BAB II REHABILITASI SENDI SIKU
James R. Andre, MD; Kevin E. Wilk PT; David David Groh, PT
2.1
Dislokasi Sendi Siku
2.1.1 Dasar Rehabilitasi
Kebanyakan dislokasi sendi siku terjadi akibat hiperekstensi di mana prosessus olekranon terdorong masuk ke dalam fossa olekranon yang menyebabkan troklear berada di atas prosessus koronoid. Kebanyakan dislokasi sendi siku terjadi ke arah posterior atau posterolateral. Dislokasi anterior terjadi hanya pada 1-2% pasien. 2.1.2 Klasiikasi
Klasifikasi umum dislokasi sendi siku membagi jejas menjadi dislokasi anterior anterior dan dislokasi posterior. Berdasarkan Berdasarkan posisi akhir olekranon saat istirahat istirahat terh terhad adap ap
dist distal al
hum humerus erus,,
disl dislok okas asii
post poster erio iorr
diba dibagi gi
menj menjad adii
post poster erio ior, r,
posterolateral (paling banyak, posteromedial (paling jarang atau lateral murni. !orrey !orrey membag membagii dislok dislokasi asi menjad menjadii dislok dislokasi asi kompli komplitt dan dislok dislokasi asi "per#hed$. Karena menyebabkan robekan ligament yang lebih ringan, dislokasi "per# "per#he hed$ d$ memi memili liki ki fase fase peny penyem embu buha han n dan dan rehab rehabil ilit itasi asi yang yang #epa #epat. t. ntu ntuk k dislokasi komplit, kapsul anterior terganggu. &rteri brakialis juga mungkin robek atau teregang. Banya Banyak k dislok dislokasi asi sendi sendi siku siku disert disertai ai dengan dengan beberap beberapaa tipe tipe keterli keterlibat batan an ligamentum ulnar kolateral. 'ebih spesifik, pita oblik anterior ligamentum ulnar kolateral juga ikut terlibat. ullos, dkk menemukan robekan pita oblik anterior ligamentum ulnar kolateral dijumpai pada )* dari )+ pasien yang sebelumnya mengala mengalami mi dislok dislokasi asi sendi sendi siku siku poster posterior ior.. erbai erbaikan kan ligame ligamentu ntum m ini kadang kadang-kadang diindikasikan pada atlet jika luka terjadi pada lengan dominan. al ini mengop mengoptim timalis alisasi asi kesemp kesempatan atan untuk untuk kembal kembalii mengik mengikuti uti leel leel kompet kompetisi isi atlet atlet sebelumnya. /raktur ikutan terjadi pada sekitar 20-0% pasien dengan dislokasi sendi siku, kebanyakan fraktur terjadi pada kepala radius.
!a"bar 2.1 truktur ulang endi umeroradialis u meroradialis dan umeroulnaris
!a"bar 2.2 Klasifikasi dislokasi sendi siku yang disederhanakan menentukan prognosis.
&, er#hed ( subluksasi. subluksasi. B, 'engkap (dislokasi ( dislokasi. . (Dikutip (Dikutip dari3 !orrey B/3 Biome#ha Biome#hani#s ni#s of the bo4 and forearm, forearm, Orho! "!ors Med 1+35*, 166*.
2.1.# $erti"ban%an Rehabilitasi U"u"
"eku ekuele ele
dislo isloka kasi si sen sendi siku siku #an$ #an$ !alin alin$ $ umum mum er% er%a adi
berkuran$n#a $erakan, eruama eksensi.
adala dalah h
!a"bar 2.1 truktur ulang endi umeroradialis u meroradialis dan umeroulnaris
!a"bar 2.2 Klasifikasi dislokasi sendi siku yang disederhanakan menentukan prognosis.
&, er#hed ( subluksasi. subluksasi. B, 'engkap (dislokasi ( dislokasi. . (Dikutip (Dikutip dari3 !orrey B/3 Biome#ha Biome#hani#s ni#s of the bo4 and forearm, forearm, Orho! "!ors Med 1+35*, 166*.
2.1.# $erti"ban%an Rehabilitasi U"u"
"eku ekuele ele
dislo isloka kasi si sen sendi siku siku #an$ #an$ !alin alin$ $ umum mum er% er%a adi
berkuran$n#a $erakan, eruama eksensi.
adala dalah h
ada ada mingg minggu u ke-1, ke-1, kontrak kontraktur tur fleksi fleksi pada pada sudut sudut rata-ra rata-rata ta ) umum terjadi dan pada tahun kedua, kontraktur fleksi pada sudut 1 sering kali mun#ul. Kondisi ini tidak akan membaik seiring dengan perjalanan 4aktu. 7ehabilitasi terfokus pada upaya mengembalikan luas gerak a4al dalam batas stabilitas sendi siku. tress algus pada sendi siku harus dihindari selama rehabilitasi. tabil tabilisas isasii setelah setelah reduks reduksii dislok dislokasi asi sendi sendi siku siku harus harus ditent ditentuka ukan n untuk untuk menjamin menjamin rehabilitasi rehabilitasi yang layak. layak. endi siku digerakkan melalui latihan rentang gerak sendi pasif se#ara lembut, menghindari stress algus. 7edislokasi sendi siku setelah latihan rentang gerak pasif sederhana mengindikasikan adanya instabilitas algu alguss berat berat dengan dengan ruptur ruptur ligame ligamentu ntum m kolate kolateral ral medial medial dan flekso fleksorr lengan lengan ba4ah. ntuk dislokasi yang stabil setelah reduksi, hasil terbaik di#apai dengan gerakan terproteksi lebih a4al sebelum 2 minggu. 8mobilisasi jangka panjang (lebih dari 2 minggu berkaian dengan kontraktur fleksi yang lebih berat dan nyeri saat follo4-up dan tidak mengurangi gejala-gejala instabilitas. Dislokasi sendi siku stabil efektif dengan latihan rentang gerak lebih a4al dan penguatan umum sebaga sebagaima imana na protok protokol ol rehabi rehabilit litas as sendi sendi siku siku lain. lain. tabil tabilita itass osseou osseouss inhere inheren n memungkinkan ekstensi dan fleksi lebih a4al jika stress algus di#egah setelah reduksi. Dislokasi yang tidak stabil membutuhkan membutuhkan perbaikan ligamentum kolateral medial. medial. 7ehabilitasi 7ehabilitasi dislokasi yang tidak stabil membutuhkan membutuhkan fase proteksi proteksi yang lebih panjang. panjang. !ulai pada minggu minggu pertama, pertama, bra#e 79! dengan sudut antara )6 digunakan. etiap minggu, pergerakan bra#e ini ditambahkankan sebanyak 0 ekstensi dan 1 fleksi. ertambahan ini dikontrol se#ara langsung oleh sintesis kolagen dan proses remodeling yang terjadi dalam jaringan yang terlibat. 7ekurensi dislokasi sendi siku jarang dijumpai, terjadi hanya 1-2% setelah dislok dislokasi asi sendi sendi siku siku sederh sederhana ana.. 8nstab 8nstabilit ilitas as rekure rekuren n lebih lebih sering sering dijump dijumpai ai jika jika dislokasi dislokasi a4al disertai disertai dengan dengan fraktur fraktur posterior posterior atau jika insidens pertama terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja. rogram rehabilitasi yang terlalu agresif dapat menyebabkan subluksasi reku rekuere eren, n, seda sedang ngka kan n prog program ram rehab rehabil ilit itasi asi yang yang terla terlalu lu kons konser erati atiff dapa dapatt
menimbulkan kontraktur fleksi: kejadian kontraktur fleksi lebih #enderung terjadi. ;kstensi sendi siku penuh kurang penting pada pasien non-atlet dan kemudian dapat sedikit dikorbankan untuk menjamin struktur sendi dan ligamentum diberikan 4aktu lebih lama untuk sembuh dan menurunkan risiko sublukasi atau dislokasi berulang.
$rotokol Rehabilitasi Dislokasi Sendi Siku Stabil ANDRE&S ' &ILK 8mobilisasi sendi siku dengan splint posterior selama )-* hari • ari 1-* !emulai latihan li$h $ri!!in$ • !emulai latihan rentang gerak aktif pada semua bidang • !emulai latihan isometrik bahu. indari stress algus pada siku • !enggunakan modalitas !ulsed ulrasound dan hi$h&vola$e • $alvani' simulaion (<= jika diperlukan plint harus dilepas untuk memulai latihan • ari 0-6 !emulai latihan rentang gerak aktif sendi siku beberapa kali • sehari setelah splint dilepas tanpa latihan rentang gerak pasif !emulai latihan rentang gerak aktif • fleksi>ekstensi>supinasi>pronasi dan slo( )!!er *od# Er$onomeer (B; !emulai latihan isometrik fleksi>ekstensi sendi siku pada • berbagai sudut !emulai penambahan latihan kekuatan bahu dengan stabilisasi • sendi siku: memulai latihan isotonis pergelangan tangan !elepaskan splint se#ara permanen • ari 1-1* !eneruskan latihan rentang gerak aktif • !emulai program rehabilitasi sendi siku penuh, termasuk • latihan rentang gerak pasif !emulai penambahan latihan daya tahan, seperti toleransi sendi • siku: memulai latihan supinasi dan pronasi !elakukan latihan isotonik: hati-hati melakukan rotasi eksternal • untuk men#egah stress algus terhadap sendi siku • *ra'e berengsel boleh digunakan dan dikun#i dari sudut 10-6 hingga * minggu jika ambang batas stabilitas menjadi perhatian idak diperbolehkan kembali berpartisipasi dalam olahraga • Kembali hingga kekuatan ( sren$h, daya ledak ( !o(er , dan daya tahan berolahraga (enduran'e 50-60% dari anggota gerak yang tidak terlibat • *ra'e digunakan dan dikun#i sesuai dengan parameter untuk men#egah hiperekstensi sendi siku dan stress algus ketika atlet kembali mengikuti kompetisi
$rotokol Rehabilitasi Dislokasi Sendi Siku Tidak Stabil ANDRE&S ' &ILK /ase 1- /ase egera as#areduksi ujuan • !inggu -) !elindungi jaringan yang mulai sembuh !engurangi nyeri>inflamasi !emperlambat atrofi otot !engatur splint atau bra#e 79! pada sudut kurang dari 1 • daripada batas rentang gerak aktif ekstensi sendi siku !elakukan fleksi sendi siku hingga toleransi pasien • !elakukan latihan rentang gerak aktif fleksi>ekstensi dan • supinasi>pronasi pergelangan tangan, ekstensi 0 dan fleksi 1 setiap minggu (sepanjang tidak dijumpai fraktur ikutan !en#egah stress arus>algus pada sendi siku • !emulai latihan lanjutan3 • 'atihan menggenggam 'atihan rentang gerak pergelangan tangan 'atihan isometrik bidang datar bahu (tanpa rotasi internal atau eksternal bahu: latihan isometrik biseps berbagai sudut !enggunakan krioterapi • !enggunakan !ulsed ulrasound atau +G" • /ase 2-/ase eralihan !inggu *-5 ujuan e#ara bertahap, meningkatkan latihan rentang gerak ekstensi • sendi siku (1 setiap minggu !enstimulasi penyembuhan jaringan yang rusak • !engembalikan dan meningkatkan kekuatan otot • !engatur bra'e fungsional pada sudut lebih besar 1 daripada • !inggu * minggu sebelumnya !emulai latihan menggenggam ringan (li$h resisan'e untuk • lengan (1 lb ;kstensi, menekuk telapak tangan ronasi>supinasi /leksi>ekstensi sendi siku !elanjutkan program rehabilitasi bahu dengan menekankan • pada penguatan roaor 'u-- (menghindari gerakan rotasi internal>eksternal hingga minggu keenam !emulai latihan rentang gerak pasif lembut untuk • fleksi>ekstensi sendi siku !elanjutkan latihan penguatan sendi siku • !inggu ? !emulai penguatan rotasi eksternal bahu • !elanjutkan program rehabilitasi bahu • /ase )- /ase enguatan 'anjutan
!inggu 6-1)
•
!inggu 6
• •
•
• •
!inggu 11
• •
2.2
ujuan !eningkatkan kekuatan ( sren$h, daya ledak ( !o(er , daya tahan (enduran'e !empertahankan rentang gerak penuh sendi siku e#ara bertahap, memulai aktiitas olahraga !emulai latihan eksentrik fleksi>ekstensi sendi siku !elanjutkan program latihan isotonik untuk lengan ba4ah dan pergelangan tangan !elanjutkan program rehabilitasi bahu (Thro(ers Ten Pro$ram: lihat halaman 52 !emulai latihan resistensi manual pola diagonal !emulai program latihan pliometrik !elanjutkan seluruh latihan asien boleh memulai aktiitas olahraga ringan (seperti bermain golf dan berenang
Rekonstruksi Li%a"entu" Ulnaris Kolateral
2.2.1 Anato"i
'igamentum ulnaris kolateral bera4al dari epikondilus medial dan terdiri dari tiga pita, yaitu obli@ue anterior yang tetap meregang pada rentang gerak penuh, obli@ue posterior yang meregang selama fleksi dan mengendur selama ekstensi, dan obli@ue transersal yang tetap meregang pada seluruh rentang gerakan siku tetapi hanya sedikit berperan memberikan stabilitas medial.
!a"bar 2.# Kompleks ligamentum ulnaris kolateral dari siku, yang terdiri atas tiga
kelompok serat otot (bundle, yaitu anterior, posterior, obli/ue transersal
(Dikutip dari3 Ailk K;, &rrigo &, &ndre4s C73 7ehabilitation of the elbo4 in the thro4ing athlete, J Orho! "!ors Ph#s Ther 1+3)0, 166)
Di antara struktur jaringan lunak siku, ligamentum ulnaris kolateral memberikan kekuatan resistif utama untuk tekanan algus yang terjadi selama kegiatan melempar (misalnya fase per#epatan dan lanjutan fase melempar. truktur ini biasanya robek akibat tarikan atau jejas algus yang disebabkan oleh trauma berulang ketika melempar.
2.2.2 Rekonstruksi
7ekonstruksi ligamentum ulnaris kolateral adalah salah satu prosedur bedah yang paling banyak dilakukan pada atlet lempar. elama fase per#epatan melempar, tekanan sangat tinggi dan berulang yang dibebankan pada sendi siku bagian medial, sering mengakibatkan kegagalan fungsi ligamentum, radang pada tendon atau perubahan pada tulang. al ini dapat berariasi sesuai dengan derajat regangan otot fleksor>pronator akibat penggunaan berlebihan hingga #edera ( s!rain ligamentum ulnaris kolateral. elain melempar, aktiitas olahraga yang dapat membebani ligamentum ulnaris kolateral, termasuk pukulan -orehand pada tenis, ayunan golf yang tidak tepat, dan pan#o. Karena ligamentum ulnaris kolateral merupakan stabilitator utama terhadap stress algus pada siku, rekonstruksi penting untuk atlet lempar kompetitif yang ingin kembali pada tingkat kemampuan mereka sebelumnya. angkok autogen (auo$enous $ra- , seperti halusis ekstensor longus palmaris biasanya digunakan untuk merekonstruksi ligamentum ulnaris kolateral. angkok kemudian menstimulasi fungsi dari ligamentum ulnaris kolateral, terutama bagian obli@ue anterior, memberikan pembatasan utama untuk stres algus saat melempar. elama prosedur tindakan bedah, nerus ulnaris dipindahkan ke sisi medial subkutan dan dilakukan pada tempat perlekatan pembungkus otot ( -as'ia. indakan pen#egahan segera pas#a operasi harus diperhatikan, terutama terkait dengan jaringan lunak dari tempat perlekatan fas#ia yang menstabilisasi nerus ulnaris. 9leh karena itu, pasien dipakaikan s!lin posterior pada sudur 6 selama satu minggu. al ini tidak menunda proses rehabilitasi se#ara keseluruhan. Aalaupun demikian, latihan isometrik submaksimal untuk otot-otot pergelangan
tangan serta otot fleksor dan ekstensor siku pada berbagai sudut dapat dimulai dalam minggu pertama jika semua stres algus dihilangkan. ada minggu kedua, pasien dipakaikan ROM bra'e yang ditempatkan pada sudut )-6 . etiap minggu selanjutnya, gerakan ditingkatkan sebesar 0 derajat pada ekstensi dan 1 derajat pada fleksi, dengan restorasi gerakan penuh pada ? sampai + minggu.
$rotokol Rehabilitasi Rekonstruksi Li%a"entu" Ulnaris Kolateral
ANDRE&S ' (ILK
/ase 1- /ase egera as#aoperasi !inggu -)
•
ujuan !elindungi jaringan yang mulai sembuh !engurangi nyeri>inflamasi
!inggu 1
• •
•
•
!emperlambat atrofi otot !engatur splint posterior agar terbentuk fleksi siku 6 !elakukan latihan rentang gerak aktif fleksi>ekstensi pergelangan tangan !enggunakan ran#angan kompresi siku ( elbo( 'om!ression dressin$ selama 2-) hari !emulai latihan lanjutan3 'atihan menggenggam
•
!inggu 2
• • • • •
'atihan rentang gerak pergelangan tangan 'atihan isometrik (ke#uali eksternal bahu 'atihan isometrik biseps !enggunakan krioterapi !enggunakan ROM bra'e yang diatur antara sudut )-1 !emulai latihan isometrik pergelangan tangan !emulai latihan isometrik fleksi>ekstensi siku !elanjutkan seluruh latihan sebelumnya !enggunakan advan'e bra'e antara sudut 10-11 (se#ara bertahap meningkatkan rentang gerak, 0 ekstensi dan 1 ekstensi setiap minggu
!inggu ) /ase 2-/ase eralihan !inggu *-5 ujuan e#ara bertahap, meningkatkan rentang gerak • • •
!inggu *
• •
!enstimulasi penyembuhan jaringan yang rusak !engembalikan dan meningkatkan kekuatan otot !engatur ROM bra'e (antara sudut 1 -12 !emulai latihan menggenggam ringan (li$h e0er'ise untuk lengan (1 lb ;kstensi, menekuk telapak tangan ((ris 'urls
ronasi>supinasi •
/leksi>ekstensi sendi siku !elanjutkan program rehabilitasi bahu dengan menekankan pada penguatan rotator #uff (menghindari gerakan rotasi internal>eksternal
•
hingga minggu keenam !emulai latihan rentang gerak pasif lembut untuk fleksi>ekstensi sendi siku !engatur ROM bra'e antara sudut -1) : melakukan latihan rentang gerak aktif antara sudut -1*0 (tanpa bra'e !elanjutkan latihan penguatan sendi siku !emulai penguatan rotasi eksternal bahu
•
!elanjutkan program rehabilitasi bahu
•
•
!inggu ? •
/ase )- /ase enguatan 'anjutan ujuan • !inggu 6-1) !eningkatkan kekuatan ( sren$h, daya ledak ( !o(er , daya tahan (enduran'e !empertahankan rentang gerak penuh sendi siku !inggu 6
• •
•
• •
!inggu 11
• •
e#ara bertahap, memulai aktiitas olahraga !emulai latihan eksentrik fleksi>ekstensi sendi siku !elanjutkan program latihan isotonik untuk lengan ba4ah dan pergelangan tangan !elanjutkan program rehabilitasi bahu ( Thro(ers Ten Pro$ram: lihat halaman 52 !emulai latihan resistensi manual pola diagonal !emulai program latihan pliometrik, termasuk rotasi batang tubuh dan latihan pliobal dengan minitramp !elanjutkan seluruh latihan asien boleh memulai aktiitas olahraga ringan (seperti bermain golf dan berenang
/ase *- /ase Kembali ke &ktiitas emula ujuan • !inggu 1*-2? erus meningkatkan kekuatan ( sren$h, daya ledak ( !o(er , daya tahan (enduran'e e#ara bertahap, memulai aktiitas olahraga !emulai program melempar berdasarkan interal tertentu (fase 1 • !inggu 6 eksentrik fleksi>ekstensi sendi siku !elanjutkan program penguatan • !enekankan latihan penguatan dan fleksibilitas siku dan pergelangan • tangan asien dapat kembali mengikuti kompetisi melempar (hanya untuk • !inggu 22-2? atlet melempar $rotokol Rehabilitasi Rekonstruksi Li%a"entu" Ulnaris Kolateral )*BE+ BRE&STER+ dan SET* rogram rehabilitasi ini diran#ang untuk mengembalikan atlet lembar ke leel kompetisi sebelumnya sekitar 1 tahun setelah pembedahan. Cobe melaporkan penting untuk mengikuti periode rehabilitasi ini se#ara lengkap untuk menyediakan 4aktu untuk reaskularisasi tendon dan mempertahankan iabilitasnya 8mobilisasi siku • !inggu -2 •
!inggu 2-*
•
!emulai latihan menggenggam !elepaskan splint
•
!emulai latihan rentang gerak pasif dan latihan rentang gerak aktif dengan bantuan sendi siku !emulai latihan rentang gerak aktif sendi bahu (jika dibutuhkan
•
!elakukan latihan gerak aktif sendi bahu dan siku
•
!emulai latihan penguatan
•
!inggu *-?
!inggu ?- bulan 2
• •
• •
•
Bulan )-0 •
• •
Bulan 0-0,0
• •
•
Bulan 0,0-? •
•
•
Bulan ?-?,0 •
Bulan ?,0-+ •
Bulan +-+,0 •
Bulan +,0-5 •
Bulan 5-5,0
•
•
/leksi>ekstensi pergelangan tangan ronasi>supinasi lengan ba4ah !elanjutkan latihan gerak aktif sendi bahu dan siku !elanjutkan latihan penguatan pergelangan tangan dan lengan ba4ah !enambah porsi latihan penguatan sendi siku !enambah penyimpangan resistif radialis dan ulnaris sesuai dengan keperluan !enghindari stress algus terhadap siku dan gerakan balistik dalam renyang sendi siku terminal !emulai latihan penguatan dengan resistensi ringan dnegan menekankan latihan otot rotator #uff !emulai seluruh latihan pemposisian tubuh !emulai latihan melambungkan benda pada jarak ) kaki, lalu ditingkatkan hingga 0 kaki, tanpa putaran, 2-) >minggu, 1-10 menit setiap sesi latihan !elanjutkan latihan penguatan ekstremitas atas !elanjutkan latihan melambungkan benda pada jarak 0-? kaki kaki, tanpa putaran, 2-) >minggu, 1-10 menit setiap sesi latihan !enambahkan latihan rotasi internal sendi bahu pada posisi side& l#in$ !elanjutkan latihan penguatan dan program pemposisian seluruh tubuh !emukul bola pada hari lainnya, tidak lebih dari ) kaki, 1-10 menit setiap sesi latihan !emukul dengan putaran ringan, *-0 kaki, 10-2 menit setiap sesi latihan, 2-) >minggu !emukul dengan lembaran lurus dengan E ke#epatan normal, ? kaki, 2 menit setiap sesi latihan, 2-) >minggu !eningkatkan jarak lempar hingga 1 kaki dengan E ke#epatan normal, 2-20 menit setiap sesi latihan, 2-) >minggu !elanjutkan lemparan jarak jauh ringan dari 10 kaki, dengan mengembalikan bola ke tempat asal pada 0-? lambungan, 2-20 menit setiap sesi latihan !emulai siklus melempar hari ke-12: melempar 2 hari, istirahat 1 hari: mengulangi latihan * kali. Ou-ielders !eningkatkan jarak lemparan hingga 2-20 kaki, di mana bola men#apai tempat a4al pada beberapa lambungan, 2-20 menit setiap sesi latihan Pi'her dan 1n-ielders 'atihan luar dan dalam3 memulai lemparan pada ke#epatan setengah dari ke#epatan normal, se#ara bertahap meningkatkan
jarak lempar hingga 10 kaki. e#ara bertahap, menurunkan jarak lemparan hingga men#apai jarak posisi melempar normal. !elakukan latihan ini )-)0 menit pada siklus melempar hari ke-12 Ou-ielders • !eningkatkan jarak lemparan hingga )-)0 kaki, di mana bola men#apai tempat a4al pada 1-2 lambungan dengan F ke#epatan normal hingga ke#epatan normal penuh, )-)0 menit setiap sesi latihan !enggunakan siklus melempar hari ke-12 Pi'her dan 1n-ielders • 'atihan luar dan dalam3 e#ara bertahap, mengurangi 4aktu latihan melempar ke luar dan ke dalam dan meningkatkan 4aktu lembaran dari posisi bermain normal, F ke#epatan normal hingga ke#epatan normal penuh, )-)0 menit setiap sesi latihan !enggunakan siklus melempar hari ke-12 9utfielders • !emulai lemparan pendek dan singkat dari jarak 1-10 kaki, F hingga ke#epatan penuh, ) menit setiap sesi latihan !enggunakan siklus melempar hari ke-12 it#her dan 8nfielders • 'atihan mengayunkan pemukul dengan F hingga ke#epatan penuh, ) menit setiap sesi latihan !enggunakan siklus melempar hari ke-12 eluruh pemain • Kembali untuk melempar dari posisi permainan normal, F hingga ke#epatan penuh, dengan penekanan pada teknik dan ketepatan: 20-) menit setiap sesi latihan !enggunakan siklus melempar hari ke-12 eluruh pemain • !elanjutkan latihan melempar dari posisi permainan normal, +>5 hingga ke#epatan penuh, se#ara bertahap meningkatkan 4aktu latihan melempar eluruh pemain • !elakukan simulasi sesuai kondisi saat pertandingan it#her • emanasan dengan sejumlah tepat lemparan dan lambungan untuk rata-rata jumlah babak pertandingan, mengambil 4aktu istirahat antarbabak pertandingan. !engulangi simulasi ini 2-* kali dengan periode istirahat hari ke-) hingga ke-* di antaranya
Bulan 5,0-6
Bulan 6-6,0
Bulan 6,0-1,0
Bulan 1,0-11
Bulan 11-12
Ran%ku"an $rotokol Rehabilitasi Rekonstruksi Li%a"entu" Ulnaris Kolateral )*BE+ BRE&STER+ dan SET* !emulai latihan menggenggam dengan so-ball sementara pasien • !inggu -2 masih imobilisasi dalam splint pas#aoperatif
!inggu 2-*
• •
!elepaskan splint !emulai latihan rentang gerak pasif dan latihan rentang gerak aktif dengan bantuan sendi siku
•
•
!inggu *
• •
•
!inggu ? •
•
Bulan )-* • •
•
Bulan )-0
• •
•
•
•
•
•
•
•
!emulai latihan gerak aktif se#ara lembut pada sendi bahu untuk mempertahankan rentang gerak, namun menghindari rotasi internal dan eksternal. Karena ketika siku difleksikan dan ada gaya yang menyebabkan rotasi bahu di ba4ah siku, timbul gaya algus yang tidak tepat terhadap sendi siku !elakukan latihan penguatan sendi siku dan pergelangan tangan dalam rentang gerak penuh 'atihan penguatan sendi siku /leksi>ekstensi ronasi>supinasi 'atihan penguatan pergelangan tangan /leksi dan ekstensi !elanjutkan latihan sendi bahu se#ara aktif !elanjutkan latihan mengenggam resistif dalam batasan tidak nyeri yang dihasilkan saat mengerakkan siku !enambahkan penyimpangan radialis dan ulnaris sejalan dengan latihan penguatan e#ara hati-hati memonitor jumlah resistensi fleksi pengelangan tangan serta pronasi dan supinasi lengan ba4ah. Beban yang berlebihan akan menyebabkan ketidaknyamanan pada jaringan lunak akibat robeknya massa fleksor pronatur saat pembedahan asien harus memiliki rentang gerak sendi siku yang penuh tanpa nyeri atau ketidaknyamanan pada akhir rentang. !emulai latihan daya tahan (misalnya, berlari, berenang, bersepeda ada bulan *-0, menambahkan resistensi ringan saat latihan penguatan bahu (dengan penekanan pada roaor 'u-- !enghindari tekanan algus terhadap sendi siku, rotasi internal sendi bahu dengan 6 abduksi lengan, dan rotasi eksternal 79=7&! '&8&G !;';!&7 asien melakukan program latihan melempar pada hari lainnya untuk mengurangi stress dan kelelahan pada #angkok !emberikan terapi panas pada sendi bahu dan siku selama 1-10 menit sebelum masing-masing sesi latihan melempar dan mempertahankan fleksibilitas jaringan !emberikan es selama 1-10 menit setelah sesi latihan untuk mengurangi respons inflamasi idak melanjutkan terapi jika ada lebih dari nyeri minor atau nyeri jangka panjang (misalnya, nyeri yang berlangsung lebih dari 10-2 menit setelah menyelesaikan latihan melempar 'angkah pertama adalah latihan melambungkan ringan tanpa putaran untuk meminimalisasi tekanan algus. Carak lemparan a4al )-* kaki, dengan latihan melempar 1-10 menit setiap sesi latihan. 'atihan ditingkatkan sedikit demi sedikit hingga 0 kaki pada bulan ke-? ada bulan ke-?, ligamnetum yang direkonstruksi dapat mentoleransi stress algus sehingga latihan memukul bola tanpa putaran dapat dimulai ada bulan ke-5, lakukan program latihan melempar sesuai dengan posisi masing-masing (ou-ielders, in-ielders, dan !i'her : lihat outline, halaman +*
2.#
E,ikondilitis Lateral dan (edial
2.#.1 Dasar Rehabilitasi
;pikondilitis lateral klasik (ennis elbo( disebabkan oleh mikrotrauma berulang yang menyebabkan degenerasi tendon ekstensor karpi radialis tendon breis. Beban otot eksentrik berulang berlebihan terlibat dalam perkembangan epikondilitis lateral. erubahan aktiitas reguler pasien atau sindrom penggunaan berlebihan (overuse s#ndrome harus di#ari dalam ri4ayat perjalanan penyakit sebagai faktor pemi#u. Gyeri saat ekstensi pergelangan tangan yang terbatas dan ekstensi siku penuh dapat membedakan apakah ekstensor #arpi radialis longus atau ekstensor #arpi radialis breis yang terlibat.
!a"bar 2.- Bekas otot ekstensor lateral (Digambar ulang dari3 uloss : 1nsr 2ourse 3e' , 1661
2.#.2 (ekanis"e
E!ikondiliis 3aeral ada pemain tenis, pukulan ba'khand dan ekstensi pergelangan tangan yang tidak tepat atau memutar pergelangan tangan dapat menyebabkan tendonitis ekstensor overuse, khususnya otot ekstensor karpi radialis breis (=br.2-*. eris dengan raket pada posisi pronasi dan menggertakkan pergelangan tangan untuk
memberikan putaran juga dapat menyebabkan epikondilitis lateral. Kegiatan yang melibatkan penggunaan berulang-ulang berkas otot ekstensor (e0ensor (ad selain tenis dapat pula menyebabkan epikondilitis lateral.
E!ikondiliis Medial H=olferIs elbo4H siku kanan pada ayunan golf menggunakan tangan kanan lebih umum disebabkan oleh ayunan saat memukul bola dengan lengan kanan dibandingkan mengayunkan pemukul dengan lengan kiri atau batang tubuh. &yunan yang tidak laJim ini menyebabkan stress pada kelompok otot pronator fleksor. "4immerIs elbo4$ (juga termasuk epikondilitis medial disebabkan oleh gerakan mekanis yang tidak tepat saat melakukan gaya punggung. =ejala dari epikondilitis medial ini berupa nyeri pada kelompok otot asal dengan terbatasnya fleksi pergelangan tangan, pronasi pergelangan tangan, atau keduanya, yang juga dapat diamati saat menggengam.
2.#.# $erti"ban%an Rehabilitasi U"u"
7ehabilitasi progresif epikondilitis melalui tiga tahap se#ara berurutan. ada fase pertama (fase akut, tujuan utama rehabilitasi adalah untuk mengurangi inflamasi dan nyeri pada otot yang terlibat. emosisian submaksimal dapat dimulai pada fase ini jika latihan tidak menimbulkan nyeri. !etode terapi yang dianjurkan untuk nyeri dan inflamasi termasuk krioterapi, (hirl!ool , <=, pijat gesekan, dan fonoforesis. 'ontoforesis dengan menggunakan antiinflamasi, seperti deksametason juga dapat dipertimbangkan. al ini penting untuk men#egah gerakan yang menyakitkan, seperti gerakan men#engkam, yang memperburuk daerah tersebut. /ase kedua berupa fase subakut yang melibatkan latihan penguatan aktif dan pengenalan terhadap kegiatan fungsional. Baik latihan penguatan konsentrik maupun penguatan eksentrik dapat dilakukan dalam kelompok otot yang terlibat. ama seperti halnya dengan gangguan siku lainnya, latihan penguatan sendi bahu perlu dilakukan bila dijumpai berkurangnya kekuatan otot bahu. aparan bertahap terhadap kegiatan yang menimbulkan stress dimulai menjelang akhir fase ini dan ditingkatkan hanya jika kegiatan dapat dilakukan tanpa menimbulkan nyeri.
ujuan fase ketiga (fase akhir adalah mengembalikan atlet sesuai dengan olahraga yang mereka geluti dan mampu melakukan aktiitas dengan tingkat kesulitan tinggi yang mereka lakukan sebelumnya. al ini dapat di#apai dengan meningkatkan latihan
penguatan
dan
ketahanan sambil
mempertahankan
fleksibilitas sendi. e#ara keseluruhan, rehabilitasi meliputi latihan peregangan lembut ( $enle sre'hin$ e0er'ise yang dimulai dengan fleksi, ekstensi, dan rotasi pergelangan tangan (=ambar 2-0. 'atihan ini dilakukan selama 1 detik dan diulang selama 0 sampai 1 kali. eregangan berlebihan (vi$orous sre'hin$ dihindari hingga pasien bebas nyeri.
!a"bar 2. &. 'atihan peregangan ekstensor pergelangan tangan. =enggam tangan dan se#ara perlahan-lahan menekukan pergelangan tangan ke ba4ah hingga regangan berkelanjutan dirasakan. ahan selama 1 detik. langi 0 kali setiap sesi latihan, beberapa kali sehari. B. 'atihan peregangan fleksor pergelangan tangan. =enggal tangan dan perlahan-lahan memperluas pergelangan tangan hingga regangan berkelanjutan dirasakan. ahan selama 1 detik. langi 0 kali setiap sesi latihan, beberapa kali sehari.
Bila #edera disebabkan oleh beban eksentrik yang berlebihan, penguatan eksentrik penting dilakukan untuk men#egah kekambuhan (=br. 2-?, &. elain pronasi dan supinasi lengan ba4ah, latihan resistif meliputi fleksi dan ekstensi pergelangan tangan. 'atihan dilakukan dalam rentang gerakan yang tidak menimbukan nyeri (=ambar 2-?, B-;, dan 2-+.
=ambar 2.? 'atihan eksentrik ekstensi pergelangan tangan dengan pita karet
=ambar 2.? B. 'atihan resistif fleksi pergelangan tangan: . 'atihan resistif ekstensi pergelangan tangan: D. 'atihan resistif fleksi siku: ;. 'atihan resistif ekstensi siku
=ambar 2.+ 'atihan ekstensor dan fleksor pergelangan tangan. asien menggulung tali yang diikatkan dengan beban di ujungnya. Beban ditingkatkan se#ara progresif. /leksor bekerja saat genggaman lengan ke arah depan, sedangkan ekstensor bekerja saat genggama lengan ke arah belakang. (Dikutip dari3 =allo4ay !, De!aio !, !angine 73 7ehabilitatie te#hni@ue in the treatment of medial and lateral epi#ondylitis, Orho!edi's 10(63156, 1662
!a"bar 2./ ita lengan -pneumatik air'as dikun#i hanya di ujung distal hingga medial epikondilum. ita lengan digunakan dengan aktiitas normal sehari-hari, seperti halnya dengan aktiitas kerja atau olahrga repetitif. (Dikutip dari3 &ir#ast orporation, Bo , ummit, Ge4 Cersey +61.
!odifikasi peralatan (e/ui!men modi-i'aion dapat membantu meliputi meningkatkan ukuran pegangan raket, menurunkan regangan senar, dan memilih raket yang memiliki peredam getaran yang baik (grafit, keramik, komposit. &da beberapa ketidaksepakatan pada ukuran pegangan raket dalam literatur, dan studi terbaru menunjukkan bah4a ukuran pegangan raket tidak sepenting yang diperkirakan sebelumnya.
3aeral 'ouner-or'e bra'in$
diyakini dapat mengurangi besarnya
ketegangan otot pada daerah yang mengalami kerusakan muskulokutaneus (=ambar2-5. 2ouner-or'e bra'in$ dapat digunakan sebagai pelengkap, namun bukan pengganti latihan penguatan otot. ;pikondilitis adalah kondisi patologis umum dan sering hilang timbul dan berkembang menjadi kronis. 9leh karena itu, proses rehabilitasi sangat penting untuk dilanjutkna hingga nyeri minimal atau tanpa nyeri sama sekali. Komponen aktiitas tingkat tinggi yang menyebabkan stress biasanya dapat dikurangi dengan mengubah frekuensi, intensitas, atau durasi permainan. $rotokol Rehabilitasi E,ikondilitis
/ase 1-/ase &kut
&ILK ' ANDRE&S •
ujuan !engurangi nyeri>inflamasi
• • • • • • • • •
•
/ase 2-/ase ubakut •
•
• • • • •
/ase )-/ase Kronis
•
!emi#u penyembuhan jaringan !emperlambat atrofi otot Krioterapi Whirl!ool eregangan untuk meningkatkan fleksibilitas 'atihan isometrik <= /onoforesis ijat gesekan ( -ri'ion massa$e 8ontoforesis (dengan antiinflamasi, seperti deksametason !enghindari gerakan yang menimbulkan nyeri (seperti menggenggal ujuan !eningkatkan fleksibilitas !eningkatkan kekuatan dan daya tahan otot !eningkatkan aktiitas fuingsional dan mengembalikan fungsi !enekankan latihan penguatan konsentrik>eksentrik Berkonsentrasi pada kelompok otot yang terlibat /leksi>ekstensi pergelangan tangan (lihat gambar 2.? & ronasi>supinasi lengan ba4ah !emulai latihan penguatan bahu (jika terjadi penurunan kekuatan otot !emulai latihan fleksibilitas !enggunakan 'ouner-or'e bra'e !elanjutkan penggunaan krioterapi setelah latihan atau fungsi !emulai pemulihan se#ara bertahap ke aktiitas penuh stress e#ara bertahap memulai kembali gerakan yang menimbulkan nyeri sebelumnya. ujuan
•
•
• • • • •
•
!eningkatkan kekuatan dan daya tahan otot !empertahankan>meningkatkan fleksibilitas e#ara bertahap kembali berolahraga atau melakukan aktiitas tingkat tinggi !elanjutkan latihan penguatan (dengan penekanan pada latihan eksentrik>konsentrik !elanjutkan untuk menekankan latihan untuk memperbaiki gangguan bahu dan kekuatan siku !elanjutkan latihan fleksibilitas e#ara bertahap, mengurangi penggunaan 'ouner-or'e bra'e !enggunakan krioterapi sesuai kebutuhan e#ara bertahap, mulai kembali berolahraga !odifikasi peralatan (ukuran genggaman, tegangan senar, !la#in$ sur-a'e !enekankan program mainenan'e
=allo4ay, De!aio, dan !angine juga membagi pendekatan klinis rehabilitasi medik pada epikondilitis (medial atau lateral menjadi tiga tahapan3 •
/ase a4al yang diarahkan untuk mengurangi inflamasi dan mempersiapkan pasien menjalani fase kedua
•
/ase kedua menekankan pemulihan kekuatan dan daya tahan. /aktor pemi#u spesifik diidentifikasi dan dimodifikasi.
•
/ase ketiga melibatkan rehabilitasi fungsional yang diran#ang untuk mengembalikan pasien ke leel aktiitas yang diharapkan.
rotokol ini juga berdasarkan pada derajat keparahan gejala a4al dan temuan objektif pada terapi a4al.
$rotokol Rehabilitasi Rehabilitasi E,ikondilitis (edial dan Lateral Berbasis E0aluasi !ALL*&A+ DE (AI* ' (AN!INE
Dasar3 asien memulai protokol rehabilitasi berdasarkan gejala mereka dan temuan objektif pada pemeriksaan fisik. /ase a4al pada masing-masing protokol diarahkan untuk memulihkan rentang gerak pergelangan tangan dan siku. /ase 2 meliputi latihan penguatan dan kembali ke aktiitas semula se#ara terstruktur $rotokol 1 $rotokol 2 $rotokol # %e3ala berat4 %e3ala rin%an5sedan%4 %e3ala "en%hilan%4 Ka,an
• •
•
Gyeri saat istrirahat Gyeri tekan terlokalisasi Gyeri saat ekstensi terbatas pergelangan tangan yang minimal.
Gyeri saat beraktiitas • Gyeri tekan terlokalisasi minimal minimal saat • Gyeri fleksi>ekstensi terbatas pergelangan tangan •
idak nyeri saat melakukan aktitas sehari-hari idak ada nyeri alih 7entang gerak penuh =D 1%
Bengkak =D (Gri! sren$h • di--eren'e L 0% ilang kemampuan • gerakan lengan tangan>siku L0M 'ama gejala • Gyeri alih • enilaian kekuatan • menggenggam alpasi siku • enilaian gerakan • 7i4ayat trauma> • aktiitas berlebihan Diagnosis banding • /ase 1 (mengurangi inflamasi • 8stirahat rentang gerak • 'atihan pasif • erapi dingin • 9bat-obatan
•
/ase 2 (7ehabilitasi • !embatasi aktiitas • erapi dingin peregangan • erapi (statis penguatan • 'atihan (isometrik • ltrasound • <= ke protokol 2 • Beralih bila sudah ada toleransi • 8ndikasi pembedahan !enghilangkan nyeri • saat istirahat oleransi peregangan> • latihan penguatan dengan ketidaknyamanan minimal !emperbaiki rentang • gerak !empertahankan • kondisi kardioaskular
/ase 2 (7ehabilitasi !embatasi aktifitas 'atihan fleksibilitas 'atihan penguatan ijatan gesek transersal erapi dingin <= ltrasound Beralih ke protokol 2
•
E0aluasi
Tera,i
ujuan
•
=D L 0 % idak ada gerak
gangguan
'ama gejala • Gyeri alih kekuatan • enilaian menggenggam • alpasi siku • enilaian gerakan • 7i4ayat trauma> aktiitas berlebihan • Diagnosis banding /ase 1 (mengurangi inflamasi • 8stirahat rentang gerak • 'atihan pasif • erapi dingin • 9bat-obatan •
•
•
•
injauan #edera a4al> aktiitas berlebihan 8dentifikasi persyaratan untuk kembali melakukan aktiitas diinginkan 8dentifikasi defisit fungsional yang tersisa
'atihan fleksibilitas sebelum beraktiitas • 'atihan penguatan - 8sokinetik - 8sotonik • !odalitas - Whirl!ool - ;s setelah beraktiitas • !odifikasi teknik • !odifikasi peralatan • 2ouner-or'e bra'in$ • ijatan gesek • e#ara bertahap kembali beraktiitas •
idak nyeri saat melakukan aktiitas sehari-hari nyeri saat • idak melakukan peregangan> latihan resistensi progresif • 7entang gerak penuh • !empersiapkan rehabilitasi fungsional • !empertahankan kondisi kardioaskular •
Bebas nyeri saat kembali beraktiitas • !en#egah kekambuhan, mempertahankan latihan peregangan •
2.-
Rehabilitasi Siku ,ada Atlet Le",ar
2.-.1 Dasar Rehabilitasi
lo#um adalah orang pertama yang mengklasifikasikan #edera siku akibat melebar menjadi ketegangan medial dan #edera akibat beban kompresi algus.
"ress val$us diambah den$an !aksaan eksensi adalah mekanisme !aolo$ik ma#or dari hro(er4s elbo(. Ketegangan dihasilkan oleh aspek medial sendi siku. Kompresi dihasilkan
oleh aspek lateral sendi siku. 'ihat kolom di ba4ah ini untuk klasifikasi #edera akibat melempar. Klasiikasi 6edera Sendi Siku ,ada Atlet Le",ar
tress !edial 7obekan dan ketegangan otot fleksor • &ulsi epikondilum medial • 'emahnya atau robekan ligamentum kolateral medial • raksi nerus ulnaris • Kompresi 'ateral ipertrofi kepala radius dan #apitellum • • Gekrosis aaskular #apitellum /raktur osteokondral kepala radius atau #apitellum • ;kstensi aksa embentukan osteofit olekranon pada ujung prossesus olekranon • embentukan loose bod# • embentukan jaringan parut dan deposisi fibrosa pada fossa olekranon • 2.-.2 $rinsi, Rehabilitasi U"u"
7ehabilitasi kompleks sendi siku pada atlet lempar membutuhkan program rehabilitasi yang diarahkan se#ara hati-hati untuk mejamin kembalinya gerakan dan fungsi sendi siku se#ara utuh. etelah pembedahan, gerakan sering kali hilang akibat perubahan berat kesesuaian, anatomi kapsul, jaringan lunak sendi siku. ntuk men#apai fungsi penuh tanpa komplikasi, program terapi progresif bertahap harus dilakukan. rogram ini membutuhkan kriteria spesifik pada masing-masing tingkat sebelum masuk ke tahapan yang lebih lanjut. ujuan akhir adalah untuk mengembalikan atlet berolahraga se#epat dan seaman mungkin.
Beberapa prinsip kun#i perlu dipertimbangkan selama rehabilitasi atlet lempar
dengan gangguan sendi
siku.
ertama,
efek imobilisasi
harus
diminimalisasi. Kedua, jaringan yang mulai sembuh jangan pernah diberikan beban yang berlebihan. Ketiga, pasien harus memenuhi kriteria spesifik sebelum melanjutkan dari satu fase ke fase selanjutnya selama proses rehabilitasi. Keempar, program rehabilitasi harus berdasarkan penelitian ilmiah dan klinis terbaru. Kelima, program rehabilitasi harus dapat diadaptasi oleh setiap pasien dan tujuan spesifik pasien. erakhir, prinsip dasar terapi ini harus dilanjutkan dengan proses rehabilitasi. 7ehabilitasi siku pada atlet lempar se#ara umum mele4ati * fase lanjutan. Kriteria tertentu harus dipenuhi pada setiap leel sebelum menempuh tahapan selanjutnya. al ini memungkinkan atlet dapat melanjutkan latihan sesuai langkah berdasarkan pembatas penyembuhan jaringan. /ase 1 melibatkan upaya mendapatkan kembali gerakan selama imobilisasi pas#apembedahan. Gyeri, inflamasi, dan atrofi otot juga harus diterapi. ara umum untuk menangani inflamasi dan nyeri meliputi modalitas, seperti krioterapi, <=, ultrasound, and (hirl!ool . eknik mobilisasi sendi juga dapat digunakan untuk membantu mengurangi nyeri dan menstimulasi gerakan. ntuk meminimalisasi atrofi otot, latihan isometrik submaksimal fleksor dan ekstensor siku serta pronator dan supinator lengan atas harus dimulai lebih a4al. 'atihan penguatan bahu juga harus dimulai relatif lebih a4al untuk men#egah kelemahan fungsional. era4atan harus dilakukan lebih a4al dalam program rehabilitasi untuk membatasi gerakan rotasi eksternal yang dapat menimbulkan stres algus pada struktur medial sendi siku. Kontraktur sendi siku umum dijumpai setelah #edera atau pembedahan siku ketika rentang gerak tidak diterapi dengan tepat. en#egahan kontraktur ini merupakan kun#i utama. 'atihan rentang gerak lebih a4al penting untuk memelihara kartilago artikular dan memi#u penyusunan serat kolagen yang layak. eningkatan se#ara bertahap dan pemulihan lebih a4al ekstensi penuh pasif sendi siku penting. Beberapa teknik populer untuk meningkatkan rentang gerak yang terbatas adalah mobilisasi sendi, peregangan kontraksi dan relaksasi dengan beban ringan, peregangan jangka panjang untuk pemulihan ekstensi penuh sendi siku.
!obilisasi sendi dapat dilakukan pada sendi humeroulnar, humeroradial, dan radioulnar. ;kstensi siku terbatas #enderung berespons terhadap pelun#ur ( $lide posterior ulna pada humerus. Derajat mobilisasi tergantung pada fase rehabilitasi dan efeknya (abel 2.1. Tabel 2.1 Dera3at *ssilasi (obilisasi Sendi &mplitudo sempit, hanya mampu melakukan sebagian ke#il gerakan: digunakan untuk neuromodulasi nyeri dan meningkatkan lubrikasi sendi: regangan minimal pada kapsul sendi &mplitudo luas, hanya mampu melakukan rentang gerak menengah: digunakan untuk neuromodulasi nyeri dan miningkatkan lubrikasi sendi: stress tingkat menengah pada kapsul sendi &mplitudo luas, mampu melakukan rentang gerak tengah hingga akhir gerak: digunakan untuk meregangkan kapsul: stress tingkat menengah &mplitudo sempit, mampu melakukan rentang gerak akhir: digunakan untuk menghasilkan regangan berat pada kapsul dan ligamentum
Derajat 1
Derajat 2
Derajat )
Derajat *
(Dikutip dari3 !aitland =D3 erebral mani!ulaion, 'ondon, 16++, Butter4orths
eknik lain untuk memulihkan ekstensi penuh sendi siku adalah peregangan jangka panjang dengan beban ringan. eregangan mela4an tekanan pasif yang baik dapat di#apai melalui latihan mengangkat beban sebesar 2-* lb atau penggunaan pita elastis dengan fase istirahat ekstremitas atas pada ful#rum hanya pada sisi proksimal sendi siku untuk memungkinkan ekstensi yang lebih luas. eregangan ini harus dilakukan selama 1-12 menit untuk memasukkan peregangan jangka panjang intensitas ringan. eregangan dalam jarak ini dilakukan
untuk
mendapatkan
respons
jaringan
kolagen
kenyal,
yang
menyebabkan pemanjangan permanen jaringan lunak. Cika intensitas peregangan ini terlalu kuat, timbul nyeri dan>atau respons protektif otot lainnya, yang dapat menghambat pemanjangan serat kolagen. /ase kedua atau fase peralihan terdiri atas upaya peningkatan kekuatan, daya tahan, dan mobilitas sendi siku se#ara keseluruhan. ntuk melanjutkan fase ini, pasien harus mampu melakukan rentang gerak penuh sendi siku (-1)0 , nyeri atau nyeri tekan minimal atau tidak ada sama sekali nyeri, dan kekuatan
kelompok otot fleksor dan ekstensor sendi siku yang baik (*>0. elama fase ini, latihan penguatan isotonik ditekankan pada seluruh kompleks lengan dan bahu. /ase ketiga merupakan fase penguatan lanjutan. ujuan utama fase ini adalah untuk mempersiapkan atlet dalam pemulihan partisipasi fungsional dan permulaan aktiitas melempar. rogram penguatan total lengan digunakan untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan kontrol neuromuskular terhadap seluruh tungkai. erpindahan ke fase ketiga membutuhkan demonstrasi rentang gerak penuh tanpa nyeri, tidak nyeri atau nyeri tekan, dan +% kekuatan dibandingkan dengan sisi kontralateral. 'atihan pliometrik sangat bermanfaat pada fase ini. 'atihan ini dapat menyerupai dengan dekat aktiitas fungsional, seperti aktiitas melempar dan mengayun dan dilakukan dengan ke#epatan yang lebih tinggi. 'atihan ini juga mengajarkan atlet untuk memindahkan energi dan menstabilisasi area yang terlibat. 'atihan pliometrik menggunakan siklus jangka pendek peregangan otot, kemudian mengunakan latihan ekstensi otot eksentrik>konsentrik. ontohnya, penekanan lebih berat diberikan pada struktur otot biseps selama fase rehabilitasi ini karena berperan penting se#ara eksentrik selama deselerasi dan dalam melanjutkan fase gerakan melempar dengan men#egah hiperekstensi. alah satu aktiitas pliometrik spesifik melibatkan latihan dengan pipa. !elakukan dengan posisi fleksi sendi siku dan fleksi ? sendi bahu, pasien menyudahi pegangan isometrik, menga4ali fase eksentrik. aat ekstensi penuh di#apai, atlet dapat kembali memfleksikan siku se#ara #epat dan melanjutkan fase konsentrik. &ktiitas eksentrik menghasilkan peregangan otot, kemudian mengaktiasi berkas otot dan menghasilkan kontraksi konsentrik yang lebih hebat. arget utama latihan penguatan selam fase ini adalah biseps, triseps, dan otot fleksor>pronator pergelangan tangan. Biseps, fleksor pergelangan tangan, dan pronator mengurangi stress algus pada siku selama gerakan melempar. ementara itu, kelompok otot yang mengalami stress pada fase ini adalah triseps dan rotator #uff. riseps digunakan dalam fase akselerasi gerakan melempar, sedangkan rotator #uff membantu penguatan total lengan.
ntuk
meningkatkan
kekuatan
bahu,
atlet
melempar
melakukan
serangkaian latihan isotonik submaksimal yang dikenal sebagai program "hro4erIs en$ (abel 2.2
Tabel 2.2 $ro%ra" Thro7er8s Ten (dumbbell e0er'ise untuk struktur
1.
'atihan halter otot deltoid dan suprasupinatus 2. &bduksi horiJontal !rone bahu ). ;kstensi !rone bahu *. 7otasi internal pada sudut 6 abduksi bahu dengan ubin$ 0. 7otasi eksternal pada sudut 6 abduksi bahu dengan ubin$ ?. 'atihan fleksi>ekstensi siku (e0er'ise ubin$ +. 'atihan penguatan otot serratus anterior-push up berkelanjutan 5. /leksi dan ekstensi bahu pola diagonal D2 dengan e0er'ise ubin$ 6. ress-up 1. 'atihan halter (dumbbell fleksi>ekstensi dan pronasi>supinasi pergelangan tangan
Rehabiliasi 'edera siku berbeda dari !ro$ram rehabiliasi lainn#a !ada ale lem!ar. Pada aha! a(al, laihan renan$ $erak eksensi siku dilakukan unuk men'e$ah konrakur -leksi sendi siku. "elan%un#a, sress val$us !erlu diminimalisasi melalui !em!osisian -leksor siku dan !er$elan$an an$an sera kelom!ok oo !ronaor. Akhirn#a, bahu, eruama srukur roaor 'u-- harus dilibakan dalam !roses rehabiliasi. Roaor 'u-- !enin$ unuk !ola lem!aran, dan %ika idak di!erkua, akan er%adi masalah bahu !ada masa mendaan$. /ase *, fase akhir program rehabilitasi atlet lempar adalah kembali ke
aktiitas semula. ahapan ini menggunakan program melempar progresif interal (lihat di tabel untuk se#ara bertahap meningkatkan beban kerja ekstremitas atas dengan mengontrol jarak, frekuensi, dan durasi melempar.
$R*!RA( INTER9AL (ELE($AR INTERVAL THROWING PROGRAM 4 :ase 1 56& 7oo Phase <9&7oo Phase =lan%uan> 'angkah 1 3 &. 'emparan pemanasan 'angkah 5 3 &. 'emparan pemanasan B. *0 kaki (20 lemparan B. 12 kaki (20 lemparan . 8stirahat 10 menit . 8stirahat 1 menit D. 'elemparan pemanasan D. 'emparan pemanasan ;. *0 kaki (20 lemparan ;. 12 kaki (20 lemparan 'angkah 2 3 &. 'emparan pemanasan /. 8stirahat 1 menit B. *0 kaki (20 lemparan =. 'emparan pemanasan . 8stirahat 1 menit . 12 kaki (20 lemparan D. 'emparan pemanasan ;. *0 kaki (20 lemparan 69&7oo Phase /. 8stirahat 1 menit 'angkah 6 3 &. 'emparan pemanasan =. 'emparan pemanasan B. 10 kaki (20 lemparan . *0 kaki (20 lemparan . 8stirahat 10 menit D. 'emparan pemanasan 89&7oo Phase ;. 10 kaki (20 lemparan 'angkah ) 3 &. 'emparan pemanasan 'angkah 1 3 &. 'emparan pemanasan B. ? kaki (20 lemparan B. 10 kaki (20 lemparan . 8stirahat 10 menit . 8stirahat 1 menit D. 'emparan pemanasan D. 'emparan pemanasan ;. ? kaki (20 lemparan ;. 10 kaki (20 lemparan 'angkah * 3 &. 'emparan pemanasan /. 8stirahat 1 menit B. ? kaki (20 lemparan =. 'emparan pemanasan . 8stirahat 1 menit . 10 kaki (20 lemparan D. 'emparan pemanasan ;. ? kaki (20 lemparan ?9&7oo Phase /. 8stirahat 1 menit 'angkah 11 3 &. 'emparan pemanasan =. 'emparan pemanasan B. 15 kaki (20 lemparan . ? kaki (20 lemparan . 8stirahat 10 menit D. 'emparan pemanasan :9&7oo Phase ;. 15 kaki (20 lemparan 'angkah 0 3 &. 'emparan pemanasan 'angkah 12 3 &. 'emparan pemanasan B. 6 kaki (20 lemparan B. 15 kaki (20 lemparan . 8stirahat 10 menit . 8stirahat 1 menit D. 'emparan pemanasan D. 'emparan pemanasan ;. 6 kaki (20 lemparan ;. 15 kaki (20 lemparan 'angkah ? 3 &. 'emparan pemanasan /. 8stirahat 1 menit B. 6 kaki (20 lemparan =. 'emparan pemanasan . 8stirahat 1 menit . 15 kaki (20 lemparan
D. 'emparan pemanasan ;. 6 kaki (20 lemparan /. 8stirahat 1 menit =. 'emparan pemanasan . 6 kaki (20 lemparan <9&7oo Phase 'angkah + 3 &. 'emparan pemanasan B. 12 kaki (20 lemparan . 8stirahat 10 menit D. 'emparan pemanasan ;. 12 kaki (20 lemparan
'angkah 1) 3 &. 'emparan pemanasan B. 15 kaki (20 lemparan . 8stirahat 1 menit D. 'emparan pemanasan ;. 15 kaki (20 lemparan /. 8stirahat 1 menit =. 'emparan pemanasan . 15 kaki (20 lemparan 'angkah 1* 3 !emulai melempar gundukan atau kembali ke posisi masing-masing
$R*!RA( INTER9AL (ELE($AR INTERVAL THROWING PROGRAM 4 :ase 2 ahap 1 3 anya bola #epat ( -asball onl# ahap 2 3 anya bola #epat ( -asball onl# 'angkah 1 3 8nteral melempar 'angkah 6 3 *0 lemparan dengan mound +0% 10 lemparan dengan mound 0% 10 lemparan pada latihan memukul 'angkah 2 3 8nteral melempar 'angkah 1 3 *0 lemparan dengan mound +0% ) lemparan dengan mound 0% ) lemparan pada latihan memukul 'angkah ) 3 8nteral melempar 'angkah 11 3 *0 lemparan dengan mound +0% *0 lemparan dengan mound 0% *0 lemparan pada latihan memukul 'angkah * 3 8nteral melempar ? lemparan dengan mound 0% ahap ) 'angkah 0 3 8nteral melempar 'angkah 12 3 ) lemparan off mound +0% ) lemparan dengan mound +0% pemanasan 'angkah ? 3 ) lemparan dengan mound +0% 10 lemparan dengan mound 0% *0 lemparan dengan mound 0% bola yang terpukul (breakin$ balls> 'angkah + 3 *0 lemparan dengan mound +0% 'angkah 1) 3 ) lemparan off mound +0% 10 lemparan dengan mound 0% ) bola yang terpukul +0% 'angkah 5 3 ? lemparan dengan mound +0% 'angkah 1* 3 ) lemparan dengan mound +0% ?-6 lemparan pada latihan memukul 20% breaking balls 'angkah 10 3 simulasi permainan 3 meningkat sebanyak 10 lemparan per babak rogram interal melempar hingga <9&-oo !hase merupakan pemanasan. emua lemparan harus dilakukan di hadapan pelatih untuk menjamin lemparan yang tepat. !enggunakan s!eed $un untuk membantu pengendalian lemparan.
$rotokol Rehabilitasi Trans,osisi Ner0us Ulnaris Subkutan Terisolasi ujuan • /ase 1-/ase =erakan egera
!inggu 1
!inggu 2
/ase 2-/ase eralihan
!inggu )
!emungkinkan penyembuhan jaringan lunak di sekitar nerus !engurangi nyeri dan inflamasi !emperlambat atrofi otot !emasang s!lin posterior dalam keadaan fleksi siku 6 dengan • pergerakan bebas pergelangan tangan (gendongan untuk kenyamanan kompresi • Dressin$ 'atihan3 latihan menggenggam, latihan rentang gerak pergelangan • tangan, latihan isometrik bahu !elepaskan s!lin posterior untuk latihan dan mandi • !enambahkan latihan rentang gerak siku (latihan rentang gerak • pasif 10-12 !emulai latihan isometrik siku dan pergelangan tangan • !elanjutkan latihan isometrik bahu • •
• •
•
•
!inggu ?
• •
/ase )-/ase enguatan 'anjut
!inggu 5
•
• • • •
/ase *-/ase Kembali Beraktiitas
&ILK ' ANDRE&S
•
ujuan3 !emulihkan rentang gerak penuh bebas nyeri !eningkatkan daya ledak ( sren$h, kekuatan ( !o(er , dan daya tahan struktur otot ekstremitas atas e#ara bertahap, meningkatkan bebas fungsional !elepaskan s!lin posterior !enambahkan porsi latihan rentang gerak, menekankan pada ekstensi penuh !emulai latihan fleksibilitas untuk ekstensor>fleksor pergelangan tangan, supinasi>pronasi lengan ba4ah, fleksi>ekstensi siku !emulai latihan penguatan ekstensor>fleksor pergelangan tangan, supinasi>pronasi lengan ba4ah, fleksi>ekstensi siku, dan program rehabilitasi bahu !elanjutkan seluruh latihan sebelumnya !emulai aktiitas olahraga ringan ujuan !eningkatkan daya ledak ( sren$h, kekuatan ( !o(er , dan daya tahan. e#ara bertahap mulai berolahraga !emulai program latihan eksentrik !emulai latihan pliometrik !elanjutkan latihan penguatan dan fleksibilitas bahu dan siku !emulai program interal melempar ujuan
!inggu 12
• •
2.
e#ara bertahap, kembali berolahraga Kembali mengikuti kompetisi melempar !elanjutkan program latihan Thro(er4s Ten (lihat halaman 52
Artro,lasti Deko",resi $osterior4 Siku
2..1 Dasar Rehabilitasi
8ndikasi artroplasti dekompresi posterior pada siku artroskopik adalah adanya kompartemen posterior osteofit yang sering disebabkan oleh beban berlebihan saat ekstensi algus, seperti pada melempar baseball . ujuan utama setelah artroplasti seperti halnya prosedur artroskopi lainnya adalah mengembalikan rentang gerak penuh siku dan pergelangan tangan se#epat mungkin. eringnya nyeri dan inflamasi pada struktur tulang sering kali memperlambat pemulihan ekstensi siku. enambahan latihan gerak harus berdasarkan pada frekuensi nyeri, inflamasi, dan penyembuhan jaringan lunak. =erakan harus sekurang-kurangnya dilakukan sedikitnya pada sudut antara 10o hingga 6 o selama 1 hari setelah operasi, men#apai pada susut 1o hingga 1o selama 2 minggu. elama 2 hingga 20 hari setelah operasi, pasien harus mampu melakukan rentang gerak penuh sendi siku.
$rotokol Rehabilitasi Artrosko,i Siku Ko",arte"en $osterior5Beban Ekstensi 9al%us4 ujuan • /ase 1-/ase =erakan egera !eningkatkan gerakan, memulihkan rentang gerak penuh !engurangi nyeri dan inflamasi !emperlambat atrofi otot !elakukan latihan rentang gerak untuk • ari 1-* toleransi (ekstensi>fleksi dan supinasi>pronasi ering kali ekstensi siku tidak mungkin dilakukan akibat nyeri !emberikan tekanan lembut saat ekstensi • !emulai peregangan fleksi>ekstensi • pergelangan tangan !emulai latihan menggengam ( !u# • !emulai latihan isometrik3 • ;kstensor>fleksor pergelangan tangan ;kstensor>fleksor siku !engunakan dressin$ kompresi, es *-0 >hari • ari 0-1 !elakukan latihan rentang gerak untuk •
• •
•
• •
•
ari 11-1* •
• •
•
toleransi (sedikitnya 2-6 !emberikan tekanan lembut saat ekstensi !elakukan mobilisasi sendi untuk mengembalikan rentang gerak !elanjutkan peregangan fleksi>ekstensi pergelangan tangan !elanjutkan latihan isometrik !elanjutkan penggunaan es dan kompresi untuk mengontrol pembengkakan !elakukan latihan rentang gerak untuk toleransi (sedikitnya 1-1 !emberikan tekanan lembut saat ekstensi ()-* >hari !elanjutkan teknik mobilisasi sendi !emulai latihan halter (dumbbell ringan biseps, triseps /leksor>ekstensor, supinator>pronator pergelangan tangan !elanjutkan penggunaan es setelah latihan
ujuan3 !eningkatkan daya ledak ( sren$h, kekuatan ( !o(er , dan daya tahan !elakukan latihan rentang gerak penuh (*-0 • !inggu 2-* >hari !emberikan tekanan lembut saat ekstensi siku • !elanjutkan latihan halter (dumbbell ringan • biseps, triseps !emulai program rehabilitasi bahu (terutama • rotator eksternal, rotator #uff !elanjutkan seluruh latihan sebelumnya • !inggu *-+ !emulai program rehabilitasi ringan tubuh • bagian atas !elanjutkan penggunaan es setelah aktiitas • ujuan • /ase )-/ase enguatan 'anjut !eningkatkan daya ledak ( sren$h, kekuatan ( !o(er , dan daya tahan. e#ara bertahap mulai berolahraga Kriteria untuk memulai fase )3 • 7entang gerak penuh tanpa nyeri Kekuatan sedikitnya +0% dari sisi kontralateral idak ada nyeri atau nyeri tekan !elanjutkan latihan halter (dumbbell ringan • !inggu 5-12 biseps, triseps !elanjutkan program rehabilitasi bahu • !elanjutkan peregangan siku dan bahu • !emulai program rehabilitasi interal dan • bertahap untuk kembali berolahraga $rotokol Rehabilitasi /ase 2-/ase eralihan
•
Artrosko,i Siku
/ase 1-/ase =erakan egera
ari 1-2
ari )-+
ari 5-1*
/ase 2-/ase eralihan
!inggu )
/ase )-/ase enguatan 'anjut
ujuan !emulihkan rentang gerak penuh, tanpa nyeri pergelangan tangan dan siku !engurangi nyeri dan inflamasi !emperlambat atrofi otot !elepaskan bulk# dressin$ : menggantikan • dengan dressin$ elastis. !emulai latihan rentang gerak pergelangan • tangan dan siku !emulai latihan menggengam ( !u# • !emulai latihan fleksibilitas3 ekstensi>fleksi, • supinasi>pronasi pergelangan tangan !emulai latihan penguatan isometrik (bahu, • siku, pergelangan tangan !elanjutkan latihan rentang gerak penuh aktif • dan aktif dengan bantuan (rentang gerak penuh pada hari ke-+ !emulai latihan isotonik penguatan struktur • pergelangan tangan dan siku !elanjutkan seluruh latihan sebelumnya • !elanjutkan latihan rentang gerak (-120 : • menekankan pada ekstensi siku penuh ujuan3 • !eningkatkan daya ledak ( sren$h, kekuatan ( !o(er , dan daya tahan !enormalisasi artokinematik sendi !emulai program rehabilitasi ekstentrik siku • !emulai latihan penguatan bahu • !elanjutkan latihan rentang gerak siku • •
•
•
•
!inggu 0 •
/ase *-/ase Kembali Beraktiitas
•
ujuan !elanjutkan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan. !empersiapkan atlit untuk se#ara bertahap kembali melakukan aktiitas fungsional Kriteria untuk memulai fase )3 7entang gerak penuh tanpa nyeri idak ada nyeri atau nyeri tekan ji isokinerik yang memenuhi kriteria untuk melempar emeriksaan klinis yang memuaskan !elanjutkan seluruh latihan penguatan dan fleksibilitas (program Thro(er4s Ten, h. 5) !emulai interal latihan melempar (fase 1, h. 5) ujuan e#ara bertahap, kembali melakukan aktiitas fungsional !elanjutkan latihan penguatan ekstremitas
!inggu +
• • •
•
2.;
atas !emulai aktiitas olahraga kompetitif !elanjutkan program Thro(er4s Ten !elanjutkan latihan fleksibilitas (terutama peregangan ekstensi siku !elanjutkan seluruh latihan pergelangan tangan>siku
:raktur Terisolasi ,ada Ke,ala Radius
2.;.1 Dasar Rehabilitasi
Klasifikasi fraktur kepala radius berdasarkan !ason merupakan klasifikasi yang paling banyak digunakan dan bermanfaat untuk terapi (=ambar 2-6. erapi rehabilitasi pun dilakukan berdasarkan pada klasifikasi ini. (abel 2-)
!a"bar 2.< Klasifikasi !asson untuk fraktur kepala radius (Dikutip dari3 Broberg !&, !orney B/3 7esults of treatment of fra#ture dislo#ations of the elbo4, 2lin Orho! 21?316, 165+
TABEL 2=# Klasiikasi :raktur Ke,ala Radius Berdasarkan (ason Ti,e
ipe 8
Deskri,si
@ondis!la'ed fraktur
ering tidak tampak pada gambaran radiologi anda !oserior -a !ad positif ipe 88
epi fraktur kepala radius dengan pergeseran, depresi, atau angulasi
ipe 888
/raktur 'omminaed seluruh kepala radius
ipe 8<
/raktur disertai dengan dislokasi dan jejas terkait lainnya
2.;.2 Tera,i
/raktur nondis!la'ed i!e memerlukan sedikit imobilisasi atau tidak membutuhkan imobilisasi sama sekali. 'atihan rentang gerak aktif dan pasif dapat dimulai segera setelah #edera untuk memper#epat pulihnya rentang gerak se#ara penuh. emposisian dalam keadaan fleksi dan eksensi, isometris supinasi dan pronasi, dan isotonik pergelangan tangan dan bahu dapat dilakukan segera (biasanya dalam minggu pertama setelah #edera. ekanan pada kepala radius harus diminimalisasi. iga sampai ? minggu fleksi dan ekstensi aktif sendi siku dapat dilakukan, bersamaan dengan latihan isotonik pergelangan tangan. /raktur tipe 88 dan 888 biasanya membutuhkan reduksi terbuka dengan fiksasi internal. 8mobilisasi sering kali diperlukan dalam 4aktu singkat, diikuti dengan latihan rentang gerak, baik se#ara aktif maupun pasif. /raktur 'omminued tipe 8< sering kali membutuhkan stabilisasi sendi siku dan eksisi fragmen dan biasanya menyebabkan beberapa keterbatasan fungsional. 7entang gerak penuh jarang kembali dan nyeri siku kronis dapat menetap. erapi untuk fraktur tipe 8, 88, 888 dan 8< dijelaskan pada abel 2.*. TABEL 2.- Tera,i :raktur Ke,ala Radial ,ada *lahra%a7an Ti,e •
ipe
Tera,i
8 8mobilisasi minimal dan latihan gerak tahap a4al 978/N dan latihan gerak tahap a4al
(nondis!la'ed •
ipe 88
•
ipe 888
978/
and
latihan
gerak
tahap
a4al
jika
memungkinkan 7eseksi kepala radius, pemeriksaan sendi distal
•
ipe
('omminued
8<
(#edera ;sse- 'opresti, menjaga prognosis untuk kembali ke olahraga
N9pen redu#tion and internal fiation (reduksi terbuka dan fiksasi internal
$rotokol Rehabilitasi :raktur Ke,ala Radius
/raktur tipe 8 atau tipe 88 atau 888 diterapi dengan 978/ ujuan • /ase 1-/ase =erakan egera
!inggu 1
/ase 2-/ase eralihan
!inggu )
!inggu ?
/ase )-/ase enguatan 'anjut
!inggu +
!engurangi nyeri>inflamasi !emulihkan rentang gerak penuh pergelangan tangan dan siku !emperlambat atrofi otot !emulai latihan rentang gerak aktif dan aktif dengan • bantuan siku: latihan rentang gerak minimal diperbolehkan (10-10 dalam 2 minggu !emulai latihan menggengam>mendempul • ( !u#$ri!!in$ e0er'ises !emulai latihan penguatan isometrik (siku dan • pergelangan tangan !emulai latihan penguatan isotonik pergelangan • tangan ujuan • !empertahankan rentang gerak penuh siku !eningkatkan latihan penguatan siku e#ara bertahap, meningkatkan beban fungsional !emulai latihan penguatan bahu: terfokus pada • rotator #uff !elanjutkan latihan rentang gerak siku • (fleksi>ekstensi penuh !emulai latihan resistensi ringan fleksi>ekstensi (1 lb • !emulai latihan rentang gerak aktif dengan bantuan • dan pasif supinasi>pronasi untuk toleransi !elanjutkan latihan rentang gerak aktif sengan • bantuan dan pasif supinasi>pronasi hingga rentang penuh !enambah porsi program rehabiltasi bahu • !enambah porsi latihan penguatan siku • ujuan • !empertahankan rentang gerak penuh siku !eningkatkan daya ledak ( sren$h, kekuatan ( !o(er , dan daya tahan. e#ara bertahap mulai berolahraga !elanjutkan latihan rentang gerak aktif dengan • bantuan dan pasif supinasi>pronasi penuh !emulai latihan eksentrik fleksi>ekstensi siku • !emulai program latihan pliometrik • !elanjutkan program isotonik lengan ba4ah, •
•
2.>
pergelangan tangan, dan bahu !elanjutkan latihan hingga minggu ke-12
Artro,lasti Siku
2.>.1 Dasar Rehabilitasi
&rtroplasti siku dapat diindikasikan untuk kondisi berikut3 •
Gyeri, ketidakstabilan, dan ankilosis bilateral, seperti pada pasien
rheumatoid arthritis stadium lanjut ) atau * yang tidak responsif terhadap manajemen medis. •
Kegagalan interpositional atau artroplasti anatomis.
•
Kegagalan artroplasti prostetik.
•
&rtrodesis dalam posisi fungsional yang buruk.
•
etelah reseksi en blo# untuk tumor.
•
&rtrosis degeneratif yang gagal debridemen dan eksisi longgar.
•
7heumatoid arthritis di mana sinoektomi dan eksisi kepala radial telah
gagal. Kontraindikasi artoplasti siku meliputi3 •
8nfeksi aktif.
•
ilangnya fungsi fleksor atau -lail elbo( akibat kelumpuhan motorik.
•
asien menerima keterbatasan aktiitas.
•
Kurang memadainya kualitas kulit posterior.
•
ersediaan tulang yang tidak adekuat atau ketidakstabilan ligamen dengan
resur-a'in$ im!lans. •
endi yang neurotropik rostese siku dapat diklasifikasikan menjadi semi'onsrained (engsel
longgar atau engsel lemah, non'onsrained (minimal 'onsrained , atau -ull# 'onsrained . rostese -ull# 'onsrained sekarang tidak lagi digunakan karena tingkat kegagalan yang #ukup tinggi.
$rotokol Rehabilitasi $en%%antian Total Siku? !elepaskan bulk# dressin$ dan menggantikan dengan dressin$ • ari ) kompresif ringan !emulai latihan rentang gerak aktif siku dan lengan ba4ah • ?>hari selama 1-10 menit 3aihan renan$ $erak aki- harus dilakukan den$an !osisi siku mendekai ubuh unuk men$hindari re$an$an berlebihan dari li$amnenum kolaeral siku #an$ direkonsruksi !emastikan s!lin ekstensi siku terpasang antara sesi latihan • dan pada malam hari. 'atihan rentang gerak pasif dapat dimulai pada siku • !inggu 2 timulasi elektrik fungsional ( -un'ional ele'ri'al simulaion • dapat dimulai untuk menstimulasi biseps, triseps, atau keduanya !elepaskan s!lin ekstensi siku sepanjang hari jika stabilitas • !inggu ? siku adekuat 'atihan rentang gerak dapat dilakukan pada fase ini dengan • posisi siku menjauhi tubuh. !elepaskan s!lin ekstensi siku pada malam hari • !inggu 5 !emulai latihan penguatan tangan dan lengan ba4ah se#ara • bertahap dan lembut !elakukan terapi dalam batas kenyamanan pasien • N Dikutip dari3 annon G!3 Dia$nosis and reamen manual -or !h#si'ians and hera!iss, ed ), 1661, he and 7ehabilitation enter of 8ndiana, .
DA:TAR $USTAKA
&ndre4s C7, #hemmel p, Ahiteside C&3 ;aluation, treatment, and preention of elbo4 injuries in thro4ing athletes. 8n The u!!er e0remi# in s!ors medi'ine, t. 'ouis, 166, !osby. &ndre4s C7, Ahiteside C&3 ommon elbo4 problems in the athlete, J Orho! "!ors Ph#s Ther 1+(?3 256, 166) Bennet CB, ullos 3 ute injuries to the elbo4. 8n The u!!er e0remi# in s!ors medi'ine, t. 'ouis, 166, !osby. Broberg !&, !orney B/3 7esults of treatment of fra#ture dislo#ations of the elbo4, 2lin Orho! 21?316, 165+ annon G3 Dia$nosis and reamen manual -or !h#si'ians and hera!iss, 8ndianapolis, 1661, and enter. =allo4ay !, De!aio !, !angine 73 7ehabilitatie te#hni@ue in the treatment of medial and lateral epi#ondylitis, Orho!edi's 10(63156, 1662 !aitland =D3 erebral mani!ulaion, 'ondon, 16++, Butter4orths !orrey B/3 Biome#hani#s of the bo4 and forearm, Orho! "!ors Med 1+35*, 166* etto C' et al3 7ehabilitation follo4ing ulnar #ollateral ligament re#onstru#tion of the athletes. J Orho! "!ors Ph#s Ther 1*31, 1661 ullos , Bennett C, pephard D3 &dult elbo4 dislo#ations me#hanism of instability, 1nsr 2ourse 3e'1 )03?6, 165? Ailk K;3 7ehabilitation of the #omple. 8n &ndre4s C7, offer , editors3 Elbo( arhros'o!#, hiladelphia, 166*, !osby Ailk K;, &rrigo &, &ndre4s C73 7ehabilitation of the elbo4 in the thro4ing athlete, J Orho! "!ors Ph#s Ther 1+3)0, 166)