Peran Komite Medik dalam Mutu Pelayanan Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA. Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati, Jakarta.
Pendahuluan Fungsi dan wewenang Komite Medis adalah menegakkan etika profesi medis dan mutu mutu pelay pelayan anan an medi medis s berba berbasis sis bukti. bukti. 1 Adapu Adapun n tugas tugas dan dan fungsi fungsi dari dari Kelompok Staf Medis (KSM)/Staf Medis Fungsional (SMF) adalah melaksanakan kegi kegiat atan an
pela pelaya yana nan n
medi medis, s,
pend pendid idik ikan an,,
pene peneli liti tian an
dan dan
peng pengem emba bang ngan an
keilmuannya yang berpedoman pada ketetapan Komite Medis atas etika profesi Medis dan mutu keprofesian medis. Jadi profesi Medis dalam melaksanakaan profes profesiny inya a berda berdasar sarka kan n falsaf falsafah ah meli meliput putii etika, etika, mutu mutu dan dan e vidence-based medicine. Konsep dan filosofi Komite Medis RS adalah perpaduan antara ketiga kompone komponen n yang yang terdiri terdiri dari Etika Profesi, Profesi, Mutu Profesi Profesi dan Evidence-based Medicine (EBM) sebagaimana terlihat dalam Gambar 1. 2
Gambar 1. Konsep dan Filosofi Komite Medis RS: Etika, Mutu dan Evidencebased Medicine (EBM)
Disampaikan dalam Pelatihan Manajemen Mutu RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso di Cisarua, 16 – 17 September 2005. 1 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Peraturan Internal Staf Medis (Medical (Medical Staff Bylaws) Bylaws) di rumah sakit, Jakarta 25 April 2005. 2 Firmanda D. Sistem Komite Medik RS Fatmawati, 20 Februari 2003.
1
Meskipun pelayanan kesehatan sangat bervariasi dari dan dalam satu negara, propinsi propinsi maupun maupun daerah daerah di negara negara maju/indu maju/industri stri maupun maupun dunia dunia ketiga. ketiga. Akan Akan tetap tetapii ciri ciri dan dan sifat sifat masa masalah lah terse tersebu butt tidak tidak jauh jauh berbe berbeda da satu satu sama sama lainn lainnya ya dalam hal yang mendasar yakni semakin meningkatnya jumlah populasi usia lanjut lanjut (peruba (perubahan han demograf demografi), i), tuntutan tuntutan dan harapan harapan pasien pasien akan pelayan pelayanan, an, perkembangan teknologi kedokteran dan semakin terbatasnya sumber dana.
Dalam Dalam penge pengelol lolaan aan suatu suatu saran sarana a keseh kesehata atan n (ruma (rumah h sakit sakit maupu maupun n klini klinik) k) seor seoran ang g mana manaje jerr maup maupun un dokt dokter er akan akan (bah (bahka kan n haru harus) s) memb membua uatt suat suatu u ‘keputusan’ dalam penyelenggaraan rumah sakit/klinik tersebut maupun dalam penata penatala laksa ksana naan an pasien pasien seba sebagai gai indivi individu du maupu maupun n kelomp kelompok ok.. Keput Keputusa usan n ters terse ebut but
akan
mempu mpunyai yai
dam dampak, ak,
terha rhadap dap
pas pasien
itu itu
sendir ndirii
dan dan
lingkungannya (dalam hal ini keluarga, masyarakat dan penyandang dana atau asuransi asuransi)) serta serta lingkun lingkungan gan dimana dimana pelayan pelayanan an kesehat kesehatan an tersebut tersebut diberika diberikan/ n/ diselenggarakan (dari segi dimensi tempat: poliklinik rawat jalan, ruang gawat darura darurat, t, rawa rawatt inap, inap, ruang ruang peraw perawata atan n intens intensif, if, ruang ruang operas operasii dan dan lain lain lain; lain; sedangk sedangkan an dari dari segi segi dimensi dimensi fungsi: fungsi: akan akan mengger menggerakan akan/uti /utilisa lisasi si mulai mulai dari registrasi unit rekam medis, penunjang laboratorium, farmasi, bank darah, unit gizi, laundri, penyediaan air, penerangan listrik dan sebagainya sampai proses pasien itu pulang sembuh dan kembali kontrol atau kembali kepada perujuk asal atau keluar rumah sakit melalui kamar jenazah) dan penyelesaian administrasi keua keuang ngan an.. Ini Ini adal adalah ah satu satu pros proses es dala dalam m satu satu sist sistem em sara sarana na pela pelaya yana nan n kesehatan yang berlangsung secara simultan dan berurutan atas konsekuensi ‘keputusan’ diatas. Biaya atau dana untuk tenaga medis (dokter) hanya sekitar 20% dari seluruh anggaran yang dikeluarkan oleh satu sarana penyelenggara kesehatan (rumah sakit), sedangkan 80% lainnya sangat berhubungan dengan ‘keputusan’ dokter tersebut. ‘Kesalahan’ diakibatkan oleh faktor manusia hanya sekitar 10-20%, selebihnya (80%) dikarenakan oleh sistem, kebijakan ( policy ( policy ) dan prosedur yang tidak jelas serta tidak konsisten. Oleh karena itu dalam upaya mencapai hasil yang optima dalam dalam penyele penyelengga nggaraan raan pelayana pelayanan n kesehata kesehatan n terhadap terhadap pasien pasien baik secara secara individu maupun kelompok serta efisien dan berazas manfaat, maka diperlukan
2
suatu ‘keputusan’ yang baik dan tepat didalam ‘sistem’ yang jelas dan konsisten. Hal ini akan terwujud terwujud bila mempunyai mempunyai jiwa jiwa kepemim kepemimpina pinan n ( leadership) leadership ) yang visioner, ‘survivalist’ , konsisten dan konsekuen. Sistem itu sendiri terdiri dari tiga komponen yakni struktur, proses dan hasil ( outcome) outcome ) yang sama pentingnya serta saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Sistem Komite Medik, Sistem SMF/KSM dan Sub Sistem Tim Tim Komite Medik (Clinical Governance)
Dalam rangka meningkatkan mutu profesi baik secara keseluruhan, kelompok maupun individu profesi, Komite Medik membuat kebijakan melalui Sidang Pleno Komite Komite Medik dan menetapkan menetapkan Sistem Sistem Profesi Profesi di tingkat tingkat Komite Komite Medik, SMF dan Tim Tim Komite Medik. Pada prinsip dasarnya sistem tersebut menjelaskan secara secara eksplis eksplisit it mengena mengenaii struktur struktur,, fungsi, fungsi, tugas, tugas, wewenan wewenang g dan tanggun tanggung g jaw jawab ab
sert serta a jadw jadwal al dan dan alur alur kegi kegiat atan an untu untuk k bida bidang ng pela pelaya yana nan n profe profesi si,,
pendidik pendidikan an dan penelitian penelitian kedokter kedokteran an di rumah rumah sakit.
Konsep Konsep dasar Clinical
Governance Komite Medik terdiri dari gabungan dari sistem mutu, epidemiologi klinis (Evidenc (Evidence-based e-based Medicine/EB Medicine/EBM), M), dan peraturan peraturan serta serta perandungan perandungan yang yang berlaku. berlaku. Secara Secara sederhan sederhana a sebagai sebagaiman man dapat dapat dilihat dilihat pada Gambar Gambar 2 dan 3 berikut. 3
3
Firmanda D. Sistem Komite Medik RS Fatmawati, 20 Februari 2003.
3
Inspection
Quality Control
Quality Assurance
Total Quality
Understandin g the business
. Setting Standards . Conform with standards (Audit/Akreditasi) Maintained & Improve
Understandin g the customers
Quality System
Quality Tools
CQ I
BSI 5751 EN/ISO 9000 MBNQA EQA Benchmarking Benchmarking Award Deming Prize Award
Health Needs Assessmen
Clinical Governance
Balanced Scorecard (SFO)
CHImp Evidence-based Clinical Specialities Readers’ Guides to Medical
Clinical Epidemiology
Users’ Guides to Medical Literatures
Evidencebased Medicine
80an
90an
Evidence-based Health Care (EBHC): Policy Health Technology Assessment
Information Mastery
Abad 21
Gambar 2. Konsep gabungan sistem mutu dan Evidnce Evidnce based-medicine dalam Clinical Governance Governance Komite Medik
4
Monitoring Quality tools/SPC Balanced Scorecard
Medical Audit Retrospective Concurrent Cohort/Prospective
Implementation
Critical Appraisal
Evaluation
EBM
Search the evidence Validity Importancy A pplicability
Problem(s) Formulation
Risk Management/Hospital by laws: Etika Kedokteran/Kesehatan UU Kesehatan UU Hak Perlindungan Konsumen UU (Praktik) Kedokteran
Overview Systematic review Metaanalysis
Guidelines
Profesi
SOP/ SPM
RS Komite Medis
Monitoring Quality tools/SPC Balanced Scorecard
Medical Audit Retrospective Concurrent Cohort/Prospective
Implementation
Evaluation
EBM
Critical Appraisal
Search the evidence Validity Importancy A pplicability
Problem(s) Formulation
Risk Management/Hospital by laws: Etika Kedokteran/Kesehatan UU Kesehatan UU Hak Perlindungan Konsumen UU (Praktik) Kedokteran
Overview Systematic review Metaanalysis
Guidelines
Profesi
SOP/ SPM
RS Komite Medis SMF/Instalasi
Health Technology Assessment
Gambar 3. Kontruksi/Struktur implementasi Clinical Governance Komite Medik
5
Dalam Dalam Sistem Sistem Komite Komite Medik Medik menerang menerangkan kan tentang tentang mekanis mekanisme me pengamb pengambilan ilan keputusan melalui Sidang Pleno Komite Medik yang diadakan setiap Senin jam 12.30 12.30 – 13.30 13.30 WIB. WIB. Hasi Hasill sidan sidang g pleno pleno terse tersebu butt bersi bersifat fat meng mengika ikatt berla berlaku ku kepada seluruh anggota profesi di lingkungan lingkungan rumah sakit. Secara singkat dapat di lihat pada Gambar 4 – Gambar 12 sebagai berikut:
Dalam Dalam Sistem Sistem Komite Komite Medik Medik menerang menerangkan kan tentang tentang mekanis mekanisme me pengamb pengambilan ilan keputusan melalui Sidang Pleno Komite Medik yang diadakan setiap Senin jam 12.30 12.30 – 13.30 13.30 WIB. WIB. Hasi Hasill sidan sidang g pleno pleno terse tersebu butt bersi bersifat fat meng mengika ikatt berla berlaku ku kepada seluruh anggota profesi di lingkungan lingkungan rumah sakit. Secara singkat dapat di lihat pada Gambar 4 – Gambar 12 sebagai berikut:
Gambar 4. Struktur dan Ruang Lingkup Komite Medis
6
Gambar 5. Tim Tim Komite Medis
Gambar 6. Struktur SMF/KSM
7
Gambar 7. Ruang Lingkup SMF
Gambar 8 . Contoh buku Sistem Komite Medik dan Sistem SMF
8
Gambar 9. Struktur Organisasi Komite Medik, Ketua SMF dan Tim Komite Medik
Gambar 10. Pedoman Audit Audit Medis, Pedoman Pelaksanaan Pelaksanaan Patients Patients Safety dan Pedoman Kerja Tim Komite Medik. 9
Gambar Gambar 11. Sistem Sistem Penelit Penelitian, ian, Sistem Sistem Pendidik Pendidikan an Kedoktera Kedokteran n dan Panduan Panduan Pendidikan Klinis Dasar.
10
Gambar 12. Contoh Format Uraian Tugas, Fungsi dan Rencana Kerja Tim Tim Komite Medik
11
Struktur dan Model/Paradigma Sistem Komite Medis RS Fatmawati I. Kebijakan (Policy) 1. Visi dan Misi Komite Medis Rumah Sakit Fatmawati tidak terlepas dan menjadi satu kesatuan dengan Visi dan Misi Rumah Sakit Fatmawati. 2. Sistem Komite Medis terintegrasi dan menjadi satu kesatuan dengan Sistem Rumah Sakit Fatmawati di bidang profesi Medis. 3. Ketetapan Komite Medis Rumah Sakit Fatmawati merupakan pedoman bagi bagi selu seluru ruh h SMF di ling lingku kung ngan an Ruma Rumah h Saki Sakitt Fatm Fatmaw awat atii dala dalam m menjalankan fungsi keprofesian di bidang pelayanan Medis.
Sidang ng Pleno Pleno meru merupa paka kan n sida sidang ng tert tertin ingg ggii Komi Komite te Medi Medis s dala dalam m 4. Sida pengambilan keputusan yang menyangkut hal Kebijakan Komite Medis dan Sistem Komite Medis. a. Pese Pesert rta a Sida Sidang ng Plen Pleno o terd terdir irii dari dari Ketu Ketua, a, Sekr Sekret etar aris is dan dan Angg Anggot ota a Komite Komite Medis. Medis. Ketua dan Anggo Anggota ta Komite Komite Medis mempun mempunyai yai hak bicara bicara dan dan hak hak suar suara a sedan sedangka gkan n Sekre Sekreta taris ris Komi Komite te Medis Medis hanya hanya mempunyai hak bicara. b. Sidang Sidang Pleno dipimp dipimpin in oleh Ketua Komite Komite Medis Medis dengan dengan didamping didampingii Sekretaris Komite Medis. c. Sidan Sidang g Pleno Pleno diangg dianggap ap sah sah jika jika dihadi dihadiri ri oleh oleh sekura sekurang ng kuran kurangn gnya ya separuh dari dari Anggota Komite Komite Medis ditambah ditambah satu. Bila korum korum tidak tercapai tercapai,, maka secepat secepat cepatnya cepatnya dalam 15 (lima (lima belas) belas) menit menit dan selambat lambatnya 24 (dua puluh empat) jam, sidang dinyatakan dinyatakan sah tanpa memandang korum. d. Keputu Keputusan san Sidan Sidang g Plen Pleno o diamb diambilil seca secara ra musy musyaw awara arah h dan mufakat. mufakat. Dalam Dalam hal hal yang yang tidak tidak memun memungk gkink inkan, an, kepu keputus tusan an diamb diambilil denga dengan n pemungutan suara menurut suara terbanyak.
II. Kode Etik Profesi Medis 1.
Kode Kode Etik Etik Prof Profesi esi Med Medis is Rum Rumah ah Sakit Sakit Fatm Fatmaw awat atii merup merupaka akan n satu satu kesa kesatua tuan n dengan dengan Kode Etik Kedokter Kedokteran an Indones Indonesia ia (KODEK (KODEKI) I) dan Sumpah/ Sumpah/Janj Janjii Dokter yang berlaku mengikat bagi seluruh profesi Medis di Indonesia.
2.
Sidan Sidang g Etika Etika Profes Profesii Komi Komite te Medi Medis s merup merupak akan an sida sidang ng Komite Komite Medis Medis dal dalam am penga pengambi mbilan lan keputu keputusan san yang yang menya menyang ngku kutt hal hal etika etika profes profesii Medis Medis di lingkungan Rumah Sakit Fatmawati. 2.1Pe 2.1Peser serta ta Sida Sidang ng Etika Etika Profe Profesi si Komi Komite te Medis Medis terdir terdirii dari dari Ketua Ketua,, Sekretar Sekretaris is dan Anggota Anggota Komite Komite Medis. Medis. Ketua dan Anggota Anggota Komite Komite Medis Medis mempun mempunya yaii hak bicara bicara dan hak hak suara suara sedan sedangka gkan n Sekre Sekretar taris is Komite Medis hanya mempunyai hak bicara.
12
2.2Sidang Etika Profesi Komite Medis dipimpin oleh Ketua Komite Medis atau yang yang diberi wewenan wewenang g dengan dengan didamping didampingii Sekretaris Sekretaris Komite Komite Medis.
Sidang Etika Etika Profesi Profesi Komite Medis Medis diangga dianggap p sah jika dihadiri oleh 2.3Sidang sekurang kurangnya separuh dari Anggota Komite Medis ditambah satu. Bila korum tidak tercapai, maka secepat cepatnya dalam 15 (lima belas) menit menit dan selam selambat bat lamba lambatny tnya a 24 (dua (dua puluh puluh empa empat) t) jam, jam, sidan sidang g dinyatakan sah tanpa memandang korum. Keputu tusa san n Sida Sidang ng Etik Etika a Profe Profesi si Komi Komite te Medi Medis s diam diambi bill seca secara ra 2.4Kepu musyawarah musyawarah dan mufakat berdasarkan penilaian format. format . Dalam hal yang yang tidak tidak memungk memungkinka inkan, n, keputus keputusan an diambil diambil dengan dengan pemungu pemungutan tan suara menurut suara terbanyak. 3.
Keputusan Sidang Etika Etika Profesi Komite Komite Medis diserahkan diserahkan kepada Ketua Ketua Medis Medis untuk untuk disam disampai paikan kan dalam dalam bentu bentuk k rekomendasi sebagai sebagai bahan bahan pertimbangan Direksi.
4.
Format Penilaian Sidang Etika Profesi Komite Medis
Sedangkan untuk Sistem SMF sangat bervariasi tergantung dari sumber daya, sifat sifat dan objekt objektif if dan dan struk struktu turr SMF masin masing g masi masing ng sesuai sesuai dengan dengan kondis kondisii fung fungsi sion onal alny nya, a, akan akan teta tetapi pi form format at dasa dasarn rnya ya adal adalah ah sera seraga gam m terd terdir irii dari dari sebagaimana berikut: I.
Kebijakan: Visi, Misi, Sistem Pelayanan, Pendidikan dan penelitian SMF
II.
Struktur SMF: i. Organ ganisa isasi ii. ii. Renc Rencan ana a Strat Strateg egis is SMF SMF iii. Standar
Pelayanan
Medis
( Stan Standa dard rd
of
Oper Operat atin ing g
Procedures/SOP ) Procedures/SOP ) sesuai Evidence-based Medicine/EBM . Medicine/EBM . iv. iv. Jadwa Jadwall Kegi Kegiata atan n Ilmi Ilmiah: ah: a. Rond Ronde e Besar esar,, b. Journal Reading dan
Kasus s Kema Kemati tian an dan dan atau atau Kasu Kasus s Suli Sulitt ( 1st c. Kasu Party Medical
Audit ). ).
13
v. Jadwa Jadwall Kegia Kegiatan tan Pelay Pelayana anan n Medis: Medis: a. Poliklinik, Poliklinik, b. Ruang Rawat Inap dan c. Dinas Jaga Konsulen. vi. vi. Jadwa Jadwall Kegia Kegiatan tan Pend Pendid idika ikan: n: a. Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDSp): i. Rotasi PPDSp ii. Journal Reading iii. Ronde Ruangan b. Kepaniteraan S1: i. Rotasi Mahasiswa ii. Bimbingan Pemeriksaaan Fisik iii. Sajian Kasus iv. Referat v. Laporan Jaga vi. Ujian Mingguan dan Ujian Akhir vii. Yudisium
vii. vii. Jadwal Jadwal Renca Rencana na Pendid Pendidikan ikan dan Peneliti Penelitian an viii viii.. Pemb Pembuk ukua uan n Nera Neraca ca Keua Keuang ngan an dan dan Jad Jadwal wal Pelap elapor oran an Berkala. ix. ix. Jadw Jadwal al Cut Cutii Tahu Tahuna nan. n. Jadwal al Moni Monito tori ring ng dan dan Audi Auditt Inte Intern rnal al dala dalam m rang rangka ka x. Jadw perbaikan dan peningkata peningkatan n kegiatan kegiatan ( corrective, corrective, preventive and advancing action) action ) SMF.
Proses ini diharapkan berkesinambungan agar terbentuk suatu ‘quality trained community’ dan community’ dan tercipta budaya transformasi ‘ quality is everyone’s responsibility’ yang yang akan akan menu menuju ju kearah kearah Clinical Excellence Excellence dengan dengan ‘ process driven’ dan ‘customer-focused oriented’ .
14
Format “Etika Profesi Medis” 2. Kasus: pidana/perdata/profesi/malpraktek/pengaduan*……………………… ………. 3. Tanggal/Nomor Berkas: ………………………………….. 4. Nama: …………………………………………… 5. SMF : …………………………………………….. 6. Nomor KTA IDI/KTA Ikatan/Perhimpunan Spesialis: …………………… 7. Materi:
Materi
Etika Kedokteran (Ethics)
Hukum Kedokteran/Kesehatan (Laws)
Kebijakan (Policy)
Studi empirik (Empirical studies)
Consent Disclosure Capacity Voluntariness Substitute decision making Advance care planning Truth Telling Confidentiality …..dst 8. Kesi Kesimp mpul ulan an:: Responsiveness: ……………………………………………………………….dst Responsibility : …………………………………………………………………...dst Duty of care:………………………………………………………………………dst care :………………………………………………………………………dst Keputusan: ……………………………………………………………….dst 9. Keputusan:……………………………………………………………….dst 10. Saran/Anjuran: ………………………………………………………………….dst
Jakarta, ………………………..…. Ketua Sidang Etika Profesi Medis:
(……………………………..)
15
Sebagai contoh Tim Komite Medik dalam kegiatan lintas fungsi di RS Fatmawati:
1. Tim Farma Farmasi si dan dan Terap Terapi. i.
Tim Farmasi dan Terapi RS Fatmawati merupakan salah satu dari 10 tim yang berfungs berfungsii secara secara lintas lintas fungsi fungsi dan melibatk melibatkan an multidis multidisplin plin profesi profesi di Komite Komite Medik RS Fatmawati, di bawah koordinasi Panitia Pemberdayaan Profesi Komite Medik. Sejak periode 2003, peran Tim Farmasi dan Terapi tidak hanya terbatas dalam penyusunan Daftar Formularium Rumah Sakit, akan tetapi diperluas dari mulai pengusulan di tingkat SMF sampai kebijakan pengambilan keputusan dari segi segi jeni jenis, s, maca macam m dan dan harg harga a obat obat yang yang bere bereda darr di ruma rumah h saki sakit. t. Dala Dalam m pelaksan pelaksanaan aan kegiatan kegiatan Tim Farmas Farmasii dan Terapi Terapi RS Fatmawa Fatmawati ti berada berada dalam dalam Sistem RS Fatmawati dan Sistem Komite Medik RS Fatmawati sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar 13 di bawah.
Gambar 13. Skema Sistem dan kebijakan pelayanan di RS Fatmawati.
16
Kons Konsep ep Tim Tim Farma armasi si dan dan Tera Terap pi tent tentan ang g peng pengel elol olaa aan n obat obat di RS Fatmawati: Prinsip Kebijakan: Dikelola secara secara transparan, transparan, adil dan akauntab akauntabel el (TFA (TFA – transparency, 1. Dikelola fairness and accountable) accountable ) 2. Meli Meliba batk tkan an prof profes esii medi medik, k, pera perawa watt dan dan farm farmas asii dari dari selu seluru ruh h pros proses es pengelolaan (perencanaan sampai dengan audit). 3. Laporan tertulis secara berkala berkala dan tepat waktu (setiap triwulan). triwulan). 4. Meningk Meningkatka atkan n kesejahte kesejahteraan raan karyaw karyawan an rumah rumah sakit 5. Seti Setiap ap kepu keputu tusa san n kebi kebija jaka kan n dibu dibuat at berd berdas asar arka kan n musy musya awara warah h dan dan mufakat. 6. Formu Formular larium ium RS Fatm Fatmaw awati ati:: evalu evaluasi asi/re /revis visii setia setiap p tahun tahun (sekit (sekitar ar bulan bulan Agustus/September)
Struktur
Mengingat pengelolaan obat tersebut sangat strategis dan sensitif, maka agar Tim Farma Farmasi si dan Terap Terapii dapat dapat berfu berfung ngsi si optim optima a dan dan efekti efektiff maka maka susun susunan an stru strukt ktur ur org organisas isasii
Tim Farmasi
dan
Terapi rapi di
RS
Fat Fatmawat awatii
harus rus
mengikutsertakan partisipasi dari berbagai profesi. Tim Farmasi dan Terapi di RS Fatm Fatmaw awat atii terd terdir irii dari dari selu seluru ruh h 20 Ketu Ketua a SMF, MF, 9 farm farmas asis is,, Komi Komite te Keperawatan, Keperawatan, Bidang Perawatan Perawatan dan dari jajaran administrasi struktural dengan uraian uraian tugas tugas dan tangg tanggun ung g jawa jawab b yang yang jelas jelas agar agar Tim Farma Farmasi si dan Terap Terapii tersebut berfungsi dengan baik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 1.
Model (5 Langkah 12 Kegiatan - 5 Steps 12 Activities)
Tim Farm Farmas asii dan dan Terap Terapii di RS Fatma Fatmawa wati ti mene menerap rapkan kan kegia kegiatan tanny nya a dalam dalam bentuk/model yang dinamakan 5 Langkah 12 Kegiatan sebagai suatu lingkaran (Gambar 14).
17
Audit Sumaif
Pemilihan/jenis
Audit Promotif Pemantauan keamanan
11
Perencanaan Pengadaan(jumlah)
1
12
2
10
Pengadaan (jenis + jumlah)
3 Pemantuan efektifitas
9 4
Penyimpanan
8 Pemantauan rasionalitas
7
6
5
Penyaluran + informasi Dokter
Dispensing
Prescribing
Farmasis Paramedis
Gambar 14. Model Lima Langkah Dua Belas Kegiatan
Implementasi Tim Farmasi dan Terapi: Peri Perinc ncia ian n pela pelaks ksan anaa aan n 5 Lang Langka kah h 12 Kegi Kegiat atan an (5L1 (5L12K 2K)) ters terseb ebut ut adal adalah ah sebagaimana dalam Tabel 1 berikut.
18
Tabel 1. 5 Langkah 12 Kegiatan Tim Farmasi dan Terapi RS Fatmawati.
Langkah A. Perencanaan
Kegiatan
Pelaksana
Waktu
Keteranga n
2. Pemi emilihan han dan pengusulan obat
SMF
2 mg
Form A
3.
TFT dan IF
1 mg
Form B
TFT dan IF
3 bln
Form C
IF
Setiap waktu
Log Book
TFT dan IF
Setiap waktu
Form D
Dokter SMF
Setiap waktu
UDD
TFT dan IF
Setiap waktu
Rekapitulasi harian
Perencanaan pengadaan obat
B. Pengadaan 3. Peng engadaa adaan n ob obat
4. Peny Penyim impa pana nan n oba obatt
5. Penyaluran (distribusi) obat
C. Pemakaian 6. Penggunaan (Prescribing) dan informasi obat
7. Pemberian (Dispensing) dan informasi obat
D. Monitoring 8. Pemantauan rasionalitas
E. Evaluasi (Audit)
Koord E&M Setiap SMF, MF, TFT TFT dan dan bln IF
9. Pemantauan efektifitas
Kepala Setiap Ruangan, Koord bln E&M SMF, TFT dan IF
10. Pemant Pemantaua auan n keamanan obat
Kepala Setiap Ruangan, Koord waktu E&M SMF, TFT dan IF TFT dan IF
3 bln
TFT dan IF
6 bln
Form E
Form F
Form G
11. Audit Audit Promot Promotif if dan dan Preventif
12. Audit Audit Sumat Sumatif if
19
Khusus untuk Langkah A dan B menggunakan kaidah pengambilan keputusan berdasar-kan kesepakatan bersama Tim Farmasi dan Terapi yakni pendekatan Evidence Based Medicine sebagaimana Gambar 15 di bawah dengan komposisi pengusulan 1:1:2
Value
Medical Decision – Making Techniques
Refining Probability
Treatment & Testing Thresholds
Decision Analysis
Cost Effectiveness Analysis
Research E B M
Experiences
Accessing Medical Information
Searching MEDLINE
Assessing the Validity of Medical Information
Guide for Assessing the Validity of a Study
Searching the Internet
Keeping up with the Medical Literature
Application of the Guide to Studies of : Diagnostic Tests Intervention Prognosis
Evaluating Integrative Literature : Overrview Overrview & Meta Analysis Decision Analysis Cost Effectiveness Analysis
Gambar Gambar 15. Mekanism Mekanisme e pengamb pengambilan ilan keputusa keputusan n pemiliha pemilihan n obat berdasar berdasarkan kan pendekatan Evidence-based Medicine (EBM)
Seda Sedan ngkan gkan untu untuk k
Lang Langka kah h
C
Kegi Kegiat atan an 6
melal elalui ui
pend pendek ekat atan an skem skema a
sebagaimana pada Gambar 16 di bawah yang telah disepakati pada Sidang Pleno Komite Medik 2003 dan direvisi kembali Sidang Pleno Komite Medik 21 Maret 2005.
20
Gambar 16. Skema Langkah C Kegiatan 6.
21
Dalam rangka upaya peningkatan mutu ( quality assurance) assurance ) Tim Farmasi dan Terapi Terapi telah telah membuat membuat beberapa beberapa kriteria kriteria dan indikat indikator or sebagaim sebagaimana ana Tabel Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Upaya peningkatan mutu ( quality assurance) assurance ) Tim Farmasi dan Terapi RS Fatmawati
Kriteria/Indikator
Str uktur
Pr o s es
Outcome
( a)
(b)
(c)
1:1:2
Rapat SMF
Daftar usul SMF (Form A)
Jadwal tugas TFT
Rapat TFT Negosiasi
Daftar Formularium Form C dan D, Log Book
Daftar Formularium Formularium Form C dan D, Log Book
Implementasi EBM: NNT, NNH, CEA
Rekapitulasi harian
Form E an F
Implementasi
Sesuai jadwal dan Daftar Formularium
Form G
Implementasi
Kebijakan/Policy (revisi)
A. Perencanaan B. Pengadaan
C. Pemakaian
D. Monitoring E. Evaluasi (Audit)
Perkembangan Tim Farmasi dan Terapi RS Fatmawati
Sesuai dengan SK DirJen Yan. Medik No0428/YanMed/RSKS/SK/1989 Bab III Pasal 9 dan juga dengan standar S 5 P1 dari persyaratan akreditasi Pelayanan Farmasi Farmasi Rumah Rumah Sakit Sakit tentang tentang penerapan penerapan sistem sistem satu pintu untuk untuk pelayana pelayanan n obat obatan di rumah sakit. Istilah satu pintu berarti satu kebijakan, kebijakan, satu standar prosedur operasional dan satu sistem informasi. Secara singkat perkembangan pelayanan tersebut tersebut sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 berikut;
22
Tabel 3. Tahapan pelayanan Farmasi Klinik di RS Fatmawati
Pelaksanaan
Kegiatan
9 Desem Desembe berr 1985 1985 Penerapa Penerapan n sistem unit dosis dan satu pintu dimulai dimulai dari khusus khusus s/d 1 Oktober 1993
Ruang VIP s/d seluruh ruang rawat inap
2 November 1992
Pelayanan Informasi Obat untuk profesi kesehatan di rumah sakit.
9 Desember 1995
Pelayanan Konseling Obat bagi pasien penyakit jantung
4 April 1996
Edukasi Klinik pasien diabetes RJ
28 Mei 1997
Pelayanan Konseling Obat bagi pasien penyakit epilepsi
27 Juni 1997
Pelayanan Therapeutic Drug Monitoring
16 Agustus 1999
Kegiatan Penyuluhan Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS)
Agustus 2001
Konseling obat bagi pasien diabetes dan hipertensi Rawat Inap
30 Mei 2001
Pelayanan pencampuran sitostatika sitostati ka dan TPN
10 September
Kegiatan Ward Round di Ruang Rehabilitasi Medik
2001
23
Tabel 4 Tahapan sistem unit dosis dan satu pintu. Depo
Ruangan
Unit Dosis
Satu Pintu
1
1, 6, 7 dan 8
6 Des 1988
3 Agustus 1992
2
2, 3, 5, Rehabilitasi
2 Ap April 1990
16 Desember 1993
14 Januari 1992
11 Mei 1992
Farmasi
Medik dan ICU 3
4 dan THT
4
VIP dan CEU
9 Desember
9 Desember 1985
1985 5
Askes
1 Januari 2003
1 Januari 2003
6
Unit Emergensi
-
1 Mei 2003
7
Rawat Jalan
-
1 Januari 2004
Evaluasi
Hasil evaluasi tahun 2004 berdasarkan rencana dari Tabel 2 diatas:
i.
Lang Langka kah h A: Keg Kegiat iatan A(a) (a), A(b A(b) dan dan A(c) A(c) sud suda ah terl terla aksa ksana sesua suai rencana.
ii. ii.
Lang Langka kah h B: Kegiat iatan B(a) (a), B(b) dan B(c) suda sudah h terl terla aksa ksana sesua suai rencana.
iii.
Langkah C: Kegiatan C(a), dan C(c) sudah terlaksana sesuai rencana. Sedangkan kegiatan C(b) masih dalam tahap pengenalan sosialisasi peng penget etah ahua uan n apli aplika kasi si EBM EBM dala dalam m hal hal tera terapi pi,, effectiv effectivenes eness s
analysis analysis
(CEA (CEA))
untu untuk k
harm dan cost
dite ditera rapk pkan an dala dalam m
Stan Standa dar r
Pelayanan Medis (SPM) masing masing SMF. (Diajukan dalam Sidang Plen Pleno o Komi Komite te Medi Medik k 17 Janu Januar arii 2005 2005 dan dan 21 Mare Marett 2005 2005;; sert serta a publikasi artikel dalam Fatmawati Journal of Science edisi terakhi t erakhir). r).
24
Langkah Langkah D: kegiatan kegiatan di setiap setiap SMF masing masing dan dilakuka dilakukan n
iv.
audi auditt medi medis s oleh oleh Tim Tim Reka Rekam m Medi Medis s Kom Komite ite Medi Medik k menge engena naii kelengka kelengkapan pan status, status, sedangk sedangkan an Tim Etik dan Mutu Profesi Komite Komite Medik Medik menge mengena naii bidan bidang g keilmu keilmuan an medis medis secar secara a cross cross sectiona sectional l random sampling terhadap sampling terhadap beberapa SMF.
v.
Eval valuasi Formular larium ium Edisi III III 2003: 03: i.
13.% tidak pernah diresepkan
ii.
6.5% obat bersifat slow moving .
iii.
Tindak la lanjut (i (i) da dan (i (ii): a. Untu Untuk k (i) (i) : dike dikelu luar arka kan n dari dari Form Formul ular ariu ium m III, III, SMF SMF peng pengus usul ul dipe diperi ring ngat atka kan n
dan dan
tida tidak k
mend mendap apat at
kese kesemp mpat atan an
untu untuk k
men mengusu gusulk lkan an obat obat baru baru seju sejuml mlah ah yang yang dike dikelu luar arka kan n dari dari Formularium. b. Untuk
(ii) ii):
SMF
pen pengusul sul
dipe ipering ingatka tkan
dan
dim diminta
pertanggung jawabannya atas pengusulan obat tersebut. Bila alasan alasanny nya a tidak tidak bisa bisa diter diterim ima a forum forum rapat rapat Tim, Tim, maka maka SMF pengusul tersebut tidak diberi kesempatan untuk mengusulkan obat baru.
Tentang keselamatan pasien ( Patient Safety ): ):
vi.
i.
Tim Pengendalian Infeksi Nosokomial Komite Medik adalah sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah.
25
Tabel 5. Data Tim Pengendalian Infeksi Nosokomial Nosokomial Komite Medik tahun 2004
B ul ula n
Infeksi lu luka op operasi (ILO)
Dekubitus
Infeksi karena jarum infus
Infeksi karena pemasangan kateter
Pasien jatuh
Num
Denum
%
Num
Denum
%
Num
Denum
%
Num
Denum
%
Num
Denum
%
Jan
1
213
0.46
2
644
0.31
16
1661
0.96
0
280
0
0
163
0
Feb
1
183
0.54
4
707
0.56
16
1821
0.87
0
285
0
0
179
0
Maret
2
211
0.94
1
739
0.13
25
1889
1.32
0
248
0
0
131
0
April
0
248
0
4
663
0.60
21
1697
1.23
0
225
0
1
193
0.51
Mei
2
168
1.19
0
594
0
12
1612
0.74
0
228
0
0
272
0
Juni
1
197
0.5
2
575
0.34
20
1489
1.34
0
247
0
0
216
0
Juli
8
241
3.3
1
645
0.15
12
1538
0.78
0
255
0
0
257
0
Agust
2
245
0.82
2
730
0.27
12
1713
0.7
0
257
0
0
251
0
Sept
2
233
0.85
4
795
0.50
12
1522
0.78
0
387
0
0
270
0
Okto
4
218
1.83
1
547
0.18
15
1532
0.97
0
226
0
0
177
0
Nop
0
154
0
5
584
0.85
13
1183
1.09
0
225
0
0
282
0
Des
2
124
1.61
3
649
0.46
17
1556
1.09
0
259
0
0
299
0
Jumlah
25
2439
1.03
29
7872
0.36
191
19213
0.99
0
3122
0
1
2690
0.03
Sumber: Tim Pencegahan Infeksi Nosokomial Komite Medik, 15 Maret 2005.
ii. ii.
Seda Sedang ngka kan n pet peta/ a/po pola la kum kuman an dan dan res resis iste tens nsii di di RS RS Fat Fatma mawa wati ti untu untuk k tahun 2004 dan semester pertama 2005 sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8 berikut.
26
Tabel 6. Pola kuman di R Fatmawati tahun 2004.
Sumber: SMF Laboratorium Klinis dan Instalasi Laboratorium Klinis, 16 Maret 2005.
27
Tabel 7. Pola kuman berdasarkan ruang rawat inap di RS Fatmawati tahun 2004.
Sumber: SMF Laboratorium Klinis dan Instalasi Laboratorium Klinis, 16 Maret 2005.
Tabel 8. Pola kuman di RS Fatmawati Januari – Maret 2005.
Sumber: SMF Laboratorium Klinis dan Instalasi Laboratorium Klinis, 16 Maret 2005.
28
Renca Rencana na tinda tindak k lanjut lanjut Tim Farma Farmasi si dan dan Terap Terapii RS Fatm Fatmaw awati ati selan selanjutn jutnya ya adalah: 1.
Evalu Evaluas asii dan dan rev revisi isi/ad /aden endum dum Formu Formular larium ium..
2.
Jumlah Jumlah item item obat obat akan akan dikur dikurang angii dari dari yang yang ada seka sekarang rang 1068, 1068, teruta terutama ma yang 170 item antibiotik akan disesuaikan berdasarkan 6 (i) dan 6 (ii) serta Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8 diatas mengenai pola kuman di RS Fatmawati.
3.
Kebi Kebija jaka kan n 1:1: 1:1:2 2 diti ditinj njau au men menja jadi di 1:0 1:0:2 :2..
4.
Ward Round Farmasi Klinis diperluas hingga ke seluruh ruang rawat inap.
5.
Mener Menerap apkan kan unit unit dos dosis is di Unit Unit Eme Emerge rgensi nsi dan dan Rawa Rawatt Jalan Jalan..
29
2. Kegia Kegiatan tan Audit Audit Medis Medis Audit Audit medik medik merupaka merupakan n salah salah satu suatu kegiata kegiatan n sistema sistematik tik dari beberapa beberapa komponen yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan di dalam satu sistem lingkaran Clinical Clinical Governa Governance nce dala dalam m rang rangka ka upay upaya a meni mening ngka katk tkan an mutu mutu pelayanan profesi medis di institusi pelayanan kesehatan (dalam hal ini rumah sakit). Audit sebagai alah satu upaya dalam rangka meningkatkan mutu profesi berkes berkesina inambu mbunga ngan n berda berdasar sarkan kan Evid Evidenc ence e – base based d Medic Medicine ine ( EBM EBM ) dan dan Evid Eviden ence ce – base based d Heal Health th Care Care ( EBHC BHC ). Audit udit dapa dapatt dila dilaku kuka kan n scar scara a pendekatan ‘bottom ‘bottom up’ dan up’ dan ‘top ‘top down’ dengan down’ dengan mekanisme sebagai berikut:
30
Setiap kegiatan audit medis (baik 1 st Party Medical audit, 1 st Party Managerial Audit maupun 2nd Party Audit) dicatat sesuai dengan format Formulir berikut.
31
32
33
34
35
Lan Langkah gkah
Sela Selanj njut utny nya a
Komi Komite te
Medik edik
RS
Fatm Fatmaw awat atii
dala dalam m
rang rangka ka
meningkatkan mutu pelayanan profesi.
Untu Untuk k mele meleng ngka kapi pi pros proses es impl implem emen enta tasi si hal hal diat diatas as sert serta a seka sekali ligu gus s untu untuk k berparti berpartisipa sipasi si aktif aktif dalam dalam rangka rangka antisipa antisipasi si globalis globalisasi asi dan Undang Undang Undang Undang Praktik Praktik Kedokte Kedokteran ran serta serta Rancang Rancangan an Undang Undang Undang Undang Rumah Rumah Sakit Sakit Komite Komite Medik RS Fatmawati telah membuat konsep, struktur dan modelnya yang lebih menitik beratkan dampak (impact) Patient Safety dalam kerangka kerja Clinical Governance Komite Medik untuk bidang pelayanan pelayanan dan pendidikan pendidikan profesi. profesi. Disa isamping ing
berdasa dasark rka an
kece kecend nder erun unga gan n
has hasil
meni mening ngka kata tany nya a
kajia ajian n
anal nalisis isis
peng pengad adua uan n
Komit omite e
maup maupun un
Medi edik
adanya
tunt tuntut utan an
pasi pasien en
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 17 berikut
Gambar 17. Trend and Risk Analysis pengaduan
36
Maka Komite Medik RS Fatmawati Fatmawati telah mengadakan mengadakan Sidang Pleno sebanyak 5 kali khusu mengenai Patient Safety ,
pada tang tanggal gal 11 Juli2 Juli2005 005 memutus memutuskan kan
untuk mendesain khusus langkah langkah antisipasi sebagai berikut:
Resiko Manajemen Klinis Konsep
3 unsur: Persepsi
suatu kejadian
Kemungkinan Konsekuensi Matriks Struktur:
(probabilitas) terjadi (Likelihood Ratio)
(dampak atau akibat) kejadian (Impact)
Nilai Derajat Resiko = LR x I
resiko bisa timbul pada setiap segi dan sudut perjalanan pasien
selama dirawat Sistem:
Sistem Manajemen RS, Sistem Komite Medik, Sistem SMF,
Sistem Pendidikan, Sistem Penelitian dll Legalitas: Legalitas:
SP, SIP, SPTP
Kebijakan: Prosedur:
Model
tingkat RS, Instalasi, Komite Medik & SMF
SPO/SPM, Daftar Formularium RSF edisi 3 & adendum.
– Manajemen Resiko Klinis ( Clinical Risk Management/ CRM) Management/ CRM) Identifikasi Analisis:
Derajat Resiko, Tingkat Keparahan, Penyebab (RCA)
Penanganan Umpan
Resiko
balik
Pendidikan
dan pelatihan
Governance
Maka Konsep, Struktur dan Model Komite Medik mengenai mutu akan menjadi sebagai berikut:
37
38