Menurut Charlton (1992;360) densitas merupakan derajat kehitaman dari suatu gambaran pada suatu film radiografi.densitas yang dihasilkan oleh film radiografi dapat diukur dengan menggunakan densitometer. Menurut Charlton (1992;315) densitometer densitometer merupakan alat ukur yang mampu mampu memberikan data penghitaman pada film. Dari hasil pengukuran dapat diketahui bahwa film radiografi mempunyai rentang nilai densitas densitas antara 0 – 4. Densitas dapat berpengaruh terhadap kontras dan detail yang dihasilkan pada suatu gambaran film radiografi
Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi nilai densitas. Yaitu mAs, kV dan jarak. Faktor utama adalah mAs, karena berhubungan langsung dengan densitas radiografi. Menaikkan nilai mAs juga akan meningkatkan nilai densitas. mAs merupakan kombinasi mA dan waktu/sekon yang mempengaruhi sinar X. Dari penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi densitas akan berbeda-beda pada tiap eksposi. 2. Densitas akan meningkat jika kondisi kV, mA dan sekon dinaikkan. 3. Pada kondisi kombinasi mA dan sekon yang berbeda akan terjadi perbedaan nilai densitasmeskipun nilai kV dan mAs konstan. Keyword : densitas, mAs, radiografi Page
Sub Pokok Bahasan 2: Densitas radiografi Radiograf merupakan gambar yang terbentuk dari kombinasi area berwarna hitam, area putih dan area abu‐abu dengan derajat yang beragam. Densitas merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kehitaman film. Densitas ditentukan oleh banyaknya kristal perak yang terbentuk, dimana perak bromida merupakan komponen utama penyusun film radiografi. Sehingga densitas berhubungan langsung dengan berapa banyak sinar‐x yang dapat mencapai film setelah melalui tubuh hewan, kemudian berinterkasi dengan perak bromida dan terbentuk kristal perak. Akibat interaksi antara sinar X dengan permukaan film peka cahaya ini menyebabkan ada tiga kemungkinan area warna yang terjadi yaitu:
Gambar… Densitas pada gambar radiogram pyelografi terdiri atas daerah hitam, abu‐abu dan putih. 1. Densitas tinggi, 2. Densitas sedang dan 3. Tidak ada densitas. Adapun faktor‐faktor yang mempengaruhi kuantitas atau jumlah sinar‐x yang terbentuk adalah:
raphic Imag Imag e Sub Pokok Bahasan 3: Opasitas Gambar Radiografik ( R adiog raphic Opacity) Seperti telah disampaikan di atas bahwa densitas film radiografi menunjukkan terhadap derajat kehitaman film secara keseluruhan. Sedangkan opasitas radiografik /radiographic opacity merupakan istilah untuk gambaran radiografi yang ditimbulkan dari pasien. Istilah radiolucent digunakan untuk bentuk suatu objek yang sedikit mengabsorbsi radiasi, sedangkan istilah radiopaque digunakan untuk menunjukkan menunjukkan bahan/organ yang menahan banyak radiasi.
Gambar Pengaruh ketebalan objek terhadap radioopasitas
Gambar Pengaruh mAs terhadap radioopasitas
Gambar Pengaruh kVp terhadap radioopasitas
Sub Pokok Bahasan 4 : Kontras Radiografi Istilah kontras dalam gambaran radiografik didefinisikan sebagai perbedaan opasitas (kekeruhan) antara 2 region/area dari radiografi. Disebut kontras tinggi apabila gambar yang dihasilkan hitam atau putih, kondisi ini tidak menunjang dengan baik ke arah suatu pembacaan karena organ yang berbeda akan diekspresikan diekspresikan dengan warna yang sama. Oleh karena itu gambaran radiografik dibuat dengan menghasilkan banyaknya gradasi bayangan abu‐abu diantara hitam (udara) dan putih (tulang). Jumlah gradasi bayangan abu‐abu antara hitam dan putih dikenal dengan istilah latitude. Faktor utama yang mempengaruhi kontras radiografik adalah energi sinar x (kVp): 23. ............................................. 24. ............................................. Penting untuk diperhatikan ketika membuat suatu radiografi adalah hubungan antara mAs dan kVp. Kedua faktor ini harus dipertahankan dalam keadaan seimbang, ketika mAs meningkat maka kVp harus diturunkan kemudian ketika kVp meningkat maka mAs harus diturunkan. Ringkasan Efek mA, kVp & Waktu Eksposur Terhadap Densitas Film dan Kontras
kvp Ma dan waktu
Densitas film ya ya
kontras Ya tidak
Sub Pokok Bahasan 5: Faktor Faktor Lain yang Mempengaruhi Ketajaman/Detail Gambar Ketajaman/detail gambar radiografik menetukan hasil pada proses interpretasi. Gambar yang baik akan sangat membantu penegakan diagnosa. Ketajaman / detail gambar radiografi juga dipengaruhi oleh faktor‐faktor lain, seperti:
Bagian Bedah dan Radiologi Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan - Institut Pertanian Bogor
7
Gamba Fast film dan slow film
Gambar Focal Spot Film Distance
Gambar Object – Film Distance
Tanpa Collimator
Menggunakan Collimator
Gambar menggunakan kolmator
Faktor yang Mempengaruhi Ketajaman a) Faktor Citra Radiografi, meliputi :
-
Ketajaman dan kontras obyektif
-
Tingakat eksposi Bila citra radiografi berbatas/berbentuk jelas, benda densitas masih dapat diamati, walau tingkat densitasnya sedikit (ketajaman baik walau dengan kontras yang sangat rendah). Jika citra radiografi dengan perbedaan densitas tinggi, struktur masih dapat terlihat jelas walau dengan batas yang tidak begitu tegas (ketajaman masih dapat dilihat, walaupun detail struktur tidak optimal). Pada praktek radiografi, hal itu dapat kita temukan pada x-foto abdomen untuk melihat struktur dari janin, terlihat adanya perbedaan densitas yang kecil, namun bentuk janin terlihat jelas. Juga pada x-foto abdomen anak kecil tertelan uang logam terlihat adanya perbedaan densitas yang tinggi, ketajaman uang logam masih terlihat walau bentuknya tidak tegas (uang logam bergerak). Dengan demikian, batas yang tegas dari citra radiografi tidak hanya tergantung oleh ketajaman/kontras tetapi dari keduanya. Tingkat eksposi signifikan merubah kontras yang terlihat pada citra radiografi. Bila terjadi overexposure maka densitas pada seluruh bidang film juga meningkat, tetapi “kontras obyektif” (overexposure (overex posure tidak berlebihan) tidak berubah, karena ka rena perbedaan melewatkan cahaya dari seluruh bidang x-foto tetap ada dan dapat diukur. Karena densitas yang demikian besar, mata sudah tidak dapat lagi melihat, karena tidak ada lagi cahaya dari viewer yang dapat melaluinya. Oleh karena itu pemirsa mengatakan bahwa kontras visual berkurang karena overexposure, jadi kontras visual ini bersifat subyektif tidak dapat diukur. Pada underex posure dimana densitasnya sangat minim menyebabkan kontras obyektif dan subyektif menjadi kurang.
b) Faktor Viewer/Illuiminator (alat baca x-foto)
Hubungannya terhadap detail (devinition) adalah dengan contras subyektif faktor viewer dapat dilihat dari segi: -
Yang berhubungan dengan kualitas penerangan
-
Yang berhubungan dengan penglihatan pemirsa
Penerangan
Penerangan lampu viewer dapat dengan berbagai warna, intensitas, dan homogenitas; diluminator yang moderen denfgan dilengkapi dengan beberapa lampu TL yang memancarkan cahaya biru cerah dan homogen, dapat meningkatkan nilai kontras “kontras“kontras-fisual”. X-foto X-foto yang overexposure dengan menaikan intensitas penerangan illuminator akan meningkatkan kontras subyektif, sedangkan yang underexposure intensitas cahaya diturunkan hingga kontras visual dapat tercapai. Pada umumnya viewer dilengkapi dengan alat pengatur terangnya cahaya, sesuai dengan keadaan citra radiografi yang sedang ditayangkan. Ruang baca x-foto sebaiknya ruangan redup (watt rendah) sehingga cahaya yang keluar dari viewer dapat diamati dengan baik.
Penglihatan Pemirsa
Kontras citra radiografi oleh mata kelihatnaya dipengartuhi oleh tingkat penerangan yang diadaptasi, dan oleh silaunya cahaya viewer. Mata yang beradaptasi dengan cahaya terang tidak dapat mengamati perbedaan densitas pada tingkat gelap, dan detail. Juga bila viewer dengan xfoto densitas sedikit, melewatkan cahaya yang menyilaukan, menyebabkan kegagalan untuk melihat detail struktur. Untuk mencegah cahaya yang menyilaukan, viewer dilengkapi dengan semacam diagfragma yang dapat membatasi luas penerangan. Spot light yang berada di luar viewer gunanya untuk mengamati bagian tertentu dari film yang densitasnya gelap.
1. Density (Densitas Radiografik): Gambaran hitam pada hasil radiograf ditetapkan sebagai densitas. Hasil densitas yang semakin baik terdapat pada area yang dimana sinar-x ditangkap oleh film dan dikonversikan ke warna hitam, silver metalik
Kualitas Radiografi Kualitas atau mutu gambaran radiografi ditentukan oleh nilai kontras radiografi. Adapun nilai kontras radiografi dapat diukur dengan perolehan nilai densitasnya, melalui pengukuran film radiografi tersebut dengan menggunakan densitometer. Menurut RR.Calton (1992 : 253) kualitas radiografi adalah kemampuan suatu pencitraan radiografi untuk memberikan informasi yang baik guna menegakkan diagnosa. Kualitas radiografi antara lain ditentukan oleh : A. Densitas Pengertian densitas adalah kerapatan, akan tetapi pada radiografi sering dihubungkan dengan derajat kehitaman film Densitas merupakan parameter radiografi yang mudah untuk dinilai. Densitas yang baik adalah yang mampu menggambarkan struktur anatomi yang dapat dilihat oleh mata. Mata manusia hanya mampu melihat densitas dalam rentang 0,25 – 2,5 (RR. Charlton, 1992: 186). Densitas radiografi adalah derajat kehitaman dari perak metal hitam yang tersisa dalam emulsi. Densitas menentukan kesempurnaan bayangan pada film dan sebagai indikasi cukupnya intensitas sinar x yang menembus objek. Jika intensitas sinar x besar maka dnsitas akan tinggi (high density) dan pada film akan brwarna hitam, sedagkan untuk intensias sinar x yang kecil maka densitas akan rendah (low density).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS GAMBARAN 1. Densitas
Yaitu tingkat derajat kehitaman suatu gambaran radiografi. Kehitaman t erjadi karena adanya interaksi antara sinar-x dan emulsi film. Emulsi film akan menghitam jika nilai mAs dinaikkan. densitas yang tinggi didapat pada area yang terpapar langsung oleh sinar-x Densitas dipengaruhi oleh: a. Kilovolt (kV) Menunjukkan kualitas sinar-x karena berhubungan dengan kemampuan sinar-x dalam menembus bahan b. Mili Amphere (mA)
Menunjukan besarnya arus yang terjadi selama eksposi berlangsung. c. Second (s) Waktu eksposi/lamanya sinar-x yang keluar saat pemotretan d alam satuan detik. d. mAs kualitas sinar yang dihasilkan e. FFD (Focus Film Distance) Jarak pemotretan dari fokus pesawat ke film.