BAB VI. B.3 B.3. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL 1.1. Umum. 1.1.1. Uraian pekerjaan. Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pembongkaran dan pemasangan, pekerjaan instalasi pengkabelan, kabel daya, stop kontak serta instalasi pengkabelan untuk penerangan. Pekerjaan yang diuraikan adalah pekerjaan yang berkaitan diantaranya : a. Pekerjaan instalasi. b. Pekerjaan armature lampu. c. AC dan exhaust fan. d. Telepon. e. Plumbing / sanitasi Kontraktor bertanggung jawab pada aspek design detail yang dilaksanakan sesuai regulasi yang berlaku (design & build). 1.1.2.
Ketentuan. a. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mengerti teknik-teknik instalasi listrik dan pengujian. b. Kontraktor harus menyediakan peralatan kerja untuk pelaksanaan dan pengujian yang diperlukan guna kelancaran dan terlaksananya pekerjaan menurut persyaratan yang berlaku. c. Standar referensi yang dipakai adalah : Peralatan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 2000, SNI 04-0225-2000 (SK Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: KEP-174/MEN/2002). KEP-174/MEN/2002). Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1973 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL). Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 024/PRT/1973 tentang Syarat-syarat Penyambungan listrik (SPL). Standar atau peraturan teknis dari negara lain/ internasional yang dijadikan pegangan antara lain : AVE Belanda. UDE/ DIN Jerman. British Standard Associates. JIS Japan Standard. NFC Perancis. NEMA USA. d. Pelaksanaan teknis. Sebelum melaksanakan pekerjaan-pekerjaan instalasi, kontraktor/ pemborong harus terlebih dahulu membongkar sebagian atau seluruh instalasi lama sesuai rencana yang berkaitan dengan penambahan instalasi pengkabelan yang baru. e. Pengujian. Sebelum mengoperasikan stop kontak dan instalasi lampu, kontaktor/ pemborong harus melakukan pengujian instalasi untuk membuktikan bahwa pekerjaan tersebut baik. Pengujian tersebut berupa pengukuran tahanan isolasi kabel terhadap instalasi yang bersangkutan. f. Pelaksanaan pemasangan. Pada prinsipnya pemasangan seluruh instalasi pengkabelan harus dilakukan oleh ahli dalam hal ini perusahaan yang memiliki SIKA dan SPI yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Selain itu pemasang instalasi dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman di bidangnya. g. Termasuk dalam lingkup kerja kontraktor adalah sebagai berikut (sesuai BQ, gambar dan kondisi eksisting): Pembongkaran, pembersihan dan pemasangan kembali ceiling speaker Pembongkaran dan pemasangan kembali head sprinkler, termasuk relokasi Pembaongkaran dan pemasangan kembali CCTV Pembongkaran dan pemasangan kembali antenna indoor jaringan seluler
Bab VI. Spek Tek B3. Mekanikal & Elektrikal
VI - B. 3 - 1
Pasal 1 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN LAMPU 1.2. Pekerjaan instalasi listrik dan armature lampu. 1.2.1. Umum. a. Uraian pekerjaan. Pekerjaan system listrik ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pembongkaran dan pemasangan serta pengujian, perlatan dan tenaga kerja sehingga seluruh system listrik dapat beroperasi dengan sempurna. b. Lingkup pekerjaan. Lingkup pekerjaan listrik ini mencakup pengadaan dan pemasangan instalasi listrik dan armature sesuai dengan gambar. c. Ketentuan. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mengerti teknik instalasi dalam bank, serta pancingan kawat penggantung untuk kabel data sesuai gambar. pemborong harus menyediakan peralatan bantu untuk Kontraktor/ pelaksanaan dan pengujian yang diperlukan guna kelancaran dan terlaksanya pekerjaan menurut persyaratan yang berlaku. Standar dan referensi yang dipakai adalah : Peralatan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 2000, SNI 04-0225-2000 04-0225-2000 (SK Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: KEP-174/MEN/2002) Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1973 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL). Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 024/PRT/1973 tentang Syarat-syarat Penyambungan listrik (SPL). Pelaksanaan teknis. Sebelum melaksanakan pekerjaan-pekerjaan instalasi, kontraktor/ pemborong harus terlebih dahulu membongkar sebagian atau seluruh instalasi lama sesuai rencana yang berkaitan dengan penambahan instalasi pengkabelan baru yang tertera pada gambar serta merapikan kembali sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kontraktor/ pemborong listrik harus bekerja sama dengan kontrakto/ pemborong power untuk komputer yang ada di banking hall dan back office dengan diawasi oleh pengawas. Pemindahan kabel grounding harus memperhatikan estetika interior. Pengujian. Sebelum mengoperasikan stop kontak dan instalasi lainnya, kontaktor/ pemborong harus melakukan pengujian instalasi untuk membuktikan bahwa pekerjaan tersebut sudah memenuhi syarat dan siap dioperasikan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran tahanan isolasi. Pelaksanaan pemasangan. Pada prinsipnya pemasangan seluruh instalasi pengkabelan harus dilakukan oleh tenaga ahli listrik dalam hal ini perusahaan yang memiliki SIKA dan SPI yang dikeluarkan olh instansi yang berwenang. Selain itu pemasang instalasi dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman di bidangnya. 1.2.2. Material. a. Instalasi pengkabelan dari panel menuju stop kontak, saklar, stop kontak computer dan untuk instalasi penerangan memakai jenis kabel NYM 3×2,5 mm dengan arde. b. Setiap sambungan kabel tidak diperkenankan menggunakan selotip, tetapi harus menggunakan konektor khusus/ lasdop. c. Jaringan listrik dalam dinding harus ditanam dalam pipa PVC pada belokan menggunakan pipa fleksibel. d. Pada setiap cabang pengkabelan harus menggunakan boks lengkap dengan tutupnya.
Bab VI. Spek Tek B3. Mekanikal & Elektrikal
VI - B. 3 - 2
Pasal 1 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN LAMPU 1.2. Pekerjaan instalasi listrik dan armature lampu. 1.2.1. Umum. a. Uraian pekerjaan. Pekerjaan system listrik ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pembongkaran dan pemasangan serta pengujian, perlatan dan tenaga kerja sehingga seluruh system listrik dapat beroperasi dengan sempurna. b. Lingkup pekerjaan. Lingkup pekerjaan listrik ini mencakup pengadaan dan pemasangan instalasi listrik dan armature sesuai dengan gambar. c. Ketentuan. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mengerti teknik instalasi dalam bank, serta pancingan kawat penggantung untuk kabel data sesuai gambar. pemborong harus menyediakan peralatan bantu untuk Kontraktor/ pelaksanaan dan pengujian yang diperlukan guna kelancaran dan terlaksanya pekerjaan menurut persyaratan yang berlaku. Standar dan referensi yang dipakai adalah : Peralatan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 2000, SNI 04-0225-2000 04-0225-2000 (SK Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: KEP-174/MEN/2002) Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1973 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL). Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 024/PRT/1973 tentang Syarat-syarat Penyambungan listrik (SPL). Pelaksanaan teknis. Sebelum melaksanakan pekerjaan-pekerjaan instalasi, kontraktor/ pemborong harus terlebih dahulu membongkar sebagian atau seluruh instalasi lama sesuai rencana yang berkaitan dengan penambahan instalasi pengkabelan baru yang tertera pada gambar serta merapikan kembali sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kontraktor/ pemborong listrik harus bekerja sama dengan kontrakto/ pemborong power untuk komputer yang ada di banking hall dan back office dengan diawasi oleh pengawas. Pemindahan kabel grounding harus memperhatikan estetika interior. Pengujian. Sebelum mengoperasikan stop kontak dan instalasi lainnya, kontaktor/ pemborong harus melakukan pengujian instalasi untuk membuktikan bahwa pekerjaan tersebut sudah memenuhi syarat dan siap dioperasikan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran tahanan isolasi. Pelaksanaan pemasangan. Pada prinsipnya pemasangan seluruh instalasi pengkabelan harus dilakukan oleh tenaga ahli listrik dalam hal ini perusahaan yang memiliki SIKA dan SPI yang dikeluarkan olh instansi yang berwenang. Selain itu pemasang instalasi dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman di bidangnya. 1.2.2. Material. a. Instalasi pengkabelan dari panel menuju stop kontak, saklar, stop kontak computer dan untuk instalasi penerangan memakai jenis kabel NYM 3×2,5 mm dengan arde. b. Setiap sambungan kabel tidak diperkenankan menggunakan selotip, tetapi harus menggunakan konektor khusus/ lasdop. c. Jaringan listrik dalam dinding harus ditanam dalam pipa PVC pada belokan menggunakan pipa fleksibel. d. Pada setiap cabang pengkabelan harus menggunakan boks lengkap dengan tutupnya.
Bab VI. Spek Tek B3. Mekanikal & Elektrikal
VI - B. 3 - 2
e. Setiap armature lampu/ saklar/ stop kontak harus menggunakan boks dus dengan mutu yang bagus sebagaimana standar kelistrikan. f. Merek kabel yang disyaratkan adalah bahan : Kabelindo, Kabel Metal, Tranka Kabel dan Supreme. g. Armature lampu sesuai dengan jenis jen is penggunaan, sesuai gambar buatan pabrik Artolite atau Lomm atau setara. h. Komponen lampu yang digunakan adalah merek Philips atau Osram , atau setara. i. Saklar lampu sesuai dengan jenis penggunaan sesuai gambar, ada yang tunggal, seri, triple, dan saklar kelompok. Semua komponen tersebut merek Clipsal atau setara. j. Stop kontak yang digunakan adalah buatan Clipsal atau setara. k. Stop kontak normal 2 (dua) gang maupun stop kontak UPS 4 (empat) gang menggunakan merek German . l. Stop kontak lantai yang digunakan adalah merek Legrand . m. Out-let telepon buatan Cipsal atau setara. n. Pipa PVC 20 mm produksi Ega atau atau Clipsal . o. Protektor kabel merek Ega atau atau Clipsal . p. AC Split yang digunakan adalh merek Panasonic atau Daikin. atau Daikin.
Pasal 2 PEKERJAAN INSTALASI AC dan EXHAUST 2.3. Pekerjaan Relokasi Air Condition (AC) diffuser dan Exhaust fan. 2.3.1. Lingkup pekerjaan a. Pembongkaran, relokasi dan perapihan kembali supply diffuser AC b. Penambahan flexible duct yang disesuaikan dengan ukuran existing 2.3.2. Syarat pelaksanaan dan material a. Sebelum melakukan pekerjaan kontaktor harus membuat gambar shopdrawing yang disesuaikan dengan gambar desain dan kondisi lapangan b. Ducting utama tidak dirubah sehingga perubahan posisi supply diffuser harus diikuti dengan penambahan flexible duct c. Flexible duct harus dilapisi insulasi dan aluminium foil d. Ukuran flexible duct yang yang dugunakan disesuaikan dengan kondisi kondisi existing e. Kontraktor/pemborong harus membersihkan kembali bekas pekerjaan dan material sisa di lapangan
Pasal 3 PEKERJAAN INSTALASI TELEPON, DATA DAN OUTLET TV 3.4. Pekerjaan instalasi telepon. 3.4.1. Lingkup pekerjaan. Lingkup pekerjaan telepon adalah dari outlet telepon, instalasi kabel hingga ke terminal box tiap lantai, selanjutnya dari terminal per lantai ke MDF di ruang PABX. 3.4.2. Masa Jaminan. Semua perkerjaan instalasi maupun peralatannya harus dijamin akan bekerja dengan sempurna. Semua peralatan yang masuk dalam lingkup pekerjaan diatas harus diberi masa pemeliharaan cuma-cuma Setelah penyerahan pekerjaan tersebut, terutama untuk material utama seperti TRO/ key telephone (letter of guaranty dari pabrik). Setelah masa pemeliharaan cuma-cuma selesai, kontraktor/ pemborongdapat saja mengajukan usulan untuk mengadakan kontrak pemeliharaan kepada pemilik, kecuali apabila ditentukan oleh pemilik. 3.4.3. Syarat-syarat pelaksanaan. a. Kontraktor/ pemborong harus meyakinkan pemberi tugas, bahwa pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman dan mengikuti syaratsyarat yang telah dikeluarkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia. Bab VI. Spek Tek B3. Mekanikal & Elektrikal
VI - B. 3 - 3
3.4.4.
3.4.5.
3.4.6.
3.4.7. 3.4.8.
3.4.9.
3.4.10.
b. Kontraktor/ pemborong harus menjamin bahwa pemasangan akan disahkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia sehingga penyambungan saluran dari instansi terkait sampai di bangunan tidak menemui kesulitan baik prosedur teknis maupun non-teknis. c. Selama pemasangan/ instalasi kontraktor/ pemborong harus menempatkan seorang ahli yang mengawasi pelaksanaan. d. Kontraktor/ pemborong harus mengganti kembali material-material yang rusak, sehingga syarat-syarat fisik maupun teknis tetap dapat dipenuhi. e. Kontraktor/ pemborong harus membersihkan kembali sisa-sisa/ bekas-bekas pekerjaan yang berupa potongan-potongan kayu, kabel, metal, bekas bobokan baik pada tembok/ beton maupun pada dinding dan lantai serta memperbaiki finishing seperti keadaan semula. f. Kontraktor/ pemborong harus mengadakan testing, start up dimana segala ketentuan untuk ini adalah menjadi tanggung jawab dan biaya kontraktor/ pemborong. Manual, Spare part dan instruksi. Kontraktor/ pemborong wajib menyerahkan manual, keterangan spare part serta instruksi-instruksi yang dianggap perlu terhadap semua peralatan yang dipasang. Built-in Insert. Kontraktor/ pemborong harus menyediakan semua “Insert” serta peralatanperalatan tambahan lain yang dibutuhkan yang harus dipendam dalam beton maupun cara pemasangan yang lain Finishing. Semua material yang dipasang harus sudah dalam keadaan difinish dengan baik sesuai yang disyaratkan , finishing setelah terpasang adalah disyaratkan dan ini mencakup segala perbaikan pada material tersebut maupun pekerjaan lain sebagai akibat pemasangan instalasi tersebut termasuk didalamnya perbaikan, pengecatan kembali, pembersihan dan lainnya. Key Telephone/ TRO Hubungan antara kabel pesawat teleppon dengan kabel instalasi harus dengan outlet tidak boleh dengan terminal strip. Outlet telepon dipasang secara “flushmounted” pada dinding. Pemasangan . a. Kabel yang keluar dari MDF (Main Distribution Frame) ke CTB (cable Terminal Box) sampai ke pesawat dengan jumlah pair seperti tertera pada gambar, dari kabel berisolasi PVC dengan pita pelindung statis (sesuai dengan ketentuan VDE 0815 atau Perumtel K.9-1-011). Sedangkan untuk kabel di luar bangunan menggunakan kabel tanah. Seluruh instalasi kabel telepon dalam conduit unit (High Impact Conduit) dan setiap pencabangan harus dilakukan dalam junction box dari bahan besi tuang (bahan metal). b. Untuk instalasi di dalam bangunan di beberapa tempat, kabel telepon dalam conduit PVC high impact diletakkan bersama-sama kabel listrik dalam jalur kabel/ race-way. Selain itu terdapat juga instalasi telepon di dalam conduit yang menempel di dinding. Maupun yang tertanam di dalam beton lengkap dengan terminal maupun junction box. c. Kabel-kabel ari CTB ke setiap outlet dapat juga menggunakan kabel 1 (satu) par atau multi pair untuk beberapa outlet asalkan disambung melalui outlet/ terminal. Konduit, junction box, MDF dan CTB selain konduit yang ditanam pada dinding atau pilar/ beton maka terdapat konduit untuk telepon di atas langit-langit. Pipa-pipa konduit telepon dari MDF sampai CTB, dan dari CTB sampai outlet telepon adalah dari bahan PVC high impact. Konduit telepon di atas ceiling/ plafon/ langit-langit dari MDF ke CTB, atau dari CTB ke setiap outlet telepon yang penyambungannya dilakukan secara rapi dan kuat dengan penyambung yang sesuai untuk conduit telepon. Bagian ujung dari konduit ini harus ditanahkan (yaitu pada CTB). Kontraktor/ pemborong harus membuat gambar detail/ gambar kerja untuk sistem pentanahan (gounding) pada CTB, MDF dan untuk key telepon. Penghubung konduit yang berada diatas plafon dengan konduit vertical (pada pilar/ kolom/ dinding) atau dengan conduit ara 90º dengan lainnya harus
Bab VI. Spek Tek B3. Mekanikal & Elektrikal
VI - B. 3 - 4
dilakukan melalui junction box dari bahan cast iron dan penyambungan harus dengan “brass compression gland”. Konduit untuk telepon dari CTB ke pesawat dan lain-lain harus terpasang di dinding atau tertanam di tiang beton. Kontraktor/ pemborong harus meneliti dengan sempurna pada gambar. Pda pemasangan kontraktor/ pemborong harus menyesuaikan letak dari konduit tersebut dengan gambar instalasi dilengkapi dengan junction box dan aksesoris lain sekalipun pada gambar tidak dinyatakan dengan jelas. Semua belokan dan cadangan harus melalui junction box. Segala syarat dan cara pemasangan outlet telepon serta dan penginstalasiannya menjadi tanggungan kontraktor/ pemborong telepon. Outlet-outlet yang dipasang harus sudah lengkap dengan kabel sampai ke CTB. Semua konduit yang terpasang di plafon atau di tempat lain secara out-bow harus dilapisi dengan cat dasar dan cat akhir yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh konsultan perencana. Kotak-kotak CTB atau MDF harus terbuat dari plat besi dengan ketebalan minimal 1,5 mm dengan difinished dengan cat dasar dan cat akhir dengan warna yang ditentukan kemudian. Semua cat CTB dan MDF harus dilengkapi dengan kunci ”Master key type”. 3.4.12. Persyaratan bahan/ material. a. Semua material yang di suplai dan di pasang oleh kontraktor/ pemborong harus baru dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis serta sebelum pemasangan harus mendapatkan ijin tertulis dari konsultan pengawas. b. Kontraktor/ pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa biaya ekstra. c. Komponen-komponen dari material mungkin sering diganti harus dipilih yang mudah diperoleh di pasaran bebas. d.Daftar d. Daftar material Kabel telepon dari outlet ke terminal box tiap lantai menggunakan kabel telepon Supreme 2 pair. Kabel dari terminal box tiap lantai ke MDF menggunakan kabel telepon Supreme multipair sesuai dengan kebutuhan tiap lantai No 1. 2. 3. 4.
PERALATAN/ MATERIAL TB KABEL KABEL DARI IB-HANDSET OUTLET TELEPON
5.
KONDUIT PVC
6.
RACK KABEL
BUATAN PABRIK/ MERK - LOKAL - SUPREME - LAPP CABLE - BROCO - MERTEN - SETARA - EGA - CLIPSAL - GILFLEX - LOKAL
3.5. Pekerjaan instalasi data. 3.5.1. Lingkup pekerjaan. Lingkup pekerjaan instalasi data adalah mulai dari outlet (modular); instalasi kabel sampai ke patch panel pada wall mounted rack tiap lantai. 3.5.2. Persyaratan bahan/ material. Kabel yang dipakai Belden cat. 5E, modular & faceplate AVAYA; patch panel AVAYA 3.6. Pekerjaan outlet TV. 3.6.1. Lingkup pekerjaan. Lingkup pekerjaan outlet TV adalah instalasi kabel dari terminal antenna TV hingga ke posisi outlet tiap lantai. 3.6.2. Persyaratan bahan/ material. Kabel yang digunakan adalah kabel Coaxial 75 ohm merk Belden dan outlet dari Clipsal.
Bab VI. Spek Tek B3. Mekanikal & Elektrikal
VI - B. 3 - 5
Pasal 4 PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING / SANITASI 4.7.
Instalasi Plumbing/ Sanitasi. 4.7.1. Umum. a. Semua material yang disuplai dan dipasang oleh kontraktor/ pemborong harus baru (New product) dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis serta sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. b. Kontraktor/ pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa biaya tambahan/ extra cost dari pemilik. c. Komponen-komponendari material yang mungkin seringa diganti harus dipilih yang mudah diperoleh di pasaran bebas. 4.7.2. Lingkup pekerjaan. a. Pengadaan dan pemasangan instalasi air bersih, air buangan, air bekas dan instalasi air kotor. b. Bahan/ material yang dipakai / digunakan adalah produk/ merek Wavin , Rucika kelas AW. c. Pengadaan bahan dan pemasangan seluruh sanitair dan aksesoris serta tenaga kerja komplit beserta alat-alat pendukungya. d. Kontraktor/ pemborong wajib membuat shop drawing untuk instalasi plumbing dan harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai. 4.7.3. Ajuan. Pengajuan contoh warna sanitair yang akan dipakai sesuai dengan tipe yang telah ditentukan oleh Konsultan pengawas pada detail gambar perencanaan. 4.7.4. Pengiriman, penyimpanan dan penanganan barang a. Semua barang yang dikirim harus dalam keadaan baik, bebas dari cacat pabrik yang diakibatkan yang diakibatkan waktu pembuatan maupun cacat lain seperti robek, kotor atau menunjukkan noda lainnya. b. Semua barang yang dikirim harus dibungkus dengan rapi, komplit dengan label atau keterangan lainnya termasuk dengan segel asli dari pabrik. c. Penyimpanan barang/ bahan harus ditempatkan oada tempat khusus tidak tercampur dengan barang-barang lain yang dapat mengakibatkan kerusakan seperti cat, minyak kayu, besi, atau barang cair/ padat lainnya. d. Kondisi tempat penyimpanan harus dalam keadaan bersih dan kering. 4.7.5. Bahan/ material. a. Tipe lihat gambar detail perencanaan. b. Bahan yang dipakai ex. TOTO warna standard White (lihat gambar detail perencanaan). c. Bahan perekat sesuai dengan yang direkomenasikan dari pabrik. 4.7.6. Pelaksanaan. a. Kontrol/ pemeriksaan. b. Pemerikasaan lokasi/ bidang yang akan dipasang harus dilakukan oleh kontraktor sebelum pekerjaan pemasangan dilakukan. c. Bila dalm pemeriksaan diketemukan bidang yang tidak memenuhi syarat untuk dipasang, Kntraktor dapat memperbaiki sendir atau melaporkan kepada Konsultan Pengawas. 4.7.7. Pemasangan. a. Kondisi ruangan sebelum dan sesudah pemasangan harus lebih bersih dan terhindar dari debu yang berlebihan. b. Pemasangan sanitair dan aksesoris harus sesuai dengan ketentuan pabrik dan harus dihindari kebocoran pada lantai dan dinding yang dapat mengakibatkan rembesan air kelantai di bawahnya. c. Setelah selesai terpasang maka kontraktor/ pemborong wajib mencoba beberapa waktu/ periode dan memastikan peralatan yang terpasang tersebut berfungsi dengan baik. 4.7.8.
Kebersihan.
Bab VI. Spek Tek B3. Mekanikal & Elektrikal
VI - B. 3 - 6
4.7.9.
4.7.10.
a. Kontraktor/ pemborong harus selalu menjaga kebersihan lokasi pemasangan dari sisa hasil pemasangan. b. Sisa sampah bekas pemasangan harus dibuang sendiri setiap hari oleh kontraktor/ pemborong atas biaya sendiri. Perlindungan. Perlindungan harus diberikan pada sanitair dan aksesoris yang sudah terpasang dengan baik. Kerusakan yang diakibatkan karena kontraktor/ pemborong menjadi tanggungan kontraktor/ pemborong atas biaya sendiri. Perbaikan/ garansi/ Masa pemeliharaan. a. Kontraktor/ pemborong diharuskan mengadakan perbaikan jika ada kerusakan/ kebocoran yang diakibatkan dari kelalaian dalam pemasangan/ kerusakan lain atas biaya sendiri. b. Selama pemeliharaan dimulai sesuai dengan perjanjian dengan pemberi tugas. c. Selama itu pula kontraktor/ pemborong berkewajiban untuk merawat dan memperbaiki kerusakan dengan biaya sendiri.
Bab VI. Spek Tek B3. Mekanikal & Elektrikal
VI - B. 3 - 7
BAB VI. E.1 E.1. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
Pasal E - 1 Pekerjaan Sistem Elektrikal 1.
Pekerjaan Sistem Distribusi Listrik
1.0
Lingkup Pekerjaan
1.0.1
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pemasangan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh instalasi listrik seperti dipersyaratkan dalam buku ini dan seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar rancangan listrik. Dalam Pekerjaan ini harus termasuk sertifikat keaslian produk pabrik dari peralatan yang akan dipakai, jaminan garansi, petunjuk operasi dan pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.
1.0.2
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelas-kan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan, dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : a.
Transformator Daya, Pemerisaan dan pengetesan transformator daya eksisting yang terpasang sehingga dapat berfungsi sesuai dengan gambar perencanaan.
b.
Panel-Panel Daya Tegangan Rendah, Pekerjaan ini meliputi perbaikan panel MDP existing agar sesuai dengan gambar perencanaan dan pengadaan panel SDP Panel Daya, Panel Penerangan Umum, Panel Daya Pompa – pompa, AHU dan lain sebagainya sesuai dengan gambar perencanaan, termasuk seluruh peralatan proteksi dan peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem distribusi daya listrik.
c.
Kabel-Kabel Feeder Daya Tegangan Rendah. Pekerjaan ini meliputi kabel utama dari busduck (existing) dari MDP (existing) ke SDP bangunan MDP(baru) yang melayani Panel Hydrant, Panel Genset, Panel Pompa. Juga sudah termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem jaringan instalasi listrik.
d.
Instalasi Daya, Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk menghubungkan panelpanel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatan-peralatan listrik, seperti Exhaust Fan, Motor-motor Listrik pada peralatan Sistem Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan Gambar rancangan dan Buku Persyaratan Teknis.
e.
Instalasi Penerangan, Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubung-kan panel-panel penerangan dengan fixture lampu, baik di dalam maupun di luar bangunan, sesuai dengan Gambar rancangan dan Buku Persyaratan Teknis.
Bab VI. Spek Tek E.1. Sistem Elektrikal
VI - E.1 - 1
f.
Fixture Lampu, Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah armature lampu, fitting, ballast, starter, capasitor, lampu-lampu dan peralatan-bantu lainnya yang berhubungan dengan item pekerjaan sesuai dengan standard pabrik yang dipilihdan sesuai gambar rancangan.
g.
Sistem Pembumian Pengaman, Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian yang menghubungkan setiap panel daya listrik yang harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini seperti yang ditunjukan dalam gambar perencanaan.
h.
Peralatan Penunjang Instalasi, Pekerjaan ini meliputi junction box, conduit, sparing, doos outlet daya, doos saklar, doos penyambungan, doos pencabangan, elbow, flexible conduit, klem dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan jaringan instalasi yang terpa-sang meskipun peralatan-peralatan ini tidak disebutkan dan digambarkan dengan jelas di dalam Gambar rancangan.
i.
Peralatan bantu/pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar Rancangan dan Persyaratan Teknis.
1.1
Kemampuan Operasi Sistem Distribusi Listrik
1.1.1
Sistem Distribusi Listrik
1.1.1.1 Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber catu daya listrik utama yang berasal dari Jaringan Tegangan Menengah PLN (20 kV, 3 phasa, 50 Hertz). Sumber Daya yang bersumber dari jaringan PLN dengan dua buah trafo penurun tegangan seperti ditunjukan dalam gambar perencanaan. 1.1.1.2 Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan, secara otomatis beban daya dilayani oleh sumber catu daya cadangan yang berasal dari Diesel Generating Set (existing). 1.1.1.3
Pada keadaan darurat (terjadi kebakaran), secara otomatis seluruh beban dimatikan oleh signal listrik yang dikirimkan dari sentral Sistem Pengindera Kebakaran (FACP) kecuali daya listrik untuk mencatu beban-beban khusus seperti Electric Fire Pump, Fuel Pump lift kebakaran, control sprinkler dan peralatan bantu evakuasi seperti gambar rancangan.
1.2
Sistem Penerangan
1.2.1
Klasifikasi Lampu Penerangan. Lampu-lampu penerangan di dalam gedung dikategorikan sebagai berikut : a. Lampu penerangan normal (normal lighting) yaitu lampu penerangan buatan dengan intensitas penerangan yang disesuai-kan berdasarkan jenis kegiatan pada masing – masing area bangunan rumah sakit seperti gambar rancangan. b.
Lampu penerangan darurat (emergency lighting) yaitu lampu penerangan buatan sebagai pengganti bila lampu penerangan normal terganggu (mati) lampu ini akan menyala baik pada kon-disi normal maupun darurat. Lampu penerangan dalam gedung terdiri dari :
Escape lighting yaitu lampu penerangan darurat untuk menjamin kelancaran dan keamanan evakuasi pada saat terjadi darurat kebakaran emergency. Emergency Exit lighting yaitu lampu penerangan darurat untuk penunjuk jalan keluar yang aman pada saat terjadi darurat kebakaran.
Bab VI. Spek Tek E.1. System Elektrikal
VI - E. 1 - 2
1.2.2
Pada setiap ruangan kecuali Tangga, koridor dan tempat – tempat umum disediakan saklarsaklar setempat untuk menyalakan atau mematikan lampu. Sedangkan untuk penerangan kios menjadi beban pengguna kios dengan dibatasi oleh MCB sebelum meter seperti ditunjukan dalam gambar perencanaan.
1.3
Persyaratan Pekerjaan Panel Tegangan Rendah
1.3.1
Konstruksi Box Panel a. Yang melaksanakan pembuatan panel harus sub Kontraktor panel (panelmaker) yang telah berpengalaman dalam pembuatan/ pabrikasi panel dengan menunjukkan bukti sertifikat yang telah diakui oleh Badan terkait dalam hal ini PLN dan mempunyai workshop yang terkait dengan pabrikasi panel. b.
Panel terbuat dari plat baja dengan rangka terbuat dari besi siku dengan ukuran minimal 600 x 400 x 400 mM (free standing) atau plat besi yang terbentuk (wall mounted).
c.
Rangka utama harus diberi tutup dari bahan plat baja dengan dengan ketebalan sebagai berikut : Panel
Dinding
Pintu
SDP, SDP-FH
20 mM
3,0 mM
LP, PP
1,6 mM
2,0 mM
c.
Plat tutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap siku dari plat tutup ini harus benarbenar 90o. Plat penutup kerangka panel harus disekrup dengan rapi yang dilengkapi cincin plastic sebelum cincin besi terhadap kerangka panel. Plat penutup ini harus dapat dilepaslepas.
d.
Panel dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah yang dapat dilepas-lepas dan harus disiapkan lubang serta Compression Cable Glad untuk setiap incoming dan outgoing feeder.
e.
Pada dinding belakang atau/dan samping diperlukan membuat lubang-lubang ventilasi yang cukup. Lubang ventilasi ini harus dibuat dengan cara punch dan rapi. Pada bagian dalam dari dinding yang diberi ventilasi harus dilengkapi tambahan dinding yang diberi lubang punch, hal ini untuk menjaga masuknya benda-benda/binatang bagian yang bertegangan dari peralatan panel.
f.
Antara badan panel tempat dudukan peralatan listrik yang bertegangan panel harus dilengkapi dengan dinding pengaman pelindung peralatan material yang sama, sehingga pada saat pintu panel dibuka yang tampak tuas peralatan listrik, sedangkan jaringan/montase kabel terlindung pengaman tersebut.
dengan pintu listrik dengan hanya tuas – oleh dinding
g.
Engsel yang digunakan harus kuat dan tidak menonjol dan harus tersembunyi serta rapi. Kunci dan handle pintu harus dari type Spagnolet dengan tungkai penguat bawah dan atas dan dari bahan yang dilapisi vernikel. Kontraktor/subkon./ Panel harus dilengkapi “master key” yang bisa membuka seluruh panel yang terpasang.
h.
Rangka, penutup, cover plate dan pintu seluruhnya harus diberi cat dasar dan dilapisi dengan powder coating warna abu-abu atau warna yang dipilih oleh Pemberi Tugas melalui DIREKSI PENGAWAS/MK. Kontraktor sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan harus terlebih dahulu menyerahkan contoh warna dan metoda pelaksanaan pada DIREKSI PENGAWAS/MK untuk dimintakan persetujuan.
i.
Panel yang berada di luar bangunan harus mempunyai index protection (IP) 557, sedangkan untuk dalam bangunan IP 540 sesuai standad yang dipersyaratkan.
j.
Ukuran panel diusahakan standart ukuran panel dan disediakan ruang yang cukup apabila terdapat penambahan peralatan.
Bab VI. Spek Tek E.1. System Elektrikal
VI - E. 1 - 3
k.
Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan (grounding) dan busbar pentanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel pentanahan sehingga pada saat pintu panel dibuka dalam keadaan aktif kemungkinan adanya muatan kapasitif dapat dihindari.
l.
Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming dan outgoing serta terminal penyambungan kabel harus diberi indikasi/label/ sign plates mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Petunjuk tersebut berupa diagram system satu garis dan label ini harus terbuat dari plat aluminium atau sesuai standard DIN 4070.
m. Pada bagian atas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cM dibawah ambang atas panel atau disesuaikan dengan kebutuhan harus disediakan tempat untuk pemasangan lampu indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian tersebut merupakan bagian yang terpisah dari pintu panel dan kedudukannya menetap (fixed). 1.3.2
1.3.3
Busbar dan Terminal Penyambungan. a.
Panel harus sesuai untuk sistem 3 phasa, 4 kawat dan mem-punyai 5 busbar dimana busbar pentanahan terpisah. Kecuali panel untuk ruang operasi yang dilengkapi dengan “trafo Isolasi” Kontraktor harus melaksanakan seperti gambar ranca-ngan atau jika ada hal yang bertentangan dengan system agar dikonsul-tasikan dengan DIREKSI PENGAWAS/MK untuk men-dapatkan persetujuan.
b.
Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan bahan perak. Galvanisasi ini, termasuk pula bagian-bagian yang menempel pada busbar, seperti sepatu kabel dan peraltan Bantu lainnya.
c.
Pemasangan kabel (untuk semua ukuran luas penampang kabel) pada busbar dan terminal penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
d.
Busbar dan terminal penyambungan harus disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik, sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat arus hubung singkat terbesar yang mungkin terjadi.
Circuit Breaker. a.
Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB, MCCB, ACB, yang dilengkapi dengan thermal overcurrent release dan electromagnetic overcurrent release yang rating ampere trip-nya dari type adjustable dari salah satu bagian jaringan untuk jarak jaringan kabel yang pendek, sedangkan untuk jaringan kabel yan panjang kedua belah sisi pengamannya harus dari type adjustable atau seperti yang ditunjukan gambar rancangan.
b.
Outgoing circuit breaker dari Panel khusus untuk motor-motor harus dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu phasa. Dan system jaringan yang dilengkapi DOL atau Y - ∆ atau seperti gambar rancangan tergantung besar – kecilnya beban daya listrik. Jika dalam gambar rancangan tidak terindikasi sudah merupakan kewajiban Kontraktor untuk melengkapinya seperti yang dipersyaratkan oleh standard yang berlaku tanpa mengakibatkan adanya biaya tambah. Circuit Breaker untuk proteksi motor-motor listrik harus meng-gunakan Circuit Breaker yang dirancang khusus untuk penga-man motor (Circuit Breaker tipe M).
c.
d. e.
Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang tercantum dalam Gambar rancangan. Tipe Circuit Breaker yang digunakan adalah, Icu = Ics ( arus komulatif = arus short circuit) ≤ 32 Ampere tipe MCB, 40 ≥ sampai dengan 63 Ampere tipe MCCB Fixed, ≤ 80 Ampere tipe MCCB Adjustable.
f.
Pemasangan MCB harus menggunakan Omega Rail sedangkan pemasangan MCCB dan komponen komponen lain, seperti magnetic contactor, time switch dan lainnya harus
Bab VI. Spek Tek E.1. System Elektrikal
VI - E. 1 - 4
menggunakan dudukan plat. Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapi dan kokoh sehingga tidak akan epas oleh gangguan mekanis.
1.3.4
g.
Jika di dalam Gambar rancangan dinyatakan ada spare, maka spare tersebut harus terpasang secara lengkap atau sesuai dengan keterangan gambar rancangan
h.
Semua Circuit Breaker harus diberi label/signplate yang terbuat dari Alumunium mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Label itu harus terbuat dari plat alumunium atau sesuai standard DIN-4070.
Alat Ukur/indikator. a.
Panel panel dilengkapi dengan alat-alat ukur, seperti :
Volt meter &, Ampere meter, Cosphi meter, Frequensi meter, Trafo arus, Selector switch kWh yang terpasang pada setiap kios KVAR meter, yang terpasang pada sisi developer. Indicator lamp & mini fuse, Tidak semua panel dilengkapi dengan peralatan seperti di atas, melainkan harus disesuaikan dengan gambar rancangan
b. Volt meter dilengkapi dengan selector switch yang mempunyai mode 7 (tujuh) posisi :
c.
d.
kali phasa terhadap netral, kali phasa terhadap phasa, posisi Off.
Amperemeter yang dipasang pada panel utama selain mempunyai pointer (jarum penunjuk) untuk menunjukkan besarnya arus listrik yang ada dilengkapi juga dengan pointer lain yang berfungsi sebagai "Maximum Demand Indicator" Lampu indikator yang digunakan adalah : Warna hijau untuk phasa R, Warna kuning untuk phasa S, Warna merah untuk phasa T, Lampu-lampu indikator harus diproteksi dengan menggunakan mini fuse.
1.3.5
1.3.6
Tipe Panel. a.
Berdasarkan cara penggunaannya dan pemasangannya, panel-panel tegangan rendah di klasifikasikan dari type free standing dan wall mounting.
b.
Panel jenis Free Standing dipasang pada lantai kerja dengan lokasi seperti pada Gambar rancangan. Pemasangan panel harus menggunakan dudukan konstruksi baja dan harus diperkuat dengan mur baut atau dynabolt sehingga tidak akan berubah posisi oleh gangguan mekanis.
c.
Panel jenis wall mounting dipasang flush mounting pada dinding tembok dengan lokasi sesuai Gambar rancangan. Pemasangan panel pada dinding harus diperkuat dengan baut tanam (anchor bolt) sehingga tidak akan rusak oleh gangguan mekanis.
d.
Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang berada di sekitar panel listrik harus dihubungkan ke Sistem Pembumian Pengaman.
Gambar Skema Rangkaian Listrik. a.
Panel harus dilengkapi dengan gambar skema rangkaian listrik, lengkap dengan keterangan mengenai bagian instalasi yang diatur oleh panel tersebut.
Bab VI. Spek Tek E.1. System Elektrikal
VI - E. 1 - 5
b.
Gambar skema rangkaian listrik dibuat dengan baik, dilaminasi plastik dan ditempelkan pada pintu luar panel bagian dalam.
1.4
Persyaratan Pekerjaan Kabel Tegangan Rendah
1.4.1
Ketentuan Umum. a.
Persyaratan teknis ini berlaku untuk :
Kabel daya, Instalasi daya, dan Instalasi penerangan.
b. Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang meng-hubungkan antara panel satu dengan panel ( MDP ke SDP) dan yang lainnya termasuk peralatan bantu yang dibutuhkan. c.
Yang dimaksud dengan instalasi daya adalah kabel yang menghubungkan panel-panel daya dengan beban-beban stop kontak, peralatan Sistem Tata Udara dan Penghawaan (Smoke Vestibule Ventilator, Exhaust Fan), peralatan Sistem Pemadam Kebakaran (Fire Hydrant Pump, Jockey Pump, Fuel Transfer Pump), Pompa Air Bersih, Elevator, sesuai dengan Gambar rancangan. Didalam instalasi daya ini harus sudah termasuk outlet daya, conduit, sparing, doos untuk outlet daya/ penyam-bungan/pencabangan, flexible conduit dan peralatan - peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi daya. d. Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel-kabel yang menghubungkan antara panel-panel penerangan dengan fixture-fixture lampu penerangan buatan. Di dalam instalasi penerangan ini harus sudah termasuk semua jenis/tipe saklar, conduit, sparing, doos untuk saklar/penyambungan/ pencabang-an, metal flexible conduit dan peralatanperalatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi penerangan buatan. 1.4.2
Jenis Kabel. a.
Kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SII dan SPLN atau standardstandard lain yang diakui di negara Republik Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK.
b.
Ukuran luas penampang kabel untuk jaringan instalasi listrik Tegangan Rendah yang digunakan minimal harus sesuai dengan Gambar rancangan.
c.
Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage sebesar 600 Volt/1000 Volt.
d.
Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus bocor yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 M panjang kabel.
e.
Kecuali untuk instalasi yang harus beroperasi pada keadaan darurat (seperti lift dan lainlain seperti ditunjukkan di dalam Gambar Perencanaan) kabel-kabel yang digunakan adalah kabel PVC dengan jenis kabel yang sesuai dengan fungsi dan lokasi pemasangannya seperti tabel di bawah ini : No. 1. 2. 3. 4. 5.
f.
Pemakaian
Jenis Kabel
Ins. Ins. Ins. Ins. Ins.
NYA/NYM NYY/NYFGbY NYY NYFGbY Tahan api
Penerangan dalam bangunan Penerangan luar bangunan Dan kabel daya dalam bangunan Daya luar bangunan daya khusus (emergency)
Kabel yang digunakan untuk instalasi daya listrik yang dioperasikan pada saat terjadi kebakaran antara lain :
Bab VI. Spek Tek E.1. System Elektrikal
VI - E. 1 - 6
Smoke Vestibule Ventilator Elevator emergency, Contactor dan Electric Strike, Fire Pump, dari jenis kabel tahan api (Flexible Mineral Insulated Fire Resis-tant) yang dapat menahan temperatur 950 oC selama 3 jam dan lulus Impact Test on Fire.
1.4.3
g.
Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merk, jenis, ukuran luas penampang, rating tegangan kerja dan standard yang digunakan.
h.
Pada ujung kabel-kabel daya utama harus diberi label/sign-plate yang terbuat dari alumunium mengenai nama beban yang dicatu daya listriknya atau nama sumber yang mencatu daya kabel/beban tersebut.
Persyaratan Pemasangan. a.
Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi peraturan PLN dan PUIL 2000 atau peraturan lain yang diakui di negara Republik Indonesia.
b.
Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak akan lepas atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis.
c.
Pembelokan kabel harus diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari pembelokan tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel.
d.
Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan “excelcior tape” dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai.
e.
Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan instalasi penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk pencabangan pada kabel instalasi daya dan instalasi penerangan. Penyambungan kabel untuk pencabangan harus dilakukan di dalam junction box atau doos sesuai dengan persyaratan.
f.
Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.
g.
Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung awal dan ujung akhir dari kabel daya harus dilindungi dengan 'sealing end cable', sehingga bagian konduktor maupun bagian isolasi kabel tidak rusak.
h.
Pemasangan kabel di dalam bangunan dapat dilakukan,
i.
Pemasangan kabel pada rak kabel harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
j.
Pada rak kabel, Di dalam dinding yang dilengkapi conduit Di plat lantai atap yang dilengkapi conduit.
Kabel harus diatur rapi Kabel harus diperkuat dengan klem pada setiap jarak 40 cM dengan perkuatan mur baut pada dudukan/struktur rak. Untuk kabel instalasi daya dan penerangan harus dilindungi dengan conduit PVC type High Impact. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di dalam conduit kecuali di dalam kotak sambung atau kotak cabang.
Pemasangan kabel dalam dinding harus memperhatikan hal hal sebagai berikut :
Bab VI. Spek Tek E.1. System Elektrikal
VI - E. 1 - 7
Kabel harus dilindungi dengan sparing. Sparing (pipa pelindung kabel yang ditanam dalam High Impact Conduit) sebelum ditutup tembok harus disusun rapi dan diklem pada setiap jarak 60 cM. Jika sparing tersebut berjumlah cukup banyak, maka perkuatan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara klem dan kawat ayam sehingga tersusun rapi dan kokoh. Kabel instalasi yang datang dari conduit menuju sparing harus dilindungi dengan 'metal flexible conduit' serta pertemuan antara conduit/sparing dengan metal flexible conduit harus dilakukan dengan cara klem. Untuk instalasi kabel expose harus di dalam RSC (Rigid Steel Conduit).
1.5
Persyaratan Teknis Peralatan Instalasi
1.5.1
Outlet Daya. a.
Outlet daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standard SII, SPLN, VDE/DIN atau standard-standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
b.
Outlet daya/plug yang terpasang harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut: Rating tegangan : 250 Volt Rating arus : 16 A atau seperti Gambar rancangan Tipe pemasangan : recessed Khusus untuk ruang operasi harus tahan zat kimia yang bersifat korosif.
1.5.2
c.
Outlet daya dan plug harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
d.
Outlet daya yang digunakan jenis putas dan tusuk kontak yang dilengkapi dengan protector.
e.
Kontraktor harus mengkoordinasikan warna, bentuk dan ukuran outlet daya dengan pihak Perencana Arsitektur/Interior.
f.
Outlet daya dipasang pada dinding atau partisi harus mengguna-kan doos dengan ketinggian pemasangan 30 cM dari permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior atau atas per-setujuan Pemberi Tugas melalui DIREKSI PENGAWAS/MK.
g.
Tata letak outlet daya sesuai dengan Gambar rancangan dan harus dikoordinasikan dengan tata letak furnitures/peralatan.
Saklar Lampu Penerangan. a.
Saklar yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN, SII dan VDE/DIN atau standard-standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
b.
Saklar harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
Rating tegangan Rating arus Tipe
: : :
250 Volt minimal 10 A recessed
c.
Saklar lampu harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
d.
Saklar harus dipasang pada dinding atau partisi dengan ketinggian 150 cM dari permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior atau keinginan Pemberi Tugas. Pemasangan saklar harus menggunakan doos.
Bab VI. Spek Tek E.1. System Elektrikal
VI - E. 1 - 8
e.
Tata letak saklar harus sesuai dengan Gambar rancangan dan dikoordinasikan dengan Perencana Interior atau atas keinginan Pemberi Tugas melalui/sepengetahuan DIREKSI PENGAWAS/MK.
1.6
Persyaratan Teknis Penunjang Instalasi
1.6.1
Rigid Conduit. a.
Rigid conduit yang dipasang secara exposed menggunakan conduit jenis PVC high impac dengan ketebalan minimum 2 mm juga termasuk conduit yang ditanam di dalam tembok/beton.
b.
Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1,5 kali dari total diameter luar kabel yang dilindunginya dan ukuran minimum sebesar 3/4". Oleh karena itu, kontraktor sebelum memasang conduit harus re-konfirmasi dahulu terhadap kabel yang akan dilindunginya.
c.
Ujung ujung conduit bahan steel/GSP yang dikondisikan untuk pelindung kabel luar bangunan harus dihaluskan dan diberi tules agar tidak merusak isolasi kabel.
d.
Conduit untuk keperluan instalasi satu dengan instalasi lainnya harus dibedakan dengan cara dicat finish dengan warna yang berbeda sebagai berikut :
listrik fire alarm tata suara telepon
: : : :
warna warna warna warna
hitam, merah, putih, kuning,
e.
Pemakaian conduit di sini dimaksudkan untuk finishing seluruh instalasi daya, instalasi penerangan dan instalasi lainnya. Oleh karena itu pemasangannya harus dilakukan serapi mungkin dan dikoordinasikan dengan pekerjaan Finishing Arsitektur atas koordinasi DIREKSI PENGAWAS/MK.
f.
Pemasangan pipa conduit di atas plafond harus dikoordinasikan dengan penggunaan jalur untuk utilitas lain seperti instalasi komunikasi, fire alarm, sound system, matv, ducting AC dan lain-lain sehingga tersusun rapi, kokoh dan tidak saling mem-pengaruhi/mengganggu.
g.
Dalam hal jalur pipa conduit pada gambar rancangan diper-kirakan tidak mungkin lagi untuk dilaksanakan,maka Kontraktor wajib mencari jalur lain sehingga pelaksanaan mudah dan tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap harus sesuai dengan persyaratan.
h.
Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan pipa conduit di atas plafond harus menggunakan doos dan diantara doos tersebut dipasang flexible conduit. Pemasangan flexible conduit tersebut harus dilakukan dengan cara klem.
i.
Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi dengan 1 (satu) kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan grounding, baik untuk kabel daya maupun untuk kabel lain.
j. k.
1.6.2
Instalasi Instalasi Instalasi Instalasi
Conduit untuk instalasi listrik harus berjarak minimum 50 cM dari pipa air panas. Jumlah sparing (conduit yang ditanam di dalam beton) harus disediakan minimum sebanyak 120 % dari jumlah kabel yang akan melewatinya atau minimum mempunyai satu buah sparing lebih banyak dari jumlah kabel yang akan melewatinya.
Flexible Conduit. a.
Flexible conduit digunakan untuk melindungi kabel :
Yang ke luar dari conduit dan masuk ke dalam sparing. Yang ke luar dari conduit ke titik titik lampu. Yang ke luar dari conduit ke mesin mesin atau beban-beban yang lainnya.
Bab VI. Spek Tek E.1. System Elektrikal
VI - E. 1 - 9
1.6.3
Pembelokan instalasi. Dan keperluan lain seperti tercantum di dalam Gambar Perencanaan
b.
Penyambungan flexible conduit dengan conduit lain harus dilakukan di dalam doos penyambungan.
c.
Ukuran conduit harus mempunyai diameter dalam minimum 1,5 kali total diameter luar kabel yang dilindunginya.
d.
Pemasangan flexible conduit harus menggunakan klem.
e.
Khusus flexible conduit yang dipergunakan untuk pelindung instalasi pompa – pompa atau peralatan yang disimpan di luar bangunan yang kemungkinan akan mendapatkan gangguan mekanis harus menggunakan flexible dengan bahan metal tahan karat.
Rak Kabel. a.
Rak kabel yang digunakan untuk menyanggqa kabel-kabel daya kabel instalasi daya, penerangan serta kabel instalasi arus lemah.
b.
Rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2 mM yang dilapisi Hot Dipped Galvanised dengan ketebalan lapisan minimum 50 M dan disesuiakan dengan standart BS 729 (dalam shaft).
c.
Rak kabel harus dilengkapi dengan tutup (cover) rakrung penyangga kabel, jarak antar ruang penyangga kabel maximum 50 cM.
d.
Penggantung rak kabel dipasang pada plat beton dengan anchor bolt dan harus kuat untuk menyangga rak kabel beserta isiannya serta harus tahan pula menahan gangguangangguan mekanis
e.
Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur (adjustable) yang terbuat dari bahan besi.
f.
Rak kabel yang dipergunakan arus kuat dan arus lemah harus dipisahkan untuk menghindari kemungkinan adanya induksi yang akan mengganggu fungsi system operasi. Jarak rak kabel arus kuat dan arus lemah adalah 1 meter yang dipasang sejajar, sedangkan yang bersilangan 30 cM.
1.7
Persyaratan Teknis Fixture Penerangan
1.7.1
Armature Lampu. a. Armatur-armatur lampu harus memenuhi persyaratan teknis, bentuk dan penampilan sesuai dengan Gambar rancangan. Dan kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan harus menyerahkan contoh armature setiap type yang akan dipasang lengkap dengan komponennya untuk dimintakan persetujuan dari Pemberi Tugas melalui DIREKSI PENGAWAS/MK. b. Armatur-armatur lampu menggunakan produk lokal dengan standard kualitas yang baik dan mempunyai workshop untuk pabrikasi pekerjaan terkait. c.
Armatur-armatur lampu yang terbuat dari plat baja harus mem-punyai ketebalan plat minimal 0,7 mm, dicat dasar dengan meni tahan karat dan finish cat bakar.
d.
Pemilihan warna cat ditentukan oleh Perencana Arsitektur/ Interior/ atas permintaan Pemberi Tugas melalui sepengetahuan DIREKSI PENGAWAS/MK.
e. Armatur lampu untuk lampu TL, PL/PLC, SL harus dilengkapi dengan komponen-komponen lampu berupa ballast jenis low loss, starter dan kapasitor dengan kualitas terbaik.
Bab VI. Spek Tek E.1. System Elektrikal
VI - E. 1 - 10
f.
1.7.2
Pemasangan armatur harus dipasang dengan baik dan kokoh sehingga tidak mudah terlepas oleh gangguan mekanis. Cara pemasangan lampu harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.
Lampu Penerangan Buatan. a.
Jenis-jenis lampu harus sesuai dengan Gambar rancangan.
b.
Lampu-lampu yang digunakan harus mempunyai kualitas terbaik.
c.
Semua lampu yang digunakan harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut : Tegangan kerja : 210 Volt - 240 Volt Konsumsi daya : sesuai dengan gambar perencanaan Frekuensi : 50 Hertz
1.8
Emergency Lamp
1.8.1
Lampu Exit dan Emergency a.
Lampu Exit/emergency ini harus menyala biasa dalam keadaan normal pada saat terjadi indikasi kebakaran.
b.
Sistem penyalaan Lampu Exit/emergency harus dilengkapi dengan Magnetic Contactor.
c.
Gelombang Electromagnetic yang ditimbulkan tidak boleh lebih besar dari 50 Oersted.
d.
Lampu Exit dan Emergency dilengkapi dengan :
High Temperature Rechargeable Nickle Cadmium Battery yang mampu bekerja selama 3 jam operasi. Change Over Switch Converter - Inverter
1.9
Sistem Pembumian Untuk Pengaman
1.9.1
Ketentuan umum. a. Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman adalah pembumian dari badan-badan peralatan listrik atau benda-benda di sekitar instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana pada keadaan normal benda-benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti hubung singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan benda-benda tersebut menjadi bertegangan.
1.9.2
b.
Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan manusia dari bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan.
c.
Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang bersifat konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini.
d.
Ketentuan-ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL 2000, SPLN dan standard-standard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.
Konstruksi. a.
Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
b.
Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga dengan konstruksi seperti Gambar Perencanaan.
Bab VI. Spek Tek E.1. System Elektrikal
VI - E. 1 - 11
1.9.3
c.
Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan grounding rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau kabel berisolasi sesuai dengan Gambar Perencanaan.
d.
Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang terjadi harus lebih kecil dari 50 Volt.
Pemasangan a.
Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan masing-masing titik grounding rod mem-punyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm.
b.
Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang tertutup. Tutup bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar rancangan. Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan gangguan mekanis.
c.
d.
Penyambungan bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan peralatan yang diketanahkan harus menggunakan mur-baut seperti dalam gambar rancangan.
e.
Sistem pembumian harus terpisah dari sistem pembumian :
Pembumian instalasi sistem penangkal petir, Pembumian sistem arus lemah, dan Peralatan Kedokteran/operasi
Bab VI. Spek Tek E.1. System Elektrikal
VI - E. 1 - 12
BAB VI. E.2 E.2. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
Pasal E – 2 Pekerjaan Sistem Komunikasi Telepon 2.
Pekerjaan Sistem Telepon
2.1
Lingkup Pekerjaan
2.1.1
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material peralatan tenaga kerja dan lainnya untuk pemasangan, test commissioning untuk seluruh sistem komunikasi telepon seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjukkan di dalam Gambar rancangan. Di dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem komunikasi telepon.
2.1.2
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar rancangan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Instalasi Telepon Pengadaan kabel instalasi yang menghubungkan antara Terminal Box Telepon (TBT) satu dengan TBT yang terpasang di setiap lantai, kabel instalasi yang menghubungkan TBT dengan outlet telepon termasuk outlet telepon, metal doos serta conduit/sparing pelindung kabel instalasi yang menuju setiap kios. Pemasangan kabel instalasi disesuaikan dengan pemakaian antara instalasi luar bangunan (type OTC) dengan dalam bangunan (Type ITC). Dan untuk OTC harus dilengkapi dengan conduit GSP Medium agar tahap terhadap gangguan mekanis. kabel instalasi harus mampu menyalurkan komunikasi telepon, dan fungsi intercom dengan baik.
b. Boxes Panel Pengadaan TBT sesuai gambar rancangan, kualitas dan material TBT harus sama dengan panel listrik, untuk itu diharapkan agar pengadaan TBT diambil dari merk yang sama atau atas persetujuan DIREKSI PENGAWAS/MK. c.
Peralatan Bantu, Pengadaan dan pemasangan peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam gambar rancangan dan Persyaratan Teknis.
d. Sistem Pembumian Pengaman, Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatanperalatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini. Instalasi pembumian harus terpisah dengan pembumian arus kuat. Pekerjaan titik pembumian arus kuat dan arus lemah tidak boleh digabung, kedua titik pembumian tersebut dibuat terpisah dengan jarak minimal 6 meter.
e. PABX (existing)
Bab VI. Spek Tek E.2. Sistem Komunikasi Telepon
VI - E.2 - 1
Kontraktor harus menghubungkan jaringan instalasi dari TBT utama yang terpasang dalam bangunan ke unit PABX existing sehingga dapat berfungsi sesuai gambar rancangan dan Kontraktor membantu Pemberi Tugas dalam memprogram ulang sistem PABX sesuai fungsi yang tergambar dalam rancangan dan spesifikasi teknis f.
Test Commissioning Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan test commissioning dengan tahapan sebagai berikut,
Pengecekan instalasi secara parsial yang terpasang di setiap lantai dari sub TBT sampai titik outlet yang berada pada tiap kios untuk tahanan isolasi (merger) dan fungsi jaringan sesuai gambar rancangan. Pengecekan instalasi dari sub TBT ke sub TBT dan dari M-TBT ke PABX existing dengan metoda yang sama seperti tersebut diatas.
Setiap langkah pengecekan harus sepengetahuan/diketahui DIREKSI PENGAWAS/MK.
2.2
Kemampuan Operasi
2.2.1
Sistem Komunikasi Pemasangan jaringan instalasi, yang menuju kios terhubung secara langsung dari MDPT ke outlet telepon yang berada di setiap kios, sedangkan untuk manajemen bangunan/Developer jaringan telepon tersmabung melalui PABX exsisting seperti ditunjukan dalam gambar perencanaan.
2.2.2
Komunikasi dari luar ke dalam Komunikasi dari luar ke dalam harus terhubung langsung, sedangkan yang melalui PABX harus dapat diprogram untuk dapat dihubungi langsung atau tidak dapat dihubungi langsung dari luar kecuali melalui operator.
2.2.3
Penomoran pesawat cabang Penomoran outlet pesawat telepon menjadi beban tanggungjawab telkom, sedangkan kontraktor pelaksana harus menyediakan/ membantu Telkom yang berhubungan dengan fungsi system yang dipersyaratkan oleh Telkom, sehingga system dapat berfungsi sesuai dengan perencanaan.
2.3
Terminal Box Telepon (TBT)
2.3.1
Terminal Box Telepon terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 2 mM, konstruksi las, dicat dengan meni tahan karat dan cat finish. Dalam pabrikasi harus mempunyai kesamaan dengan pabrikasi panel listrik.
2.3.2
Kontraktor harus menkonsultasikan dengan perencana arsitektur/ interior atau atas persetujuan Pemberi Tugas melalui DIREKSI PENGAWAS/MK dalam penentuan warna cat.
2.3.3
Kapasitas terminal box disesuaikan dengan Gambar Perencanaan.
2.3.4
dilengkapi dengan pintu, handle, kunci (harus dilengkapi dengan master key) dan dipasang flush mounting pada dinding.TBT
2.3.5
Penyambungan kabel instalasi telepon dalam TBT dilakukan dengan menggunakan terminal penyambungan dari jenis sambungan jepit'.
2.4
Kabel Instalasi
2.4.1
Kabel instalasi telepon menggunakan kabel PVC berukuran 4 x 0,6 mM2 sesuai gambar rancangan dengan merk sesuai standard yang telah diakui/lolos uji dari lembaga yang terkait.
Bab VI. Spek Tek E.2. Sistem Komunikasi Telepon
VI - E.2 - 2
2.4.2
Kabel instalasi dipasang didalam pipa sparing/conduit yang diklem pada rak kabel atau ditanam didalam dinding serta di bawah lantai (didalam saluran penghubung under floor duct system).
2.4.3
Konduktor kabel instalasi telepon mempunyai inti solid yang terbuat dari bahan tembaga yang dilapisi perak dan pelindung induksi medan magnit.
2.4.4
Pipa-pipa pelindung kabel instalasi telepon harus dibedakan dari pipa-pipa pelindung kabel untuk keperluan instalasi yang lain dengan cara menandai dengan cat finish berwarna hijau atas persetujuan DIREKSI PENGAWAS/MK.
2.4.5
Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel dan lainnya sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem catu daya listrik dan penerangan.
2.5
Outlet Telepon
2.5.1
Outlet telepon dipasang pada dinding dengan ketinggian pemasangan 30 cM dari permukaan lantai atau mengikuti ketentuan dalam gambar rancangan. Jika dalam gambar dan spesifikasi teknis terdapat informasi yang bertentangan Kontraktor agar menghubungi DIREKSI PENGAWAS/MK untuk mendapatkan persetujuan dan solusi pemasangan.
2.5.3
Outlet telepon dipasang pada dinding dengan menggunakan square metal box dan outlet telepon harus dibedakan dari outlet daya dan outlet data computer.
2.5.4
Pemasangan outlet telepon harus diperkuat sehingga tidak mudah lepas oleh gangguan mekanis walaupun dalam gambar rancangan dan spesifikasi teknis tidak menjelaskan secara rinci. Sedangkan cara pemasangannya disesuaikan dengan rekomendasi dari produk yang dipilih.
2.6
Sistem Pembumian Untuk Pengaman Sistem pembumian untuk system telepon harus mengikuti ketentuan yang dijelaskan dalam uraian pembumian pekerjaan system tata suara, dan system instalasi pembumiannya saling terhubung dengan system tata suara.
Bab VI. Spek Tek E.2. Sistem Komunikasi Telepon
VI - E.2 - 3
BAB VI. E.3 E.3. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
Pasal E – 3 Pekerjaan Instalasi Data 3.0
LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, untuk seluruh sistem jaringan Komunikasi Data (Komputer) seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjukkan di dalam gambar rancangan. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar rancangan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud,
3.0.1
Sistem Jaringan Instalasi Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan jaringan instalasi Komunikasi data secara terpisah yang masing – masing jaringan instalasi penggunaan kabel data 8 x 0,6 mm dilengkapi dengan conduit PVC high impact seperti yang ditunjukan pada gambar rancangan beserta peralatan pendukungnya.
3.0.2
Perlengkapan Bantu (Accessories) Peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk kesempurnaan instalasi yang harus disediakan oleh Kontraktor tanpa mengakibatkan adanya tambahan biaya meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam gambar rancangan dan Persyaratan Teknis.
3.0.3
Test Commisioning Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan test commissioning dengan tahapan sebagai berikut,
3.0.4
Pengecekan instalasi secara parsial yang terpasang di setiap lantai area shaft sampai titik instalasi data yang berada pada tiap ruangan untuk tahanan isolasi (merger ≥ 600 k Ω) dan fungsi jaringan sesuai gambar rancangan. Pengecekan instalasi dari yang direncanakan akan ditempatkan terminal hubung elektronik (HUB) ke mani HUB (lokasi peralatan utama server akan dipasang) dengan metoda yang sama seperti tersebut diatas. Akhirnya, pengecekan menyeluruh secara lengkap untuk kepentingan operasional seperti yang ditunjukan dalam gambar rancangan dan spesifikasi teknis ini.Setiap tahapan pengecekan harus sepengetahuan/diketahui DIREKSI PENGAWAS/MK.
Sistem Pembumian Pengaman Kontraktor melaksanakan penarikan jaringan/instalasi pembumian dari TB masing–masing system arus lemah (elektronik) sampai ke titik–titik pembumian khusus untuk system elektronik seperti yang ditunjukan dalam gambar rancangan untuk kesem-purnaan sistem ini.
Bab VI. Spek Tek E.3. Instalasi Data
VI - E.3 - 1
3.1
KEMAMPUAN OPERASI JARINGAN INSTALASI
3.1.1
Sistem Komunikasi Data (Komputer) a. Sistem jaringan/instalasi data Personal Computer, Laptop, kemampuan maksimal yang modem yang tersedia di ruang
mampu mendistribusikan sinyal audio/video melalui perangkat hand phone dan CDMA dengan kecepatan (kByte) sesuai disediakan oleh Telkom/provider setempat melalui external server komputer.
b. Sistem jaringan sudah disesuaikan/dimungkinkan adanya peralatan tambahan tanpa membongkar jaringan yang sudah terpasang seperti yang ditunjukan dalam gambar rancangan. 3.1.2
Teknis Jaringan Komunikasi Data Sistem instalasi Komunikasi yang terpasang harus mampu menyalurkan data komunikasi Audio/video dengan kecepatan maksimal (kbps) sesuai system jaringan yang dipunyai oleh TELKOM/Provider setempat, dengan peralatan bantu external Modem, HUB dan External Ethernet switching seperti gambar rancangan.
3.2
SISTEM PEMBUMIAN UNTUK PENGAMAN
3.2.1
Ketentuan umum a. Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman adalah pembumian dari badanbadan peralatan listrik atau benda-benda di sekitar instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana pada keadaan normal benda-benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti hubung singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan benda-benda tersebut menjadi bertegangan. b. Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan manusia dari bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan. c.
Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang bersifat konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini.
d. Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL 2000, SPLN dan standard-standard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia. 3.2.2
Konstruksi a. Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini. b. Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga dengan konstruksi seperti Gambar Perencanaan. c.
Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan grounding rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau kabel berisolasi sesuai dengan Gambar Perencanaan.
d. Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang terjadi harus lebih kecil dari 45 Volt.
3.2.3
Pemasangan a. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan masing masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm.
Bab VI. Spek Tek E.3. Instalasi Data
VI - E.3 - 2
b. Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang ter- tutup. Tutup bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Perencanaan. c.
Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahangangguan mekanis.
d. Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan peralatan yang diketanahkan harus menggu-nakan mur-baut atau sesuai dengan Gambar rancangan. e. Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan ini dilakukan di dalam bak kontrol. f.
Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum di dalam Gambar rancangan.
Bab VI. Spek Tek E.3. Instalasi Data
VI - E.3 - 3
BAB VI. E.4 E.4. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
Pasal E - 4 Pekerjaan Sistem Tata Suara (Sound System) 4.
Persyar atan si tem Tata Suara
4.0
Ling kup Pekerjaan
4.0.1
Termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, test commissioning seluruh sistem tata suara seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjuk-kan di dalam gambar rancangan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaanpekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem tata suara.
4.0.2
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar rancangan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud,
4.0.2.1
Sistem Tata untuk Public Address' yaitu Tata Suara yang terdiri dari : a.
Sentral Tata Suara Public Address' Pekerjaan ini menggunakan Sentral Existing
b.
Instalasi Yang termasuk kedalam pekerjaan instalasi meliputi pekerjaan terminal box tata suara, wiring tata suara lengkap dengan conduitnya, attenuator serta kelengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan kerja sistem tata suara.
c.
Kepengkapan (Accessories) Ceiling Speaker Yang termasuk kedalam pekerjaan ini meliputi ceiling speaker, box speaker (dalam & luar plafond), dudukan speaker, grille, matching transformer dan peralatan bantu lainnya untuk kesempurnaan sisten Tata suara seperti yang dipersyaratkan dalam gambar rancangan dan persyaratan teknis ini.
d.
Test Commissioning Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan test commissioning dengan tahapan sebagai berikut,
Pengecekan instalasi secara parsial yang terpasang di setiap lantai dari sub TBT sampai titik instalasi speaker yang berada pada tiap ruangan untuk tahanan isolasi (merger ≥ 400 kΩ) dan fungsi jaringan sesuai gambar rancangan. Pengecekan instalasi dari sub TBT ke sub TBT dan dari M-TBT ke peralatan utama Tata Suara dengan metoda yang sama seperti tersebut diatas. Akhirnya, pengecekan menyeluruh secara lengkap untuk kepentingan operasional seperti yang ditunjukan dalam gambar rancangan dan spesifikasi teknis ini.
Setiap tahapan pengecekan harus sepengetahuan/diketahui DIREKSI PENGAWAS/MK. 4.0.2.2
Sistem Pembumian Pengaman, Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
Bab VI. Spek Tek E.4. Sistem Tata Suara
VI - E.4 - 1
4.1
Tujuan Penggun aan
4.1.1
Sistem Tata Suara Public Address,
4.1.1.1
Sistem Tata Suara ini digunakan untuk area Public Address mempunyai 3 (tiga) tujuan, yaitu : a. Back Ground Music b. Paging and Messaging c. Emergency Call
4.1.1.2
Pemasangan Sistem Tata Suara untuk Public Address ini diatur sedemikian rupa, sehingga mempunyai urutan prioritas seperti tersebut di bawah ini : a. Emergency Call b. Paging and Messaging c. Back Ground Music
4.1.1.3
Tidak semua speaker digunakan untuk sarana penunjang ke tiga tujuan seperti tersebut di atas. Ada speaker hanya untuk tujuan b dan ada speaker untuk tujuan a, b dan c.
4.1.1.4
Dalam kondisi biasa, Sistem Tata Suara digunakan sebagai back ground music yang dilayani dari Ruang Kontrol.
4.1.1.5
Sistem Tata Suara disusun di dalam rak yang ditempatkan di Ruang Kontrol seperti ditunjukan dalam gambar rancangan atau atas permintaan Pemberi Tugas. Kontraktor sudah memperhitungkan kemungkinan kondisi ini tanpa kemungkinan adanya biaya tambah.
4.2
Instalasi
4.2.1
Spesifikasi seluruh instalasi Sistem Tata Suara untuk bangunan ini menggunakan kabel yang mempunyai tegangan kerja 100 Volt.
4.2.2
Kabel instalasi untuk ke speaker dipergunakan kabel jenis NYMHY yang dilengkapi PVC Insulated dengan jumlah inti dan luas penampang kabel seperti tercantum di dalam gambar rancangan
4.2.3
Kabel yang digunakan untuk attenuator dihubungkan sedemikian rupa sehingga sistem dapat bekerja dengan baik dan benar.
4.2.4
Kabel instalasi yang digunakan dimasukkan dalam conduit atau sparing dan setiap pipa hanya boleh diisi dengan satu pasang kabel.
4.2.5
Jika pemasangan kabel ini paralel dengan kabel daya listrik, maka harus mempunyai jarak minimum 30 cm.
4.2.6
Pada dasarnya pipa untuk kabel sistem tata suara dipasang pada rak kabel atau ditanam di dalam dinding.
4.2.7
Sistem Tata Suara di dalam gambar rancangan tidak mengikat dan penambahan alat diperbolehkan. Penambahan alat harus disesuai-kan dengan kemampuan peralatan yang ada pada setiap produk yang dipilih, sehingga pengoperasian dari Sistem Tata Suara tersebut tetap berada kemampuan puncak.
4.2.8
Kontraktor Sistem Tata Suara berkewajiban men-chek dan menyesuai- kan kabel instalasi agar dapat berfungsi dan bekerja dengan baik dan sesuai dengan persyaratan teknis dan rekomendasi dari produk sistem tata suara yang terpilih.
4.2.9
Pipa instalasi tata suara harus dibedakan dengan pipa-pipa untuk keperluan utilitas lainnya.
4.2.10
Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel dan lain lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem daya listrik dan penerangan.
4.3
Termin al Box Sistem Tata Suara
4.3.1
Terminal Box terbuat dari plat baja/PVC dengan ketebalan minimum 2 mM Konstruksi las, dicat dengan meni tahan karat dan cat finish dengan warna yang akan ditentukan kemudian atas persetujuan DIREKSI PENGAWAS/MK.
Bab VI. Spek Tek E.4. Sistem Tata Suara
VI - E.4 - 2
4.3.2
Kapasitas terminal box disesuaikan dengan Gambar rancangan.
3.3.3
Terminal Box dipasang flush mounting pada dinding.
4.3.4
Terminal Box dilengkapi dengan pintu, kunci , handle. Dalam pabrikasi harus mempunyai kesamaan dengan box system lain (kesamaan merk) dan dilengkapi master key,
4.3.5
Penyambungan kabel instalasi sistem tata suara didalam terminal box dilakukan dengan menggunakan terminal penyambungan dari jenis 'screw type'.
4.4
Sistem Pembumian Untuk Pengaman
4.4.1
Ketentuan umum a) Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman adalah pembumian dari badanbadan peralatan listrik atau benda-benda di sekitar instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana pada keadaan normal benda-benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti hubung singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan benda-benda tersebut menjadi bertegangan.
4.4..2
4.4.3
b)
Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan manusia dari bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan.
c)
Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang bersifat konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini.
d)
Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan standard-standard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.
Konstruksi a) Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini. b)
Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga dengan konstruksi seperti Gambar Perencanaan.
c)
Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan grounding rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau kabel berisolasi sesuai dengan Gambar Perencanaan.
d)
Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang terjadi harus lebih kecil dari 45 Volt.
Pemasangan a) Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan masing masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm. b)
c)
Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang ter- tutup. Tutup bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Perencanaan. Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahangangguan mekanis.
d)
Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan peralatan yang diketanahkan harus menggunakan mur-baut atau sesuai dengan Gambar rancangan.
e)
Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan ini dilakukan di dalam bak kontrol.
f)
Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum di dalam Gambar rancangan.
Bab VI. Spek Tek E.4. Sistem Tata Suara
VI - E.4 - 3
BAB VI. E.5 E.5. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
Pasal E - 5 Pekerjaan Sistem Fir e Alarm Kebakaran 5.0
Ling kup Pekerjaan
5.0.1
Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, seluruh pekerjaan sistem pengindera kebakaran seperti dipersyarat-kan di dalam buku ini dan ditunjukkan di dalam gambar rancangan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik dari pembuat peralatan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak mungkin disebut-kan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keamanan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem pengindera kebakaran secara keseluruhan.
5.0.2
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar rancangan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk meng-ganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud, a.
Pusat Control Pekerjaan ini meliputi pekerjaan central processing unit fire alarm (FACP) semi adresable, dan peralatan-peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan system atau ditentukan lain sesuai keinginan Pemberi Tugas.
b.
Initiating Device Item pekerjaan ini meliputi pekerjaan jaringan instalasi dengan kelengkapan/type titik– tittik deteksi, yang berupa Ionization Smoke Detector, Rate of Rise and Fixed Temperature Detector, Fixed Temperature Detector, Gas Detector dan kelengkapan pendukung lainnya untuk kelengkapan system.
c.
Alarm Device Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Visual Alarm Devices (lampu indikator beserta lampu exit) dan Audible Alarm Device (bell).
d.
Kelengkapan Tambahan (Accessories) Kontraktor harus melengkapi peralatan yang harus dipasang bila secara system diperlukan walaupun dalam gambar rancangan dan spesifikasi teknis tidak terindikasi. Termasuk kelengkapan yang harus disediakan adalah batere cadangan dengan chargernya (NiCad) yang kapasitasnya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan dan harus mampu bekerja dalam waktu 12 jam.
e.
Test Commisioning Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan test commissioning dengan tahapan sebagai berikut,
Pengecekan instalasi secara parsial yang terpasang di setiap lantai dari sub TBF (Terminal Box Fire) sampai titik instalasi detector yang berada pada tiap ruangan untuk tahanan isolasi (merger ≥ 400 k Ω) dan fungsi jaringan sesuai gambar rancangan. Pengecekan instalasi dari sub TBT ke sub TBT dan dari M-TBT ke peralatan utama FACP dengan metoda yang sama seperti tersebut diatas. Akhirnya, pengecekan menyeluruh secara lengkap untuk kepentingan operasional seperti yang ditunjukan dalam gambar rancangan dan spesifikasi teknis ini.
Bab VI. Spek Tek E.5. Sistem Fire Alarm
VI - E. 5 - 1
Setiap tahapan pengecekan harus sepengetahuan/diketahui DIREKSI PENGAWAS/MK.
5.1
Instalasi Sistem
5.1.1
Pekerjaan ini meliputi jaringan instalasi lengkap dengan conduit, sparing, doos terminal untuk fixture unit, pencabangan dan penyambungan serta peralatan bantu lainnya.
5.1.2
Peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam gambar rancangan dan Persyaratan Teknis.
5.1.3
Sistem Pembumian Pengaman Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
5.2
Penjelasan Sistem
5.2.1
Pusat Kontrol Pusat kontrol merupakan pusat untuk melakukan fungsi monitoring, alerting/signalling dan controlling baik secara otomatis dan atau manual. Operasi otomatis dilakukan berdasarkan suatu program tertentu yang telah ditentukan sebelumnya sedangkan operasi manual berdasarkan suatu prosedur operasi tertentu melalui input unit. Pusat kontrol tersebut harus dapat memonitor dan mengontrol, a. Pendeteksi kebakaran dan tanda (alarm) kebakaran. b. Peralatan bantu evakuasi yang terdiri dari lampu exit, lampu emergency, voice communication, prezzurized fan dan pintu darurat. c. Sinyal trigger untuk memfungsikan sistem perlawanan kebakaran yang terdiri dari sistem sprinkler dan hidrand. d. Lampu lampu penerangan, dan e. Pemutusan aliran listrik.
5.2.2
Peralatan sentral fire alarm (FACP) dan Anunciator Panel harus diletakkan pada area yang mudah dapat dilihat oleh Petugas atau Manajemen Bangunan sesuai aturan/persyaratan/ketentuan yang harus dipenuhi dalam hal penempatan peralatan system perlawanan kebakaran.
5.2.3
Kontraktor harus berkonsultasi dengan DIREKSI PENGAWAS/MK dan Perencana Arsitektur/Interior dalam hal penempatan unit FACP atau sesuai keinginan Pemberi Tugas.
5.2.4
Peralatan Pendeteksi Pendeteksi operasi peralatan yang disupervisi disesuaikan dengan jenis dan kerja dari peralatannya. Peralatan pendeteksian disesuaikan berdasarkan kondisi area/ruang/tempat, yaitu terdiri,
5.3
a.
Rate of rise and fixed temperature detector, fixed temperature detector, ionization smoke detector, gas detector dan manual station untuk mendeteksi kebakaran dalam ruangan.
b.
Water level kontrol untuk mendeteksi kondisi air dalam ground reservoir dan bahan bakar dalam tanki bahan bakar.
c.
Flow switch untuk mendeteksi adanya aliran air dalam pipa, system sprinkler.
Kemampuan Operasi
Bab VI. Spek Tek E.5. Sistem Fire Alarm
VI - E. 5 - 2
5.3.1
Ketentuan Umum
5.3.1.1
Sistem harus mampu melakukan fungsi monitoring, a.
kejadian atau kondisi ruang/tempat yang dilengkapi dengan peralatan deteksi yang sesuai dengan tujuan penggunaannya,
b.
Kondisi operasi peralatan yang disupervisi.
5.3.1.2
Sistem harus mampu melakukan fungsi Alerting dan Signaling yaitu bila terjadi kondisi yang tidak normal, maka sistem secara otomatis akan memberikan tanda tanda tertentu.
5.3.1.3
Sistem harus mampu melakukan fungsi Controlling yaitu meng -operasikan semua sistem yang dikontrolnya. Pengoperasian tersebut harus dapat dilaksanakan dengan cara, a. Secara otomatis berdasarkan kejadian artinya apabila sistem mendeteksi adanya ketidak wajaran maka secara otomatis sistem menjalankan fungsi pengontrolan sebagai contoh apabila sistem mendeteksi adanya asap pada suatu ruangan, maka sistem akan otomatis memberikan tanda alarm. b.
Secara manual melalui pusat kontrol.
5.3.1.4
Pengoperasian seperti dijelaskan diatas harus dapat diprogram sesuai kebutuhan.
5.3.1.5
Fire Detection dan Signaling a.
Dari Pusat Kontrol, harus dapat diprogram (maupun dikerjakan secara manual) perintah pengoperasian sistem. Adanya indikasi bahaya kebakaran dan bekerjanya Control Point pada masing masing zone, dapat dimonitor/direkam oleh Fire Alarm Control Panel dan ditandai dengan adanya indicator cahaya maupun alarm bunyi.
b.
Dari pusat kontrol harus dapat dimonitor adanya 'ketidak wajaran operasi sistem' baik pada bagian-bagian instalasi, power supply, monitor point, batere maupun pusat kontrol sendiri.
c.
Setelah pusat kontrol menerima Signal dari Initiating Devices, maka harus mampu (secara otomatis) memberikan perintah Tripping kepada Circuit Breaker di Panel setiap lantai yang memberikan indikasi signal kebakaran, perintah pengoperasian fire hydrant pump, perintah pengoperasian smoke vestibule ventilator dan firedamper extract fan dan lain-lain.
d.
Di pusat kontrol harus disediakan fasilitas pesawat telepon khusus yang secara otomatis langsung akan terhubung dengan Fire Brigade Tata Kota (jika keadaan memungkinkan) apabila terjadi indikasi bahaya kebakaran.
e.
Pada lantai yang dianggap perlu sesuai permintaan Pemberi Tugas/sesuai gambar rancangan disediakan Annunciator Panel yang menunjukkan lokasi/zone terjadinya bahaya kebakaran.
f.
Dari pusat kontrol harus dapat diprogram secara otomatis atau secara manual untuk malakukan general alarm ke seluruh ruangan/ lantai/ gedung/zone pengindera kebakaran.
5.3.2
Pemutusan Aliran Listrik
5.3.2.1
Pada saat terjadi indikasi bahaya kebakaran, maka dari pusat kontrol harus dapat dikirim sinyal kontrol untuk pemutusan aliran listrik terhadap zone yang memberikan indikasi kebakaran.
5.3.2.2
Pemutusan aliran listrik ini dilaksanakan melalui fasilitas 'Motorized Unit' yang dipasang pada sisi incoming panel pada jaringan Sistem Distribusi Listrik.
5.3.2.3
Pengontrolan Peralatan Bantu Evakuasi a. Pengontrolan Pintu Darurat
Bab VI. Spek Tek E.5. Sistem Fire Alarm
VI - E. 5 - 3
Pintu darurat harus dilengkapi dengan electric strike dan sensor unit sehingga dari pusat kontrol dapat dimonitor kondisi pintu tersebut, sedangkan pada saat terjadi kebakaran, pintu tersebut dapat dibuka secara remote dari pusat kontrol. b.
Pengontrolan Voice Communication Sistem dilengkapi dengan peralatan Telepon Emergency. Pada keadaan normal, alat komuunikasi tersebut tidak bekerja; sedangkan pada saat terjadi kebakaran, pusat kontrol akan mengaktifkan alat komunikasi tersebut. (Peralatan ini digunakan untuk memberi petunjuk kepada Sentral Fire Alarm tentang kondisi kebakaran melalui sarana telephone emergency.
c.
Pengontrolan Lift Kebakaran Pada keadaan kebakaran, sistem akan mengontrol semua lift untuk turun ke lantai yang paling bawah dan pintunya membuka. Setelah beberapa menit, sistem dapat mengontrol lift kebakaran untuk dapat dioperasikan kembali.
d.
Monitor Kondisi Air pada Ground Reservoir Dari pusat kontrol harus dapat dimonitor kondisi air dalam ground reservoir. Pelaksanaan monitoring ini dilakukan dengan pemasangan water level control di ground reservoir.
5.4
Pusat Kont rol
5.4.1
Ketentuan Dasar
5.4.1.1
Pusat kontrol dan annunciator panel yang digunakan adalah Multi Zone Solid State Micro Processor dengan Presignal type yang bekerja pada sistem tegangan rendah (24 Volt DC) o dan tetap berope-rasi dengan normal pada operating temperature 0 - 40 C.
5.4.1.2
Digunakan peralatan-peralatan dengan sistem module (standard) yang ditempatkan di dalam Enclosure/Box. Kabel untuk merangkai module harus Factory Made dan hubungannya secara 'solderless'.
5.4.1.3
Pusat Kontrol dan annuniator panel dapat bekerja secara 'silenceable' maupun 'non silenceable' untuk Alarm Signal Output dan Trouble Signal Output.
5.4.1.4
Wiring ke semua Initiating Devices (Monitor Point), Alarm Devices dan Releasing Devices (Control Point) harus dilengkapi dengan alat-alat supervisi secara elektris, untuk melihat adanya troubles yang terjadi melalui Pusat Kontrol dan interface unit. Trouble yang perlu dideteksi yaitu Short Circuit, Open Circuit dan Ground Fault.
5.4.1.5
Pusat Kontrol harus dilengkapi dengan switchswitch kontrol untuk reset silence switch, alarm lamp test switch, AC power failure switch, batere equalizer normal switch dan beberapa switch kontrol yang tidak disebutkan di sini (sesuai dengan produk terpilih).
5.4.2
Power Supply
5.4.2.1
Catu Daya Primer menggunakan sistem tegangan 220V - AC, 50 Hz, 1 phasa, sistem 3 kawat dan dilengkapi dengan 'Electronics Voltage Stabilizer' sehingga fluktuasi tegangan sumber berada pada batas kerja Pusat Kontrol dan interface unit.
5.4.2.2
Pusat Kontrol dan interface unit dilengkapi dengan standby battery unit (24V-DC) jenis Sealed Acid Battery, rechargeable yang dilengkapi dengan Chargernya.
5.4.2.3
Jika Primary Supply mengalami kegagalan, maka secara otomatis beban akan dilayani oleh Stand by Battery.
5.4.2.4
Stand by Battery harus mampu melayani sistem selama 24 jam dalam Normal Operation dan ditambah 30 menit dalam keadaan alarm (terjadi bahaya kebakaran).
Bab VI. Spek Tek E.5. Sistem Fire Alarm
VI - E. 5 - 4
5.4.3
Peralatan Indikasi Alarm
5.4.3.1
FACP harus mempunyai lampu-lampu indikator untuk memberitahu-kan kepada Operator tentang apa yang terjadi.
5.4.3.2
Indikator True Alarm a. Lampu indikator berwarna merah
b.
Lampu indikator berwarna kuning
5.4.3.3
Menandakan adanya initiating device yang aktif. Dari lampu indikator yang menyala, juga dapat diketahui initiating device dari zone mana yang sedang aktif. Menandakan bahwa alarm devices pada zone yang sedang aktif tersebut juga telah berbunyi/menyala. Menandakan bahwa pemutusan daya listrik telah beroperasi. Menandakan bahwa Smoke Vestibule Ventilator telah bekerja. Menandakan bahwa fire hydrant pump telah bekerja. Indikasi False Alarm,
Menandakan adanya trouble seperti: short circuit, open circuit dan lain-lain. Dalam kondisi seperti ini juga harus dapat diketahui mengenai wiring pada bagian mana yang mengalami trouble. Menandakan tegangan stand by battery lebih rendah dari harga yang diijinkan. Menandakan catu daya primer mengalami kegagalan.
Indikasi Power Supply On Lampu indikator berwarna hijau, menandakan bahwa catu daya primer dalam keadaan normal.
5.4.4
Konstruksi Enclosure
5.4.4.1
Enclosure harus merupakan Factory made dimana pintu enclosure dilengkapi dengan kunci.
5.4.4.2
Khusus untuk switch-switch kontrol diberi pintu khusus yang di lengkapi dengan kunci, sehingga jika akan dilakukan pengontrolan dari switch control tersebut tidak perlu membuka seluruh pintu enclosure.
5.4.4.3
Enclosure harus dilapisi dengan cat dasar dan diberi cat akhir dengan warna merah enamel.
5.4.4.4
Pemasangan enclosure secara wall mounting dengan tata letak/ penyusunan disesuaikan atau dikoordinasikan dengan modul ruang kontrol dan peralatan lain yang ada di ruangan tersebut.
5.4.5
Kelengkapan Tambahan Sistem a. b. c. d.
Peralatan Recording yang terdiri dari Dot Matrik Printer. Peralatan Monitoring yang terdiri dari LCD Display. Peralatan hand set telephone emergency sebanyak 5 buah. Peralatan lain sesuai dengan fungsi sistem seperti dalam gambar rancangan, dan bila dipersyaratkan adanya peralatan tambahan yang harus dilengkapi sesuai merk yang telah ditentukan, merupakan kewajiban Kontraktor untuk melengkapi tanpa adanya biaya tambahan.
5.5
Peralatan Pendeteksi (Iniating Devices)
5.5.1
Ketentuan Dasar
5.5.1.1
Initiating Devices yang digunakan terdiri dari Automatic Initiating Devices dan Manual Initiating Devices dimana Automatic Initiating Devices yang digunakan terdiri dari Ionization Smoke
Bab VI. Spek Tek E.5. Sistem Fire Alarm
VI - E. 5 - 5
Detector, Combination Rate of Rise and Fixed Temperature Detector dan Fixed Temperature Detector dan Gas detector. 5.5.1.2
Manual Initiating Devices yang digunakan jenis Break glass dan Pre-Signal Alarm.
5.5.1.3
Rangkaian Initiating Devices yang digunakan jenis surface mounting.
5.5.1.4
Rangkaian Initiating Devices harus menggunakan End of Line Resis-tance (EOLR) yang ditempatkan dalam Electrical Box (metal doos) atau sesuai dengan Rekomendasi dari pabrik pembuat.
5.5.1.5
Detektor Asap a.
b.
5.5.1.6
5.5.1.7
Ionization Smoke Detector digunakan harus jenis Completely Solid State, pengionisasiannya menggunakan bahan radioaktif berkadar rendah dengan sistem 2 ruang ionisasi (two ionization chamber) sehingga sensitivity deteksinya stabil walaupun terjadi perubahan kondisi lingkungan. Ionization Smoke Detector harus mempunyai switch untuk mengatur tingkat sensitivitas (2 posisi) dan mempunyai indikator alarm (LED) yang menyala jika kondisi alarm.
c.
Ionization Smoke Detector harus mampu mendeteksi daerah kebakaran (detector 2 coverage area) minimal seluas 80 M pada ketinggian ceiling 4,5 M.
d.
Ionization Smoke Detector bekerja pada tegangan nominal sebesar 24 Volt dan tetap bekerja normal pada tegangan kerja + 25% di atas nominal.
e.
Ionization Smoke Detector harus mampu bekerja dengan normal pada kondisi temperatur 0 kerja 0 - 60 C, Air Velocity 90 M/menit dan Relative Humidity 95 %.
f.
Kontraktor harus mengatur posisi pemasangan Ionization Smoke Detector sehingga sistem pendeteksi kebakaran bekerja dengan tepat dan LED Alarm terlihat dengan jelas dari arah pintu masuk.
Detektor Manual a.
Manual Initiating Devices atau Manual Alarm Station yang digunakan jenis Pre Signal Alarm dimana Manual Initiating ini juga dilengkapi dengan kunci untuk General Alarm.
b.
Manual Initiating Devices yang digunakan jenis Pulling Handle dengan Break glass Cover atau jenis lain sesuai dengan merk yang dipilih.
c.
Kontraktor harus menyediakan Glass Cover sebanyak 20% dari jumlah Manual Initiating Devices yang terpasang untuk spare.
d.
Manual Initiating Devices harus tetap dapat dioperasikan dengan baik pada temperatur o operasi 0 – 60 C dan pada Relative Humidity 95%.
e.
Manual Initiating Devices dari bahan metal difinish dengan cat merah enamel, dipasang pada dinding secara inbow dengan menggunakan doos (sesuai dengan Rekomendasi dari pabrik). Sedangkan yang dipasang pada kolom-kolom beton menggunakan Surface Mounting Box menggunakan box khusus untuk Manual Initiating Devices sesuai dengan merk yang dipilih.
Detektor Panas a.
Rate of Rise and Fixed Temperature Detector yang digunakan mempunyai Rate of Rise o o Setting sebesar 8 C/menit dan fixed temperature setting 56 C.
b.
Rate of Rise and Fixed Temperature Detector harus mampu men deteksi di dalam suatu ruangan minimal seluas 40M2 pada ketinggian ceiling 4,5 M.
Bab VI. Spek Tek E.5. Sistem Fire Alarm
VI - E. 5 - 6
5.5.1.8
Persyaratan Pemasangan a.
Pemasangan Initiating Devices harus menggunakan doos sesuai petunjuk pabrik pembuat dan lokasinya disesuaikan dengan lokasi boks hidrand seperti gambar rancangan.
b.
Heat Detector Pemasangan Heat Detector setiap 40 M, minimum 1 (satu) buat detector dan jarak maximum dari dinding 4,4 M. Pemasangan Heat Detector langsung menempel pada plafond/beton.
c.
Smoke Detector Pemasangan Smoke Detector setiap 80 M, minimum 1 (satu) detector dan jarak maximum ke dinding 6,7 M. Jarak pemasangan Smoke Detector ke plafond minimal 30 mM dan maksimal 200 mM.
5.6
Peralatan Tanda Alarm
5.6.1
Ketentuan Dasar
5.6.1.1
Alarm Devices yang digunakan terdiri dari Audible Alarm Devices dan Visual Alarm Devices.
5.6.1.2
Audible Alarm Devices yang digunakan terdiri dari Bell (buzzer) sedang Visual Alarm Devices digunakan Flashlight Lamp.
5.6.1.3
Semua rangkaian Alarm Devices harus menggunakan/dipasang EOLR walaupun di dalam Gambar rancangan tidak ditunjukkan dengan nyata dan EOLR harus ditempatkan di dalam doos terminal.
5.6.2
Alarm Suara (Audible Alarm)
5.6.2.1
Alarm suara yang digunakan berupa Bell 24V DC atau 220V AC.
5.6.2.2
Bell mempunyai Sound Level kira-kira 115 dB pada jarak 1 M pada tegangan kerja masingmasing/minimum dapat didengar oleh manusia pada titik terjauh. Bell harus dapat bekerja pada tegangan nominal dan harus tetap dapat bekerja pada tegangan + 25% di atas nominal.
5.6.2.3
5.6.2.4
Boks Alarm Bell harus dibuat Corrosion Proof dicat warna enamel dan didisain untuk pemasangan di dalam ruangan menyatu dengan boks hydrand seperti ditunjukan dalam gambar rancangan.
5.6.2.5
Dilengkapi kabel tahan api (Flexible Fire Resistance) untuk sumber daya listriknya.
5.6.3
Alarm Cahaya ( Visual Alarm )
5.6.3.1
Visual Alarm Devices yang digunakan dari jenis High Intensity Flash Lighting dengan nyala lampu berwarna merah.
5.6.3.2
Visual Alarm jenis Electronic Flashing dengan menggunakan kapasi-tor sebagai penyimpan muatan listrik.
5.6.3.3
Visual Alarm harus dapat bekerja pada kondisi tegangan sebesar + 25% di atas tegangan nominalnya.
5.6.3.4
Daya Flash Light 15 W dengan kecepatan 60 flash/menit.
5.6.4
Paralel Lampu Indikasi
5.6.4.1
Dalam keadaan normal lampu indikator tidak menyala dan harus secara otomatis dapat menyala pada saat terjadi indikasi kebakaran.
Bab VI. Spek Tek E.5. Sistem Fire Alarm
VI - E. 5 - 7
5.6.4.2
Lampu indikator dilengkapi 'push button' untuk pengetesan lampu.
5.6.4.3
Kontraktor sebelum melaksanakan pemasangan harus menyerahkan contoh material tersebut untuk mendapatkan persetujuan dari DIREKSI PENGAWAS/MK, karena dalam penempatannya terkait dengan pekerjaan lain yaitu pekerjaan Arsitektur/Interior.
5.6.5
Persyaratan Pemasangan
5.6.5.1
Dalam pemasangan, Visual Alarm, Audible Alarm Devices (Horn) dimasukan dalam boks hydrand atau ditentukan lain berdasarkan persetujuan dari Pemberi Tugas melalui DIREKSI PENGAWAS/MK.
5.6.5.2
Pemasangan Alarm Devices harus sesuai dengan persyaratan pemasangan yang telah ditetapkan atau berdasarkan petunjuk pemasangan yang dikeluarkan oleh merk yang telah disetujui,
5.6.5.3
Ukuran 119 x 119 x 54 (mM) atau ukuran lain sesuai dengan produk yang dipilih.
5.7
Kabel Instalasi
5.7.1
Persyaratan Pengerjaan
5.7.1.1
Kabel untuk keperluan Emergency Call (Voice Communication) semua wiring (kabel) instalasi baik yang ada di dalam FACP maupun di luar panel kontrol harus menggunakan kabel jenis NYAFHY sesuai gambar rancangan.
5.7.1.2
Kecuali instalasi untuk control point, Terminal Tripping, Telephone emergency, electric strike, fire damper, extrac fan dan semua instalasi ke circuit yang ada menggunakan kabel jenis 2 isolasi PVC dengan ukuran luas penampang kabel minimal 1,5 mM atau sesuai rekomendasi dari produk terpilih.
5.7.1.3
Instalasi untuk control point, Terminal Tripping, Telephone emergency, electric strike, fire damper, extract fan menggunakan jenis kabel tahan api (Flexible Mineral Insulated) dengan ukuran luas penampang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat alat.
5.7.1.4
Semua kabel instalasi, kecuali untuk kabel jenis tahan api harus dimasukkan dalam conduit High Impact atau RSC thickwall untuk instalasi expose yang sesuai (minimal 3/4").
5.7.1.5
Semua instalasi harus dilengkapi dengan kabel supervisi atau harus memenuhi instalasi sistem pengindera kebakaran kelas A., sehingga Kontraktor harus diperhatikan dalam pemilihan jumlah kabel untuk setiap titik instalasi sesuai standard yang telah ditetapkan.
5.7.1.6
Instalasi Penunjang Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti konduit, sparing, rak kabel dan lainnya sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi daya listrik.
5.8
Sistem Pembumian Untuk Pengaman
5.8.1
Ketentuan umum
5.8.1.1
Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman adalah pembumian dari badanbadan peralatan listrik atau benda-benda di sekitar instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana pada keadaan normal benda-benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti hubung singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan benda-benda tersebut menjadi bertegangan.
5.8.1.2
Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan manusia dari bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan.
Bab VI. Spek Tek E.5. Sistem Fire Alarm
VI - E. 5 - 8
5.8.1.3
Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang bersifat konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini.
5.8.1.4
Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan standard-standard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.
5.8.2
Konstruksi
5.8.2.1
Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
5.8.2.2
Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga dengan konstruksi seperti Gambar Perencanaan.
5.8.2.3
Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan grounding rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau kabel berisolasi sesuai dengan Gambar Perencanaan.
5.8.2.4
Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang terjadi harus lebih kecil dari 45 Volt.
5.8.3
Pemasangan
5.8.3.1
Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan masing masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm.
5.8.3.2
Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang ter- tutup. Tutup bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Perencanaan.
5.8.3.3
Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahangangguan mekanis.
5.8.3.4
Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan peralatan yang diketanahkan harus menggu-nakan mur-baut atau sesuai dengan Gambar rancangan.
5.8.3.5
Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan ini dilakukan di dalam bak kontrol.
5.8.3.6
Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum di dalam Gambar rancangan.
Bab VI. Spek Tek E.5. Sistem Fire Alarm
VI - E. 5 - 9
BAB VI. M.1 M.1. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
Pasal M - 1 Pekerjaan Sistem Penghawaan 1
Persyaratan Teknis
1.1
Ling kup Pekerjaan Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di- jelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang terteram dalam gambar perencanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi . Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang diper-syaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.1.1
Sistem distribusi dan ekstraksi udara beserta seluruh peralatan bantunya secara lengkap dengan peralatan utama menggunakan exhaust fan type inline Centrifugal yang dilengkapi pembungkus peredam suara (soundproof).
1.1.2
Pengadaan dan pemasangan Saluran Udara Fresh Air dan Exhaust dari toilet masing – masing kamar mandi dan koridor dengan zone area seperti gambar perencanaan.
1.1.3
Peralatan bantu/pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesem-purnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis.
1.1.4
Pekerjaan balancing, testing dan commisioning terhadap seluruh sistem sehingga dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya.
1.2
Kond isi Dan Operasi Sistem
1.2.1
Exhaust Fan Inline Centrifugal.
1.2.1.1
Ketentuan Umum,
1.2.1.2
a.
Unit harus dipilih dengan laju aliran udara yang mampu menga-tasi beban kerja seperti yang dicantumkan pada gambar skedul peralatan.
b.
Pada saat pengajuan usulan tipe dan kapasitas Fan, Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kemungkinan adanya penurunan kapasitas terhadap pertambahan static pressure sebagai akibat dari static pressure loss pada diffuser atau grille atau atau filter atau damper dan/atau peralatan lain di dalam saluran udara sesuai dengan yang akan dipasang.
Konstruksi, a. b.
Harus dari jenis Adjustable Pitch Axial-flow Fan factory adjusted dan fixed pada sudut tertentu sesuai dengan kebutuhan. Form of running dengan motor berada pada sisi hulu dari arah aliran udara.
1.2.1.3 Impeller, a. b. c. d.
Harus dari bahan die-cast aluminium alloy dengan kekuatan sesuai standard ARI atau standard lain yang setaraf yang disetujui. Harus seimbang secara dinamis maupun statis. Kipas harus dari jenis Airfoil atau Aerofoil. Harus direct coupled dengan motor penggeraknya.
1.2.1.4 Casing, Bab VI. Spek Tek M.1. Penghawaan
VI - M.1 - 1
a. b. c.
Harus dari bahan hot dip galvanized cold-rolled steel dicat anti korosi dengan bahan chlorinated rubber paint. Casing dari jenis long-type casing yang menutupi impeller dan motor. Dilengkapi bell-mouth inlet and fan outlets untuk sambungan dengan saluran udara.
1.2.1.5 Motor, a. b.
1.2.2
Dari jenis non-ventilated squirrel-cage induction type, dust- grease-corrosion-proof motor dengan insulation class F. 0 Dapat digunakan untuk menghisap udara pada temperatur yang berkisar antara 50 - 75 C.
Peralatan Kontrol Otomatis
1.2.2.1 Ketentuan Umum, a. b.
c. d.
Seluruh peralatan kontrol yang digunakan harus dari buatan pabrik yang sama. Peralatan dalam satu rangkaian kerja sistem kontrol harus sesuai (match) antara satu dengan lainnya atau sesuai secara elektris terutama terhadap impedansi pada jenis peralatan yang menggunakan prinsip jembatan Wheatstone. Komponen-komponen yang disatukan (assy) harus sesuai satu dengan lainnya secara mekanis maupun elektris. Seluruh peralatan harus dapat beroperasi pada arus bolak balik dengan tegangan 240 VAC kecuali dinyatakan lain.
1.3
Persyar atan Pemasangan
1.3.1
Ketentuan Umum,
1.3.1.1
Pada saat peralatan/unit mesin yang dipesan oleh Kontraktor tiba di tapak, segera harus dilakukan pembongkaran peti pembungkus atau container dengan disaksikan bersama.
1.3.1.2
Kontraktor bertugas membuat dan mengisi check-list untuk pemeriksaan dan diserahkan kepada DIREKSI, untuk ketentuan lebih detail tentang hal ini diatur oleh DIREKSI.
1.3.1.3
Apabila dalam pemeriksaan visual di atas ditemukan kerusakan fisik terhadap peralatan, maka segala penggantian/perbaikan dan lain- lainnya diatur oleh DIREKSI.
1.3.1.4
Khusus untuk kerusakan pada lapisan cat, Kontraktor harus melakukan perbaikan dengan melakukan cat ulang dengan kualitas pengecatan yang paling tidak harus sama, dimana sebelumnya harus dilakukan pembersihan yang sempurna (dengan sikat kawat, degreasing liquid dan sebagainya).
1.3.1.5
Segala sesuatu yang timbul sebagai akibat dari uraian di atas menjadi tanggungan dan atas beban biaya Kontraktor yang bersangkutan.
1.3.2
Pemasangan Unit Fan Inline Centrifugal,
1.3.2.1
Penyambungan instalasi kabel daya, kabel kontrol dan instalasi ducting disesuaikan dengan persyaratan pabrik, bila terjadi ketidak sesuaian dengan Dokumen Kontrak, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya operasi, pemborong harus mengajukan gambar kerja (shop drawing) untuk disetujui oleh DIREKSI.
1.3.2.2
Unit mesin fan harus dilengkapi rumah seperti gambar perencanaan agar tidak terjadi noise disekitar area koridor.
1.3.2
Pengujian Kriteria Kebisingan (Noise Criteria),
1.3.2.1
Pengukuran dilakukan terhadap Tingkat Tekanan Suara dalam satuan ukuran atau skala 'weighing' decible (dBCA) pada berbagai pita frekuensi sehingga dapat dibuat kurva Noise Criteria.
1.3.2.2
Hasil pengukuran harus dilaporkan dalam bentuk hasil pengukuran dan diplot pada NC chart.
Bab VI. Spek Tek M.1. Penghawaan
VI - M.1 - 2
1.3.2.3
Apabila NC melebihi angka-angka perancangan seperti pada pasal terdahulu, maka Kontraktor harus menambahkan beberapa pere-dam suara pada saluran udara, misalnya duct acoustic lining disekitar dacting pembungkus fan.
1.3.3
Pengujian Operasi Sistem,
1.3.3.1
Pengujian ini dilakukan setelah seluruh peralatan atau sistem diuji dan dibersihkan, dan telah menjalani 'trial-run' selama 3 x 24 jam.
1.3.3.2
Pengujian ini dimaksudkan untuk sekaligus menguji kemampuan sistem dengan dioperasikan secara terus menerus selama 6 x 24 jam.
1.3.3.3
Pada saat pengujian ini Kontraktor harus melakukan bersama dan atas petunjuk, hal yang diuji adalah berikut : a. Mengamati seluruh sistem saluran udara. b. Mengamati kerja sistem kontrol. c. Mengamati kerja Fan dalam sistem ventilasi. d. Memperbaiki segala hal yang masih belum beroperasi dengan semestinya dan bila terdapat getaran atau noise yang berlebihan dan segala hal yang menurut DIREKSI perlu diadakan perbaik-kan/penyempurnaan.
1.3.4
Laporan Pengujian,
1.3.4.1
Menggunakan formulir-formulir yang dicantumkan dalam buku 'SMACNA, Testing and Balancing of Air Conditioning System' dan/atau buku 'NEBB', National Engineering Balancing Bureau.
1.3.4.2
Segala kebutuhan untuk hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor yang bersangkutan baik dalam segi pengadaan buku asli, hasil fotokopi formulir dan pengisiannya sehingga merupakan hasil pengujian yang baik.
1.3.5
Pemberian Tanda-Tanda Penyetelan (Marking), Setelah seluruh sistem bekerja dengan baik, lancar dan sesuai dengan fungsinya, Kontraktor harus memberi tanda-tanda pada splitter damper, volume damper dan peralatan pengatur serta pengukur lainnya dengan cara-cara yang disetujui DIREKSI.
1.4
Pekerjaan Ducti ng Saluran Udara
1.4.1
Persyaratan Bahan
1.4.1.1
Saluran persegi empat Pelat Baja Lapis Seng (BjLS) a.
Digunakan untuk saluran udara exhaust dari ruangan toilet tiap kamar hotel/penginapan yang dapat menimbulak bau.
b.
Daftar penggunaan bahan untuk saluran dengan kecepatan udara tidak lebih besar dari 2000 fpm dan tekanan statik tidak lebih besar dari 2 inWG, menggunakan bahan yang sesuai dengan tabel di bawah ini, Sisi terpanjang Saluran ( Inch) S/d 12 “ 13“ – 18” 19“ – 30” 31’ – 40” 40” ke atas
Tebal Plat (mM2) 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00
Ukuran BjLS (SII standart ) BjLS.60-K BjLS.70-K BjLS.80-K BjLS.90-K BjLS.1000K
Lapisan Seng Galvanis (g/M2) 305 305 305 305 305
Standard mutu bahan adalah SII.0137-80.
1.4.1.2
Lubang Pengujian a.
Harus disediakan lubang-lubang pengujian sesuai dengan tem-pat-tempat yang diberi notasi pada gambar dan tempat-tempat lainnya yang dipandang perlu sesuai dengan kondisi di lapangan.
Bab VI. Spek Tek M.1. Penghawaan
VI - M.1 - 3
b.
Lubang pengujian harus ditempatkan pada daerah dengan aliran turbulen yang sekecil mungkin.
c.
Lubang pengujian dibuat dengan melubangi saluran udara pada sisi-sisinya dengan diameter 50 mM, mengelilingi saluran udara pada setiap jarak seperti yang ditentukan oleh SMACNA. Lubang tersebut diberi tutup dari bahan karet penutup sehingga kedap udara dan dapat dibuka dengan mudah bila diperlukan. Apabila mesin yang dipasang oleh Kontraktor dapat menyebab-kan atau menyebabkan NoiseCriteria di luar batas yang ditentu-kan di atas maka Kontraktor harus menyesuaikan panjang lining akustik yang dipasang dengan kebutuhan berdasarkan hasil perhitungan/pemeriksaan tersebut. Ukuran saluran udara pada bagian yang dipasang lining akustik harus diperbesar dengan ditambahkan tebal lapisan lining akustik, terhadap ukuran pelat baja saluran yang tercantum pada gambar perancangan.
d. e.
f.
1.4.2
Persyaratan Pemasangan
1.4.2.1
Pemasangan saluran udara a.
Segala yang tercantum pada gambar adalah gambar peranca-ngan dan bukan merupakan gambar untuk pelaksanaan seperti definisi gambar yang dijelaskan di depan.
b.
Kontraktor harus memperhitungkan adanya jalur-jalur instalasi lain pada daerah jalur saluran udara terutama jalur pemipaan dan fixture penerangan.
c.
Seluruh saluran udara harus dibuat dari pelat BjLS yang baru dan bersih/bebas dari karat atau cacat-cacat lainnya dan berasal dari tempat penyimpanan yang dilindungi atap dan dinding.
d.
Dimensi yang ditulis/disebut dalam gambar maupun buku spesifikasi adalah ukuran bersih sisi dalam saluran, dengan demikian untuk saluran dengan infill lining harus diberikan koreksi terhadap dimensi saluran baja tersebut.
e.
Dinding saluran udara harus bebas dari gelombang maupun gelembung-gelembung setempat, untuk itu pemotongan dan penekukan/lipatan pelat harus dibuat dengan mesin (mesin potong pelat atau mesin tekuk).
f.
Perubahan ukuran dan belokan,
g.
h.
-
Selama tidak dinyatakan lain, setiap perubahan ukuran saluran udara harus dibuat 0 taper/konis dg kemiringan 15 atau maksimum 1: 5.
-
Belokan harus dibuat dengan r/d= 1.5, kecuali bila tidak memungkinkan, boleh dibuat dengan konstruksi belokan pa-tah dan dilengkapi dengan turning vanes, dengan seijin DIREKSI.
Pembersihan saluran udara, -
Pembersihan saluran udara harus dilakukan sebelum outlet terminal dipasang dan sebelum ceiling dan carpet pada Pekerjaan Finishing dipasang.
-
Sebelum fan dijalankan, saluran udara harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat, debu, lemak, bekas-bekas pengerjaan dan segala jenis kotoran lainnya.
-
Selama pekerjaan berlangsung, saluran yang telah selesai dikerja- kan harus ditutup dengan rapat menggunakan pelat baja untuk menghindarkan kotoran masuk ke dalam saluran.
-
Bila ditemukan kotoran yang cukup mengganggu maka saluran udara harus dibongkar untuk dibersihkan dan ke-mudian bila masih memungkinkan dapat dipasang kembali.
Perapat untuk saluran udara, Seluruh sambungan pada saluran udara harus diberi perapat dari jenis fire resistant duct sealer untuk mendapatkan saluran udara yang kedap terhadap kebocoran. Sealant tersebut harus dioleskan pada saat fabrikasi.
i.
Sambungan dan detail sambungan, -
Saluran udara harus dibuat dengan konstruksi mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh SMACNA 'Sheet Metal and Air-Conditioning National Association' dengan detail kons-truksi seperti yang dicantumkan pada buku SMACNA 'Low Velocity Duct Construction Standard'.
Bab VI. Spek Tek M.1. Penghawaan
VI - M.1 - 4
j.
-
Pemasangan semua peralatan di dalam saluran udara harus mengikuti ketentuan yang diberikan oleh SMACNA, seperti pada buku SMACNA, Duct liners Application Standards & Duct heaters Application Standards.
-
Sambungan saluran udara dengan outlet-terminals harus benar-benar kedap udara, dengan bantuan sealant atau neoprene sponge rubber gasket pada sambungan tersebut.
-
Semua slip-joint harus dibuat dengan arah yang sama ter-hadap arah aliran udara sehingga tidak menyebabkan turbulensi pada aliran udara.
Konstruksi saluran udara segi empat, -
Sambungan pelipit (seams), Groove, Pittsburgh lock seams dan Slip joints harus diguna-kan pada seluruh sambungan saluran udara, kecuali di-nyatakan lain dalam buku ini maupun dalam gambar. Khusus untuk kitchen exhaust duct dan bath room exhaust duct, sambungan dibuat dengan solder atau dapat juga dengan sealing packing seams.
-
Sambungan (connection) antara saluran. Sambungan antara saluran harus dengan sambungan flange, dari bahan besi siku yang diikat dengan paku keling terhadap saluran udara, dan diberi sealing packing untuk menjamin kedap udara. Baja siku yang digunakan harus mengikuti ketentuan seperti tabel berikut : Ukuran sisi Terpanjang Saluran (inch) S/d 12 “ 13 – 18 “ 19 – 30 “ 31 – 42 “ 42” keatas
-
Flange Saluran (inch) 15x25x3 30x30x3 40x40x3 40x40x3 40x40x5
Paku Keling Baja Siku(mM) 1800 1800 1800 1800 1800
Dia (mM) 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5
Sambungan Pitch Dia (mM) (mM) 65 65 65 65 65
8.0 8.0 8.0 8.0 8.0
Pitch (mM) 100 100 100 100 100
Penguatan saluran udara Baja siku atau pelipit yang digunakan untuk perkuatan saluran udara harus mengikuti ketentuan seperti pada tabel berikut ini : Perkuatan melebar (Width reinforcement). Standard Seam Reinforced Air Duct (mM) Tinggi Seam Jarak Maks. 25 1200 25 900
Ukuran Sisi Terpanjang Saluran (Inch) s/d 12’ 13 – 18”
Angle Steel Seam Reinforced Air Duct (mM) Tinggi Seam Jarak Maks.
Ukuran Sisi Terpanjang Saluran (Inch) 19 – 30” 31 – 42” 42” ke atas
30 x 30 x 3 40 x 40 x 5 40 x 40 x 5
900 900 900
Perkuatan arah memanjang (Longitudinal reinforcement) Ukuran Sisi Terpanjang Saluran (inch) 70 – 88” 88” ke atas
Dimensi Siku (mM) 40 x 40 5 40 x 40 x 5
1.4.3
Pekerjaan Penggantung dan Penumpu
1.4.3.1
Persyaratan Bahan a.
Standing Seam (mM) 1 perkuatan di tengah 2 perkuatan di tengah
Prinsip,
Bab VI. Spek Tek M.1. Penghawaan
VI - M.1 - 5
Untuk setiap jalur pemipaan, setiap jalur pekerjaan pelat atau sheet metal works dan peralatan/unit mesin fan harus diberi dudukan dalam bentuk penumpu atau penggantung atau inserts atau pengikat/brackets atau rangka dudukan atau peluncur atau lainnya sesuai dengan dudukan yang dibutuhkan sehingga kokoh berada pada posisinya. b.
Pemuaian dan penyusutan, Penggantung harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menampung gerakan-gerakan akibat pemuaian dan penyusu-tan dan harus pula mampu memberikan kelonggaran terhadap gerakan-gerakan tersebut.
c.
Saluran udara BjLS, Diberi dudukan dengan penggantung atau penumpu seperti yang dijelaskan pada pasal selanjutnya.
d.
Koordinasi, Koordinasi kerja antar disiplin harus diperhatikan dengan seksama dalam pengertian bahwa penggantung/penumpu harus digunakan sesuai dengan fungsinya. Tidak diperkenankan misalnya menumpu pipa dengan penggantung ducting kecuali dinyatakan lain dalam gambargambar perancangan
1.4.3.2
Penggantung saluran udara, a.
Harus dari jenis channel/angle framing type trapezze hangers.
b.
Dimensi baja kanal dan/atau baja siku harus mengikuti ketentuan seperti yang dicantumkan pada buku 'SMACNA'.
c.
Rangka baja pembantu, Penggantung atau penumpu bila perlu harus diberi rangka baja pembantu sebagai tempat pengikatan atau dudukan dari penumpu/penggantung tersebut.
d.
Penahan Penggantung (Hanger support) Penggantung pipa, ducting dan peralatan lainnya harus ditahan dengan cara-cara sesuai ketentuan berikut :
1.4.3.3
-
Sebelum beton di cor, Penahan dibuat dari malleable iron insert yang dipasang sebelum beton dicor.
-
Sesudah beton di cor, Penahan dibuat dari threaded insert yang dimasukkan ke dalam lubang pelat beton yang di bor.
-
Penahan dibuat dari pelat berukuran 100x100x6 mM yang dipasang pada sisi atas pelat beton pracetak tersebut dan di bor sehingga menembus ke bawah, untuk kemudian diberi adukan beton, atau pelat 100x100x6 mM yang dilas ketulang-an/angker yang telah disediakan.
Persyaratan Pemasangan a.
Untuk hal-hal yang belum tercakup pada pasal-pasal terdahulu, harus dicari acuannya pada pasal persyaratan pelaksanaan.
b.
Penumpu/penggantung harus dipasang pada jarak maks. sejauh 30 cM dari setiap elbow pada pemipaan horisontal.
c.
Penumpu atau penggantung, Harus dapat diatur ketinggiannya dalam batas-batas 40 mM setelah pipa dipasang.
d.
Pipa vertikal harus diikat pada setiap lantai, khusus pada pipa air kotor (soil stack) harus diikat pada setiap lantai pada sisi pipe-hub.
Bab VI. Spek Tek M.1. Penghawaan
VI - M.1 - 6
BAB VI. M.2 M.2. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
Pasal M - 2 Pekerjaan Sistem Perlawanan Kebakaran (Hydrant dan Sprin kler) 2.0
Ling kup Pekerjaan
2.0.1
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
2.0.1.1
Pekerjaan meliputi pengadaan segala peralatan yang diperlukan berikut pemasangan lengkap sehingga sistem dapat bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2.0.1.2
Penggantian dan pemasangan Kotak Hydrant, tabung fire extinguisher berikut isinya, dan lainnya secara lengkap yang ditempatkan di lokasi existing.
2.0.1.3
Unit Pompa Kebakaran termasuk panel kontrolnya menggunakan unit existing.
2.0.1.4
Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi pemipaan sprinkler dan hidran, sedangkan pipa riser menggunakan instalasi existing.
2.0.1.5
Pekerjaan lain yang masih termasuk dalam pekerjaan ini sesuai dengan Persayaratan Teknis dan gambar perancangan.
2.0.1.6
Peralatan bantu dan pendukung yang diperlukan untuk kesempur-naan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar rancangan dan Persyaratan Teknis.
2.0.1.7
Pekerjaan testing dan comissioning terhadap baik sesuai dengan fungsinya.
2.1
Sistem Dan Persyaratan Operasi
2.1.1
Sistem perlawanan kebakaran dengan air yang diterapkan adalah automatic sprinkler wetpipe/riser dan standpipe hose system wet-pipe/riser. Sistem perlawanan kebakaran dengan bahan kimia yang diterapkan dengan menggunakan tabung APAR (Portable Fire-extinguisher) jenis Dry Chemical Multi Purpuse.
2.1.2
2.1.3.1.1
2.1.4
seluruh sistem sehingga dapat bekerja dengan
Air di dalam pipa selamanya dipertahankan untuk tetap bertekanan dengan bantuan automatic jockey pump yang merupakan bagian dari sistem kerja otomatis dari automatic fire hydrant pumps set.
Standard yang diikuti a. b. c.
2.1.5
secara
Surat keputusan Menteri Pekerjaan Umum No: 02/KPTS/1985, tentang ketentuan pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada bangunan gedung. Standard Konstruksi Bangunan Indonesia, SKBI National Fire Codes yang dikeluarkan oleh NFPA, artikel nomer : NFPA 12A/1990 ; NFPA 13/1990 ; NFPA 14/1990 ; NFPA 19/1990 ; NFPA 20/1990 ; NFPA 24/1990
Semua peralatan utama sistem perlawanan kebakaran, seperti :
Bab VI. Spek Tek M.2. Hydrant
VI - M.2 - 1
a. b. c. d.
Main electric fire pump dan panel kontrolnya, Diesel fire pump dan panel kontrolnya, Accesories utama pemipaan, dan Peralatan penting lainnya, harus sesuai dengan standar yang dinyatakan pada NFPA dan harus dinyatakan terdaftar pada badan yang berwenang (Underwriter Laboratory) dengan indikasi 'UL Listed'.
2.1.6
Semua pompa, motor, diesel engine dan pemipaan sistem kebakaaran dicat warna merah.
2.2
Persyar atan Peralatan Dan Bahan
2.2.1
Fire-Pumps Set Dan Fire-Pumps Controller ( Existing)
2.2.1.1
Kelengkapan Fire-Pumps set Terdiri dari kelengkapan sistem pompa kebakaran sebagai berikut : a. Electric-driven Jockey pump, b. Electric-driven Main pump, c. Diesel-driven Main pump, d. Jockey pump controller, e. Automatic Electric driven Fire-pumps controller, f. Automatic Diesel driven Fire-pumps controller, g. Diafragma tank, Water flow meter, test-line, gate valve, check valve, pressure gage, float valve dan kelengkapan lainnya.
2.2.1.2
Pompa Hidran Utama Dan Sprinkler ( Existing )
2.2.2
Pemipaan
2.2.2.1
Bahan yang digunakan dalam sistem pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada pasal 1.1.2 dan segala sesuatu yang tercantum pada National Fire Codes artikel, NFPA No. 24-1990 seperti disebut terdahulu.
2.2.2.2
Pipa, fitting dan segala peralatan bantu sistem pemipaan harus dipasang sesuai dengan segala yang tercantum pada gambar perancangan.
2.2.2.3
Katup-katup penutup harus dari jenis 'SUPERVISED' dan dihubungkan dengan Central Fire Alarm (FACP) dan/atau Local Master Fire Alarm Control Panel (LMFAC) sesuai dengan rancangan dan peralatan yang terpasang/ditawarkan dari Sistem Pengindera Kebakaran.
2.2.2.4
Pipa dan perlengkapannya (fitting, katup dan lainnya)harus mengikuti standard ANSI, dalam hal ini adalah : a. b. c.
ANSI; kelas 300 PSI ASTM A.53; Sch.40 ANSI B.16; 5,9,10,11
: : :
2.2.3
Peralatan Hidran Dan Sprinkler
2.2.3.1
Sprinkler Head, a. b. c. d.
2.2.3.2
Jenis K factor Orifice Suhu leleh
: : : :
untuk katup dan peralatan sejenisnya. untuk pipa galvanis. untuk screwed, flanged, welded fittings.
Pendent type dan wall type 5.65 15 mM 0 57 C
Fire Hose Cabinet, a. b. c. d.
Jenis : semi-recessed wall mounted indoor hydrant box. Kabinet/Box : pelat baja tebal 1.6 mM, dengan konstruksi rangka, sambungan dengan las, dicat warna merah terang. Pintu : pintu berengsel, institutional (heavy duty). Hose rack : one piece 16 US gauge steel,
Bab VI. Spek Tek M.2. Hydrant
VI - M.2 - 2
2.2.3.4
e.
Asesories
:
f. g.
Nozzle Standard
: :
Hydrant Check Valve, a. b. c.
2.2.3.5
Jenis Ukuran Standard,kelas
: : :
hydrant underground check valve cast iron 6 inch ANSI, 300 psi WOG
: : :
Hydrant underground gate valve cast-iron, 6 inch ANSI, 300 psi WOG
Hydrant Main Valve, a. b. c.
2.2.3.6
1.5 inch hose rack dilengkapi, 1.5 inch nipple, 1.5 inch cast brass valve,1.5 inch rubber lined hose, panjang 25 meter. 1.5x10 inch smooth bore, straight type, 300 psi test pres. ANSI
Jenis Ukuran Standard
Landing Valve a. b. c.
2.2.4
Jenis : Oblique cast iron landing valve dicat merah terang, Ukuran : 2.5 inch Kelengkapan : cap and chain, hose coupling, rising OS&Y stem, handwheel operated, cadmium plated escutcheon. d. Standard,kelas : ANSI, 300 psi WOG. Alat Pemadam Api Ringan
2.2.4.1
Portable Fire Extinguisher yang digunakan berisi bahan pemadam jenis dry chemical powder kelas A, B, C dengan kapasitas tabung sesuai dengan kelas emadaman 2A-10B/NFPA.10 atau 2A/SKBI atau minimum 6 kG.
2.2.4.2
Extinguisher Head (Operating Head) dari jenis High Strength Non Corrosive dan dilengkapi dengan Discharge Hose yang mempunyai Discharge Nozzle.
2.2.4.3
Tabung APAR dipasang di dalam kotak FHC.
2.3
Persyar atan Pemasangan
2.3.1
Dasar Pelaksanaan
2.3.1.1
Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang ter- cantum pada manual seperti yang disebut pada pasal selanjutnya.
2.3.1.2
Manual untuk pemasangan pipa, Steel Pipe Design and Installation, seperti dari AWWA.M11 Steel Pipe Manual atau dapat juga dari ANSI B.35.1 Codes for pressure piping.
2.3.1.3
Manual untuk pelapisan pelindung pipa (coating and lining standards), Enamel Protective coating for steel water pipelines, AWWA.C203-78.
2.3.1.4
Manual untuk sambungan pipa, Standards for Field Welding of Steel Water AWWA.C206-82. Standards for Steel Pipe Flanges, AWWA.C207-78.
2.3.1.5
anual untuk fitting pipa, AWWA.C208-83.
AWWA
Standards
for
Standards for coal for
Pipe
Joints,
dimensions for Steel Water Pipe Fittings,
2.3.2
Pemipaan Dalam Bangunan
2.3.2.1
Pada dasarnya, pelaksanaan pekerjaan pemipaan tercantum dalam buku NFPA No. 19-1990.
2.3.2.2
Mechanical joint (sambungan mekanis) harus menggunakan Rubber Gasket model A, dimana sebelum dipasang ujung socket dan gasket harus dicuci bersih dengan sabun/deterjen lunak (TEPOL atau setaraf).
Bab VI. Spek Tek M.2. Hydrant
harus mengikuti segala ketentuan yang
VI - M.2 - 3
2.3.2.3
Screw-thread joint (sambungan ulir) harus menggunakan kompon (joint-compound) atau dapat juga menggunakan seal-tape dan di- pasang pada ulir laki (male thread) saja. Uliran pada pipa yang tersisa setelah pemasangan harus dilapis dengan kompon untuk mencegah terjadinya karat.
2.3.2.4
Welded joint (sambungan las) harus dari jenis 'Butt welding' atau 'Welded flange', dan hanya digunakan untuk pipa-pipa dengan ukuran 65mM atau lebih besar, kecuali untuk tempat-tempat khusus dengan pertimbangan untuk kemudahan perawatan seperti yang dinyatakan pada gambar.
2.3.2.5
Harus disiapkan Water Supply test dan drain pada setiap pipa tegak dan disediakan jalur buangan ke saluran air hujan terdekat dimana di ujung saluran tersebut diberi kawat pelindung.
2.3.2.6
Untuk diatas plafond asbes dipasang two-way head sprinkler.
2.3.3
Pemipaan Luar Bangunan
2.3.3.1
Pada dasarnya, pelaksanaan pekerjaan pemipaan harus mengikuti segala tercantum pada buku National Fire Codes, NFPA No. 24-1990.
2.2.3.2
Segala yang tercantum pada buku NFPA No.24 adalah mengikat dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kelengkapan Dokumen Pelelangan /Pelaksanaan /Kontrak (Gambar dan Buku Spesifikasi).
2.4
Persyaratan Pengujian
2.4.1
Pengujian yang harus dilakukan untuk sistem Sprinkler, Hidran halaman dan Pipa-Tegak hidran ini mengikuti segala ketentuan yang dicantumkan pada NFPA pada buku dengan nomer berikut ini, No. 19-1990 - No. 20-1990 - No. 24-1990.
2.4.2
Dengan demikian segala metoda dan cara pengujian baik untuk pengujian sistem maupun pengujian pemipaan yang terdapat pada referensi di atas adalah mengikat dan merupakan bangian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Pelelangan /Pelaksanaan /Kontrak (Gambar dan Buku Spesifikasi).
Bab VI. Spek Tek M.2. Hydrant
ketentuan yang
VI - M.2 - 4
BAB VI. M.3 M.3. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
Pasal M - 3 Pekerjaan Sistem Air Bersih dan Air Kotor 1.0
Ling kup Pekerjaan Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perancangan, dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut atas persetujuan DIREKSI, sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.0.1
Pekerjaan Instalasi Air-Bersih.
1.0.2
Pekerjaan Instalasi Air Panas.
1.0.3
Pekerjaan Instalasi Air-kotor dalam bangunan sampai dengan Septik Tank seperti gambar perencanaan.
1.0.4
Pekerjaan saluran drainase air hujan.
1.0.5
Pekerjaan Instalasi Daya
1.0.6
Peralatan bantu dan pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar rancangan dan Persyaratan Teknis.
1.0.7
Testing dan Commissioning seluruh sistem hingga berjalan dengan baik dan sempurna sesuai dengan spesifikasi teknis.
1.1
Pekerjaan Air Bersih
1.1.0
Lingkup Pekerjaan
1.1.0.1
Pengadaan dan pemasangan Instalasi Air Bersih secara lengkap sehingga sistem dapat interkoneksi dengan instalasi eksisting dan berfungsi dengan baik.
1.1.0.2
Pengadaan dan pemasangan Pemipaan air bersih dari Pemipaan utama mesin pompa eksisting dengan tambahan bantuan pompa booster yang menuju ke titik-titik distribusi air bersih dalam bangu-nan sesuai dengan gambar perancangan.
1.1.1
Persyaratan Pelaksanaan
1.1.1.1
Pemipaan,
a.
Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada pasal terdahulu dan segala sesuatu yang tercantum dalam buku Pedoman Plambing Indonesia.
Bab VI. Spek Tek M.3. Plumbing
VI - M.3 - 1
1.1.1.2
1.1.1.3
b.
Contoh-contoh bahan dan konstruksi harus diajukan kepada DIREKSI untuk diperiksa dan disetujui, selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum pembuatan dan pemasangan
c.
Pemasangan pipa datar harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 ke arah katup/flange pembuangan (drain valve/flange) dan pipa naik/ turun harus benar-benar tegak.
d.
Pemasangan pipa mendatar dalam bangunan harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 menuju ke arah pipa tegak/riser.
e.
Pelaksanaan Pemasangan/penyambungan pipa dengan fitting – fitting/alat bantu harus menggunakan bahan dengan standard ukuran/merk yang sama dan Kontraktor agar memperhatikan petunjuk /ketentuan /persyaratan penyambungan dengan baik.
f.
Belokan harus menggunakan long-radius elbow, penggunaan short elbow, standard elbow, bend dan knee sama sekali tidak diperkenankan.
g.
Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki tahanan aliran yang berlebih tidak diperkenankan dipasang kecuali yang disyaratkan pada buku ini.
h.
Pada belokan dari pipa datar ke pipa tegak harus dipasang alat pengumpul kotoran yang tertutup (capped dirt pocket).
i.
Semua alat ukur harus dalam batas ukur yang baik dan mempu-nyai ketelitian yang sewajarnya untuk pengukuran.
j.
Selama pemasangan berjalan, Kontraktor harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka untuk mencegah tanah, debu dan kotoran lainnya, dengan dop/blind flange untuk pipa baja dan copper, pemanasan press untuk pipa PVC.
k.
Setiap jaringan yang telah selesai dipasang, harus ditiup dengan udara kempa (compressed air) untuk jangka waktu yang cukup lama, agar kotoran kotoran yang mungkin sudah masuk ke dalam pipa dapat terbuang sama sekali.
l.
Ketentuan/Persyaratan teknis tentang instalasi pemipaan, peralatan bantu, dan yang lainnya telah diuraiakan pada pasal terdahulu
Desinfeksi,
a.
Desinfeksi dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan air bersih dapat berfungsi dengan baik, dan sebelum penyerahan pertama.
b.
Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan Chlorine ke dalam sistem jaringan instalasi dengan cara injeksi.
c.
Dosis Chlorine adalah 50 ppm.
d.
Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar Chlorine tidak melebihi 0,2 ppm.
Pengujian Instalasi Pemipaan,
a.
Pengujian instalasi pipa dikerjakan sesuai tahapan pekerjaan/ parsial seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya.
b.
Pengujian dilakukan untuk menguji hasil pekerjaan penyam-bungan pipa serta kondisi dari pipa yang telah dipasang.
c.
Pengujian dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan selesai dikerjakan dan siap untuk dilakukan pengujian.
d.
Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan hidrostatik pada sistem pemipaan, tekanan yang diberikan adalah 1,5 kali tekanan kerja, minimum 10 kg/cM2.
e.
Pengujian dilakukan selama 2x24jam, tanpa terjadinya penuru-nan tekanan.
Bab VI. Spek Tek M.3. Plumbing
VI - M.3 - 2
f.
Apabila terjadi penurunan tekanan, maka Kontraktor harus mencari sebab-sebabnya dan melakukan penggantian bila keadaan mengharuskan.
g.
Perbaikan yang sifatnya sementara tidak diizinkan.
1.2
Pekerjaan Air -Kotor Dalam Bangunan
1.2.1
Lingkup Pekerjaan,
a.
Pemipaan air kotor dari sanitary fixtures di setiap kamar mandi memalui shaft kamar mandi dan koridor bangunan sampai dengan septic tank di luar gedung.
b.
Kontraktor sudah memperhitungkan, akan adanya tambahan pipa utama yang menuju kelantai selanjutnya (Lantai 1 & 2) sehingga dalam tahapan pelaksanaan selanjutnya tidak mengalami kesulitan dalam penyambungan.
1.2.2
Persyaratan Bahan dan Peralatan
1.2.2.1
Pipa dan Fitting,
1.2.2.2
a.
Untuk sistem pemipaan tegak, Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem pemipaan ini harus dari jenis PVC dan berasal dari satu merk serta mengikuti SII 1246-85 , SII 1448-85 dan JIS.
b.
Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik pembuat pipa bahwa pipa yang diproduksi oleh pabrik itu menggunakan fitting standard ukuran yang diproduksi oleh pabrik lain yang ditentukan olah pabrik pembuat pipa tersebut.
c.
Untuk hal tersebut di atas Kontraktor harus menyediakan potongan pipa dari berbagai ukuran yang akan digunakan dan membuat contoh sambungan (mock up) antara pipa dengan pipa dan pipa dengan fitting untuk ditunjukkan kepada DIREKSI dan mendapat persetujuan untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut serta memberikan jaminan purna jual untuk pipa dan fitting tersebut.
Sambungan,
a.
Untuk pipa kelas S-12.5 dengan diameter 50 mM atau lebih kecil menggunakan perekat solvent cement.
b.
Untuk pipa kelas S-16 dengan diameter lebih besar dari 50 mM menggunakan sambungan dengan rubber-ring bell and spigot.
1.2.3
Persyaratan Pelaksanaan
1.2.3.1
Pemipaan,
a.
Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu merk dan standad yang sama.
b.
Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
c.
Fitting harus dari jenis "injection moulded", sedangkan "Welded fitting" sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan.
Bab VI. Spek Tek M.3. Plumbing
VI - M.3 - 3