Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung
BAGIAN II : LAPORAN ANALISIS STRUKTUR BAWAH WU TOWER (NABATI OFFICE) BANDUNG 1. DESKRIPSI PROYEK Proyek pembangunan Wu Tower (Nabati Office) terletak di Jl. Djunjunan No. 226 – Bandung, – Bandung, Jawa Barat. Gambar lokasi dan denah rencana proyek ditunjukan pada Gambar 1 hingga Gambar 8. Proyek ini direncanakan menjadi 2 bagian yaitu struktur atas terdiri dari 12 lapis (GF s/d Roof Top) dan struktur bawah yang terdiri dari 1 Lapis Lapis basement. Lantai basement digunakan untuk ruang parkir kendaraan, lantai dasar (GF) digunakan sebagai lobby, multifunction area dan kantor, lantai 1&2 untuk kantor dan kafetaria, lalu lantai 5 – – 7 untuk RnD, kemudian lantai 8 – – 15 digunakan sebagai ruang perkantoran. Selanjutnya berupa atap roof top dan helipad. Potongan rencana galian struktur bawah memiliki kedalaman sekitar 3.5 - 4 m dari muka tanah eksisting. Galian direncanakan menggunakan perkuatan secant pile diameter 50 cm. Kemudian untuk pile pondasi tower digunakan pondasi bored pile berdiameter 80 cm dengan panjang efektif 17m, sedangkan untuk podium digunakan pondasi bored pile berdiameter 80 cm dengan panjang efektif 9m. Laporan ini mencakup analisis stabilitas galian dan pondasi yang dibahas pada subbab selanjutnya. 2. KRITERIA DESAIN PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH Kriteria desain yang digunakan untuk setiap perencanaan dan analisis struktur bawah ini adalah sebagai berikut :
Kriteria desain untuk galian basement (SNI 8460:2017 sub pasal 7.5.5) -
Faktor Keamanan (FK) minimum yang disyaratkan untuk analisis stabilitas kondisi jangka pendek (short term) adalah 1.5. 1.5.
-
Faktor Keamanan (FK) minimum yang disyaratkan untuk analisis stabilitas kondisi jangka panjang (long term) adalah 1.3.
-
Faktor Keamanan (FK) minimum yang disyaratkan untuk analisis stabilitas kondisi gempa adalah 1.1.
-
Nilai maksimum defleksi Struktur Penahan Tanah (Secant Pile) yang diijinkan adalah (0.5 – – 1)% H. H adalah total tinggi galian. (SNI 8460:2017 sub pasal 10.3.8.2 dan sub pasal 11.5).
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 25
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung
Kriteria desain untuk stabilitas dasar galian basement (SNI 8460:2017 sub pasal 10.3.6.7) -
Faktor Keamanan (FK) minimum yang disyaratkan untuk Basal heave adalah 1.25.
-
Faktor Keamanan (FK) minimum yang disyaratkan untuk Blow-in adalah 1.25.
-
Faktor Keamanan (FK) minimum yang disyaratkan untuk Piping/boiling adalah 1.5.
Kriteria desain untuk perencanaan pondasi (SNI 8460:2017 sub pasal 9) -
Faktor Keamanan (FK) yang digunakan untuk analisis daya dukung ujung dan selimut tiang adalah 2.5. (SNI (S NI 8460:2017 sub pasal 9.2.3.1).
-
Kapasitas lateral ijin yang digunakan untuk desain gempa rencana adalah gaya lateral pada defleksi ½ in (12 mm) di kepala tiang, sedangkan untuk desain gempa kuat adalah gaya lateral pada defleksi 1 in (25 mm) di kepala tiang. (SNI 8460:2017 8460:2017 sub pasal 9.7.3.1).
-
Total Penurunan maksimum yang diijinkan adalah 15 cm, dan differential settlement yang yang terjadi harus tidak melebihi 0.33% atau 1/300. (SNI 8460:2017 sub pasal 9.2.4.3).
3. KONDISI TANAH DASAR Penyelidikan tanah yang dilakukan terdiri dari 4 titik pemboran teknik dan 6 titik sondir. Kedalaman titik pemboran adalah 30 - 40 m disertai pengambilan Undisturbed Samples (UDS). Berikut resume penyelidikan tanah dan titik-titik lokasi penyelidikan tanah yang dimaksud : Tabel. 3 Resume Pemboran Teknik
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 26
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung Tabel. 4 Resume Pengujian Sondir
Gambar 11. Titik-Titik Lokasi Pemboran dan Sondir
Secara keseluruhan, lapisan tanah di lokasi proyek ini berdasarkan hasil penyelidikan tanah dapat disimpulkan seperti berikut :
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 27
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung
Gambar 12. Potongan Geoteknik Relatif Terhadap N SPT SPT
Berdasarkan gambar perkiraan stratifikasi di atas diketahui lapisan tanah seluruhnya didominasi oleh material pasiran dengan konsistensi sangat padat. Berdasarkan data boring log, diketahui dari permukaan hingga kedalaman 4 m lapisan tanah terdiri atas lapisan lempungan dengan konsistensi lunak hingga teguh. Kemudian dari kedalaman 4 – – 9 m lapisan tanah diketahui berupa material pasiran sangat padat. Lalu dari kedalaman 9 – – 11 m lapisan tanah terdiri atas lapisan lempungan dengan konsistensi teguh hingga keras. Selanjutnya dari kedalaman 11 hingga akhir pengeboran berupa tanah pasir dengan konsistensi sangat padat. 3.1 ANALISIS POTENSI POTENSI LIKUIFAKSI Likuifaksi adalah peristiwa hilangnya kuat geser pada tanah pasiran lepas pada kondisi jenuh air yang terjadi akibat adanya beban dinamik seperti gempa, blasting, dll. Pada kondisi gempa, yang terjadi adalah meningkatnya nilai tekanan air pori (PWP) sehingga tekanan vertical efektif tanah tereduksi dan tekanan vertical total tanah mendekati atau sama dengan nol. Berikut adalah kriteria yang dapat memicu terjadinya likuifaksi:
Adanya beban dinamik (gempa, blasting, dll).
Tanah pasiran lepas.
Kondisi jenuh air (Sr = 100%).
Analisis potensi likuifaksi dilakukan dengan menggunakan metode Seed (1987) kemudian hasil analisis menggunakan metode ini menunjukan adanya potensi likuifaksi maka perlu ditinjau kembali menggunakan persamaan disipasi energy yang dikembangkan oleh Law (1990) dan nilai index potensi likuifaksi (LPI) yang dikembangkan oleh Iwasaki (1978). Dan berikut adalah prosedur analisis penentuan FS:
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 28
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung
Hitung Cyclic Shear Ratio (CSR) (CSR) dengan menggunakan persamaan berikut:
,dimana :
amax
: Percepatan maksimum batuan dasar
g
: Percepatan gravitasi
o
: Tekanan vertikal total
v
: Tekanan vertikal efektif
rd
: Faktor reduksi terhadap kedalaman, rd = 1 – 1 – 0.0015 0.0015 z dimana z adalah kedalaman tanah yang ditinjau (m), atau dengan menggunakan grafik di bawah ini:
Gambar 13. Faktor Reduksi Kedalaman (Seed & Idriss, 1971)
Hitung Cyclic Resistance Ratio (CRR) dengan menggunakan persamaan berikut:
1 100.=7. 34()956− ()6− 1.3 2 ,dimana :
(N1)60
: SPT terkoreksi untuk clean-sand, (CN.CER .N .NSPT). N1 ≤ 30
CN
: Faktor koreksi SPT terhadap tekanan tanah efektif, (Pa/v’)0.5.
CER
: Faktor koreksi SPT terhadap energi dan diameter borhole, (CH CR C CS CB)
N1
: Faktor koreksi clean-sand
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 29
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung Tabel. 5 Faktor Koreksi SPT Terhadap Energi dan Diameter Borehole (Skempton, 1986 & Takimatsu-Seed, 1987)
Tabel. 6 Faktor Koreksi Clean-Sand (Seed, 1971)
Fine Content (%)
ΔN1
10 25 50 75
1 2 4 5
Hitung nilai FS dengan persamaan berikut:
. . < 1 ,dim ,diman ana a nila nilaii MSF MSF adal adalah ah::
Tabel. 7 Magnitude Scaling Factor, MSF (Seed, 1971) Magnitude (M)
MSF
5.25
1.50
6.00
1.32
6.75
1.13
7.50
1.00
8.50
0.89
Jika nilai FS < 1, maka disimpulkan bahwa tanah berpotensi likuifaksi.
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 30
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung Setelah didapatkan nilai FoSliquefaction, selanjutnya adalah menghitung besarnya disipasi energy dengan persamaan yang dikembangkan Law (1990):
10. ≥ 1.0 2.2810−.. ,dimana R adalah jarak hypocentral (km). Kemudian menghitung besaran LPI dengan persamaan yang dikembangkan Iwasaki (1982):
∫ ( () ,dimana :
F
: 1-FoSliquefaction
w(z)
: 10 – 10 – 0.5z 0.5z
z
: kedalaman (m)
Besaran LPI berfungsi untuk mengukur tingkat resiko yang diakibatkan oleh likuifaksi. Jika nilai LPI<5 maka termasuk kedalam resiko rendah, dan jika nilai LPI>15 maka termasuk kedalam resiko tinggi. 3.2
HASIL POTENSI LIKUIFAKSI
Beberapa kriteria yang dapat memicu terjadinya likuifaksi yaitu adanya beban dinamik (gempa), tanah berupa pasiran lepas dan jenuh air (Sr = 100%). Kondisi tanah dasar di area proyek Nabati Office berdasarkan hasil penyelidikan tanah berupa Pemboran Teknik (SPT) adalah sebagai berikut : -
Data Bor Tabel. 8 Data Bor BH-01
Layer
Soil Class.
1
CLAY
2
BH-02
z
z
N
Layer
Soil Class.
1.5
2
1
CLAY
1.5
2
CLAY
3
18
2
CLAY
3
4
3
SAND
4.5
60
3
SAND
4.5
60
4
SAND
6
60
4
SAND
6
60
5
SAND
7.5
60
5
SAND
7.5
60
6
CLAY
9
9
6
CLAY
9
12
7
CLAY
10.5
16
7
CLAY
10.5
33
8
SAND
12
60
8
SAND
12
60
9
SAND
13.5
60
9
SAND
13.5
60
10
SAND
15
60
10
SAND
15
60
11
SAND
16.5
60
11
SAND
16.5
60
12
SAND
18
60
12
SAND
18
60
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
(m)
(m)
N
Halaman 31
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung BH-01
Layer
Soil Class.
13
SAND
14
BH-02
z
z
N
Layer
Soil Class.
19.5
60
13
SAND
19.5
60
SAND
21
60
14
SAND
21
60
15
SAND
22.5
60
15
SAND
22.5
60
16
SAND
24
60
16
SAND
24
60
17
SAND
25.5
60
17
SAND
25.5
60
18
SAND
27
60
18
SAND
27
60
19
SAND
28.5
60
19
SAND
28.5
60
20
SAND
30
60
20
SAND
30
60
(m)
BH-03
(m)
N
BH-04
Layer
Soil Class.
z (m)
N
Layer
Soil Class.
z (m)
N
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
CLAY CLAY SAND SAND SAND CLAY SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND
1.5 3 4.5 6 7.5 9 10.5 12 13.5 15 16.5 18 19.5 21 22.5 24 25.5 27 28.5 30
32 8 47 43 60 16 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
CLAY CLAY SAND SAND SAND CLAY SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND SAND
1.5 3 4.5 6 7.5 9 10.5 12 13.5 15 16.5 18 19.5 21 22.5 24 25.5 27 28.5 30
2 2 60 60 60 12 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 32
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung -
Stratifikasi Tanah
Gambar 14. Stratifikasi Tanah
Berdasarkan data penyelidikan tanah (data bor, stratifikasi tanah) diatas, setiap bored hole didominasi oleh lempung di permukaan dengan konsistensi lunak hingga sedang dan tanah pasiran dengan konsistensi very dense (Nspt =60) hingga akhir pengeboran. Sesuai kriteria yang dapat memicu terjadinya likuifaksi diantaranya adalah tanah berupa pasiran lepas, sedangkan hasil penyelidikan diatas adalah tanah lempung (clay (clay ) dan pasir padat sehingga pada area proyek Nabati Office disimpulkan tidak mengalami liquifaksi.
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 33
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung 3.3
SIMPLIFIKASI STRATIFIKASI TANAH
Berdasarkan dari data hasil pemboran, berikut adalah simplifikasi stratifikasi tanah serta nilai SPT (standard penetration test) yang digunakan untuk desain :
Gambar 15. N-SPT Desain
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 34
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung
Gambar 16. Simplifikasi Stratifikasi Tanah
4. MUKA AIR TANAH (MAT) Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tiap titik borehole, terdapat muka air tanah pada kedalaman -0.8m hingga -3.3m dari muka tanah eksisting. Dengan elevasi MAT tersebut mengingat kedalaman dasar galian basement berada di kedalaman sekitar 3.5 - 4m, maka pelaksanaan pekerjaan galian maupun pondasi perlu dilakukan upaya dewatering. Selain itu sistem drainase di area proyek harus berjalan dengan baik. Analisis dewatering dibahas pada sub bab berikutnya. Namun untuk keperluan desain, MAT diasumsikan pada kondisi kritis yaitu kritis yaitu berada di permukaan tanah. 5. PARAMETER TANAH Secara umum parameter tanah diambil berdasarkan hasil uji laboratorium dan juga berdasarkan korelasi empirik yang ada. Kemudian mengingat adanya berbagai gangguan yang ada, baik saat pengambilan sample maupun saat pengujian, maka nilai parameter yang didapat baik dari hasil uji laboratorium maupun hasil korelasi empirik dibandingkan dengan batasan-batasan nilai tipikal yang didapat dari berbagai sumber. Untuk daftar korelasi empirik dan nilai tipikal parameter tanah yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran B-2.
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 35
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung Berikut parameter-parameter yang digunakan dalam analisis :
Parameter Undrained Shear Strength (c u) dan Angle of Internal Friction ( )
Parameter cU dan diambil berdasarkan hasil pengujian laboratorium dan korelasi empiris yang dibandingkan dengan nilai tipikalnya, seperti yang ditunjukan pada tabel di bawah ini : Tabel. 9 Summary Nilai c u
Layer
Cu Korelasi NSPT (kN/m2)(1)
Jenis Tanah
Depth
Cu Korelasi qu UCT (kN/m2)
NSPT X
Cu = X.N
qu (kN/m2)
Cu (kN/m2)
Cu Triaxial UU (kN/m2)
Cu Tipikal (kN/m2)(2)
Cu Desain (kN/m2)
1
CLAY
0
-
3
2
5
10.00
-
-
-
12.5-25
10
2
CLAY
3
-
4.5
18
5
90.00
-
-
-
100-200
90
3
SAND
4.5
-
9
60
5
0.00
-
-
-
-
0.00
4
CLAY
9
-
11
9
5
45.00
-
-
-
50-100
45
5
SAND
11
-
40
60
5
0.00
-
-
-
-
0.00
Ket :
1
Grafik Terzaghi & Peck (1967), Sowers (1979)
2
Tabel 10.4 Consistency of clays and appriximate correlation to the standard penetration number (N 60 ),
Braja. M. Das.
Tabel. 10 Summary Nilai
NSPT
ϕ Korelasi NSPT(1)
ϕ Korelasi NSPT(2)
ϕ Korelasi NSPT(3)
ϕ Korelasi NSPT(4)
ϕ Tipikal(5)
ϕ Desain
3
2
0.00
0.00
0.00
0.00
-
0.00
-
4.5
18
0.00
0.00
0.00
0.00
-
0.00
4.5
-
9
60
45.00
31.24
45.00
45.00
>45
45.00
CLAY
9
-
11
9
0.00
0.00
0.00
0.00
-
0.00
SAND
11
-
40
60
45.00
31.24
45.00
45.00
>45
45.00
Layer
Jenis Tanah
1
CLAY
0
-
2
CLAY
3
3
SAND
4 5
Ket :
Untuk Tanah Pasir
Depth
1
Hatanaka & Uchida (1996)
2
Peck, dkk (1953)
3
Japan Road Association (1990)
4
Ohsaki, dkk (1959)
Parameter Effective Shear Strength (c’) dan Effective Angle of Internal Friction (ϕ’)
Parameter c’ diambil berdasarkan hasil pengujian laboratorium sedangkan untuk lapisan tanah tanah pada kedalaman yang tidak diambil sample maka nila c’ diasumsikan sebesar 10 kN/m 2. Untuk Lempung Lempung nilai ϕ’ diambil berdasarkan hasil laboratorium dan korelasi empiris. Korelasi empiris digunakan pada lapisan yang tidak diambil sample.
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 36
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung Untuk Pasir nilai Pasir nilai ϕ’ sama dengan ϕ total : Tabel. 11 Summary Nilai c’ dan ’
Layer
Jenis Tanah
Depth
NSPT
IP (%)
ϕ Korelasi NSPT(1)
ϕ Korelasi NSPT(2)
ϕ Korelasi NSPT(3)
ϕ Korelasi NSPT(4)
ϕ' Clay Berdasarkan IP(7)
ϕ Triaxial CU c'
'
kN/m 2
(...o)
ϕ Tipikal(5)
Desain
ϕ' Desain
c'
1
CLAY
0
-
3
2
0
0
0
0
0
0.00
4.3
18.70
-
4.3
18.70
2
CLAY
3
-
4.5
18
0
0
0
0
0
0.00
0
0
-
10
25.71
3
SAND
4.5
-
9
60
0
45.00
31.24
45.00
45.00
0.00
0
0
>45
0
45.00
4
CLAY
9
-
11
9
0
0
0
0
0
0.00
0
0
-
10
22.50
5
SAND
11
-
40
60
0
45.00
31.24
45.00
45.00
0.00
0
0
>45
0
45.00
1
Ket :
Bjerrum & Simons (1960)
Parameter Konsolidasi (OCR, Cc, Cr, , dan e0)
OCR ditentukan berdasarkan nilai Pc (Preconsolidation pressure ) hasil dari pengujian konsolidasi di laboratorium, yang kemudian di masukan kedalam persamaan :
′
Dimana :
OCR
= Overconsolidation Ratio
Pc
= Preconsolidation Pressure (kN/m2)
σv’
= Effective Overburden Pressure (kN/m2) Tabel. 12 Summary Nilai OCR
σv' (kN/m 2)
OCR Korelasi Duncan
OCR Korelasi Mayne & Kemper
OCR Lab
OCR Desain
Pc Korelasi Jenis Tanah
Layer
Depth (m)
N SPT
Su (kN/m 2)
IP (%)
Pc Lab (kN/m 2)
Su/(0.11+0.0037 IP) (kN/m 2)
1
CLAY
0
-
3
2
10
0
127
90.91
9.00
10.10
7.99
14.11
1.00
2
CLAY
3
-
4.5
18
90
0
0
818.18
22.50
36.36
19.31
0.00
1.00
3
SAND
4.5
-
9
60
0.00
0
0
0.00
45.00
0.00
0.00
0.00
0.00
4
CLAY
9
-
11
9
45
0
0
409.09
69.00
5.93
5.53
0.00
1.00
5
SAND
11
-
40
60
0.00
0
0
0.00
191.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Cc (Compression Index) ditentukan berdasarkan hasil dari pengujian konsolidasi di laboratorium dan korelasi nilai Wn dan LL. Tabel. 13 Nilai Cc Desain
Layer
Jenis Tanah
1
CLAY
0
-
2
CLAY
3
3
SAND
4 5
Ket :
NSPT
Wn (%)
LL (%)
Cc = 0.01 Wn
Cc = 0.009.(LL-10)
Cc Lab
Cc Tipikal*
Cc Desain
3
2
0.00
0
0.00
0.00
0.48
0.20-0.35
0.480
-
4.5
18
0.00
0
0.00
0.00
0.00
0.001-0.05
0.040
4.5
-
9
60
0.00
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.000
CLAY
9
-
11
9
0.00
0
0.00
0.00
0.00
0.05-0.10
0.093
SAND
11
-
40
60
0.00
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.000
Depth
Azzouz et al.1978, Al-Khafaji and Andersland 1992 * Azzouz
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 37
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung Cr (Recompression Index) diambil sekitar 1/5 – – 1/10 dari nilai Cc yang digunakan atau dapat diambil pada range 0.015 – 0.015 – 0.035 0.035 (Leonard, 1976). Tabel. 14 Nilai Cr Desain
NSPT
Cc Desain
Cr = 0.1.Cc
Cr Lab
Cr Desain
3
2
0.48
0.05
0.05
0.0500
-
4.5
18
0.04
0.00
-
0.0040
4.5
-
9
60
0.00
0.00
-
0.0000
CLAY
9
-
11
9
0.09
0.01
-
0.0093
SAND
11
-
40
60
0.00
0.00
-
0.0000
Layer
Jenis Tanah
Depth
1
CLAY
0
-
2
CLAY
3
3
SAND
4 5
(Poisson Ratio) diambil Ratio) diambil menurut rentang tipikal nya mengingat nilai poisson ini pada umumnya memiliki rentang yang tidak terlalu lebar. Untuk besaran nya, angka poisson diambil rata-rata sebesar 0.3. 0.3. Tabel. 15 Nilai Tipikal Poisson Ratio Soil
Lower Limit
Upper Limit
Average
Loose sand
0.2
0.4
0.3
MediumSand
0.25
0.4
0.325
Dense sand
0.3
0.45
0.375
Silty sand
0.2
0.4
0.3
Soft clay
0.15
0.25
0.2
Medium clay
0.2
0.5
0.35
Sumber : Braja. M. Das (2002) eo (Initial Void Ratio) berdasarkan hasil pengujian laboratorium dan berdasarkan korelasi terhadap nilai Cc, berikut hasilnya : Tabel. 16 Summary Nilai e0
e0 Range
e0 Desain
Wn (%)
3
2
0
0.48
1.30
0.69
0.38 - 1.30
1.30
-
4.5
18
0
0.04
0.00
0.30
0.38 - 1.30
1.00
4.5
-
9
60
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
CLAY
9
-
11
9
0
0.09
0.00
0.35
0.38 - 1.30
1.00
SAND
11
-
40
60
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Jenis Tanah
1
CLAY
0
-
2
CLAY
3
3
SAND
4
Sumber :
e0 = (Cc/1.15)0.27*
NSPT
Layer
5
e0 Uji Laboratorium
Cc Desain
Depth
(1)
Braja. M. Das
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 38
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung
Parameter Modulus Elastisitas (E u dan E’)
Untuk Modulus Elastisitas Undrained (E U) tanah kohesif nilai modulus elastis dapat ditentukan berdasarkan hasil uji triaxial atau kurva korelasi hasil penelitian Duncan & Buchignani (1976) yang membandingkan nilai OCR dan PI. Kemudian nilai E u
yang di dapat dibandingkan dengan nilai
tipikalnya untuk menentukan Eu yang akan digunakan. Berikut hasil yang diperoleh : Tabel. 17 Summary Nilai E u
Layer
Jenis Tanah
Depth
NSPT
IP (%)
cu(kN/m2)
K(1)
OCR
Eu = K.cu
Eu Tipikal (kN/m2)(2)
Eu Desain (kN/m2)
(kN/m2) 1
CLAY
0
-
3
2
0
10
1.00
250
2500
2000-7000
2500
2
CLAY
3
-
4.5
18
0
90
1.00
250
22500
20000-50000
22500
3
SAND
4.5
-
9
60
0
0.00
0.00
250
0
-
0
4
CLAY
9
-
11
9
0
45
1.00
250
11250
10000-25000
11250
5
SAND
11
-
40
60
0
0.00
0.00
250
0
-
0
Ket :
1
Duncan & Buchignani
2
Hand Book of Geotechnical Investigation and Design T abels (2007); hal : 127
Untuk Modulus Elastisitas Drained (E’) (E’) tanah kohesif moudulus elastis ditentukan berdasaran korelasi : E’ =
(+)
Atau sekitar E’ = = 0.6 ~ 0.8 E u Dan tanah pasiran nilai modulus elastis ditentukan berdasarkan korelasi empiris yaitu E’ = 766 NSPT (kN/m2) Berikut rangkumannya : Tabel. 18 Summary Nilai E’
Layer
Jenis Tanah
Depth
NSPT
Eu(kN/m2)
E' = 766.N*
E' Tipikal Pasir *** (kN/m2)
(kN/m2)
E' Tipikal Lempung (kN/m2)
0.6 x Eu
-
0.8 x Eu
E' Desain (kN/m2)
1
CLAY
0
-
3
2
2500
0
-
1500
-
2000
1500
2
CLAY
3
-
4.5
18
22500
0
-
13500
-
18000
13500
3
SAND
4.5
-
9
60
0
45960
40000-100000
0
-
0
45960
4
CLAY
9
-
11
9
11250
0
-
6750
-
9000
6750
5
SAND
11
-
40
60
0
45960
40000-100000
0
-
0
45960
Ket :
1
Advanced Soil Mechanics, Mechanics, Braja.M.Das
2
Hand Book of Geotechnical Investigation and Design T abels (2007); hal : 127
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 39
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung 5.1
SUMMARY PARAMETER TANAH
Berdasarkan penentuan nilai-nilai parameter yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut adalah summary parameter desain yang digunakan:
Tabel. 19 Summary Parameter Desain Layer
Soil Type
h (m)
N Value
cu (kN/m2)
c' (kN/m2)
(0)
' (0)
OCR
e0
Cc
Cr
Eu (kN/m 2)
E' kN/m 2)
n (kN/m 3)
1
CLAY
0
-
3
3
2
10.00
4.30
0.00
18.70
1.0
1.30
0.480
0.050
2500.00
1500.00
16.0
2
CLAY
3
-
4.5
1.5
18
90.00
10.00
0.00
25.71
1.0
1.00
0.040
0.004
22500.00
13500.00
16.0
3
SAND
4.5
-
9
4.5
60
0.00
0.00
45.00
45.00
0.0
0.00
0.000
0.000
0.00
45960.00
18.0
4
CLAY
9
-
11
2
9
45.00
10.00
0.00
22.50
1.0
1.00
0.093
0.009
11250.00
6750.00
16.0
5
SAND
11
-
40
29
60
0.00
0.00
45.00
45.00
0.0
0.00
0.000
0.000
0.00
45960.00
18.0
Depth (m)
6. PERENCANAAN SISTEM GALIAN Secant Pile merupakan DPT dari jenis In-situ yang biasanya digunakan pada area yang sempit karena metode ini tidak membutuhkan area yang luas untuk membuat konstruksi dan menahan rembesan air. Secant Pile juga Pile juga bisa diterapkan pada tanah dengan kondisi sulit atau level muka air yang tinggi. Sistem galian di lokasi proyek ini direncanakan menggunakan struktur penahan berupa Secant Pile berdiameter 50 cm dengan kedalaman 9m dan interval 0.8m.
Gambar 17. Ilustrasi Interval Secant Pile
Spesifikasi Rencana Secant Pile : -
Diameter, D
= 50cm
-
Panjang, L
= 9m
-
Interval / Spasi
= 0.8 - 1 m
-
Bar
= 16D19
-
Compressive strength of concrete, fc’
= 30 MPa
-
Yield strength of bar, fy
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
= 400 MPa
Halaman 40
Proyek Pembangunan Wu Tower (Nabati Office) – Bandung Bandung 6.1
TENIK PELAKSANAAN SECANT PILE
Struktur secant pile tersusun atas barisan pile beton tak bertulang yang disebut dengan primary pile (bentonite) dan pile beton bertulang yang disebut secondary pile . Bentonite dicor terlebih dahulu.
Gambar 18. Ilustrasi Pelaksanan Secant Pile
Pembuatan lubang bor untuk bentonite pada prinsipnya sama dengan pembuatan lubang bor untuk bored
pile .
dimasukan bentonite
Ke
dalam
cement
lubang
bor
slurry dengan slurry dengan
yang
melalui
telah pipa
selesai tremie
dilaksanakan
kemudian
sehingga bentonite
cement
slurry mencapai permukaan yang ada. Pada waktu bentonite cement ini mulai mengeras, biasanya akan terjadi “penyusutan” sehingga permukaan bentonite cement akan menurun. Untuk mengisi penuh kembali lubang, bentonite cement slurry dapat dapat langsung dituang di atas material yang sudah mulai mengeras dengan sebelumnya dilakukan pembersihan di atas permukaanya. Begitu pula dengan secondary pile yang dicor secara overlap terhadap primary pile . Keduanya disusun saling menyambung hingga membuat dinding.
Laporan Struktur Bawah – Rev. Rev. 2
Halaman 41