1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang
Warisan budaya bangsa merupakan cermin tingginya peradaban suatu bangsa. Naskah kuno merupakan artefak bangsa yang patut dijaga agar identitas suatu bangsa tidak kabur karena pengaruh globalisasi. Begitu pula dengan cerita lisan yang dapat dikatakan sebagai khazanah bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan pula agar tidak punah. Kedua hal tersebut merupakan peninggalan nenek moyang atau warisan budaya bangsa yang patut dijaga, karena salah satu ciri bangsa yang besar dan maju adalah bangsa yang mampu menghargai dan melestarikan warisan budayanya. Kini, Kini, sebaga sebagaii buah buah dari dari budaya budaya tersebu tersebut, t, wilaya wilayah h Nusant Nusantara ara mewari mewarisi si khazanah naskah tulisan tangan yang tak terkira jumlahnya, dalam puluhan ragam bahasa dan aksara, tidak hanya naskah yang berkaitan dengan agama, a gama, melainkan juga budaya, adat istiadat, sastra, sastra , ekonomi, filsafat, filsaf at, dan perihal periha l kehidupan remehtemeh lainnya. lhasil, khazanah naskah Nusantara mengandung sebuah memori kolekt kolektif if bangsa bangsa ini sejak sejak beraba berabad-a d-abad bad lalu. lalu. !elain !elain kertas kertas "ropa "ropa yang yang paling paling kebany kebanyakan akan diguna digunakan kan,, khazana khazanah h naskah naskah Nusant Nusantara ara juga juga menggu menggunak nakan an alas naskha lain seperti daluang, bambu, atau lontar.
2
!eiring !eiring dengan dengan berjalannya berjalannya waktu, sebagian sebagian dari naskah tersebut tersebut telah musnah dengan berbagai cara, meski sebagiannya lagi masih terpelihara dengan baik. Kini pun, di antara penyebab kerusakan naskah yang sering terjadi adalah akibat gigitan serangga, ketajaman tinta, dan kelembaban cuaca. !ifat alam tropis di sia #enggara telah mempercepat kerusakannya. !elain itu, posisi geografis $ndone $ndonesia sia khusus khususny nya, a, yang yang terleta terletak k di wilaya wilayah h rawan rawan bencan bencanaa alama alama sepert sepertii gempa, telah menambah ancaman terhadap kehilangan benda cagar budaya ini, tanpa dapat dihindari. kan kan teta tetapi pi,,
pote potens nsii
keru kerusa saka kan n nask naskah ah yang yang pali paling ng meng mengan anca cam m
sesungguhnya adalah ketidakpedulian kita sendiri sebagai masyarakat pemiliknya. %anakala tidak tumbuh kesadaran akan nilai pentingnya naskah tersebut sebagai wari warisa san n
buda buday ya, mana manaka kala la re&o re&olu lusi si indu indust stri ri dan dan
tekn teknol olog ogii
berk berkem emba bang ng
sedemikian cepat, yang mengakibatkan jejak-jejak sejarah dan budaya masyarakat pra-industri dikesampingkan, saat itu juga sesungguhnya kemusnahan naskah sebagai benda cagar budaya telah dimulai. 'an, sekali hilang, hilang, ia tak akan pernah bisa tergantikan, sehingga akan musnah dari dari memori kita selamanya. Berbag Berbagai ai upaya upaya pemelih pemeliharaa araan n (preser (preser&as &asi) i) naskah naskah kuno kuno tulisan tulisan tangan tangan telah dilakukan berbagai pihak, khususnya khususnya oleh perpustakaan perpustakaan dan lembaga arsip penyimpanan naskah. *paya tersebut mencakup restorasi, konser&ari, dan pembuatan salinan (back (back up) up) naskah dalam bentuk media lain. !eirin !eiring g dengan dengan perkem perkemban bangan gan teknol teknologi ogi digital digital akti&i akti&itas tas alih media media naskah pun mengalami re&olusi penting pada awal milenium kedua, yakni dengan
3
digunakan teknologi digital dalam pembuatan salinan naskah, baik melalui kamera digital maupun mesin scanner . lih media naskah ke dalam bentuk microfilm pun mulai ditinggalkan, karena dianggap tidak efisien lagi, baik dalam tahap pembuatan maupun penggunaannya oleh pembaca, meski sebetulnya daya tahan sebuah microfilm akan jauh lebih baik ketimbang foto digital (+athurahman, /0 12-/). 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut a. Bagaimana situasi pernaskahan di $ndonesia saat ini3 b. pa solusi dari kelangkaan naskah kuno3 c. pa yang di maksud digitalisasi naskah3 d. Bagaimana teknik dan prosedur digitalisasi3 e. Bagaimana pengalaman penulis dalam mendigitalkan naskah3 B. Tujuan dan Manaat Penel!t!an 1. Tujuan Penel!t!an
#ujuan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut a. %enjelaskan situasi pernaskahan di $ndonesia saat ini. b. %enganalisis solusi dari kelangkaan naskah kuno. c. %enjelaskan pengertian digitalisasi naskah. d. %endeskripsikan teknik dan prosedur digitalisasi naskah. e. %enginterpretasikan pengalaman penulis dalam mendigitalkan naskah.
4
2. Manaat Penel!t!an
%anfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Manfaat Teoritis %anfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat dalam rangka membangun ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan objek penelitian. 4asil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah penelitian kebudayaan di +akultas $lmu Budaya *ni&ersitas 'iponegoro.
b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan menambah referensi dan wawasan kepada pembaca.
C. Landasan Teori
1) Teori Filologi Filologi adalah suatu ilmu ang ob!ek penelitianna naskah"naskah lama #$!amaris% 2&&2' 3). 2) (onserasi *askah The
American
Heritage
Dictionary %
mende+nisikan
Conservation
sebagai' men!aga supaa tidak hilang% rusak% atau disia"siakan dan selan!utna
Preservation
dide+nisikan
dengan
melindungi
dari
kerusakan% resiko dan bahaa lainna% men!aga agar tetap utuh dan meniapkan sesuatu untuk melindungi dari kehancuran. ,ebster-s Third *ew nternational $ictionar% mende+nisikan kata konserasi sebagai kegiatan ang direncanakan untuk melestarikan% men!aga dan melindungi #Purwono% 2&1&' 4/"40).
D. Metode Penelitian
1) Metode $eskriptif Metode deskriptif merupakan salah satu dari !enis !enis metode penelitian.
Metode
penelitian
deskriptif
bertu!uan
untuk
mengumpulkan informasi aktual secara rinci ang melukiskan ge!ala ang ada% mengindeti+kasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek"praktek ang berlaku% membuat perbandingan atau ealuasi dan menetukan apa ang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah ang sama dan bela!ar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu ang akan datang #asan% 2&&2). $engan demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu% dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan sa!a men!abarkan #analitis)% akan tetapi !uga memadukan. ukan sa!a melakukan klasi+kasi% tetapi !uga organisasi. Metode penelitian deskriptif
pada hakikatna adalah
mencari teori% bukan mengu!i teori. Metode ini menitikberatkan pada obserasi dan suasana alamiah. 2) Metode (ualitatif Menurut Moleong #2&&' ) penelitian kualitatif adalah penelitian ang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa ang dialami oleh sub!ek penelitian misalna perilaku% persepsi% motiasi% tindakan dan
lain"lain secara holistik atau analisis keseluruhan dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata"kata dan bahasa pada suatu konteks khusus ang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
BAB II PEMBAHA"AN
A. "!tuas! Pernaskahan d! Ind#nes!a "aat In!
5ada Konferensi 5erpustakaan 'igital $ndonesia (K5'$) ke- tahun 6 lalu, 7man +athurahman telah menguraikan secara cukup rinci pengalaman $ndonesia dalam hal digitalisasi naskah Nusantara, baik yang dilakukan oleh lembaga atau perorangan di $ndonesia maupun oleh pihak sing. 'alam makalahnya tersebut juga diulas bagaimana peran digitalisasi naskah dalam pengembangan tradisi penelitian di $ndonesia. 8ebih lanjut, lfida () juga telah mengangkat tema
15$isa!ikan dalam (onferensi Perpustakaan $igital ndonesia 6% Malang% 12"14 *oember 2&13. Penulis adalah +lolog di Perpustakaan *asional 7 dan pengurus pusat Masarakat Pernaskahan *usantara. 8pa ang dipaparkan dalam makalah ini sepenuhna merupakan pendapat pribadi% tidak mewakili lembaga atau organisasi. 9egala kesalahan ang mungkin timbul men!adi tanggung !awab penulis. :ihat Fathurahman #2&&0) ;
akarta% 2&&0.
?
yang senada pada makalahnya pada 9onsal :; di Bali. 'ari kedua penulis itu kita dapat memperoleh gambaran bahwa dalam satu dasawarsa terakhir, digitalisasi naskah cukup giat dilaksanakan di $ndonesia. 'inamika perkembangan ilmu pernaskahan di $ndonesia dewasa ini juga menunjukkan gejala yang cukup menggembirakan. urnal Manuskripta. 3 eberapa tahun belakangan ini $epartemen 8gama giat melakukan inentarisasi% digitalisasi% dan ka!ian terhadap naskah"naskah klasik keagamaan. Melalui ker!asama dengan Manassa dan PPM <*% telah diluncurkan website Thesaurus ndonesian slamic Manuscripts #T2M)% ang mengandung data penelitian naskah keagamaan. asil kegiatan tersebut dapat dilihat di http'AAtiim.ppim.or.idA.
/
pengelola naskah seperti 5erpustakaan Nasional juga gencar melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penelitian dan pengelolaan naskah. 1 'i daerah-daerah, museum-museum dan kraton semakin memberikan kemudahan akses. $ndi&iduindi&idu kreatif pegiat naskah pun mulai menunjukkan eksistensi dan prestasi yang membanggakan. / !ingkat kata, para peneliti naskah masa kini diberi lebih banyak kemudahan dibanding guru-gurunya dari generasi sebelumnya (
Kehidupan manusia yang selalu mengalami pergantian generasi, menyebabkan adanya peristiwa sejarah bagi kehidupan manusia itu sendiri, maka terjadilah bentuk-bentuk dan rupa atas daya dan kreati&itas manusia pada waktu itu. %ereka
4 $alam konteks lembaga di ndonesia% kirana Perpustakaan *asional adalah salah satu lembaga ang paling aktif dalam kegiatan pengelolaan naskah *usantara. $alam hal akuisisi% misalna% Perpusnas sudah mendapatkan lebih dari && se!ak tahun 100/% dan beberapa tahun belakangan% ratusan naskah lain berhasil didapat dari masarakat. 9e!ak tahun 2&&3% sekitar 0 naskah !uga sudah didigitalisasi #Purwanto% 2&12' 0?). Perpusnas !uga menerbitkan >urnal Manuskrip *usantara #>umantara) ang terbit dua kali dalam setahun% menerbitkan hasil transliterasi dan ter!emahan naskah *usantara% menelenggarakan seminar naskah setiap tahun% dan menelenggarakan pameran dan sosialisasi naskah baik di >akarta maupun di daerah"daerah. 9ebut sa!a 9inta 7idwan% pegiat naskah ang membuka kelas 8ksara% ang mendapatkan penghargaan (ick 8nd ope 8ward pada tahun 2&11B TarmidCi 8. amid di 8ceh ang memiliki koleksi pribadi ang cukup banak.
0
meninggalkan hasil karya kepada generasi sesudahnya. 5eninggalan tersebut dapat disebut dengan peninggalan benda budaya. *ntuk menghargai peninggalan benda budaya tersebut, kita sebagai generasi penerus, harus melakukan upaya untuk menyelamatkan dan mempertahankan agar tidak terjadi kerusakan atau hilang. *ntuk itu perlu dilakukan upaya konser&asi yang secara garis besar berarti pelestarian terhadap benda peninggalan budaya tersebut. 5ada hakikatnya kata konser&asi dan preser&asi memiliki arti yang sama yakni pelestarian yang berasal dari bahasa $nggris yakni Conservation and Preservation. 'alam kamus $nggris-$ndonesia yang disusun oleh >ohn %. "chols dan 4asan !hadily, kedua kata ini mempunyai arti yang hampir sama. Konser&asi berarti *ni&ersitas perlindungan, pengawetan, sedangkan preser&asi bererti pemeliharaan, penjagaan dan pengawetan. kan tetapi menurut sumber lain yang menyangkut pelestarian bahan pustaka dan arsip, kata konser&asi memiliki arti yang lebih luas. Konser&asi dalam perpustakaan adalah perencanaan program secara sistematis yang dapat dikembangkan untuk menangani koleksi perpustakaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai. Wendy !mith dari National 8ibrary of ustralia membuat definisi yang lebih sederhana tentang Preservation, Conservation, dan Restoration, yaitu0 . 5reser&ation0 adalah semua kegiatan yang bertujuan memperpanjang umur bahan pustaka dan informasi yang ada di dalamnya. . 9onser&ation0 adalah kegiatan yang meliputi perawatan, pengawetan dan perbaikan bahan pustaka oleh konser&ator yang profesional.
1&
=. ?estoration0 termasuk dalam kegiatan konser&asi yang memperbaiki bahan pustaka yang rusak agar kondisinya seperti aslinya. The American Heritage Dictionary, mendefinisikan Conservation sebagai0 menjaga supaya tidak hilang, rusak, atau disia-siakan dan selanjutnya 5reser&ation didefinisikan dengan melindungi dari kerusakan, resiko dan bahaya lainnya, menjaga agar tetap utuh dan menyiapkan sesuatu untuk melindungi dari kehancuran. Webster@s #hird New $nternational 'ictionary, mendefinisikan kata konser&asi sebagai kegiatan yang direncanakan untuk melestarikan, menjaga dan melindungi (5urwono, 0 1A-16). 'ari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kata konser&asi mempunyai arti pelestarian, yang selanjutnya pelestarian ini mencakup kegiatan pemeliharaan, perawatan, pengawetan, perbaikan dan reproduksi (!aputra, /0 1-). '. D!g!tal!sas! Naskah 1% Pengert!an D!g!tal!sas! Naskah
'igitalisasi ialah bagian dari pelestarian yang berupaya untuk menyelamatkan naskah-naskah kuno dengan memanfaatkan teknologi digital seperti soft file, foto digital, mikrofilm, serta mengupayakan baik naskah asli atau naskah duplikatnya agar dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. 'igitalisasi manuskrip merupakan proses pengalihan manuskrip dari bentuk aslinya ke dalam bentuk digital atau menyalinnya dengan melakukan scanning (scanner atau memfotonya dengan kamera digital. 'igitalisasi naskah dilakukan agar isi kandungan dari naskah tetap terjaga jika sewaktu-waktu fisik naskah tersebut sudah tidak dapat dipertahankan lagi. 'igitalisasi memiliki manfaat antara lain0 a. %engamankan isi naskah dari kepunahan agar generasi seterusnya tetap mendapatkan informasi dari ilmu-ilmu yang terkandung dari naskah tersebut.
11
b. %udah digandakan berkali-kali untuk dijadikan cadangan (back up data! c. %udah untuk digali informasinya oleh para peneliti jika di- upload ke sebuah alamat "eb. d. 'apat dijadikan sebagi obyek promosi terhadap kekayaan bangsa (!ari, /0 /-).
2% $ele(!han dan $ekurangan D!g!tal!sas!
*saha penyelamatan nilai informasi agar informasi dapat dimanfaatkan dalam waktu yang relatif lebih lama lagi dan terhindar dari kerusakan terhadap koleksi digital atau elektronik. ?efreshing, migrasi, dan emulasi adalah beberapa cara preser&asi digital yang bisa menjadi pilihan bagi perpustakaan untuk melestarikan materi digital ('aryono, ).
12
5elestarian
teknologi
merupakan
tindakan
pemeliharaan
terhadap
hard"are (perangkat keras) dan soft"are (perangkat lunak) yang mendukung sumber daya (koleksi) digital. 5erkembangan teknologi yang cukup pesat adalah alasan utama dilakukan pelestarian teknologi ini, yang akan mengakibatkan informasi yang terdapat di dalamnya tidak bisa terbaca. 5elestarian teknologi mempunyai tujuan untuk menyimpan objek digital dalam bentuk format asli, dengan fungsi dan presentasi yang sama, dan juga dengan perangkat keras dan lunak yang digunakan masih dengan keasliannya.
#erdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari cara ini. Kelebihan yang didapatkan diantaranya pertama, dengan meyimpan
perangkat
keras
dan
perangkat lunak aslinya, maka tampilannya akan sama dengan dokumen aslinya. #edua, pelestarian teknologi merupakan solusi pelestarian yang praktis dalam jangka pendek. #etiga, dengan pelestarian teknologi, kebutuhan untuk mengimplementasikan
strategi
pelestarian
lainnya
dapat
ditunda.
!elain
kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan, strategi ini juga memiliki kelemahan. Karena merupakan strategi dalam jangka pendek maka diperlukan tindak yang berkelanjutan (!ari, A0).
D. Tekn!k dan Pr#sedur D!g!tal!sas! 1% Tekn!k atau Pr#ses D!g!tal!sas!
%enurut 5endit (2, =) proses digitalisasi adalah proses mengubah dokumen tercetak menjadi dokumen digital. 5roses digitalisasi dapat dilakukan terhadap berbagai bentuk bahan pustaka seperti peta, naskah kuno, foto, karya seni patung,
13
lukisan dan sebagainya. 5roses digitalisasi untuk naskah kuno atau buku yang sudah sangat tua dapat dilakukan dengan kamera khusus beresolusi tinggi yang mampu memotret setiap detail dari naskah tersebut. *ntuk naskah yang sudah sangat rapuh dibutuhkan proses laminating dengan plastik khusus sebelum dokumen tersebut di scan atau difoto. !aleh (, =) berpendapat bahwa proses pembuatan dokumen digital secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut0 . !eleksi dan pengumpulan bahan yang akan dibuat koleksi digital, bahanbahan yang akan dikon&ersi dari tercetak menjadi digital perlu diseleksi untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan digitalisasi koleksi perpustakaan. . 5embongkaran jilid koleksi agar bisa dibaca alat pemindaian (scanner), proses ini perlu dilakukan untuk memudahkan operator pemindai melakukan proses pemindaian lembar demi lembar dari bahan tersebut. =. 5embacaan halaman demi halaman dokumen menggunakan alat pemindai yang kemudian disimpan dalam format file 5'+. 4asil proses ini adalah dokumen dalam bentuk elektronik atau file komputer. 1. 5engeditan, hasil pemindaian tadi masih perlu diedit, terutama jika ukuran kertas yang ditentukan pada saat scanning tidak tepat. 7leh karena itu perlu dilakukan editing seperti pemotongan pinggiran halaman, pembalikan halaman dan lain-lain. !elain itu juga perlu dilakukan penggabungan halaman jika pemindaian dilakukan secara sepotong-sepotong. /. 5embuatan serta pengelolaan metadata (basis data) agar dokumen tersebut dapat diakses dengan cepat. 5embuatan basis data ini dapat menggunakan perangkat lunak apa saja yang dapat dikenal dan biasa digunakan oleh manajer sistem. . %elengkapi basis data dokumen dengan abstrak jika diperlukan. #erutama untuk dokumen-dokumen yang berisi informasi ilmiah serta monograf lainnya. !edangkan untuk dokumen yang berisi informasi singkat dan semacamnya, cukup ditambahkan keterangan atau anotasi.
14
2. 5roses selanjutnya adalah pemindaian dokumen 5'+ serta basis data ke 9'?7% atau ';'. !etelah dokumen digital selesai, maka tahap berikutnya adalah mengumpulkan dokumen tersebut, menata serta mengkopinya ke dalam 9'-?7% atau ';'. A. 5enjilidan kembali dokumen yang sudah dibongkar dan dokumen tersebut dapat dikembalikan ke tempat penyimpanannya. !elain itu 5endit (2, ) mengatakan bahwa proses digitalisasi dibedakan menjadi = (tiga) kegiatan utama, yaitu0 () scanning , yaitu proses memindai (menscan) dokumen dalam bentuk cetak dan mengubahnya ke dalam bentuk berkas digitalC () editing , adalah proses mengolah berkas 5'+ di dalam komputer dengan cara memberi pass"ord, "atermark, catatan kaki, daftar isi, hyperlink , dan sebagainya. Kebijakan mengenai hal-hal apa saja yang perlu diedit dan dilindungi di dalam berkas tersebut disesuaikan dengan kebijakan yang telah ditetapkan perpustakaanC (=) uploading , adalah proses pengisian (input) metadata dan mengupload berkas dokumen tersebut ke digital library. 'ari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa proses digitalisasi antara lain adalah seleksi koleksi yang akan didigitalisasikan, mengumpulkan koleksi yang akan didigitalisasikan, melakukan scan, membuat back up, memberi nama-nama khusus agar mudah ditemu kembalikan dan dihubungkan ke dalam "ebsite apabila diperlukan (!ari, /0/).
2% Pr#sedur D!g!tal!sas!
1
%elakukan digitalisasiDproses digital. 5engalihmediaan informasi dari berbagai jenis media dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam alat perekam, poses yang paling sederhana adalah dengan memakai bantuan alat perekam (scanner) atau kamera digital untuk menghasilkan gambar elektronik (bitmap images). Kualitas gambar sangat tergantung dari jumlah titik yang terekam oleh scanner. +aktor lain dalam menentukan kualitas gambar dalam bentuk digital adalah jenis alat perekam yang digunakan yang mampu merekam secara optimal seluruh detail gambar dari fisik aslinya (umlah dokumen yang akan direkam /) Kualitas, keadaan fisik dokumen ) Kemampuan perangkat lunak yang digunakan c. 5embuatan kopi untuk pengganti apabila terjadi kerusakan pada media. E. Pengalaman Penul!s dalam Mend!g!talkan Naskah
1
!ebagai mahasiswa semester tujuh jurusan !astra $ndonesia yang berkonsentrasi di bidang +ilologi, saya memiliki pengalaman dalam mendigitalkan naskah kuno dengan dua alat, yaitu kamera !8? dan scanner . Berikut pengalaman penulis0 ) %endapatkan naskah tulisan tangan maupun cetak yang akan didigitalkan. ) Ketika mendigitalkan, penulis memiliki beberapa kendala, yaitu a. Kondisi naskah yang kurang baik, misalnya tintanya sudah mulai pudar, kertasnya berlubang, kulit kayu sudah mulai mengelupas, kertas mulai rapuh membuat proses pendigitalan susah karena harus membuka naskah scara hati-hati dan membutuhkan kamera yang beresolusi tinggi. b. 5enggunaan kamera untuk mendigitalkan naskah memang lebih rumit dibandingkan dengan menggunakan scanner, karena kamera harus dapat fokus pada naskah tersebut dengan menggunakan tripod . c. 5enggunaan scanner , terutama memakai scanner biasa yang terdapat dalam mesin printer dalam mendigitalkan naskah hanya dapat dilakukan pada naskah yang masih baik, belum rapuh, dan naskah yang tidak memiliki banyak halaman (tidak tebal). d. >ika naskah tersebut memiliki "atermark , sering "atermark tersebut tidak terlihat setelah didigitalkan. Berikut hasil dari pendigitalan naskah kuno penulis
1?
$edongengan >ilid
*askah 7amuan atak
Paririmbon (ahuripan BAB III
PENUTUP
A. "!m)ulan
'igitalisasi naskah Nusantara dan publikasi online dengan status hak akses yang jelas merupakan bagian kecil dari upaya membangun sistem pelestarian dan pendayagunaan naskah Nusantara yang lebih luas. *saha digitalisasi naskah terpadu kiranya sangat rele&an diterapkan di sebuah negara kepulauan seperti $ndonesia. *saha awal tentu akan menghabiskan banyak tenaga dan biaya, tetapi hal ini dapat menghemat anggaran di masa depan (
1/
!istem ini (digitalisasi) harus terintegrasi dengan sistem penunjang lain yang jangkauannya luas, bukan hanya di $ndonesia, tetapi seluruh perpustakaan dan museum di seluruh dunia yang diketahui menyimpan karya leluhur bangsa kita ini. !udah saatnya kita membuat standardisasi metadata naskah, membangun Katalog $nduk Naskah-Naskah Nusantara (Kinara), membangun pangkalan data penelitian naskah-naskah Nusantara, yang semuanya saling terhubung (
DA*TAR PU"TA$A
'aryono. . $Preservasi Perpustakaan Digital (#elebihan Dan #ekurangan Cara Preseravasi Digital!% http0DDdaryono.staff.uns.ac.idDDDADpreser&asi-perpustakaan-digital lihat makalah $ina santi ;Membangun (atalog nduk *askah *usantara berbasis ndoM87D= dalam konferensi ini.
10
kelebihan-dan-kekurangan-cara-presera&asi-digital-1D (diakses >anuari ). 'jamaris, "dwar. . &etode Penelitian 'ilologi. >akarta0 9;. %anasco. +athurahman, 7man. 6. E*paya 5elestarian Warisan Budaya dalam +ormat 'igitalF. %akalah. Konferensi 5erpustakaan 'igital $ndonesia , >akarta, 6. GGGGGGGGGGG. /. 'ilologi 5renadamedia
ndonesia)
Teori
dan
&etode.
>akarta0
urnal ;isi 5ustaka ;ol. 1, no. (>uni) http0DDperpusnas.go.idDi+ile'ownload.aspH3$'...rtikelGGanuari ). anuari ) 4asan, %. $Ibal. . PokokPokok &ateri &etodologi Penelitian dan Aplikasinya. 5enerbit akarta. 8azinger, !usan !. . Digital Preservation and &etadata) History, Theory, and Practice! "nglewood, 9olorado0 8ibraries *nlimited. %oleong, 8eHy >. . &etodologi Penelitian #ualitatif . Bandung0 ?emaja ?osdakarya 5endit, 5utu 8aHman et all. 2. Perpustakaan Digital) Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi. >akarta0 !agung !eto. 5urwono. . Dokumentasi. Jogyakarta0 5enerbit akarta0 !agung !eto. !aputra, 'edi. /. #onservasi +askah+askah #uno pada &useum +egeri Provinsi -umatera .tara. >urnal *ni&ersitas !umatera *tara $nstitutional http0DDrepository.usu.ac.idDhandleD=1/2A6D16= (diakses >anuari ). !ari, 'elaya. A. E Pelestarian #oleksi Digital di Perpustakaan .niversitas ndonesia!F !kripsi !arjana +akultas $lmu 5engetahuan Budaya >urusan $lmu 5erpustakaan.
2&
!ari, "&i No&ita. /. Transformasi Digital -ebagai Proses Pelestarian +askah #uno &inangkabau di /adan Perpustakaan dan #earsipan Provinsi -umatera /arat! >urnal *ni&ersitas !umatera *tara $nstitutional ?epository.http0DDrepository.usu.ac.idDhandleD=1/2A6D/6 (diakses >anuari ) !tielow, +rederick. 1. A Ho" to Do t &anual for Archivist and *ibrarian) /uilding Digital Archives, Description and Display. New Jork0 Neal!chuman 5ublisher. ;an der 5utten. 2. E /eberapa renungan terhadap sastra lama +usantara!F http0DDhorisononline.or.idDidDesaiD=6-beberaparenungan-terhadap-sastralama-nusantara (diakses / 7ktober /).