Tugas
DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
Muhammad Fadly (K11112267) Kelas C
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2013
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memnerikan efek pada manusia, hewan, vegetasi, dan material. Selain itu pencemaran udara dapat juga didefensikan sebagai perubahan atmosfer oleh karena masuknya bahan kontaminan alami atau buatan k e dalam atmosfer tersebut. Salah satu pencemar udara adalah asbes yang merupakan partikel berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh manusia, karena dapat mengakibatkan kerusakan pada paru-paru, tenggorokan, dan organ lain. Ini menjadi masalah yang serius karena penggunaan asbes sangatlah masiv apalagi di negara maju dan berkembang utamanya sebagai bahan konstruksi bangunan. Sehingga perlu diberikan perhatian khusus dalam persoalan ini.
2. Tujuan
Menjelaskan mengenai sifat fisik dan kimia asbes.
Menjelaskan sumber alamiah dan nonalamiah asbes asb es serta distribusi dan dinamika asbes di lingkungan.
Menjelaskan standar dan nilai ambang batas asbes.
Menjelaskan dampak asbes bagi kesehatan serta cara-cara pengendalian asbes.
3. Rumusan masalah
Bagaiman sifat fisik dan kimia asbes?
Dari mana sumber asbes?
Bagaimana distribusi dan dinamika asbes di lingkungan?
Apa dampak yang ditimbulkan asbes bagi kesehatan?
Bagaimana cara pengendalian asbes?
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
PEMBAHASAN Berdasarkan bentuknya pencemaran terbagi atas dua yaitu gas dan partikel. Gas adalah uap yang dihasilkan dari zat padat atau zat cair karena dipanaskan atau menguap sendiri, contohnya: CO2, CO, SOx, NOx. Partikel adalah suatu bentuk pencemaran udara yang berasal dari zarah-zarah kecil yang terdispersi ke udara, baik berupa padatan, cairan, maupun padatan dan cairan secara bersama-sama, contohnya: debu, asap, kabut, dan asbes. Asbes merupakan salah satu pencemar udara yang ada di bumi dan memiliki dampak yang membahayakan jika masuk ke dalam tubuh manusia. Pembahasan mengenai asbes akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.
1. Sifat fisik dan kimia
Asbes merupakan istilah generik untuk kelompok silikat-berhidrat alami yang dapat diproses secara mekanis menjadi serat panjang. Beberapa silikat ini, seperti tremolite, Ca2Mg5(Si4O11)2(OH)2, menunjukkan struktur rantai rangkap tak hin gga. Jenis lain mineral asbes ialah chrysotile, Mg2(Si2O5)(OH)4. Seperti dinyatakan dalam rumusnya, mineral ini memiliki struktur lembaran, namun lembaran-lembaran ini tergulung menjadi tabun g panjang. Mineral asbes berwujud serat sebab ikatan-ikatan di sepanjang tabung yang seperti untai ini lebih kuat daripada ikatan yang memegangi (menyatukan) satu tabung dengan tabung lainnya. Asbes merupakan isolator termal yang sangat baik yang tidak bisa terbakar, tahan asam dan sangat kuat. Selama bertahun-tahun, asbes digunakan dalam semen untuk membuat pipa dan saluran serta plafon rumah.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Rantai rangkap tak hingga
Lembaran tak hingga
Asbes dapat didefinisikan sebagai kapas seperti mineral berserat yang memiliki kekuatan tarik yang tidak biasa, tahan panas, serta panjang dan lebarnya memiliki rasio 3:1 bahkan lebih. Lebih dari 30 silikat mineral dapat mengkristal men gkristal menjadi bentuk berserat tetapi hanya sedikit yang dianggap mineral asbes. Istilah asbes digunakan secara komersial dan berhubungan dengan semua jenis asbes. Namun, ada mineralogi, va riasi morfologi dan fisio-kimia yang cukup besar antara berbagai jenis serat. Berdasarkan mineralogi asbes paling tidak dibagi menjadi mineral serpentine dan amphibole. Asbes adalah nama yang diberikan pada enam kelompok mineral berserat yang berbeda (amosite, chrysotile, crocidolite, dan varietas fibrosa dari tremolite, actinolite, dan anthoph yllite) yang muncul secara alami di lingkungan. Salah satu mineral yakni chrysotile, merupakan keluarga mineral serpentine, sementara yang lainnya merupakan keluarga amphibole. Semua bentuk asbes berbahaya, dan semua dapat menyebabkan kank er, tetapi bentuk-bentuk amphibole asbes dianggap agak lebih berbahaya bagi kesehatan daripada chrysotile.
Mineral Serpentine dapat dibagi menjadi mineral besar dan lancip yang belakangan dikenal sebagai chrysotile. Chrysotile adalah mineral asbes yang paling banyak didistribusikan. Ini memiliki struktur berlapis terdiri dari SiO 4 tetrahedral dan lapisan oktahedral Mg(OH). Chrysotile adalah magnesium silikat terhidrasi dengan komposisi kimia. Fibril Individu
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
dengan jenis chrysotile mampu mempertahankan serat serat alaminya hingga 1400°C. Jika Jika pemanasan dilakukan sampai 500°C maka kandungan airnya akan hilang dan asbes menjadi rapuh.
Istilah asbes juga digunakan untuk beberapa jenis mineral saat mereka muncul dalam bentuk serat (asbestiform). Asbestiform Asbestiform memiliki karakteristik fisik yang berhubungan dengan asbes, seperti aspek rasio besar serat, fleksibilitas, daya tahan dan dapat dipisahkan dari serat, dan daya tahan fisik dan kimia. Namun, di samping yang sifat umum, umum , masing-masing jenis mineral asbes memiliki sifat kimia dan sifat fisik yang unik sehingga mem buatnya berbeda dari yang lain. Kekuatan serat asbes tergantung jenisnya, cara penambangan, dan pengolahan. Asbes o
0
tahan panas pada suhu 1000 C, titik leleh 1180-1500 C. Asbes akan kehilangan berat bila air kristal dan karbondioksida menguap. Sifat kimia kimia asbes terdiri dari susunan serat dipengaruhi komponen kimia. Secara umum asbes merupakan nama yang umum digunakan untuk berbagai mineral silikat pembentuk batuan yang berserat-serat, memiliki sifat fisik yang tahan api d an lamban terhadap berbagai reaksi kimia.
2. Sumber alamiah dan non alamiah
Menjelang akhir abad kedua puluh, bencana asbes berkembang menjadi masalah sosial di banyak negara-negara industri maju. Ketika abad kedua puluh satu, telah mulai tampak bahwa asbes bisa berkembang menjadi salah satu yang bencana terbesar dalam industri global sepanjang masa. Asbes adalah mineral berserat alami dengan sifat fisik mulai dari tahan panas, insulasi panas, isolasi suara, dan gesekan perlawanan untuk ketahanan kimia, isolasi listrik, dan ketahanan korosi. Selanjutnya, karena sangat cocok untuk ikatan dengan tekstil serta bahan lainnya, dan juga murah, asbes diperlakukan sebagai sumber bahan yang ideal untuk tujuan industrialisasi modern. Asbes bersumber dari bahan-bahan industri tekstil yaitu bijih mineral alami serta produk yang dihasilkan oleh industri seperti atap rumah, plafon, pelindung ran gka
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3. Distribusi dan Dinamika di Lingkungan
Asbes banyak ditemukan pada pertambangan, penggilingan, konstruksi bangunan, dan industri tekstil di negara-negara maju dan berkembang. Asbes dapat tersebar melalui udara dengan bantuan hembusan angin dan juga melalui air yang salurannya menggunakan asbes sebagai bahan penyusunnya. Pembuangan serta transportasi limbah asbes yang tidak tepat juga o
turut memengaruhi penyebarannya di lingkungan. Asbes tahan panas pada suhu 1000 C dan titik o
o
leleh 1180 C-1500 C. Sehingga akan sulit terurai secara alamiah di alam. Asbes akan kehilangan berat bila air kristal dan karbondioksida menguap.
4. Standar dan Nilai Ambang Batas
1. Untuk asbestos yang mengandung crococidolite dan amosite:
0,2 serabut/ml udara rata-rata selama masa 4 jam terus-menerus.
0,6 serabut/ml udara rata-rata selama masa 10 me nit terus menerus.
2. Untuk asbestos yang mengandung jenis asbestos lainnya.
0,5 serabut/ml udara rata-rata selama masa 4 jam terus menerus. 1,5 serabut/ml udara rata-rata selama 10 menit terus menerus.
5. Dampak Terhadap Kesehatan
Kandungan asbes pada lingkungan kerja pada umumnya berkali lipat lebih banyak dibanding dengan lingkungan tempat tinggal. Paparan tertinggi asbes di lingkungan kerja diperoleh pada pekerja bidang manufaktur produk asbes. Partikel Partikel asbes yang berasal berasal dari alam atau polusi asbes sebagai karsinogen bila terhisap atau bila terdapat dalam air minum akan membahayakan bagi orang yang mengkonsinya karena dapat menimbulkan penyakit asbestosis. Hasil penelitian yang diterbitkan jurnal Royal Society of Chemistry asal Inggris, menyebutkan, lem label nama produk dan harga setidaknya mengandung empat senyawa kimia
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
a) Asbestosis
Dr. Montague Murray merupakan orang pertama yang memberikan penjelasan mengenai penyakit paru akibat asbestos, yang dialami seorang pria berusia 33 tahun yang telah bekerja selama 14 tahun di sebuah pabrik tekstil asbes. Kasus ini tidak dipublikasikan, namun dilaporkan kepada komite parlemen Inggris pada tahun 1906. Delapan tahun kemudian, Fahr, seorang ahli patologi Jerman menjelaskan mengenai difusi fibrosis interstitial interstitial pada paru-paru seorang pekerja asbes berusi 35 tahun. Banyak kasus asbestosis yang telah dilaporkan, termasuk pekerja yang terpapar asbes melalui proses penambangan dan penggilingan bijih yang mengandung asbes, pembuatan asbes yang mengandung produk, atau melalui pemanfaatan produk tersebut. Istilah asbestosis didefinisikan sebagai difusi dan bilateral fibrosis sela paru yang disebabkan karena menghirup asbes. Asbestosis adalah suatu penyakit suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup seratserat asbes, serat asbes, dimana dimana pada paru-paru pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Jika J ika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru). Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah terbentuknya jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan elastisitasnya. Gejala pertama adalah sesak adalah sesak napas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan gerak badan. Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak napas yang berat dan mengalami kegagalan pernapasan.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
dari asbes di paru-paru perokok karena efek penghambatan pada mekanisme pembersihan paru dan peningkatan langsung penetrasi asbes ke epitel pernapasan oleh merokok. Model eksperimental telah menunjukkan bahwa asap rokok meningkatkan derajat asbes diinduksi fibrosis paru, dengan peningkatan retensi serat asbes da n tingkat penetrasi serat.
b) Kanker Nasofaring
Kanker nasofaring adalah jenis kanker jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Selain karena pengaruh asbes, kanker nasofaring juga dikaitkan dengan adanya virus epstein virus epstein bar. Kanker bar. Kanker nasofaring sangat jarang ditemuka di Amerika. Namun, kanker nasofaring banyak dijumpai pada orang-orang ras mongoloid, yaitu penduduk Cina bagian Cina bagian selatan dengan jumlah kasus 30-50 per 100.000 orang per tahun, Hong tahun, Hong Kong, Thailand, Kong, Thailand, Malaysia Malaysia dan Indonesia dan Indonesia juga juga di daerah India. daerah India. Ras Ras kulit putih jarang ditemui terkena kanker jenis ini. Selain itu kanker nasofaring juga merupakan jenis kanker yang diturunkan secara genetik. Sampai saat ini belum jelas bagaimana mulai tumbuhnya tumbu hnya kanker nasofaring. Namun penyebaran kanker ini dapat berkembang ke bagian mata, telinga, kelenjar leher, dan otak. Sebaiknya yang beresiko tinggi terkena kanker nasofaring rajin memeriksakan diri ke dokter, terutama dokter THT. Risiko tinggi ini biasanya dimiliki oleh laki-laki dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi dibanding perempuan.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
menyerang keluarga yang tinggal serumah dengan orang yang terkena atau yang tinggal di dekat sumber pencemaran asbes.
d) Tumor Kulit
Tumor kulit adalah tumor yang sebagian atau seluruhnya disebabkan oleh pajanan pada tempat kerja. Pajanan dapat berupa be rupa agen kimia yakni beta-naftilamin, beta -naftilamin, agen biologis seperti virus hepatitis B, dan agen fisik yaitu asbes atau pun proses industri di mana terdapat/dihasilkan zat karsinogenagen.
6. Pengendalian Asbes
Pengendalian asbes dapat dilakukan dengan cara: 1. Mengurangi pemakaian asbes dalam pengerjaan konstruksi bangunan. 2. Memberikan perlengkapan pelindung bagi pekerja tambang maupun pekerja kontruksi bangunan agar keterpaparan dengan asbes diusahakan seminimal mungkin. 3. Mengganti peran asbes dengan bahan lain yang lebih aman. Misalnya mengganti pengguanaan asbes pada atap rumah dengan genteng tanah, feiberglass, maupun atap baja.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
PENUTUP Pencemaran udara adalah adanya bahan polutan di atmosfer yang dalam konsentrasi tertentu akan mengganggu keseimbangan dinamik di atmosfer dan mempunyai efek pada manusia dan lingkungannya. Dalam hal ini asbes merupakan salah satu pencemar pada udara yang tentu membahayakan bagi manusia. Asbes kebanyakan digunakan pada pekerjaan konstruksi bangunan. Karena sifatnya yang tahan panas dan lamban terhadap reaksi kimia asbes sangat diminati oleh para developer. Namun, dampak buruknya bila asbes terhirup akan merusak sistem pernapasan mulai dari tenggorokan hingga paru-paru. Efek berbahaya asbes bagi manusia dapat dihindari dengan cara meminimalisir pengguanaannya dalam kehidupan contohn ya dalam konstruksi bangunan ataupun mengganti penggunaannya dengan bahan lain yang lebih aman. Pemberian perlengkapan pengamanan pad a pekerja konstruksi bangunan dan penambangan juga diperlukan untuk menjaga keterpaparan terhadap asbes seminimal mungkin.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, D. W. (2002). Optimasi Kekerasan Kampas Rem dengan Metode Desain Eksperimen. Jurnal Teknik Mesin Vol. 4 No. 1. Surabaya: Universitas Kristen Petra. Committee on Asbestos: Selected Health Effects. (2006). Asbestos: Selected Cancer. Washington, D. C.: The National Academies Press. Fatmawati, L. (2008). Analisis Jaringan Jaringan Pipa PDAM Kabupaten Kudus Di Kelurahan Kelurahan Undaan Kidul dengan Epanet. Wahana Teknik Sipil Vol. 13 No. 1. Semarang: Politeknik Negeri Semarang. Inc. Sciences International. (2001). Toxicological Profile for Asbestos. New York: Syracuse Research Corporation. Mukono, H. J. (2008). Prinsip P rinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. Mustofa, H. A. (2000). Kamus Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurkertamanda, D. (2011). Alternatif Perekat Alami pada Produksi Bambu Laminasi dengan Metode Value Engineering dalam Usaha menuju Sustainable Production. Simposium Nasional RAPI X. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Surakarta. Oxtoby, D. W. Alih bahasa oleh Suminar, S. A. (2003). Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.