Definisi Sistoskopi Sistoskopi (cystoscopy ) adalah prosedur pemeriksaan dengan sebuah tabung fleksibel berlensa yang dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung kemih dan kemudian untuk mempelajari kelainan dalam kandung kemih dan saluran kemih bawah. Alatnya disebut sistoskop. Sistoscopi adalah suatu tindakan untuk melihat dan memeriksa kandung kencing dari dalam mengunakan alat bernama sistoskop dan kelengkapannya. kelengkapannya. Alat ini i ni dimasukkan melalui lubang kelamin. Saat pemeriksaan ini mungkin mungkin terlihat batu. Tindakan untuk memecah memecah batu disebut litotripsi. Alat yang digunakan untuk memecah batu menggunakan alat yang disebut Hendrikson dan/atau stone punch. Tindakan ini berada dalam pembiusan, keterangan pembiusan akan diterangkan oleh dokter anestesi. Sistoskopy atau cystoscopy berasal dari kata cysto (kandung kemih) dan scopein (melihat) adalah suatu tindakan bedah yang bertujuan untuk melakukan penilaian kandung kencing, bladder neck, protrusi prostat dan verumontanum. Tindakan dapat dilakukan dengan pembiusan ataupun dengan anestesi lokal. Secara tehnis pasien dilakukan dalam posisi litotomi. Kemudian dimasukkan jeli larut air sekitar 10 cc ke uretra. Kemudian sheath dimasukkan secara gentle ke vesica urinaria. Buli dikembangkan secara optimal dengan mengisikan sterilized water for irrigation sekitar 350 cc. Saat sistoskopi dilakukan penilaian, dengan hasil minimal
Istilah yang mungkin terkait dengan Sistoskopi :
Kandung kemih
kateterisasi
kateter foley
saluran kemih
Terdapat beberapa resiko sistoscopi dan litotripsi, antara lain seperti t ersebut dibawah ini. Resiko umum: 1. terjadinya infeksi yang memerlukan antibiotic dan perawatan setelah tindakan. Di RS …., antibiotic profilaksi diberikan sebelum operasi dan dilanjutkan beberapa hari setelah operasi hingga tidak ditemukan tanda infeksi (demam, menggigil, suhu tubuh naik, hitung sel darah putih tinggi). 2. Perdarahan, terjadinya kondisi pendarahan yang memerlukan transfusi untuk operasi ini di RS ini belum pernah terjadi, meskipun demikian hal ini perlu kami sampaikan. Resiko perdarahan akan meningkat pada pengguna obat pengencer darah seperti warfarin, aspirin, clopidogrel (plavix atau iscover) atau dipiridamol (persantin atau asasantin). 3. Pada pasien kegemukan/obesitas meningkatkan meningkatkan resiko r esiko infeksi luka operasi, gangguan jantung dan paru-paru serta pengendapan pengendapan darah (thrombosis meningkat). meningkat). 4. Resiko kematian meskipun sangat kecil, bahkan belum pernah ada laporan mengenai kematian oleh karena sistoskopi dan litotripsi. Resiko khusus: 1. Kerusakan urethra yang mungkin mengakibatkan penyempitan saluran kencing. 2. Kerusakan kandung kencing sehingga diperlukan operasi terbuka. 3. Pembengkakan saluran kencing sehingga memerlukan pemasangan kateter hingga bengkak mereda. 4. Bakteri memasuki aliran darah yang mengakibatkan septicemia sehingga memerlukan antibiotic.
5. Pendarahan yang mengakibatkan urine berwarna kemerahan dan kadang jendalan darah mengakibatkan kencing tersumbat. 6. Rasa nyeri saat kencing dan berlangsung beberapa hari. 7. Pecahan batu di kandung kencing mungkin keluar sendiri kadang menimbulkan rasa nyeri. Kadang terdapat batu yang tersisa Resiko tindakan sistoscopi antara lain: 1. urosepsis, jika terjadi refluks pada pasien dengan urine terinfeksi. Kondisi akan lebih berat jika terdapat vesicoureteral refluks. 2. perforasi (berlubangnya) kandung kencing. 3. perforasi bladder neck. 4. perforasi urethra. 5. trauma uretra yang dapat berakibat striktur uretra dimasa datang, meskipun semua resiko ini amat sangat jarang terjadi, tetapi tetap harus disampaikan kepada pasien.
Standard Laporan Operasi Sistoscopi Hari, tanggal operasi
Kamar,kelas
Nama
No RM
Operator
Anestetist
Asisten 1
Penata 1
Asisten 2
Penata 2
Diagnosis
ICD
awal ICD ICD Nama operasi sistoscopi
ICD
57.32
ICD ICD ICD ICD Jenis
Kecil
Sedang
Besar
Canggih Khusus
Keterangan
Tehnik Anestesi Laporan operasi:Posisi litotomi stadium anestesi asepsis antisepsis medan operasi dengan betadine, tutup duk steril.Masukkan jelli 10 CC ke urethra.Masukkan sheath sheath no 15,5 f lensa 0
70 yang telah dipasangkan light source dan kamera ke dalam urethra, masuk hingga vesica urinaria. Isi kandung kencing dengan NaCl 0,9% melalui sheath hingga 350 cc. Tampak. kandung kencing
hiperemis/tak hiperemis
Mukosa
licin/tak licin
Trabekulasi
Ringan/sedang/berat
Saculasi
Ada/tidak, …… .. buah
Divertikel
Ada/tidak, …….. buah
Masa
Ada/tidak, bentuk ……… Letak ………………………………….. Rapuh/tidak
Batu
Ada/tidak, …………… buah Warna
Muara ureter kanan
Tampak/tidak tampak tertutup….
Muara ureter kiri
Tampak/tidak tampak tertutup
bladder neck
Tinggi/tidak
Protrusi lobus medius
Ada/tidak
Kissing lobe
Ada, ……. cm/tidak
Verumontanum
Normal/tidak
Perkiraan Volume kandung kencing Kejadian tidak diinginkan Tindakan penanganan Catatan Diagnosis pasca operasi Tandatangan Tandatangan operator
ICD
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mitrakeluarga.com/bekasibarat/sistoskopi http://kioswikan.wordpress.com/tag/sistoscopy/ http://kamuskesehatan.com/arti/sistoskopi
TUGAS INDIVIDU TENTANG SISTOSCOPY DI RUANG CENDRAWASIH 1
DISUSUN OLEH: NURFITRI 090201005
JURUSAN D III KEPERAWATAN F-MIPA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 2012