ORGANOGENESIS DERIVAT EKTODERM DAN MESODERM
Organogenesis adalah tahap pembentukan organ-organ tubuh eksternal dan internal yang berasal dari tiga lapisan lembaga. Organogenesis merupakan suatu tahap perkembangan embrio yang memerlukan waktu paling lama, dan merupakan tahap paling sensitif dalam perkembangan embrio. Organogenesis terdiri dari dua periode, yaitu pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir. Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh embrio dari bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embrio akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini embrio mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan psikis) serta wajah waj ah yang khusus bagi setiap individu (Majumdar, 1985). Organogenesis Organogenesis Derivat Endoderm
1. Perkembangan Sistem Pencernaan Sistem pencernaan berkembang dari bumbung endoderm atau bakal saluran percernaan yang terbentuk pada saat neurulasi. Bumbung endoderm ini akan terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu usus depan, usus tengah dan usus belakang. Usus depan yang berada di daerah posterior dan farinks akan berkembang membentuk oesofagus, ventriculus (lambung), duodenum (usus 12 jari), hati, kantung empedu, dan pancreas. Lapisan permukaan dalam dari saluran percernaan ini serta kelenjar-kelenjarnya berasal dari endoderm, tetapi otot pada dinding saluran, jaringan ikat, pembuluh darah, mesenterium, dan epitel yang menutupi permukaan luar usus yang berbatasan dengan dengan coelom berasal dari mesoderm splanknik. Pada embrio awal, saluran pencernaan merupakan suatu saluran sederhana, lebih ke kaudal terbentuk usus, dan bagian tengah saluran pencernaan ini berhubungan dengan kantung yolk. Pada ujung kaudal dari usus terbentuk suatu lekukan tempat pertemuan endoderm dengan ektoderm yang disebut proctodeum. Kedua lapisan ini dibatasi oleh membrane kloaka yang kemudian akan pecah untuk membentuk anus. Di bagian kaudal lambung (masih wilayah usus depan) terbentuk tiga organ yang merupakan turunan saluran pencernaan, yaitu hati, pancreas, dan duodenum. Perkembangan awal hati di wilayah usus depan adalah berupa penggembungan atau disebut divertikulum
hati. Divertikulum hati (corda hepatic) merupakan tonjolan yang keluar dari usus depan, masuk ke mesenkim (mesoderm hepatic) yang ada di sekeliling lambung. Mesenkim menginduksi endoderm diverticulum hati untuk berproliferasi, bercabang, dan membentuk sel-sel hati. Sebagian dari diverticulum hati (bagian yang terdekat dengan saluran pencernaan) akan berfungsi sebagai saluran hati dan cabangnya akan membentuk kantung empedu. Awalnya, pancreas berkembang juga berupa diverticulum yang muncul pada bagian dorsal dan vebtral usus depan. Kemudian, diverticulum yang berasal dari sebelah dorsal dan vebtral saluran pencernaan tepat di sebelah kaudal kantung empedu berfusi membentuk pancreas. Saluran pencernaan yang berasal dari usus depan adalah : farinks, oesofagus, ventriculus, dan duodenum. Dalam perkembangannya, usus tengah akan menjadi usus halus lanjutan duodenum, yaitu jejunum dan ileum dan sebagian dari usus besar, yaitu colon ascenden. Selanjutnya, usus belakang akan berkembang menjadi sebagian besar usus besar, yaitu colon transversum dan colon descenden serta kantung alantois. Sebagian dari kantung alantois yaitu pangkalnya kelak akan berkembang menjadi vesica urinaria (kantung kemih). 2. Pembentukan faring Pembentukannya pada minggu ke 4 masa embrio. Kemudian terbentuk lengkung faring (kumpulan jaringan mesenkim yang dipisahkan oleh celah faring. Berkembang menjadi kantung faring. Lengkung faring terdiri dari: 1) Lapisan luar berasal dari ektoderm. 2) Lapisan tengah berasal dari mesoderm. 3) Lapisan dalam berasal dari endoderm. Perkembangannya diregulasi oleh Sonic Hedgehog. Terdapat 4 pasang kantung faring yang masing kantung memiliki peran tersendiri, antara lain: 1) Mmebentuk rongga pendengaran dari telinga tengah. 2) Membentuk dinding tonsil.
3) Membentuk timus, kemudian berdeferensiasi menjadi limfosit T dan sepasang kelenjar paratiroid. 4) Pasangan kelenjar paratiroid lain.
3. Perkembangan paru-paru Paru-paru juga merupakan perkembangan dan tabung pencernaan, meskipun tidak berfungsi dalam pencernaan. Pada tengah atas faring, diantara keempat paangan kantung faring, alur laryngtrakea meluas secara ventral. Alur ini keudian membawa ke cabang-cabang yang membentuk bronkus dan paru-paru. Endoderm laryngotrakeal menjadi lapisan trakea, dua bronkus, dan alveoli paru-paru. Proses pembentukan saluran pernapasan juga didukung oleh asam retinoad. 4. Perkembangan pankreas pada manusia Notokorda dan mesoderm bakal pembuluh darah mengakibatkan terbentuknya pankreas, sedangkan adanya mesoderm bakal jantung menghambatkan pembentukan pankreas. Protein Sonic hedgehog terdapat pada keseluruhan endoderm bakal usus kecuali di endoderm bakal usus depat tempat terbentuknya bakal pankreas. Organogenesis Derivat Mesoderm
1. Pembentukan Sistem Ekskresi Proses pembentukan ginjal pada mamalia terdiri dari 3 tahapan. Tahap I: Perkembangan bersifat sementara. Tubulus ginjal awal berupa pronefros merupakan hasil induksi sel duktus pronefros yang bermigrasi ke arah kaudal terhadap mesenkim nefrogenik. Pronefros berdegenerasi dan terbentuk tubulus mesonefros . Tahap II: Ginjal metanefros mamalia terbentuk dari induksi tunas ereter dengan cara mesenkim metanefrogenik menginduksi pasangan duktus wolf. Tunas ereter yang terbentuk akhirnya akan terpisah dari duktus wolf menjadi duktus pengumpuldan ureter. Tahpan III: Tahap fungsional merupakan tahap dimana sinyal dari mesoderm paraksial akan menginduksi mesoderm intermediet untuk membentuk metanefros.
Induksi resiprokal adalah suatu pembentukan jaringan ginjal terjadi interaksi timbal balik antara mesenkim metanefrogrnik dengan tunas ureter. 2. Perkembangan gonad indeferen menjadi testis BSK (Bakal Sel Kelamin) bermigrasi dari korteks gonad ke dalam pita-pita seks primitif di medula lalu berkembang menjadi tubulus seminiferus. BSK berkembang menjadi spermatogonia dan akhirnya menjadi spermatozoa. Tubulus seminiferus berhubungan dengan rete berkembang di bagian dorsal gonad. Saluran rete testis berhubungan dengan tubulus mesonefros dan melalui duktus mesonefros sperma dapat dikeluarkan. Bila bagian medula testis menjadi bagian yang lebih berkembang dan fungsional maka bagian korteks mengalami reduksi dan diubah menjadi lapisan epitel tipis yang membungkus testis. 3. Perkembangan gonad indeferen menjadi ovary Pada embrio betina, bagian medula gonad akan tereduksi, pita seks primitif disersobsi dan bagian dalam gonad dewasa diisi dengan mesenkim yag dimasuki oleh pembuluh darah. BSK tetap terdapat di korteks yang menebal dan membentuk kelompok sel ke bagian dalam yang pada manusia disebut sebagai pita seks sekunder. Korteks dan sekelompok sel mengelilingi satu atau beberapa BSK dan keseluruhannya akan membentuk folikel telur. BSK kemudian menjadi oogonia yang memasuki tahap awal oogenesis dan sel lainnya menjadi sel folikel .
Sumber: Majumdar, N.N. 1985. Textbook of Vertebrate Embryology. Ed. 5. New Delhi: Tata McGraw Hill.
RESUME ORGANOGENESIS DERIVAT ENDODERM DAN MESODERM
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Struktur Perkembangan Hewan II yang dibimbing oleh bapak Dr. Abdul Gofur, M.Si
Disusun oleh: Rosita Andria Dewi 160341606004
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Oktober 2017