KULDOSENTESIS BAB I PENDAHULUAN
Sebelum USG berkembang teknik kuldosentesis merupakan salah satu pemeriksaan penunjang utama yang dipakai untuk untuk menentukan adanya kehamilan ektopik terganggu. Saat ini, telah terjadi terjadi penurunan penurunan frekuensi frekuensi ruptur ruptur tuba. Oleh karena karena itu, kejadian kejadian hemope hemoperit ritone oneum um telah telah disang disangkal kal dan kuldos kuldosent entesis esis sudah sudah jarang jarang dilaku dilakukan kan.. Sebaga Sebagaii tambah tambahan, an, USG telah telah membuk membuktik tikan an keakti keaktifan fan dan resolus resolusii yang yang terbai terbaik k mengga mengganti ntikan kan kuldos kuldosinte intesis sis sebaga sebagaii pemeri pemeriksaa ksaan n yang yang terbaik terbaik.. Sensiti Sensitifita fitass dan spesifi spesifisita sitass dari dari cairan cairan ekogenik saat melakukan USG dapat mendiagnosa hemoperitoneum 100%, dibandingkan dengan % dan !0% dari penggunaan kuldosentesis. "al negatif yang tidak terdiagnosis #$% #$% deng dengan an meng menggu guna naka kan n kuld kuldos osen entes tesis, is, saat saat ini ini dapa dapatt terd terdiag iagno nosa sa 100% 100% deng dengan an menggunakan carian ekogenik USG pada sekelompok pasien dengan kehamilan ektopik.
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 1
KULDOSENTESIS BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defin Definisi isi uldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahuin apakah dalam ka&um
'ouglas ada darah. (ara ini sangat berguna dalam membantu membuat diagnosis kehamilan ektopik terganggu )*+. 2.2 Anato Anatomi mi
a&um douglas )ruang rektouterin merupakan bagian dari peritoneum antara rektum posterior dengan permukaan posterior pada anterior uterus. 'alam ruang tersebut terdapat usus halus dan sebagian dari cairan peritoneal dimana merupakan bagian yang tergantung pada ruang intraperitoneal intraper itoneal baik pada posisi berdiri atau telentang. 'arah , nanah, dan cairan bebas lainnya terdapat didalam kantung tergantung dari kondisi.
2.3 Indika Indikasi si
uldosintesis dapat dilakukan pada beberapa indikasi diba-ah, antara lain •
Untuk mendiagnosa adanya robekan akibat kehamilan ektopik pada beberapa
•
keadaan / "emodi "emodinam namis is yang yang tidak tidak stab stabil il keti ketika ka USG USG tidak tidak terse tersedia dia / eti etidak dakte terse rsedia diaan an USG USG dan dan lapa laparo rosk skop opii 'alam mendiagnosa hemoperitoneum akibat trauma tumpul abdomen, yang biasanya
•
pada pasien dengan operasi abdomen lanjutan. Untuk mendiagnosa robekan kista o&arium dengan diter mukannya nyeri pinggul pada
•
pemeriksaan panggul. Untuk mendiagnosa radang panggul ) pelvic ) pelvic inflammatory disease disease dengan melakukan
•
kultur cairan peritoneal. Untuk mendiagnosa dan mengobati asites
ada beberapa jurnal dikembangkan cara mencegah dan mengobati sindrom hiperstimulasi o&arium, dimana (orbett dan ka-an/ka-an merekomendasikan pasien O"SS berat untuk melakukan kuldosintesis sebagai pertimbangan untuk mencegah komplikasi penyakit. SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 2
KULDOSENTESIS
2.4 Kontraindikasi • •
asa pel&is termasuk tumor o&arium, abses tubo/o&arian, abses appendis. 2i3ed retro&erted uterus mobile retro&erted uterus dapat dimanipulasi dengan
•
mengangkat ser&iks menggunakan tenaculum. oagulopati repuberitas sesuai dengan keterbatasan anatomi, dimana tindakan sulit
•
dilakukan pada &agina prepuberitas yang kecil. asien yang tidak kooperatif.
•
2. Anastesi
'engan menyuntikkan lidokain )1/#% yang berisi epinefrin pada jaringan forniks posterior mukosa &agina dengan diameter inferior 1 cm dimana dinding &agina posterior dan ser&iks menyatu.
2.! A"at dan Ba#an
astikan alat telah di sterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan •
4i&al&e &aginal speculum )Gra&es or ederson
•
+enaculum or 5llis clamp
•
6ing forceps
•
Spinal needle, 1! gauge )ga
•
Sterile s-abs or sponges
•
onsel solution )ferric subsulfate for hemostasis
•
4utterfly needle, 17 ga
•
•
8eedle, #$ ga, 1 inch Syringe, #0 m9
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 3
KULDOSENTESIS •
5ntiseptic )eg, po&idone/iodine solution :4etadine;
•
9idocaine )1/#% -ith epinephrine
•
Sarung tangan steril
•
Specimen container
•
9ampu
2.$ Posisi Pemeriksaan •
inta pasien untuk berjalan atau duduk sebelum pemeriksaan dilakukan, agar cairan peritoneal berkumpul di dalam cul de sac.
•
osisikan pasien dalam posisi litotomi dengan kaki diatas penyangga. +inggikan tempat tidur bagian kepala agar cairan intraperitoneal masuk kedalam ruang retroperitoneal sehingga memudahkan saat aspirasi cairan.
2.% &eknik Pemeriksaan •
4uat surat pernyataan bersedia dilakukan tindakan
•
4erikan obat/obatan narkotik dan sedatif sebagai premedikasi
•
9akukan rontgen pada pasien yang stabil. "al ini dilakukan sebelum tindakan kuldosentesis untuk mencegah terjadinya konfusi jika terdeteksi pneumoperitoneum. )rontgen pel&ic 5 lateral
•
9akukan pemeriksaan pel&is bimanual untuk mengeluarkan massa pel&is dan memposisikan uterus saat melakukan kuldosentesis. +onjolan cul de sac pada fokniks posterior menunjukkan kumpulan cairan intraperitoneal.
•
4ersihkan &agina dengan betadine.
•
osisikan pasien dorsal litotomi dengan kaki dipenyangga. +inggikan bagian kepala tempat tidur.
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 4
KULDOSENTESIS •
asukkan spekulum &agina kedalam &agina dan pegang lipatan posterior ser&iks menggunakan tenaculum atau forcep. asien dengan retro&erted uterus, gunakan anterior tenaculum untuk menguatkan uterus. asien harus diberitahu terlebih dahulu karena akan sangat sakit saat menjepit ser&iks menggunakan tenukulum. +erkadang bisa menyuntikkan anastesi pada daerah tenukulum.
•
4uka spekulum selebar mungkin sampai terlihat forniks posterior lalu ketatkan baut spekulum untuk mempermudah tindakan. Spekulum Gra&es biasa paling banyak digunakan. Gunakan spekulum pederson pada pasien dengan &agina yang kecil atau belum pernah melakukan hubungan seksual. •
'engan bantuan tenakulum, tarik kedepan ser&iks.
•
Gunakan jarum #$/ga, suntikkan lidocain sebanyak # ml ke dinding forniks posterior &agina dengan diameter inferior 1 cm dimana dinding posterior &agina dan ser&iks menyatu. o
+idak dianjurkan melakukan percobaan secara acak pada penggunaan reaksi dari anestesi topikal ringan.
o
=alaupun lokal anestesi jarang diperlukan, tetapi ini berguna saat melakukan kuldosentesis. *pinefrin dapat mengurangi perdarahan karena terjadi &askonstriksi.
o
=alaupun kuldosentesis menimbulkan rasa nyeri, terkadang pada beberapa keadaan jarang digunakan anestesi. ertama kali, ukosa forniks posterior &agina sedikit perdarahan. "asil suntikan anestesi dapat menyebabkan perdarahan pada cul de sac posterior. edua, beberapa anestesi lokal dapat mengaspirasi. >ang terakhir, hal ini dapat megurangi efekti&itas.
•
Gunakan jarum spinal ukuran 1! dan sambungkan dengan spuit #0 ml lalu masukkan #/? ml 8a(l lalu suntikkan 0,$ @ 1 ml ke tempat suntikan lidocain yaitu antara forni3 posterior ligamen uterosacral.
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 5
KULDOSENTESIS o
Aika posisi terlalu tinggi, jarum dapat mengenai permukaan ser&iks atau uterus. Aika terlalu rendah jarum dapat masuk ke rektum atau rongga posterior peritoneum dari cul de sac.
o
asukkan jarum spinal pada bagian ba-ah spekulum secara paralel
o
9ebih baik gunakan saline daripada air karena dapat terjadi tumpukan udara di peritoneal pada pemeriksaan radiologi
o
Siramkan normal saline pada area suntikkan di cul de sac yaitu antara dinding uterus dan usus halus. 4ebaskan area suntikkan saat penyiraman normal saline
o
ada beberapa orang menggunakan jarum 17 juga cincin forceps sehingga dapat terkontrol lebih baik.
o
Gunakan spuit #0 ml untuk lokal anestesi dan siraman normal saline. Aarum yang lebih kecil tidak cukup panjang dan terkadang pemeriksa sulit melihat daerah yang akan disuntik.
•
9akukan penarikan terlebih dahulu selagi memasukkan jarum secara perlahan. "indari mengisap darah yang terakumulasi di &agina dari suntikkan sebelumnya atau dari perdarahan ser&iks karena hasil kuldosintesis positif yang salah.
•
Aika tidak terdapat cairan, cabut dan posisikan ulang di sebelah kiri atau sebelah kanan. Aangan terlalu miring karena dapat masuk ke pembuluh darah pel&is.
•
9ihat apakah ada darah yang terisap dari cul de sac yang mengindikasikan adanya trauma. Semprotan darah atau aliran darah dapat terlihat pada mukosa. 'arah tersebut berasal dari pembuluh darah pleksus mukosa &agina tidak bisa diinterpretasikan sebagai bercak darah. +urbid atau cairan jernih harus diperiksa secara mikroskopis setelah pemeriksaan gram dan dilakukan pemeriksaan kultur bakteri aerob dan anaerob. ada pemeriksaan kultur bakteri tidak selalu terdapat infeksi bakteri, terkadang terkontaminasi dengan flora normal pada &agina. Aika dicurigai adanya keganasan maka perlu dilakukan pemeriksaan sitologi.
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page
KULDOSENTESIS •
Setelah prosedur selesai, bebat tekan daerah yang mengalami perdarahan. adang daerah kandung kemih dapat dikauter dengan menggunakan cairan onsel.
Gambar #.1 +eknik uldosintesis
2.' Hasi" •
•
8ormal jika tidak terdapat kelainan pada #/B ml cairan peritoneal. +idak terdiagnosa /
4ercak kering )tidak ditermukan adanya cairan atau tidak ditemukan tumpukan
/ /
cairan saat penyuntikan. 1$% dari prosedur kuldosentesis tidak terdiagnosa. +etap curigai adanya kehamilan ektopik -alaupun terdapat bercak darah kecil karena 1$% pasien dengan kehamilan ektopik tidak terdiagnosa dengan
/
kuldosentesis. etika ditemukan bercak darah kecil, segera lakukan USG, laparoskopi atau
pemeriksaan lain atau berdasarkan pemeriksaan klinis pasien. / 'arah yang diambil kurang dari # ml tidak akan terdiagnosa karena darah dapat berasal dari pembuluh darah dinding &agina.
!
"ematokrit diba-ah 1#/1$% dapat diindikasikan sebagai perdarahan minimal atau bercak perdarahan. 1$% pasien dengan kehamilan ektopik tidak terdiagnosa atau hasilnya negatif pada pemeriksaan kuldosentesis.
•
"asil positif
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page "
KULDOSENTESIS !
"asil positif jika ditemukan lebih dari # ml bercak darah. Aumlah darah yang ditemukan tergantung dari posisi suntikan atau banyaknya perdarahan. 4iasanya !#/7$% kehamilan ektopik terdapat kumpulan darah pada pemeriksaan kuldosentesis.
!
4erdasarkan penelitian 6omero dan ka-an/ka-an, ditemukan hasil positif pada pemeriksaan kuldosentesis pada pasein kehamilan ektopik sebanyak 77%. "ematokrit 1#/1$% menunjukkan adanya robekan kehamilan ektopik pada 77% kasus.
!
"asil kuldosentesis tidak selalu harus terjadi dengan robekan tuba dimana B$/0% tidak ditemukan adanya robekan.
!
erdarahan intraperitoneal yang bersumber bukan dari kehamilan ektopik )contohnya kista o&arium, ruptur limpa tidak akan meninggalkan bercak setelah dilakukan aspirasi. "asil kuldosentesis yang positif dan hasil tes kehamilan yang positif tidak selalu menunjukan kehamilan ektopik, dimana dapat terjadi #/7% positif palsu. ositif palsu biasanya ditemukan pada ruptur kista corpus luteum.
!
'alam beberapa kasus kehamilan ektopik )unruptured B$ @ #% dapat terjadi hemiperitoneum yang dibuktikan saat dilakukan pembedahan.
!
uldosentesis yang positif juga dapat ditemukan pada -anita yang tidak hamil, contohnya menstruasi retrograde.
•
"asil negatif ! "asil negatif kuldosentesis ditemukan bila teraspirasi pus kista ber-arna
!
kekuning/kuningan. (airan yang jernih harus dipastikan kembali, tetapi jika terdapat C10ml cairan jernih menunjukkan adanya ruptur kista o&arium, ascites, kista
!
corpus luteum atau karsinoma. (airan yang ber-arna kehitaman atau coklat menunjukkan bercak darah sudah lama, hal ini bisa terjadi pada ruptur endometrioma atau kista lain termasuk kista pada kehamilan ektopik kronik.
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page #
KULDOSENTESIS !
(airan yang berisi nanah menunjukkan adanya infeksi hal ini biasanya ditunjukkan pada penyakit radang panggul dan juga bisa disebabkan oleh
!
di&ertikulitis dan appendisitis. (airan yang berminyak atau berlemak bisa menunjukkan adanya ruptur
!
teratoma. 1$ % dari hasil negatif palsu terkadang menunjukkan adanya kehamilan
!
ektopik yang tidak ruptur. "asil negatif palsu juga bisa menunjukkan adanya hemoperitoneum dan ruptur tuba.
Untuk informasi lebih lanjut akan dijelaskan dalam tabel berikut ini &a(e" 2.1 Inter)retasi *airan K+"dosentesis *+"do,entesis -"+id *"ear/ sero+s/ stra0,o"ored +s+a"" on" a fe0 mL Lare amo+nt of ,"ear f"+id
E5+dates 0it# PMN6 "e+ko,tes P+r+"ent f"+id
Bri#t red ("ood
7"d/ (ro0n/ non,"ottin ("ood
*ondition and S+ested Differentia" Dianosis 8ormal peritoneal fluid
6uptured or large o&arian cyst )fluid may be serosanguineousD pregnancy may coe3ist 5scites (arcinoma el&ic inflammatory disease 4acterial infection +ubo/o&arian abscess -ith rupture 5ppendicitis -ith rupture 'i&erticulitis -ith perforation 6uptured &iscus or &ascular injury 4leeding corpus luteum
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page $
KULDOSENTESIS rupture 6uptured &iscus
2.18
Kom)"ikasi Aarang terjadi komplikasi pada pemeriksaan kuldosentesis akan tetapi berikut
ini ada beberapa komplikasi yang bisa ditemukan ! "asil pemeriksaan yang salah ini menunjukkan adanya kesalahan pada
!
saat pemeriksaan. +erjadinya ruptur pada abses tuboo&arian, teratoma o&arian atau
!
endometrioma hal ini ditunjukkan dengan adanya peritonitis pel&ic. 5danya robekan pada usus dan ginjal, bisa juga terjadi robekan pada rectum dengan ditemukannya udara atau feses yang ikut teraspirasi. +erkadang hal ini dapat menyebabkan keadaan yang serius sehingga
!
dibutuhkan terapi segera. erdarahan pada daerah robekan, hal ini jarang ditemukan karena perdarahan bisa disebabkan karena adanya robekan pada pembuluh darah
pel&is. ! 6upturnya kista o&arium maligna, jika ditemukan adanya sel maligna yang teraspirasi pada ruang peritoneal. ! 6uptur kehamilan tuba ! 8eedle injury, dapat ditemukan pada kehamilan intrauterin dengan uterus yang retro&erted.
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 1%
KULDOSENTESIS
BAB III KESIMPULAN
emeriksaan kuldosentesis dapat dilakukan sebagai pemeriksaan pada keadaan ga-at darurat. ada pasien dengan yang tidak stabil dengan klinis yang jelas menunjukkan ruptur kehamilan ektopik, prosedur ini dapat menyelamatkan nya-a pasien tanpa pemeriksaan USG. uldosentesis merupakan pemeriksaan yang aman dan mudah dilakukan oleh karena itu setiap dokter harus tau cara melakukan pemeriksaan ini baik yang berhubungan dengan pemeriksaan kega-at daruratan pada -anita. "al ini perlu diketahui oleh dokter praktek yang tidak memiliki USG. ada negara berkembang diagnosis dengan menggunakan kuldosentesis menunjukkan hasil E0/!0 % pasien dengan kehamilan tuba. uldosentesis sebaiknya tidak dilakukan pada pasien dengan kehamilan tuba yang stabil jika terdapat USG. ada dasarnya bercak darah yang teraspirasi saat melakukan kuldosentesis tidak selalu menujukkan adanya *+ tetapi dapat juga disebabkan oleh perdarahan intra abdomen.
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 11
KULDOSENTESIS
DA-&A9 PUS&AKA
1. 2. Gary (unningham, et al. Obstetri =illiams edisi #? kuldosentesis. #01?. "al #$. Aakarta. *G( #. 'e(herney 5, inkin A, Spangler S. (ontemporary anagement of *ctopic regnancy. A 6eprod ed. 17!1 oct. # )10 $17/#?. ?. 4ranner 2., 6oy S, ichell '6 Ar. *ctopic pregnancy. 5 studie of ?00 concecuti&e surgical treat cases. A55. 17!0 2eb 1$. #B?)EE?/ B. "ibbard 9+. 'iagnosis of ectopic pregnancy. Obstet Gynecol. 17$ 5pr. E )BB$?/! $. (art-right S, Faughan 4, +utle '. (uldocentesis and ectopic pregnancy. A reprod ed. 17!B 2eb. #7)# !!/71 . 6oberts 6, Aackimcyk , ar3 A, 6osen . 'iagnosis of rupture ectopic pregnancy -ith peritoneal la&age. 5nn *mert ed. 17!# Oct. 11)10 $$/!. E. 6omero 6, (ople A5, adar 8, Aeanty , 'ecerney 5, "obins A(. Falue of culdocentecis in the diagnosis of ectopic pregnancy. Obstet Gynecol. 17!$ 5pr. $)B $17/##. !. (hen (, Sickler G, 'ubinsky +A, aklad 8, Aacobi 69, =a&er A*. Sonographic detection of echogenic fluid and correlation -ith culdocentesis in the e&aluation of ectopic pregnancy. 5A6 am A 6oentgenol. 177! ay. 1E0$ )$ 1#77/?0#
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 12
KULDOSENTESIS
S&A&US 79AN: SAKI& SM- ILMU KEBIDANAN DAN KANDUN:AN 9UMAH SAKI& HA;I MEDAN
1.
IDEN&I&AS
1.1
Identitas Pasien
8ama
8y. 8
Aenis elamin
erempuan
Umur
$! tahun
5gama
Suku
Aa-a
ekerjaan
8S
endidikan
S1
5lamat
1.2
Al. Stabat lk. < Aati ulia, edan.
8omor 6
#?.#.7
+anggal asuk
7/07/#01$
ukul
11.1B =<4
Identitas S+ami
8ama
+n. S
Aenis elamin
9aki/laki
Umur
0 +ahun
5gama
Suku
Aa-a
ekerjaan
8S
endidikan
S1
5lamat
Al. Stabat 9k. < Aati ulia, edan.
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 13
KULDOSENTESIS
2.
ANAMNESA
8y. 8, $! tahun, G ?#50,
5danya benjolan dari kemaluan.
+elaah "al ini telah dialami sejak 1 tahun ini. Sebelum masuk 6S. "aji edan pasien telah didiagnosa rolapsus Uteri dan direncanakan melakukan operasi +F" oleh dr. uslich Sp. OG. OS mengatakan ada benjolan yang keluar dari kemaluan OS pada saat OS mengedan dan berdiri, nyeri )H benjolan tersebut terasa sangat menggangu akti&itas. 6i-ayat keluar darah dari kemaluan )H, ri-ayat perut dikusuk )H, ri-ayat angkat benda berat )/, ri-ayat trauma )/, 454 )H normal, 45 )H normal.
2.1.
2.2.
6+
Operasi usus buntu pada tahun 17!?
6O
)/
6i-ayat 4
+idak ditemukan
6i-ayat Operasi
Operasi usus buntu pada tahun 17!?
Haid
enarche
1# +ahun
"aid +erakhir
menopause saat usia $1 tahun
Siklus
9ama
E @ ! hari
4anyak 'arah
'ismenorrhoea
'arah 4eku
etrorrhagia
(ontact 4leeding
enorrhagia
(limacterium
Spotting
enopause
sudah E tahun yang lalu
Ke#ami"an dan Persa"inan an "a"+ P3A8
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 14
KULDOSENTESIS •
5nak laki/laki, cara ersalinan Spontan er&aginam, 5term, ditolong oleh bidan,
•
hidup. 5nak perempuan, cara ersalinan Spontan er&aginam, 5term, ditolong oleh bidan, hidup. 5nak perempuan,cara ersalinan Spontan er&aginam, 5term, ditolong oleh • bidan,hidup
2.3.
2.4.
2..
2.!.
2.$.
Ke)+ti#an Aumlah =arna 4au
)/ )/ )/
onsistensi Gatal )ruritis Ful&ae
Seks+a" < Perka0inan Umur a-in 9ama a-in emandulan 2rigiditas 9ibido 2rekuensi (oitus Orgasmus 'ispareunia 4
Suami
4erobat andul
:i=i dan Ke(iasaan 8afsu akan erubahan 44 erokok 5lkohol ebiasaan akan Obat Obat/Obat yang dimasukkan ke dalam &agina Penakit an Perna# Diderita +uberkulosis )/ enyakit jantung I . 'arah )/ enyakit *ndokrin )/ "ipertensi )/
)/ )/
4aik )/ )/ )/ )/ )/
enyakit "ati enyakit Ginjal enyakit elamin '
)/ )/ )/ )/
Peno(atan Peninaran
9okalisasi
)/
9ama nya penyinaran )/
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 15
KULDOSENTESIS 2.%.
7)erasi > o)erasi &erda#+"+ ? Operasi Usus 4untu tahun 17!?
3.
Pemeriksaan
3.1.
Stat+s Present
eadaan Umum
4aik
eadaan enyakit
Sedang
•
4isa jalan sendiri
Se&s
' (M
A&e)*s
' 15%-#% ))Hg
I/0e*/
HR
' #% -*
Ds&e
' +,
RR
' 2% -*
S*a&s*s
' +,
T
' 36#6%(
Oe7e)
' +,
TB
' 15# 8)
BB
' 52 /g
TD
3.2.
' +,-, ' +,-,
Pemeriksaan Loka"
epala
'48
9eher
'48 • • •
elenjar +hyroidea elenjar/elenjar 9eher +ekanan Fena (entral
'48 '48 '48
(or
B9&* Ja&09&g &)a:6 eg9:e6 ;9&*
+hora3
0a);a
ulmo
S9aa e&aasa& =es*/9:e6 s9aa
0a);a
)/ '48 )/ )/ )/ )/
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 1
KULDOSENTESIS o o
+umor +egang
)/ )/ S*)e0*s6 Pe*s0a:0*/ +> N)a:
5bdomen
embesar SimetrisIasimetris Soepel 'efense uscular "epar 9ien
• • • •
)/ Simetris )H )/ 8 8
Shifting dulness eteorismus 5scites eristaltik usus
)/ )H
:enita"ia
Genitalia e3terna •
"ymen )/
Pemeriksaan Da"am
Uterus • • • • •
osisi 4esarnya obilitas onsistensi 8yeri +ekan
+ampak keluar dari introitus &agina Sekepal tangan orang de-asa
ortio • • • •
4entuk ermukaan (ontact 4leeding Sakit saat digerakkan
9icin
(a&um 'ouglas • •
'ouglas (rise enonjol
)/ )/
arametria 5dne3a • • • •
+erabaI+idak +eraba
4esar onsistensi obilitas ermukaan
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 1"
KULDOSENTESIS •
8yeri
Fagina +oucher
Uterus antefleksi, lebih kecil dari biasa, permukaan rata, dapat digerakkan, arametrium kanan kiri lemas, 5dneksa kanan kiri tidak teraba massa, (a&um 'ouglas tidak menonjol
licin
*rosi *ctropion 9aserasi O&ula 8aboti uldosentesis
)/ )/ )/ )/ )/
olip 4unga kol 9eukoplakia Schiller +est
)/ )/ )/ )/
emeriksaan Sekret Fagina • •
9angsung ultur
)/ )/
emeriksaan 6ekto Faginal
5JS S*56
)/
emeriksaan Sinar +embus )/ emeriksaan +ambahan )/
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG 4.1. USG TAS
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 1#
KULDOSENTESIS
4.2. Hasil Laboratorium (Ta!!al "# $ "% $ 2"1&' Puul) 1".2* +I,Hematologi ara/ruti He)g:;*& H*09&g e*0s*0 H*09&g :e9/s*0 He)a0/*0 H*09&g 0);s*0 Index eritrosit M(V M(H M(H(
Nilai 1*'2 463 .&"" *'4 3%1.%%% #56
Hitung jenis leukosit Es*&: 2 Bas: N.S0a; N. Seg L*)Cs*0 25 M&s*0 La9 E&7a Daa< 25 Kimia Klii G:9/sa Daa< GDS # F9&gs* Ha0* B*::*9;*& T0a: %6"4 B*:*9;*& D*e/ %63# AST +SGOT 14 ALT +SGPT # F9&gs* G*&a: Ue9) Kea0*&*& %.5# Uri3 U*& R90*& Ma/s/*s a&a Kee&*
Nilai Ru0ua Satua 12 ? 1 g-7: 36$ , 56 1%@5-: 46%%%, 116%%% -: 3,4" 15%6%%%,45%6%%% -:
#% ? $ 3%6$ 2" ? 31 362 3% ? 34 1?3 % % "
%?1 2? 53?"5 2%?45 4?# % ? 2% Nilai Ru0ua
CL g ))-a) Satua
14%
11
K9&*&g Je&*< 5.% 1.%2% Ps*0*C +> Nega0*C Nega0*C Nega0*C Nega0*C
)g-7L
%63 ? 1 %625 4% 4%
)g-7L )g-7L U-I U-I
2% ? 4% %. ? 1.1
)g-7L )g-7L
Nilai Ru0ua
Satua
K9&*&g Je&*< 4. ? #.% 1.%13 ? 1.%3% Nega0*C Nega0*C Nega0*C Nega0*C %.1 ? 1
UE
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 1$
KULDOSENTESIS M*/s/*s E*0s*0 Le9/s*0 E*0e: K*s0a: S*:*&7e
Pe&9< 2?3 %?1 Nega0*C Nega0*C Nega0*C Nega0*C Nega0*C
-LPB -LPB
-LPB
&. IAGNSA P:as U0e* K&s9: /e 7. M9s:*8< P.6 S.OG A7=*s' /
Re&8a&a eas* TVH a7a 1% Se0e);e 2%15
. LAPRAN PERASI Oea0 Ta&gga: Ja)
' 7. M9s:*8< P.6 S.OG '1%-%$-2%15 '1%.%% IB
Laa& TVH a-* P:as9s U0e* Laa& Oeas*' •
asien dibaringkan dalam posisi litotomi diba-ah spinal anastesi dengan infus dan kateter terpasang baik.
•
D*:a&90/a& 7e&ga& *&s*s* 7a& 7*:a/9/a&&a T0a: Vag*&a: H*s0ee/0)*
•
'ilakukan tindakan disinfektan pada jaringan yang prolapsus pada bagian
• •
&ul&a &agina ersempit lapang operasi dengan duk steril 'ilakukan insisi melingkar pada portio, dilanjutkan pengeluaran dinding
•
anterior blas. Selanjutnya identifikasi arteri uterina, dilakukan lagi ligasi arteri uterina sampai
•
pangkal tuba o&arium dari ligamentun rotundum 'ilakukan pemotongan pada ligamentum rotundum dan tuba
kemudian
dilakukan histerektomi SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 2%
KULDOSENTESIS •
emudian dinding &agina dicuci dan dibasahi. Operasi selesai.
•
E=a:9as* e7aa
•
'ilakukan lagi dengan melakukan kolpoperineuraphy.
• •
Kea7aa& 9)9) *;9 s0 eas* ' s0a;*: I&s09/s* ' Aas* =*0a: s*g&6 /&0a/s* 7a& 0a&7a ? 0a&7a e7aa
5LL+ UP 1. 1" S36t3mb3r 2"1& Ke:9
',
V*0a: s*g& ' Se&s
' ()s )e&0*s
TD ' 13%-#% ))Hg
A&e)*s I/0e*/
' ,-,
HR ' #2-)e&*0
S*a&s*s
',
RR ' 2% -)e&*0
Ds&e
',
Te) ' 3"6% O(
Oe7e)
A;7)e&
' See:6 Pe*s0a:0*/ +> N.
P-V
' +,
L8<*a 9;a
' +,
L-O
' Te0909 =e;a& /esa& /e*&g
BAK
' +> =*a /a0e0e6 #% 88-Ja)
BAB
' +,
F:a09s
' +,
D
' Post T7H a8I Prola6sus Ut3ri 9 H"
Tea*
' ,-,
' ,-,
'
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 21
KULDOSENTESIS / / / / / /
IVFD RL 2% g00-* I&. Ge&0a)*8*& #% )g-12 a) I&. V*8*:*& #% )g- 12 a) I&. Ke0:a8 3% )g-# a) I&. Ra&*0*7*& 5% )g-12 a) P&a:ges S9 N. I
2. 11 S36t3mb3r 2"1& Ke:9
',
V*0a: s*g&'
Se&s
' ()s )e&0*s
A&e)*s
'
,-, TD ' 12%-#% ))Hg
I/0e*/
HR ' #2-)e&*0
S*a&s*s
',
RR ' 1# -)e&*0
Ds&e
',
Te) ' 365 O(
Oe7e)
A;7)e&
' See:6 Pe*s0a:0*/ +> N.
P-V
' +,
L-O
' Te0909 =e;a& /esa& /e*&g
BAK
' +> =*a /a0e0e6 #% 88-a)
BAB
' +,
F:a09s
' +>
D
' Post T7H a8I Prola6sus Ut3ri 9 H1
Tea* / / / / / /
' ,-,
' ,-,
' IVFD RL 2% g00-* I&. Ge&0a)*8*& #% )g-12 a) I&. V*8*:*& #% )g- 12 a) I&. Ke0:a8 3% )g-# a) I&. Ra&*0*7*& 5% )g-12 a) P&a:ges S9 N.I
*. 12 S36t3mb3r 2"1& Ke:9
',
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 22
KULDOSENTESIS V*0a: s*g&'
Se&s
' ()s )e&0*s
A&e)*s
'
,-, TD ' 12%-"% ))Hg
I/0e*/
HR ' #%-)e&*0
S*a&s*s
',
RR ' 2% -)e&*0
Ds&e
',
Te) ' 362 O( A;7)e&
Oe7e)
' ,-,
' See:6 Pe*s0a:0*/ +> N.
P-V
' +,
L-O
' Te0909 =e;a& /esa& /e*&g
BAK
' +> =*a /a0e0e6 #% 88-a)
BAB
' +,
F:a09s
' +>
D
' Post T7H a8i Prola6sus Ut3ri 9 H2
Tea*
' ,-,
'
/ IVFD RL 2% g00-* / I&. Ge&0a)*8*& #% )g-12 a) / I&. Ra&*0*7*& 5% )g-12 a) / I&. V*8*:*& #% )g- 12 a) / Ta)a: S9 N. 2 / I&. Ke0:a/ 3% )g-# a)
4. 1* S36t3mb3r 2"1& Ke:9
', Se&s
' ()s )e&0*s
A&e)*s
'
,-, TD ' 12%-"% ))Hg
I/0e*/
' ,-,
HR ' "#-)e&*0
S*a&s*s
',
RR ' 1 -)e&*0
Ds&e
',
Te) ' 3"6% O( A;7)e&
Oe7e)
' ,-,
' See:6 Pe*s0a:0*/ +> N.
L-O
' Te0909 =e;a& /esa& /e*&g
BAK
' +> N)a:6 #% 88-a)
BAB
' +,
F:a09s
' +>
D
' Post T7H a8i Prola6sus Ut3ri 9 H*
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 23
KULDOSENTESIS Tea*
'
/ IVFD RL 2% g00-* / I&. Ge&0a)*8*& #% )g-12 a) / I&. Ra&*0*7*& 5% )g-12 a) / I&. V*8*:*& #% )g- 12 a) / Ta)a: S9 N. 2 / I&. Ke0:a/ 3% )g-# a)
&. 14 S36t3mb3r 2"1& Ke:9
',
V*0a: s*g&'
Se&s
' ()s )e&0*s
A&e)*s
'
,-, TD ' 11%-"% ))Hg
I/0e*/
HR ' #%-)e&*0
S*a&s*s
',
RR ' 2% -)e&*0
Ds&e
',
Te) ' 36# O( A;7)e&
Oe7e)
' ,-,
' See:6 Pe*s0a:0*/ +> N.
L-O
' Te0909 =e;a& /esa& /e*&g
BAK
' +> N)a:6 #% 88-a)
BAB
' +,
F:a09s
' +>
D
' Post T7H a8i Prola6sus Ut3ri 9 H4
Tea*
' ,-,
'
/ Ka0e0e AFF / I&C9s se0 AFF / T<ee a e0a
. 1& S36t3mb3r 2"1& Ke:9
', Se&s
' ()s )e&0*s
A&e)*s
'
,-, TD ' 11%-"% ))Hg HR ' #%-)e&*0
I/0e*/ S*a&s*s
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
' ,-, ',
Page 24
KULDOSENTESIS RR ' 2% -)e&*0
Ds&e
',
Te) ' 3O(
Oe7e)
' ,-,
A;7)e&
' See:6 Pe*s0a:0*/ +> N.
L-O
' Te0909 =e;a& /esa& /e*&g
BAK
' +> N)a:
BAB
' +,
F:a09s
' +>
D
' Post T7H a8i Prola6sus Ut3ri 9 H&
Tea*
'
/ T<ee a AFF / P&7e 21 / A&0as*7a s 31 / Ga
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Rs. HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
Page 25