Pengantar Editing 1 Oleh : Danu Murti M.Sn
MATERI EDITING 1 •
DEFINISI EDITING DARI BEBERAPA FILMOLOG
•
ASPEK RATIO DAN TYPE OF SHOT
•
UNSUR-UNSUR DIDALAM SHOT & 3 FAKTOR PENGONTROLAN SHOT
•
SEJARAH EDITING (REALISME)
MATERI EDITING 1 •
SEJARAH EDITING (CLASISISME)
•
SEJARAH EDITING (THEMATIC MONTAGE)
•
SEJARAH EDITING (SINEMA RUSIA & FORMALISME
•
UJIAN TENGAH SEMESTER
MATERI EDITING 1 •
REVIEW UJIAN TENGAH SEMESTER & FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN EDITING
•
TAHAPAN PROSEDUR EDITING (PENGUMPULAN DAN PENGORGANISASIAN SHOT)
•
TAHAPAN AHAPAN PROSEDUR EDITING (MENYELEKSI (MENYELEKS I SHOT)
•
TAHAPAN AHAPAN PROSEDUR EDITING (ASSEMBLING (ASSEMBLI NG & ROUGHT CUT)
MATERI EDITING 1 •
TAHAPAN AHAPAN PROSEDUR EDITING (ASSEMBLING (ASSEMBLI NG & ROUGHT CUT)
•
FAKTOR-FAKTOR YANG YANG MEMBUA MEM BUAT T EDITING EDIT ING LEBIH LE BIH BAIK BA IK
•
TAHAPAN PROSEDUR EDITING (FINE CUT, PICTURE LOCK & MASTERING)
•
UJIAN AKHIR SEMESTER
PERATURAN & NILAI •
UTS 40%
•
UAS 60%
•
KEHADIRAN MIN 12X (75%) DITAMBAHKAN DINILAI AKHIR 0.2 BERLAKU KELIPATANNYA
•
TUGAS DENGAN NILAI, CONTOH 80 DITAMBAHKAN 0.8 DINILAI AKHIR
•
NILAI UTS 60 (C), UAS 60 (C) JUMLAH= 6.0 + H=16=0.6 + T=80=0.8 NILAI TOTAL 7.4(B)
Definisi Editing
V.I Pudovkin “Kekuatan kreatif dari realita filmis yang sifat realita ini hanya memberikan bahan mentah atau bahan baku yang sesuai”.
Karel Reisz and Gavin Millar, The Technique of Film Editing 2nd Edition, hal 3
David Bordwell
“Suatu gagasan atau ide untuk mengkoordinasi dari satu shot dengan shot berikutnya”. David Bordwell, Film Art: An Introduction, The Relation of Shot to Shot : Editing, hal 294
Soemardjono “Suatu cara dengan menggunakan shot-shot sebagai materi editing dan menyusunnya menjadi satu kesatuan film yang utuh menurut struktur cerita” Soemardjono, Diktat Kuliah Editing
Roy Thompson Editing dalam sebuah film adalah proses pengorganisasian, memeriksa, memilih, dan menyusun gambar dan suara "footage" yang diambil selama produksi.
Roy Thompson, Grammar of The Edit, hal 1
Roy Thompson Upaya dari pekerjaan editing ini seharusnya menghasilkan sebuah cerita logis dan bermakna atau presentasi gambar yang datang sedekat mungkin untuk mendapatkan hasil di balik tujuan asli dari pekerjaan editing itu sendiri yaitu, untuk menghibur, untuk menginformasikan, untuk menginspirasi, dll. Roy Thompson, Grammar of The Edit, hal 1
“Secara fisik editing adalah pekerjaan menggabungkan sebuah pita film (shot) dengan pita film lainnya, dimana akhir dari suatu shot disambung dari awal shot berikutnya, demikian seterusnya”.
Dalam pekerjaan editing, hal yang paling mendasar dan menjadi materi utama adalah shot. Shot merupakan unsur terkecil dari sebuah struktur film yang utuh.
SHOT Definisi Saat Shooting (Produksi)
Gambar yang diambil dengan kamera dari camera on hingga camera off yang mempertimbangkan mise en scene, sinematografi / videografi, editing dan suara yang sesuai dengan ide, konsep cerita ataupun skenarionya.
SHOT Definisi saat editing (Paska Produksi)
Gambar yang diambil dari mark in sampai mark out sebuah shot yang mempertimbangkan mise en scene, sinematografi / videografi, suara yang sesuai dengan ide, konsep cerita ataupun skenarionya.
ASPEK RATIO
ASPEK RATIO Standard Definiton (SD) 720x576 HDTV 1280x720 Full HD 1920x1080 2K 2048x1152 4K 4096x2304 5K 5120x2160
TYPE OF SHOT
TYPE OF SHOT Extreme Close Up Shot detail sebuah subjek. Menggambarkan salah satu aspek dari subjek seperti mata, mulut, telinga, atau tangan atau hanya bagian dari sebuah objek atau benda.
TYPE OF SHOT Big Close Up Wajah manusia menempati keseluruhan frame dalam shot ini, untuk memperlihatkan ekspresi seseorang
TYPE OF SHOT Close Up
Kadang-kadang disebut "Head Shot" karena framing mengutamakan wajah, dengan shot ini diperlihatkan emosi halus yang bermain di mata, mulut, dan otot-otot wajah seorang aktor.
TYPE OF SHOT Medium Close Up
Ini adalah salah satu shot yang paling umum dalam pembuatan film karena memberikan begitu banyak informasi tentang karakter ketika berbicara, mendengarkan, atau melakukan suatu tindakan yang tidak melibatkan banyak anggota tubuh atau gerakan kepala.
TYPE OF SHOT Medium Shot
Juga dapat disebut shot "bagian pinggang" karena frame memotong figur manusia tepat di bawah pinggang dan tepat di atas pergelangan tangan jika lengan turun di samping.
TYPE OF SHOT Medium Shot
Menunjukkan siapa dan dapat memberikan rincian tentang di mana secara umum (di dalam atau luar, apartemen, toko, hutan, dll) dan kapan (siang atau malam, musim)
TYPE OF SHOT Medium Long Shot
Memperlihatkan sosok manusia lebih menonjol dan detil dari pakaian, jenis kelamin, dan ekspresi wajah terlihat.
TYPE OF SHOT Medium Long Shot
Menunjukkan lebih dari siapa, dari mana dan masih dapat menunjukkan kapan.
TYPE OF SHOT Long Shot
Ini biasanya dianggap sebagai shot “Full Shot", lebar tetapi masih dekat dengan gambar.
TYPE OF SHOT Long Shot
Menunjukkan di mana, kapan, dan siapa. Jenis kelamin, pakaian, gerakan, dan ekspresi wajah secara umum dapat dilihat, tetapi kurang memperlihatkan wajah secara detil
TYPE OF SHOT Very Long Shot
Dapat digunakan sebagai sebuah esthabilishing shot di mana gerakan karakter membawa sosok lebih dekat ke kamera selama aksi berlangsung Menunjukkan di mana, kapan, dan sedikit tentang siapa.
TYPE OF SHOT Extreme Long Shot
Sering digunakan sebagai gambar perkenalan pada awal sebuah film atau memulai sebuah adegan baru dalam sebuah film.
TYPE OF SHOT Extreme Long Shot
Menunjukkan perkotaan, pinggiran kota, pedesaan, pegunungan, padang pasir, laut, dll
TYPE OF SHOT Extreme Long Shot
Menunjukkan hari, malam, musim panas, musim dingin, musim semi, musim gugur, masa lalu, masa lalu, sekarang, masa depan, dll
TYPE OF SHOT Two Shot
TYPE OF SHOT Over The Shoulder Shot
5 faktor yang terkandung didalam sebuah shot
Faktor manusia atau subyek lainnya
•
Faktor ini merupakan bagian integral dari peristiwa yang ingin disajikan dalam film. Dengan adanya subyek tersebut, baik manusia atau subyek lainnya, maka mereka hadir untuk melambangkan perwatakan ataupun menjadi subyek yang terkait masalah utama dalam film. Manusia ataupun subyek lainnya didalam shot sering juga disebut sebagai subyek sinematik
Faktor Ruang
•
Faktor ruang terbagi menjadi dua bagian yaitu: ruang alami dan ruang non alami. Ruang alami adalah ruang atau tempat yang sesungguhnya dimana sebuah peristiwa atau adegan direkam.
Faktor Ruang
•
Sementara ruang non alami adalah ruang atau tempat pengganti yang dipakai untuk mengambarkan suatu peristiwa atau adegan, dengan kata lain ruang non alami sering juga kita kenal sebagai studio yang juga bisa direkayasa menjadi suatu ruang yang di inginkan sesuai kebutuhannya.
Faktor Ruang
•
Pada film cerita maupun dokumenter unsur ruang menjadi sangat penting, karena dengan faktor ini kita bisa melihat kandungan informasi dari suatu zaman, status sosial dan situasi dimana peristiwa terjadi.
Faktor Waktu
•
Faktor waktu dalam film bisa memiliki dua pengertian, yaitu pengertian waktu secara fisik seperti pagi, siang dan malam, serta waktu kejadian ketika sebuah peristiwa berlangsung.
Faktor Waktu
•
Di samping itu faktor waktu didalam media film yang biasa juga disebut film time, bisa berbeda dengan waktu yang sesungguhnya (real time) ketika sebuah peristiwa terjadi. Waktu kejadian sebenarnya yang berdurasi selama tiga jam, didalam sebuah film kita bisa mewujudkannya hanya dalam 30 atau 45 menit saja.
Faktor Waktu
•
Dengan menggunakan kelebihan dalam media audio visual, waktu didalam film yang hanya 30 sampai 45 menit dapat diterima penonton seperti peristiwa sesungguhnya.
Faktor Peristiwa Dramatik
•
Tanpa adanya peristiwa, ruang dan waktu tidak akan memiliki nilai dramatik. Peristiwa dalam film realitanya sangat relatif, akan tetapi dalam film bisa dimungkinkan untuk menimbulkan reaksi emosional penonton yang lebih besar dibandingkan peristiwa sebenarnya.
Faktor Suara
•
Salah satu kelebihan media film, adalah adanya faktor suara yang juga memiliki kemampuan untuk diolah secara kreatif, sama seperti unsur gambarnya.
Faktor Suara
•
Faktor suara bisa berfungsi sebagai informasi ruang, waktu dan peristiwa, dimana pada awalnya ketika suara bisa masuk kedalam film hanya berfungsi sebagai pelengkap dan penunjang gambar saja.
Faktor Suara
•
Bahkan beberapa pembuat film kini sering memasukkan musik film juga mempertimbangkan tahun produksi musik itu sendiri, baik sebagai usaha untuk mencapai tahun aktualita pristiwa film itu terjadi, ataupun hanya mengembalikan memori penonton pada tahun dimana musik itu diproduksi.
Tiga Faktor Pengontrolan Shot
Fungsional
•
Shot yang akan kita gunakan mempunyai fungsi yang jelas, baik itu sebagai fungsi informative, dramatik ritmik ataupun hanya sebagai fungsi transisi saja. Hal itu penting karena setiap shot yang akan kita gunakan merupakan sarana untuk membina perhatian penonton.
Struktural
•
Kita harus menggunakan dan menempatkan sebuah shot dari sebuah adegan itu dengan tepat, sesuai tuntutan jukstaposisi (jenjang urutan shot) dari adegan tersebut sehingga tercapai apa yang diinginkan (maksud dan tujuan) adegan tersebut.
Struktural
•
Hal ini penting karena shot tidak berdiri sendiri, dia harus didukung dengan shot-shot lain yang memang jenjang keterkaitannya menuntut struktur penempatan yang tepat.