DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR PENGANTAR.............................................. ................................................
i
DAFTAR DAFTAR ISI............................................................. ISI............................................................................................................. ................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................... .................................................................................................... ................................................
1
1.2 Tujuan ...................................................... ............................................................................................................ ......................................................... ...
1
1.3 Manfaat ................................................... ...................................................... ......................................................... ...
1
BAB II IDENTITAS BUKU
2.1 Buku Pertama ..................................................... ..................................................................................................... ................................................
2
2.2 Buku Kedua .............................................. ...................................................... ......................................................... ...
2
BAB III RINGKASAN BUKU
3.1 Buku Pertama ............................................. .................................................... ......................................................... .....
3
3.2 Buku Kedua .............................................. ...................................................... ......................................................... ...
3
BAB IVKELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
4.1 Buku Pertama ............................................. .................................................... ......................................................... .....
11
4.2 Buku Kedua .............................................. ...................................................... ......................................................... ...
16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................ ...................................................... ......................................................... ...
20
5.2 Saran ................................................ ...................................................... .................................................................. ............
20
DAFTAR PUSTAKA
IDENTITAS BUKU UTAMA
Judul Buku
: Teknik Listrik Instalasi Penerangan
Penulis
: F. Suryatmo
Penerbit
: PT. Rineka Cipta
Tempat Terbit
: Jakarta
Tahun Terbit
: 2004
Tebal Buku
: 287
Ukuran Buku
: 15 cm x 26 cm
ISBN
: 979 – 518 – 094 – 0
RINGKASAN BUKU UTAMA BAB I: Macam – Macam Peraturan
Peraturan- peratura untuk instalasi-instalasi listrik (Instalasi Penerangan dan Gaya) Jawatan Listrik Kebanyakan perusahaan-peruahaan yang besar tidak membangun tenaga listrik tersendiri, tetapi mendapat dari perusahaan listrik Negara. Dalam hal demikian perusahaan ini menghendaki perlakuan peraturan N 1005 Untuk tiap-tiap pekerjaan instalasi dianjurkan kepada para instalatur harus mengajukan suatu permohonan untuk instalasi-instalasi rumah, harus juga disertai dengan gambardenah secara lengkap dari instalasi listrik dan gambar rencana-hubungan secara lengkap.
Peraturan – peraturan Sendiri Dari Perusahaan Listrik Jalannya peraturan ini begitu meluas dan pada terjadinya disebabkan oleh : Keperluan untuk melengkapi N 1005 dan memberi keterangan berhubung dengan pertumbuhan (perkembangan) teknik Suatu keharusan untuk memberi peraturan khusus, yang sangat diperlakukan oleh perusahaan listrik itu sendiri,seperti besar maksimum dari instalasi yang boleh di hubungkan dalam satu fasa. Besar maksimum Dari instalasi yang boleh dihubun gkan pada jala-jala tagangan rendah kota.
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Sistem penyaluran dan cara pemasangan instalasi listrik di Indonesian harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh PUIL (Peraturan umum Instalasi Listrik) yang diterbitkan tahun 1977, kemudian direvisi tahun 1987 dan terakhir tahun 2000. Sisteminstalasi listrik yang dimulai dari sumber listrik (tegangan, frekwensi), peralatan listrik, cara pemasangan, pemeliharaan dan keamanan, sudah diatur dalam PUIL.
Tujuan dari PUIL Melindungi manusia terhadap bahaya Keamanan instalasi dan peralatan listrik.
sentuhan
dan
kejutan
arus
listrik.
Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik. Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien Jadi setiap perencana instalasi listrik, instalatir (pelaksana), operator, pemeriksa dan p emakai jasa listrik wajib mengetahui dan memahami Peraturan Umum Instalasi listrik (PUIL).
PUIL tidak berlaku untuk : Instalasi listrik tegangan rendah yang hanya digunakan untuk menyalurkan berita & isyarat Instalasi listrik untuk keperluan telekomunikasi & pelayanan kereta rel listrik Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang & kendaraan lain yang di gerakan secara mekanis Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang Instalasi listrik tegangan rendah yang tidak melebihi 25 kV dan daya tidak lebih dari 100 W
BAB II. SYMBOL UNTUK TEKNIK INSTALASI Symbol (tanda tanda) untuk listrik arus kuat maupun arus lemah. Tanda – tanda umum Macam-macam arus Pada dasarnya arus listrik dibagi dalam dua macam yakni : -
Arus listrik searah Arus listrik bolak – balik
Untuk menyatakan kedua macam aliran listrik ini dapat dimyatakam dengan mudah memakai tanda-tanda seperti dibawah ini : Tanda untuk arus searah
Selain menguasai peraturan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi, seorang ahli listrik juga harus mahir membaca gambar instalasi. Denah ruangan yang akan dilengkapi dengan instalasi pada umumnya digambar dengan skala 1 : 100 atau 1 : 50. Pad a denah ini gambar instalasi yang akan dipasang menggunakan lambang yang berlaku. Pada Gambar dibawah ini, diperlihatkan lambang-lambang (simbol-simbol) yang penting untuk instalasi listrik. Ukuran yang diberikan sebagai petunjuk pembuatan gambar instalasi.
Gambar Lambang-Lambang Elektro Arus Kuat
Ukuran gambar menentukan ukuran lambang yang digunakan, tetapi supaya hasilnya rapi maka perbandingan antara ukuran lambang haru seragam. Jumlah lambang dibatasi sedapat mungkin hanya yang perlu digambar saja dan sesederhana mungkin. Apabila ada alat yang lambangnya belum dilakukan, maka dipilih suatu lambang dan artinya dijelaskan dalam gambar. Lambang yang penting dapat digambar lebih tebal atau lebih besar sehingga lebih menonj
BAB
III
:
PERATURAN DAN PENERANGAN
PERSYARATAN
INSTALASI-INSTALASI
Golongan-golongan : Lampu lampu, kontak-kontak-tusuk dan pesawat-pesawat pemakai tidak perlu diberi pengaman sendiri, akan tetapi boleh disatukan menjadi golongan-golongan. Fatsal 5 : instalasi-instalasi yang mempunyai lebih dari 6 titik hubungan diharuskan terdiri dari paling sedikit dua golongan dan banyak nya titik-titik hubungan dalam satu golongan dan tidak boleh lebih dari 12. Peraturan ini tidak berlaku untuk penerangan-penerangan reklame dan penerangan-penerangan pesta dan untuk instalasi-instalasi lain dengan sifat luar biasa. Golongan-golongan penerangan normal Golongan normal dalam instalasi-instalasi rumah adalah golongan saluran dua, dimana saluran yang satu dihubungkan pada suatu kutub atau fase dari jala jala arus putar atau arus searah.,
sedangkan saluran yang lain dihubungkan pada kawat-nol atau pada system-sistem tidak dengan nol pada kutub atau fasa fasa yang lain.
Besar nya kerugian Tegangan Biasanya kita menjaga, supaya kerugian tegangan banyaknya tidak boleh lebih dari 11⁄2a
2 % daripada tegangan tegangan jala jala. Lihat untuk ini juga peraturan peraturan setempat. Lampu lampu dan kotak kotak kotak dalam satu gologan Golongan golongan ini adalah campuran golongan golongan titik lampu dan golongan golongan kontak. Cara ini umumnya adalah cara yang paling murah dan selain dari itu mempunyai keuntungan, bahwa kotak kotak kontak itu dapat dihubungkan bersamaan suatu alat pemakai yang lebih besar,eperti dapur dapur pemanas berpancar kecil. Saluran dalam instalasi instalasi Saluran utama dalam instalasi rumah tangga terdiri dari 2 kawat dari 2 1⁄2 mm2. Menempatkan sakelar sakelar Kawat kawat pengghubung dan kawat kawat tukaran Warna kawat kawat BAB IV: CARA MENYATAKAN BANYAKNYA KAWAT DALAM INSTALASI
Di dalam kita mempelajar gambar-gambar instalasi perlu diketahui bahwa dalam pemasangan instalasi-instalasi penerangan/gaya, terdapat dua cara yaitu : Pemasangan secara r.i ( Roll-isolator) Pemasangan secara pipa 5/8 Untuk menentukan (menyatakan) banyaknya kawat dalam pemasangan secara r.i adalah lebih muda bila dibandingkan dengan pemasangan secara pipa yang bergaris tengah ∅ 5/8 Hubungan – hubungan ruangan – ruangan istimewa Hubungan kamar-makan atau kamar-belajar Hubungan dalam kamar potret Hubunga tanda bahaya
BAB V: PERSYARATAN GAMBAR INSTALASI
Gambar Permintaan Pada umumnya untuk instalasi – instalasi penerangan yang kecil biasanya disebut instalasi penerangan rumah satu faa, dengan nilai pasang yang telah ditetapkan oleh perusahaan listrik
sampai dengan kekuatan/daya 1 KW ( kilo watt), untuk instalasi-instalasi sementara dan perluasan terhadap instalasi kecil biasanya formulir permohonan sudah dibuat secara memadai.
Nilai Pasanga Biasanya dari instalasi-instalasi listrik dengan nilai pasang lebih besar dari 1 KW. Instalasi penerangan 1 fasa dengan nilai pasang sampai 1 KW (kilo watt0 pada jarring jarring penghantar empat arus putar dipasang pada salah satu fasa dan penghantar nol dari jarring-jaring pembagi, terkecuali jika diistimewakan dan diberi warna (tanda) merah. Bagan Hubungan Selanjutnya pada gambar itu harus tertera bagan hubungan selengkapnya dari instalasi itu seluruhnya, terhitung dari pengukur listrik sampai dengan almari bagi terakhir dan penghubung penghubung dalam almari-almari bagi ini.
BAB VI: PENGUKUR KILOWATTJAM
Didalam bab instalasi penerangan KWH METER ( KILO WATT HOURMETER) adalah satu satunya alat yang mempunyai peranan penting,dimana alat tersebut dapat untuk menghitung berapakah besarnya jumlah tenaga listri yang dipakai. Karena itu alat semacam ini dapat dinaakan pengukur daya listrik atau POWERRATES COUNTER. Pengukur watt atau Kwatt, yang pada umumnya di sebut : watt-meter/Kwatt meter disusun sedemikian rupa,sehingga kumparan teganga tadi dapat berputar dengan bebasnya, dengan jalan demikian tenaga listrik dapat diukur,baik dalam satuan WH ( watt-jam) ataupun dalam KWH (kilowatt-jam)
BAB VII: INSTALASI – RUMAH IKHTISAR PASANGAN - RUMAH
Sebagai titik awal kita ambil bulusan cabang-kabel, seperti halnya lemari pasang-rumah (peti sekerig) dan pengukur – KWH yang mana dipasang oleh perusahaan listrik. Papan papan pembagi yang terbuat dari pualam,sekarang hamper lenyap didesak oleh almari instalasi yang terbuat dari bahan isolasi, dimana alat tersebut dipasang oleh juru instalasi (instalatateur) Penghubug antara KWH meter dan almari sinstalasi itu harus sependek mungkin pun pula harus dipasang oleh juru instalasi.
Sedangkan yang memasang antara peti sekering, bulusan cabang kabel (moof) dan KWH-meter dikerjakan oleh perusahaan listrik (PLN). Maka untuk ikhtisar pasangan rumah dicantumkan pula jalannya arus dari KWH-meter, serta gambar bagan yang biasa untuk pemasangan instalan rumah. BAB VIII : SALURAN DAN KABEL
Pembagian : Saluran terbagi dalam Kawat-hiasan dan saluran (OD dan OL) Kawat-urat-karet dan saluran(RD dan- RL) Saluran-timbel-urat-karet (- RLL) Kabel-timbel-urat-karet (-RLK) Kabel-timbel kertas (RS) Saluran-berisolasi karet halus ( BRML )
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN BUKU KELEMAHAN Kata-kata dari buku ini sulit tidak mudah dipahami oleh pembaca apalagi untuk pembaca yang baru di dunia kelistrikan. Tidak memberikan pengertian dari setiap sub-sub bab nya.
KELEBIHAN Buku ini memberikan contoh-contoh gambar dari setiap sub-sub bab nya. Jadi kita dapat mengetahui cara-cara dan bentuk dari alat itu. Buku ini memberikan pengetahuan tentang pekerjaan yang sering dihadapi dalam teknik listrik. Buku ini juga memberikan pengetahuan tentang keselamatan dan keamanan dalam bekerja serta alat-alat yang digunakan dan jenis kabel daalm instalasi.
IDENTITAS BUKU KEDUA (PEMBANDING)
Judul Buku
: Teknik Pengerjaan Listrik
Penulis
: DRS. Daryanto
Penerbit
: PT. Bumi Aksara
Tempat Terbit
: Jakarta
Tahun Terbit
: 2006
Tebal Buku
: 287
Ukuran Buku
: 15 cm x 26 cm
ISBN
: 979 – 526 – 344 – 7
Ringkasan Isi Buku Kedua 1. Keselamatan Kerja Singkirkan Kondisi yang Tidak Aman
Kerja sama adalah sangat perlu sekali dalam mencegah kondisi yang tidak aman. Kondisi kerja yang aman tidak hanya mempunyai alat-alat yang bagus dan mesin yang baru dalam suatu perencanaan pabrik. Menjadikan tempat kerja yang bersih,rapi, dan teratur. Mempertimbangkan lingkungan kerja yang akan dikerjakan merupakan hal yang sangat baik. Mencegah Kecelakaan
Petunjuk – petunjuk dalam mencegah kecelakaan yaitu : Bersikap pada umumnya. Mencegah berkembangnya kondisi yang tidak aman. Mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam keadaan darurat. Laporkan dari semua kejadian atau kerusakan peralatan. Pakaian Pelindung Diri
Pakaian pelindung yang dirancang khusu untuk memberikan perlindungan,memakai pakaian yang benar perlu untuk melindungi diri dari kemungkinan luka atau kerugian secara serius.
2. Perlakuan dalam Pemakaian Alat-alat Bertenaga Listrik Portabel Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum memakai beberapa alat listrik portabel,periksa dulu rumah. Jangan memakai beberapa peralatan yang rusak . Jangan memakai peralatan dengan beban lebihatau menghubungkan dengan power supply. Hindari pemakaian alat yang basah. Pertimbangkan keamanan lain jika memakai alat tersebut. Pemakaian Tangga
Tangga portabel (yang bisa dibawa atau dipindahkan dengan tangan )terbuat dari kayu, aluminium dan lain-lain. Jenis tangga adalah tunggal, tangga bertingkat, d an tangga berdiri sendiri. Panjang mencapai 5,5-9 meter, tangga bertingkat mencapai 15 meter.
3. Bekerja Pada Tiang Listrik Pemeriksaan Pada Tiang Listrik Periksa setiap tiang listrik sebelum anda memanjat Periksa kedalam tiang listrik dalam tanah dengan pengukur jarak diatas permukaan tanah Periksa kerusakan/ cacat dibeberapa tempat sepanjang tiang Perbandingan tiang yang ditanam dibawah tanah dengan yang berada diatas tanah adalah :
Tinggi diatas tanah =5 dibawah tanah Penahan Tiang Listrik
Berbagai cara yang dapat digunakan untuk menahan tiang listrik adalah : Dengan tali kawat penahan Cara lain yaitu dengan kendaraan khusus, peralatan truk derek dipakai untuk memasang tali kawat penahan. Memasang Kabel Penghantar Pemasangan kabel penghantar pada tiang listrik, juga kawat penahan, lengan dudukan pengikat kabel penghantar dan lain-lain merupakan pekerjaan utama.
4. PEMADAM KEBAKARAN Langkah Pengamanan
Jika anda menemukan suatu kebakaran, ingat langkah untuk pengamanannya yakni sebagai berikut : Segera bunyikan alarm tanda bahaya Beritahukan kebakaran yang terjadi Panggil orang-orang lain agar membantu Ungsikan barang-barang, kosongkan ruangan jika perlu Usahakan tidak memasuki kembali suatu bangunan yang terbakar Jenis Kebakaran
Kebakaran kelas A : kebakaran kelas biasa yaitu kebakaran bahan yang mudah terbakar seperti kayu, kain, dan kertas. Kebakaran kelas B : kebakaran yang bersal dari cairan yang mudah terbakar seperti bensin, minyak tanah, oli, dan sebagainya. Kebakaran kelas C : meliputi peralatan listrik seperti kebakaran fitting, motor, generator, kabel, kawat sakelar, pipa sakelar dan sebagainya. Pemakaian Peralatan Kebakaran Portabel Ada lima jenis pemadam kebakaran portabel yaitu : Pemadam yang diisi air Pemadam karbondioksida (CO2) Pemadam gas cair Pemadam busa Pemadam bubuk kering Mencari Jalan Keluar Dari Kebakaran Merangkak untuk melewati ruang asap Tunjukkan arah keluar jika terjadi bahay
5. Memberikan Pertolongan Pertama Hal – hal Yang Perlu Dilakuakn Pada Pertolongan Pertama
Langkah atau tindakan yang perlu dilakukan dalam memberikan pertolon gan pertama yang dapat menyelamatkan nyawa misalnya menyadarkan, menghentikan pendarahan hebat seperti memberikan pernapasan buatan dan menghentikan pendarahan.
Jenis – Jenis Kejadian/ Peristiwa Pekerjaan
Pada beberapa waktu yang lain, anda harus bisa menghadapinya dengan memberikan pertolongan pertama dalam kasus sebagai berikut : Pendarahan Shock/ kejutan Keracunan Terbakar dan luka bakar Mata terluka Luka ringan dan luka memar Kecelakaan listrik
6. Pipa Penyalur Listrik
Pipa penyalur kelas A
Pipa penyalur kelas ini sekarang digantikan oleh kelas B dan kelas bawah tanah, seharusnya ketebalan dinding pada pipa penyalur kelas A sangat tipis, sehingga membuat ulir menjadi tidak praktis.
Pipa penyalur kelas B
Dari jenis normal, dipakai pada sebagian besar instalasi, penghantar ini didapatkan dalam berbagai bentuk termasuk : Baja kaku / keras Baja fleksibel PVC kaku beban ringan PVC kaku beban berat PVC fleksibel Penghantar bawah tanah Penghantar ini dapat digunakan hanya di bawah tanah seperti jenis dari suatu kategori A yang lain atau sistem kategori B.
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN BUKU KELEMAHAN Kata-kata dari buku ini sulit tidak mudah dipahami oleh pembaca apalagi untuk pembaca yang baru di dunia kelistrikan. Tidak memberikan pengertian dari setiap sub-sub bab nya. KELEBIHAN Buku ini memberikan contoh-contoh gambar dari setiap sub-sub bab nya. Jadi kita dapat mengetahui cara-cara dan bentuk dari alat itu. Buku ini memberikan pengetahuan tentang pekerjaan yang sering dihadapi dalam teknik listrik. Buku ini juga memberikan pengetahuan tentang keselamatan dan keamanan dalam bekerja serta alat-alat yang digunakan dan jenis kabel daalm instalasi.
5.1.
Kesimpulan
Dengan melakukan perbandingan antara kedua buku, penulis pun mengetahui buku yang tepat untuk di pelajari agar pembaca dengan mudah memahami apa yang di baca. Sebenarnya kedua buku memiliki keunggulan masing – masing namun tak terlepas dari kekurangan juga sehingga kedua buku melengkapi satu sama lain. Dengan demikian buku yang lebih baik untuk dipelajari secara khusus jika ingin membahas Teknik instalasi listrik, maka buku yan g tepat adalah buku kedua..
5.2.
Saran
Setelah membaca dan membandingkan kedua buku, saya berpendapat bahwa buku kedua lebih bagus dan lengkap pada setiap materinya dan saya menyarankan untuk menjadikan buku ini sebagai pedoman dalam mempelajari mengenai teknik instalasi listrik yang dengan sedikit memperbaiki kekurangan pada buku . Dan buku pertama dapat melengkapi isi sesuat materi dengan penjelasan yang lengkap sehingga penbaca merasa puas dan memahami isi buku .
DAFTAR PUSTAKA Drs. Daryanto. 2006. Teknik Pengerjaan Listrik. Jakarta : PT Bumi Aksara E.Suryatmo. 2004. Teknik Listrik Instalasi Penerangan. Jakarta : PT. Rineka Cipta