektivitas tersebut. Penelaahan Penelaahan wajib pengendali pengendaliaan aan internal internal melibatkan melibatkan perbanding perbandingan an korporasi korporasi dengan kerangka sistem pengendalian internalyang berlaku sepertiyang dikembangkan untu untuk k Ente Enterp rpri rise se Risk Risk Mana Manage geme ment nt (ERM (ERM))
oleh oleh Comm Commit itte teee
of Spon Sponso sori ring ng
Organization (COSO) Komisi Treadway. Kerangka kerja COSO ERM yang terangkum dalam table 1.1 menilai bagaimana mencapai tujuan suatu entitas pada empat dimensi. Dimensi Operasi Pelaporan
Komponen Strategis Kepatuhan Lingkungan eksternal Menetapkan tujuan Identifikasi kejadiaan Penilaian risiko Respon risiko Aktivitas pengendaliaan Informasi dan Komunikasi Pengawasan Etika dan budaya budaya perusahaan perusahaan yang etis terlihat terlihat memainkan memainkan peran penting dalam menenu menenukan kan lingku lingkunga ngan n pengen pengendal daliaan iaan dan dengan dengan demiki demikiaan aan mencip menciptaka takan n efektif efektif ERM berorientasi system pengendali pengendaliaan aan internal internal dan perilaku yang mempengaruhi mempengaruhi hasil. Oleh karena itu, kajian berorientasi COSO ERM akan memeriksa nada diatas, kode etik, kesadaran karyawan, tekanan untuk memenuhi tujuan tidak realistis atau tidak tidak tepat, tepat, kesedi kesediaan aan manajem manajemen en untuk untuk mengga mengganti ntikan kan contro controll yang yang sudah sudah ada, ada, kepatu kepatuhan han terhad terhadap ap kode kode dalam dalam penila penilaian ian kinerj kinerja, a, pemant pemantaua auan n efektiv efektivitas itas sistem sistem pengendaliaan internal, program whistle-blowing, dan tindakan perbaikan sebagai respon terhadap pelanggaran kode.
The New Statement of Auditing Standar (SAS 99) dirilis oleh AICPA dalam menanggapi bencana Enron dan Worldcom, dan Sarbanes-Oxley Act of 2002 mefigur figurka kan n baga bagaim iman anaa audi audito torr ekste ekstern rnal al telah telah diara diarahk hkan an menu menuju ju kesad kesadar aran an atas atas kecurangan, kecurangan, pemeriksaan, pemeriksaan, dan pelaporan pelaporan yang lebih baik atas kecurangan kecurangan tersebut. Secara khusus SAS 99 mengharuskan: 1. Diskusi Diskusi dan brainstor brainstorming ming wajib wajib antara antara tim tentang tentang penyebab penyebab dan dan untuk untuk salah saji saji material potensial dalam laporan keuangan karena kecurangan sebelum dan selama audit. 2. Bimbin Bimbingan gan harus harus diikut diikutii tentan tentang g pengum pengumpua pualan lan data dan prosed prosedur ur audit untuk untuk mengidentifikasi risiko dan kecurangan. 3. Mandat Mandat dari penila penilaiaa iaan n risiko risiko kecuranga kecurangan n berdasa berdasarka rkan n faktor faktor-fak -faktor tor risiko yang ditemukan dan dibawah rivisi asumsi bahwa manajemen tidak bersalah hingga benar bersalah. Sebagai berikut: •
Menganggap Menganggap secara wajar bahwa ada risiko manipulasi manipulasi pendapatan pendapatan karena kecurangan dan kemudian menyelidiki
•
Sela Selalu lu meng mengid iden enti tifi fika kasi si dan dan
meni menila laii
risi risiko ko dima dimana na mana manaje jeme men n
bisa bisa
meniadakan control sebagai risiko kecurangan. 4. Pening Peningkat katan an standar standar untuk pemerik pemeriksaan saan,, dokume dokumenta ntasi, si, dan pelapora pelaporan n langka langkah h – langkah audit yang diambil untuk memastikan bahwa tidak terjadi manipulasi. 5. Tind Tindak akan an lai lain, n, ter terma masu suk: k:
2.
•
Mendukung penelitian tentang kecurangan
•
Pengembangan criteria anti kecurangan dan control
•
Alokasi 10 % dari credit CPE untuk mempelajari kecurangan
•
Pengembangan program pelatihan kecurangan untuk umum
•
Mendorong pendidikan anti kecurangan di universitas dan materi yang sesuai.
Iden Identi tifi fika kasi si ser serta ta Pen Penil ilai aian an Ris Risio io Eti Etika ka dan dan Pel Pelua uang ng
Identi Identifik fiksi si dan penilai penilaian an risiko risiko etika etika dan peluan peluang g dapat dapat dilaku dilakukan kan dengan dengan beberapa cara, tetapi pendekatan tiga tahap pada figur 1.1 dan dibahas dalam pembahasan selanjutnya dengan menawarkan pendekatan yang komprehensif.
TAHAP 1
TAHAP 3
TAHAP 2
Mengembangkan suatu pemahaman pemeringkatan kepentingan/ ekspektasi pemangku kepentingan yang diproyeksikan
Membandingkan berbagai aktivitas yang mengekpetasikan akan identifikasi risiko etika dan peluang
Kelompok pemangku kepentingan Produk atau jasa Tujuan korporat Nillai hypernorm Pemicu reputasi
Identifikasi
Konfirmasi
Peringkat: Urgensi, kekuatan, legitimasi
Analisis yang dinamis
Pemicu reputasi: dapat dipercaya kreditabilitas, dapat diandalkan, bertanggung jawab Hypernorm: kejujuran, kewajaran,belas kasih, integritas, prekdiktabilitas, bertanggung jawab Performa: input,output, kualitas
Tahap 1 dari identifikasi risiko etika dan proses penilaian yang baik harus harus dimula dimulaii dengan dengan identi identifik fikasi asi pemang pemangku ku kepent kepenting ingan an yang yang utama utama perusa perusahaa haan n dan kepentingan mereka. Para peneliti harus membuat peringkat kepentingan pemangku kepentingan dalam pentingnya menggunakan kerangka kerja urgensi, legitimasi dan kekuasaan kekuasaan dan analisis analisis pengaruh pengaruh dinamis. Setelah langkah langkah ini peneliti harus memiliki pemahaman yang diproyeksikan tentang isu kepentingan pemangku kepentingan yang mana yang sensitive dan penting. penting. Dalam tahap 2, berlawanan dengan mosaic dari harapan pemangku pemangku kepentingan kepentingan yang penting ini, peneliti harus mempertimbangkan kegiatan korporasi mereka dan menilai menilai risiko risiko dari dari tidak tidak memenu memenuhi hi peluan peluang g atau atau peluan peluang g yang yang melebi melebihi hi harapa harapan. n. Ketika mempertimbangkan apakah harapan telah dipenuhi, perbandingan harus dibuat anta antara ra inpu inputt yang yang relev relevan an,, kual kualit itas, as, dan dan varia variabl blee kine kinerj rjaa yang yang lain. lain. Sela Selain in itu itu perbandingan harus terbuat dari kegiatan perusahaan dan harapan pemangku kepentingan menggunakan enam nilai-nilai hypernorm yang secara universal dihormati dala dalam m seba sebagi gian an besa besarr buda budaya ya:: keju kejuju jura ran n kead keadil ilan an,, bela belass
kasi kasiha han, n, inte integr grit itas as,,
prediktabilitas, dan tanggung jawab. Taha Tahap p 3 meli meliba batk tkan an peny penyus usun unan an lapor laporan an yang yang diha dihasi silk lkan an oleh oleh pros proses es itu. itu. Kebutuhan perusahaan khusus harus menentukan sifat laporan yang disajikan, tetapi
pertimbangan harus diberikan atas risiko etika dan peluang untuk setidaknya laporan berikut:
B.
•
Menurut kelompok pemangku kepentingan
•
Menurut produk atau jasa
•
Menurut tujuan prusahaan
•
Menurut nilai hypernorm
•
Menurut pemicu reputasi.
Mana Manaje jeme men n Risi Risiko ko Etik Etika a dan dan Pelu Peluan ang g
Setelah risiko etika dan peluang organisasi telah diidentifikasi dan dinilai, strategi dan taktik terbaik perlu dikembangkan untuk mengelola mereka untuk mengurang masalah dan untuk untuk menyearaska menyearaskan n kegiatan kegiatan dengan dengan kepentinga kepentingan n pemangku pemangku kepentinga kepentingan. n. Diskusi Diskusi yang mengik mengikuti uti melipu meliputi ti alat alat dan teknik teknik untuk untuk karyaw karyawan an dan bagaim bagaimana ana pendek pendekata atan n wilaya wilayah h masalah penting yang dihadapi direksi, eksekutif dan professional. 1.
Hubu Hu bung ngan an Pem Peman angk gku u Kepe Kepent ntin inga gan n Efek Efekti tif f
Strategi dan taktik dapat dikembangkan untuk berurusan dengan masing-masing pemangku kepentingan atau kelompok, berdasarkan penilaian kepentingan pemangku kepentingan dan kemungkinan perubahan didalamny. Satu pendekatan yang berasal dari Savage dkk (1991) berfokus pada potensi untuk pemangku kepentingan dapat menjadi rentan terhadap undangan untuk berkolaborasi atau menjadi rekan pendukung atau jika mereka tidak setuju dengan posisi perusahaan, pertimbangan dapat diberikan pada kebutuhan mereka untuk pemantauan atau ketika pembelaan diperlukan oleh mereka mereka.. Figure Figure 2.2 menyaj menyajika ikan n model model yang yang bergun bergunaa untuk untuk memper mempertimb timbang angkan kan keputusan tersebut. Model Model ini menunj menunjuka ukan n bahwa bahwa kelomp kelompok ok pamang pamangku ku kepent kepenting ingan an yang yang paling paling diinginkan (disebut Tipe 1) kemungkinan akan menjadi ancaman yang rendah terhadap tujuan organisasi dan tingkat kerjasama yang tinggi dengan mereka. Jika mungkin, masuk masuk akal akal untuk untuk meliba melibatka tkan n kelomp kelompok ok ini lebih lebih dekat dekat dengan dengan organi organisasi sasi karena karena mereka cenderung mendukung. Sebuah kelompok pemangku kepentingan yang berada diperin diperingka gkatt kerjasa kerjasama ma yang yang tinggi tinggi dan tinggi tinggi sebaga sebagaii potens potensii ancama ancaman n memega memegang ng beberapa janji (misalnya adalah berkah campuran), dan mungkin bijaksana untuk menc mencob obaa untu untuk k berk berkol olab abor orasi asi deng dengan an merek merekaa untu untuk k menj menjag agaa merek merekaa seba sebaga gaii pendukung.
2.
Tangg Tanggung ung Jawab Jawab Sosia Sosiall Perus Perusaha ahaan an Dan Kewarg Kewargane anegar garaan aan Korpor Korporat at
Korp Korpor oras asii tela telah h dian diangg ggap ap secar secaraa huku hukum m bert bertan angg ggun ung g jawa jawab b hany hanyaa untu untuk k pemegang saham atau pemilik, tetapi dalam kenyataannya mereka juga secara strategis bertanggung jawab kepada berbagai pemangku kepentingan kepentingan yang lebih luas jika mereka
ingin menggalang dukungan yang diperlukan untuk pencapaian strategis. Sejauh ini, pergeseran paradigma sedang berlangsung dari akuntabilitas kepada pemegang saham menjadi pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan. Akibatnya organisasi semakin tertarik pada apa pemangku kepentingan harapkan dari mereka, dan bagaimana mereka bekerja dan dianggap bekerja sesuai harapan untuk meningkatkan dukungan pemangku kepentingan. Ada juga investor, direksi, eksekutif, dan karyawan yang, dari perspektif altruistik, tertarik pada kinerja organisasi mereka mengenai hal-hal non-keuangan. Kedua kelompok orang dari perspektif instrumental dan orang-orang orang-orang dari perspektif altruistik altruistik tertarik tertarik dalam rencana dan kinerja kinerja tanggung tanggung jawab sosial perusahaan dari suatu organisasi atau sebagaimana beberapa orang memilih untuk memfigurkannya dalam istilah warga organisasi. Adapun Adapun label label yang yang dipaka dipakai-CS i-CSR R atau kewarg kewargane anegar garaan aan korpor korporatat- keduan keduanya ya meruju merujuk k pada pada sejauh sejauh mana mana organi organisasi sasi memper mempertim timban bangka gkan n kepent kepenting ingan an pemang pemangku ku kepentingan dan mengambil tindakan yang menghormati kepentingan-kepentingan itu. a. Tuj Tujuan uan organi organisa sasi si unt untuk uk CSR
Untuk mengembangkan rencana atau kerangka kerja yang komprehensif untuk CSR suatu organisasi harus mempertimbangkan tujuan strategis, baik sebagai sebuah operasi dan bagaimana ia ingin tampil sebagai warga korporasi, budaya perusahaan yang akan dihadapi operasi perusahaan, dan kepentingan pemangku kepentingan, baik dilingkungan dalam negeri maupun luar negeri. b. Membangu Membangun n kerangka kerangka tanggun tanggung g jawab jawab sosial sosial perusahaa perusahaan n
Inisia Inisiatif tif baru baru sedang sedang dikemb dikembang angkan kan untuk untuk memban membantu tu ddenga ddengan n keterli keterlibat batan an pemangku kepentingan dalam perencanaan perusahaan dan keputusan, mengatur kegiatan perusahaan dan membuat laporan tentang mereka, dab melakukan audit atas apa yang dilakukan korporasi dan pelaporannya. Pedo Pedoma man n pela pelapo pora ran n kebe keberla rlanj njut utan an dike dikemb mban angk gkan an oleh oleh Glob Global al Repo Reporti rting ng Inisiative (GRI) sebuah usaha kerjasama dari berbagai pihak termasuk badan akuntansi akuntansi profesional profesional menawarkan kerangka laporan laporan yang komprehensi komprehensiff dan inst instru rukt ktif if
bagi bagi
mere mereka ka
yang yang
seda sedang ng
memp memper erti timb mban angk gkan an
meni mening ngka katk tkan an
perencanaan, pengiriman dan pelaporan CSR atau Corporate Sosial Performance (CSP). (CSP). Pedoma Pedoma GRI disempurnaka disempurnaka terus menerus. Kerangka versi G3 diuraikan tabel 1.2.
c. Peng Penguk ukur uran an kine kinerj rja a CSR CSR
Juga Juga sang sangat at disar disaran anka kan n untu untuk k meni meninj njau au keran kerangk gkaa CSR CSR lain lainny nyaa yang yang tela telah h diciptakan oleh perusahaan konsultan yang menyaring kegiatan untuk investor etika- baik individu dan investor institusi yang ingin berinvestasi dengantujuan sosial atau diperusahaan dimana kegiatannya secara sosial bertanggung jawab. d. Monit onitor orin ing g CSR CSR
Setela Setelah h penguk pengukura uran n CSR telah telah diiden diidentifi tifikasi kasi data data dikump dikumpulk ulkan an dan lapora laporan n terbentuk, terbentuk, langkah langkah berikutny berikutnyaa adalah memantau bagaimana bagaimana korporasi korporasi berbuat. berbuat. Seperti Seperti skema skema penguk pengukura uran n pada pada umumny umumnyaa perban perbandin dingan gan dapat dapat memban membantu tu dengan: •
Tujuan strategis faktor kunci keberhasilan
•
Organisasi serupa
•
Alternatif praktik terbaik untuk pembandingan
•
Standar terpublikasi seperti yang diuraikan sebelumnya sebelumnya
•
Statistik dan rata-rata industri
•
Hasil yang diperoleh pada periode sebelumnya
e. Pelap laporan oran CSR
Korp Korpor oras asii yang yang bera berang ngka katt dari dari sebu sebuah ah prog progra ram m peng penguk ukur uran an CSR CSR perl perlu u memper mempertim timban bangka gkan n bagaim bagaimana ana mereka mereka akan akan melapo melaporka rkan n kinerja kinerja.. Lapora Laporan n intern internal al dapat dapat mengam mengambil bil beraga beragam m bentuk bentuk tetapi tetapi harus harus terfoku terfokuss pada pada tujuan tujuan kinerja program. Laporan publik menjadi lebih umum. Pelaporan kinerja etika dapat: •
Meningkatkan kesadaran akan isu-isu etis dalam sebuah program
•
Memberikan dorongan bagi karyawan untuk mematuhi tujuan etis
•
Menginformasikan pemangku kepentingan eksternal
•
Meningkatkan citra perusahaan.
f. Assu Assura ranc ncee audi auditt lapo lapora ran n CSR CSR
Peny Penyeb ebara aran n dari dari apa apa yang yang diseb disebut ut audi auditt lapo laporan ran CSR CSR tela telah h berk berkem emba bang ng khususnya dieropa. Inisiatif eropa dalam perlindungan lingkungan dan melalui Intern Internasi asiona onall Standa Standards rds Associat Association ion (ISO) (ISO) telah telah memili memiliki ki pengar pengaruh uh perilak perilaku u mengar mengarahk ahkan an diperu diperusah sahaan aan dan telah telah mewajib mewajibkan kan pengun pengungka gkapan pan publik publik atas kinerja kinerja lingkungan lingkungan.. Akibatnya Akibatnya banyak banyak individu individu dan beberapa beberapa akuntan akuntan publik publik besar dan perusahaan lainnya telah terlibat dalam membuktikan laporan yang diterbitkan. g. Piki Pikira ran n pen penut utup up
Akuntabilitas strategis perusahaan untuk pemangku kepentingan, manajer, dan akuntan akuntan profesional telah menjadi begitu jelas sehingga sehingga akan menjadi menjadi picik bagi suat suatu u orga organi nisas sasii jika jika tida tidak k meng mengem emba bang ngka kan n kons konsep ep yang yang efekt efektif if tenta tentang ng kewarganegaraan corporate dan progran yang efektif dari tanggung jawab sosial perusahaan.
3.
Etika di Tempat Kerja
Semakin tingginya tingkat kesadaran social dan tekanan dari kelompok-kelompok aktivis yang telah didokumentasikan di tempat lain memiliki dampak signifikan pada kedua operasi operasi internal dan eksternal organisasi.
a. Hak Kar Karyawa yawan n
Beberap Beberapaa hak yang yang beruba berubah h menjad menjadii dilind dilindung ungii oleh oleh undang undang-un -undan dang g baru, baru, semen sementa tara ra yang yang lain lain dipe dipeng ngaru aruhi hi oleh oleh kasu kasus-k s-kas asus us hoku hokum m umum umum,, kont kontra rak k
sertifikat sertifikat buruh, dan praktik praktik perusahaan perusahaan yang telah sensitive sensitive terhadap tekanan tekanan pemangku kepentingan. b. Priv Privas asii dan dan Mar Marta taba batt
Hak pribadi lebih penting daripada atasan kecuali dapat ditunjukkan bahwa dalam keadaan tertentu kepentingan atasan adalah wajar, sah, dan bisa diterima secara moral. c. Peri Perila laku ku yang yang adil adil
Diskriminasi dianggap tidak etis dan dianggap illegal jika ia melibatkan usia , ras, gender, dan preferensi seksual. Selain itu umumnya orang berpendapat bahwa haru haruss ada ada pelu peluan ang g yang yang sama sama untu untuk k peke pekerj rjaa aan, n, dan dan upah upah yang yang sama sama untu untuk k pekerjaan yang sama, khususnya bagi perempuan dan minoritas. d. Lingku Lingkunga ngan n Kerj Kerja a Sehat Sehat dan dan Aman Aman
Keseimbangan antara hak-hak pekerja dan pemilik telah bergeser ke titik yang diangg dianggap ap etis etis bagi bagi para para pekerja pekerja untuk untuk mengha mengharpa rpakan kan bahwa bahwa keseha kesehatan tan dan keselamatan tidak akan masuk akal jika dikompromikan. Mereka harus tahu apa risiko yang dihadapi, dan banyak yurisdiksi telah menciptakan hokum berhak tahu untuk memastikan
bahwa organisasi membuat informasi tentang bahan,
proses berbahaya, dan perawatan terkait, siap diakses. e. Kemampua Kemampuan n untuk untuk Menja Menjalanka lankan n Suara Suara nurani nurani seseoran seseorang g
Argu Argume ment nt bahw bahwaa peke pekerj rjaa hany hanyaa mela melaku kuka kan n apa apa yang yang dipe diperi rint ntah ahka kan n untu untuk k melakukan tidak lagi menyediakan perlindungan bagi pekerja di banyak wilayah yuridiksi, sehingga pekerja harus menjalankan suara hati nurani sendiri. f. Ke Kepe perc rcay ayaa aan n dan dan makn maknan anya ya
Etika organisasi secara langsung berkaitan dengan bagaimana para pemimpin dirasakan, apakah ada berbagi
ide
tanpa
kepercayaan
yang cukup
bagi karyawan
untuk
takut kehilangan pekerjaan atau rasa hormat dari rekan
kerja dan manajer manajer mereka, dan apakah mereka percaya percaya bahwa organisasi organisasi layak mendapatkan loyalitas dan kerja keras. g. Ke Kese selu luru ruha han n Man Manfa faat at
Cara karyawan memandang perlakuan perusahaan terhadap mereka menetukan apa yang mereka pikirkan tentang program etika perusahaan. Jika perusahaan ingin karyawanny karyawannyaa mengamati mengamati kepercayaan kepercayaan
,
maka
nilai
perusahaan perusahaan
etika
perusahaan perusahaan
harus memilih memilih
karyawan karyawan
dan yang
tingkat tingkat tepat
tidak
sekedar
etis
untuk
menjalankan menjalankan
program program
etika perusahaan perusahaan dan
mencapai tujuan strategis. h. Ke Kecur curang angan an Kejaha Kejahatan tan Kera Kerah h Putih Putih
Ekseku Eksekutif tif diharap diharapkan kan untuk untuk dapat dapat memasti memastikan kan bahwa bahwa mengam mengambil bil langka langkah h rasiona rasionall yang yang diperlu diperlukan kan
untuk untuk
membim membimbin bin,,
mempen mempengar garuhi uhi,,
mengendalikan, karyawan yang cenderung terliba,
dan
dan auditor eksternal
diharapkan bisa waspada mengenali potensi masalah. i.
Sebuah Seb uah Kera Kerangk ngka a Kerja Kerja untuk untuk Mema Memaham hamii para para Penipu Penipu
Akuntan
investigasi
dan
forensic
menggunakan
kerangka
kerja
yang
membantu mengidentifikasi penipu potensial dan situasi yang memiliki potensi untu untuk k kecu kecura rang ngan an..
Facto Factorr yang yang memp mempen enga garu ruhi hi kecu kecuran ranga gan n : moti motifa fasi, si,
rasionalisasi, peluang.
4.
Operasi Internasional
Ketika Ketika perusa perusahaa haan n berope beroperasi rasi di luar luar pasar pasar dalam dalam negeri negeri bimbin bimbingan gan normal normal ditawakan kepada karyawan harus mempertimbangkan beberapa hal terkait : praktik operasi yang bisa berdampak pada ekonomi local dan budaya, praktik asing local yang berbeda-beda seperti pemberian hadiah luas atau penyuapan, didukung atau dilarang, reaksi terhadap perubahan-perubahan oleh pemangku kepentingan dalam negeri dan terutama oleh para pemangku kepentingan kepentingan utama termasuk pelanggan besar dan pasar modal. a. Dampak Dampak terhadap terhadap Ekonomi Ekonomi Lokal Lokal dan dan Budaya Budaya Mereka Mereka
Perusahaan Perusahaan multinasion multinasional al memiliki memiliki dampak dampak yang signifikan signifikan terhadap terhadap budaya budaya local dari pada tidak di dalam negeri. Mereka harus berhati-hati berhati-hati terhada dampak aspek local yang tidak menguntungkan. b. Konflik Konflik antar antar Buday Budaya a Domesti Domestik k dan Budaya Budaya Asing Asing
Masalah
paling
sulit
ketika
nilai-nilai
para
pemangku
kepentingan
utama perusahaan berbeda dengan yag ada di daerah local Negara asing. c. Penyuapan Penyuapan,, Pembayar Pembayaran an untu untuk k Memfasili Memfasilitasi tasi
Dalam Dalam operasi operasi diluar diluarneg negeri eri perusa perusahaa haan-p n-peru erusah sahaan aan multin multinasio asional nal mungki mungkin n diminta untuk melakukan pembayaran
pembayaran
memfasilitasi
atau
suap.
Sebuah
memfasilitasi biasanya memiliki nominal dan dibuat untuk
mempercepat hasil yang akan juga juga terjadi dengan waktu yang cukup.
d. Konflik Konflik Budaya Budaya yang jelas jelas dengan dengan melarang melarang pember pemberian ian hadiah, hadiah, suap, suap, atau pembayaran memfasilitasi
Beberapa bisnis
perusahaan
menemukan
bahwa
mereka
mampu
melakukan
tanpa pembayaran tersebut, terutama karena produk atau jasa mereka
sangat baik. e. Imaj Imajin inas asii Mora Morall
Para manajer menggunakan imajinasi moral untuk merancang alternative yang menjawab kebutuhan dalam budaya local, tetapi sesuai dengan norma0norma untk perilaku yang dapat diterima. f. Pedo Pedoma man n pra prakt ktik ik eti etika ka
Pedoman yang mungkin berguna bagi perusahaan untuk mencatatnya. g. Konsul Konsulta tasi si Seb Sebelu elum m Tind Tindaka akan n
Semua Semua organi organisasi sasi yang yang berope beropersai rsai intern internasi asiona onall harus harus peka peka pada pada karyaw karyawan an mereka mereka tentang tentang perbedaan perbedaan
budaya budaya
dan
melengkapi melengkapi
mereka
dengan dengan
pemahaman tentang bagaimana organisasi ingin mereka berurusan dengan isu utama yag kemungkinan besar muncul.
5.
Manajemen Kr Krisis
Suatu Suatu krisis krisis memili memiliki ki potensi potensi untuk untuk memilik memilikii dampak dampak krisis krisis signif signifika ikan n pada pada reputasi perusahaan dan pejabatnya, dan pada kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya dan kemampuannya untuk bertahan. Dengan belajar krisis harus dikelola untuk meminimalkan kerugian. Penilaian, perencanaan, dan manajemen krisis harus merupakan bagian dari program manajemen resiko modern.
KASUS: Skandal Manipulasi Laporan Keuangan Keuangan PT Kimia Farma Tbk
PT Kimia Farma Tbk adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 Milyar, dan laporan keuangan tersebut diaudit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Hasil audit pada tanggal 31 Desember 2001 menunjukan bahwa laporan keuangan wajar tanpa pengecualian. Akan tetapi, Kementrian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebu tersebutt terlalu terlalu besar besar dan mengan mengandun dung g unsur unsur rekaya rekayasa. sa. Setela Setelah h dilaku dilakukan kan audit audit ulang, ulang, padatanggal 3 Oktober 2002, manajemen Kimia Farma mensajikan kembali laporan keuangannya, dan menyajikan laba bersihnya hanya Rp 99,56 Milyar, lebih rendah Rp 32,6 Milyar dari laba awal yang dilaporkan. dilaporkan. Perbedaan itu merupakan merupakan suatu kesalahan kesalahan penyajian penyajian daftar harga persediaan yang digelembungkan oleh pihak manajemen. Direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan pada tanggal 1 dan dan 3 Febu Febuar arii 2002 2002.. Daft Daftar ar harg hargaa pers persed edia iaan an pada pada tang tangga gall 3 Febu Febuar arii 2002 2002 tela telah h digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persedian pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Selain itu kesalahan timbul pada unit Industri Bahan Baku yang mencatat terlalu tinggi (overstated) penjualan sebesar Rp 2,7 Miliyar. Kesalahan penyajian di dalam penjualan ini dikarenakan adanya pencatatan ganda. Pencatatan ganda ini dilakukan pada unit-init yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak tidak berhas berhasil il didetek dideteksi. si. Berdas Berdasarak arakan an hasil hasil penyel penyelidi idikan kan Bapepa Bapepam, m, KAP HTM telah telah mengikuti mengikuti standar audit yang berlaku, berlaku, namun gagal mendeteksi mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu KAP HMT juga juga terbukt terbuktii memban membantu tu manaje manajemen men melaku melakukan kan kecura kecuranga ngan. n. Keteri Keterikat katan an Manajemen terhadap Skandal Kimia Farma, Tbk yaitu pada mantan direksi PT Kimia Farma Tbk Tbk terb terbuk ukti ti mela melaku kuka kan n pelan pelangg ggara aran n dalam dalam kasu kasuss mark mark-up -up laba laba bersi bersih h pada pada lapor laporan an keuangan tahun buku 2001. Pihak manajemen menciptakan rekayasa keuangan sehingga dengan dengan sengaj sengajaa membua membuatt kesalah kesalahan an didala didalam m pencata pencatatan tan lapora laporan n keuang keuangan an Kimia Kimia Farma Farma tahun buku 2001. Hal ini tentu menimbulkan pernyataan yang menyesatkan kepada pihak yang berkepentingan. Aktivitas Aktivitas manipulasi manipulasi pencatatan pencatatan laporan laporan keuangan keuangan yang dilakukan oleh manajemen manajemen tentunya tentunya tidak terlepas terlepas dari bantuan akuntan. akuntan. KAP seharusnya seharusnya bertindak secara independen independen kare karena na mere mereka ka adal adalah ah piha pihak k
yang yang bert bertug ugas as meme memeri riks ksaa
dan dan
mela melapo pork rkan an adan adanya ya
ketidakwajaran dalam pencatatan laporan keuangan. Pada kenyataannya KAP HTM tidak menemukan menemukan ketidakwajaran ketidakwajaran didalam laporan auditnya pada tahun 2001, tetapi pada saat Kementrian BUMN meminta KAP HTM menyajikan kembali (restated) laporan keuangan
Kimia Farma tahun 2001, hasilnya HTM mengoreksi laba bersih Kimia Farma menjadi 99 Milyar untuk tahun 2001. Hal tersebut telah menyebabkan akuntan publik HTM ikut bersalah dalam manipulasi laporan keuangan. Karena sebagai seorang auditor independen akuntan HTM seharusnya mengetahui laporan-laporan yang diauditnya itu apakah berasal dari laporan fiktif atau tidak. Keterkaitan Keterkaitan Manajemen Resiko Etika disini adalah pada pelaksanaan pelaksanaan audit oleh KAP HTM selaku badan independen, kesepakatan dan kerjasama dengan klien/StakeHolder (PT. Kimia Farma), dan pemberian opini atas laporan keuangan Klien. Dalam Kasus ini, jika dipandang dari sisi KAP HTM, maka urutan stakeholder utama ditinjau dari segi kepentingan stake holder adalah: 1. Klie Klien n atau atau PT PT Kim Kimia ia Farm Farmaa Tbk Tbk 2. Peme Pemeg gang ang sah saham am 3. Masyar Masyaraka akatt luas luas Dalam Dalam kasus kasus ini, ini, KAP HTM mengha menghadap dapii sanksi sanksi yang yang cukup cukup berat berat dengan dengan dihent dihentika ikanny nnyaa jasa audit audit mereka mereka.. Hal ini terjadi terjadi bukan karena kesalahan kesalahan KAP HTM semata semata yang yang tidak tidak mampu mampu melakukan review menyeluruh atas semua elemen laporan keuangan, tetapi lebih karena kesal esalah ahan an
mana manaje jeme men n
Kim Kimia
Farm Farmaa
yang ang
mela melaku kuka kan n
aksi aksi
man manipu ipulasi lasi
deng engan
penggelembungan nilai persediaan. Kasus yang menimpa KAP HTM ini adalah resiko inheren inheren dari dari dijala dijalanka nkanny nnyaa suatu suatu tugas tugas audit. audit. KAP HTM HTM seharu seharusny snyaa menyad menyadari ari bahwa bahwa kemungkinan besar akan ada resiko manipulasi seperti yang dilakukan PT. Kimia Farma, mengingat KAP HTM adalah KAP yang telah berdiri cukup lama. Resiko ini berdampak pada reputasi HTM dimata pemerintah ataupun publik, dan pada akhirnya HTM harus menghadapi menghadapi konsekuensi konsekuensi resiko seperti hilangnya hilangnya kepercayaan kepercayaan publik dan pemerintah pemerintah akan kema kemamp mpua uan n HTM, HTM, penu penuru runa nan n pend pendap apat atan an jasa jasa audi audit, t, hing hingga ga yang yang terbu terburu ruk k adal adalah ah kemungkinan di tutupnya kantor Akuntan tersebut. Dilu Diluar ar resik resiko o bisn bisnis, is, resik resiko o etik etikaa yang yang diha dihada dapi pi KAP KAP HTM HTM ini ini cend cenderu erung ng pada pada kemungkinan dilakukannya kolaborasi dengan manajemen Kimia Farma dalam manipulasi laporan keuangan. Manajemen resiko yang dapat diterapkan oleh KAP HTM antara lain, yaitu: 1. Mengident Mengidentifika ifikasi si dan dan menilai menilai resiko resiko etika etika
Pengidentifikasian dan penilaian resiko etika dapat diaplikasikan pada tindakan sebagai berikut: a. Melaku Melakukan kan penilai penilaian an dan identifi identifikas kasii para para stake stake holder holder HTM, HTM selayakn selayaknya ya membuat daftar mengenai siapa stake holder yang berkepentingandan apa harapan
stak stakeh ehol olde der. r. Tuju Tujuan anny nyaa yait yaitu u KAP KAP HTM HTM dapa dapatt mela melaku kuka kan n peni penilai laian anda dala lam m pemenuhan harapan stakeholder melalui pembekalan kepada para auditor senior dan junior sebelum melakukan audit pada Kimia Farma. b. Mempertimbangkan kemampuan SDM HTM dengan ekspektasi para stakeholder, dan menilai risiko ketidak sanggupan SDM HTM dalam menjalankan tugas auditc. Mengut Mengutama amakan kan reputa reputasi si KAP HTMYa HTMYaitu itu dengan dengan berpeg berpegang ang pada pada nilai-n nilai-nilai ilai hypernorm, seperti kejujuran,kredibilitas,reliabilitas, dan tanggung jawab. Faktor-fa -faktor
terse rsebut
bisa
menjadi
kera erangka
kerja
dala alam
melaku akukan
perbandingan.Empat tahapan ini akan menghasilkan data yang memungkinkan Pimpinan KAPHTM dapat mengawasi adanya peluang dan risiko etika, sehingga dapat ditemu ditemukan kancara cara untuk untuk menghi menghinda ndari ri dan mengat mengatasi asi risiko risiko tersebu tersebut, t, serta serta agar agar dapat dapat secarastrategis mengambil keuntungan dari kesempatan tersebut. 2. Mener Menerapk apkan an strat strategi egi dan taktik taktik dalam membina membina hu hubun bungan gan strateg strategis is denga dengan n stakeholder
KAP HTM dapat dapat melaku melakukan kan pengel pengelomp ompoka okan n stake stake holder holder dan merati meratingn ngnya ya dari dari segikepentingan, dan kemudian menyusun rencana untuk berkolaborasi dengan stake holder holder yang yang dapat dapat member memberika ikan n dukung dukungan an dalam dalam pencip penciptaan taan strateg strategi, i, yang yang dapat dapat memenuhiharapan para stake holder HTM.
BAB III KESIMPULAN
1.
Resik Resiko o etik etikaa adal adalah ah suat suatu u kemu kemung ngki kina nan n dila dilang ngga gark rkny nyaa etik etikaa yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh ketidakmampuan perusahaan/institusi dalam memenuhi harapan.
2.
Manajem Manajemen en resiko resiko etika adalah adalah tata kelola kelola yang menjun menjunjun jung g kode etik sehing sehingga ga dapat dapat meminimalkan ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi harapan stakeholder.
3.
Kehanc Kehancura uran n praktek praktek bisnis bisnis yang terjadi terjadi beberapa beberapa tahun tahun belakang belakangan an ini disebabk disebabkan an oleh pengabaikan etika oleh pihak bisnis dan pihak terkait sehingga hasilnya membawa dampak dampak kerugi kerugian an bagi bagi prakti praktik k bisnis bisnisnya nya.. Oleh Oleh sebab sebab itu perusa perusahaa haan n memerl memerluka ukan n manajemen resiko etika.
4.
Manajemen Manajemen krisis krisis adalah adalah suatu suatu pengelo pengelolaan, laan, penang penanggulan gulangan, gan, pengendalia pengendalian n krisis krisis hingga hingga pemulihan citra c itra perusahaan, sangat dibutuhkan untuk menghindari masalah yang timbul dari pengabaian resiko etika yang ada.
REFERENSI
Brooks, Leonard J. 2006. Business & Professional Ethics for Accountants. Accountants. Canada: SouthWestern College Publishing. http://www.scribd.com/doc/11460206/Resiko-Etika-Dan-Manajemen-Resiko-Etika