1
LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH
Makalah Seminar Biologi Berjudul: IMPLEMENTASI CHALLENGE-BASED IMPLEMENTASI CHALLENGE-BASED LEARNING DALAM DALAM PEMBELAJARAN SAINS BIOLOGI
Yang ditulis oleh: SAPARUDDIN NIM. 0705121042
Telah memperoleh persetujuan dari pembimbing pada tanggal ………. untuk diseminarkan
Pembimbing,
Prof. Dr. Firdaus, L.N., M.Si NIP.
Makalah ini telah diseminarkan pada tanggal ……………………………………… Koordinator Seminar Biologi,
Prof. Dr. Firdaus, L.N., M.Si NIP.
2
IMPLEMENTASI CHALLENGE-BASED IMPLEMENTASI CHALLENGE-BASED LEARNING DALAM DALAM PEMBELAJARAN SAINS BIOLOGI
MAKALAH SEMINAR BIOLOGI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah seminar biologi Semester genap tahun akademik 2009/2010
OLEH: SAPARUDDIN NIM. 0705121042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2010
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan dan kemampuan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Implementasi Challenge-Based Learning dalam Pembelajaran Sains Biologi” dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Seminar Biologi pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. Adapun kajian dalam makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya
penerapan
Challenge-Based
Learning dalam
pembelajaran
khususnya dalam pembelajaran sains biologi sehingga pendekatan Challenge Based Learning ini dapat mengoptimalkan pengembangan keterampilan yang harus dimiliki siswa pada abad pengetahuan atau abad ke-21 ini. ini. Di dalam makalah ini, dipaparkan tentang karakteristik dan konsep Challenge-Based
Learning sehingga
pendekatan
ini
mempunyai
banyak
keunggulan dari model atau pendekatan pembelajaran yang telah ada. Disamping itu, penulis juga memaparkan tahapan dan penerapan praktis dari Challenge Based Learning di dalam pembelajaran khususnya di dalam pembelajaran sains biologi. Harapan penulis, makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi tambahan referensi bagi pendidik atau calon pendidik dalam menerapkan Challenge-Based Learning dalam dalam pembelajaran sehingga dunia pendidikan benar benar
bereformasi
dari
pembelajaran
yang
masih
berorientasi
kepada
pembelajaran tradisional yang saat ini masih membelenggu membelenggu guru-guru di Indonesia.
4
Selanjutnya, kepada Dosen pembimbing Prof. Dr. Firdaus, L.N., M.Si, penulis ucapkan terima kasih atas bimbingan dan masukannya selama penulisan makalah ini. Akhirnya, masukan dan kritikan yang membangun demi menyempurnakan makalah ini sangat diharapkan dari dar i semua pihak. Semoga buah pikir dalam bentuk makalah
ini
dapat
memberikan
kontribusi
dan
bermanfaat
bagi
membutuhkan khususnya khususnya dalam dunia pendidikan.
Pekanbaru, April 2010
Penulis
yang
5
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABE L DAFTAR GAMBAR ABSTRAK BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Manfaat Penulisan BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN 2.1 Konsep dan Karakteristik Challenge-Based Challenge-Based Learning 2.2.1Tahap-Tahap Challenge-Based 2.2.1Tahap-Tahap Challenge-Based Learning 2.2.2 Keuntungan Pembelajaran melalui pendekatan Challengependekatan Challenge Based Learning 2.2.2.1 Perbandingan Challenge-Based Learning dengan pembelajaran tradisional 2.2.2.2 Challenge-Based Learning dan Pengembangan keterampilan abad ke-21 dalam pembelajaran 2.2 Setting pembelajaran melalui pendekatan Challenge-Based Learning 2.3 Penerapan pendekatan Challenge-Based Learning dalam pembelajaran sains Biologi BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
i iii iv v vi 1 3 3 3 4 9 12 15 19 23 26 32 33 34
6
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.
Perbedaan pembelajaran berbasis tantangan (Challenge Based Learning ) dan pembelajaran tradisio nal
Tabel 2.
16
Deskripsi estimasi alokasi alokasi waktu dalam tiap tahapan pembelajaran Challenge-Based Learning pada submateri makanan
26
7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. 1.
STAR. Legacy Cycle dalam Challenge-Based dalam Challenge-Based Learning
Gambar 2.
Langkah-langkah atau tahapan dari Challenge-Based
Gambar 3. 3.
Gambar 4.
9
Learning……………………………………………………… Learning………………………………………… ……………… ….
10
Perbandingan nilai inovasi dan efisiensi antara Challengeantara Challenge Based Learning da dan pembelajaran tradisio nal…………….
15
Laporan pengembangan keterampilan abad ke-21 pada siswa dalam pembelajaran Challenge-Based pembelajaran Challenge-Based Learning ……
22
8
IMPLEMENTASI CHALLENGE-BASED IMPLEMENTASI CHALLENGE-BASED LEARNING DALAM DALAM PEMBELAJARAN SAINS BIOLOGI
RINGKASAN
Challenge-Based Learning merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan menjadi model pembelajaran yang berdasarkan atas kesuksesan dari model pembelajaran Problem-Based pembelajaran Problem-Based Learning dan Project-Based dan Project-Based Learning. Challenge Based Learning merupakan merupakan model pembelajaran yang yang melibatkan pendekatan pendekatan multidisiplin ilmu untuk mencapai tujuan pembelajaran, dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi t eknologi yang berkembang saat ini semaksimal mungkin. Orientasi dari hasil belajar melalui penerapan Challenge-Based Learning adalah optimalisasi pengembangan keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa abad ke21. Esensi dari pembelajaran Chalenge-Based pembelajaran Chalenge-Based Learning adalah bagaimana siswa dapat mengkontruksikan ilmunya dengan berfikir kritis, kreatif dan inovatif untuk memecahkan permasalahan yang terdapat di dunia nyata. Dimana siswa akan menciptakan solusi aplikatif secara berkolaboratif untuk memperdalam pemahaman terhadap pembelajarannya dan mampu menghubungkan menghubungkan apa yang ia pelajari dengan apa yang terjadi di dunia nyata. Tahapan pembelajaran dengan menerapkan menerapkan Challenge-Based Learning dimulai dengan adanya gagasan utama ( Big Big Idea), Idea ), pertanyaan pertanyaan penting penting ( Essential Question) Question) dan tantangan tantangan (Challenge ( Challenge). ). Selanjutnya siswa dibawah bimbingan guru akan merancang tahapan selanjutnya yaitu Guiding Question Question (pertanyaan-pertanyaan pemandu), Guiding Activities (aktivitas pembelajaran pemandu), Guiding pemandu), Guiding Resources (sumber Resources (sumber belajar pemandu), merumuskan solusi dan bertindak (Solution-Action ( Solution-Action). ). Kemudian dilakukan penilaian dari kesuksesan solusi ( Assessment Assessment ), ), refleksi dan dokumentasi dalam rangka menyusun laporan kegiatan pembelajaran. Terakhir adalah mempublikasikan dan melakukan penilaian secara keseluruhan dari kegiatan pembelajaran.
9
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat pesat pada saat ini membawa dampak yang begitu signifikan terhadap dunia pendidikan. Dimana proses peralihan dari abad industrialisasi keabad pengetahuan menuntut setiap bidang dalam kehidupan berubah sangat cepat dan dapat beradaptasi dengan
cepat
(Saripudin,
2009).
Keberadaan
teknologi
tersebut
juga
memungkinkan semua orang dapat memperoleh informasi apa saja, dari mana saja, dimana saja dan kapan saja. Ini artinya, semua orang dapat belajar apa saja, kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja dan dengan cara apa saja sehingga pembelajaran akan lebih bersifat bers ifat terbuka, fleksibel dan d an terdistribusi terdistr ibusi (Anonimous, 2009). Banyak praktik pendidikan yang dianggap menguntungkan pada abad industrial, seperti belajar fakta, praktik, kaidah dan prosedur digantikan dengan belajar dalam konteks dunia nyata dan otentik melalui problem dan proyek, inkuiri, discovery, dan invensi dalam praktik abad pengetahuan. Akan tetapi pola belajar yang diterapkan pada masa industrialisasi sudah dianggap tidak cocok co cok lagi di abad pengetahuan, dimana perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang begitu pesat, dan teknologi tersebut te rsebut merupakan katalis kata lis penting untuk gerakan menuju metode pembelajaran di abad a bad pengetahuan (Saripudin, 2009). Tidak adanya batasan untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan melalui teknologi, mengandung dampak positif terhadap proses pembelajaran. Namun tentunya, hal ini harus menggunakan formula atau model pembelajaran yang tepat, agar hasil yang ingin dicapa i dapat sesuai dengan d engan tujuan dari proses pembelajaran.
10
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien (Muhaimin dalam dalam Yatim Riyanto, 2009). Menurut Menurut Laurence Johnson et.al. (2009), selama bertahun-tahun, banyak pendekatan-pendekatan pembelajaran yang telah t elah diterapkan, dievaluasi dan disukai oleh guru dan siswa. Sebagai contoh pendekatan pembelajaran berbasis masalah ( Problem-Base ( Problem-Base Learning ), ), pembelajaran kontekstual (Contextual ( Contextual Teaching and Learning ) sampai ke pendekatan pembelajaran berbasis proyek ( Project-Base Learning ) tetapi tetap saja pendekatan pembalajaran tersebut berorientasi kepada penilaian pembelajaran berbasis ceramah ( Lecture-Base Instruction). Instruction). Untuk itu, diperlukan adanya sebuah strategi pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang mengandung aspek-aspek terbaik dari pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran kontekstual yang lebih berfokus kepada permasalahan yang terjadi di dunia nyata tetapi tetap berpusat kepada kurikulum yang berlaku. Pendekatan pembelajaran yang memaksimalkan peran lingkungan belajar siswa untuk mengembangkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang pembelajaran yang dipelajarinya, bukan hanya sekedar mengaitkan pembelajaran dengan konteks dunia nyata tetapi mampu mengembangkan pengetahuan untuk melakukan pemecahan permasalahan yang terjadi di dunia nyata tersebut dengan mengoptimalkan
penggunaan
peramgkat
teknologi
yang
tersedia.
Model
pembelajaran tersebut harus mendorong keinginan dan keingintahuan siswa untuk belajar, mampu bekerja secara berkolaborasi dan da n mengatur waktu wakt u belajar mereka sendiri serta meningkatkan peran guru dalam mendukung dan memandu aktivitas belajar. Challeng-Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dikembangkan menjadi model pembelajaran yang sesuai dengan latar belakang tersebut. Menurut Laurence Johnson et.al. (2009), didalam Challenge-Based Learning guru dan siswa terlibat bersama di dalam suatu proyek pembelajaran. Challenge-Based Learning memberikan peluang kepada siswa untuk fokus berfikir
terhadap
suatu
tantangan
permasalahan
global
kemudian
11
menguembangkan solusi-solusi yang bersifat local pada kehidupan sehari-hari. Challenge-Based
Learning memberikan
peluang
kepada
siswa
untuk
mengarahkan dirinya sendiri dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan yang terjadi di dunia nyata dan berfikir kritis bagaimana menerapkan apa yang mereka
pelajari.
Hasilnya
adalah
peningkatan
keterlibatan
siswa
dalam
pembelajaran, meluangkan lebih banyak waktunya dalam pembelajaran, kreatif dalam mengaplikasikan teknologi, dan meningkatkan kepuasan siswa dalam mengerjakan tugasnya pembelajarannya. Secara otomatis siswa juga menguasai materi
lain
yang
berhubungan
dengan
materi
yang
ia
pelajari
dan
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang penting bagi pelajar abad ke 21.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang belakang yang telah diuraikan maka maka dapat dirumuskan dirumuskan suatu pemasalahan yaitu, “Bagaimanakah implementasi Challenge-Based implementasi Challenge-Based Learning dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran sains biologi?”.
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk: 1. Memaha Memahami mi konsep konsep dan karak karakteri teristi stik k pendeka pendekatan tan Challenge-Based Learning dalam dalam pembelajaran. 2. Mengka Mengkaji ji interven intervensi si pendeka pendekatan tan Challenge-Based
Learning dalam
pembelajaran. 3. Mendesains Mendesains pembelajar pembelajaran an sains sains biologi biologi dengan dengan menerap menerapkan kan pendek pendekatan atan Challenge-Based Learning.
1.4
Manfaat Penulisan
Pembahasan melalui makalah ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai implementasi pendekatan Challenge-Based pendekatan Challenge-Based Learning dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran pembelajara n sains biologi.
12
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Kon Konsep dan Kar Karakteri eristik Challenge-Based Learning
Challenge-Based Learning atau disebut juga dengan pembelajaran berbasis
tantangan
adalah
suatu
pendekatan
dalam
pembelajaran
yang
diperkenalkan secara terbuka oleh Apple oleh Apple Inc. pada Inc. pada tahun 2008 yang mana disebut juga dengan Apple Classroom of Tomorrow-Today (ACOT 2 ). ). Walaupun telah diperkenalkan dan diterapkan pada beberapa universitas pada tahun 2001, pendekatan Challenge-Based Learning ini baru diterapkan dan dilakukan penelitian pada beberapa sekolah se kolah menengah di California oleh Laurence Johnson dan timnya pada tahun 2009 sehingga dibakukanlah tahap-tahap Challenge-Based Learning dalam dalam pembelajaran sehingga s ehingga mudah diaplikasikan. Challenge-Based Learning merupakan salah satu pendekatan yang kemudian dikembangkan menjadi model dalam pembelajaran, dimana guru dan siswa bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dari proses pembelajaran. Challenge-Based Learning dibangun dari kesuksesan model pembelajaran berbasis masalah ( Problem-Based Problem-Based Learning ) dimana siswa mengarahkan diri mereka sendiri dalam membuat skenario pembelajaran untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di dunia nyata dan bekerja dalam suatu kelompok kolaboratif (Laurence Johnson et.al., 2009). Menurut Nelson Baloian (2001), Challenge-Based Learning dapat dapat digambarkan sebagai bentuk khusus dari model pembelaran berbasis masalah dimana masalah tersebut lebih nyata dan alami. Tambahannya,
Challenge-Based
Learning mengandung
kegiatan-kegiatan
experimental sehingga merupakan kolaborasi dari pendekatan Problem-Based Learning dan Project-based dan Project-based learning. Di dalam Challenge-Based Learning , sebagaimana Problem-Based Lerning , peran guru bergeser dari hanya berperan sebagai penyaji informasi menjadi pemandu pembelajaran untuk mengkontruksikan pengetahuan siswa terhadap suatu masalah. Siswa mengidentifikasi masalah, mengembangkan pertanyaan-pertanyaan riset, menyelidiki suatu permasalahan atau topik dengan
13
menggunakan
sumber-sumber
secara
luas
dan
memprediksi
beberapa
kemungkinan pemecahan masalah sebelum siswa tersebut mengidentifikasi satu pemecahan permasalahan
yang paling layak. Mendokumentasikan proses
pembelajarannya dan penemuan yang yang mempunyai kualitas baik dapat memberikan proses keterkaitan kepada banyak sekali pekerjaan atau permasalahan nyata. Suatu komponen yang menarik dari pendekatan Challenge-Based Learning adalah bahwa permasalahan dalam pembelajaran tersebut dimulai dari gagasan untuk suatu kepentingan global. Menurut Laurence Johnson et.al. (2009), pada pembelajaran berbasis tantangan, para siswa mampu melakukan riset berdasarkan area tantangan pada kejadian yang terjadi di lingkungan sekitar mereka sehingga mampu menguatkan keterkaitan antara apa yang mereka pelajari disekolah dengan apa yang terjadi dilingkungan luar. Pembelajaran yang dilakukan dalam suatu tim atau kelompok akan meningkatkan ketertarikan siswa pada proses pembelajaran pe mbelajaran dan memberikan pengalaman pada pekerjaan kelompok dan pembelajaran kolaboratif. Dalam pembelajaran ini, peran guru adalah sebagai pemandu aktivitas siswa dalam kelompoknya, memberikan perhatian dan pertanyaan-pertanyaan individual serta membimbing para siswa untuk tetap tet ap fokus pada permasalahan jika dilihat permasalahan itu terlalu luas. Tambahannya, menurut Ann McKenna et.al. (2002), lingkungan belajar dalam Challenge-Based Learning dikonstruksikan untuk mendukung pembelajaran kolaboratif dan reflektif serta menyediakan peluang bagi siswa untuk melatih kemampuankemampuan yang dimilikinya. Dikarenakan Challenge-Based Learning menekankan gagasan dari permasalahan dunia nyata dan kemudian siswa diharuskan menemukan solusisolusi aplikatif yang bersifat lokal, suatu cakupan yang luas dari kurikulum dapat ditujukan.
Artinya,
Challenge-Based
Learning mampu
mengintegrasikan
komponen-komponen kurikulum dan membimbing siswa untuk mengaitkan proses penemuannya terhadap banyak banyak materi pembelajaran lain yang mendukung.
14
Akses kepada teknologi adalah bagian integral dan tidak terpisahkan dari Challenge-Based Learning, Learning, dimana dapat membantu para guru menelaah masalah-masalah yang ada. Adanya jaringan internet yang tidak terbatas membuka peluang kepada siswa untuk membangun pengetahuannya dan dapat bekerja secara komunikatif dan kolaboratif. Sehingga siswa mempunyai akses kepada sumber-sumber yang luas termasuk artikel-artikel baru, penelitian, bahkan para ahli di seluruh dunia (Laurence Johnson et.al., 2009). Kunci utama dari Challenge-Based dari Challenge-Based Learning adalah bahwa pembelajaran ini mengoptimalkan penggunaan teknologi yang sehari-hari digunakan oleh pelajar abad ke-21. Didalam mempersiapkan laporan akhir dari proses pembelajaran
siswa,
maka
siswa
diwajibkan
mempresentasikan
hasil
pekerjaannya yang meliputi foto-foto, video, rekaman, dan kemampuan menulis yang mereka miliki. Jika seandainya mereka belum pernah melakukan hal tese but, maka pembelajaran dengan pendekatan Challenge-Based pendekatan Challenge-Based Learning menyediakan peluang bagi siswa untuk mengasah kemampuan dan keahlian siswa dalam penguasaan teknologi dan berkomunikasi berkomunikasi (Laurence Johnson et.al., 2009). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran dengan pendekatan Challenge-Based pendekatan Challenge-Based Learning dapat dapat memotivasi siswa untuk melakukan pembelajaran dengan lebih baik serta mampu menerapkan solusi-solusi yang mereka temukan di komunitas masyarakat. Menurut Laurence Johnson et.al. (2009), Challenge-Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang potensial untuk siswa-siswa yang memiliki kemampuan mengingat yang rendah, mempunyai nilai yang rendah dan tidak mempunyai ketertarikan dan keinginan dalam belajar sehingga pendekatan pembelajran ini dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna bermakna sebagaimana yang diharapkan. Menurut Anonymous (2008), Challenge-Based Learning melibatkan pendekatan multidisiplin multidisiplin ilmu dalam mencapai tujuan proses pembelajaran dengan mendorong siswa untuk memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin dikehidupan sehari-harinya untuk memecahkan permasalahan dikehidupan nyata. Challenge-Based Learning adalah adalah pembelajaran yang kolaboratif, meminta siswa bekerja secara berkelompok dengan sesama siswa yang lain, guru mereka dan
15
para ahli dikehidupan mereka untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap apa yang mereka pelajari, menerima dan menjawab tantangan, melakukan tindakan, berbagi pengalaman, serta membahas permasalahan-permasalahan yang terjadi secara global. Dikutip dari Anonimous (2008), Challenge-Based Learning memiliki karakteristik seperti dibawah ini: 1. Mempunyai Mempunyai
masukan masukan
permasalahan permasalahan
yang yang
beragam beragam
sehingga sehingga
memungkinkan pemecahan permasalahan yang beragam pula. 2. Berkai Berkaitan tan nyata nyata dengan dengan berb berbagai agai disip disiplin lin ilmu ilmu 3. Berfokus Berfokus kepada kepada pengemba pengembangan ngan keterampilan-k keterampilan-keterampi eterampilan lan abad abad ke21 4. Mengoptim Mengoptimalisasik alisasikan an penggunaan penggunaan teknologi teknologi untuk untuk mendukun mendukung g dan mencari sumber-sumber pembelajaran. 5. Memaksimalka Memaksimalkan n
penggun penggunaan aan
internet internet
untuk
pengorgani pengorganisasian, sasian,
pengkolaborasian dan berbagi. berbagi. 6. Berfokus Berfokus kepada kepada tantangan tantangan-tantan -tantangan gan yang yang bersifat bersifat umum (global) (global) untuk mendapatkan pemecahan masalah / solusi-solusi yang bersifat lokal. 7. Menekankan Menekankan kepada siswa siswa untuk melakuk melakukan an sesuatu sesuatu daripada daripada hanya hanya belajar tentang sesuatu. 8. Mendokum Mendokumentasi entasikan kan
pengalam pengalaman an
belajar belajar
dari dari
tantangan tantangan
yang
diberikan, kepada solusi-solusi yang didapatkan.
Karakteristik tersebut meyakinkan bahwa Challenge-Based bahwa Challenge-Based Learning lebih lebih melibatkan aktivitas siswa, memberikan mereka peluang untuk mendapatkan pengalaman
dan
keterampilan
yang
berharga,
menyeimbangkan
antara
pembelajaran formal dengan pembelajran informal, sert a sesuai dengan kehidupan siswa yang serba.
16
Pembelajaran dengan menerapkan Challenge-Based menerapkan Challenge-Based Learning berdasarkan berdasarkan prinsip yang dijelaskan didalam laporan U.S. National Research Council yaitu yang disebut dengan prinsip " How " How People Learn". Learn". Prinsip ini berdasarkan berbagai pendekatan pembelajran yang berusaha meningkatkan lebih banyak komponen inovatif. Prisip " How People Learn" Learn" dalam lingkungan pembelajaran yaitu: 1. Student Centered : : menggunakan kapabilitas yang ada pada diri siswa sebagai pemulai dari pembelajaran. 2. Knowledge Centered : fokus pembelajaran kepada penguasaan dari subtansi pokok hasil belajar. 3. Assessment Centered : menyediakan peluang bagi siswa dan guru untuk melakukan umpan balik terhadap proses pembelajaran siswa. 4. Community Centered : : harus mengaitkan disiplin ilmu yang dipelajari dengan konteks lingkungan masyarakat. (Taylor Mart in et.al., 2007)
Menurut Giorgio Giorgio TD. dan Brophy SP. (2001), (2001), melaporkan
dalam penelitiannya
bahwa lingkungan pembelajaran yang yang efektif harus berdasarkan berdasarkan
empat dimensi dari prinsip "How People Learn" ini. Dan prinsip ini dideskripsikan secara jelas dalam tahapan umum Challenge-Based Learning sebagaimana yang tergambar dalam dalam STAR. STAR. (Software Technology for Action and Reflection) Legacy Cycle. Tambahannya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Taylor Martin et.al. (2007), implementasi empat prinsip How People Learn menggunakan
tahapan
umum
pendekatan
pembelajaran Challenge-Based
Learning digambarkan digambarkan dalam STAR. dalam STAR. Legacy Cycle sebagai Cycle sebagai berikut:
17
Gambar 1. 1. STAR. Legacy Cycle dalam Challenge-Based dalam Challenge-Based Learning Sumber :
Tahapan permasalahan
Taylor Taylor Martin et.al. (2007).
pertama nyata
yaitu
berdasarkan
tantangan. berbagai
Siswa
memulai
perspektif.
memikirkan
Kemudian
mereka
mencetuskan ide tentang bagaimana memecahkan dan menjawab tantangan tersebut. Selanjutnya siswa akan melakukan eksplorasi terhadap aspek-aspek yang mendukung dalam menjawab tantangan, kemudian mereka melakukan tindakan terhadap ide dan solusi mereka tersebut. Keseluruhan proses akan dinilai dan akhirnya siswa akan mempublikasikan solusi mereka kepada komunitas dunia luar.
2.2.1 .2.1
Tahap-tahap Challenge-Based Learning
Menurut
Anonimous
(2008),
pembelajaran
dengan
menerapkan
pendekatan Challenge-Based Learning mempunyai beberapa tahap atau proses yang dimulai dari dibentuknya gagasan utama, kemudian diikuti dengan beberapa langkah berikutnya berikutnya yaitu: pertanyaan-pertanyaan pertanyaan-pertanyaan penting, tantangan, pertanyaan pertanyaan pemandu, aktivitas-aktivitas aktivitas-akt ivitas pemandu, serta sumber-sumber belajar pemandu dalam menentukan dan memperkirakan solusi-solusi pemecahan permasalahan, menerapkan solusi-solusi yang didapatkan siswa, merefleksi, penilaian serta publikasi.
18
Gambar 2. Langkah-langkah 2. Langkah-langkah atau tahapan dari Challenge-Based dari Challenge-Based Learning Sumber : Sumber :
Laurence Johnson et.al. (2009).
1. Gagas agasan an utam utamaa (Big Idea). Gagasan utama adalah suatu konsep pembelajaran yang dapat dieksplorasi dengan berbagai cara dan berkaitan dengan topik permasalahan di dunia nyata. Gagasan utama ini dikembangkan oleh guru dengan melihat tingkatan pendidikan / keadaan siswa dan kepentingan masyarakat. Contoh dari gagasan utama adalah identitas, kelestarian / keberlanjutan, kreativitas, kekerasan, perdamaian, dan kekuasaan. 2. Perta Pertany nyaa aan n pen penting ting (Essential Question). Gagasan utama yang masih bersifat umum akan dikhususkan lagi suatu pertanyaan penting oleh guru. Pertanyaan penting ini harus direfleksikan dari keadaan siswa dan kepentingan atau permasalahan di lingkungan masyarakat. Pertanyaan penting ini mendeskripsikan bentuk kontekstual dari gagasan. 3. Tantan tangan (The an (The Challenge). Dari pertanyaan penting, guru membuat suatu tantangan yang mana meminta
siswa
untuk
menciptakan
jawaban
yang
menghasilkan solusi aplikatif yang konkret dan bermakna.
spesifik
atau
19
4. Menyus Menyusun un pertany pertanyaan aan-pe -pertany rtanyaan aan pemand pemandu u (Guiding Questions). Pertanyaan-pertanyan pendukung untuk menjawab tantangan akan dibuat oleh
siswa
dimana
pertanyaan-pertanyaan
ini
menggambarkan
pengetahuan yang dibutuhkan siswa sehingga tantangan ta ntangan dapat dipecahkan dengan sukses. 5. Aktivi Aktivitas tas pembel pembelajar ajaran an pemand pemandu u (Guiding Activities). Pembelajaran, simulasi dan aktivitas lain yang membantu siswa untuk menemukan
jawaban
dari
pertanyaan-pertanyaan
pemandu
dan
membangun dasar untuk mengembangkan solusi yang inovatif dan realistik. 6. Sumbe Sumber-sum r-sumbe berr belaj belajar ar pemand pemandu u (Guiding Resources). Sumber-sumber untuk mendukung aktivitas dan mendapatkan solusi difokuskan untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi yang terdiri dari berbagai situs web, video, rekaman, photo dan para ahli selain dari sumber-sumber referensi. 7. Solusi dan tindakan (Solutions-Actions). tindakan (Solutions-Actions). Tantangan yang dibuat akan memungkinkan pemecahan masalah / solusi yang beragam oleh siswa. Solusi-solusi yang dirumuskan harus nyata, jelas, mudah diterapkan, bermakna dan dapat disajikan dalam bentuk publikasi multimedia. multimedia. 8. Penilaian aian (Assessment) (Assessment) Solusi-solusi yang dirumuskan oleh siswa dapat dinilai dari segi kesesuaiannya dari tantangan, keakuratan isi, mudah dikomunikasikan, mudah diterapkan, dan ketajaman ide serta banyak lagi penilaian lain yang dapat dilakukan. Selain penilaian solusi, aktivitas kelompok dan individual dalam proses perumusan solusi juga dinilai oleh guru sehingga pengembangan keterampilan abad ke-21 dapat dapat ditujukan. 9. Memp Mempub ubli lika kasi sika kan n (Publishing). Mendokumentasi pengalaman belajar pada proses menjawab tantangan akan dipublikasikan kepada khalayak umum. Pelajar diberi peluang untuk mempublikasikan hasil mereka dalam berbagai cara termasuk secara
20
online dan meminta umpan balik. Publikasi ini dapat mendorong keterlibatan masyarakat atau berbagai pihak untuk membantu memberikan masukan tenang solusi-solusi yang mereka lakukan.
2.2.2
Keuntungan Pembelajaran melalui pendekatan Challenge-Based Learning
Dilihat dari konsep dan karakteristik karakteristik Challenge-Based Learning serta tahapannya, maka Challenge-Based Learning memiliki keuntungan sebagai berikut: Meningkatkan motivasi. motivasi. Laporan-laporan tertulis tentang pembelajaran berbasis proyek pro yek seperti Challenge-Based seperti Challenge-Based Learning ini banyak mengatakan bahwa siswa tekun dalam belajar sampai tidak mengenal waktu. Guru juga melaporkan pengembangan dalam kehadiran dan berkurangnya keterlambatan. Siswa juga melaporkan bahwa belajar dalam proyek lebih menyenangkan dari pada komponen kurikulum yang yang lain (Waras ( Waras Kamdi, 2008). Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang terjadi didunia nyata. Berangkat nyata. Berangkat dari gagasan utama tentang permasalahan konkret yang terjadi di dunia nyata, siswa dituntut mampu memecahkan permasalahan dan menciptakan solusi untuk ditindak lanjuti sebagai tindakan yang konkret di lingkungungan masyarakat
sekitarnya.
Proses
ini
secara
langsung
dapat
meningkatkan
kemampuan siswa kreatif dan inovatif dalam melakukan dan merumuskan solusi yang
bersifat
aplikatif.
Hal
ini
bagian
yang
terpenting
dalam
proses
pembelalajaran berbasis tantangan yang tujuannya t ujuannya agar siswa mampu mengaitkan tentang substansi apa sebenarnya yang terdapat pada pembelajarannya yang menjadi kebutuhan pada dunia nyata. Menurut Waras Kamdi (2008), lingkungan belajar yang berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem kompleks. Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Laurence Johnson et.al. (2009), yang mengemukakan bahwa dengan penerapan Challenge-Based Learning dalam pembelajaran maka siswa mampu melakukan tindakan yang berupa penelitian di lingkungan nyatanya untuk menjawab tantangan yang diberikan. diber ikan.
21
Meningkatkan kecakapan kolaboratif. kolaboratif. Pentingnya kerja sama kelompok dalam menyelesaikan tantangan dalam bentuk proyek-proyek langsung menuntut siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proses. Menurut Vygotsky (1978) dan Davydov (1995) dalam Waras Kamdi (2008), menyatakan bahwa teori-teori kognitif yang baru dan kontruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan yang kolaboratif. Meningkatkan kemampuan mengelola sumber . Menjadi siswa yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks. Pembelajaran berbasis tantangan yang diimplementasikan secara baik akan melatih kemampuan siswa dalam mengorganisasikan proyek dalam proses menjawab tantangan, membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. Tambahannya, Tambahannya, siswa akan mampu mengelola sumber dari mana saja tetapi tidak terlepas dari peran guru dalam membimbing mendapatkan mendapatkan sumber belajar melalui sumber-sumbe su mber-sumberr online. o nline. Mengoptimalkan internalisasi metode ilmiah pada diri siswa. siswa . Melihat tahapan-tahapan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran Challenge-Based Learning , maka secara kajian teoritik dengan menganalisa proses Scientifik disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran Challenge-Based pembelajaran Challenge-Based Learning Method disimpulkan memiliki tahapan yang selaras dengan proses Scientific proses Scientific Method. Method. Oleh karena itu secara teoritis, Challenge-Based Learning dapat digunakan sebagai sarana internalisasi nilai dan semangat Scientific semangat Scientific Method pada pada diri siswa. Ketika siswa bekerja di dalam tim, mereka menemukan keterampilan merencanakan, mengorganisasi, negosiasi, dan membuat konsensus tentang isuisu yang akan dikerjakan, siapa yang bertanggungjawab untuk setiap tugas, dan bagaiman bagaimanaa
informasi informasi
akan
dikumpulkan dikumpulkan
dan
disajikan disajikan..
KeterampilanKeterampilan-
keterampilan yang telah diidentifikasi oleh siswa ini merupakan keterampilan yang amat penting untuk keberhasilan hidupnya dalam menapaki dunia kerja kelak (Waras Kamdi, 2008). Karena hakikat kerja Challenge-Based Learning adalah
masalah dan proyek yang yang bersifat kolaboratif, maka pengembangan
22
keterampilan tersebut berlangsung di antara siswa. Di dalam kerja kelompok suatu proyek, kekuatan indiv individu idu dan cara belajar belajar yang yang diacu, memperkuat memperkuat kerja tim sebagai suatu keseluruhan.
2.2.2.1 Perbandingan
Challenge
Based
Learning
dengan
pembelajaran
tradisional
Taylor Martin et.al. (2007), telah melakukan studi perbandingan antara Challenge-Based Learning dan dan pembelajaran tradisional yang intinya dalam studi yang dilakukannya membandingkan efisiensi dan inovasi dari kedua pembelajaran ini. Efisiensi adalah kemampuan untuk menggunakan materi pengetahuan secara sepenuhnya dan tepat untuk menyelesaikan masalah inti dari kegiatan, sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk berfikir berfikir inovatif dan kreatif pada konteks yang baru untuk menghadapi suatu permasalahan di dunia dunia nyata. Tambahannya, inovasi disini ditekankan pada kemampuan mempertimbangkan masalah dari segala perspektif, melihat tantangan baru, akurat akura t dalam menggunakan menggunakan pengetahuan penget ahuan yang dimilikinya serta melihat pengetahuan yang ada sebagai suatu hal yang d inamik. Berikut adalah hasil penelitian Taylor Martin et.al. (2007), (2007) , dalam studinya membandingkan pembelajaran tradisional dan Challenge-Based Learning yang ditinjau dari hasil pretest dan posttest dan posttest dari dimensi inovasi dan dimensi efisiensi dalam pembelajaran.
Gambar 3. 3. Perbandingan nilai inovasi dan efisiensi antara Challengeantara ChallengeBased Learning dan dan pembelajaran tradisional. tr adisional. Sumber: Taylor Martin et.al. (2007).
23
Pembelajaran tradisional lebih didominankan oleh peran guru dalam pembelaj pembelajaran, aran,
bersifat bersifat
teksbook,
tes,
dan
latihan latihan
permasalahan. permasalahan.
Selama Selama
pembelaj pembelajaran aran tradisional tradisional mempuny mempunyai ai keuntungan, keuntungan, ia juga mempuny mempunyai ai kerugian. kerugian. Satu permasalahannya adalah bahwa siswa belajar pada waktu yang singkat dan tingkatan luar dari pengetahuan saja. Di lingkungan ini, siswa mungkin sering memfokuskan pada stategi belajar yang dapat membuat mereka sukses pada waktu yang singkat dari pada membimbing dalam pembelajaran yang bermakna sepanjang hayat. Salah satu contohnya adalah strategi membuat pemecahan masalah tanpa pengembangan pengertian yang mendalam terhadap materi pembelaj pembelajaran, aran, serta melakukan melakukan ujian ujian yang yang bersifat bersifat kuantitas (Taylor (Taylor Martin et.al., 2007). Masalah
lain
dari
pembelajaran
tradisional
adalah
lingkungan
pembelaj pembelajaran aran tradisional ternyata sulit sulit untuk mengemb mengembangkan angkan sifat sifat inovatif inovatif pada diri siswa. Siswa yang belajar sebuah topik melalui pembelajaran tradisional memperlihatkan kurangnya inovasi dilingkungan yang baru dari pada ia harus menguasai topik tersebut sebagai sesuatu yang lebih dari pembelajaran berorientasikan berorientasikan penemuan. penemuan. Secara keseluruhan keseluruhan mungkin mungkin siswa menyen menyenangkan angkan pembelaj pembelajaran aran berbasis berbasis penemuan penemuan seperti pembelaj pembelajaran aran berdasarkan masalah masalah karena pada pembelajaran tersebut mereka diberikan peluang untuk berinovasi. Pada lingkungan pembelajaran tradisional, mereka mempunyai sedikit peluang atau
arah
untuk
mengembangkan
kemampuan
inovasi
mereka.
Artinya,
lingkungan pembelajaran tradisional hanya berfokus kepada dimensi efisiensi dari pembelaj pembelajaran aran saja tetapi kurang dari segi dimensi dimensi inovasi inovasi siswa. Dengan menerapkan Challenge-Based Learning , maka pengembangan dimensi inovasi dan efisiensi dapat diarahkan. Beberapa
aspek
yang
membedakan
pembelajaran Challenge-Based
Learning yang berasaskan berasa skan proyek dan masalah masalah dengan pembelajaran pembelajaran tradisional dideskripsikan oleh Thomas, Mergendoller & Michaelson (1999) dalam Waras Kamdi (2008), sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut.
24
Tabel 1. Perbedaan pembelajaran berbasis tantangan (Challenge-Based ( Challenge-Based Learning ) dan pembelajaran tradisional. ASPEK SPEK PEND PENDID IDIK IKAN AN
PEMBE PEMBELA LAJA JARA RAN N
PEMBELAJARAN BERBASIS TANTANGAN
TRADISIONAL Fokus kurikulum
Cakupan isi
Kedalaan pemahaman
Pengetahuan fakta-fakta
tentang
Penguasaan konsep-konsep dan prinsi pr insip-prinsip p-prinsip
Belajar keterampilan Pengembangan “building-block” dalam keterampilan pemecahan isolasi masalah kompleks Lingkup dan Urutan
Mengikuti urutan Mengikuti minat pebelajar kurikulum kurikulum secara ketat ket at Berjalan dari blok ke blok Unit-unit besar terbentuk atau unit ke unit dari problem Dan isu yang kompleks Memusat, fokus berbasis Meluas, fokus interdisipliner disiplin
Peranan guru
Fokus pengukuran
Penceramah dan direktur Penyedia sumber belajar dan pembelaj pembelajaran aran partisipan di dalam kegiatan kegiatan belajar belajar Ahli
Pembimbing / partner
Produk
Proses dan produk
Skor t es
Pencapaian yang nyata
Membandingkan yang lain
dengan Unjuk kerja standard dan kemajuan dari waktu ke waktu
Reprodu oduksi inform ormasi asi Bahan-bahan Pembelajaran
Teks, ceramah, presentasi
Kegiatan latihan guru
Demons onstra trasi pemahaman Dan Langsung sumber-sumber asli:, interview, dokumen, sumber online, para ahli, dll.
dan lembar Data dan dikembangkan dikembangkan pebelajar pebelajar
bahan oleh
25
Penggunaan teknologi
Penyokon okong g, peri eripheral ral
Utam tama, integ tegral ral
Dijalankan guru
Diarahkan pebelajar
Kegunaan untuk Kegunaan untuk perluasan presentasi presentasi guru memperluas presentasi pebelajar pebelajar atau penguatan penguatan kemampuan pebelajar Konteks kelas
Pebelajar bekerja sendiri
Pebelajar bekerja kelompok
Pebelajar kompetisi satu Pebelajar kolaboratif dengan lainnya dengan lainnya
dalam satu
Pebelajar menerima Pebelajar mengkonstruksi, informasi informasi dari guru berkontribusi, berkontribusi, dan melakukan sintesis informasi Peranan pebelajar
Menjalankan guru
perintah Melakukan kegiatan belajar yang diarahkan oleh diri sendiri
Pengingat dan pengulang Pengkaji, integrator, fakta penyaji penyaji ide
dan
Pembelajar menerima dan Pebelajar menentukan tugas menyelesaikan tugas- mereka sendiri dan bekerja tugas laporan pendek secara independen dalam waktu yang besar Tujuan jangka jangka pendek
Pengetahuan tentang fakta, istilah, dan isi
Pemahaman dan aplikasi ide dan proses yang kompleks
Tujuan jangka panjang
Luas pengetahuan
Dalam pengetahuan
Lulusan yang memiliki pengetahuan yang yang berhasil berhasil pada tes standard pencapaian pencapaian belajar belajar
Lulusan yang berwatak dan terampil mengembangkan diri, mandiri, dan belajar sepanjang hanyat.
26
2.2.2.2 Challenge-Based Challenge-Based Learning dan pengembangan keterampilan abad ke-21 dalam pembelajaran
Terdapat hubungan yang sangat kuat antara penerapan Challenge-Based Learning dan pengembangan keterampilan abad ke-21 pada diri siswa. Hal ini berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan terbukti Challenge-Based Learning dapat
meningkatkan
dan
mengoptimalisasikan
pengembangan
keterampilan yang harus ada pada pelajar abad ke-21. Menurut hasil analisis yang dirangkum dalam dalam Partnership for 21th century skills skills yang secara rinci terdapat dalam www.21thcenturyskills.com , , berikut adalah keterampilan-keterampilan yang harus ada pada siswa abad ke-21:
Subjek utama dan tema dari abad ke-21. Elemen penting dalam dalam subjek
utama pelajar abad ke-21 ke-21 termasuk: 1. Baha Bahasa sa dan dan sastr sastraa ingg inggris ris 2. Bahasa asa dun duniia 3. Seni 4. Matem tematik tika 5. Ekonomi 6. Scie Scienc ncee 7. Geografi 8. Sejarah 9. Huku Hukum m dan dan kep kepem emeri erin ntahan tahan
Tambahan dari subjek tersebut, sekolah harus bereformasi sehingga harus mengintegrasikan subtansi akademik yang berdasarkan subjek utama diatas sehingga sesuai dengan 21th dengan 21th century interdisciplinary themes themes yang mencakup:
27
1. Global Global awareness awareness 2. Keuangan, Keuangan, ekonomi, ekonomi, bisnis bisnis dan kemamp kemampuan uan kewiraus kewirausahaan ahaan 3. Civic Civic literac literacyy 4. Health literacy literacy 5. Environment Environmental al literacy
Kemampuan belajar dan berinovasi. Belajar dan berinovasi merupakan
suatu
kemampuan
yang
harus
ditingkatkan
dalam
keterampilan-
keterampilan abad ke-21. hal ini terdiri dari beberapa aspek yaitu: 1. Inovatif Inovatif dan dan kreatif. kreatif. Termasuk Termasuk didalam didalamnya nya yaitu yaitu kemampu kemampuan an berfikir kreat if, bekerja kreatif dengan de ngan orang lain, dan menerapkan inovasi. 2. Berfikir Berfikir kritis kritis dan dan kemamp kemampuan uan memecahk memecahkan an masalah. masalah. Terdiri Terdiri dari kemampuan mengutarakan alasan yang efektif, menggunakan system
berfikir,
membuat
keputusan
dan
pertimbangan
memecahkan permasalahan 3. Kemampuan Kemampuan berkolabora berkolaboratif tif dan berkom berkomunikasi unikasi.. Terdiri Terdiri dari kemampuan berkomunikasi dengan lancar dan jelas, kemampuan berkolaborasi dengan orang lain. lain.
Kemampuan menguasai media, teknologi informasi dan komunikasi.
Orang-orang atau siswa pada abad ke-21 ini hidup semuanya didukung dengan teknologi. Karakteristiknya yaitu: akses kepada informasi yang melimpah, perubahan yang drastis terhadap perkembangan teknologi, dan kemampuan untuk berkolaborasi dan memberikan kontribusi individu pada skala yang tidak tebatas. Oleh karena itu, kemampuan ini di bagi menjadi beberapa bagian, yaitu: yaitu: 1. Information literacy. literacy. Terdiri dari kemampuan mengakses dan mengevaluasi informasi.
informasi
serta
meggunakan
dan
mengatur
28
2. Media
literacy. literacy. Termasuk
didalamnya
yaitu:
kemampuan
menganalisis media dan membuat produk media. 3. ICT Literacy Literacy yang terdiri dari kemampuan menerapkan teknologi dengan efektif
Kecakapan dalam hidup dan pekerjaan (karir). Dunia kehidupan dan
lingkungan pekerjaan sekarang menuntut lebih dari kemampuan berfikir dan pengetahuan terhadap materi. Kemampuan untuk mengarahkan diri pada kehidupan yang kompleks dan lingkungan pekerjaan didalam kompetisi global sangat menuntut siswa untuk memperhatikan dan mengembangkan kecakapan dalam hidup dan pekerjaannya. Dalam kecakapan kecakapa n ini dibagi menjadi lima bagian yaitu: yaitu: 1. Kemampuan Kemampuan penyesuaian penyesuaian diri dan fleksib fleksibelitas. elitas. Terdiri Terdiri dari kemampuan penyesuaian diri dari perubahan dan memiliki fleksibelitas diri yang tinggi. 2. Kemampuan Kemampuan menga mengarahkan rahkan diri sendiri sendiri dan dan berinisia berinisiatif. tif. Termasuk Termasuk didalamnya yaitu kemampuan mengatur waktu dan tujuan / target, bekerja secara mandiri dan kemampuan mengarahkan diri sendiri dalam belajar. 3. Kecakapan Kecakapan sosial sosial dan dan silang silang kebudaya kebudayaan. an. Terdiri Terdiri dari berinteraksi berinteraksi dengan efektif kepada siapa saja dan bekerja secara efektif pada tim yang beragam. 4. Produktifi Produktifitas tas dan akuntabili akuntabilitas. tas. Termasuk Termasuk didalamnya didalamnya yaitu yaitu kemampuan
mengatur
pekerjaan
/
proyek,
kemampuan
menghasilkan sesuatu yang berdaya guna. 5. Kemampuan Kemampuan memimpin memimpin dan bertang bertanggungj gungjawab. awab. Terdiri Terdiri dari kemampuan memandu dan memimpin orang lain dan mempunyai tanggungjawab yang besar dalam segala hal.
29
Menurut penelitian yang dilakukan Laurence Johnson et.al. (2009), dengan penerapan penerapan Challenge-Based Learning siswa dengan sendirinya memperlihatkan peningkatan keterampilan yang sesuai dengan apa yang diidentifikasikan dalam keterampilan dan kecakapan abad ke-21, walaupun mereka tidak menyadari hal tersebut. Gambar tabel berikut memperlihatkan laporan pengembangan kemampuan dan keterampilan siswa berdasarkan keterampilan abad ke-21 dalam pembelajaran Challenge-Based Learning pada pada penelitian yang dilakukan oleh Laurence Johnson beserta timnya pada beberapa sekolah menengah di California California pada tahun 2009.
Gambar 4. Laporan 4. Laporan pengembangan keterampilan abad ke-21 pada siswa dalam pembelajaran Challenge-Based pembelajaran Challenge-Based Learning . Sumber: Laurence Johnson et.al. (2009).
30
Dari tabel diatas dapat diperhatikan bahwa pengembangan keterampilan abad ke-21 dalam pembelajaran berbasis tantangan (Challenge-Based ( Challenge-Based Learning ) benar-benar benar-benar menjadi menjadi hal yang yang diorientasikan. diorientasikan. Hanya Hanya ada beberapa hal yang yang tidak menjadi titik fokus pengembangan keterampilan abad ke-21 dalam pembelajaran berbasis berbasis tantangan seperti Financial, Economic dan Entrepreneurial Literacy tetapi hal tersebut dapat dikembangkan dalam materi yang berkaitan. Sesuai laporan yang dituliskan oleh Laurence Johnson et.al. (2009), mengatakan
bahwa
siswa
sangat
bersemangat
dan
bekerja
keras
dalam
menyelesaikan tantangan yang diberikan. Siswa juga memperlihatkan hal yang tidak terduga seperti kemampuan berinovasi, berfikir kritis terhadap suatu masalah dan kemampuan kolaboratif. Hubungan pembelajaran dengan komunitas global dan masyarakat juga menjadi suatu hasil yang sangat memuaskan dalam mengaitkan apa yang siswa pelajari dengan apa yang terjadi di dunia nyata. Dari analisis teoritik yang dilakukan, maka dapat diketahui setiap tahapan dari
Challenge-Based
Learning akan
berorientasi
pada
pengembangan
keterampilan siswa abad ke-21. Hal ini akan dibahas selanjutnya pada setting pembelaj pembelajaran aran melalui melalui pendekatan Challenge-Based pendekatan Challenge-Based Learning .
2.2 2.2
Sett Settin ing g pemb pembel elaj ajar aran an mel melal alui ui pen pende dek katan atan Challenge-Based Challenge-Based Learning
Pembelajaran melalui pendekatan Challenge-Based Learning disetting sesuai tahapan atau langkah-langkah langkah-langkah yang ada. Secara rinci rinci proses pembelajara pembelajaran n menggunakan model Challenge-Based model Challenge-Based Learning dapat diuraikan seperti dibawah ini dengan merujuk kepada Anonimous (2008): 1. Pen Pendahul ahulua uan n Setelah gagasan utama dipilih, langkah pertama yaitu mengembangkan gagasan
utama
tersebut
menjadi
pertanyaan
penting
yang
berhububungan. berhububungan. Hal ini akan memungkinkan pembelajaran menjadi lebih fokus kepada permasalahan nyata, kemudian baru diperkenalkan dengan tantangan. Dari gagasan utama yang dibuat, cakupan yang luas dari komponen dapat ditujukan dalam proses siswa menjawab tantangan. Tujuan umum dari tahapan ini adalah agar siswa mampu
31
mengaitkan pembelajaran yang sedang dilakukan oleh siswa dengan banyak sekali materi mater i lain yang mendukung sehingga subjek utama uta ma dari keterampilan abad ke-21 dapat ditujukan. Selain itu, pertanyaan penting dan tantangan yang dibuat akan lebih mengarahkan kepada solusi nyata yang akan dirumuskan siswa. 2. Pemb Pembentuk entukan an kelomp kelompok ok Siswa yang mempunyai berbagai kemampuan yang bervariasi akan dijadikan sebagai satu kelompok belajar. Dalam arti kata pembentukan kelompok harus mempertimbangkan heterogenitas dari anggota kelompok yang ada. Selain itu, peran dan tanggungjawab dari anggota kelompok sangat dipertimbangkan supaya pembelajaran kolaboratif dapat terjadi secara maksimal. 3. Krite riteri riaa peni penila laiian Guru dan siswa akan menyepakati mengenai apa yang menjadi kriteria kesuksesan dari solusi-solusi yang nantinya akan siswa kembangkan. Disinilah berbagai bentuk penilaian dapat dirancang termasuk penilaian aktivitas, hasil, performance hasil, performance,, sampai peer-assesment. sampai peer-assesment. 4. Menyus Menyusun un pertany pertanyaan aan-pe -pertany rtanyaan aan pemandu pemandu Setelah kelompok dibentuk dan diberi pengarahan singkat, siswa memulai proses pembelajarannya dengan mengidentifikasi dan menentukan
pertanyaan
yang
akan
memandu
mereka
untuk
menganalisis tantangan yang ada. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menggambarkan pengetahuan apa yang dibutuhkan siswa dalam mengembangkan solusi dan menjawab tantangan. Pada tahapan ini, pemikiran siswa dituntut lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat berfikir kritis dalam memecahkan suatu permasalahan nyata. 5. Meranc Merancang ang aktiv aktivitas itas pemb pembelaj elajaran aran peman pemandu du Selama
tahapan
ini,
masing-masing
kelompok
mencari
dan
menemukan jawaban atas pertanyaan yang dirumuskan. Kegiatan pembelajaran, r iset, percobaan, observasi, o bservasi, wawancara w awancara dan menjelajahi berbagai tempat peristiwa untuk menemukan solusi yang terbaik juga
32
akan dilakukan siswa pada tahapan ini. Tujuan dari tahap ini adalah agar siswa dapat mematangkan dasar-dasar untuk mengembangkan solusi yang akan dirumuskan serta dapat memperdalam konsep yang mereka pelajari. Pada kegiatan pembelajaran seperti inilah siswa dituntut untuk mampu bekerja secara kolaboratif sehingga pada akhirnya siswa mampu menghubungkan apa yang ia pelajari dengan banyak sekali kebutuhan dunia dunia nyatanya. 6. Menc encoba Begitu para siswa sudah menemukan suatu solusi, mereka dapat mencoba solusi yang mereka rumuskan tersebut pada kelompokkelompok kecil dari komunitas target. Proses ini sangat penting bagi kelompok untuk memantapkan solusi yang mereka rumuskan. 7. Penerapan Langkah berikutnya yaitu mengembangkan rencana implementasi atau penerapan
solusi
mereka
dalam
bentuk
tindakan.
Lingkup
implementasi tergantung dari waktu dan sumberdaya yang ada tetapi yang paling penting adalah bagaimana menerapkan solusi tersebut menjadi suatu tindakan yang real. 8. Penilaia aian Tiap kelompok dan guru akan menyepakati pada awal proses pembelajaran untuk mengukur mengukur kesuksesan implementasi dari solusi yang mereka lakukan. 9. Refle Refleksi ksi dan dokum dokumen entasi tasi Sepanjang proses pembelajaran, siswa diharuskan mendokumentasikan pekerjaan mereka dan melakukan refleksi dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan. Pemahaman yang mendalam berlangsung selama proses pembelajaran terjadi dengan menganalisis hubungan yang berkelanjutan antara isi dan konsep-konsep pelajaran, interaksi dengan orang lain serta dalam mengembangkan solusi. Blog, video, photo dan perangkat teknologi yang mendukung dapat digunakan oleh siswa untuk mendokumentasikan dan membantu melakukan refleksi proses
33
pembelajarannya. Sehingga teknologi yang digunakan oleh siswa secara
langsung
dapat
dioptimalkan
untuk
menunjang
proses
pembelajarannya. 10. Mempubli Mempublikasikan kasikan Publikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantara dengan membuat video singkat tentang solusi mereka dan melakukan publikasi keberbagai ruang lingkup yang luas. 11. Penilaian Penilaian yang berkelanjutan berkelanjutan Penilaian informal akan membantu para siswa bergerak lebih semangat dalam menyelesaikan pembelajaran yang bersifat proyek. Penilaian formal dapat dilakukan pada poin-poin spesifik pada suatu proyek. Tiga
poin
yang
menjadi
hal
penting
dalam
penilaian
yaitu
pengembangan dan perancangan solusi (kualitas (kual itas solusi), s olusi), penilaian atas dokumentasi proses aktivitas pembelajaran, dan hasil dari tindakan yang dilakukannya. Dengan adanya evaluasi ini maka pembelajaran yang dilakukan di luar sekolah menjadi lebih optimal.
2.3
Penerapan
Pendekatan
Challenge-Based Challenge-Based
Learning
dalam
Pembelajaran Pembelajaran Sains Biologi
Challenge-Based
Learning sangat
tepat
sekali
diterapkan
pada
pembelajaran yang berkaitan dengan sains. Dalam sains, sangat jelas bahwa hakikatnya kita sedang mempelajari gejala dan peristiwa yang terjadi di alam nyata dan lingkungan kita sehari-hari. Khususnya pada pembelajaran sains biologi, banyak sekali topik dan materi pembelajaran yang dapat diterapkan melalui pembelajaran berbasis tantangan (Challenge-Based (Challenge-Based Learning ) ini. Berikut akan diberikan contoh desain pembelajaran
berbasis tantangan dalam
pembelajaran biologi yang terdapat di Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan estimasi alokasi waktu 1 minggu berjumlah 5 jam pelajaran. Secara garis besar kegiatan pembelajaran siswa dapat dideskripsikan pada tabel dibawah dibawah ini dengan mengambil mengambil contoh conto h materi pencernaan makanan, makanan, submateri submateri makanan. makanan.
makanan dan sistem
34
Tabel 2. Deskripsi estimasi alokasi waktu dalam tiap tahapan pembelajaran Challenge-Based Learning pada pada submateri makanan. No
1.
Tahapan Challenge-Based Challenge-Based Learning
a. Gagasan ut ama ( Big Big Idea) Idea) b. Pertanyaan
Alokasi Waktu
Jadwal
1 jam pelajaran
Minggu pertama
Penting Penting (45 Menit)
( Essential Essential Question) Question) c. Tantan tangan (Challenge) Challenge) d. Memb Membim imbi bing ng
pertan pertany yaan
(Guiding Question)
2.
a. Membimbing
aktivitas 2 jam pelajaran
(Guiding Activities) Activities) b. Membim Membimbin bing g
(2x45
Minggu pertama
menit)
dan
Sumber Sumber Informal Learning
belajar belajar
(Guiding
Resources) Resources) c. Men Mencipt ciptak akan an
Sol Solus usii
(Solution) Solution) 3.
Tindakan ( Action) Action)
Informal Learning
4.
Penilaian solusi ( Assessment )
2 jam pelajaran
Minggu pertama
(2x45 menit) 5.
Refleksi
da dan
do dokumentasi Informal Learning
-
(Menyusun Laporan) 6.
Mempublikasikan ( Publishing )
2 jam pelajaran (2x45
menit)
publikasi publikasi
Minggu kedua dan mandiri mandiri
(website, video, blog) 7.
Penilaian keseluruha uhan kegiatan tan / 2 jam pelajaran Ongoing Assessment
Informative (2x45 menit)
Minggu kedua
35
Skenario tiap tahapan pembelajaran pada submateri makanan dengan penerapan Challenge-Based penerapan Challenge-Based Learning berdasarkan berdasarkan tabel 2 diatas adalah: Materi
: Makanan dan Sistem Pencernaan Makanan
Sub Materi Materi : Makanan
a. Guru Guru
memberi memberikan kan
tahapa tahapan n
awal
pemb pembelaj elajaran aran
dengan dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran beserta ikhtisar singkat tentang pembelajaran, gagasan utama, pertanyaan penting dan tantangan
yang
akan
dikerjakan
siswa
dalam
proses
pembelajarannya. Yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah guru harus mampu menciptakan tantangan yang konkret dan bersifat aplikatif tetapi harus sesuai dengan materi pembelajaran. Gagasan utama
Keberlanjutan Makanan Pertanyaan Penting
Bagaimana makanan yang saya konsumsi sehari-hari dapat merusak dunia saya? Ikhtisar/ ringkasan
Kamu adalah apa yang kamu makan. Jadi apakah / siapakah kamu?. Mungkin ini adalah waktu untuk mempertimbangkan dan memikirkan bagaimana makanan tersebut berpengaruh terhadap tubuh kita dan dunia disekeliling kita. Pengaruh tersebut terjadi ketika kita memutuskan apa yang kita makan sehingga hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap kesehatan pribadi, kemampuan untuk eksis dalam kegiatan sehari-hari dan terhadap lingkungan kita. Tantangan
Perbaiki apa dan bagaimana kamu makan!
36
b. Siswa dibawah bimbingan guru akan menjawab tantangan dan merumuskan solusi yang bersifat aplikatif. Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk melakukan pembelajaran mandirinya dan mengkonstruksi ide untuk memecahkan tantangan dalam bentuk solusi-solusi real. Pertanyaan-pertanyaan pemandu
Guru
memandu
siswa
dalam
membuat
pertanyaan
yang
mengarahkan siswa untuk melakukan penelitian terhadap topik tantangan tersebut. Contohnya: a. Apa yan yang g say sayaa mak makan an?? b. Dari mana makanan saya berasal? c. Bagaimana Bagaimana biay biayaa untuk untuk mendapatkan mendapatkan makanan makanan tersebut? tersebut? d. Bagaim Bagaimana ana makan makanan an meru merusak sak saya? saya? e. Bagaima Bagaima makanan makanan yang yang saya saya makan dapat berpengaruh berpengaruh kepada dunia? f. Apa Apa yang yang terdapa terdapatt dalam dalam makan makanan an saya? saya? g. Meng Mengap apaa saya saya mak makan an?? h. Mengap Mengapaa saya saya makan makan yang yang saya saya makan? makan? i.
Bagaim Bagaimana ana artiny artinyaa makan makanan an bagi bagi saya? saya?
Aktivitas-aktivitas Aktivitas-aktivitas pemandu
Aktivitas ini mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukannya dan membangun dasar untuk mengembangkan
solusi
yang
realistik.
Aktivitas
ini
dapat
diarahkan oleh siswa atau guru tetapi guru disini bukan bertindak sebagai manunjukkan solusi tetapi memberikan bimbingan ketika siswa membutuhkan. Contoh dari kegiatan ini adalah: a. Apa perm permas asal alah ahan anny nya? a? b. Menganalisis menu c. Peta makanan anan d. Apa Apa yang yang seharu seharusny snyaa kita kita makan makan?? e. Bagaimana Bagaimana dengan dengan makanan makanan yang yang cepat saji/paket saji/paket instant? instant?
37
f. Mengan Menganalis alisis is kandu kandungan ngan gizi maka makanan nan yang yang terda terdapat pat pada pada label makanan Memandu sumber belajar
Hal ini berfokus kepada subtansi yang mendukung aktivitas siswa dalam mengembangkan solusinya. Sumber-sumber belajar terdiri dari website, video, para ahli, dan sumber-sumber lain secara luas. Contoh dari sumber-sumber belajar ini adalah: a. Dinas Dinas keseh kesehatan atan (mak (makanan anan dan gizi) gizi) dan dokter. dokter. b. http://Foodroutes.org c. www.localharvest.com d. Video Video mengen mengenai ai minyak minyak yang terdapat pada Oatmeal Oatmeal ( www.youtube.com/watch?v=KsOipWacG0 www.youtube.com/watch?v=KsOipWacG0 ) e. Dari
mana
makanan
kamu
berasal?
( http://deimos3.apple.com/WebObjects/Core.woa/Brow http://deimos3.apple.com/WebObjects/Core.woa/Browse/amer se/amer icanpublicmedia.org.1353684204.01353 icanpublicmedia.org.13536 84204.01353684211.135175752 684211.1351757528?i 8?i =1620428009 ) f.
Referens Referensii lai laindan ndan buku-buk buku-buku u teks yang yang mend mendukun ukung g
Solusi dan tindakan
Tantangan yang ada, kemungkinan mempunyai beberapa solusi yang
bervariasi.
Masing-masing
kelompok
siswa
harus
merumuskan solusi berdasarkan apa yang siswa pelajari dan dari aktivitas-aktivitas siswa. Solusi yang dirumuskan harus konkret dan dapat dilakukan. Contohnya: Siswa melakukan penelitian tentang makanan yang sering dimakan pada waktu jam istirahat siang siang disekolah, disekolah, kemudian kemudian melih melihat at campuran bahannya, nilai gizinya, produknya dan biayanya. Kemudian siswa meneliti kemungkinan jika komposisi tersebut diganti dengan bahan makanan lokal yang mempunyai nilai gizi tinggi dan biaya biaya yang efektif e fektif kemudian membandingkan membandingkan keduanya. ked uanya. Solusi yang siswa dapatkan akan menjadi bahan untuk merubah dunianya secara tidak langsung. Kemudian siswa menyusun
38
laporan pembelajaran dengan menambahkan pendapat dari ahli nutrisi makanan. Penilaian
Penilaian pada tahap ini adalah bertujuan untuk mengevaluasi ketercapaian solusi dan tindakan yang dilakukan, bagaimana kesepakan mengenai kriteria kesuksesan solusi dapat dievalusi oleh guru terhadap ter hadap kegiatan pembelajaran siswa. Refleksi, dokumentasi (penyusunan laporan) dan publikasi
Pada tahap ini, siswa mengumpulkan semua bentuk bahan yang didapatkannya
dari
pembelajaran
dilakukannya. dilakukannya. Bahan tersebut ter sebut
dan
penelitian
yang
bisa dalam bentuk photo, photo , video,
rekaman, hasil wawancara, pendapat dan pernyataan para ahli dan sebagainya.
Siswa
diharapkan
mampu
menarik
kesimpulan
terhadap apa yang telah ia lakukan dalam proses menjawab tantangan. Setelah penyusunan laporan kegiatan selesai, siswa menyampaikan hasil proses pembelajarannya melalui presentasi atau seminar kelas. Selain itu siswa dapat mengoptimalisasikan peran teknologi dalam mempubl mempublikasi ikasikan kan pembelajaran pembelajaran dan solusi mereka, contohnya mempublikasikan lewat blog, website, artikel dan sebagainya. Penilaian keseluruhan/ Ongoing keseluruhan/ Ongoing Informative Assessment Assessment
Sesuai setting pembelajaran Challenge-Based Lerning yang telah dijelaskan pada pembahasan terdahulu, maka kegiatan akhir dari pembelaj pembelajaran aran
ini adalah penilai penilaian an
secara
keseluruahan keseluruahan
dan
berkelanjutan. berkelanjutan. Guru mengeval mengevaluasi uasi siswa berdasarkan tiga poin penting, penting, yaitu yaitu pengembangan pengembangan dari perancangan solusi (kualitas (kualitas solusi), penilaian atas dokumentasi proses pembelajarannya, dan hasil dari tindakan yang dilakukannya. Penilaian tersebut harus di dukung oleh penilaian aktivitas, penilaian performance dan penilai penilaian an lain lain yang yang dilakukan dilakukan tetapi tet api kesemua kesemua penilai penilaian an ini harus mengacu pada pengembangan materi pembelajaran.
39
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penulisan makalah yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Challenge-Based
Learning
merupakan
suatu
pendekatan
yang
dikembangkan menjadi model pembelajaran yang berdasarkan atas kesuksesan dari model pembelajaran Problem-Based Learning dan Project-Based Learning. Challenge-Based Learning merupakan
model
pembelajaran yang melibatkan pendekatan multidisiplin ilmu untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi yang berkembang saat ini semaksimal mungkin. Inti dari pembelajaran Chalenge-Based pembelajaran Chalenge-Based Learning adalah adalah bagaimana siswa dapat mengkontruksikan ilmunya dengan berfikir kritis, kreatif dan inovatif untuk memecahkan permasalahan yang terdapat di dunia nyata. Dimana pembelajaran ini akan menuntut siswa belajar secara kolaboratif untuk memperdalam pemahaman terhadap apa yang siswa pelajari. Dengan menciptakan solusi dari permasalahan dan mengimplementasikan solusi tersebut dalam tindakan nyata, maka siswa mampu menghubungkan apa yang ia pelajari dengan apa yang terjadi. ter jadi. 2. Tahapa Tahapan n pembel pembelaja ajaran ran dengan dengan mene menerap rapkan kan Challenge-Based Learning adalah dimulai dengan adanya gagasan utama ( Big Idea I dea)) yang dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan penting
( Essential Question) Question) dan
tantangan (Challenge (Challenge)) yang diberikan oleh guru. Selanjutnya siswa dibimbing oleh guru dalam merancang tahapan selanjutnya yaitu Guiding Question Question (pertanyaan-pertanyaan yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan), Guiding tantangan), Guiding Activities (kegiatan Activities (kegiatan pembelajaran), Guiding pembelajaran), Guiding Resources (sumber belajar), merumuskan solusi dan melakukan tindakan (Solution( Solution Action). Action).
Selanjutnya
baru
dilakukan
penilaian
kesuksesan
solusi
( Assessment Assessment ), ), refleksi dan dokumentasi dalam rangka menyusun laporan
40
kegiatan pembelajaran. Terakhir adalah mempublikasikan dan melakukan penilaian secara keseluruhan dari kegiatan pembelajaran. 3. Terdapat Terdapat beberapa beberapa keung keunggulan gulan dari pembelajaran pembelajaran dengan dengan menerapkan menerapkan Challenge-Based Learning yang yang semuanya terangkum dalam keterampilan yang dibutuhkan seorang siswa pada abad ke-21 ( 21th Century Skills). Skills). 4. Challenge-Based
Learning sangat
tepat
sekali
diterapkan
dalam
pembelajaran yang berkaitan dengan sains. Dalam sains, sangat jelas bahwa hakikatnya kita sedang mempelajari gejala dan peristiwa yang terjadi di alam nyata dan lingkungan kita sehari-hari. Khususnya pada pembelajaran sains biologi, banyak sekali topik dan materi yang dapat diterapkan melalui pembelajaran berbasis tantangan (Challenge-Based ( Challenge-Based Learning ) tentunya secara aplikatif harus mengikuti kaidah dan tahaptahap dari Challenge-Based dari Challenge-Based Leaning. 3.2. Saran
Dari penulisan makalah ini dapat diberikan beberapa saran yaitu: 1. Pendekatan tan Challenge-Based Learning sangat sangat perlu diterapkan dalam pembelajaran sains biologi yang berorientasi kepada pengembangan ketetampilan yang harus dimiliki siswa pada abad ke-21 2. Dibutuh Dibutuhkan kan suatu suatu pen pengen genalan alan terhada terhadap p Challenge-Based Learning terhadap guru dalam kegiatan-kegiatan seperti workshop untuk memahami
implementasi
Challenge-Based
Learning
dalam
pembelajaran. 3. Dibutuhk Dibutuhkan an kreatifitas kreatifitas guru guru dalam membuat membuat tantangan tantangan yang yang bersifat nyata dan konkret sehingga pengembangan keterampilan siswa abad ke-21 dapat terbentuk melalui pembelajaran.
41
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. (2008). Challenge Based Learning: Take Action and Make A Difference. Difference. Retrived January 31 , 2009, from http://www. http://www. images.apple.com/.../Apple-ChallengedBasedLearning.pdf st
Anonymous. (2009 ). P21 Framework Definitions: 21 Century Student Outcomes. Retrived February 27,2009, 27,2009, from http://www.21thcenturyski http://www.21thcenturyskill lls.c s.com. om. Baloian, Nelson., Henning Breuer, Kay Hoeksema, Ulrich Hopee, Marcelo Milrad. (2009). Implementing (2009). Implementing the Challenge Based Learing in Classroom Scenarios. Scenarios. Retrived February 20, 2009, from h ttp://www. ttp://www. collide.info/Members/.../Implementing_CBL_in_Classroom.pdf
Georgio T.D., Brophy S.P. (2001). Challenge-Based Learning in Biomedical Engineering:A Legacy Cycle for Biotechnology in Proceeding Proceeding of The 2001 American Society for Engineering Education Annual Conference & Exposition Session 1609. Vanderblit University: American Society for Engineering Education. Retrieved February 27, 2009, from h ttp://www. ttp://www. vanth.org/mmedia/vanth0103/vanth0103cd/papers/Giorgio01.pdf Johnson Johnson,, Laurenc Laurencee F., Smith, Smith, Rachel Rachel S., Smy Smythe, J. Troy Troy., ., & Rachel Rachel K. (2009) (2009).. Challenge Based Learning: An Approach for Our Time . The New Media Consortium. Austin, Texas. Retrived January 31 , 2009, from http://www. http://www. nmc.org/pdf/Challenge-Based-Learning.pdf Kamdi, Waras. (2008). Project-Based Learning: Pendekatan Pembelajaran Inovatif. Retr Inovatif. Retriv ived ed February 20, 2009, from http://www.waraskamdi http://www.waraskamdi.c .com om Martin, Taylor., Stephanie D. Rivale., Kenneth R. Diller. (2007). Comparing Challenge-Based and Traditional Instruction in Biomedical Engineering in International Conference on Engineering Education 2007 Coimbra Portugal. Retrived February 20, 2009, from http://www. http://www.icee2007.dei.uc.pt/proceedings/papers/97.pdf McKenna, Ann., Joseph T. Walsh, Jr., Matthew Parsek, Gülnur Birol. (2002). Assessing Challenge-Based Instruction in Biomedical Engineering in Proceeding of The 2002 American Society for Engineering Education Annual Conference & Exposition Session 2218. Northwestern University: American Society for Engineering Education. Retrieved February 27, 2009,fromhttp://www. 2009,fromhttp://www.vanth.org/mmedia/vanth0103/.../papers/McKennaAs vanth.org/mmedia/vanth0103/.../papers/McKennaAs sessChall02.pdf
42
Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Pembelajaran . Jakarta. Prenada Media Group.
Kencana
Saripudin. 2009. Pengenbangan Pengenbangan Model Pembelajaran abad 21 dengan Menggunakan Web 2.0. 2.0 .: Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia. Bandung. e-Indonesia Initiative 2009. Retrived January 31 , 2009, from http://www. pltik.undip.ac.id/image/download/e-service/ pltik.undip.ac.id/image/download/e-service/dunlud.php?id=1 dunlud.php?id=17 7