Definisi Malaria Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya,malaria disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamsuk malaria (anopeles) betina. Selainbera Selainberasa sall dari dari vektor nyamuk, malaria juga dapat ditularkan melalui transfusi darah ataujarum suntik yang terkontaminasi darah penderita malaria. Malaria kongenitaldisebabkan oleh penularan agen penyebab melalui barier plasenta, namun kejadian inijarang terjadi. Sebaliknya, malaria neonatus, agak sering terjadi dan merupakan akibatd a r i p e n c a m p u r a n d a r a h i b u y a n g t e r i n f e k s i d e n g a n d a r a h b a y i selama proseskelahiran. Klasifikasi Malaria Berikut ini merupakan klasifikasi parasit malariaP h y l u m : A p i c o c o m p l e x a K e l a s : S p o r o z o a Subkelas : CoccidiidaO r d o : E u c o c c i d i e s Sub -o rd o : H ae mo sp ori dii de aF a m i l i : P l a s m o d i i d a e G e n u s : P l a s m o d i u m Sub-genus : L a v e r a n i a S p e s i e s : P l a s m o d i u m f a l c i p a r u m Plasmodium vivaxPlasmodium malariae Jenis-jenis Malaria Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria berdasarkan jenisplasmodiumnya antara lain sebagai berikut : a. Malari Malariaa Tropika Tropika (Pla (Plasm smodi odium um Falci Falcifar farum) um) Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang paling ber berat at,ditandai ,ditandai dengan panas yang ireguler, an emia, splenom egali, pa rasitemia yangbanyak dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropikamenyerang tropikamenyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium Plasmodium fa lc ip ar um .Plasmodium .Plasmodium ini berupa Ring/ Ring/ cincin cincin kecil yang berdiame berdiameter ter 1/3 diameter diameter eritrositnormal dan merupakan satu-satunya spesies yang memiliki 2 k r o m a t i n i n t i (Doubl (Doublee Chroma Chromati tin). n).Kla Klasi sifik fikasi asi penyeba penyebaran ran Malari Malariaa Tropik Tropika:Pla a:Pla sm od iu m Falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup. InfeksiPlas InfeksiPlasm modi odium Falcifarum sering kali menyebabkan sel darah merah yangmengandung parasit menghasilkan menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat pada lapisanendotel lapisanendotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi trombosis dan iskemik lokal.Infeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan angka komplikasi komplikasi tinggi (Malaria Serebral, gangguan gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black Water Fever). b. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae) Plasmodium Plasmodium Malariae Malariae mempunyai mempunyai tropozoit yang serupa dengan Plasmoduimvivax, Plasmoduimvivax, lebih kecil dan s ito p la sma n ya le b ih kompak/ lebih b ir u. T ro po z o it matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam dan kadangmengumpulsa mpai membentuk pita. Skizon Plasmodium malariae mempunyai 8-10 merozoity a n g t e r s u s u n s e p e r t i k e l o p a k b u n g a / r o s s e t e . B e n t u k g a m e t o s i t s a n g a t m i r i p deng dengan an Pla Plasm smod odiu ium m viva vivax x teta tetapi pi leb lebih ih kec kecil il.Ciri-ci .Ciri-ci ri dema m tiga hari seka li
s et el ah p un ca k 4 8 j am . G ej al a l ai n n ye ri p ad ak ep al a d an p un gg un g, m ua l, pembesaran limpa, dan malaise umum. Komplikasiyang jarang terjadi namun dapat ter ja di se perti si nd ro m n efro tik d an k omp lik asit e r h a d a p g i n j a l l a i n n y a . Pa da pe me ri ks aa n aka n di tem uk an ed em a, as it es ,proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi. c. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale) Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium malariae,skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen hitam di tengah.Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit yangterinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau ireguler dan fibriated. Malariaovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walau pun periode laten sampai 4tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walaupun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari. 7 d. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit muda yangdiameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip denganplasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax berubahmenjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit ovale dan pigmen kuning tengguli.Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinineksentris, pigmen kuning. Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam dengangejala klasik trias malaria dan mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali denganpuncak demam setiap 72 jam Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang system tu buh ,malaria tropika merupakan malaria yang paling berat di tandai dengan panas yangireguler, anemia, splenomegali, parasitemis yang banyak, dan sering terjadinyakomplikasi. Karakteristik nyamuk Menurut Harijanto (2000) malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk betina Anopheles. Lebih dari 400 spesies Anopheles di dunia, hanya sekitar 67 yangte rb uk ti mengandung sporozoit dan dapat menularkan malaria. Di Indonesia telahditemukan 24 spesies Anopheles yang menjadi vektor ma la ri a. Sarang nyamuk Anopheles bervariasi, ada yang di air tawar, air payau dan ada pulayang bersarang pada genangan air pada cabang-cabang pohon yang besar (S la me t, 2002, hal 103).Karakteristik nyamuk Anopeles adalah sebagai berikut : a. Hidup di daerah tropic dan sub tropic, ditemukan hidup di dataran rendah b. Menggigit antara waktu senja (malam hari) dan subuh hari c.
Biasanya tinggal di dalam rumah, di luar rumah, dan senang mengigit manusia(menghisap darah) d. Jarak terbangnya tidak lebih dari 2-3 km e. Pada saat menggigit bagian belakangnya mengarah ke atas dengan sudut 48derajat f. Daur hidupnya memerlukan waktu ± 1 minggu . g. Lebih senang hidup di daerah rawa ETIOLOGI Malaria biasanya didapat dari gigitan nyamuk anopeles betina yang sebelu mn ya terinfeksi. Pada keadaan umum, malaria berkembang pasca-penularan t ra ns pl as en ta a t a u s e s u d a h t r a n f u s i d a r a h y a n g t e r i n f e k s i , d i m a n a k e d u a n y a melewati fasepre-eritrositer perkembangan parasit dalam hati. Evolusi penyakit pada umumnya sebagaiberikut :Fase Pre-E ritro siter. Spor ozoi t yang di inje ksika n ke da la m aliran da rah oleh gi gita nnyamuk mencapai sinusoid hati dan memasuki sitoplasma sel hati. Pertumbuhan danpembelahan sel cepat dan terbentuk kista mikroskopik (Schizont) yang mengandungmerozoit. Kebanyakan kista dari semua spesies pecah pada akhir 6-15 hariperkembangan. Melepaskan beribu-ribu merozoit untuk menembus sel darah merah.Namun beberapa bentuk P. Vivak dan P. Ovale tetap dalam hati selama beberapa minggu atau beberapa bulan, membuka jalan untuk relaps.M a s a i n k u b a s i ( a n t a r a g i g i t a n n y a m u k y a n g t e r i n f e k s i d a n a d a n y a p a r asit dalamdarah) bervariasi sesuai dengan species pada P. Falciparum masa inkubasinya 10-13hari, pada P. Vivak dan P. Ovale, 12-16 hari , dan a p d a P . M a l a r i a e 2 7 - 3 7 h a r i , tergantung pada ukuran inokulum manifestasi klinis infeksi yang di induksi oleh salah 9 satu cara dapat di tekan selama beberapa bulan dengan pengobatan subkur a t i f ,terutama pada kasus malaria vivax dan quartana.Merozoit yang menginvasi sel darah merah mula-mula tampak pada sedian berwarnas e b a g a i c i n c i n k e b i r u b i r u a n a t a u p i t a s i t o p l a s m a ( P . M a l a r i a e ) d e n g a n s a t u a t a u k ad an g- ka da ng dengan dua titik kromatin inti. Parasit yang sedang tumbuk di berinama trophozoit, dan yang muncul bersamaan pada sel darah merah adalah granulapigmen kuning-coklat yang terdiri atas hematin yang berasal dari hemoglobin yang dikonsumsi parasit untuk memenuhi kebutuhan proteinnya. Bentuk organismebervariasi selama pertumbuhan sampai ia menjadi bulat. Nukleus parasit sekarang membelah secara aseksual beberapa kali, si to pla sm an ya tersusun di sekeliling nukleus baru dan pigmen mengelompok dalam kelompok besar.Eritrosit yang mengandu ng merozoid pecah da n merozoid bebas pigme n dan puing-puing eritrosit di bebaskan ke dalam plasma. Merozoit yang lolos dari inaktivasi olehimunoglobulin atau fagositosis masuk ke dalam sel darah merah segar. D e n g a n demikian siklus aseksual di mulai setiap saat kelompok baru merozoitmenginvasi seldarah merah. Siklus ini yang lamanya sangat penting secara klinis
.P e r t u m b u h a n p a r a s i t t e r t e n t u g a g a l m e m b e l a h , n u k l e u s t e t a p u t u h s e l a m a masamaturasi. Mereka dideferensiasi menjadi bentuk jantan dan betina yan g d i s e b u t gametosit, yang tidak penting secara klinis tetapi mampu menginfeksi nyamuk yangmenghisap penderita.Infeksi Campuran Atau Kelompok Pada infeksi campuran biasanya hanya satu spesies yang menimbulkan pola klinis,dengan falsiparum mendominasi vivak dan vivak mendomonasai quartana hanya bilaberkembag imunitas cukup terhadap strain dominan yang lainm mulai menimbulkanmanisfesasi klinis.Pada infeksi dengan satu spesies kelompok yang berbeda dapat berkembang karenamero zo it da lam ha ti tid ak di bebaska n seca ra silmu tan da n skizo n eritro siter ti dak semuanya pecah pada saat yang sama, beberapa kelompok parasit memulai keberadaannya dalam sel darah merah, sebelum atau yang sesudah mayoritas dimanasering matag dalam jumlah yan cukup untuk menimbulka reaksi klinis tersendiri. Padainfeksi vivak satu kelompok akan menghasilkan reaksi demam selang sehari, sedangji k a d u a k e l o p o k y a n g be rk em ba ng ak an ad a p ar ok sis ma l t iap hs ri. Pa da mal ari apalsiparum gambaran klasik demam intermiten mungkin segera terganggu juga.
Patofisiologi pada malaria belum diketahui dengan p asti. Patofisiologi malaria adalahmultifaktorial dan mungkin berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut : a. Penghancuran eritrosit .Penghancuran eritrosit ini tidak saja dengan pecahnya eritrosit yangmengandung parasit, tetapi juga oleh fagositosis eritrosit yang mengandungparasit dan yang tidak meng andu ng para sit, sehi ngga menye babk an anem iadan anoksia jaringan. Dengan hemolisis intra vaskular yang berat, dapat terjadihemoglobinuria (blackwater fever) dan dapat mengakibatkan gagal ginjal. b. Mediator endotoksin-makrofag .Pada saat skizogoni, eirtosit yang mengandung p arasit memicu makrofag yangsensitif endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator yang berperan dalamperubahan patofisiologi malaria. Endotoksin tidak terdapat pada parasitmalaria, mungkin berasal dari rongga saluran cerna. Parasit malaria itu sendiridapat melepaskan faktor neksoris tumor (TNF). TNF adalah suatu monokin ,ditemukan dalam darah hewan dan manusia yang terjangkit parasit malaria.TNF dan sitokin lain yang berhubungan, menimbulkan demam, hipoglimeiadan sindrom penyakit pernafasan pada orang dewasa (ARDS = adultrespiratory distress syndrome) dengan sekuestrasi sel neutrofil dalampembuluh darah paru. TNF dapat juga menghancurkan plasmodiumfalciparum in vitro dan dapat meningkatkan perlekatan eritrosit yangdihinggapi parasit pada endotelium kapiler. Konsentrasi TNF dalam serumpada anak dengan malaria falciparum ak ut be rh ub un ga n la ng su ng de ng an mortalitas, hipoglikemia, hiperparasitemia dan beratnya penyakit . Sekuestrasi eritrosit yang terinfeksi .Eritrosit yang terinfeksi plasmodium falciparum stadium lanjut dapatmembentuk tonjolantonjolan (knobs) pada permukaannya. Tonjolan
tersebutm e n g a n d u n g a n t i g e n m a l a r i a d a n b e r e a k s i d e n g a n a n t i b o d i m a l a r i a d a n berhubungan dengan afinitas eritrosit yang mengandung plasmodium 12 falciparum terhadap endotelium kapiler darah dalam alat dalam, sehinggas k i z o g o n i b e r l a n g s u n g d i s i r k u l a s i a l a t d a l a m , b u k a n d i s i r k u l a s i p e r i f e r . Eri trosit yang terinfeksi, menempel pada endotelium kapiler darah danme mb en tu k gu mp al an (sludge) yang membendung kapiler da lam alam-alat dalam.Protein dan cairan merembes melalui membran kapiler yang bocor (menjadipermeabel) dan menimbulkan anoksia dan edema jaringan. Anoksia jaringanyang cukup meluas dapat menyebabkan kematian. Protein kaya histidin P.falciparum ditemukan pada tonjolan-tonjolan tersebut, sekurang-kurangnyaada empat macam protein untuk sitoaherens eritrosit yang terinfeksiplasmodium P. falciparum. Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu: a. Fase seksual Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di dalam tubuh nyamuk (S po ro go ni). Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam eritrosit dapatberkembang menjadi bentuk- bentuk seksual jantan dan betina. Gametosit initidak berkembang akan mati bila tida k d i his ap o leh Anop eles betin a. D i da lamlambung nyamuk terjadi penggabungan dari gametosit jantan dan betina menjadizigote, yang kemudian mempenetrasi dinding lambung dan berkembang menjadiOok ista . Dal am wa ktu 3 min ggu , spo roz oit kecil yang memasuki kelenjar ludahnyamuk.Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit membentuk tro poz oid . Pro ses be rla nju t men jad i trofozoit- skizonmerozoit. Setelah 2- 3generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual.Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tep ia d a l a h m a s a p r a p a t e n , s e d a n g k a n m a s a t u n a s / i n c u b a s i i n t r i n s i k d i m u l a i d a r i masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam. b. Fase Aseksual Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit,menyengat manusia dan dengan ludahnya menyuntikkan “ sporozoit “ ke dalamperedaran darah yang untuk selanjutnya bermukim di sel-sel parenchym hati (Pre-eritrositer). Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni denganmenghasilakn skizon) 6-9 hari kemudian skizon masak dan melepaskan beribu-ribu merozoit. Fase di dalam hati ini di namakan “ Pra -eritrositer primer.” Terjadidi dalam darah. Sel darah merah berada dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari. Seldarah mengandung hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml O2 dalam 100 mldarah. Eritrosit diprodu ksi oleh hormo n eritropoitin di dalam gi njal dan ha ti. Seldarah di hancurkan di limpa yang mana proses penghancuran yang di keluarkandiproses kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan pigmen bili ru bi nyang dikelurkan bersamaan dari usus halus. Dari sebagian merozoit memasuki selsel darah merah dan berkembang di sini menjadi trofozoit. Sebagian lainn y a memasuki jaringan lain, antara lain limpa atau terdiam di hati dan di sebut “ekso-eri tr os iter sekunder“. Dalam waktu 48 -72 jam, sel-sel darah merah pecah danmerozoit yang di
lepaskan dapat memasuki siklus di mulai kembali. Setiap saat seldarah merah pecah, penderita merasa kedinginan dan demam, hal ini di sebabkanoleh merozoit dan protein asing yang di pisahkan. Secara garis besar semua jenisP l a s m o d i u m m e m i l i k i s i k l u s h i d u p y a n g s a m a y a i t u t e t a p s e b a g i a n d i t u b u h manusia (aseksual) dan sebagian ditubuh nyamuk Manifestasi Klinis Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria secara umum me nu ru tMansjoer (1999) antara lain sebagai berikut : a. Demam Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporolasi).Pada Ma la ri a Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale), pematangan skizon tiap 48 jam 14 maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3, sedangkan Malaria Kuartana (P.Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiapserangan di tandai dengan beberapa serangan demam periodik.Gejala umum (gejala klasik) yaitu terja dinya “Trias Mala ria” (malar ia prox ysm)secara berurutan : ) Periode dingin.Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering m em bu ng ku s d ir id e n g a n s e l i m u t a t a u s a r u n g d a n p a d a s a a t m e n g g i g i l s e r i n g seluruh badanbergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orangkedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti denganmeningkatnya temperatur. 2) Periode panas.Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi sampai40oC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampaiterjadi kejang (ana k). Period e ini lebi h la ma d ari fase ding in, dapa t sa mpai 2jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat. 3) Periode berkeringat.P e n d e r i t a b e r k e r i n g a t m u l a i d a r i t e m p o r a l , d i i k u t i s e l u r u h t u b u h , sampaibasah, temperatur turun, penderita merasa capai dan sering tertidur. B i l a penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa. b. Splenomegali Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala kha s Malar i a Kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras karenatimbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah (Corwin , 2000, hal.57 1) . Pe mb es ar an limpa terjadi pada beberapa infeksi ketika membesar sekitar 3 kali lipat. Lien dapat teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior.Pada ba ta sa n anteriornya merupakan gambaran pada palpasi yang membedakanj i k a l i e n m e m b e s a r l e b i h l a n j u t . L i e n a k a n t e r d o r o n g k e b a w a h k e k a n a n , mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.
c. Anemia Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adala h anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit yangberlebihan Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival ti me ). Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsumtulang. d. Ikterus Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata akibat kelebihanbilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk penguraian sel dar a h m e r a h . Terdapat tiga jenis ikterus antara lain : 1) Ikterus hemolitik Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang berlebihan.Ikterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah merah yang be rl eb ih an dan hati dapat mengkonjugasikan semua bilirubin yang di hasilkan 2) Ikterus hepatoseluler P e n u r u n a n p e n y e r a p a n d a n k o n j u g a s i b i l i r u b i n o l e h h a t i t e r j a d i p a d a disfungsi hepatosit dan di sebut dengan hepatoseluler. 3) Ikterus Obstruktif Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui duktusbiliaris di sebut dengan ikterus obstuktif meriksaan diagnostic a. Pemeriksaan mikroskopis malaria Diagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya didasarkan padamanifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji imunoserologis dan ditemukannyaparasit (plasmodium) di dalam penderita. Uji imunoserologis yang dirancangdengan bermacam-macam target dianjurkan sebagai pelengkap pemeriksaanmikroskopis dalam menunjang diagnosis malaria atau ditujukan untuk surveyepidemiologi di mana pemeriksaan mikrokopis tidak d ap at d il ak uk an . D ia gn os is d e f i n i t i f d e m a m m a l a r i a d i t e g a k a n d e n g a n d i t e m u k anya parasit plasmodiumdalam darah penderita. Pemeriksaan mikrokropis satu kali yang memberi h as iln e g a t i f t i d a k m e n y i n g k i r k a n d i a g n o s i s d e m a n m a l a r i a . U n t u k i t u d i p e r l u k a n pemeriksaan serial dengan interval antara pemeriksaan satu hari.Pemeriksaan mikroskropis membutuhkan syarat-syarat tertentu agar mempunyainilai diagnostik yang tinggi (sensitivitas dan spesifisitas mencapai 100%). 1. Waktu peng ambilan samp el harus tep at yaitu pad a akhir perio de demammemasuki periode berkeringat. Pada periode ini jumlah trophozoite dalamsi rk ul as i da la m me nc ap ai maks imal da n cu ku p matu r se hi ng ga memudahkan identifikasi spesies parasit. 2.
Volume yang diambil sebagai sampel cukup, yaitu darah kapiler (finger prick) dengan volume 3,0-4,0 mikro liter untuk sediaan tebal dan 1,0-1,5mikro liter untuk sedian tipis. 3. Kualitas perparat harus baik untuk menjamin identifikasi spesiesplasmodium yang tepat . Identifikasi spesies plasmodium 5. Identifikasi morfologi sangat penting untuk menentukan spesiesplasmodium dan selanjutnya digunakan sebagai dasar pemilihan obat. 17 b. QBC (Semi Quantitative Buffy Coat) Prinsip dasar: tes floresensi yaitu adanya protein pada plasmodium yang dapatmengikat acridine orange akan mengidentifikasi eritrosit terinfeksi pl as mo di um .QBC merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan tabung kapiler dengandiameter tertentu yang dilapisi acridine orange tetapi cara ini tidak dapatmembedakan spesies plasmodium dan kurang tepat sebagai instrumen hitungparasit. c. Pemeriksaan imunoserologis Pemeriksaan imunoserologis didesain baik untuk me nd etek si an tib od i sp es ifik terhadap paraasit plasmodium maupun antigen spesifik plasmodium atau eritrosityang ter inf eks i pla smo diu m tek nik ini ter us dikembangkan terutama menggunakan teknik radioimmunoassay dan enzim immunoassay. d. Pemeriksan Biomolekuler Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik parasit/plasmodium dalam darah penderita malaria.tes ini menggunakan DNA lengkapyaitu dengan melisiskan eritrosit penderita malaria untu k mendapat kan ekstrak DNA. C. Penatalaksanaan Penatalaksanaan khusus pada kasus- kasus malaria dapat diberikan tergantung darijenis plasmodium, menurut Tjay & Rahardja (2002) antara lain sebagai berikut: a. Malaria Tersiana/ KuartanaBiasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di tambahkanm e f l o q u i n s i n g l e d o s e 5 0 0 m g p . c ( a t a u k i n i n 3 d d 6 0 0 m g s e l a m a 4 - 7 h a r i ) . Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg /hari selama 14 hari) b. Malaria Ovale
Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6ha ri ). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg de n ga n interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3 tablet ) yangbiasanya di kombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari). c. Malaria FalcifarumKombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam dosistunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antibiotik sepertitetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100 mg/ ha ri selama 7 hari