38
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia dengan lahirnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 dan Nomor 161 Tahun 2014 dan Keputusan Menteri Agama Nomor 207 tahun 2014, maka berimplikasi bahwa madrasah harus memprsiapkan diri untuk melaksanakan kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, maka diperlukan suatu pedoman bagi madrasah dalam rangka penyusunan dan pengembangan dokumen KTSP pada setiap tahun pelajaran.
Penataan kurikulum pendidikan yang akan diterapkan merupakan salah satu target yang harus diselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada sektor pendidikan. Perubahan kurikulum dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing di masa depan. Alasan lain dilakukannya perubahan kurikulum adalah kurikulum sebelumnya dianggap memberatkan peserta didik. Terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga malah membuat para peserta didik terbebani. Masalah kurikulum pendidikan yang diubah melihat kondisi yang ada selama beberapa tahun ini. KTSP yang memberi keleluasaan terhadap guru membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah ternyata tak berjalan mulus. Karena tidak semua guru memiliki dan dibekali profesionalisme untuk membuat kurikulum. Yang terjadi guru hanya bisa mengadopsi kurikulum yang sudah ada. Untuk itu, kurikulum yang baru ini dibuat dan dirancang oleh pemerintah terutama untuk bagian yang sangat inti.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, sedangkan Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi sebagai satuan pendidikan menengah di lingkungan Kementerian Agama perlu menyusun dan mengembangkan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan). Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional dan tujuan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon.
Pengembangan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon melibatkan seluruh warga madrasah (Kepala, Guru, dan Staff) dan pemangku kepentingan lain (Yayasan, Komite Madrasah/Orang Tua Murid dan Konselor). Melalui Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon ini diharapkan pelaksanaan program-program pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon sesuai dengan potensi daerah dan lingkungan madrasah, karakteristik dan kebutuhan peserta didik dalam mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Madrasah merupakan pusat pengembangan budaya. Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di madrasah. Nilai-nilai yang dimaksud di antaranya religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan, serta tanggung jawab. Nilai-nilai melingkupi dan terintegrasi dalam seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya madrasah.
LANDASAN HUKUM
Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
Pendidikan madrasah (MI, MTs dan MA) di Jawa Barat memiliki akar budaya keberagamaan dan kekhasan masyarakat Jawa Barat dalam menentukan masa depan bangsa. Demikian pula kurikulum yang dikembangkan di madrasah perlu memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menjadi pewaris budaya bangsa dan dibarengi dengan penguasaan kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan. Oleh karena itu Kurikulum Madrasah harus merupakan kerangka pembudayaan keberagamaan nasional dan daerah sebagai ciri khas pendidikan madrasah;
Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan budaya melalui penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam bentuk mata pelajaran. Penyusunan KTSP perlu memberikan rambu-rambu perencanaan dan pengaturan pendidikan di madrasah dalam penguasaan disiplin ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu agama secara integratif;
Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk pendidikan yang menyiapkan generasi mendatang yang mampu menyelesaikan masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik. KTSP di madrasah perlu menyiapkan perencanaan dan pengaturan pendidikan madrasah dalam menyiapkan generasi mendatang yang berkontribusi terhadap perbaikan situasi dan kondisi kehidupan social budaya.
Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi anak bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.
Landasan Teoritis Kurikulum
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori "pendidikan berdasarkan standar" (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di madrasah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
Permendikbud No.20 Th 2016 tentang Standar Kopetensi Lulusan
Permendikbud No.21 Th 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah
Permendikbud No.22 Th 2016 tentang Standar Pendidikan Dasar Dan Menengah
Permendikbud No.23 Th 2016 tentang Standar Penilaian
Permendikbud No.24 Th 2016 Tentang Kopetensi Inti Dan Kopetensi Dasar
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian;
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses;
Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah;
Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab;
TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM
Penyusunan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi ini bertujuan untuk mewujudkan kurikulum implementatif sebagai :
Acuan pelaksanaan proses pendidikan untuk mencapai visi Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi ;
Acuan pelaksanaan proses pembelajaran untuk menghasilkan mutu lulusan yang berwawasan lingkungan, cerdas dan santun berbahasa berdasarkan keimanan, ketaqwaan serta membentuk generasi muslim yang beriman, bertaqwa, religius, terampil, kreatif, dan inovatif sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
Acuan bagi guru dalam mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran;
Pedoman pelaksanaan proses penilaian peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi;
Dasar pelaksanaann evaluasi dan program tindak lanjut dalam mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi.
PRINSIP PENYUSUNAN KURIKULUM
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon terdiri dari dua kurikulum yang dikembangkan yaitu Kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas IX. Prinsip pengembangan kurikulum dikembangkan sesuai dengan relevansi setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi.
Pengembangan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kelulusan (SKL), serta berpedoman pada penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, dan petunjuk teknis dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, serta memperhatikan pertimbangan Komite Madrasah.
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup:perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulummerupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalampengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip umum: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
Prinsip relevansi;
Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
Prinsip fleksibilitas;
Dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
Prinsip kontinuitas;
Adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
Prinsip efisiensi;
Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
Prinsip efektivitas;
Mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon untuk kelas 7 dan kelas 8 (Kurikulum Nasional) sedangkan kelas 9 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda untuk kelas VII dan VIII (Kurikulum 2013) memiliki latang belakang yang kemudian dijadikan prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut:
Pengertian Kurikulum
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Rasional Pengembangan
Tantangan Pengembangan
Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat Islam, agar dapat memahami secara benar ajaran Islam sebagai agama yang sempurna (kamil), kesempurnaan ajaran Islam yang dipelajari secara integral (kaffah) diharapkan dapat meningkatkan kualitas umat Islam dalam keseluruhan aspek kehidupanya. Agar ajaran Islam dapat dipelajari secara efektif dan efisien, maka perlu dikembangkan kurikulum pendidikan agama Islam sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Demikian pula dengan mata pelajaran Bahasa Arab yang sangat diperlukan sebagai alat untuk mempelajari dan mendalami sumber-sumber primer dari Pendidikan Agama Islam yang menggunakan Bahasa Arab terutama Mata Pelajaran Al-Qur'an dan Hadis.
Selain adanya ketentuan legal-formal yang mengharuskan adanya perubahan dan penyempurnaan kurikulum, masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia mengalami perubahan yang sangat cepat dan dalam dimensi yang beragam terkait dengan kehidupan individual, masyarakat, bangsa, dan umat manusia. Fenomena globalisasi yang membuka batas-batas fisik (teritorial) negara dan bangsa dipertajam dan dipercepat oleh kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan kemajuan teknologi tersebut. Perubahan yang terjadi dalam dua dasawarsa terakhir mengalahkan kecepatan dan dimensi perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia di abad-abad sebelumnya. Perubahan tersebut telah menjangkau kehidupan manusia dari tingkat global, nasional, dan regional serta dari kehidupan sebagai umat manusia, warga negara, anggota masyarakat dan pribadi.
Perubahan dan penyempurnaan tersebut menjadi penting seiring dengan kontinuitas segala kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Jenlink (1995) mengungkapkan bahwa masa depan akan berbeda secara dramatis dari masa sekarang, dan itu akan menuntut untuk dipersiapkan antisipasi terjadinya perubahan penting pada kehidupan. Dengan terjadinya perubahan tersebut diperlukan usaha untuk mengalihkan pola pikir dalam menatap tentang dunia yang begitu cepat mengalami perubahan hingga saat ini dan yang akan datang.
Pendidikan yang dalam hal ini kurikulum madrasah sebagai the heart of education (Klein, 1992) harus mempersiapkan generasi bangsa yang mampu hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan lokal yang mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Oliva (1982), kurikulum perlu memperhatikan perubahan yang terjadi di masyarakat, ilmu pengetahuan, kepemimpinan, dan politik. Perubahan yang dikemukakan di atas memberikan landasan kuat bagi perubahan suatu kurikulum di lingkungan madrasah.
Kenyataan adanya amanat legal dan kehidupan manusia yang berubah cepat yang menyebabkan perubahan dan penyempurnaan kurikulum madrasah merupakan suatu keniscayaan yang tak dapat dihindari. Atas dasar itu, rancangan konseptual dan kontekstual penyempurnaan kurikulum menjadi suatu keniscayaan yang harus disiapkan secara matang.
Dengan adanya dokumen kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab ini, Kementerian Agama telah berupaya untuk mentransformasikan pemikiran yang menjembatani segala sesuatu yang telah ada saat ini (what it is) dengan segala sesuatu yang seharusnya ada di masa yang akan datang (what should be next) dalam suatu rancangan kurikulum yang fungsional dan aktual dalam kehidupan.
Sesuai dengan arah kebijakan dan penugasan secara khusus, selanjutnya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menjabarkan aspek yang berkenaan dengan pengembangan kurikulum dan penguatan pelaksanaan kurikulum satuan pendidikan dengan melakukan rekonseptualisasi ide kurikulum, desain kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum.
Rekonseptualisasi ide kurikulum merupakan penataan ulang pemikiran teoritik kurikulum berbasis kompetensi. Teori mengenai kompetensi dan kurikulum berbasis kompetensi diarahkan kepada pikiran pokok bahwa konten kurikulum adalah kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai kemampuan melakukan sesuatu (ability to perform) berdasarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal tersebut terumuskan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Ketetapan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Agama memperlihatkan arah yang jelas bahwa kurikulum baru yang dikembangkan perlu mempedulikan aspek-aspek potensi manusia yang terkait dengan domain sikap untuk pengembangan soft-skills yang seimbang dengan hard-skills, seiring dengan ruh Pendidikan Agama Islam itu sendiri.
Desain pengembangan kurikulum baru harus didasarkan pada pengertian bahwa kurikulum adalah suatu pola pendidikan yang utuh untuk jenjang pendidikan tertentu. Desain ini menempatkan mata pelajaran sebagai organisasi konten kurikulum yang terbuka dan saling mempengaruhi. Desain kurikulum yang akan digunakan untuk mengembangkan kurikulum baru harus mampu mengaitkan antar konten kurikulum baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.
Selanjutnya dalam pengembangan kurikulum keseluruhan dimensi kurikulum, yaitu ide, desain, implementasi dan evaluasi kurikulum, direncanakan dalam satu kesatuan. Hal inilah sebenarnya yang menjadi inti dari pengembangan kurikulum (curriculum development).
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Di samping itu, dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15 - 64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0 - 14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020 - 2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
Penyempurnaan Pola Pikir
Untuk memenuhi pengembangan kerangka berpikir yang sesuai dengan kebutuhan, maka kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran peserta didik aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Penguatan Tata Kelola
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:
tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;
penguatan manajeman madrasah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala madrasah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
Penguatan Materi
Penguatan materi sebagai proses tersistem dalam pembelajaran untuk memberikan bobot penguasaan materi esensial ataupun non esensial. Penguatan materi dimaksudkan untuk memperdalam dan memperluas tingkat penguasaan sesuai kompetensi dasar. Secara operasional penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
ACUAN OPERASIONAL PENYUSUNAN KURIKULUM
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
Kesetaraan Jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.
Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.
PROFIL MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
Sejarah Madrasah
Pada tahun 1974 salah satu tokoh masyarakat Jampangkulon mendirikan sekolah yang terletak di kampung Panglayungan Jampangkulon, pada awal permulaan berdirinya lembaga pendidikan ini adalah PGA. Pada awal tahun 1997 sekolah mengalami kemajuan yang pesat sehingga memerlukan tempat yang lebih luas dibandingkan tempat yang sebelumnya, sekolah kemudian dipindahkan ke kampung Cibarusah.
Awal berdirinya Madrasah Tsanawiyah ini diberi nama Madrasah Tsanawiyah Al Ma'arif. Madrasah ini berdiri di bawah naungan Yayasan. Pada tahun 1997 Madrasah berubah nama menjadi Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon hal ini tersebut dikarenakan Madrasah tersebut dikelola oleh Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Al Huda. YAPSI Al Huda adalah yayasan yang dimiliki oleh keluarga besar yaitu Mualim Ganda Al Huda (Alm).
Identitas Madrasah
a.
Nama Madrasah
:
MTsS AL HUDA JAMPANGKULON
b.
NSM
:
121232020091
b.
NPSN
:
20277806
c.
Alamat
:
Jalan
:
Raya Cibarusah
RT/RW
:
24/08
Desa
:
Tanjung
Kecamatan
:
Jampangkulon
Kabupaten
:
Sukabumi
Provonsi
:
Jawa Barat
Kode POS
:
43178
No. Telp
:
0266 490246
E-mail
:
[email protected]
d.
Yayasan
:
YAYASAN AL HUDA JAMPANGKULON
Alamat
:
Jalan
:
Raya Jampangkulon Kp. Panglayungan
RT/RW
:
24/08
Kelurahan
:
Jampangkulon
Kecamatan
:
Jampangkulon
Kabupaten
:
Sukabumi
Provonsi
:
Jawa Barat
Kode POS
:
43178
E-mail
:
[email protected]
Daftar Kepala Madrasah Setiap Periode
Tabel 1.1 Tabel Daftar Kepala Madrasah Setiap Periode
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
No.
Nama Kepala Madrasah
Periode
1.
Pan Supaendie
1976 – 2007
2.
Oom Komariah, S.Pd.
2007 – 2011
3.
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
2011 - sekarang
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Tabel 1.2. Tabel Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
No
Nama
L/P
Status Pendidikan
Jabatan
Fungsional
Sertifikasi
1.
Bilal Abd. Mukarom, S.Pd.I
L
S1/PAI
Kamad
Sertifikasi
2.
Asep Abd. Aziz, S.Pd.I.
L
S1/PAI
GMP
Sertifikasi
3.
Iis Maesaroh, S.IP.
P
S1/IAN
GMP
Sertifikasi
4.
Dasep TH., S.Ag
L
S1/PAI
GMP
Sertifikasi
5.
Ali Sadikin, S.Stat.
L
S1/STATISTIK
GMP
Sertifikasi
6.
Iksan Kurniawan, S.Pd.
L
S1/PAI
GMP
Sertifikasi
7.
Yunadi Citalaksana, S.Pd.
L
S1/MIPA
GMP
Sertifikasi
8.
Laesaria, S.Pd.
P
S1/PAI
GMP
Sertifikasi
9.
Saepudin, A.Md.
L
D3/akuntansi
GMP
-
10.
Yuli, S.Pd.
P
S1/ekonomi
GMP
Sertifikasi
11.
Endang Tristiani, S.Pd.I
P
S1/PAI
GMP
Sertifikasi
12.
Sadam Anugrah, S.Pd.
L
S1/PJKR
GMP
fungsional
13.
Acep Hamdan BZ., S.Pd.I
L
S1
GMP
-
14.
Sunandar, S.Pd.I
L
S1/PAI
GMP
-
15.
Muroh Ratnasari, S.Pd.I
P
S1/PAI
GMP
-
16.
Dudi Dacep S., S.Sos
L
S1/Sospol
GMP
-
17.
Nasrudin, S.Pd.I
L
S1/PAI
GMP
-
18
Asep Purnama, S.Pd.I
L
S1/PAI
GMP
-
19
Neni Kartika, S.Pd.I
P
S1/PAI
GMP
-
Tenaga Pendidik Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Jumlah tenaga pendidik Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi dan kualifikasinya pada tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.3. Tabel Tenaga Pendidik Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah dan Status Guru
Jumlah
PNS / GT
GTT
L
P
L
P
1
S1
12
6
0
0
18
2
S2
0
0
0
0
0
3
D3
1
0
0
0
1
4
SMA
0
0
0
0
0
Jumlah
13
6
0
0
19
Tenaga Kependidikan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Jumlah tenaga kependidikan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Kabupaten Sukabumi dan kualifikasinya pada tahun pelajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.4. Tabel Tenaga Kependidikan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah Staf Tata Usaha
Jumlah
PNS / GT
GTT
L
P
L
P
1
S1
1
0
0
0
1
2
D3
0
0
0
0
0
3
D2
0
0
0
0
0
4
D1
0
0
0
0
0
5
SMA/Sederajat
1
1
0
0
2
Jumlah
2
1
0
0
3
Pada tahun 2016 diharapkan tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi memiliki jumlah dan kualifikasi akademik sebagai berikut :
sebanyak 100 % tenaga pendidik memiliki kualifikasi pendidikan S1;
sebanyak 30 % tenaga kependidikan memiliki kualifikasi pendidikan S1;
jumlah guru sebanyak 19 orang.
Data Peserta Didik
Data Peserta Didik dari Tahun ke Tahun
Data Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon 5 Tahun Terakhir
Tabel 1.5. Tabel Data Peserta Didik dari Tahun ke Tahun
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
Tahun Pelajaran
KELAS VII
KELAS VIII
KELAS IX
JUMLAH
Jml
Siswa
Jml
Rombel
Jml
Siswa
Jml
Rombel
Jml
Siswa
Jml
Rombel
Jml
Siswa
Jml
Rombel
2013/2014
93
3
83
3
76
2
252
8
2014/2015
95
3
96
3
52
2
243
8
2015/2016
87
3
98
3
63
3
248
9
2017/2018
60
2
85
3
75
3
210
9
2017/2018
Sarana dan Prasarana
Profil Ruang Kelas
Tabel 1.6. Tabel Profil Ruangan Kelas
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
Kondisi Ruang Kelas
Jumlah dan ukuran
Jumlah Ruang lainnya yang digunakan untuk ruang kelas
Jumlah Ruang Seluruhnya yang dipergunakan
Ukuran
7x9 m² (a)
Ukuran
>63 m² (b)
Ukuran
<63 m²
(c)
Jumlah
(d) = (a+b+c)
Baik
7
-
-
7
-
7
Rusak Ringan
2
-
-
2
-
2
Rusak Sedang
-
-
-
-
-
-
Rusak Berat
-
-
-
-
-
2
Rusak Total
-
-
-
-
-
-
Jumlah
9
-
-
9
-
9
Profil Ruang Laboratorium , Keterampilan, Kesenian dan multimedia
Tabel 1.7. Profil Ruang Laboratorium , Keterampilan, Kesenian dan multimedia
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
No
Ruang
Jumlah keadaan, kualitas, dan kondisi alat/bahan*)
Jumlah keadaan
Kualitas
Kondisi
Kurang dari 25%
keb
25%
s/d
50%
dari keb
50%
s/d
75%
dari keb
75%
s/d 100%
dari keb
K
C
B
SB
RB
RR
B
1
Lab. IPA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Lab. Bahasa
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Lab. Komputer
-
-
-
1
-
-
-
-
4
Keterampilan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Kesenian
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6.
Multimedia
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kondisi Sarana Prasarana Ideal
Pada tahun pelajaran 2017/2018 Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi diharapkan telah memiliki standar sarana prasarana yang ideal untuk memenuhi standar pelayanan pendidikan minimal bagi madrasah standar nasional sebagai berikut :
Tabel 1.8. Kondisi Sarana Prasarana Ideal
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
No.
Jenis Kebutuhan
Jumlah Kebutuhan
Satuan
Keterangan
1
Ruang Kelas
9
Ruang
2
Ruang Serba Guna
1
Ruang
3
Ruang UKS
1
Ruang
4
Ruang Lab. Media
1
Ruang
5
Ruang Lab. Bahasa
1
Ruang
6
Ruang Lab. IPA
1
Ruang
7
Ruang Kesenian
1
Ruang
8
Ruang Pramuka
1
Ruang
9
Ruang PMR
1
Ruang
10
Ruang BP/BK
1
Ruang
11
Ruang Perpustakaan
1
Ruang
12
Ruang Toilet / WC
4
Ruang
13
Ruang Lab. Matematika
1
Ruang
14
Ruang Kantin Madrasah
2
Ruang
15
Ruang OSIS
1
Ruang
16
Ruang Wakasek / PKS
6
Ruang
17
Pemagaran
200
m
18
Kolam Relief
15
m2
19
Ruang Komite Madrasah
1
Ruang
20
Rumah Dinas
1
Ruang
21
Lahan Parkir
50
m2
22
Taman Bermain
25
m2
23
Lapang Olahraga
50
m2
24
Ruang Keterampilan
1
Ruang
Prestasi Akademik dan Non Akademik
Tabel 1.8 Tabel Prestasi Akademik dan Non Akademik
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
No.
Tahun
Prestasi Akademik dan Non Akademik
Keterangan
1
2012
Juara 1 Volley Ball MAN Surade
Juara 1 Volley Ball MA Al Bisriyah
Juara Umum 2 Hut Pramuka
2
2013
Juara 1 Marawis Darul Amal
3
2014
Juara 2 Hut Pramuka
4
2015
Juara Umum 2 LT Pramuka
Juara 2 Qasidah Rebana MA Nida Bahari
Juara 1 Volley Ball Putra MA Al Bisriyah
Juara 1 Pidato Bahasa Inggris KSM/Aksioma
5
2016
Juara 3 Lomba Singing Kontes
6
2017
Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Inggris
Juara 1 Singing Kontes
Juara 1 MTQ
Juara 1 Volley Ball Putra
BAB II
VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN MADRASAH
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL JENJANG DASAR
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
VISI MADRASAH DAN INDIKATOR VISI
Profil madrasah yang diinginkan di masa datang, tertuang melalui tujuan yang ingin dicapai oleh Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi, dengan rumusan visi madrasah sebagai berikut :
"Mewujudkan kualitas pendidikan yang mampu mengantarkan pesrta didik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mampu meanata diri hidup bermasyarakat yang islami"
Indikator Visi Madrasah :
Terbentuk sikap dan perilaku yang baik antar warga madrasah
Terlaksananya interaksi social antar warga madrasah dan masyarakat sekitar
Terlaksananya pengembangan Standar Isi/Kurikulum
Terpenuhinya standar pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kualitas sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Terlaksananya standar proses pembelajaran secara optimal dan professional
Tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai sesuai standar pelayanan minimal (SPM)
Menciptakan generasi muda yang mampu bersaing dalam bidang akademik maupun non akademik.
MISI MADRASAH
Untuk mewujudkan visi, Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi merumuskan beberapa misi madrasah sebagai berikut :
Melaksanakan proses belajar mengajar secara profesional
Mendorong peserta didik untuk mampu bersaing dalam kebaikan
Memberdayakan umat dalam lingkungan pendidikan
Mengembangkan budaya islami dalam kehidupan sehari-hari
TUJUAN PENDIDIKAN MADRASAH
Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon adalah:
Meningkatkan Iman dan Taqwa seluruh warga madrasah;
Menyusun dan mengembangkan RPP kelas 7, 8, dan 9 untuk semua mata pelajaran;
Mengembangkan profesionalisme dan kopetensi tenaga pendidik dan kependidikan;
Mengembangkan strategi pembelajaran;
Mengembangkan bahan dan sumber pelajaran;
Mengembangkan strategi penilaian;
Mengembangkan pola pembelajaran;
Mengembangkan media pembelajaran;
Menerapkan implementasi model evaluasi pembelajaran;
Mengembangkan instrumen atau perangkat-perangkat soal-soal untuk berbagai model evaluasi;
Menerapkan model-model pembelajaran bagi siswa berprestasi, bermasalah, dan kelompok siswa lainnya;
Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan;
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif;
Mengembangkan standar pencapaian ketuntasan belajar;
Meningkatkan KKM secara optimal;
Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik dan non akdemik;
Mengembangkan perangkat administrasi madrasah;
Melaksanakan supervisi dan monitoring oleh kepala madrasah;
Mengembangkan madrasah menuju tercapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM);
Menggalang partisipasi masyarakat;
Mengembangkan jaringan informasi akdemik di internal madrasah;
Memberdayakan potensi madrasah dan lingkungan;
Melaksanakan jaringan kerja secara vertikal dan horizontal;
Mengembangkan jalinan kerja dengan penyandang dana;
Menciptakan usaha-usaha di lingkungan madrasah dan sekitarnya.
RENCANA STRATEGIS MADRASAH
Rencana strategis madrasah yang diharapkan oleh Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon adalah sebagai berikut:
Nilai Ujian Nasional (UN) mencapai rata-rata lebih dari 7,70
Nilai KKM semua mata pelajaran mencapai rata-rata 71,00
80% lulusan melanjutkan sekolah
90% siswa hafal Juz'amma
100% siswa bisa Baca Tulis Al Qur'an
100% siswa santun berbahasa dalam pergaulan
30% siswa bisa berbahasa inggris
100% siswa menguasai komputer dan menggunakan internet
100% siswa mentaati peraturan madrasah
100% siswa menerapkan pola hidup bersih
100% siswa memiliki wawasan lingkungan yang baik
PBM 100 % terlaksana sesuai kalender pendidikan.
Penilaian harian, ujian semester, ujian akhir madrasah, ujian nasional terlaksana 100 % sesuai kalender pendidikan.
KKM tersusun dan tersosialisasi kepada siswa dan orang tua siswa.
Laporan hasil belajar dan pembagian rapor terlaksana sesuai ketentuan.
Dokumen prestasi akademik terdokumentasikan 100 % dengan tertib.
Pengembangan silabus oleh guru terlaksana 100 %.
Kinerja Guru dalam Penyusunan Administrasi KBM dan perangkat Kurikulum K13 100 % baik.
Sikap positif guru untuk memajukan madrasah dan prestasi madrasah baik akademis maupun non-akademis 100 % baik.
Minat memanfaatkan laboratorium sebagai sumber belajar 100% baik.
Pemanfaatan perpustakaan madrasah sebagai media dan sumber belajar mencapai 100%.
Pemanfaatan masjid madrasah sebagai media pembelajaran mencapai 100%.
Mengembangkan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar oleh pendidik secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
Mengembangkan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, dostribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SMP/MTs antara lain Pramuka (Wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan Prakarya adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut. Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Disamping itu, tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan itu.
Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan itu.
Muatan kurikulum merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2676 Tahun 2013 Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. Kerangka dasar muatan kurikulum ditujukan seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.1 Kerangka Struktur Kurikulum
Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)
Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Umum
Kompetensi Inti
Table 3.1. Tabel Kompetensi Inti
Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)
KOMPETENSI INTI
KELAS VII
KOMPETENSI INTI
KELAS VIII
KOMPETENSI INTI
KELAS IX
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk kelas VII dan VIII Madrasah Tsanawiyah sebagai berikut:
Table 3.2 Tabel Muatan Kurikulum Mata Pelajaran K13
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
Mata Pelajaran
Alokasi Waktu Per Minggu
Kelompok A
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
Pendidikan Agama Islam
Al Qur'an Hadits
2
2
2
Akidah Akhlak
2
2
2
Fikih
2
2
2
Sejarah Kebudayaan Islam
2
2
2
PPKn
3
3
3
Bahasa Indonesia
6
6
6
Bahasa Arab
3
3
3
Matematika
5
5
5
Ilmu Pengetahuan Alam
5
5
5
Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
Bahasa Inggris
4
4
4
Kelompok B
Seni Budaya
3
3
3
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3
3
3
Bahasa Sunda
2
2
2
Prakarya
2
2
2
BTQ
2
2
2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
50
50
50
Beban Belajar Mata Pelajaran Umum
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
Beban belajar di Madrasah Tsanawiyah dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas VII dan VIII yaitu 50, dan IX adalah 50 jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 21 minggu.
Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 21 minggu.
Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu.
Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu.
Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan
kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
Struktur Kurikulum Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab
Kompetensi Inti Kurikulum
Sejalan dengan filosofi progresivisme dalam pendidikan, Kompetensi Inti ibaratnya adalah anak tangga yang harus ditapaki peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang Madrasah Ibtidaiyah sampai pada jenjang Madrasah Aliyah. Kompetensi Inti (KI) meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Melalui Kompetensi Inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar (KD) pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, Kompetensi Inti juga memiliki multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa. Kedua, sikap sosial yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan sebagai sumber kompetensi. Apapun yang diajarkan pada mata pelajaran tertentu pada suatu jenjang kelas tertentu hasil akhirnya adalah Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang kelas tersebut. Tiap mata pelajaran harus mengacu pada Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Karena itu, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan Kompetensi Inti.
Kompetensi Inti akan menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang dapat dikontribusikannya dalam membentuk kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik. Ibaratnya, Kompetensi Inti adalah pengikat berbagai kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran.
Dalam konteks ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran karena tidak mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi Inti menyatakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi. Dengan demikian, kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar.
Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan kompetensi dasar satu kelas dengan kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antar kompetensi yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Rumusan Kompetensi Inti dalam buku ini menggunakan notasi: 1) KI-1 untuk Kompetensi Inti sikap spiritual, 2) KI-2 untuk Kompetensi Inti sikap sosial, 3) KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan (pemahaman konsep), 4) KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan. Urutan tersebut mengacu pada urutan yang disebutkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Selanjutnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah dirumuskan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dipergunakan untuk merumuskan kompetensi dasar (KD) yang diperlukan untuk mencapainya. Mengingat standar kompetensi lulusan harus dicapai pada akhir jenjang. Sebagai usaha untuk memudahkan operasional perumusan kompetensi dasar, diperlukan tujuan antara yang menyatakan capaian kompetensi pada tiap akhir jenjang kelas pada setiap jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs). Capaian kompetensi pada tiap akhir jenjang kelas dari Kelas VII sampai dengan IX, disebut dengan Kompetensi Inti. Adapun kompetensi inti Madrasah Tsanawiyah (MTs) untuk kelas VII sebagai berikut:
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya;
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata; dan
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Mata Pelajaran Madrasah
Kompetensi Dasar dibutuhkan untuk mendukung pencapaian kompetensi lulusan melalui Kompetensi Inti. Selain itu, Kompetensi Dasar diorganisir ke dalam berbagai mata pelajaran yang pada gilirannya berfungsi sebagai sumber kompetensi. Mata pelajaran yang dipergunakan sebagai sumber kompetensi tersebut harus mengacu pada ketentuan yang tercantum pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, khususnya ketentuan pada Pasal 37.
Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk kompetensi, juga diperlukan beban belajar per minggu dan per semester atau per tahun. Beban belajar ini kemudian didistribusikan ke berbagai mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan dapat dihasilkan oleh tiap mata pelajaran. Mata Pelajaran dan beban belajar sesuai dengan point b) pada struktur muatan kurikulum mata pelajaran umum.
Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 di Madrasah
Sebagai rangkaian untuk mendukung Kompetensi Inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi dasar. Pencapaian Kompetensi Inti adalah melalui pembelajaran kompetensi dasar yang disampaikan melalui mata pelajaran. Rumusannya dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran sebagai pendukung pencapaian.
Kompetensi Inti, kompetensi dasar dikelompokkan menjadi empat esuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya, yaitu: 1). Kelompok kompetensi dasar sikap spiritual (mendukung KI-1) atau kelompok 1, 2). Kelompok kompetensi dasar sikap sosial (mendukung KI-2) tau kelompok 2, 3). Kelompok kompetensi dasar pengetahuan (mendukung KI-3) atau kelompok 3, dan 4). Kelompok kompetensi dasar keterampilan (mendukung KI-4) atau kelompok 4. Uraian kompetensi dasar yang rinci ini adalah untuk memastikan bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Melalui Kompetensi Inti, tiap mata pelajaran ditekankan bukan hanya memuat kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan proses yang berguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga memuat pesan tentang pentingnya memahami mata pelajaran tersebut sebagai bagian dari pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat kompetensi pengetahuan sifatnya dinamis karena pengetahuan masih selalu berkembang.
Kemampuan keterampilan akan bertahan lebih lama dari kompetensi pengetahuan, sedangkan yang akan terus melekat pada dan akan dibutuhkan oleh peserta didik adalah sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI-2) bukanlah untuk peserta didik karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan, dan tidak diujikan, tetapi sebagai pegangan bagi pendidik bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan-pesan sosial dan spiritual sangat penting yang terkandung dalam materinya.
Dengan kata lain, kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1) dan individual-sosial (mendukung KI-2) dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan (mendukung KI-4).
Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses pembelajaran dimulai dari kompetensi pengetahuan, kemudian dilanjutkan menjadi kompetensi keterampilan, dan berakhir pada pembentukan sikap. Dengan demikian, proses penyusunan maupun pemahamannya (dan bagaimana membacanya) dimulai dari Kompetensi Dasar kelompok Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3 dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 4.
Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3 dan 4 dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 1 dan 2. Proses berkesinambungan ini untuk memastikan bahwa pengetahuan berlanjut ke keterampilan dan bermuara ke sikap sehingga ada keterkaitan erat yang mendekati linier antara kompetensi dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.
Lulusan Madrasah Tsanawiyah diharapkan memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel Kompetensi Lulusan
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
Madrasah Tsanawiyah
Dimensi
Kualifikasi Kemampuan
Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
Berimandan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Berkarakter, jujur dan peduli
Bertanggung jawab
Pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
Sehat jasmani dan rohani
Sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan kawasan regional.
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, metakognitif pada tingkat tekhnis dan spesifik sederhana berkenaan dengan:
Ilmu pengetahuan
Teknologi
Seni, dan
Budaya
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam kontek diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan kawasan regional
Keterampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak:
Kreatif
Produktif
Kritis
Mandiri
Kolaboratif
Komunikatif
Melalui pendekatan ilmiah sesui dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.
Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang pendidikan memperhatikan:
Perkembang psikologis anak
Lingkup dan kedalaman
Kesinambungan
Fungsi satuan pendidikan
Lingkungan.
Standar Penilaian Pendidikan (Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016)
Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.
Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 - 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan
Tujuan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada tujuan sebagai berikut:
Penilain hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajara, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara kesinambungan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai penncapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.
Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.
Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepadapihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian
Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses
Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
Penilaian kompetensi sikap
Penilaian Sikap adalah penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran, di dalam kelas, dan di luar kelas untuk menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan karakter setiap peserta didik.
Penilaian sikap Spiritual dilakukan dalam rangka membentuk sikap siswa agar mampu menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Penilaian sikap Sosial dilakukan utk membentuk sikap sosial siswa yang mampu menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam dimana mereka berada
Gambar 3.2 Kerangka Penilaian Kompetensi Sikap
Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)
Langkah-langkah membuat rekapitulasi penilaian kompetensi sikap selama satu semester:
Guru MP, wali kls, dan BK melakukan penilaian sikap selama pembelajaran melalui pengamatan dengan mencatat setiap kejadian yang menonjol
Catatan hasil pengamatan sikap yang dilakukan oleh guru MP , wali kls, dan BK serta hasil catatan penilaian diri dan antar teman dikelompokkan ke dalam kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial.
Buat deskripsi pada kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial yang sesuai dengan pencapaian peserta didik berdasarkan catatan observasi.
Deskripsi pada kompetensi sikap ditulis dengan kalimat positif berdasarkan kumpulan hasil observasi (catatan) aspek yang menonjol.
Deskripsi kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial yang belum mencapai kriteria (indikator) dideskripsikan sebagai aspek yang perlu pembimbingan.
Deskripsi sikap setiap siswa oleh guru MP diserahkan ke wali kelas
Wali kelas mengolah deskripsi setiap siswa asuhnya untuk menjadi deskripsi sikap akhir
Wali kelas menulis deskrispsi sikap setiap siwa pada rapor
Gambar 3.3 Kerangka Penilaian Kompetensi Sikap
Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)
Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan
penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Mekanisme dan Prosedur Penilaian
Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau lembaga mandiri.
Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.
Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian.
Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran.
Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN.
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survei oleh Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).
Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:
menyusun kisi-kisi ujian;
mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;
melaksanakan ujian;
mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik; dan
melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS).
Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.
Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah.
Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian
Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelah menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator dan mengembangkan instrumen serta pedoman penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih.
Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusurandilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik.
Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacu pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diintegrasikan dalam tema tersebut.
Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kmajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait dandimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran.
Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan.
Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.
Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran;
mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, dan ujian akhir sekolah/madrasah;
menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah;
menentukan kriteria kenaikan kelas;
melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor;
melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait;
melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dan dinas pendidikan.
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;
lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan
lulus Ujian Nasional.
menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional; dan
menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.
Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional dan ujian mutu Tingkat Kompetensi, dengan memperhatikan hal-hal berikut.
Ujian Nasional
Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
Hasil UN digunakan untuk:
salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan;
salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya;
pemetaan mutu; dan
pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan mutu.
Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi bersifat nasional yang dikembangkan oleh Pemerintah, sedangkan soalnya disusun oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dengan komposisi tertentu yang ditentukan oleh Pemerintah.
Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, kriteria kelulusan UN ditetapkan setiap tahun oleh Pemerintah.
Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap UN dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah pada seluruh satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan dan penjaminan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan.
Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran.
Instrumen, pelaksanaan, dan pelaporan ujian mutu Tingkat Kompetensi mampu memberikan hasil yang komprehensif sebagaimana hasil studi lain dalam skala internasional.
MUATAN KURIKULUM
Muatan Kurikulum Mata Pelajaran
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1), maka muatan kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon memuat 5 (lima) kelompok mata pelajaran, yaitu:
Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia;
Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian;
Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
Kelompok Mata Pelajaran Estetika;
Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut:
Pendidikan Agama Islam:
Al Qur'an Hadits
Akidah Akhlak
Fikih
Sejarah Kebudayaan Islam
Pendidikan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Bahasa Inggris
Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
Seni Budaya dan Keterampilan
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dengan rincian alokasi waktu beban mengajar untuk setiap mata pelajaran sebagai berikut:
Table 3.3 Tabel Muatan Kurikulum Mata Pelajaran
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu
Kelas IX
Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Al - Qur'an Hadits
2
Akidah Akhlak
2
Fikih
2
Sejarah Kebudayaan Islam
2
Pendidikan Kewarganegaraan
3
Bahasa Indonesia
6
Bahasa Arab
3
Bahasa Inggris
4
Matematika
5
Ilmu Pengetahuan Alam
5
Ilmu Pengetahuan Sosial
4
Seni Budaya dan Keterampilan
3
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3
Prakarya
2
Muatan Lokal
Bahasa Sunda
2
BTQ
2
Jumlah
50
Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satua tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
Muatan Lokal Bahasa Sunda
Khusus di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi dalam satu tahun pelajaran muatan lokal disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah yaitu mata pelajaran Bahasa Sunda. Muatan lokal Bahasa Sunda merupakan muatan lokal wajib yang diberikan di kelas.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Bahasa Sunda:
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dinyatakan bahwa Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
Pendidikan Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa Daerah merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan melalui pemerintah daerah, dalam hal ini Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan bahasa daerah diperkuat oleh UU nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Pasal 42 Ayat (1) dan Ayat (2) berbunyi sebagai berikut.
Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh pemerintah daerah di bawah koordinasi lembaga kebahasaan.
Mengingat kewenangan pemerintah daerah dalam mengembangkan dan membina bahasa daerah, adanya kebijakan kurikulum tingkat daerah, dan keberagaman pemerintah daerah dalam menetapkan konten muatan lokal maka untuk Kurikulum 2013 ditetapkan pendidikan bahasa daerah tetap menjadi wewenang pemerintah daerah. Kurikulum 2013 menyediakan muatan lokal untuk pendidikan bahasa daerah dan pendidikan seni budaya.
Berkaitan dengan bunyi undang-undang tersebut, maka Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda termasuk mata pelajaran muatan lokal di wilayah Provinsi Jawa Barat. Kedudukannya dalam proses pendidikan sama dengan kelompok mata pelajaran inti dan pengembangan diri. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Sunda juga diujikan dan nilainya wajib dicantumkan dalam buku rapor.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan No. 423/2372/Set-disdik tanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA). Kedudukan Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah dalam Struktur Kurikulum adalah sebagai berikut.
Kedudukan muatan lokal dalam struktur kurikulum satuan pendidikan SMP/MTs, tampak pada tabel berikut.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Sunda
Pengertian
Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Sunda adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Sunda.
Fungsi
Standar kompetensi dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi guru-guru di sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap berbahasa dan bersastra Sunda dapat terprogram secara terpadu.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini disusun dengan mempertimbangkan kedudukan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra Nusantara. Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran Bahasa Sunda sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat, (2) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai keperluan, (5) sarana pengembangan penalaran, serta (6) sarana pemahaman aneka ragam budaya daerah (Sunda).
Tujuan
Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Sunda yang secara umum agar murid mencapai tujuan-tujuan berikut.
Murid beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda.
Murid menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar masyarakatnya.
Murid memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai konteks (tujuan, keperluan, dan keadaan).
Murid mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
Murid memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Sunda (berbicara, menulis, dan berpikir).
Murid mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda, mengembangkan kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.
Murid menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Sunda.
Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Bahasa Dan Sastra Sunda SMP/MTs
Tabel 3.4 Tabel KI / KD Mata Pelajaran Mulok
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
Kelas VII
KI
KD (HASIL REVIU)
7.1 menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
7.1.1 menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa sunda sebagai anugerah tuhan yang maha esa sebagai sarana komunikasi dalam percakapan, iklan layanan masyarakat, karangan bahasan, pengalaman pribadi, kaulinan barudak, dongeng, sajak, dan pupujian.
7.2 menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
7.2.1 menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam menggunakan bahasa sunda untuk percakapan sehari-hari,
7.2.2 menunjukkan prilaku jujur, tanggung jawab, percaya diri, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa sunda untuk kaulinan barudak.
7.2.3 menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam menggunakan bahasa sunda untuk membuat wawaran dan karangan bahasan pengalaman pribadi
7.2.4 menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam menggunakan bahasa sunda untuk mengapresiasi dan mengekspresikan dongeng, sajak, dan pupujian
7.3 memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
7.3.1 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami teks percakapan tentang kehidupan sehari-hari sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
7.3.2 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami teks kaulinan barudak sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
7.3.3 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami teks wawaran sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
7.3.4 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami teks bahasan pengalaman pribadi sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
7.3.5 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami dongeng sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
7.3.6 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami sajak sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
7.3.7 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami pupujian sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
7.4 mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
7.4.1 menyusun dan memperagakan percakapan tentang kegiatan sehari-hari sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
7.4.2 mengekspresikan dan menanggapi jenis kaulinan barudak
7.4.3 menyusun dan menggapi wawaran sesuai dengan kaidah-kaidahnya secara lisan dan tulisan.
7.4.4 menyusun dan menanggapi teks pengalaman pribadi sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
7.4.5 menanggapi dan menyajikan isi serta nilai-nilai yang terkandung dalam dongeng sesuai dengan kaidah-kaidahnya secara lisan dan tulisan.
7.4.6 menafsirkan, menanggapi, dan mengekspresikan sajak sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
7.4.7 menafsirkan, menanggapi, dan mengekspresikan pupujian sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
Kelas VIII
KI
KD (HASIL REVIU)
8.1 menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
8.1.1 menghargai, menghayati, dan mensyukuri bahasa sunda sebagai anugrah tuhan yang maha esa, melalui kegiatan memahami rumpaka kawih, wacana kampung adat, mantra, dan surat.
8.1.2 menghargai, menghayati, dan mensyukuri bahasa sunda sebagai anugrah tuhan yang maha esa, sebagai sarana kegiatan paguneman (dialog), memandu acara.
8.1.3 menghargai, menghayati, dan mensyukuri bahasa sunda sebagai anugrah tuhan yang maha esa, sebagai sarana dalam menulis narasi pengalaman pribadi, dan aksara sunda
8.2 menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
8.2.1 menunjukkan prilaku jujur, tanggung jawab, percaya diri, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa sunda untuk memahami rumpaka kawih, wacana kampung adat, mantra, dan surat.
8.2.2 menunjukkan prilaku jujur, tanggung jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun dalam menggunakan bahasa sunda untuk melakukan kegiatan paguneman (dialog) dan memandu acara
8.2.3 menunjukkan prilaku jujur, tanggung jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun dalam menggunakan bahasa sunda untuk menyusun bahasan pengalaman pribadi, dan menulis aksara sunda
8.3 memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
8.3.1 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami rumpaka kawih sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
8.3.2 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami wacana kampung adat sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
8.3.3 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami mantra sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
8.3.4 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami teks surat sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
8.3.5 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami teks guguritan sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
8.3.6 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami teks sisindiran sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
8.3.7 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami paguneman (dialog) dan memandu acara sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
8.3.8 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami teks pengalaman pribadi sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
8.3.9 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami aksara sunda sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
8.4 mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
8.4.1 menafsirkan, menanggapi, dan mengekspresikan rumpaka kawih secara lisan dan tulisan.
8.4.2 menjelaskan informasi yang terdapat dalam wacana kampung adat secara lisan dan tulisan
8.4.3 menafsirkan, menanggapi, dan mengekspresikan mantra dengan memperhatikan kaidah-kaidahnya.
8.4.4 menyusun teks surat dengan memperhatikan kaidah-kaidahnya.
8.4.5 menafsirkan, menanggapi, dan mengekspresikan guguritan dengan memperhatikan kaidah-kaidahnya.
8.4.6 menafsirkan, menanggapi, dan menyusun sisindiran dengan memperhatikan kaidah-kaidahnya.
8.4.7 menyusun, menanggapi, dan memperagakan teks paguneman (dialog) dan memandu acara dengan memperhatikan kaidah-kaidahnya.
8.4.8 menaggapi dan menyusun pengalaman pribadi dengan memperhatikan kaidah-kaidahnya secara lisan dan tulisan.
8.4.9 membaca dan menulis kalimat sederhana dengan menggunakan aksara sunda.
Kelas IX
KI
KD (HASIL REVIU)
9.1 menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
9.1.1 menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa sunda sebagai anugrah tuhan yang maha esa dalam memahami dan menyajikan pidato, berita, bahasan, diskusi, wacana, carpon, puisi, novel, wawacan, dan drama.
9.2 menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
9.2.1 menunjukkan prilaku jujur, tanggung jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun dalam menggunakan bahasa sunda untuk memahami, menyusun dan menyampaikan teks pidato.
9.2.2 menunjukkan prilaku jujur, tanggung jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun dalam menggunakan bahasa sunda untuk memahami berita ilmu pengetahuan dan budaya serta bahasan teknologi dan seni,
9.2.3 menunjukkan prilaku jujur, tanggung jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun dalam menggunakan bahasa sunda untuk memahami teks diskusi budaya sunda,
9.2.4 menunjukkan prilaku jujur, tanggung jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun dalam menggunakan bahasa sunda untuk memahami bahasan yang mengandung idiom.
9.2.5 menunjukkan prilaku jujur, dan percaya diri dalam menggunakan bahasa sunda untuk memahami dan menulis carpon.
9.2.6 menunjukkan prilaku jujur, percaya diri, peduli, proaktif dan santun dalam menggunakan bahasa sunda untuk mengekspresikan drama dan puisi.
9.2.7 menunjukkan prilaku jujur, tanggung jawab, percaya diri dalam menggunakan bahasa sunda untuk meringkas novel.
9.2.8 menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab dalam berbahasa sunda untuk memahami wawacan.
9.3 memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
9.3.1 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami teks pidato sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
9.3.2 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami berita ilmu pengetahuan dan budaya serta bahasan teknologi dan seni, sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
9.3.3 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami diskusi tentang budaya sunda sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
9.3.4 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami bahasan yang mengandung idiom sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
9.3.5 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami carpon sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
9.3.6 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami teks drama dan puisi sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
9.3.7 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami novel sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
9.3.8 menelaah, mengidentifikasi, dan memahami teks wawacan sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
9.4 mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
9.4.1 menyusun, menanggapi, dan menyajikan teks pidato sesuai dengan kaidah-kaidahnya secara lisan dan tulisan.
9.4.2 menelaah, menanggapi, dan meringkas teks berita ilmu pengetahuan serta bahasan teknologi dan seni sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
9.4.3 menelaah, menanggapi, dan membicarakan budaya sunda dengan memperhatikan kaidah-kaidah bahasa sunda yang baik dan benar.
9.4.4 menelaah, menanggapi, dan merangkum isi bahasan yang mengandung idiom.
9.4.5 menanggapi dan menulis carpon sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
9.4.6 menanggapi dan memperagakan teks drama dan puisi dengan memperhatikan kaidah-kaidah bahasa sunda yang baik dan benar.
9.4.7 meringkas dan menanggapi novel dengan memperhatikan kaidah-kaidahnya penulisannya.
9.4.8 menanggapi dan mengkonversi teks wawacan ke dalam bentuk teks lainnya.
Muatan Lokal Baca Tulis Qur'an
Substansi muatan lokal yang ditentukan oleh Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon, bentuk kegiatannya kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan ciri khas madrasah dan kompetensi yang disesuaikan potensi lingkungan madrasah, termasuk keunggulan daerah yang materinya dikelompokkan ke dalam mata pelajaran.
Bahasa Sunda termasuk muatan lokal keunggulan daerah yang wajib diadopsi oleh madrasah. Penyusunan dan pengembangan SK dan KD Bahasa Sunda berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan Bahasa Sunda dari Provinsi Jawa Barat. Untuk mengembangkan ciri khas madrasah, madrasah menetapkan muatan lokal Baca Tulis Qur'an (BTQ) dimana Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar disusun berdasarkan hasil musyawarah madrasah dengan komite madrasah.
Kurikulum Baca Tulis Qur'an (BTQ) Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Jampangkulon merupakan kokurikuler atau kurikulum muatan lokal. Penyusunannya diadopsi dari Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2008 khususnya Standar Kompetensi mata pelajaran Al Qur'an Hadits. Selanjutnya dikembangkan dengan pendekatan sebagai berikut:
menitik beratkan target kompetensi dari pada penguasaan materi;
mengakomodasi keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia di madrasah;
disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi kondisi lingkungan madrasah.
Kurikulum BTQ pada Standar Kompetensi terbagi menjadi standar kompetensi yang menyangkut teori dan standar kompetensi yang menyangkut praktek. Sasarannya peserta didik dapat benar-benar menguasai dan menerapkan Al Qur'an dalam kehidupoan sehari-hari (terinternalisasinya teori dan praktek dalam diri peserta didik).
Kurikulum ini diharapkan dapat membantu guru sebagai pelaksana pendidikan karena dilengkapi dengan Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar sebagai acuan untuk mengembangkan peranan proses pembelajaran dan evaluasi proses pembelajaran sesuai kebutuhan madrasah. Nilai karakter yang diharapkan dari muatan lokal BTQ adalah sebagai berikut:
Religius artinya pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
Jujur artinya perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
Bertanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, Negara dan Alloh SWT.
Cinta Al Qur'an cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap Al Qur'an.
Sadar akan hak dan kewajiban sebagai muslim yaitu fasih membaca Al Qur'an.
Santun yaitu sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.
Secara fungsional pelajaran BTQ memiliki fungsi sebagai berikut:
Pengajaran, yaitu penyampaian ilmu pengetahuan yang merupakan informasi cara membaca Al Qur'an dengan baik dan benar.
Sumber nilai, pengajaran BTQ dapat melandasi nilai sikap, nilai keyakinan dan akhlak untuk terbentuknya insan yang utuh dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Sumber motivasi, memberikan dorongan dan semangat yang kuat dalam beramal dan lebih meyakini akan makna perbuatan yang dilakukannya.
Pengembangan, yaitu pengembangan daya pikir dan nalar peserta didik melalui proses pendidikannya (membaca, menghafal Al Qur'an dan Hadits), sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut daya nalar dan kemampuan sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Perbaikan, yaitu dapat memberikan kesadaran dan kecerdasan dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Pencegahan, yaitu dapat memberikan kekuatan dan kemantapan diri dalam mencegah segala hal yang dating dari berbagai sisi kehidupannya yang dapat membahayakan dan menghambat peserta didik dalam perkembangannya menuju keimanan dan ketaqwaan.
Pembiasaan, yaitu pemahaman ilmu pengetahuan, penanaman dan pengembangan nilai-nilai Al Qur'an dalam konteks lingkungan fisik dan sosial.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk muatan lokal disesuaikan dengan mata pelajaran Al Qur'an Hadits:
Standar Isi BTQ Kelas 8
Standar Kompetensi:
Fasih Membaca Ayat-Ayat Suci Al-Qur'an
Hafal Surat Al Insyirah, Al lail, Al Balad dan Asy Syams
Mengamalkan Ayat-ayat al-qur'an dalam kehidupan Sehari-hari
Table 3.5 Tabel Standar Isi BTQ
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Hasil Belajar
Membaca, Menghafal, mengartikan dan Menyalin Surat Al Insyirah
Surat Al Insyirah
Membaca dan Hafal Surat Al Insyirah
Mengartikan Surat Al Insyirah
Menyalin Surat Al Insyirah
Membaca, Hafal, Mengartikan Dan Menyalin Surat Al Insyirah
Membaca, Menghafal, mengartikan dan Menyalin Surat Al lail
Surat Al lail
Membaca dan Hafal Surat Al lailMengartikan Surat Al lail
Menyalin Surat Al lail
Membaca, Hafal, Mengartikan Dan Menyalin Surat Al lail
Membaca, Menghafal, mengartikan dan Menyalin Surat Al Balad
Surat Al Balad
Membaca dan Hafal Surat Al Balad
Mengartikan Surat Al Balad
Menyalin Surat Al Balad
Membaca, Hafal, Mengartikan Dan Menyalin Surat Al Balad
Membaca, Menghafal, mengartikan dan Menyalin Surat Asy Syams
Surat Asy Syams
Membaca dan Hafal Surat Asy Syams
Mengartikan Surat Asy Syams
Menyalin Surat Asy Syams
Membaca, Hafal, Mengartikan Dan Menyalin Surat Asy Syams
Menerapkan Hukum Bacaan Qalqalah, lam, dan ra
Qalqalah, lam, dan ra
Mendefiniskan pengertian Qalqalah, lam, dan ra
Mempraktikan bacaan Qalqalah, lam, dan ra
Menerapkan hukum bacaan Qalqalah, lam, dan ra
Mempraktikan hukum bacaan Mad
Mad
Mendefiniskan pengertian Mad
Mempraktikan bacaan Mad dalam ayat-ayat pilihan
Mempraktikan bacaan Mim Mati dalam ayat-ayat pilihan
Menjelaskan dan Mempraktikan hukum bacaan Mad
Standar Isi BTQ Kelas 9
Standar Kompetensi:
Fasih Membaca Ayat-Ayat Suci Al-Qur'an
Hafal Surat Al Ghosyiyah dan Al 'Ala
Mengamalkan Ayat-ayat al-qur'an dalam kehidupan Sehari-hari
Table 3.6 Tabel Standar Kompetensi BTQ
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Hasil Belajar
Membaca, Menghafal, mengartikan dan Menyalin Surat Al Ghosyiyah
Surat Al Ghosyiyah
Membaca dan Hafal Surat Al Ghosyiyah
Mengartikan Surat Al Ghosyiyah
Menyalin Surat Al Ghosyiyah
Membaca, Hafal, Mengartikan Dan Menyalin Surat Al Ghosyiyah
Membaca, Menghafal, mengartikan dan Menyalin Surat Al 'Ala
Surat Al 'Ala
Membaca dan Hafal Surat Al 'Ala
Mengartikan Surat Al 'Ala
Menyalin Surat Al 'Ala
Membaca, Hafal, Mengartikan Dan Menyalin Surat Al 'Al
Mempraktikan hukum mad silah
Mad
Mendefiniskan pengertian mad silah
Mempraktikan bacaan pengertian mad silah
Menerapkan hukum mad silah
Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik. Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, olah raga, dan kelompok ilmiah remaja.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (equivalen 2 jam pelajaran). untuk megembangkan kompetensi siswa berkaitan dengan materi yang diperoleh dalam kegiatan intra kurikuler dan pengembangan minat dan bakat siswa. Pemilihan jenis kegiatan ekstrakurikuler didasarkan atas minat dan bakat siswa yang dikoordinir oleh Urusan Kesiswaan bekerja sama dengan Wali Kelas. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Jampangkulon Kabupaten Sukabumi antara lain: kepramukaan, palang merah remaja, UKS, keolahragaan, kesenian, keagamaan, peningkatan kemampuan MIPA (kelompok ilmiah remaja).
Layanan bimbingan adalah merupakan tugas wajib guru-guru pembimbing/Wali Kelas yang meliputi 4 (empat) bidang garapan yakni bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan bakat siswa. Pelaksanaan layanan bimbingan dilakukan dengan cara layanan individual atau klasikal/kelompok.
Pengendalian kegiatan pembiasaan adalah salah satu upaya untuk pengembangan disiplin dan pembentukan karakter siswa. Pengendalian dilakukan terhadap kegiatan rutin, spontan, dan terprogram. Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara regular baik di kelas maupun di lingkungan madrasah. Bertujuan untuk membiasakan peserta didik mengerjakan sesuatu dengan baik. Misalnya upacara pada hari Senin, sholat Dhuha, sholat Dzuhur, pergi ke perpustakaan, kehadiran dalam kegiatan pembelajaran, berdo'a sebelum dan sesudah belajar, infaq dan lain-lain.
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, tanpa dibatasi ruang. Bertujuan untuk memberikan pendidikan pada saat itu juga terutama dalam disiplin dan sopan santun dan kebiasaan baik lainnya. Misalnya memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, membiasakan antri, membiasakan mengatasi silang pendapat dan lain-lain. Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan oleh madrasah yang bertujuan untuk memberikan wawasan tambahan pada siswa dan mengembangkan bakat serta minat siswa.
Dengan demikian kegiatan pengembangan diri dapat dikelompokan sebagai berikut:
Kegiatan Pelayanan Konseling
Struktur Layanan Konseling
Pelayanan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.
Pengertian Konseling
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Paradigma, Visi dan Misi
Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik.
Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
Misi pelayanan Konseling pada MTs Al Huda Jampangkulon sebagai berikut:
Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan.
Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/ madrasah, keluarga dan masyarakat.
Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
Pelayanan Konseling
Bidang pelayanan Konseling meliputi:
Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
Fungsi Konseling
Fungsi bimbingan konseling sebagai:
Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.
Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
Jenis Layanan Konseling
Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.
Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.
Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.
Program Pelayanan Konseling
Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
Program Harian,yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) konseling.
Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan serta mingguan.
Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan jabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG yang masing-masing memuat: (a) sasaran layanan/kegiatan pendukung; (b) substansi layanan/kegiatan pendukung; (c) jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakan; (d) pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang terlibat; dan (d) waktu dan tempat.
Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab konselor.
Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah/ madrasah.
Kegiatan Ekstrakurikuler
Setiap sekolah tentunya melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler di dalam Kurikulum 2013 adalah pramuka, dan ini adalah contoh kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan oleh pemerintah. Ada beragam lagi kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah-sekolah, seperti kegiatan ekstrakurikuler seni musik, seni lukis, paskibra, peraturan baris-berbaris (PBB), olahraga basket atau futsal, kelompok ilmiah remaja (KIR), dan sebagainya. Nah, tulisan kali ini akan mencoba menguraikan perihal mendasar mengenai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, baik jenjang pendidikan dasar maupun menengah.
Kegiatan Pembiasaan
Pengembangan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan membiasakan perilaku positif tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang, baik dilakukan secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Hal tersebut juga akan menghasilkan suatu kompetensi. Pengembangan karakter melalui pembiasaan ini dapat dilakukan secara terjadwal atau tidak terjadwal baik di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan pembiasaan di sekolah terdiri atas Kegiatan Rutin, Spontan, Terprogram dan Keteladanan.
Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus menerus di sekolah. Tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu dengan baik. Kegiatan pembiasaan yang termasuk kegiatan rutin adalah sebagai berikut :
Berdoa sebelum memulai kegiatan.
Hormat Bendera Merah Putih.
Sholat Dhuhur Berjamaah
Berdoa di akhir pelajaran
Infaq Siswa
Kebersihan Kelas
Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh waktu, tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan secara spontan, terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun, dan sikap terpuji lainnya. Contoh:
Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru, karyawan dan sesama siswa
Membiasakan bersikap sopan santun
Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
Membiasakan antre
Membiasakan menghargai pendapat orang lain
Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan
Membiasakan menolong atau membantu orang lain
Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di sekolah, seperti Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK.
Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain sesuai kebutuhan.
Kegiatan Terprogram
Kegiatan Terprogram ialah kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap disesuaikan dengan kalender pendidikan atau jadwal yang telah ditetapkan. Membiasakan kegiatan ini artinya membiasakan siswa dan personil sekolah aktif dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai dengan kemampuan dan bidang masing-masing. Contoh :
Kegiatan Class Meeting
Kegiatan memperingati hari-hari besar nasional
Kegiatan Karyawisata
Kegiatan Kemah Akhir Tahun Pelajaran (KATP)
Kegiatan rutin pembiasaan
Kegiatan ini dilakukan setiap hari sekolah sebelum pembelajaran dimulai.Tujuannya adalah untuk membiasakan diri dan meningkatkan kedisiplinan siswa.
Kegiatan Keteladanan
Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang dapat dijadikan contoh. Contoh:
Membiasakan berpakaian rapi
Mebiasakan datang tepat waktu
Membiasakan berbahasa dengan baik
Membiasakan rajin membaca
Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas (tingkat kesukaran), Daya Dukung (guru dan sarana prasarana), intake siswa sesuai dengan indikator dan rentang nilai komponen Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM):
Table 3.7 Tabel Indikator dan Rentang Nilai KKM
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
No
Komponen
Katagori Penilaian
Rentang Kasar
Rentang Halus
1
Kompleksitas (Tingkat Kesukaran)
Rendah
Sedang
Tinggi
1
2
3
54 – 64
65 – 80
81 – 90
2
Daya Dukung (Guru dan Sarpras)
Tinggi
Sedang
Rendah
3
2
1
81 – 100
65 – 80
54 – 64
3
Tingkat Kemampuan Rata-rata (intake)
Tinggi
Sedang
Rendah
3
2
1
81 – 100
65 – 80
54 – 64
Nilai KKM masing-masing mata pelajaran adalah sebagaiberikut:
Table 3.8 Rentang Nilai KKM
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
Mata Pelajaran
Kelas
1
2
3
Pendidikan Agama Islam
Al - Qur'an Hadits
75
76
77
Akidah Akhlak
76
78
80
Fikih
75
76
77
Sejarah Kebudayaan Islam
75
76
77
Pendidikan Kewarganegaraan
75
76
78
Bahasa Indonesia
76
78
80
Bahasa Arab
75
77
80
Bahasa Inggris
75
77
79
Matematika
75
78
80
Ilmu Pengetahuan Alam
75
76
78
Ilmu Pengetahuan Sosial
75
77
80
Seni Budaya dan Keterampilan
76
78
80
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
75
78
80
Prakarya
75
75
80
Bahasa Sunda
78
79
80
BTQ
75
78
80
Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Kriteria kenaikan kelas
Siswa dinyatakan naik kelas apabila :
Berkelakuan baik sesuai dengan standar penilaian madrasah, yaitu : tidak merokok, tidak pernah terlibat/menggunakan narkoba dan obat-obat psikotropika, tidak terlibat tindak kriminal, tidak melakukan aksi vandalis, tidak melakukan "pergaulan bebas";
Prosentase kehadiran dalam kegiatan belajar sekurang-kurangnya 90% dari jumlah hari efektif dalam satu tahun pelajaran, dengan jumlah ketidakhadiran tanpa keterangan maksimal 6 hari dan ketidakhadiran dengan keterangan izin maksimal 15 hari. Kehadiran kurang dari 90% harus dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti sakit dibuktikan dengan surat keterangan Dokter;
Telah mencapai nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh madrasah pada semua mata pelajaran dengan mencakup seluruh standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pada masing- masing mata pelajaran;
Memiliki nilai rapor semua aspek pada semua mata pelajaran sampai dengan semester 2 pada kelas yang bersangkutan;
Siswa yang belum mencapai nilai standar ketuntasan belajar minimal, baik seluruh maupun sebagian aspek pada masing-masing mata pelajaran terkait, harus mengikuti pembelajaran dan penilaian remedial (perbaikan). Pembelajaran dan penilaian remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dan harus selesai sebelum pelaksanaan sidang verifikasi kenaikan kelas.
Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19 tahun 2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan;
lulus ujian madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
lulus Ujian Nasional.
Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran, jenis kegiatan pengembangan diri, dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus pada jenis pengembangan diri tertentu atau pada mata pelajaran mulok (mulok kerajinan) tertentu.
Di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon pelaksanaan life skill (kecakapan hidup) mencakup :
Kecakapan hidup personal meliputi :
terampil membaca dan menulis Al Qur'an;
rajin beribadah (terintegrasi pada mata pelajaran agama);
jujur disiplin kerja keras (terintegrasi pada semua mata pelajaran).
Kecakapan Sosial meliputi:
terampil memecahkan masalah di lingkungannya;
memiliki sikap sportif;
membiasakan hidup sehat;
sanggup bekerjasama (terintegrasi pada semua mata pelajaran);
sanggup berkomunikasi lisan dan tertulis;
terampil menjadi pewara (MC) (terintegrasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Sunda, dan Bahasa Inggris).
Kecakapan Akademik meliputi:
terampil dalam penelitian ilmiah seperti merencanakan dan melakukan penelitian dengan merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, dan membuktikan variable;
terampil menerapkan teknologi sederhana (terintegrasi pada kelompok mata pelajaran iptek) Kecakapan berpikir rasional (terintegrasi pada semua mata pelajaran).
Kecakapan vokasional:
terampil berkomunikasi dalam bahasa Inggris;
terampil membawakan acara;
terampil menulis karangan ilmiah/popular;
kecakapan vokasional diintegrasikan dengan mata pelajaran;
Bahasa Inggris, TIK, dan Bahasa Indonesia.
Pendidikan Keunggulan Berbasis Global dan Lokal
Perkembangan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka banyak negara maju dan sekolah maju menerapkan pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Hal ini yang menjadikan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon berupaya untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber pembelajaran di madrasah dengan cara fasilitas TIK (khususnya layanan internet) yang tersedia dimanfaatkan sepenuhnya sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
Selain dari pada itu, Bahasa inggris yang merupakan bahasa internasional dan bahasa pengetahuan maka Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon berupaya mengembangan bahasa inggris sebagai bahasa pergaulan pendidikan di madrasah dengan konsep "English Community", serta Bahasa Arab yang digunakan dilingkungan sekitar peserta didik.
BAB IV
PENGATURAN BEBAN BELAJAR
BEBAN BELAJAR DIATUR DALAM SISTEM PAKET ATAU SISTEM KREDIT SEMESTER.
Sistem Paket
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% untuk SD/MI, maksimal 50% untuk SMP/MTs, dan maksimal 60% untuk SMA/MA/SMK/MAK dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Sistem Kredit Semester
Sistem Kredit Semester (SKS) dapat diselenggarakan pada SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK yang terakreditasi A dari BAN S/M. Beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks).
Beban belajar kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri pada satuan pendidikan yang menggunakan SKS mengikuti aturan sebagai berikut:
Pada SMP/MTs 1 (satu) sks terdiri atas: 40 menit kegiatan tatap muka, 40 menit kegiatan terstruktur, dan 40 menit kegiatan mandiri.
Pada SMA/MA/SMK/MAK 1 (satu) sks terdiri atas: 45 menit kegiatan tatap muka, 45 menit kegiatan terstruktur, dan 45 menit kegiatan mandiri.
BEBAN BELAJAR MENURUT KURIKULUM 2013
Di dalam Kurikulum 2013, beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar 1 sks terdiri dari 1 jam pembelajaran tatap muka, 1 jam penugasan terstruktur, dan 1 jam kegiatan mandiri.
Unsur-unsur Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
Adapun untuk unsur-unsur beban belajar yang sudah disebutkan di atas definisinya adalah sebagai berikut :
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara siswa dengan guru.
Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh guru.
Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya diatur oleh siswa atas dasar kesepakatan dengan guru.
Cara Menetapkan Beban Belajar pada Kurikulum 2013
Adapun cara menetapkan beban belajar dengan sistem kredit semester (sks) untuk SMP/MTs adalah sebagai berikut:
Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada SMP/MTs berlangsung selama 40 menit;
Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri bagi siswa pada SMP/MTs maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
Beban Belajar Minimal Menurut Kurikulum 2013
Agar proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang menggunakan SKS dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien maka harus ditentukan suatu batas minimal beban belajar sks yaitu sebagai berikut:
Beban belajar yang harus ditempuh oleh siswa SMP/MTs yaitu minimal 114 sks, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling lama 5 tahun (10 semester).
Kriteria Pengambilan Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan beban belajar adalah sebagai berikut:
Fleksibilitas dalam SKS yaitu siswa diberi keleluasaan untuk menentukan beban belajar pada setiap semester.
Pengambilan beban belajar oleh siswa didampingi oleh Pembimbing Akademik.Kriteria yang digunakan untuk menentukan beban belajar bagi siswa yaitu: (a) pengambilan beban belajar (jumlah sks) semester berikutnya ditentukan berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh pada semester sebelumnya; (b)Siswa wajib menyelesaikan mata pelajaran yang tertuang dalam Struktur Kurikulum; (c)Satuan pendidikan dapat mengatur penyajian mata pelajaran secara tuntas dengan prinsip "on and off", yaitu suatu mata pelajaran bisa diberikan hanya pada semester tertentu dengan mempertimbangkan ketuntasan kompetensi pada setiap semester.
Penilaian, Penentuan Indeks Prestasi, dan Kelulusan Menurut Kurikulum 2013
Pengaturan mengenai penilaian, penentuan indeks prestasi, dan kelulusan adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini. Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33), sedangkan kompetensi ikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K) yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A–D Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 2.66 (B-). Pencapaian minimal untuk kompetensi sikap adalah B.
Untuk kompetensi yang belum tuntas, kompetensi tersebut dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum melanjutkan pada kompetensi berikutnya. Untuk mata pelajaran yang belum tuntas pada semester berjalan, dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki semester berikutnya.
Kelulusan Siswa SMP/MTs Menurut Kurikulum 2013
Siswa dapat memanfaatkan semester pendek hanya untuk mengulang mata pelajaran yang belum tuntas. Bagi yang sudah tuntas (mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah) tidak diperbolehkan untuk mengikuti semester pendek. Kelulusan siswa dari satuan pendidikan yang menyelenggarakan SKS dapat dilakukan pada setiap akhir semester. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan di SMP/MTs setelah:
menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran;
lulus ujian sekolah/madrasah; dan
lulus Ujian Nasional.
BEBAN BELAJAR TAMBAHAN
Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan dan/atau daerah, atas beban pemerintah daerah atau satuan pendidikan yang menetapkannya.
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender Pendidikan Madrasah Tsanawiyah AL Huda Jampangkulon Tahun Pelajaran 2017/2018 disusun dengan berpedoman Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Nomor 157 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Madrasah di Provinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2017/2018. Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
PERMULAAN TAHUN AJARAN
Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Tahun Pelajaran 2017/2018 pada Madrasah dimulai pada hari senin tanggal 17 Juli 2017.
Tabel 5.1. Tabel Kegiatan Awal Tahun Pelajaran 2017/2018
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
No
Tanggal
Keterangan
1
2 Mei – 31 Mei 2017
Sosialisasi dan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB)
2
12 Juni – 17 Juni 2017
Cinta Ramadhan 1438 H
3
19 Juni – 15 Juli 2017
Liburan Idul Fitri 1438 H
4
15 Juli – 18 Juli 2017
Pendaftaran Ulang Peserta Didik Baru
5
17 Juli 2017
Hari Pertama Masuk Madrasah
6
19 Juli – 21 Juli 2017
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
MINGGU EFEKTIF BELAJAR
Menentukan jumlah minggu efektif setiap Tahun Ajaran baru adalah sesuatu hal yang wajib dilakukan oleh guru. Rincian Minggu Efekti digunakan untuk menghitung berapa jumlah jam tatap muka dalam satu semester, rincian minggu efektif dibuat dalan dua kali yakni pada semester gasal dan juga pada semester genap dalam satu tahun ajaran.
Rincian Minggu Efektif Tahun Ajaran 2017/2018 ini terhitung memiliki jumlah minggu efektif dalam semester gasal sebanyak 24 Minggu efektif. Cara penghitungan atau cara menentukan berapa banyak jumlah minggu efektif dalam satu semester adalah dengan menghitung banyaknya jumlah minggu yang tersedia dalam satu semester Tahun Ajaran 2017/2018 dikurangi dengan jumlah minggu yang tidak efektif.
Setelah menentukan jumlah banyaknya minggu efektif daam satu semester, maka yang dilakukan selanjutnya adalah mengalikan dengan jumlah jam tatap muka pada mata pelajaran yang guru ampu, misalnya anda mengajar bahasa jawa dan memiliki tatap muka sebanyak 2 Jam Pelajaran, hitungannya adalah sebagai berikut Jumlah Minggu Efektif x Jumlah Jam Tatap muka.
Pada Rincian Minggu Efekti Tahun Ajaran 2016/2017, semester Gasal ini memiliki jumlah minggu 24 Minggu, dan memiliki jumlah minggu yang tidak efektif 2 Minggu.
Tabel 5.3 Tabel Perincian Minggu Efektif
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
No
Bulan
HK
MTE
ME
HL
HE
SEMESTER I
1
JULI 2017
31
2
2
16
15
2
AGUSTUS 2017
31
0
4
5
26
3
SEPTEMBER 2017
30
0
4
6
24
4
OKTOBER 2017
31
0
4
5
26
5
NOPEMBER 2017
30
0
4
4
26
6
DESEMBER 2017
31
2
2
18
13
Jumlah
184
4
20
54
130
SEMESTER II
7
JANUARI 2018
31
1
3
5
26
8
PEBRUARI 2018
28
0
4
5
23
9
MARET 2018
31
0
4
6
25
10
APRIL 2018
30
0
4
6
24
11
MEI 2018
31
1
3
10
21
12
JUNI 2018
30
3
1
24
6
Jumlah
181
5
19
56
125
Jumlah Total
365
9
39
110
255
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua). Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 6 (enam) hari, yaitu :
Tabel 5.4 Tabel Perincian Waktu Belajar Jam Efektif Tiap Minggu
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
NO
HARI
WAKTU BELAJAR
1
Senin
07.00 – 14.00
2
Selasa
07.00 - 13.50
3
Rabu
07.00 - 13.50
4
Kamis
07.00 - 13.50
5
Jum'at
07.00 - 11.50
6
Sabtu
- 13.50
PENGATURAN WAKTU BELAJAR EFEKTIF
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.
Tabel 5.4 Tabel Alokasi Waktu Kegiatan Belajar Mengajar
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
HARI
JAM KE
WAKTU
JADWAL
HARI
JAM KE
WAKTU
JADWAL
SENIN
07.00 - 07.30
Sholat Dhuha
SELASA, RABU, KAMIS
07.00 - 07.30
Sholat Dhuha
07.30 - 08.00
Upacara
1
07.30 - 08.10
KBM
1
08.00 - 08.40
KBM
2
08.10 - 08.50
KBM
2
08.40 - 09.20
KBM
3
08.50 - 09.30
KBM
09.20 - 09.40
Istirahat Dhuha
4
09.30 - 10.10
KBM
3
09.40 - 10.20
KBM
10.10 - 10.30
Istirahat Dhuha
4
10.20 - 11.00
KBM
5
10.30 - 11.10
KBM
5
11.00 - 11.40
KBM
6
11.10 - 11.50
KBM
6
11.40 - 12.00
KBM
11.50 - 12.30
Sholat Dhuhur
12.00 - 13.20
Sholat Dhuhur
7
12.30 - 13.10
KBM
7
13.20 - 14.00
Kitab Kuning
8
13.10 - 13.50
KBM
HARI
JAM KE
WAKTU
JADWAL
HARI
JAM KE
WAKTU
JADWAL
JUM'AT
07.00 - 07.30
Sholat Dhuha
SABTU
07.00 - 07.30
Sholat Dhuha
1
07.30 - 08.10
KBM
1
07.30 - 08.10
KBM
2
08.10 - 08.50
KBM
2
08.10 - 08.50
KBM
3
08.50 - 09.30
KBM
3
08.50 - 09.30
KBM
4
09.30 - 10.10
KBM
4
09.30 - 10.10
KBM
10.10 - 10.30
Istirahat Dhuha
10.10 - 10.30
Istirahat Dhuha
5
10.30 - 11.50
KBM
5
10.30 - 11.10
KBM
6
11.10 - 11.50
KBM
11.50 - 12.30
Sholat Dhuhur
6
11.50 - 12.30
Shalat Jum'at
7
12.30 - 13.10
KBM
8
13.10 - 13.50
KBM
7
13.00 – 15.00
Pengembangan Diri
PENGATURAN WAKTU LIBUR
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Tabel 5. 5 Tabel Waktu Libur Keagamaan dan Libur Nasional
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
No.
Bulan
Tanggal
Keterangan
1
Juli 2017
1 – 16
Libur Khusus sesudah Idul Fitri 1436 H
2
Agustus 2017
18
Lomba Peringatan HUT RI
17
Hari Proklamasi Kemerdekaan RI
3
September 2017
1
Hari Raya Idul Adha 1438 H
4
Oktober 2017
21
Tahun Baru Hijriyah (1 Muharram1439 H)
5
Desember 2017
25
Natal
1
Peringatan Maulid Nabi Muhammad
6
Januari 2018
1
Tahun Baru 2018 M
3
HAB Kemenag RI ke-72
7
Februari 2018
16
Tahun Baru Imlek
8
Maret 2018
17
Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1940)
30
Wafat Isa Al Masih
9
April 2018
13
Isro Mi'raj Nabi Muhammad SAW
10
Mei 2018
1
Hari Buruh Internasional
10
Kenaikan Isa Al Masih
29
Hari Raya Waisak 2018
11
Juni 2018
1
Hari Lahir Pancasila
Ujian
Waktu ujian adalah waktu yang telah ditentukan sesuai dengan Kalender Pendidikan RA dan Madrasah Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat meliputi Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS), Ulangan Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN), Ulangan Akhir Madrasah (UAM), Ujian Nasional (UN), dan Ulangan Kenaikkan Kelas (UKK).
Tabel 5.6 Tabel Rincian Ujian
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
No.
Bulan
Tanggal
Keterangan
1
September 2017
25 – 30
Penilaian Tengah Semester 1
2
Desember 2017
4 – 9
Penilaian Akhir Semester 1
16
Pembagian Raport Semester Ganjil
3
Maret 2018
19 – 24
Penilaian Tengah Semester 2
4
April 2018
16 – 21
UAMBN dan USBN
23 – 26
UAM
5
Mei 2018
7 – 9
Prakiraan Ujian Nasional 2018
21 – 31
Penilaian Akhir Tahun(PAT)
6
Juni 2018
7
Pembagian Raport Semester Genap
RENCANA PROGRAM/KEGIATAN PENDIDIKAN
Rencana Kerja MTs Al Huda Jampangkulon disusun dengan mempertimbangkan keadaan madrasah, harapan pemangku kepentingan, dan tantangan dalam lingkungan strategis pendidikan di madrasah agar sasaran dan program pengembangan madrasah dalam 4 tahun ke depan lebih realistis dan konsisten dengan prinsip-prinsip pengelolaan pendidikan yang efektif, efisian, akuntabel, dan demokratis.
Dalam bab ini dikemukakan hasil pengembangan program madrasah, yang mencakup telaah mengenai: (1) sasaran, (2) program, (3) indikator keberhasilan, (4) kegiatan, (5) penanggung jawab, dan (6) jadwal kegiatan.
Sasaran digunakan sebagai panduan dalam menyusun program dan kegiatan yang akan dilakukan dalam waktu 4 tahun guna merealisasikan alternatif pemecahan tantangan yang telah dirumuskan pada tahap II (lihat tabel B kolom 2). Dalam menetapkan sasaran, madrasah telah melakukan analisis kesiapan madrasah untuk mencapai sasaran tersebut, antara lain dengan melihat kesiapan sumber daya manusia, sarana & prasarana, keuangan, dan situasi serta kondisi sekolah. Rumusan sasaran pengembangan madrasah dalam kurun waktu 4 tahun ke depan dapat dilihat dalam tabel 5.1 kolom 1.
Setelah sasaran dirumuskan, sekolah menetapkan program-program yang perlu dikembangkan di madrasah. Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari beberapa alternatif pemecahan tantangan utama yang memiliki karakteristik yang saling mendukung, saling tergantung, atau saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Berdasarkan hasil identifikasi pemecahan tantangan utama tersebut, maka program-program yang akan dikembangkan di MTs Al Huda Jampangkulon sebagai berikut.
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran.
Perbaikan Administrasi & Manajemen Sekolah.
Pengembangan Organisasi & Kelembagaan.
Perbaikan Sarana dan Prasarana.
Peningkatan kualitas SDM (ketenagaan).
Peningkatan Pembiayaan dan Pendanaan Madrasah.
Peningkatan Peran Serta Masyarakat.
Peningkatan Prestasi Peserta Didik.
Peningkatan kualitas Lingkungan dan Budaya Madrasah.
Untuk mengetahui keberhasilan apakah program/sasaran yang ditetapkan berhasil atau tidak, maka Madrasah telah merumuskan indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan yang dirumuskan, berkaitan dengan proses dan/atau hasil akhir. Rumusan indikator keberhasilan dapat dilihat dalam tabel 5.1 kolom 3.
Setelah indikator keberhasilan ditetapkan, langkah berikutnya adalah merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan di madrasah. Kegiatan pada dasarnya merupakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di dalam program untuk memecahkan tantangan yang dihadapi madrasah. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di madrasah dapat dilihat pada tabel 5.1 kolom 4. Sedangkan penanggung jawab program dan kegiatan dapat dilihat di kolom 5.
TABEL 5.1
PROGRAM PENGEMBANGAN MADRASAH
MTS AL HUDA JAMPANGKULON
Sasaran
Program
Indikator Keberhasilan
Kegiatan
Penanggung jawab
Tersedianya ruang kelas yang presentatif guna kelancaran KBM
Pengembangan Sarana prasarana
Sekolah belum memiliki ruang kelas yang sesuai dengan jumlah siswa (masih pinjam)
Rapat komite dan dewan guru
Kepala madrasah dan Waka Sarpras
Tersedianya alat praktik komputer yang bisa menunjang pengetahuan siswa dibidang TIK
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Sekolah sudahmemiliki alat praktik komputer yang bisa menunjang pengetahuan siswadibidang TIK namun belum memenuhi seluruh siswa
Rapat Komite dan Dewan Guru
Kepala Madrasah/Komite
Sosialisasi program kepada wali murid
Kepala Madrasah
Menjalin kerjasama dengan masyarakat
Komite Madrasah
Tersedianya buku BSE Kelas 7s.d 9dan buku Agama.
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Madrasah tersedia buku BSE Kelas 7s.d 9 dan buku Agama.
Pengadaan buku melalui :
Kerja sama dengan BOS Buku
Kepala Madrasah dan Bendahara BOS Buku
Terciptanya keberanian Speaking English, kecakapan berdiskusi, dan kecakapan memecahkan soal
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Peserta Didik mengaplikasikan kemampuan Speaking English, kecakapan berdiskusi, dan kecakapan memecahkan soal
Pembentukan study club
Kepala Madrasah dan Guru Bidang Studi Bahasa Inggris
Pengadaan Tourisme
Pengadaan kegiatan dengan native speaker (pembicara asli)
Pengadaan lomba speak Contest lokal, tingkat KKM.
Terbentuknya peserta didik yang terampil
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Peserta didik siap dalam kecakapan hidup
Pengadaan kerja sama dengan MTs terdekat
Kepala Madrasah dan Kabag Humas
Terbentuknya tenaga pendidik yang profesional
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Tenaga pendidik berkualitas
Peningkatan kecakapan pendidik melalui pelatihan PAKEM
Kepala Madrasah
Peningkatan kecakapan PTK
Terlaksananya kegiatan studi banding dalam rangka upaya peningkatan mutu
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Tenaga pendidik berwawasan luas
Pembuatan rincian / rancangan studi banding dalam rangka upaya peningkatan mutu dalam hal keadministrasian, kelengkapan sarana prasarana
Kepala Madrasah
Rapat sosialisasi studi banding dalam rangka upaya peningkatan mutu
Pelaksanaan studi banding dalam rangka upaya peningkatan mutu
Tersusunnya job description yang baru untuk Komite Madrasah, Kepala Madrasah, Guru dan Staf di awal semester genap tahun pelajaran 2016/2017
Perlengkapan organisasi dan kelembagaan
Sekolah memiliki job description yang baru untuk Komite Madrasah, Kepala Madrasah, Guru dan Staf
Penyusunan job description yang baru untuk Komite Madrasah, Kepala Madrasah, Guru dan Staf
Kepala Madrasah
Terbentuknya kerja sama dengan lembaga pendidikan lain di luar kecamatan untuk mengembangkan sekolah dalam hal peningkatan kualitas peserta didik
Sekolah menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan lain di luar kecamatan untuk mengembangkan sekolah dalam hal peningkatan kualitas peserta didik
1. Pengadaan kegiatan lomba olahraga (bola kaki – Bola voli) antar madrasah
2. Pengadaan kerja sama dengan MTs Di wilayah sekitar untuk mengadakan study banding
1. Kabag Kesiswaan
2. Kabag Kurikulum
Kalender Kegiatan Madrasah Tsanawiyah
Kalender kegiatan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Tahun Pelajaran 2017/2018 adalah sebagaimana tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 5.2. Tabel Rincian Kalender Kegiatan MTs Al Huda Jampangkulon
Tahun Pelajaran 2017/2018
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
NO
Jenis Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
1
PPDB
2 Mei-30 Juni 2017
2
Daftar Ulang Peserta Didik Baru
15-19 Juli 2017
3
Rapat persiapan dan pembagian tugas mengajar
15 Juli 2017
4
Hari Pertama Masuk Madarash
17 Juli 2017
5
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
19-21 Juli 2017
6
Libur Idul Ftri 1438 H
24-15 Juli 2017
7
HUT RI Ke 72
17 Agustus 2017
8
Lomba Peringatan HUT RI Ke 72
18 Agustus 2017
9
Hari Raya Iedul Adha 1438 H
1 September 2017
10
LPJ OSIS dan Pergantian Pengurus OSIS
4 September 2017
11
Penilaian Tengah Semester 1
25-30 September 2017
12
Gebyar 1 Muharram 1439 H
21- 23 September 2017
13
Tahun Baru Hijriyah (1 Muharram 1439 H)
21 September 2017
14
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
1 Desember 2017
15
Penilaian Akhir Semester 1
4 – 9 Desember 2017
16
Class Meeting
11 – 15 Desember 2017
17
Pembagian Buku Laporan Pendidikan Semester 1
16 Desember 2017
18
Libur Semester 1
18 – 30 Desember 2017
19
Natal
25 Desember 2017
20
Libur Semester 1
1-3 Januari 2018
21
Tahun Baru Masehi 2018 M
1 Januari 2018
22
Hari Pertama Masuk Madrasah Semester 2
2 Januari 2018
23
Tahun Baru Imlek 2569
16 Pebruari 2018
24
Penilaian Tengah Semester 2
19 – 24 Maret 2018
25
Class Meeting Semester 2
26 – 29 Maret 2018
26
Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1938)
17 Maret 2018
27
Wafat Isa Al Masih
30 Maret 2018
28
UAM Kelas 9
16 – 21 April 2018
29
UAMBN dan USBN Kelas 9
23 – 26 April 2018
30
Prakiraan Ujian Nasional (UN)
7 – 9 Mei 2018
31
Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW
13 April 2018
32
Isro Mi'raj Nabi Muhammad SAW
13 Mei 2018
33
Hari Buruh Internasional
1 Mei 2018
34
Kenaikan Isa Al Masih
10 Mei 2018
35
Penilaian Akhir Tahun (PAT)
21 – 26 Mei 2018
36
Perbaikan Nilai
28 – 31 Mei 2018
37
Class Meeting
2 – 6 Juni 2018
38
Kenaikan Kelas dan Pembagian Raport
7 Juni 2018
39
Libur Akhir Tahun Pendidikan 2017/2018
9 – 21 Juni 2018
40
Libur Akhir Tahun Pendidikan 2017/2018
- 30 Juni 2018
KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH
Penetapan Kalender Pendidikan
Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan /atau Keputusan Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya Keagamaan. Bupati atau Kepala Dinas Pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
Pemerintah Pusat/Propinsi/Kabupaten dapat menetapkan hari libur serempak untuk satuan - satuan Pendidikan. Kalender Pendidikan untuk setiap satuan Pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen standart isi dengan memperhatikan ketentuan dari Pemerintah/ Pemerintah daerah.
Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul – betul digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sesuai dengan ketentuan kurikulum. Jumlah hari belajar efektif dalam 1 (satu) tahun pelajaran adalah 301 (tiga ratus satu hari) hari, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Jumlah jam belajar efektif setiap minggu untuk kelas VII adalah 50 JP, Kelas VIII adalah 50 JP dan Kelas IX 50 JP.
BAB VI
PENUTUP
Pedoman ini disusun dengan harapan pihak terkait dapat menjadikan pedoman ini dalam kegiatan penyusunan dan pengembangan dokumen 1,2,3 KTSP Kurikulum 2013 di madrasah di lingkungan Kementerian Provinsi Jawa Barat. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur kemudian sesuai dengan perkembangan peraturan dan tuntutan kebutuhan. Semoga dokumen KTSP pada madrasah yang tersusun dapat lebih baik dan berkualitas sesuai dengan tuntutan regulasi dan kebutuhan.
Dokumen ini disusun berdasarkan kebutuhun Madrasah dengan merujuk kepada Visi, Misi dan Tujuan Madrasah dengan harapan bahwa tujuan dan visi Madrasah tersebut dapat terwujud dalam kurun waktu yang ditentukan.
Dalam implementasinya, dokumen kurikulum ini sangat membutuhkan dukungan berbagai pihak yang terlibat, oleh karena itu diharapkan semua pihak yang terlibat di dalam implementasinya dapat bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta pembagian tugas yang telah ditentukan di MTs Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi.
Akhirnya semoga segala usaha baik kita mendapat bimbingan dan Ridho Allah SWT. Amiin..
Sukabumi, 10 Juli 2017
Kepala Madrasah Tsanawiyah
Al Huda Jampangkulon,
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA
MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulonSK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
KEPUTUSAN KEPALA MTs AL HUDA JAMPANGKULON
KABUPATEN SUKABUMI
Nomor : MTs.I/04.006/PP.05/006/VII/2017
TENTANG
TIM PENGEMBANG KURIKULUM MADRASAH
MTs AL HUDA JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA JAMPANGKULON
KABUPATEN SUKABUMI
Menimbang
:
bahwa dalam rangka menentukan arah dan langkah serta meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi, maka perlu mengembangkan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah;
bahwa dalam rangka pengembangan kurikulum Madrasah Tsanawiyah sebagaimana point "a", maka perlu membentuk Tim Pengembang Kurikulum Madrasah Tsanawiyah yang dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi;
bahwa nama-nama yang tercantum dalam lampiran surat keputusan ini dipandang cakap dan mampu menjadi Tim Pengembang Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2017/2018;
Mengingat
:
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas;
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian;
Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terahir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan Dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;
Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 8 Tahun 2014 tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Pada pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab;
Keputusan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah;
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1696 Tahun 2013 tentang Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi di Madrasah;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan;
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Isi Pembiasaan Akhlak Mulia di Sekolah dan Madrasah;
Rencana Kerja Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Tahun 2017
Memperhatikan
:
Hasil Rapat Dewan Guru, Pengawas Madrasah dan Komite Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi tanggal 10 Juli 2017 Bertempat di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
TIM PENGEMBANG KURIKULUM MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2017/2018.
KESATU
:
Mengangkat nama-nama tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini sebagai Tim Pengembang Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2017/2018;
KEDUA
:
Tugas dan tanggung jawab Tim Pengembang Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi adalah :
Menganalisis potensi Madrasah Tsanawiyah sebagai bahan penyusunan dan pengembangan kurikulum untuk satu tahun ke depan;
Menyusun Dokumen 1, 2 dan 3 kurikulum dan mengembangkannya setiap tahun sesuai dengan perkembangan pendidikan dan kemajuan Madrasah Tsanawiyah;
Mensosialisasikan kurikulum yang telah disahkan pemberlakuannya pada setiap awal tahun pelajaran;
Mengevaluasi pelaksanaan kurikulum pada akhir tahun pelajaran sebagai dasar bagi pengembangan kurikulum tahun pelajaran berikutnya;
Melaporkan seluruh kegiatan pengembangan kurikulum madrasah kepada Kepala Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi;
KETIGA
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Sukabumi
Pada Tanggal Juli 2017
Kepala Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
NIP
Lampiran : Surat Keputusan Kepala MTs Al Huda Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi
Nomor : MTs.I/04.006/PP.05/006/VII/2017
Tanggal : Juli 2017
SUSUNAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM
MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
NO
N A M A
JABATAN
DALAM KEDINASAN
JABATAN DALAM TIM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Oom Komariah, S.Pd.
H. Dadih, S.Pd.I
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
Dede Sumarna
Yunadi Citalaksana, S.Pd.
Asep Abdullah Aziz, S.Pd.I
Dasep Taogiqul H., S.Ag
Iis Maesaroh, S.IP.
Ali Sadikin, S.Stat.
Iksan Kurniawan, S.Pd.
Saepudin, A.Md.
Yuli, S.Pd.
Ending Tristiani, S.Pd.I
Neni Kartika., S.Pd.I
Sunandar, S.Pd.I
Wida Wati, S.Pd.I
Sinta Nurazizah
JR. Effendi
Asep Sukirman, S.Pd.I
Yayasan
Pengawas Madrasah
Kepala MTs
Ketua Komite MTs
Operator
Wakamad. Sarpras
Wakamad. Kesiswaan
Wakamad. Kurikulum
Bendahara
Kaur TU.
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Mitra Kerja
Mitra Kerja
Pembina
Pengarah
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Nara Sumber
Nara Sumber
Ditetapkan di Sukabumi
Pada Tanggal Juli 2017
Kepala MTs Al Huda Jampangkulon
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA
MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulonSK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
BERITA ACARA
RAPAT WORKSHOP KURIKULUM KTSP/K13
MADRASAH TSANAWIYAH MTs AL HUDA JAMPANGKULON
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Pada hari ini Senin tanggal Sepuluh bulan Juli s.d. hari Selasa tanggal Sebelas bulan Juli tahun dua ribu tujuh belas, bertempat di Gedung Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon telah dilaksanakan Rapat Penyusnan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Semester Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan susunan acara sebagai berikut :
1. Pembukaan : MC
2. Sambutan : Kepala MTs Al Huda Jampangkulon
3. Rapat penyusunan kurikulum : Iis Maesaroh, S.IP (Ketua tim pengembang)
4. Do'a : Ketua Yayasan
Demikian berita acara ini kami buat, untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Notulen Rapat,
Yunadi Citalaksana, S.Pd
Jampangkulon, Juli 2017
Pimpinan Rapat,
Iis Maesaroh, S.IP.
Mengetahui;
Komite Madrasah
Asep Sukirman, S.Pd.I
Kepala Madrasah
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
DAFTAR HADIR WORKSHOP KURIKULUM
Hari/Tanggal : Senin, 10 Juli 2017
Tempat : Gedung MTs Al Huda Jampangkulon
NO
NAMA
JABATAN
PARAF
1
Oom Komariah, S.Pd
Ketua Yayasan
1
2
2
Asep Sukirman, S.Pd
Komite
3
H. Dadih, S.Pd.I
Pengawas
3
4
4
Bilal Abd. Mukarom, S.Pd.I
Kepala Madrasah
5
Asep Abdul Aziz, S.Pd.I
Wakil Sarpras
5
6
6
Iis Maesaroh, S.Pd.I
Waka Kurikulum
7
Dasep Taofiqul Hikmah, S.Ag
Waka Kesiswaan
7
8
8
Ali Sadikin
Bendahara
9
Yunadi Citalaksana, S.Pd
Operator
9
10
10
Iksan Kurniawan, S.Pd
KAUR TU
11
Sunandar, S.Pd.I
GMP
11
12
12
Saepudin, S.Pd
GMP
13
Sadam Anugrah, S.Pd
GMP
13
14
14
Endang Tristiani, S.Pd
GMP
15
Widawati, S.Pd.I
GMP
15
16
16
Neni Kartika, S.Pd.I
GMP
17
Nasrudin, S.Pd.I
GMP
17
18
18
Sinta Nurazizah, S.Pd.I
GMP
Jampangkulon, Juli 2017
Kepala Madrasah,
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
DAFTAR HADIR WORKSHOP KURIKULUM
Hari/Tanggal : Selasa, 11 Juli 2017
Tempat : Gedung MTs Al Huda Jampangkulon
NO
NAMA
JABATAN
PARAF
1
Oom Komariah, S.Pd
Ketua Yayasan
1
2
2
Asep Sukirman, S.Pd
Komite
3
H. Dadih, S.Pd.I
Pengawas
3
4
4
Bilal Abd. Mukarom, S.Pd.I
Kepala Madrasah
5
Asep Abdul Aziz, S.Pd.I
Wakil Sarpras
5
6
6
Iis Maesaroh, S.Pd.I
Waka Kurikulum
7
Dasep Taofiqul Hikmah, S.Ag
Waka Kesiswaan
7
8
8
Ali Sadikin
Bendahara
9
Yunadi Citalaksana, S.Pd
Operator
9
10
10
Iksan Kurniawan, S.Pd
KAUR TU
11
Sunandar, S.Pd.I
GMP
11
12
12
Saepudin, S.Pd
GMP
13
Sadam Anugrah, S.Pd
GMP
13
14
14
Endang Tristiani, S.Pd
GMP
15
Widawati, S.Pd.I
GMP
15
16
16
Neni Kartika, S.Pd.I
GMP
17
Nasrudin, S.Pd.I
GMP
17
18
18
Sinta Nurazizah, S.Pd.I
GMP
Jampangkulon, 11 Juli 2017
Kepala Madrasah,
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA
MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulonSK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
BERITA ACARA
RAPAT REVIEW KURIKULUM KTSP/K13
MADRASAH TSANAWIYAH MTs AL HUDA JAMPANGKULON
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Pada hari ini Selasa Tanggal Sebelas Tahun dua ribu tujuh belas bertempat di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon telah dilaksanakan rapat untuk mereview penetapan kurikulum 2013 yang dilaksanakan pada hari senin tanggal sepuluh tahun dua ribu tujuh belas yang dihadiri oleh, Ketua Yayasan, Kepala Madrasah, Dewan Guru dan Komite Madrasah serta narasumber pada tahun ajaran 2017/2018
Dalam rapat kali ini telah dicapai keputusan sesuai dengan hasil rapat pada tanggal sepuluh bulan juli dua ribu tujuh belas Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon dalam proses Belajar mengajar menggunakan Kurikulum 2013.
Demikian berita acara ini dibuat sebagai tanda kesepakatan bersama penetapan Kurikulum 2013 sebagai landasan bagi Madrasah untuk dapat melaksanakan dengan sebaik – baiknya.
dengan susunan acara sebagai berikut :
1. Pembukaan : MC
2. Sambutan : Kepala MTs Al Huda Jampangkulon
3. Rapat penyusunan kurikulum : Iis Maesaroh, S.IP (Ketua tim pengembang)
4. Do'a : Ketua Yayasan
Ditetapkan di Sukabumi
Pada Tanggal Juli 2016
Kepala Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
Lampiran
DAFTAR HADIR
RAPAT REVIEW KURIKULUM KTSP/K13
MADRASAH TSANAWIYAH MTs AL HUDA JAMPANGKULON
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
NO
NAMA
JABATAN
PARAF
1
Oom Komariah, S.Pd
Ketua Yayasan
1
2
2
Asep Sukirman, S.Pd
Komite
3
H. Dadih, S.Pd.I
Pengawas
3
4
4
Bilal Abd. Mukarom, S.Pd.I
Kepala Madrasah
5
Asep Abdul Aziz, S.Pd.I
Wakil Sarpras
5
6
6
Iis Maesaroh, S.Pd.I
Waka Kurikulum
7
Dasep Taofiqul Hikmah, S.Ag
Waka Kesiswaan
7
8
8
Ali Sadikin
Bendahara
9
Yunadi Citalaksana, S.Pd
Operator
9
10
10
Iksan Kurniawan, S.Pd
KAUR TU
11
Sunandar, S.Pd.I
GMP
11
12
12
Saepudin, S.Pd
GMP
13
Sadam Anugrah, S.Pd
GMP
13
14
14
Endang Tristiani, S.Pd
GMP
15
Widawati, S.Pd.I
GMP
15
16
16
Neni Kartika, S.Pd.I
GMP
17
Nasrudin, S.Pd.I
GMP
17
18
18
Sinta Nurazizah, S.Pd.I
GMP
Kepala Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
DOKUMENTASI KEGIATAN WORKSHOP K13 2017
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA
MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulonSK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
KEPUTUSAN KEPALA MTs AL HUDA JAMPANGKULON
KABUPATEN SUKABUMI
Nomor : MTs.I/04.006/PP.05/007/VII/2017
TENTANG
PENETAPAN MATA PELAJARAN MULOK
MTs AL HUDA JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA JAMPANGKULON
KABUPATEN SUKABUMI
Menimbang
:
Bahwa untuk memperlancar proses belajar mengajar di MTs Al Huda Jampangkulon perlu menetapkan Mata Pelajaran Muatan Lokal.
Mengingat
:
Permendikbud No.20 Th 2016 tentang Standar Kopetensi Lulusan
Permendikbud No.21 Th 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah
Permendikbud No.22 Th 2016 tentang Standar Pendidikan Dasar Dan Menengah
Permendikbud No.23 Th 2016 tentang Standar Penilaian
Permendikbud No.24 Th 2016 Tentang Kopetensi Inti Dan Kopetensi Dasar
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Pada pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
Keputusan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan;
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
Rencana Kerja Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Tahun 2017
Memperhatikan
:
Hasil Rapat Dewan Guru, Pengawas Madrasah dan Komite Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
MATA PELAJARAN MUATAN LOKA MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2017/2018.
KESATU
:
Mata pelajaran Muatan Lokal yang ada pada Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon K13 sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini;
KEDUA
:
Kriteria Ketuntasan Belajar dicantumkan pada Mata Pelajaran Muatan Lokal sepenuhnya diserahkan kepada Guru Mapel tersebut
KETIGA
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Sukabumi
Pada Tanggal Juli 2017
Kepala Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
NIP
YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA
MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulonSK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
BERITA ACARA
WORKSHOP PENETAPAN MULOK
MTs AL HUDA JAMPANGKULON
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Pada hari ini Sabtu Tanggal dua puluh delapan Tahun dua ribu enam belas bertempat di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon telah melaksanakan workshop penetapan Mata Pelajaran Muatan Lokal yang dihadiri oleh, Ketua Yayasan Kepala Madrasah, Dewan Guru dan Komite Madrasah serta narasumber pada tahun ajaran 2017/2018
Dalam workshop ini telah dicapai kesimpulan sesuai dengan hasil visi, misi dan tujuan pada RKAS dan KTSP sebagaimana terlampir
Demikian berita acara ini dibuat sebagai tanda kesepakatan bersama workshop penetapan Mata Pelajaran Muatan Lokal sebagai landasan bagi Madrasah untuk dapat melaksanakan dengan sebaik – baiknya.
Ditetapkan di Sukabumi
Pada Tanggal Juli 2017
Kepala Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
NIP
Lampiran
DAFTAR HADIR
WORKSHOP PENETAPAN MULOK
MTs AL HUDA JAMPANGKULON
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
NO
NAMA
JABATAN
PARAF
1
Oom Komariah, S.Pd
Ketua Yayasan
1
2
2
Asep Sukirman, S.Pd
Komite
3
H. Dadih, S.Pd.I
Pengawas
3
4
4
Bilal Abd. Mukarom, S.Pd.I
Kepala Madrasah
5
Asep Abdul Aziz, S.Pd.I
Wakil Sarpras
5
6
6
Iis Maesaroh, S.Pd.I
Waka Kurikulum
7
Dasep Taofiqul Hikmah, S.Ag
Waka Kesiswaan
7
8
8
Ali Sadikin
Bendahara
9
Yunadi Citalaksana, S.Pd
Operator
9
10
10
Iksan Kurniawan, S.Pd
KAUR TU
11
Sunandar, S.Pd.I
GMP
11
12
12
Saepudin, S.Pd
GMP
13
Sadam Anugrah, S.Pd
GMP
13
14
14
Endang Tristiani, S.Pd
GMP
15
Widawati, S.Pd.I
GMP
15
16
16
Neni Kartika, S.Pd.I
GMP
17
Nasrudin, S.Pd.I
GMP
17
18
18
Sinta Nurazizah, S.Pd.I
GMP
Kepala Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA
MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulonSK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
KEPUTUSAN KEPALA MTs AL HUDA JAMPANGKULON
NOMOR : MTs.I/04.006/PP.05/008/VII/2017
TENTANG
PENETAPAN KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL (KBM)
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
MTs AL HUDA JAMPANGKULON
KEPALA MTs AL HUDA JAMPANGKULON
Menimbang : 1. MTs Al Huda Jampangkulon sebagai sebuah Institusi Penyedia Jasa Pendidikan perlu menjalin dan menciptakan berbagai peluang yang akan mendorong organisasi tetap eksis;
Langkah yang diambil MTs Al Huda Jampangkulon secara aktif dan proaktif adalah mencari peluang untuk meningkatkan diri, baik kualitas maupun kuantitas sumber daya yang ada;
Kualitas produk tercermin pada pola bagaimana penetapan kriteria ketuntasan minimal.
Mengingat : 1. Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pasal 31 ayat (1) dan ayat (2);
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 0490/U/1992, tentang Sekolah Menengah Kejuruan;
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 129.a/U/2004, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan;
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2005, tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SLB, Pendidikan Non Formal, UKS, Kepemudaan, Olahraga dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah;
Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikeluarkan Depdiknas dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Tahun 2007'
Rapat dewan guru dan yayasan Al Huda Jampangkulon Tanggal Juli 2017
Memperhatikan : 1. Program Kerja Madrasah Tsanawiyah Al Huda Tahun 2017/2018
Hasil Rapat Staf Pimpinan MTs Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Mata Pelajaran/Kompetensi/Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang ada pada Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon (KTSP) sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini;
Kedua : Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dicantumkan pada Mata Pelajaran/Kompetensi/Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA seperti pada lampiran keputusan ini:.
Ketiga : Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dibuat berdasarkan hasil analisis dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) pada masing – masing kelompok mata pelajaran/kompetensi produktif.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;
Kelima : Jika dikemudian hari terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan atau pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Sukabumi
Pada tanggal : Juli 2017
KEPALA MADRASAH
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
Lampiran 1 : Surat Keputusan Kepala MTs Al Huda Jampangkulon
Nomor : MTs.I/04.006/PP.05/008/VII/2017
Tentang : Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tahun Pelajaran 2017/2018 Mata Pelajaran dan Kompetensi Keahlian MTs Al Huda Jampangkulon.
Kelas VII, VIII dan IX
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk kelas VII, VIII dan IX Madrasah Tsanawiyah sebagai berikut:
Mata Pelajaran
Alokasi Waktu Per Minggu
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
Kelompok A
Pendidikan Agama Islam
Al Qur'an Hadits
2
2
2
Akidah Akhlak
2
2
2
Fikih
2
2
2
Sejarah Kebudayaan Islam
2
2
2
PPKn
3
3
3
Bahasa Indonesia
6
6
6
Bahasa Arab
3
3
3
Matematika
5
5
5
Ilmu Pengetahuan Alam
5
5
5
Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
Bahasa Inggris
4
4
4
Kelompok B
Seni Budaya
3
3
3
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3
3
3
Bahasa Sunda
2
2
2
Prakarya
2
2
2
BTQ
2
2
2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
50
50
50
Ditetapkan di : Sukabumi
Pada tanggal : Juli 2017
KEPALA MADRASAH
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA
MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulonSK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SURAT KEPUTUSAN KEPALA MTs AL HUDA JAMPANGKULON
NOMOR: MTs.I/04.006/PP.05/009/VII/2017
TENTANG
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN PENGEMBANGAN DIRI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa Kepala MTs Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat
Menimbang:
Bahwa proses belajar Mengajar merupakan inti proses penyelenggaraan pendidikan pada satuan Pendidikan.
Bahwa untuk Menjamin kelancaran proses Belajar perlu ditetapkan pembagian tugas tambahan bagi guru
bahwa untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa bagi peserta didik maka perlu adanya kegiatan ekstrakurikuler dan Pengembangan Diri.
Mengingat:
UU Nomor 20 Tahun 2003
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014
UU No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
Permendikbud. No. 63 Tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan
Permendiknas No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan
PP Nomor 55 Tahun 2007 Tentang pendidkan Agama dan pendidikan keagamaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 kita mendapati rumusan tentang pengembangan diri
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Pertama:
Kedua:
Ketiga:
Keempat:
NAMA PEMBINA, JENIS KEGIATAN, TUGAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN PENGEMBANGAN DIRI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Nama Pembina dalam melaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler tersebut tertuang dalam daftar nama Pembina ekstrakurikuler terlampir.
Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler dan pengembangan diri tersebut tertuang dalam jadwal kegiatan terlampir
Tugas Pembina dalam melaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler dan pengembangan diri tersebut tertuang dalam jadual kegiatan terlampir
Keputusan ini mulai berlaku pada saat ditetapkan
Ditetapkan di : Sukabumi
Pada Tanggal : Juli 2017
MTs Al Huda Jampangkulon
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I
YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA
MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulonSK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806 Emamts_alhudajampangkulon
SURAT KEPUTUSAN KEPALA MTs AL HUDA JAMPANGKULON
NOMOR: MTs.I/04.006/PP.05/010/VII/2017
TENTANG
KEGIATAN PEMBIASAAN DIRI MTs AL HUDA JAMPANGKULON
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa Kepala MTs Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat
Menimbang:
Bahwa proses belajar Mengajar merupakan inti proses penyelenggaraan pendidikan pada satuan Pendidikan.
bahwa setiap sekolah seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan inspiratif bagi siswa, guru, dan/atau tenaga kependidikan;
bahwa pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah adalah cerminan dari nilai- nilai Pancasila dan seharusnya menjadi bagian proses belajar dan budaya setiap sekolah;
bahwa pendidikan karakter seharusnya menjadi gerakan bersama yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan/atau orangtua;
Bahwa untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa bagi peserta didik maka perlu adanya kegiatan Pembiasaa Diri di Madrasah
Mengingat:
UU Nomor 20 Tahun 2003
Permendikbud) Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti
Permendiknas No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan
PP Nomor 55 Tahun 2007 Tentang pendidkan Agama dan pendidikan keagamaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 kita mendapati rumusan tentang pengembangan diri
Hasil Rapat Dewan Guru, Pengawas Madrasah dan Komite Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi;
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Pertama:
Kedua:
Ketiga:
Keempat:
KEGIATAN PEMBIASAAN DI MTs AL HUDA JAMPANGKULON KAB. SUKABUMU
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Penumbuhan Budi Pekerti yang selanjutnya disingkat PBP adalah kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang dimulai sejak dari hari pertama sekolah.
Jenis Pembiasaan diri tersebut tertuang dalam jadwal kegiatan terlampir
Pembiasaan Diri adalah tugas semua tenaga pendidik dan kependidikan di Lingkungan MTs Al Huda Jampangkulon
Keputusan ini mulai berlaku pada saat ditetapkan
Ditetapkan di : Sukabumi
Pada Tanggal : Juli 2017
MTs Al Huda Jampangkulon
Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I