Definisi Adsorbsi 1.Adsorpsi adalah proses penyerapan molekul (gas atau cair) oleh permukaan (padat an). Definisi tersebut digunakan untuk menjelaskan terjadinyaakumulasi molekul-molekul gas pada permukaan padatan. Adsorpsi dapat terjadikarena interaksi gaya elektrostatik atau van der Waals antar molekul(physisorption/fisisorpsi) molekul(physisorption/fi sisorpsi) maupun oleh adanya interaksi kimiawi antar molekul(chemisorption/kimisorpsi). molekul(chemisorption/kimis orpsi). Kimisorpsi atau fisisorpsi biasa dinyatakan oleh besarnya energi adsorpsi. Fisisorpsi memiliki energi adsorpsi sebesar 5-10 kJ/mol,lebih rendah dibandingkan dengan dengan kimis kimisorps orpsii dengan dengan energi energi adsorps adsorpsii sebes sebesar ar 30-70 30-70 kJ/mo kJ/ moll unt u ntuk uk moleku mo lekull dan d an 10010 0-40 400 0 kJ/mo kJ/ moll untuk atom. Adsorpsi adalah peristiwa kesetimbangan k imia. Oleh karenanya, berkurangnya kadar zat yangteradsorpsi (adsorbat) oleh material pengadsorpsi (adsorben) terjadi secarakesetimbangan, sehingga secara teoritis, tidak dapat t erjadi penyerapan sempurnaadsorbat oleh adsorben. Jika pada proses adsorpsi ditemukan fenomena reduksiadsorbat hingga 100%, hal itu dimungkinkan oleh sensitifitas pengukurankonsentrasi adsorbat semata. Besarnya ko nsentrasi adsorbat oleh proses adsorpsitergantung pada mekanisme ad sorpsi, konsentrasi awal adsorbat, temper emp erat atur ur,, dosis do sisadsorb adsorben, en, dll dll sehingga sehingga memban membanding dingkan kan kemampua kemampuan n suatu suatu adsorben adsorben dari besarny besarnyare aredu duks ksii setelah adsorpsi bisa menjadi bias. Karenanya, untuk menguji kuat-lemahnya adsorpsi, yang dibutuhkan adalah besaran energi adsorpsi (E ads) yangdapat diperoleh dari evaluasi nilai konstanta adsorpsi-desorpsi ( K) sebagai fungsitemperatur
2. Interaksi Adsorbat Adsorbat dan Adsorben Kekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben d ipengaruhi oleh sifat dariadsorbat maupun adsorbennya. Gejala yang umum dipakai untuk meramalkankomponen mana yang diadsorpsi lebih kuat adalah kepolaran adsorben denganadsorbatnya. Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang kurang polar.Kekuatan interaksi juga dipengaruhi oleh sifat keras-lemahnya dari adsorbatmaupun adsorben. Sifat keras untuk kation dihubungkan dengan istilah polar po larizin izing g power power cati cation, on, yaitu kemampuan suatu kation k ation untuk mempolarisasi anion dalamsuatu ikatan. Kation yang mempunyai polarizing power cation besar cenderung bersifat keras. Sifat polarizing power cation yang besar dimiliki oleh ion-ionlogam dengan uku ran (jari-jari) kecil dan muatan yang besar. Sebaliknya sifat polarizing power cation yang yang rend rendah ah dimil dimiliki iki oleh ion-ion on-ion logam logam dengan dengan ukuran ukuran besar besa r namu na mun n muata mua tann nnya ya keci ke cil, l, sehin se hingg ggaa diklasifikasikan ion lemah. Sedangkan pengertian keras untuk anion dihubungkan dengan istilah polarisabilitas anionyaitu, kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi akibat medan listrik dari kation. Anion bersifat keras adalah anion berukuran kec il, muatan besar danelektronegativitas tinggi, sebaliknya anion lemah dimiliki oleh anion denganukuran besar,
muatan kecil dan elektronegatifitas yang rendah. Ion logam keras berikatan kuat dengan anion keras dan ion logam lemah berikatan kuat dengananion lemah (Atkins at al . 1990). Pearson (1963) mengklasifikasikan asam-basa Lewis menurut sifat kerasdan lemahnya. Menurut Pearson, situs aktif pada permukaan padatan dapatdianggap sebagai ligan yang dapat mengikat logam secara selektif. Logam danligan dikelompokkan menurut sifat keras dan lemahnya berdasarkan pada polarisabilitas unsur. Pearson (1963) mengemukakan suatu prinsip yang disebut Hard and Soft Acid Base (HSAB). Ligan-ligan dengan atom yang sangatelektronegatif dan berukuran kecil merupakan basa keras, sedangkan ligan-ligandengan atom yang elektron terluarnya mudah terpolarisasi akibat pengaruh iondari luar merupakan basa lemah. Sedangkan ion-ion logam yang berukuran kecil
3 namun bermuatan positip besar, elektron terluarnya tidak mudah dipengaruhi olehion dari luar, ini dikelompokkan ke dalam asam keras, sedangkan ion-ion logamyang berukuran besar dan bermuatan kecil atau nol, elektron terluarnya mudahdipengaruhi oleh ion lain, dikelompokkan ke dalam asam lemah. Pengelompokanasam-basa menurut prinsip HSAB Pearson dapat dilihat pada Tabel 1. Menurut prinsip HSAB, asam keras akan berinteraksi dengan basa keras untuk membentuk kompleks, begitu juga asam lemah dengan basa lemah. Interaksi asam kerasdengan basa keras merupakan interaksi ionik, sedangkan interaksi asam lemahdengan basa lemah, interaksinya lebih bersifat kovalen. Ion krom (Cr3+)merupakan kation yang bersifat asam keras, sehingga akan berinteraksi secarakuat dengan anion-anion yang bersifat basa keras seperti dengan OH-. Selulosamempunyai banyak gugus -OH, dengan demikian selulosa akan mengikat ionkrom secara kuat. Ikatan antara ion Cr3+ dengan -OH pada selulosa melalui pembentukan ikatan koordinasi, di mana pasangan elektron bebas dari O pada -OH akan menempati orbital kosong yang dimiliki oleh Cr3+, sehingga terbentuk kompleks terkoordinasi. Berikut adalah tabel asam dan basa beberapa senyawadan ion menurut prinsip HSAB dari Pearson.
4 Porositas adsorben juga mempengaruhi daya adsorpsi dari suatu adsorben.Adsorben dengan porositas yang besar mempunyai kemampuan menjerap yanglebih tinggi dibandingkan dengan adsorben yang memilki porositas kecil. Untuk meningkatkan porositas dapat dilakukan dengan mengaktivasi secara fisika sepertimengalirkan uap air panas ke da lam pori-pori adsorben, atau mengaktivasi secarakimia. Salah satu cara mengaktivasi adsorben secara kimia adalah aktivasiselulosa melalui penggantian gugus aktif -OH pada selulosa dengan gugus HSO3melalui proses sulfonasi. Selulosa yang teraktivasi dengan cara sulfonasimemberikan daya adsorpsi yang meningkat dua kali lipat dibandingkan dayaadsorpsi selulosa yang tidak diaktivasi (Setiawan et al . 2004). Jumlah zat yangdiadsorpsi pada permukaan adsorben merupakan proses berkesetimbangan, sebablaju peristiwa adsorpsi disertai dengan terjadinya desorpsi. Pada awal reaksi, per istiwa adsorpsi lebih dominan dibandingkan dengan peristiwa desorpsi,sehingga adsorpsi berlangsung cepat. Pada waktu tertentu peristiwa adsorpsicendung berlangsung lambat, dan sebaliknya laju desorpsi cendrung meningkat.Waktu ketika laju adsorpsi adalah sama dengan laju desorpsi sering disebutsebagai keadaan berkesetimbangan. Pada keadaan berkesetimbangan tidak teramati perubahan secara makroskopis. Waktu tercapainya keadaan setimbang pada proses adsorpsi adalah berbeda-beda, Hal ini dipengaruhi oleh jenis interaksiyang terjadi antara adsorben dengan adsorbat. Secara umum waktu tercapainyakesetimbangan adsorpsi melalui mekanisme fisika (fisisorpsi) lebih cepatdibandingkan dengan melalui mekanisme kimia atau kemisorpsi (Castellans1982).Adsorpsi juga dibedakan menjadi tiga macam yaitu :a. Chemisorption, terjadi karena ikatan kimia (chemical bonding) antara molekulzat terlarut (solute) dengan molekul adsorban. Adsorpsi ini bersifat sangateksotermis dan tidak dapat berbalik (irreversible).
Adsorpsi kimia terjadi karenaadanya rekasi kimia antara zat padat dengan adsorbat larut dan reaksi ini tidak berlangsung bolak-balik. Interaksi suatu senyawa organik dan permukaanadsorben dapt terjadi melauli tarikan elekt rostatik atau pembentukan ikatan kimia
5 yang spesifik misalnya ikatan kovalen. Sifat-sifat molekul organik sepertistruktur, gugus fungsional dan sifat hidrofobik berpengaruh pada sifat-sifatadsorpsi. b. Adsorpsi fisika (physical adsorption, terjadi karena gaya tarik molekul olehgaya van der Waals dan biasanya adsorpsi ini berlangsung secara bolak-balik.Ketika gaya tarik-menarik molekul antara zat t erlarut dengan adsorben lebih besar dari gaya tarik-menarik zat terlarut dengan pelarut, maka zat terlarut akancenderugn teradsorpsi pada permukaan adsorben.c. Ion exchange (pertukaran ion), terjadi karena gaya elektrostatis. 3 . Penentuan Adsorbsi Isoterm Perubahan konsentrasi adsorbat oleh proses adsorpsi sesuai denganmekanisme adso rpsinya dapat dipelajari melalui penentuan isoterm adsorpsi yangsesuai. Isoterm Langmuir dan Isoterm BET adalah dua diantara isoterm-isotermadsorpsi yang dipelajari: a.IsothermLangmuir . Meskipun terminology adsorpsi pertama kali diperkenalkan oleh Kayser (1853-1940), penemu teori adsorpsi adalah Irving Langmuir (1881-1957), Nobellaureate in Chemistry (1932). Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan atas beberapa asumsi,yaitu :(1) Adsorpsi hanya terjadi pada lapisan tunggal (monolayer),(2) Panas adsorpsi tidak tergantung pada penutupan p ermukaan, dan(3) Semua situs dan permukaannyaPersamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat diturunkan secara teoritisdengan menganggap terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul zat yangdiadsorpsi pada permukaan adsorben dengan molekulmolekul zat yang tidak teradsorpsi. Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat dituliskan sebagai berikut 6 C merupakan konsentrasi adsorbat dalam larutan, x/m adalah konsentrasi adsorbatyang terjerap per gram adsorben, k adalah konstanta yang berhubungan denganafinitas adsorpsi dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi maksimum dariadsorben. Kurva isoterm adsorpsi Langmuir dapat disajikan seperti pada Gambar 1. b. Persamaan Isoterm Adsorpsi Freundlich Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknyalapisan mono layer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Na mun pada adsorpsi Freundlich situssitus aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskansebagai berikut.Log (x/m) = log k + 1/n log c.................................................................(2),sedangkan kurva isoterm adsorpsinya disajikan pada Gambar 2.
7 4 . Faktor- faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Adsorbsi (1) Jenis adsorban, apakah berupa arang batok, batubara (antrasit), sekam, dll;(2) Temperatur lingkungan (udara, air, cairan): proses adsorpsi makin baik jikatemperaturnya makin rendah;(3) Jenis adsorbat, bergantung pada bangun molekul zat, kelarutan zat (makinmudah larut, makin sulit diadsorpsi), taraf ionisasi (zat organik yang tidak terionisasi lebih mudah diadsorpsi).Berdasarkan jenis adsorbatnya, tingkat adsorpsi digolongkan menjadi t iga,yaitu :1. Adsorbsi Lemah (weak), terjadi pada zat anorganik kecuali golongan halogen(salah satunya adalah klor).2. Adsorpsi menengah (medium), t erjadi pada zat organik alifatik dan3. Adsorpsi kuat (strong) terjadi pada senyawa aromatik (zat organik yang berbau(aroma) dengan struktur benzena, C 6 H 6 ).
Proses Adsorbsi Proses adsorpsi mempunyai empat tahapan antara lain:1.Transfer molekul-molekul adsorbat menuju lapisan film yang mengelilingiadsorben.2.Difusi adsorbat melalui lapisan film (film diffusion process).3.Difusi adsorbat melalui kapiler atau pori-pori dalam adsorben (proses adsorpsisebenarnya).4.Adsorpsi adsorbat pada dinding kapiler atau permukaan adsorben (prosesadsorpsi sebenarnya).5.Adsorpsi dibatasi terutama oleh proses film diffusion dan pore diffusion, hal initergantung oleh besarnya pergolakan dalam system. Jika pergolakan antar partikelkarbon dan fluida relative kecil, maka lapisan film disekeliling partikel akan tebalsehingga adsorpsi berlangsung lambat. Apabila dilakukan pengadukan yangcukup maka kecepatan difusi film akan meningkat. 6 . Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Adsobsi Ada beberapa factor yang mempengaruhi kemampuan adsorpsi suatuadsorben diantaranya adalah sebagai berikut:1. Luas permukaan adsorbenSemakin luas permukaan adsorben, semakin banyak asorbat yang diserap,sehingga proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semaki kecil ukuran diameter partikel maka semakin luas permukaan adsorben. Ukuran partikelMakin kecil ukuran partikel yang digunakan maka semakin besar kecepatanadsorpsinya. Ukuran diameter dalam bentuk butir adalah lebih dari 0.1 mm,sedangkan ukuran diameter dalam bentuk serbuk adalah 200 mesh Waktu kontak Semakin lama waktu kontak dapat memungkinkan proses difusi dan penempelanmolekul adsorbat berlangsung lebih baik. KOnsentrasi zat-zat organic akan turunapabila kontaknya cukup dan waktu kontak biasanya sekitar 10-15 menit.4. Distribusi ukuran poriDistribusi pori akan mempengaruhi distribusi ukuran molekul adsorbat yangmasuk kedalam partikel adsorben. Kebanyakan zat pengasorpsi atau adsorbenmerupakan bahan yang sangat berpori dan adsorpsi berlangsung terutama padadinding-dinding pori atau letak-letak tertentu didalam partikel tersebut. 6 . Karbon Aktif Salah satu adsorban yang biasa diterapkan dalam pengolahan air minum(juga air limbah) adalah karbon aktif atau arang aktif. Arang ini digunakan untuk menghilangkan bau, warna, dan rasa air
termasuk ion-ion logam berat. Karenamerupakan fenomena permukaan maka semakin luas permukaan kontaknya makintinggilah efisiensi pengolahannya. Syarat ini dapat dipenuhi oleh arang yangsudah diaktifkan sehingga menjadi porus dan kaya saluran kapiler. Yang belumaktif, ruang kapilernya masih ditutupi oleh pengotor berupa zat organik dananorganik. proses pembuatannya yaitu :1. Membuat arang misalnya dari tempurung kelapa (arang batok, Cocos nucifera),kayu, batubara, merang, sekam, atau serbuk gergaji.2. Arang ini kemudian diaktifkan dengan cara pemanasan pada kondisi sedikitoksigen agar hidrokarbonnya lepas. Hasilnya berupa arang yang sangat porussehingga luas permukaannya besar.3. Barulah digunakan untuk mengolah air minum atau air buangan, misalnyamemisahkan pencemar organik dan inorganik seperti air raksa, krom, atau untuk 10 deklorinasi (pengurangan klor di dalam air).Relatif mudah membuat filter arang akt if ini. Penjual filter skala rumahtangga di kota dan desa sudah biasa membuatnya bahkan tanpa berlatar pendidikan teknik. Hanya perlu keterampilan dan tahu sedikit tentang fungsiarang aktif dan kapan harus diganti. Bahkan penjual filter ini bisa memiliki pelanggan setia untuk reparasi dan perawatan filter yang dibeli oleh warga. Selainmenggunakan arang butir (granular) berdiameter 0,3 - 0,5 mm atau 1 ± 2 mm,arang bubuk, serbuk atau tepung (powder) pun dapat diterapkan.Dari evaluasi beberapa teknik pengolahan logam beratdengan mempertimbangkan akan kemudahan sistem aplikasi lapangan dansumber daya yang melimpah, maka diperoleh suatu metode yang lebihrepresentatif dalam mengolah logam berat timbal dan kadmium. Metode tersebutadalah adsorpsi dengan media karbon aktif. Karbon aktif memiliki ruang porisangat banyak dengan ukuran tertentu. Pori-pori ini dapat menangkap partikel- partikel sangat halus (molekul) terutama logam berat dan menjebaknyadisana. Penyerapan menggunakan karbon aktif adalah efektif untuk menghilangkan logam berat. Ion logam berat ditarik oleh karbon aktif dan melekat pada permukaannya dengan kombinasi dari daya fisik kompleks dan reaksi kimia.Karbon aktif memiliki jaringan porous (berlubang) yang sangat luas yang berubah-ubah bentuknya untuk menerima molekul pengotor baik besar maupunkecil. Efektifitas adsorpsi karbon aktif terhadap logam timbal Pb 2+ telahditunjukkan pada sertifikat NSF ( N ational Sanitation Foundation )yang merefleksikan isotherm Langmuir dimana adsorbsi logam berat Pb akan berlangsung sampai mencapai titik keseimbangan dimana proses adsorbsi tidak akan berjalan lagi atau berhenti meskipun dosis karbon aktif diperbesar.Kecepatan pe nyerapan ini tergantung dari sifat adsorbsi, temperatur, pH, danwaktu singgung karbon aktif dengan Pb. Sedangkan penyerapan Cd relatif merefleksikan isotherm Freundlich Proses eliminasi logam berat Pb dan Cd de ngan karbon aktif akan semakinefektif dimana selain sebagai adsorben karbon aktif secara simultan juga bertindak sebagai pemberat ( weighing agent ) demikian pula jikaberbagai metode pengolahan digabung misalnya metode adsorbsi karbon aktif dengan metodekonvensional ( koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dankhlorinasi
). Penyerapan karbon aktif bubuk dapat digunakan pada instalasi pengolahan di hampir seluruh tempat/titik pembubuhan. Pembubuhan karbon aktif dapat dilakukan dengan sistem kering maupun basah. Titik pembubuhan initentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing ± masing. Untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi, dianjurkan agar menggunakan arang aktif yangtelah dihaluskan. Aplikasi sistem ini sangat cocok diterapkan dalam industri ± industri pengolahan yang menghasilkan limbah cair yang relatif banyak dan sangatdianjurkan terutama pada Instalasi Pengolahan Air Bersih atau Air Minum(IPAM). Dalam perspektif yang lebih luas, aplikasi teknologi karbon aktif inidapat digunakan tidak hanya untuk mengolah logam berat Cd dan Pb tetapi juga pada unsur pecemar lainnya.
3. Waktu kontak Semakin lama waktu kontak dapat memungkinkan proses difusi dan penempelanmolekul adsorbat berlangsung lebih baik. KOnsentrasi zat-zat organic akan turunapabila kontaknya cukup dan waktu kontak biasanya sekitar 10-15 menit.4. Distribusi ukuran poriDistribusi pori akan mempengaruhi distribusi ukuran molekul adsorbat yangmasuk kedalam partikel adsorben. Kebanyakan zat pengasorpsi atau adsorbenmerupakan bahan yang sangat berpori dan adsorpsi berlangsung terutama padadinding-dinding pori atau letak-letak tertentu didalam partikel tersebut. 6 . Karbon Aktif Salah satu adsorban yang biasa diterapkan dalam pengolahan air minum(juga air limbah) adalah karbon aktif atau arang aktif. Arang ini digunakan untuk menghilangkan bau, warna, dan rasa air termasuk ion-ion logam berat. Karenamerupakan fenomena permukaan maka semakin luas permukaan kontaknya makintinggilah efisiensi pengolahannya. Syarat ini dapat dipenuhi oleh arang yangsudah diaktifkan sehingga menjadi porus dan kaya saluran kapiler. Yang belumaktif, ruang kapilernya masih ditutupi oleh pengotor berupa zat organik dananorganik. proses pembuatannya yaitu :1. Membuat arang misalnya dari tempurung kelapa (arang batok, Cocos nucifera),kayu, batubara, merang, sekam, atau serbuk gergaji.2. Arang ini kemudian diaktifkan dengan cara pemanasan pada kondisi sedikitoksigen agar hidrokarbonnya lepas. Hasilnya berupa arang yang sangat porussehingga luas permukaannya besar.3. Barulah digunakan untuk mengolah air minum atau air buangan, misalnyamemisahkan pencemar organik dan inorganik seperti air raksa, krom, atau untuk 10 deklorinasi (pengurangan klor di dalam air).Relatif mudah membuat filter arang akt if ini. Penjual filter skala rumahtangga di kota dan desa sudah biasa membuatnya bahkan tanpa berlatar pendidikan teknik. Hanya perlu keterampilan dan tahu sedikit tentang fungsiarang aktif dan kapan harus diganti. Bahkan penjual filter ini bisa memiliki pelanggan setia untuk reparasi dan perawatan filter yang dibeli oleh warga. Selainmenggunakan arang butir (granular) berdiameter 0,3 - 0,5 mm atau 1 ± 2 mm,arang bubuk, serbuk atau tepung (powder) pun dapat diterapkan.Dari evaluasi beberapa teknik pengolahan logam beratdengan mempertimbangkan akan kemudahan sistem aplikasi lapangan dansumber daya yang melimpah, maka diperoleh suatu
metode yang lebihrepresentatif dalam mengolah logam berat timbal dan kadmium. Metode tersebutadalah adsorpsi dengan media karbon aktif. Karbon aktif memiliki ruang porisangat banyak dengan ukuran tertentu. Pori-pori ini dapat menangkap partikel- partikel sangat halus (molekul) terutama logam berat dan menjebaknyadisana. Penyerapan menggunakan karbon aktif adalah efektif untuk menghilangkan logam berat. Ion logam berat ditarik oleh karbon aktif dan melekat pada permukaannya dengan kombinasi dari daya fisik kompleks dan reaksi kimia.Karbon aktif memiliki jaringan porous (berlubang) yang sangat luas yang berubah-ubah bentuknya untuk menerima molekul pengotor baik besar maupunkecil. Efektifitas adsorpsi karbon aktif terhadap logam timbal Pb 2+ telahditunjukkan pada sertifikat NSF ( N ational Sanitation Foundation )yang merefleksikan isotherm Langmuir dimana adsorbsi logam berat Pb akan berlangsung sampai mencapai titik keseimbangan dimana proses adsorbsi tidak akan berjalan lagi atau berhenti meskipun dosis karbon aktif diperbesar.Kecepatan pe nyerapan ini tergantung dari sifat adsorbsi, temperatur, pH, danwaktu singgung karbon aktif dengan Pb. Sedangkan penyerapan Cd relatif merefleksikan isotherm Freundlich. 11 Proses eliminasi logam berat Pb dan Cd de ngan karbon aktif akan semakinefektif dimana selain sebagai adsorben karbon aktif secara simultan juga bertindak sebagai pemberat ( weighing agent ) demikian pula jikaberbagai metode pengolahan digabung misalnya metode adsorbsi karbon aktif dengan metodekonvensional ( koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dankhlorinasi ). Penyerapan karbon aktif bubuk dapat digunakan pada instalasi pengolahan di hampir seluruh tempat/titik pembubuhan. Pembubuhan karbon aktif dapat dilakukan dengan sistem kering maupun basah. Titik pembubuhan initentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing ± masing. Untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi, dianjurkan agar menggunakan arang aktif yangtelah dihaluskan. Aplikasi sistem ini sangat cocok diterapkan dalam industri ± industri pengolahan yang menghasilkan limbah cair yang relatif banyak dan sangatdianjurkan terutama pada Instalasi Pengolahan Air Bersih atau Air Minum(IPAM). Dalam perspektif yang lebih luas, aplikasi teknologi karbon aktif inidapat digunakan tidak hanya untuk mengolah logam berat Cd dan Pb tetapi juga pada unsur pecemar lainnya. http://www.scribd.com/doc/34669191/Isoterm-adsobsi