TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRODUK DERIVAT PERKEBUNAN KOMODITI KELAPA SAWIT
Disusun Oleh : kelompok B4
Luluk Fauziyah
111710101008 111710101008
Putri Ajeng
111710101012
Muhammad Gozalli 111710101014 111710101014 Alan Zakiya
111710101064 111710101064
Tria Mega
111710101060
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2013
PRODUK DERIVAT KOMODITI KELAPA SAWIT
Tanaman kelapa sawit semula berasal dari Guninea di pesisirkan Afrika Barat. Pada awalnya kelapa sawit di Indonesia sekedar berperan sebagai tanaman hias langka di kebun Raya Bogor. Kemudian pada tahun 1911 kelapa sawit dibudidayakan secara komersil. Buah kelapa sawit matang kira-kira 5 setengah bulan setelah penyerbukan. Warna daging buah putih kuning diwaktu masih muda dan berwarna jingga setelah buah matang.
BAGIAN-BAGIAN KELAPA SAWIT
A. AKAR Sebagai tanaman jenis palma, kelapa sawit tidak memiliki akar tunggang dan akar cabang. Akar yang keluar dari pangkal batang sangat besar jumlahnya dan terus bertambah banyak dengan bertambahnya umur tanaman. B. BATANG Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus ke atas. Batang berbentuk silindris dan berdiameter 40 — 60 cm, tetapi pada pangkalnya membesar. ujung batang terdapat titik turnbuh yang membentuk daun-daun dan memanjangkan batang. Selama empat tahun pertama, titik tumbuh membentuk daun- daun yang pelepahnya membungkus batang sehingga batang tidak terlihat. C. DAUN Daun kelapa sawit bersirip genap dan bertulang sejajar. Pada pangkal pelepah daun terdapat duri-duri atau bulu-bulu halus sampai kasar. Panjang pelepah daun dapat mencapai 9 m, tergantung pada umur tanaman. Helai anak daun yang terletak di tengah pelepah daun adalah yang terpanjang dan panjangnya dapat mencapai 1 ,20 m.
D. BUAH Bagian-bagian yang terpenting dari ke lapa sawit adalah seba gai berikut : 1.
Mesocarp (Daging buah) Mesocarp terdiri dari serabut dan daging buah. Serabut terdiri dari tenunan – tenunan serat yang keras dan sels-selanya terdap at tenunan sel yang lunak dan buah yang masak mengandung minyak.
2.
Endocarp (temputung atau cangkang) Pada buah masak, tempurung ini tebal dan keras sekali karena mengandung SiO2. Tempurung (cangkang) dapat digunakan sebagai bahan bakar atau pengeras jalan- jalan kebun dan belakangan ini dapat diolah menjadi ―Activated carbon‖, yang sangat berguna untuk mengatasi polusi udara.
3.
Kernel (Inti) Bagian ini terletak disebelah dalam tempur ung. Dalam satu buah terdapat satu biji yang mengandung inti. Inti ini mengandung
minyak yang
warnanya jernih, dan kualitas minyak inti lebih jika dibandingkan dengan kualitas minyak daging buah ( mesocarp ). Hanya saja kandungan minyaknya lebih sedikit dibanding dengan kandungan minyak daging buah. Minyak inti sawit sangat baik digunakan dalam industri, misalnya industri pembuatan minyak
margarine. Selain dari minyak inti yang
dihasilkan, terdapat juga ampas dari inti sawit yang digunakan pada industri fermentasi alkohol.
MACAM-MACAM PRODUK DERIVAT DARI KELAPA SAWIT A. BAGIAN TANDAN KOSONG PADA BUAH Pulp atau yang disebut dengan bubur kertas merupakan bahan pembuatan kertas. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yamg dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp, biasanya serat yang digunakan berasal dari serat alami, yang mengandung selulosa dan hemiselulosa (wordpress, 2009).
Dalam industri, Industri pulp kertas ada dua macam yaitu virgin pulp dan kertas bekas (recovered paper ). Virgin pulp secara garis besar ada dua macam yaitu pulp serta pendek dan pulp serat panjang. Virgin pulp menggunakan bahan dari kayu, karena ketersedian kayu yang terbatas serta makin tingginya kesadaran dunia terhadap masalah lingkungan maka penggunaan kertas bekas sebagai bahan baku pembuatan kertas semakin berkembang (Direktorat Jendral Industri Agro dan Kimia, 2009). Selain penggunaan kertas bekas sebagai bahan baku pembuatan kertas, pembuatan pulp juga dapat menggunakan bahan non kayu yang dihasilkan dari limbah perkebunan dan pertanian, salah satunya yaitu dengan menggunakan tankos. Adapun cara pembuatan pulp dari tankos untuk skala laboratorium menurut Direktorat Jendral Industri Agro dan Kimia (2009), adalah sebagai berikut: 1. Bahan baku tankos diambil, dibersihkan dari buah sawit dan kotoran, karena hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas kertas terutama warna. Kemudian dilakukan pemotongan bahan atau penyerpihan dengan memakai mesin chipper. Ukuran serpihan antara 3-8 cm, dengan maksud untuk mendapatkan kemasakan pulp yang merata. Selanjutnya dilakukan pemisahan pith (sari,ampas) yang bertujuan untuk mengurangi pemakaian soda pada saat masak, menurunkan angka kemasakan (bilangan kappa), dan menghindari kotoran yang terikut di dalam pulp. Penyaringan dengan ayakan berukuran 20 mesh. 2. Memakai NaOH sebagai alkali untuk untuk pulp yang belum dan sudah putih. 3. Pemasakan menggunakan digester mini berkapasitas 1.350 gr (6 tabung) dengan suhu 170 0C selama 2 jam menuju maksimum dan ditambah 2 jam lagi. 4. Pemutuhan dan lembaran pulp. Pemutihan dilakukan dengan tiga tahap yaitu C/E/H atau Chlorinasi, Ekstraksi, dan Hipoklorit. Setelah proses pemasakan dilakukan proses pencucian, penyaringan, dan pemutihan. Penggilingan dilakukan dengan alat gilingan kayu ( Valley Beater ). Waktu yang diperlukan untuk pulp putih tankos lebih lama dari pada bahan lain.
Dari pembuatan pulp tankos diketahui serat tankos termasuk serat pendek <1mm, perbandingan tebal dinding serat dengan lumen sama dengan bilangan Runkel dan cukup baik, makin kecil bilangan Runkel semakin baik (<1). Kadar selulosa 45,19% Kelarutan air panas, air dingin, NaOH cenderung turun setetalah mengalami pemisahan pith. Indeks retak dan tarik cukup tinggi, sedangkan indesk sobek masih dalam batas yang diijinkan. Rendemen 45%, derajat putih 82%,derajat giling 33-43 0SR, sehingga tankos sangat baik untuk dibuat pulp. Rendemen yang dihasilkan dari pemanfaatan tankos menjadi pulp adalah 45 %, sehingga dari potensi tankos yang ada di Propinsi Bengkulu sebesar 464.400 ton per tahun maka dapat menghasilkan pulp sebanyak 208.980 ton per tahun. Menurut Direktorat Jendral Industri Agro dan Kimia (2009), sebagian besar industri pulp dan kertas nasional pabrik tua yang menggunakan teknologi lama dan kapasitas kecil yaitu kurang dari 100.000 ton per tahun. Sehingga dari potensi pulp yang dihasilkan sekitar 208.980 ton per tahun di Propinsi Bengkulu dimungkinkan untuk dibangun industri pulp dengan kapasitas kecil. Bahan baku pembuatan pulp dengan tankos yang merupakan serat pendek dalam industri kertas dapat diproduksi menjadi kertas tissue atau kertas pembungkus kertas cetak (Purwanto dan Sparringa, 2000) PEMBUATAN PUPUK DARI TANDAN KOSONG
ORGANIK
DAN
PAKAN
TERNAK
Pengomposan adalah penurunan rasio atau perbandingan antara karbohidrat dan nitrogen dengan singkatan nilai C/N. Bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan / kotoran hewan yang masih segar mempunyai nilai C/N yang tinggi antara 50 – 400 (kayu yang tua). Bahan oprganik dapat diserap tanah adalah mempunyai C/N yang sama dengan tanah ialah sekitar 10 – 12 oleh karena itu limbah sawit (cair dan padat) yang mempunyai nilai C/N tinggi harus diturunkan. setiap ton Tankos mengandung unsure hara N, P, K, dan Mg berturut -turut setara dengan 3 Kg Urea; 0,6 Kg CIRP; 12 Kg MOP; dan 2 Kg Kieserit.
Dalam proses pengomposan terjadi perubahan sebagai berikut :
a. Karbohidrat, Selosa, Hemiselulosa, lemak, lilin menjadi CO2 dan air. b. Zat putih telur menjadi Amonia, CO2 dan air. Proses pengomposan yang akan diterapkan ialah proses Aerobic dalam keadaan adanya O2 bukan proses Anaerobic dalam keadaan tanpa O2 seperti halnya dikolam limbah yang banyak diterapkan di PKS. Dalam pembuatan kompos organik proses Aerobic akan menghasilkan CO2, air dan panas, maka yang perlu dijaga ialah kelembaban sekitar 40 – 60% agar micro organisme dapat bekerja secara optimal dengan suhu optimal 30 – 50°C (hangat), oleh karena itu tumpukan kompos perlu dibalik (1 sampai 5 kali seminggu). Dalam proses pengomposan bekerja bakteri, fungi, actinomycetes dan protozoa dan dapat dipercepat dengan aktivator antara lain EM4, Orga Dec, Stardec, Fix Up Plus, Harmony dan Mikrorganisme. Mikroorganisme akan lebih aktif apabila PH berada antara 6,5 – 7,5 oleh karena itu dalam proses pengomposan sering ditambahkan kapur atau abu maka perlu tumpukan kompos dibalik.
Tandan Kosong
Dicacah
Ditumpuk Diatas Lantai semen Diudara terbuka
Dibalik 3 – 5x semin
u
Disiram den an limbah cair PKS
Pen om osan selama 6 -8 min
u
Dia ak dan Dikemas
PEMBUATAN ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA SAWIT
Apabila dilakukan pirolisis terhadap cangkang sawit tersebut akan diperoleh rendemen berupa asap cair yang dapat diguakan sebagai biopreservatif baru pengganti presetvatif kimia, arang maupun tar . Asap cair merupakan hasil kondensasi dari pirolisis kayu yang mengandung sejumlah besar senyawa yang terbentuk akibat proses pirolisis konstituen kayu seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin. Proses pirolisa melibatkan berbagai proses reaksi yaitu dekomposisi, oksidasi, polimerisasi, dan kondensasi Pembuatan asap cair dilakukan dengan destilasi. Bahan cangkang sawit sebelumnya dianalisa kadar hemiselulosa, selulosa dan lignin kemudian kadar airnya dibuat menjadi 8%, 13% dan 18% dengan pengering kabinet.Asap cair dibuat dengan memasukkan 1 kg cangkang sawit ke dalam reaktor kemudian ditutup dan rangkaian kondensordipasang.Selanjutnya dapur pemanas dihidupkan dengan mengatur suhu dan waktu yang dikehendaki.Pada penelitian ini suhu yang
digunakan 350°C, 400°C dan 450 °C sedangkan waktu yang digunakan adalah 45 menit, 60 menit dan 75 menit yang dihitung pada saat tercapai suhu yang dikehendaki.Asap yang keluar dari reaktor akan mengalir ke kolom pendingin melalui pipa penyalur asap yang mana pada pipa ini terdapat selang yang dihubungkan botol penampung untuk menampung tar , kemudian ke dalam kolom pendingin ini dialirkan air dengan suhu kamar menggunakan aerator sehingga asap akan terkondensasi dan mencair.Embunan berupa asap cair yang masih bercampur dengan tar ditampung kedalam erlenmeyer, selanjutnya disimpan di dalam botol, sedangkan asap yang tidak terembunkan akan terbuang melalui selang penyalur asap sisa.Selanjutnya asap cair plus tar yang terdapat didalam botol dilakukan pengendapan untuk memisahkan tar dan asap cair. Asap cair hasil pembakaran mengandung senyawa kelompok fenol, asam dan karbonil yang ketiganya secara simultan mempunyai aktifitas fungsional sebagai antioksidan, antibakteri dan memberikan citarasa yang spesifik (Girard, 1992 dalam Karesno dkk., 2000). Sifat fungsional tersebut berkaitan dengan komponenkomponen yang terdapat di dalam asap cair. Menurut Hamm (1976) dalam Ruswanto dkk., (2000), kelompok-kelompok senyawa kimia yang terpenting dalam asap adalah fenol, karbonil, asam, furan, alkohol, ester, lakton, dan polisiklis aromatis hidrokarbon (PAH). 1. bersihkan tempurung kelapa dari serabutnya 2. kemudian ukurannya diperkecil 3. sampel masukkan kedalam reaktor pirolisis. Pirolisis adalah pembakaran tertutup pada suhu tinggi biasanya pada suhu 400-600 0C. Proses tersebut menghasilkan zat dalam tiga bentuk yaitu padat, gas dan cairan.Komposisi cairan di dalam proses pirolisis ini tersebut adalah asap cair. 4. proses berjalan dalam reaktor pirolisis selama 5 jam dan ditutup rapat. Reaktor kemudian dipanaskan selama 5 jam. Destilat yang keluar dari reaktor ditampung dalam dua wadah. Wadah pertama untuk menampung fraksi berat, sedangkan wadah kedua untuk menampung fraksi ringan. Fraksi ringan ini diperoleh setelah dilewatkan tungku pendingin yang dilengkapi pipa berbentuk spiral, hasilnya dalam bentuk cairan dan sisa gas metan yang kemudian dibakar. Sementara arang yang dihasilkan dapat di proses untuk briket, atau arang aktif.