PROPOSAL JUDUL PENELITIAN EKSPERIME
Pengaruh Disip in Belajar dan Media Pembelajaran Berb sis Website yang Mene apkan Model Self Model Self Regulated Learning Te Learning Te hadap Hasil Belajar
IK Siswa Kelas VII Semester II di SMP
3 Banjar
Tahun Pelajaran 2011/2012
Oleh Putu Wedastama NIM 0911021029
Dosen Pengampu Mata Kuliah: Prof. Dr. A. A. Gede Agung, M.Pd. Dr. I Made Tegeh, M.Pd.
JUR SAN TEKNOLOGI PENDIDIKA F KULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANES A SINGARAJA/2012
1
A. IDENTI IDENTITAS TAS MAHAS MAHASISW ISWA A
Nama
: Putu Wedastama
NIM
: 0911021029
Prog Progra ram m Stud Studi/ i/Ju Juru rusa san n
: S1/T S1/Tek ekno nolo logi gi Pen Pendi didi dika kan n
Fakultas
: Ilmu Pendidikan
No HP
: 081936346355 081936346355
B. JUDUL Pengaruh Disiplin Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis Website yang Menerapkan Model Self Model Self Regulated Learning Learning Terhadap Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII Semester II di SMP N 3 Banjar Tahun Pelajaran 2011/2012.
C. LATAR LATAR BELAK BELAKANG ANG MASA MASALAH LAH
Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa yang bertanggung jawab kepada anak-anak yang belum dewasa dalam arti jasmani maupun rohani agar berguna bagi diri sendiri dan bagi bagi masyarakat (Purwanto, 2002:10) (dalam Permana, 2011:1). Pendidikan dengan kata lain merupakan proses pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan. Memiliki arti seperti tersebut di atas seharusnya pendidikan mampu didesain dengan baik guna memberikan sebuah pemahaman yang mampu menjadikan kualitas kualitas pendidikan pendidikan di Indonesia Indonesia menjadi menjadi lebih baik. Peningkatan Peningkatan kualitas kualitas pendidikan merupakan isu yang sangat kuat dan mendasar di negara-negara berkembang. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari penataan pendidikan. Berbaagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan demi mencapai tujuan pendidikan nasional. Upaya tersebut dimulai dari peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum secara periodik, perbaikan
sarana
dan
prasarana
pendidikan,
sampai
dengan
proses
pembelajaran. Selain untuk meningkatkan kualitas pendidikan hal tersebut diperuntukk diperuntukkan an dalam peningkatan peningkatan Sumber Sumber Daya Manusia Manusia (SDM). (SDM).
2
Sumber Sumber Daya Manusia yang memiliki memiliki kualias tinggi dapat dapat tercapai dengan melaksanakan pendidikan yang idealnya dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum pada UUD 1945 nomor 20 tahun 2003, yang menyebutkan bahwa usaha sadar
untuk mewujudkan suasana
belajar
dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. Namun pada kenyataannya belum terwujud, baik dari segi kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, pengendalian diri, maupun keterampilan yang digunakan untuk dirinya sendiri, masyarakat serta bangsa. Pengembangan diri tersebut dapat ditempuh melalui proses pembelajaran baik di sekolah atau juga di luar sekolah. Secara umum umum pembelajaran pembelajaran adalah setiap perubaha perubahan n prilaku yang yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman (Wikipedia, 2012), namun dalam pendidikan pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Dalam Dal am kegiatan pembelajaran pembelajara n yang dituntut untuk belajar belaja r adalah siswa yang mengikuti pendidikan, agar siswa mengetahui apa yang belum diketahui. Menurut Menurut Maria, Maria, (2010) (2010) (dalam (dalam Rasmi, Rasmi, 2011:1) 2011:1) belajar belajar merupakan merupakan pengembangan pengetahuan baru, keterampilan atau sikap sebagai seseorang individu yang berinteraksi dengan sumber informasi dan lingkungan. Yang merupakan lingkungan belajar adalah fasilitas fisik, atmosfir psikologi, teknoloogi pendidikan, media dan metode. Dalam proses pembelajaran terdapat proses mengajar yang dilakukan oleh pendidik. Mengajar menurut Tyson dan Caroll (dalam Rasmi, 2011:2) merupakan sebuah cara dengan proses hubungan timbal balik antara guru dengan siswa yang secara bersamaan aktif melakukan kegiatan.
3
Kegiatan pembelajaran yang efekif memerlukan sebuah media yang mendukung proses pembelajaran di sekolah. Media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini penggunaan media pembelajaran khususnya website berbasis online sangat diperlukan, guna pengefisienan waktu dan tempat. Media pembelajaran berbasis website memiliki
keunggulan
dibandingkan
dengan
media
lainnya.
media
pembelajaran website dapat menampilkan video, gerak animasi, teks pembelajaran dan gambar-gambar serta simbol-simbol yang berkaitan dengan TIK. Dalam meningkatkan hasil atau prestasi belajar peserta didik, alangkah perlunya
dalam
sebuah
media
tersebut
pembelajaran. Model pembelajaran adalah
menerapkan
sebuah
model
kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematika dan mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran akan membantu siswa mencari mencari pengalaman pengalaman belajarny belajarnyaa sendiri. sendiri. Dengan adanya perpadu perpaduan an antara media pembelajaran dengan model pembelajaran yang digunakan diharapakan mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dari kegiatan belajar. Hasil kegiatan belajar yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik. Setiap orang pasti mendambakan prestasi belajar yang tinggi, baik orang tua, siswa, dan lebihlebih bagi guru. Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal tidak lepas dari kondisi-kondisi dimana kemungkinan siswa dapat belajar dengan efektif dan dapat mengembangkan daya eksplorasinya. Dalam rangka itu maka sesuai dengan tugas dan fungsinya, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi pendidikan telah mengembangkan sejumlah program pembelajaran berbantuan komputer secara online (website) website) yang ditujukan kepada siswa atau pebelajar tingkat SD, SMP, SMA/SMK dan Sederajat. Program tersebut saat ini telah tersebar di beberapa sekolah-sekolah di Indonesia. Namun kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa berbagai media termasuk website termasuk website belum belum dimanfaatkan secara optimal oleh peserta didi k maupun pendidik yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan kurangnya
4
persiapan dan pemanfaatan Sumber daya manusia yang ada di sekolah atau instansi pendidikan terkait. Hasil belajar siswa di sekolah tidak hanya ditentukan oleh media dan pendidik semata-mata, tetapi juga di tentukan oleh faktor lain yakni berasal dari diri siswa yang bersangkutan. Faktor disiplin belajar merupakan faktor yang sangat mendukung demi mencapai hasil belajar yang maksimal. Timbulnya sikap disiplin bukan merupakan kejadian atau peristiwa yang datang secara tiba-tiba atau seketika timbul tanpa adanya pembiasaan diri. Pengenalan dan penanaman sikap disiplin pada peserta didik dapat dilakukan dari pembiasaan di rumah serta lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta didik yang bersangkutan. Penanaman dan pembiasaan sikap disiplin peserta didik seharusnya telah dilakukan sejak usia dini dengan mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang merujuk kepada disiplin siswa bersangkutan. Penanaman disiplin yang dilakukan di rumah adalah penanaman dasar disiplin yang harus dilakukan, namun di penanaman disiplin di sekolah (disiplin belajar) sangat membantu proses belajar mengajar di sekolah. Dengan menciptakan aturan dan tata tertib di sekolah siswa akan secara langsung mendapat penanaman disiplin belajar. Terciptanya disiplin belajar pada siswa akan memperlancar proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Siswa yang memiliki disiplin belajar tinggi akan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Dari paparan di atas mencerminkan betapa perlunya solusi dalam proses pembelajaran yang mampu memecahkan masalah pembelajaran, yakni penggunaan media pembelajaran yang diarengi dengan penerapan model pembelajaran yang digunakan dan penanaman disiplin belajar kepada siswa agar menemui hasil maksimal. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Disiplin Belajar dan Media Pembelajaran Berbasis Website yang Menerapkan Model Self Regulated Learning Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII Semester II di SMP N 3 Banjar Tahun Pelajaran 2011/2012”.
5
D. RUMUSAN MASALAH
Bardasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang harus dipecahkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar TIK antara kelompok belajar yang menggunakan media pembelajaran berbasis website yang menerapkan model Self regulated learning dengan kelompok siswa yang tidak menggunakan media pembelajaran berbasis website? 2. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara media pembelajaran dengan disiplin belajar terhadap prestasi belajar? 3. Pada kelompok siswa yang memiliki disiplin belajar tinggi, apakah terdapat perbedaan hasil belajar TIK antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis website yang menerapkan model Self regulated learning dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional? 4. Pada kelompok siswa yang memiliki disiplin belajar rendah, apakah terdapat perbedaan hasil belajar TIK antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis website yang menerapkan model Self regulated learning dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional?
E. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan yang harus dicapai dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut. 1. Mengetahui perbedaan hasil belajar TIK antara kelompok belajar yang menggunakan media pembelajaran berbasis website yang menerapkan model Self regulated learning dengan kelompok siswa yang tidak menggunakan media pembelajaran dengan model konvensional. 2. Mengetahui pengaruh interaksi antara media pembelajaran dengan disiplin belajar terhadap prestasi belajar? 3. Mengetahui hasil belajar TIK pada kelompok siswa yang memiliki disiplin tinggi dalam kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis website yang menerapkan model Self
6
regulated learning dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional. 4. Mengetahui hasil belajar TIK pada kelompok siswa yang memiliki disiplin rendah
dalam
kelompok
siswa
yang
mengikuti
pembelajaran
menggunakan media pembelajaran berbasis website yang menerapkan model Self regulated learning dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.
F. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas pelajaran TIK. Secara lebih spesifik manfaat ini dibedakan menjadi dua yaitu; 1) Manfaat Teoritis, dan 2) Manfaat Praktis yaitu sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan
dalam
bidang
pendidikan.
Hubungan
antara
media
pembelajaran berbasis website yang menerapkan model Self regulated learning dengan metode konvensional, serta pengaruh disiplin belajar akan menjadi suatu pembanding dalam pengembangan teori pembelajaran selanjutnya dalam hal ini penyusunan kurikulum pembelajaran. 2. Manfaat Praktis Selain manfaat teoritis ada juga manfaat praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut. a. Bagi Siswa Dengan terpakainya media pembelajaran berbasis website yang menerapkan model Self regulated learning dalam pelajaran TIK dan dibarengi dengan penanaman disiplin belajar, diharapkan siswa mampu belajar lebih bervariasi. Yang tujuannya tiada lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang bersangkutan. b. Bagi Guru Menggunakan media pembelajaran berbasis website yang menerapkan model Self regulated learning dan menanamkan disiplin belajar
7
terhadap peserta didik, akan lebih meningkatkan kualitas dan kemampuan mengajar serta dalam pengelolaan kelas. c. Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan perbandingan dan memberikan suatu hal yang positif yang nantinya dapat dijadikan sebagai penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). d. Peneliti lain Peneltian ini dapat digunakan sebagai kajian teori dalam melangkah ke jenjang mata kuliah penelitian.
G. KETERBATASAN PENELITIAN 1. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Banjar yang melibatkan siswa
kelas VII 1 dan VII 2, sehingga hasil penelitian ini hanya diperuntukkan pada siswa yang bersangkutan yaitu siswa yang disebutkan di atas. 2. Materi yang diangkat dalam penelitian ini adalah materi yang bersumber
dari mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
H. DEFINISI ISTILAH
1. Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian prilaku dalam kehidupannya. Prilaku itu tercipta melalui proses binaan dalam keluarga, pendidikan dan pengalaman. 2. Media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan (materi pelajaran) yang digunakan dalam proses pembelajaran. 3. Website adalah kumpulan halaman yang menampilkan informasi data, baik teks, gambar, animasi maupun suara, baik bersifat statis atau dinamis yang membentuk bangunan yang saling terkait dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink ), yang diakses atau dilihat melalui jaringan Internet pada perangkat-perangkat yang bisa mengakses Internet itu sendiri seperti Komputer, Handphone, dan sebagainya.
8
4. Model Self regulated learning adalah model
pembelajaran
yang
memberikan keleluasaan kepada siswa untuk mengelola pembelajarannya sendiri dalam berbagai cara. Sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. 5. Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai akibat kegiatan belajar yang dapat diamati melalui penampilan siswa. Hasil belajar dapat berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah menyatu dalam diri siswa masing-masing. 6. Mata pelajaran TIK adalah singkatan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi yang mengandung arti luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan atau transfer informasi antar media yang menggunakan teknologi tertentu yang menekankan siswa untuk memahami konsep, pengetahuan dan operasi dasar komputer.
I. KAJIAN PUSTAKA 1. Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slameto,
2003:2)
(dalam
http://blog.
elearning.
unesa.ac.id/tag / pengertian- belajar-menurut-slameto). Sedangkan menurut Anni (2004:4) mengatakan bahwa belajar merupakan hal yang sangat penting bagi perubahan tingkah laku manusia dan Ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakannya. Dan Nasution (2000:34) mengatakan belajar adalah segala perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Dari pendapat para ahli tersbut dapat ditarik kesimpulan, yaitu belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda anatara sesudah belajar dan sebelum belajar.
9
2. Disiplin Belajar
Disiplin merupakan istilah yang sudah menyatu dalam masyarakat, di berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN 1996:29-30) menyatakan “disiplin” adalah alat untuk menciptakan prilaku dantata tertib manusia sebagai pribadi maupun sebagai kelompok masyarakat. Disiplin disini berarti hukuman atau sanksi yang berbobot mengatur dan mengendalikan prilaku. Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin lalu lintas, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang lain. Masalah disiplin yang dibahas dalam penelitian ini hanya difokuskan mengenai disiplin belajar.
a. Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin berasal dari bahasa latin yaitu “ Diciplina” yang menunjuk pada kegiatan belajar dan mengajar, sedangkan istilah bahasa inggrisnya yaitu “discipline” yang berarti 1) tertib, taat dalam mengendalikan tingkah laku dan penguasaan diri, 2) latihan atau membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu sebagai kemampuan mental dan karakter moral, 3) hukuman yang diberikan guna melatih atau memperbaiki, dan 4) kumpulan atau sistem peraturan bagi tingkah laku. Dalam Depdikbud (1988:208) (dalam Dewiani, 2010:19) disiplin merupakan tata tertib atau kepatuhan terhadap tata tertib. Disiplin kerap menyatu atau terkait dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Menurut Priyanto (dalam Permana 2011:22) disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku yang menunjukkan nilai ketaatan kepada keteraturan dan ketertiban dalam memperoleh ilmu. Menurut Arikunto (1998:144) (dalam Permana, 2011:22) disiplin belajar juga dapat diartikan kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.
10
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin belajar adalah suatu kepatuhan, ketertiban dan ketaatan siswa yang dilandasi kesadaran pribadi terhadap peraturan yang dibuat oleh diri sendiri atau pihak lain.
b. Tujuan Disiplin Belajar
Disiplin atau kepatuhan akan tata tertib dalam mengikuti suatu pekerjaan khususnya dalam belajar sangat penting. Sikap disiplin akan membentuk pola hidup yang teratur, tertib, harmonis dan seimbang. Sikap disiplin hendaknya ditanamkan sejak kecil yang harus dibina dalam kehidupan rumah tangga. Tujuan terbentuknya disiplin tidak lain untuk menghargai kesempatan dan waktu. Namun ada beberapa ahli menyebutkan lain, yaitu sebagai berikut. Menurut Charles Schaefer (dalam http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2183958-tujuan-disiplin/) tujuan disiplin dibagi menjadi dua, yaitu: a) Tujuan jangka pendek Tujuan jangka pendek disiplin adalah membuat anak-anak terlatih dan terkontrol dengan mengajarkan mereka bentuk bentuk tingkah laku yang tidak pantas atau yang masih asing bagi mereka.b) Tujuan jangka panjang disiplin adalah untuk perkembangan pengendalian diri ( self control and self direction) yaitu dalam halapa anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh pengendalian dari luar. Pengendalian diri berarti menguasai tingkah laku diri sendiri dengan berpedoman pada norma-norma yang jelas standar-standar dan aturan-aturan yang menjadi milik sendiri. Menurut Omas Gordon (1996:34) tujuan membentuk sikap disiplin pada anak sangat penting, tujuannya adalah sebagai berikut. 1) Membantu anak untuk menjadi matang pribadinya dan mengambangkan dari sifat-sifat ketergantungan sehingga Ia mampu berdiri sendiri atau tanggung jawab sendiri. 2) Membantu anak untuk mengatasi, mencegah timbulnya masalah-masalah disiplin dan berusaha untuk menciptakan situasi yang tertib bagi kegiatan belajar mengajar dimana mereka mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Diharapkan sikap disiplin dapat memberi bantuan kepada siswa agar mereka mampu berdiri sendiri.
11
Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari disiplin belajar adalah membantu anak belajar mandiri, tertib dan bertanggung jawab dalam kegiatan belajar. Selain itu disiplin membantu siswa untuk mengatasi dan mencegah timbulnya kesulitan saat belajar.
c. Fungsi Disiplin Belajar
Disiplin
sangat
penting
dalam
memahami
konsep
ilmu
pengetahuan. Disiplin merupakan prasyarat utama yang harus dimiliki oleh pebelajar. Indikator dan fungsi disiplin belajar adalah 1) pembentukan sikap, 2) pembentukan prilaku dan 3) tata kehidupan berdisiplin di sekolah. Menurut Tulus (2004:38) (dalam Dewiani, 2010:21) fungsi disiplin yaitu sebagai berikut. 1) Menata kehidupan bersama, fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu hubungan antara individu atu dengan yang lain menjadi baik dan lancar. 2) membangun kepribadian lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram sangat berpengaruh dalam membangun kepribadian yang baik. 3) melatih kepribadian sikap, prilaku dan pola kehidupan yang baik dan tidak berbentuk serta merta dalam waktu yang singkat. Namun terbentuk dari suatu proses yang membutuhkan waku panjang. Salah satu proses untuk membantu kepribadian tersebut dilakukan melalui pelatihan. 4) pemaksaan dari pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena kesadaran diri. Disiplin dari kesadaran diri lebih baik dan kuat. 5) hukuman, tata tertib sekolah yang berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman yang melanggar tata tertib tersebut. Fungsi utama disiplin belajar adalah mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mentaati peraturan berkaitan dengan hal tersebut diatas menerangkan sebagai berikut: 1) Menerapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenal hak milik orang lain, 2) Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan merasa mengerti larangan-
12
larangan, 3) Mengerti tingkah laku yang baik dan tidak baik, 4) Belajar mengendalikan diri, keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman. 5) Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain (Singgi, 1985) (dalam http://kabar- pendidikan. blogspot.com/ 2011/05/ pengertian-danhakikat- disiplin- belajar.html). Jadi dalam menanamkan pendidikan pada anak perlu menanamkan pendidikan kedisiplinan, artinya menumbuhkan dan mengembangkan pengertian-pengertian yang berasal dari luar yang merupakan proses untuk melatih dan mengajarkan anak bersikap dan bertingkah laku sesuai harapan. Dari pendapat para ahli tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi disiplin belajar tidak lain guna menata kehidupan untuk mengendalikan diri sebagai rasa tanggung jawab sebagai siswa dalam mengikuti pelajaran, sehingga hasil pelajaran yang diperoleh akan menjadi lebih baik.
d. Unsur-unsur Disiplin Belajar
Bila disiplin diharapkan mampu mendidik siswa untuk berprilaku sesuai denan standar yang ditetapkan kelompok sosial mereka, maka harus memenuhi unsur-unsur pokok dalam menegakkan disiplin. Menurut Hurlock (1999:84) (dalam Sakdyah, 2006:43) ada empat unsur disiplin, yaitu 1) peraturan, 2) hukuman, 3) penghargaan, dan 4) konsistensi. Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk pembatasan tingkah laku. Pola tersebut dapat dibuat oleh guru, kepala sekolah, orang tua dan telah disepakati oleh pihak terkait. Tujuan peraturan adalah untuk mewujudkan anak yang lebih bermoral dengan membekali pedoman prilaku yang disetujui dalam situasi tertentu. Hukuman dalam bahasa istilahnya adalah “punire”. Hukuman adalah ganjaran atau pembalasan akibat dari perbuatan yang melanggar peraturan yang telah disepakati.
13
Penghargaan adalah setiap bentuk pemberian untuk suatu hasil yang baik. penghargaan tidak harus berupa materi, uang atau barang, namun penghargaan dapat berupa senyuman atau kata-kata pujian. Konsistensi adalah keseragaman atau stabilitas, keajegan atau kecendrungan menuju kesamaan, Hurlock (1999:84) (dalam Sakdyah, 2006:43).
Disiplin tidak mungkin terlaksana jika tidak adanya
konsistensi. Disiplin yang konstan akan mengakibatkan tiadanya perubahan untuk menghadapi kebutuhan perkembangan yang berubah. Menurut Tulus Tu’u (2004:33) (dalam Susilowati, 2005:20) unsurunsur disiplin adalah sebagai berikut. 1) mengikuti dan mentaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku. 2) pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. 3) sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan. 4) hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku. 5) peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran prilaku. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur disiplin adalah suatu peraturan, hukuman, penghargaan dan konsistesi yang harus dilaksanakan oleh seseorang guna melatih, mengendalikan dan mendidik prilaku yang sesuai dengan nilai ketentuan yang ada. Selain itu dapat dijadikan sebagai pedoman dan ukuran prilaku seseorang. 3. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran
Gerlach & Ely (dalam Selamet, 2011:11) mengatakan bahwa media apabila dTIKhami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap Media
pembelajaran
adalah
alat
yang
digunakan
untuk
menyampaikan pesan (materi pelajaran) yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Gagne
(dalam
http://blog.elearning.unesa.ac.id)
14
mengartikan
media
sebagai
berbagai
jenis
komponen
dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Jadi menurut pernyataan para ahli tersebut di atas media dapat disimpulkan merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk memberikan semangat untuk merangsang siswa untuk belajar dan menyalurkan pesan
pembelajaran
sehingga
siswa
mendapat
pengetahuan,
ketrampilan atau sikap. Sedangkan
menurut
Brigst
(dalam
Juniarta,
2009:17)
mengemukakan bahwa media adalah segala alat fisik yang menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, seperti buku, film, kaset film bingkai dan lain-lain. Dalam NEA
(National Education
Association) menyebutkan bahwa media merupakan bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak ataupun audio visual serta peralatannya. Dari beberapa sumber di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi yang dikemas dalam suatu alat atau bahan pengajaran yang mampu memberikan rangsangan, semangat atau motivasi terhadap proses pembelajaran.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Secara
umum
pembelajaran
manfaat
adalah
media
pembelajaran
untuk mempermudah,
dalam
proses
memperlancar
dan
mengefisienkan cakupan materi yang akan disampaikan oleh seorang pendidik. Namun secara khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci, yaitu sebagai berikut. Menurut Kemp dan Dayton (dalam Sudiarta, 2006:13) manfaat media pembelajaran yaitu: 1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, 3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, 4) Efisien waktu dan tenaga, 5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, 6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, 7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa
15
terhadap materi dan proses belajar, dan 8) Merubah peran guru ke arah lebih positif dan produktif. Secara detail Sudjana & Rivai (1992) (dalam Wiarsa, 2011:16) mengemukakan bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa adalah: 1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, 2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dTIKhami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh suru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar setiap jam pelajaran, 4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasi, memerankan, dan lain-lain. Encyclopedia of Educational Research Hamalik (dalam Arsyad, 2005:25) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut. 1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu akan mengurangi verbalisme; 2) Memperbesar perhatian siswa; 3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap; 4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa; 5)Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup; 6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa. Dari uraian dan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan beberapa manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran, sebagai berikut. 1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancardan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2) Media pembelajaran dapat mengatasi masalah yang dihadapi oleh guru dan siswa. 3) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa
tentang
peristiwa-peristiwa
di
lingkungan
mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung
16
dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang. c. Pengembangan Media Pembelajaran
Menurut Sadiman dkk (2005, 100) tahap pengembangan media ada enam tahap yaitu sebagai berikut. 1) penyusunan rancangan media, 2) penulisan naskah atau alur media, 3) produksi media, dan 4) evaluasi media. Penyusunan rancangan media adalah hal yang harus dilaksanakan sebelum mengembangkan media pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan dalam perumusan perencanaan adalah sebagai berikut. 1) Kebutuhan dan karakteristik siswa, 2) Tujuan instruksional dengan operasional
pembelajaran,
3)
Materi
pelajaran,
4)
Pengukur
keberhasilan, 5) Menulis naskah media, dan 6) Mengadakan tes atau revisi. Penyusunan perencanaan merupakan hal terpenting agar dalam tahap selanjutnya dapat dilaksanakan secara sistematis. Penulisan naskah atau alur media pembelajaran merupakan program kontrol media
yang
akan
diproduksi.
Sebelum
memproduksi
media
pembelajaran hendaknya memperhatikan langkah ini, karena hasil produksi akan lebih sitematis dan terperogram. Produksi media pembelajaran adalah proses penciptaan media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik pengguna dan naskah media pembelajaran yang direncanakan. Evaluasi media pembelajaran merupakan tahap penilaian te rhadap hasil produksi yang dinilai oleh beberapa ahli media yang bersangkutan yang bertujuan untuk menyempurnakan hasil produksi yang dibuat. 4. Website a. Pengertian Website
Situs web (sering pula disingkat menjadi situs saja, website, site) adalah sebutan bagi sekelompok halaman web (web page), yang
17
umumnya merupakan bagian dari suatu nama domain (domain name) atau subdomain di World Wide Web (WWW) di Internet . (Wikipedia, 2010). Website adalah kumpulan halaman yang menampilkan informasi data, baik teks, gambar, animasi maupun suara, baik bersifat statis atau dinamis yang membentuk bangunan yang saling terkait dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink ), yang diakses atau dilihat melalui jaringan Internet pada perangkat-perangkat yang bisa mengakses Internet itu sendiri seperti Komputer, Handphone, dan sebagainya. b. Jenis-jenis Website
Secara umum ada dua jenis web, yaitu sebagai berikut. 1) Website Statis, adalah salah satu bentuk website yang isi didalam website tersebut tidak dimaksudkan untuk di update secara berkala, dan biasanya di perbaiki secara manual oleh beberapa orang yang menggunakan software editor . Website statis adalah website yang kontennya statis/tidak berubah-rubah. Website statis ini persis seperti brosur. Bedanya, brosur di cetak dan disebarkan, sedangkan website statis di host dan diakses melalui Internet (Enthusiast, 2009) (dalam Selamet, 2011:14). 2) Website Dinamis adalah website yang secara berkala, informasi didalamnya berubah, atau website ini bisa berhubungan dengan user dengan berbagai macam cara atau metode (HTTP cookies atau Variabel Database, sejarah kunjungan, variabel sesi dan lain-lain) bisa juga dengan cara interaksi langsung menggunakan form dan pergerakan mouse. Ketika web server menerima permintaan dari user untuk memberikan halaman tertentu, maka halaman tersebut akan secara otomatis di ambil dari media penyimpanan sebagai respon dari permintaan yang diminta oleh user . Sebuah situs dapat menampilkan dialog yang sedang berlangsung diantara dua user , memantau perubahan situasi, atau menyediakan informasi yang berkaitan dengan sang user (Enthusiast, 2009) (dalam Selamet, 2011:14).
18
Namun secara khusus dalam fungsi dan kegunaannya ada beberapa jenis website, yaitu sebagai berikut. 1) Web Perorangan, yaitu situs yang digunakan untuk menceritakan tentang biografi diri, pengalaman pribadi, dan sebagainya, (contoh : Blog Pribadi). 2) Web Komersial (Company Profile / Online Shop Website, biasa menggunakan .com, .co.id, dan sebagainya), yaitu situs yang dTIKkai untuk menunjukkan produk dan jasa suatu perusahaan, atau juga dapat melakukan transaksi penjualan online (dengan Shopping Cart System). 3) Web Pemerintahan (di Indonesia menggunakan .gov.id ), situs jenis ini hanya boleh dipakai untuk keperluan website pemerintahan yang resmi. 4) Web Non-Profit
(biasanya
menggunakan
oleh
organisasi,
education, dan lain-lain), website jenis-jenis ini biasanya digunakan hanya untuk yayasan atau sekolah-sekolah. c. Komponen Website
Simamora
(dalam
Selamet,
2011:16)
mendeskripsikan
komponen-komponen website, baik dalam interaksi langsung maupun interaksi tidak langsung adalah sebagai berikut. 1) Interaksi secara tidak langsung dalam website dapat diwujudkan dengan menggunakan: a) Elektronik Mail (E-Mail), merupakan layanan yang paling banyak digunakan dalam web. E-mail dapat dimanfaatkan siswa sebagai media komunikasi pribadi untuk bertanya terhadap materi yang diajarkan, meminta bantuan, menerima masukan dan partisipasi lain. b) News Group, merupakan media komunikasi antar siswa untuk diskusi dan berkolaborasi. 2) Interaksi secara langsung (real time) melaui website dapat dilakukan dengan menggunakan:
19
a) Chat , merupakan media komunikasi langsung antar siswa dalam bentuk tulisan. Salah satu program yang dipakai untuk chat adalah IRC (Internet Relay Chat) atau Unix Talk Program. b) Application Sharing , menggunakan program aplikasi khusus memungkinkan suatu group berkolaborasi secara langsung pada suatu dokumen kerja dengan melakukan editing secara jarak jauh. c) Audio/Video Conference, menggunakan aplikasi perangkat lunak khusus yang memungkinkan terjadinya komunikasi audio/video
conference beberapa
aplikasi
komersiil
web
learning telah menyediakan fasilitas audio/video conference melalui web. d. Unsur-unsur Website
Untuk menciptakan website harus menerapkan unsur-unsur agar web tersebut dapat dipublikasikan dan diakses dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Susanto (dalam http: // agung susanto. weebly. com/ 6/ post/ 2011/ 06 /- unsur-unsur websit e.html) ada lima unsur yang harus diterapkan dalam mempublikasikan website, yaitu sebagai berikut. 1) Nama domain (Domain name/URL – Uniform Resource Locator); 2) Web hosting ; 3) Bahasa Program (Scripts Program); 4) Desain website; 5) Publikasi website. Nama domain atau Domain Name atau URL adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah website, atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang digunakan untuk menemukan sebuah website pada dunia internet . Web hosting adalah ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang akan ditampilkan di website. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung dari besarnya web hosting yang disewa/dipunyai, semakin besar web hosting semakin besar pula data yang dapat dimasukkan dan ditampilkan dalam website.
20
Web hosting adalah salah satu bentuk layanan jasa penyewaan tempat di Internet yang memungkinkan perorangan ataupun organisasi menampilkan layanan jasa atau produknya di web/situs Internet . Bahasa Program (Scripts Program) adalah bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah dalam website yang pada saat diakses. Jenis bahasa program sangat menentukan statis, dinamis atau interaktifnya sebuah website. Semakin banyak ragam bahasa program yang digunakan maka akan terlihat website semakin dinamis, dan interaktif serta terlihat bagus. Beragam bahasa program saat ini telah hadir untuk mendukung kualitas website. Jenis-jenis bahasa program yang banyak dTIKkai para desainer website antara lain HTML, ASP, PHP, JSP, Java Scripts, Java Applets dan sebagainya. Bahasa dasar yang dTIKkai setiap situs adalah HTML sedangkan PHP, ASP, JSP dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang bertindak sebagai pengatur dinamis, dan interaktifnya situs. Desain website adalah jenis desain grafis yang ditujukan untuk pengembangan dan styling obyek lingkungan informasi Internet untuk menyediakan dengan fitur konsumen high-end dan kualitas estetika. Unsur website yang penting dan utama adalah desain. Desain website menentukan kualitas dan keindahan sebuah website. Desain sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung akan bagus tidaknya sebuah website. Serta mempengaruhi dengan kenyamanan konsumen atau pembaca. Publikasi website Keberadaan situs tidak ada gunanya dibangun tanpa dikunjungi atau dikenal oleh masyarakat atau pengunjung internet . Karena efektif tidaknya situs sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi atau promosi. Cara yang biasanya dilakukan dan paling efektif dengan tak terbatas ruang atau waktu adalah publikasi langsung di internet melalui Search Engine-Search Engine.
21
5. Media Pembelajaran Berbasis Website
Seiring dengan kemajuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi,
maka
dunia
pendidikan
juga
telah
banyak
yang
memanfaatkan website sebagai media pembelajaran. Meskipun banyak penelitian menunjukan bahwa efektifitas pembelajaran menggunakan Internet (e-learning ) cenderung sama bila dibanding dengan pembelajaran konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh adalah dalam hal fleksibilitasnya. Melalui media pembelajaran berbasis website materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, di samping itu materi juga dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia. Media pembelajaran berbasis website dapat dikembangkan dari yang
sangat
sederhana
sampai
yang
kompleks.
Sebagian
media
pembelajaran berbasis website hanya dibangun untuk menampilkan kumpulan materi, sementara forum diskusi atau tanya jawab dilakukan melalui e-mail atau milist . Implementasi dengan cara tersebut terhitung sebagai media pembelajaran berbasis website yang paling sederhana. Disamping itu ada juga media pembelajaran berbasis website yang terpadu, berupa portal elearning yang berisi berbagai obyek pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia serta dipadukan dengan sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi, dan berbagai educatioanal tools lainnya (Surjono) (dalam Selamet, 2011:18). Menurut Sinamora (dalam Selamet, 2011:18) beberapa kelebihan dari pemanfaatan pembelajaran berbasis website antara lain sebagai berikut. a) Kelas tidak membentuk fisik, semuanya dapat dibangun dalam aplikasi website. b) Program website dapat dilaksanakan dan diupdate secara cepat. c) Dapat diciptakan interaksi yang bersifat real time (chatting/video conference) maupun non real time (e-mail, bulletin board, mailing list ). d) Dapat mengakomodasi keseluruhan proses belajar, mulai dari registrasi, penyampaian informasi, diskusi, evaluasi, dan juga transaksi. e) Dapat diakses dari lokasi mana saja dan bersifat global. f) Materi dapat dirancang secara multimedia dan dinamis. g) Siswa dapat terhubung ke berbagai
22
perpustakaan maya ke seluruh dunia dan menjadikannya sebagai media penelitian dalam meningkatkan pemahaman dan bahan ajar. h) Guru dapat secara cepat menambah referensi bahan ajar yang bersifat studi kasus, tren industri dan proyeksi teknologi kedepan melalui berbagai sumber untuk menambah wawasan peserta terhadap bahan ajar 6. Model Self Regulated Learning
Model pembelajaran sangat mempengaruhi pencapaian hasil belajar yang diharapkan oleh seorang pendidik. Model pembelajaran sangat membantu dalam proses belajar mengajar baik di kelas maupun di luar kelas. Banyak model pembelajaran yang dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran, di antaranya adalah model pembelajaran yang mampu memberikan keleluasaan dalam mengelola materi pelajaran yang disampaikan. Model pembelajaran tersebut adalah model self regulated learning . Berikut adalah uraian tentang model self regulated learning . a. Pengertian Model Self Regulated Learning
Menurut Wolters (dalam Sutiawan, 2009:16) model Self regulated learning adalah keleluasaan
suatu
kepada
model pembelajaran
siswa
untuk
yang
mengelola
memberikan
secara
efektif
pembelajarannya sendiri dalam berbagai cara sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut Zimmerman (1989) (dalam Chen, halaman 13), “selfregulated learners are individuals who are “metacognitively, motivationally, and behaviorally active participants in their own learning process” yang artinya pembelajaran yang didapat dapat diatur sendiri,
peserta
didik
adalah
individu
yang
"metakognitif,
motivasional, dan prilaku aktif peserta dalam proses belajar mereka sendiri. Menurut Katrhyn Dukworth, dkk (2009:2) SRL mengacu pada: “Pikiran, perasaan dan aksi yang terencana dan diadaptasikan untuk mencapai tujuan personal, termasuk dalamnya: 1) goal setting untuk pembelajaran, 2) kosentrasi terhadap intruksi, 3) menggunakan strategi efektif untuk mengorganisasikan ide-ide, 4) menggunakan sumber-sumber belajar dengan efektif, 5) memonitoring penampilan, 6) mengatur waktu dengan efektif, dan
23
7) memegang keyakinan positif tentang salah satu kemampuan yang dimiliki. Dari paparan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa model self regulated learning adalah model pembelajaran yang memberikan keleluasaan dalam menanggapi sebuah pembelajaran, yang mengacu pada pikiran dan aksi yang terencana yang diadaptasikan untuk mencapai tujuan personal.
b. Implementasi Model Self Regulated Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK
Menurut pandangan dan teori konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif dari subjek belajar untuk merkontruksi makna sesuatu, entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik, dan lain-lain (Sardiman, 2005) (dalam Yuliantini, 2010:31). Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya menerima begitu saja apa yang disajikan guru, melainkan juga membangun hubunganhubungan dari konsep dan prinsip yang dipelajari berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Implementasi model SRL dalam upaya meningkatkan hasil belajar TIK dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut (Philip, 2006) (dalam Yuliantini, 2010:31). 1) Analysis (penganalisaan), yaitu siswa menganalisa materi dan tujuan pembelajaran. 2) Plan (perencanaan), yaitu siswa menyusun dan merancang semua kegiatan pembelajarannya. 3) Implement (implementasi), yaitu siswa memilih dan mengimplementasikan perencanaannya dalam proses pembelajaran. 4) Comprehend (pengamatan terhadap pemahaman), yaitu siswa mengamati pemahaman sendiri terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari. 5) Problem solving (pemecahan masalah), yaitu siswa memecahkan masalah yang dihadapi serta konsep-konsep yang belum dimengerti selama proses pembelajaran. 6) Evaluate (evaluasi), yaitu siswa mengukur mutu atau kemampuannya sendiri tentang apa yang telah dikerjakan dalam proses pembelajaran ( self evaluation). 7) Modify (modifikasi), yaitu siswa mengelaborasi hasil evaluasi diri tersebut dengan membuat kesimpulan terhadap pembelajaran.
24
Pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar, tentu saja dipengaruhi oleh kesadaran diri masing-masing pebelajar. Siswa memiliki siklus umpan balik selama proses pembelajaran. Dalam hal ini siswa memotnitor derajat efektivitas metode pembelajaran atau strategi belajar serta respon-respon yang dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang baik. 7. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar
Dalam melakukan proses pebelajaran tidak lepas dari hasil belajar. Hasil belajar merupakan dampak dari proses pembelajaran baik hasil belajar yang baik dan hasil belajar yang buruk. Dalam hal ini para ahli mengungkapkan definisi hasil belajar, yaitu sebagai berikut. Menurut Gagne dan Driscoll (1988:36) menyebutkan bahwa hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar dan dapat diamati dari penampilan siswa”. Penampilan yang dimaksudkan disini adalah perbuatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil belajar menurut Darmansyah (2006:9) (dalam Purba, 2009:16) adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pembelajaran. Hasil belajar dalam pengertian yang luas mncakup bidang kongnitif, efektif dan psikomotor. Dalam hal ini yang dilihat adalah sejauh mana keefektifan dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku pada siswa. Oleh sebab itu hasil belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari suatu proses. Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa yang diperoleh melalui proses pembelajaran atau akivitas belajar mengajar.
25
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor
internal dan eksternal dari diri siswa yang
bersangkutan. Namun ada beberapa pendapat para ahli yang mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu sebagai berikut. Menurut Selameto, (2003:54-72) (dalam http: // harminingsih. blogspot.com
/2008 /08 /faktor- faktor-yang- mempengaruhi- hasil
.html) faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua yaitu dalam diri siswa dan yang datang dari luar diri siswa atau dengan kata lain adalah faktor internal dan eksternal. Ada beberapa jenis faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yaitu di antaranya: 1) Jasmani, faktor jasmani adalah faktor daya tahan tubuh, kesehatan dan sebagainya.
Dalam
meningkatkan
hasi
belajar
siswa
hendaknya dapat memperhatikan faktor kesehatan atau daya tahan tubuh, agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik. 2) Psikologis, faktor psokologis meliputi minat, bakat, motif dan kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. Dalam hal ini pendidik harus menerapkan berbagai cara untuk menghindari hal yang tidak diinginkan sehingga psikologis siswa terganggu dan hasil belajar siswa jadi menurun. Di bawah ini adalah jenis faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, di antaranya adalah sebagai berikut. 1) Faktor keluarga, faktor keluarga sangat mempengaruhi dalam
memperoleh hasil belajar yang baik. dalam hal ini orang tua di rumah hendaknya mengetahui cara mendidik anak, mengajarkan relasi antar anggota keluarga, memperhatikan keadaan ekonomi di rumah, dan lain-lain. 2) Faktor sekolah, dalam hal ini sekolah hendaknya menyikapi
kenyamanan dan keleluasaan siswa dalam belajar yang kurang
26
baik. sehingga apa yang diharapkan oleh seorang pendidik dapat tercapai guna mencerdaskan kehidupan bangsa. 3) Faktor masyarakat, faktor ini harus sangat diperhatikan untuk
menghindari hal negatif yang ditimbulkan oleh lingkungan masyarakat, antara lain dalam mencari teman, bergaul dalam kehidupan bermasyarakat, hal ini harus disaring secara matang untuk menghindari hal negatif tersebut di atas. c. Fungsi Hasil Belajar
Secara umum fungsi hasil belajar adalah untuk mengukur kemampuan pebelajar atau dalam arti lain mengetahui hasil dari proses pembelajaran. Hasil belajar yang dicapai siswa dapat dijadikan indikator
untuk
mengikuti
tingkat
kemampuan,
kesanggupan,
penguasaan tentang materi belajar. Sehingga hasil belajar dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan evaluasi itu sendiri. Di dalam
pengertian
tentang
evaluasi
pendidikan
ialah
untuk
mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan kurikuler. Namun dalam hal ini ada beberapa ahli mengatakan fungsi hasil belajar adalah sebagai berikut. Menurut Nasution (2000), fungsi belajar dapat digambarkan sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan Siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Hasil belajar dapat diperoleh itu selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar Siswa (fungsi formatif) dan atau untuk mengisi rapor atau Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional, yang berbarti pula untuk menentukan kenaikan kelas atau lulus tidak hanya seorang Siswa dari suatu lembaga pendidikan tertentu (fungsi sumatif). 2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lainnya. 3) Untuk keperluan bimbingan dan konseling (BK). Hasil-hasil yang telah dilaksanakan terhadapa Siswanya dapat dijadikan informasi atau data bagi pelayanan BK
27
oleh para konselor sekolah. 4) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan. Adapun menurut Winkel (1996) bahwa hasil belajar dapat digunakan untuk : 1) Mendapatkan informasi tentang masing-masing Siswa, sampai sejauh mana mereka telah mencapai tujuan-tujuan intruksional. Hasil belajar pada tahap evaluasi formatif merupakan bahan untuk memonitor kemajuan Siswa menyangkut pencapaian tujuan intruksional untuk unit pelajaran tertentu, pada tahap evaluasi sumatif dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk menentukan tingkat keberhasilan Siswa dalam beberapa tujuan instruksional yang diuji bersama-sama. 2) Mendapatkan informasi tentang suatu kelompok Siswa sampai berapa jauh kelompok Siswa mengenai tujuan-tujuan instruksional, misalnya satu satuan kelas di bidang studi Bahasa Indonesia. Informasi ini diperoleh dengan menerapkan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Hasil evaluasi tersebut juga bersifat diagnostik yaitu membantu menentukan faktor kesulitan dan kesukaran yang masih dialami Siswa dalam mencapai tujuan instruksional tertentu, dimana faktor tersebut mungkin terdapat pada pribadi Siswa dan mungkin juga terletak dalam model proses belajar mengajar itu sendiri. 8. Mata Pelajaran TIK
TIK
atau
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi ,
(bahasa
Inggris: Information and Communication Technologies; ICT) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi (Wikipedia, 2012). TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
28
Lebih lanjut badan penelitian dan pengembangan pusat kurikulum Depdiknas (2007:6) (dalam Utami, 2011:22) mengemukakan, Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai pengertian dari dua aspek, yaitu: Teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi memiliki arti luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi mempunyai pengertian segala hal yan berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat sau dengan yang lainnya. Karena itu teknologi komunikasi dan komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengrtian luas tentang segala aspek yang berkaitan dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/ pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu. Selain itu, menurut Miarso (2007:302) (dalam Rahayu, 2011:22) mengatakan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat. Adapun standar kompetensi mata pelajaran TIK menurut Syamsuardi (2004:1) yaitu sebagai berikut. 1) Mampu memahami konsep, pengetahuan dan operasi dasar komputer. Dalam hal ini siswa mampu mengidentifikasi etika, moral dan kesehatan serta keselamatan kerja (K3) dalam menggunakan perangkat TIK, siswa mampu mengidentifikasi komponen dasar perangkat keras, meliputi; internet , jaringan lokal, dan komputer (setting peripheral), disamping itu, siswa mampu memanipulasi perangkat lunak seperti sistem oprasi, program pengolah kata, program lembar kerja, program presentasi, program data base, bahasa pemrograman. 2) Siswa mampu mengolah informasi dalam produktifitas. Dalam hal ini siswa mampu menjalankan sistem operasi dan manajemen file, selain itu mampu membuat dokumen dengan tabel, diagram, mail merge, presentasi, data base, membua home page, interaktif, dan mengunakan bahas pemrograman sebagai pengayaan. Menurut Oka (2007:4) Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah “segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan alat sebagai alat bantu, manipulasi pengelolaan informasi”. TIK merupakan media untuk mendapatkan informasi dari berbagai media dan sarana yang ada.
29
TIK dapat membantu kita untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran TIK mengandung arti luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan atau transfer informasi antar media yang menggunakan teknologi tertentu yang menekankan siswa untuk memahami konsep, pengetahuan dan operasi dasar komputer.
J. KERANGKA BERPIKIR
Disiplin adalah hal yang sangat penting dan sangat mempengeruhi hasil belajar, khususnya mata pelajaran TIK. Penerapan disiplin belajar harus dilakukan oleh seorang guru guna meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil belajar akan dicapai dengan baik oleh siswa ditentukan oleh aktivitas guru, siswa dan kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Proses belajar mengajar dengan menggunakan model Self regulated learning merupakan pembelajaran yang menekankan individualisme dalam belajar atau dengan kata lain
menemukan
sendiri,
berusaha
sendiri
dalam
melakukan
proses
pembelajaran. Dibarengi dengan implementasi media pembelajaran berbasis website, maka hasil belajar akan mendekati sempurna. Berdasarkan pemikiran diatas dapat disimppulkan bahwa disiplin belajar dan media pembelajaran yang menerapkan model self regulated learning saling mempengaruhi satu sama lain dalam menciptakan hasil belajar yang lebih baik tentunya.
K. HIPOTESIS
Berdasarkan permasalahan dan kerangka teori yang melandasi penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut. 1. Terdapat hasil belajar TIK antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis website yang menerapkan model Self regulated learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.
30
2. Terdapat pengaruh interaksi antara media pembelajaran berbasis website yang menerapkan model self regulated learning dengan disiplin belajar terhadap hasil belajar TIK. 3. Pada kelompok siswa yang memiliki disiplin belajar tinggi, terdapat perbedan hsail belajar TIK antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan
media
pembelajaran
berbasis
website
yang
menerapkan model self regulated learning dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional. 4. Pada kelompok siswa yang memiliki disiplin belajar rendah, terdapat perbedan hsail belajar TIK antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan
media
pembelajaran
berbasis
website
yang
menerapkan model self regulated learning dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.
L. METODE PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Banjar, yang bertempat di desa Labuhan Aji, kecamatan Banjar, kabupaten Buleleng. Penelitian ini dirancang pada tahun ajaran 2012/2013.
2. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah jenis eksperimen murni, metode yang telah diuji kelayakannya dan telah memenuhi peryaratan. Menrut
Solso
&
Maclin
(2002)
(dalam
http://navelmangelep.
wordpress.com /2012/02/27/ metode- penelitan- eksperimen/#more-680) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab akibat. Oleh karena itu penelitian eksperimen erat kaitannya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan maupun perubahan terhadap kelompok yang dikenakan prilaku. Dalam penelitian eksperimen ini desain penelitian yang diguanakan adalah Posstest-Only Control Design. Dengan menggunakan desain ini,
31
penelitian yang dilaksanakan guna membandingkan kelompok yang mendapatkan perlakuan (treatment ) dengan kelompok kontrol. Kelompok treatment diberikan media pembelajaran berbasis website yang menerapkan self regulated learning dalam proses pembelajaran, sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran dengan model konvensional. Model konvensional adalah metode yang paling sering digunakan oleh guru di sekolah tertentu. Oleh karena itu rancangan desain dari Posstest-Only Control Design dapat digambarkan sebaga berikut.
Eksperimen
X
Kontrol
O O
Gambar 1. Rancangan desain penelitian Posstest-Only Control Design
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII semester genap di SMP N 3 Banjar. Dengan jumlah sampel 68 orang siswa yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu 34 siswa yang mendapat perlakuan (eksperimen) dan 34 siswa kedua adalah kelompok kontrol, kelompok siswa yang diberikan pembelajaran dengan model konvensional. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian yang berupa tes konseptual dalam bentuk tes objektif dan angket kedisiplinan belajar siswa.
3. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi
Populasi secara biologis merupakan kumpulan beberapa makluk hidup. Namun dalam penelitian ini berbagai pendpat dikemukakan oleh para ahli, di antaranya sebagai berikut. Menurut Babbie, (dalam Sukardi 2003:53), populasi adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritits menjadi target prestasi penelitian. Arikunto (2002:108) (dalam Permana, 2006:27) mengatakan populasi merupakan keseluruhan objek
32
penelitian. Dari kedua pendapat para ahli di atas pengertian populasi dalam penelitian adalah sekumpulan objek penelitian yang berada dalam rumpun yang sama, yang secara teoritis merupakan target prestasi belajar. Yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 dan VII 2 di SMP N 3 Banjar, tahun pelajaran 2011/2012. Berikut ini adalah jumlah populasi yang dimaksudkan di atas. Tabel 1. Populasi Kegiatan Penelitian No.
Kelas
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
VII 1
24
10
34
2
VII 2
19
15
34
43
25
68
Jumlah
b. Sampel Penelitian
Cara
pengambilan
menggunakan
random
sampel sampling
dalam
penelitian
terhadap
kelas.
ini
adalah
Berdasarkan
pertimbangan efisiensi, maka dalam penelitian ini tidak meneliti seluruh anggota populasi, melainkan hanya meneliti sampel yaitu sebagian dari populasi yang merupakan wakil-wakil representatif dari populasi. Menurut Arikunto (2002:109) (dalam Permana, 2006:28) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dalam penelititan ini dilakukan dengan teknik random sampling. Dalam hal ini yang dirandom adalah kelas, karena dalam eksperimen tidak memungkinkan untuk merubah kelas yang ada. Dari sepuluh kelas yang ada diambil dua kelas yang akan dijadilan subjek penelitian. Dua kelas tersebut diundi kembali untuk menentukan kelas sebagai kelompok eksperimen dan kelas kontrol. Dari dua kelas tersebut (kelas eksperimen dan kontrol), satu kelas sebagai kelompok eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran berbasis website dan satu kelas lainnya berfungsi sebagai kelompok kontrol
33
yang diberi pelajaran dengan model konvensional (tidak menggunakan media pembelajaran). Rancangan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu karena tidak semua variabel dikontrol secara ketat. Dengan memperhatikan variabel-variabel yang di atas, penelitian ini menggunakan desain rancangan penelitian “Post Test Only Control Group Desain”. Rancangan analisisnya menggunakan analisis varian dua jalur dengan faktorial 2 x2. Pelaksanaan eksperimen terdiri dari serangkaian eksperimen sendiri dan serangkaian kegiatan, yaitu pengukuran disiplin belajar dan pelaksanaan tes hasil belajar. Pengukuran disiplin belajar dalam penelitian ini dilaksanakan sebelum perlakuan dimulai. Proses pemberian perlakuan yang berupa pelaksanaan pengajaran untuk kedua kelompok subjek dilakukan sebanyak dua kali perte muan.
4. Prosedur dan Langkah-langkah Eksperimen a. Prosedur Eksperimen
Peneltian ini dilakukan terhadap dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada dua kelas dengan jumlah 68 siswa. Materi yang diajarkan adalah materi pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas VII semester II. Adapun prosedur penelitian ini yang dibagi menjadi empat tahap. Yaitu sebagai berikut. 1) Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan guna memenuhi prosedur yang ada, yaitu sebagai berikut. a) Menentukan populasi dan sampel untuk menerapkan media pembelajaran berbasis website. b) Mengobservasi
sarana
dan
prasarana
sekolah
untuk
mendukung pelaksanaan penelitian.
34
c) Merancang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). d) Menyusun
instrumen
penelitian
yang
dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing. e) Melakukan judgemen instrumen penelitian oleh dosen dan guru. f) Melakukan analisis dan revisi instrumen penelitian.
2) Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar dilakukan sesuai RPP. Penelitia ini menggunakan satu RPP. Alokasi waktu yang digunakan dalam satu RPP adalah 2x40 menit. Pada tahap ini dilakukan pembelajaran di laboratorium komputer dengan menerapkan media pembelajaran yang telah disiapkan. 3) Tahap Posttest Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan tes hasil belajar di kelas sampel yaitu kelas yang diterapkan media pembelajaran berbasis
website
dan
kelas
yang
mengggunakan
metode
konvensional. Posttest dilakukan pada akhir pertemuan, untuk mengukur kemampuan siswa setelah perlakuan. Soal posttest yang digunakan berbentuk pilihan ganda atau multiple choise yang akan mengukur aspek kognitif siswa.
4) Tahap Analisis Data Di tahap ini dilakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk mengetahui hasil akhir ( posttest ).
b. Langkah-langkah Eksperimen
Langkah-langkah eksperimen yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah seperti tabel di bawah.
35
Tabel 2. Langkah-langkah Eksperimen.
No.
1
2
3
Komponen
Kelompok
Kelompok
Perlakuan
Eksperimen
Kontrol
Pokok bahasan yang
Pokok bahasan yang
Materi pelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
diberikan satu kali
diberikan satu kali
seminggu, tiap
seminggu, tiap
pertemuan dua jam
pertemuan dua jam
pelajaran selama
pelajaran selama
satu kali pertemuan
satu kali pertemuan
Guru mengajar
Guru mengajar
dengan media
dengan
pembelajaran
menggunakan model
berbasis website
konvensional
Pemberian angket
Pemberian angket
disiplin belajar
disiplin belajar
Tes objektif pilihan
Tes objektif pilihan
ganda
ganda
Jumlah butir
30 butir tes objektif
30 butir tes objektif
pertanyaan
pilihan ganda
pilihan ganda
Waktu pembatasan
Proses pembelajaran
4
Tes disiplin belajar
5
Tes hasil belajar TIK
6
disajikan adalah TIK disajikan adalah TIK
M. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Penelitian ini melibatkan satu variabel bebas (independent variable). Satu variabel moderator dan satu variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas itu meliputi media pembelajaran berbasis website yang menerapkan Model Self regulated learning (X1), variabel moderatornya adalah disiplin belajar (X2). Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar TIK (Y).
36
N. DEFINISI VARIABEL PENELITIAN 1. Definisi Konsep
a. Hasil belajar adalah sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar mata pelajaran TIK. Indikator empirisnya yaitu adanya perubahan hasil belajar TIK. b. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi yang dikemas dalam suatu alat atau bahan pengajaran yang mampu memberikan rangsangan, semangat atau motivasi terhadap proses pembelajaran. c. Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Nilainilai tersebut telah menjadi bagian prilaku dalam kehidupannya. Prilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman. d. Model Self regulated learning adalah model pembelajaran yang memberikan
keleluasaan
kepada
siswa
untuk
mengelola
pembelajarannya sendiri dalam berbagai cara. Sehingga mencapai hasil belajar yang optimal.
2. Definisi Operasional a. Hasil Belajar
Salah satu upaya untuk mengukur kemampuan siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Hasil belajar merupakan bukti dari usaha yang diakukan dalam proses belajar belajar. Bukti tersebut adalah hasil belajar yang diukur melalui tes. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah tes pilihan ganda berjumlah 30 butir soal. Tes ini mengungkapkan tentang penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dalam pelajaran TIK. Setiap soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang dipilih oleh siswa (alternatif a, b, c, dan d). Setiap item akan diberi skor 1 bila
37
siswa menjawab dengan benar. Jika siswa tidak menjawab dengan benar atau mengosongi lembar jawaban yang telah disediakan, maka nilai yang diberikan adalah 0. Jawaban yang telah dikerjakan akan dicocokkan dengan kunci jawaban yang telah disiapkan. Selanjutnya skor dijumlahkan dan jumlah tersebut merupakan skor variabel hasil belajar TIK. Skor hasil belajar TIK akan bergerak dari 0-30. Skor 0 merupakan minimal ideal dan skor 30 adalah skor maksimal ideal hasil belajar TIK. Dibawah ini meruapakan kisi-kisi tes hasil belajar mata pelajaran TIK yang nanti akan diterapkan saat penelitian. Tabel 3. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar TIK Kompetensi
Total
Isi/ Materi
Peralatan TIK
Total % butir
C1
C2
C3
C4
C5
C6
%
Butir
12
10
-
8
-
-
100
30
12/
10/
4
3
-
8/3
-
-
100
30
b. Disiplin Belajar
Kuesioner disiplin belajar TIK ini berjumlah 30 butir. Kuesioner ini menggunakan skala likert, yaitu kuesioner /instrumen skala lima, alternatif jawaban terhadap lima buah skor berkisar 1 sampai 5. Dalam pengisian kuesioner disiplin belajar dengan mengisi tanda rumput (√ ) pada salah satu kolom alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pilihan siswa atau responden. Dalam kuesioner ini alternatif jawaban yang disediakan adalah 1) selalu (SL), 2) sering (SR), kadang-kadang (KD), 3) jarang (JR), dan 4) tidak pernah (TP). Skor instrumen ini bergerak dari 1 sampai 5. Skor 1 diberikan kepada siswa yang menjawab tidak pernah, dan skor 5 diberikan kepada siswa yang jawabannya selalu pada pertanyaan positif.
38
Disiplin belajar dalam penelitian ini dirinci melalui indikator, yaitu 1) disiplin dalam hubungannya dengan waktu belajar, 2) disiplin yang ada hubungannya dengan tempat belajar, dan 3) disiplin yang ada hubungannya dengan norma atau aturan dalam belajar yang diuji menggunakan kuesioner. Berikut disajikan kisi-kisi dari kuesioner disiplin belajar. Tabel 4. Kisi-kisi Kuesioner Disiplin Belajar Isi Materi
Kompetensi C3 C4
C1
C2
1. Disiplin dalam hubungannya dengan waktu belajar
4
5
-
2. Disiplin yang ada hubungannya dengan tempat belajar.
4
4
3. Disiplin yang ada hubungannya dengan norma atau aturan dalam belajar.
2
10/3
Total % butir
Total % Butir
C5
C6
2
-
-
37
11
-
2
-
-
33
10
5
-
2
-
-
30
9
14/5
-
6/2
-
-
100
30
O. UJI COBA INSTRUMEN
Untuk mengetahui tingkat validitas dan reabilitas alat ukur, dilakukan uji coba instrumen. Instrumen penelitian ini diuji terlebih dahulu apakah instrumen tersebut sudah layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen dikatakan sesuai jika instrumen tersebut sudah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Validitas tes ini ditinjau dari validitas isi, validitas konstruk dan validitas item. Dalam menjaga validitas isi dan validitas construct dilakukan dengan menjudgmens tes tersebut kepada tiga orang yaitu
39
dua orang dosen pembimbing dan satu orang guru TIK, sedangkan untuk validitas butir item dilakukan dengan pengujian statistik. Untuk memperoleh tujuan data terlebih dahulu dianalisis dengan menggunakan uji validitas tes, dan reliabilitas tes.
1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2003). Suatu item tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Suatu alat evaluasi dikatakan valid jika alat tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Untuk mengukur validitas butir soal digunakan rumus korelasi Point Biseral, rumusnya yaitu sebagai berikut.
r pbis
M 1 M 2 SDtot
p / q
(Arikunto, 2002:79) Keterangan : r pbis
: koefisien korelasi biseral
M1
: rata-rata skor untuk menjawab benar
M2
: rata-rata skor untuk seluruhnya
SDtot
: standar deviasi total
p
: proporsi yang menjawab benar
q
:1–p Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan ke r-kritis dengan taraf
signifikansi 5%. Kriteria butir soal dalam kategori valid jika r pbis - hitung > r pbis - tabel pada taraf signifikan 5%. Soal yang valid kemudian dihitung reliabilitasnya.
40
2. Uji Reliabilitas Arikunto (2002) menyatakan reabilitas tes berhubungan dengan kepercayaan dan keajegan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk mengetahui reliabilitasnya digunakan Kuder Richhadson 20 (KR-20) yang rumusnya sebagai berikut. SD 2 pq k r 1,1 = 2 k 1 SD (A.A. Gde Agung, 2003: 50) Keterangan : r 1.1
: reliabilitas keseluruhan butir tes
p
: proporsi testee yg menjawab benar
q
: proporsi testee yg menjawab salah
k
: jumlah butir tes
SD²
: banyaknya testee
pq
: pxq
Tabel 3.8 Konversi Uji Reliabilitas Tes r 11
≤
0,20
Derajat reliabilitas sangat rendah
0,20
<
r11
≤
0,40
Derajat reliabilitas rendah
0,40
<
r11
≤
0,60
Derajat reliabilitas sedang
0,60
<
r11
≤
0,80
Derajat reliabilitas tinggi
0,80
<
r11
≤
1,00
Derajat reliabilitas sangat tinggi
Untuk menguji validitas dan reabilitas instrumen digunakan bantuan komputer yaitu dengan mengolah data dengan Excel dari Microsoft Coorporation. Dari perhitungan dengan menggunakan rumus KR-20, diperoleh harga reliabilitas tes hasil belajar TIK adalah sebesar 0,94.
41
Tes yang baik adalah tes yang memiliki harga reliab litas lebih besar 0,80. Jadi reliabilitas tes hasil belajar TIK tergolong r liabilitas sangat tinggi. P. METODE ANA ISIS DATA
Metode analisi data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial dalam hal ini yaitu anava dua jalur. Dala
menggunakan
analisis varian h rus dilakukan uji persyaratan analisis terl bih dahulu. Uji analisis data meli uti uji normalitas dan homogenitas. 1. Deskripsi Data
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya kualitas da i variabel-variabel penelitian yaitu hasil belajar TIK, model pembelajar n dan media pembelajaran. Untuk me entukan tinggi rendahnya kualitas variabel-variabel penelitian terseb t, skor rata-rata tiap-tiap variabel dikonversikan dengan menggunakan reteria rata-rata ideal dan s andar deviasi (SD) ideal masing-masing variabel penelitian tersebut. Berikut kreteria rata-rata ideal dan stand r deviasi ideal masing-ma ing variabel penelitian. Tabel 3.6
Pedoman Konversi dengan Menggunakan Rata-Rata Ideal dan Standar Deviasi Skala Lima
+ 1, SDi
+ 3,0SDi
Sangat tinggi
+ 0, SDi
+ 1,5SDi
Tinggi
− 0, SDi
+ 0,5SDi
Sedan
− 1, SDi
− 0,5SDi
Renda
− 3, SDi
− 1,5SDi
Sangat Rendah
Keterangan: =
Rata-rata ideal, dihitung dengan ru us:
=
(skor maksimal ideal + skor mini al ideal)
=
Standar deviasi ideal dihitung denga n rumus:
=
(skor maksimal ideal – skor mini al ideal)
42
a. Menghitung Mean
Untuk menghitung mean digunakan rumus sebagai berikut.
(Jampel, 2005: 120) Keterangan: M
=
mean
MT
=
mean terkaan
i
=
panjang kelas interval
χ'
=
simpangan pada daerah MT
f
=
frekuensi
n
=
banyaknya data
b. Menghitung Modus
Untuk menghitung modus digunakan rumus sebagai berikut.
(Jampel, 2005: 114)
Keterangan: Mo
=
modus
B
=
batas bawah kelas interval yang mengandung modus
i
=
panjang kelas interval
b1
=
frekuensi tertinggi dikurangi frekuensi kelas interval
sebelumnya. b2 =
frekuensi tertinggi dikurangi frekuensi kelas interval
berikutnya.
43
c. Menghitung Median
Untuk mengitung median rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
=
+
(Jampel, 2005: 123) Keterangan: Me
=
median
B
=
batas bawah
i
=
panjang kelas interval
fkb
=
frekuensi komulatif di bawah kelas interval yang
mengandung median fm
=
frekuensi pada daerah median
Q. UJI PRASYARATAN ANALISIS 1. Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran data dilakukan untuk meyakinkan bahwa data yang dihasilkan dalam penelitian benar-benar berdistribusi normal sehingga uji hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas untuk skor hasil belajar TIK siswa digunakan Uji Chi-Kuadrat dengan rumus sebagai berikut. 2
=
∑ ( ) (Koyan, 2007: 82)
keterangan : 2
= Chi-Kuadrat
f o
= frekuensi yang diperoleh sampel
f e
= frekuensi yang diharapkan Kreteria pengujian data distribusi normal jika
2
2
hit < tabel ,
dengan taraf signifikansi 5% dan drajat kebebasan dk= k-2-1.
44
2. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas pada analisis ini dimaksudkan untuk menguji bahwa setiap kelompok yang akan dibandingkan memiliki variasi yang sama, benar-benar berasal dari perbedaan antar kelompok, bukan akibat dari perbedaan yang terjadi di dalam kelompok. Uji homogenitas varians untuk semua kelompok digunakan Test Bartlett dengan menggunakan rumus sebagai berikut. 2
(Koyan, 2007:87) Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan dk= k-1. Kreteria pengujian, jika homogen dan jika
2
2
hit > tabel ,
2
2
hit < tabel ,
maka Ho diterima sampel
maka sampel tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis untuk penelitian ini menggunakan Analisis varian (ANAVA) dua jalur. Hipotesis statistik yang diajukan dan yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) H 0 (1) :
A1 =
H 1 (1) : 2) H 0 (2) :
3) H 0 (2) :
A1 ≠
B1 =
H 1 (2) :
A2 A2
B2
B1 ≠
B2
AB = 0
H 1 (2) :
AB ≠ 0
Keterangan: A1
:
Rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif Tipe STAD.
45