CATATAN THT
Kulit di bagian tulang skeletal di kanal auditori adalah sangat tipis dan berikatan kuat dengan periosteum. Tidak SERUMEN disekresi di bagian tulang skeletal ini.
Nervus the greater auricle ( berasal dari serabut nervus C2 dan C3) mensarafi kulit di bagian prosess mastoid dan PINNA. Nervus kranial V (trigeminal), VII (facial) dan X (vagus) mensarafi kanal auditori eksterna.
SHALINI SHANMUGALINGAM 080100402 080100402 1.0. TELINGA 1.1. ANATOMI TELINGA
Telinga dibagi menjadi 3 yaitu telinga eksterna, telinga tengah dan telinga dalam .
Telinga eksterna terdiri dari pinna dan kanal auditori eksterna. Pinna merupakan struktur 3 lapisan dimana ia terdiri dari dari tulang rawan yang elastik dan dilapisi oleh kulit. Terdapat jaring subkutaneous yang minimal diantara perikondrium dan kulit. Kanal auditori eksterna terdiri tulang rawan di 1/3 dinding lateral dan tulang skeletal di 2/3 dinding medial.
Tragus merupakan kanal yang terdiri dari tulang rawan bagian anterior dan di depan tragus terdapat kelenjar parotid. Nervus fasialis keluar dari foramen stilomastoid yaitu 1cm dari bagian dalam tragus.
Fissura Santorini merupakan lubanglubang (fenestrasi) kecil dari bagian anterior dan inferior kanal auditori yang bertulang rawan.
INFEKSI pada otitis eksterna bisa lewat fissura ini menyebabkan infeksi kelenjar parotid.
Bagian timpani dari tulang temporal adalah sebagian besar bagian tulang skeletal di kanal auditori telinga. Anterior dari bagian tulang skeletal di kanal auditori adalah temporomandibular joint.
Kulit di bagian tulang rawan di kanal auditori adalah lebih tebal dan mempunyai kelenjar yang mensekresi SERUMEN.
Telinga tengah terdiri dari membran timpani, kavum timpani, tulang ossikuler, nervus. Membran timpani (MT) terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah dan lapisan dalam. MT adalah bersudut oblik terhadap kanal auditori. Tuba eustachian pada telinga tengah memainkan peranan dalam keseimbangan ventilasi dan tekanan. ½ anterior telinga tengah dilapisi dengan epitelium pernafasan tipe bersilia yang mempunyai 2 tipe sel yang memproduksi mukus. Mukus yang diproduksi berperanan sebagai lubrikasi dan proteksi terhadap mukoperiosteum pernafasan yang terdedah terhadap udara pada telinga tengah.
Ketiadaan mukus atau kekurang mukus akan menyebabkan kegagalan sistem pembersihan mukosiliari.
Lapisan luar MT berasal dari ektoderm yang mempunyai squamous epitelium.
Lapisan tengah MT berasal dari mesenkim dan disebut sebagai lapisan serabut (fibrous) tengah. Di lapisan ini mempunyai serabut-serabut radial dan sirkumferensial. Serabut ini memainkan peranan dalam kekuatan membran timpani dan vibrasi dari MT.
Lapisan dalam MT berasal dari endoderm yang mempunyai cuboidal mucosa epitelium.
MT ini berbentuk oval dan kirakira 8mm lebar dan tingginya kira-kira 10mm.
MT agak miring ke arah medial dan bagian ini disebut sebagai prosess panjang malleus (MANUBRIUM).
Bayangan penonjolonan bawah maleus pada MT disebut UMBO.
Dari umbo bermula satu REFLEKS CAHAYA. Pukul 7 MT kiri dan Pukul 5 MT kanan. Reflek cahaya ( berupa kerucut) adalah cahaya dari luar yang dipantulkan oleh MT karena terdapat serabut sirkuler dan radier. Di sekeliling membran timpani terdapat serabut annulus dan serabut ini tidak komplit di bagian superior dan bagian ini dikenali sebagai notch Rinivus.
MT di atas lipatan malleal bagian anterior dan posteior adalah Pars PARS FLACCIDA. flaccida juga dikenali sebagai membran Shrapnell. Pars flaccida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar (lanjutan epitel kulit liang telinga) dan bagian dalam (dilapisi sel cuboidal bersilia).
Manakala, bagian inferior terhadap pars flaccida ini adalah PARS TENSA.
Pars Tensa mempunyai satu lagi lapis di tengah , yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin (radier di luar & sirkuler di dalam)
Lapisan serabut pars flaccida adalah lebih lemah banding pars tensa. Justru itu, bagian ini lebih mudah retraksi ke dalam apabila tekanan telinga dalam kurang banding tekanan atmosfera. Bagian ini juga merupakan awalnya terjadi kolesteatoma attic .
MT dibagi dalam 4 kuadran untuk menyatakan LETAK PERFORASI MT.
Pembuluh darah masuk ke MT melalui kulit di kanal auditori eksterna bagian superior serta secara sirkumferensial dari serabut annulus.
Percabangan nervus 9 (nervus timpani atau Jacobson nerve) mensarafi permukaan dalam MT dan tuba eustachian serta kelenjar parotid (parasimpatis).
Nervus aurikel dan nervus aurikulotemporal (percabangan nervus CN10) mensarafi permukaan luar MT.
lentikular adalah paling sedikit, sehingga menyebabkan ia resorbsi paling cepat apabila terjadi OMSK. Stapes berbentuk stirrup atau sanggurdi. Stapes terdiri dari footplate dan superstructure. Superstructure ini terdiri dari anterior dan posterior crus dan crus ini berikatan di capitulum. Manakala, footplate berada di fenestra ovale.
Otot tulang pendengaran adalah muskulus stapedius dan muskulus tensor timpani. M. stapedius pada tulang stapes ini disarafi oleh nervus percabangan dari CN VII. M. tensor timpani pada tulang malleus disarafi oleh nervus percabangan CN V. Kedua otot ini berfungsi mengurangi pencemaran bunyi.
Kavum timpani adalah seperti kubus dengan:
Batas luar : membran timpani
Batas depan : tuba eustachius
Batas bawah: vena (bulbus jugularis)
Batas belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis.
Batas atas: tegmen (meningen/otak)
Telinga tengah ini menyumbang ke 30dB.
Batas dalam: berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis horizontal, kanalis fasialis, oval window, round window dan promontorium.
Arteri yang mendarahi telinga tengah adalah arteri aurikuler dan arteri timpani anterior. Kedua arteri merupakan percabangan dari arteri maksilla.
Nervus facial yang bercabang menjadi chorda timpani mensarafi tulang malleus dan incus.
jugularis
timpani
Arteri karotid eksterna dan interna mendarahi telinga tengah dan sel udara mastoid. Tulang ossikuler terdapat tiga yaitu tulang malleus, tulang incus dan tulang stapes.
Tulang malleus mempunyai prosess panjang dan pendek serta satu kepala. Bentuknya seperti tukul (hammer). Malleus berikatan dengan membran timpani pada bagian umbo.
Kepala malleus berartikulasi dengan badan incus pada ATTIC.
Incus berbentuk seperti landasan. Incus mempunyai process pendek dan panjang. Processnya pendek berikatan dengan bagian posterior kavum timpani dan process yang panjang berhubung dengan CAPITULUM STAPES.
Distal process panjang incus dikenali sebagai process lentikular. Suplai darah di
Telinga dalam terdiri dari koklea, vestibulum, kanal semisirkularis, utriculus, sacculus, duktus koklearis dan duktus semisirkularis. Koklea, vestibulum dan kanal semisirkularis merupakan labrinthus osseus. Manakala, utriculus, sacculus, duktus koklearis dan duktus semisirkularis adalah labrinthus membranacea. Labrinthus osseus dan membranecea ini terletak di bawah tulang petrous.
Labrinthus membranecea terletak dalam labrinthus osseus dan bentuk labrinthus membranecea hampir menurut labrinthus osseus. Labrinthus osseus dan membranecea dipisahkan oleh satu ruangan yang berisi cairan perilimfe. Endolimfe terdapat di dalam labrinthus membrancea.
dasar skala media MEMBRAN BASAL.
terdapat
Pada membran basal terletak organ Corti . Pada membran basal, melekat sel rambut dalam, sel rambut luar yang dan kanalis Corti, membentuk organ Corti.
Koklea merupakan organ membran dalam kaviti dengan permukaan luarnya diliputi tulang. Koklea berbentuk seperti rumah siput.
Sel rambut didukung oleh pillar Corti pada tunnel of Corti.
Tunnel ini mempunyai cairan disebut Cortilimfe yang mirip dengan komposisi cairan perilimfe.
Serabut saraf sekelilingi sel rambut melewati lamina spiral koklearis tulang ke kanal tulang yang panjang modiolus (KANAL ROSENTHAL’S)
Serl rambut dalam tersusun pada satu baris dan berbentuk flskshaped.
Koklea berupa lingkaran.
setengah
Koklea ini melingkar sekelilingi aksis tulang sentral dikenali sebagai MODIOLUS.
Sel rambut dalam adalah lebih resisten terhadap kerusakkan bunyi kuat dan obat ototoksik.
Sel rambut dalam disarafi serabut saraf afferen dari ganglion spiral.
Sel rambut luar tersusun 3 lapis atau lebih dan bebrebntuk silindris.
Sel rambut luar berkembang setelah sel rambut dalam.
Sel rambut luar sangat gampang rusak karena bunyi kuat dan obat ototoksik.
Sel rambut luar disarafi efferen dari kelompok saraf olivokoklear.
Setiap koklear mengantar impuls ke kedua bagian otak.
Pada potongan koklea, berbentuk seperti pohon natal dengan nervus auditori membentuk batang pohon natal.
Nervus auditori melewati koklea ini dan akhir bertemu dengan nervus vestibular dan membentuk nervus vestibulokoklear (CN VIII) pada kanal auditori interna yang kemudian ke fossa kranial posterior.
dua
Ujung atau puncak koklea disebut HELIKOTREMA, memghubungkan perilimfe skala timpa dengan skala vestibuli. Koklea pada arisan melintang tampak skala vestibuli sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media (duktus koklearis) diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi PERILIMFE, sedangkan skala media berisi ENDOLIMFE.
Endolimfe tinggi ion K dan rendah ion Na+.
Perilimfe rendah ion K dan + tinggi ion Na (berhubungan dengan cairan CSF mll koklear aqueduct)
+
+
Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli ( Reissner’s membrane)
Pada skala media (DUKTUS KOKLEARIS), terdapat bagian berbentuk lidah disebut MEMBRAN TEKTORIAL dan
Figs. 3.7a, b Axial cross-section of the cochlea (a) and enlarged section of a single turn (b).l. Auditory nerve; 2. Modiolus (bony center); 3. Inner and outer hair cells; 4. Basilar membrane; 5. Organ of Corti (outlined by box); 6. Scala vestibuli (containing perilymph); 7. Scala tympani (containing perilymph); 8. Scala media (containing endolymph); 9. Spiral lamina; 10. Reissner’s membrane; 11. Stria vascularis; 12. Apex of cochlea.
Pada utrikulus dan sakulus, epitelium yang spesialisasi dinamakan MAKULA. Makula terletak HORIZONTAL pada utrikulus dan terletak secara VERTIKAL pada sakulus. Kupula pada sakulus dan utrikulus adalah datar dan mempunyai beberapa kristal di dalamnya, dikenali sebagai STATOCONIA (OTOLITH). Ujung saraf vestibuler berada dalam labirin membran yang terapung dalam perilimfe, yang berada dalam labirin tulang.
Keseimbangan tergantung input sensorik dari reseptor vestibuler di labirin, organ visual dan proprioseptif. Labirin kinetik terdiri dari 3 kanalis semi sirkularis. Labirin terdiri dari labirin stasis yaitu UTRIKULUS dan SAKULUS.
3 KSS; horizontal (lateral), anterior (superior) dan posterior (inferior). Tiap kanalis terdapat pelebaran yang berhubungan dengan utrikulus, disebut AMPULA. Di dalamnya terdapat krista ampularis yang terdiri dari sel-sel reseptor keseimbangan. Krista ampularis ini tertutup oleh substansi gelatin yang berbentuk seperti kubah (dome) disebut KUPULA. Setiap ujung ampula ini berhubungan ke veestibuler dan ujung non-ampulated. Ujung non-ampulated pada KSS superior dan posterior bersatu membentuk kanal umum-Crus commune.
Tiga kanal berhubungan dengan 5 pembukaan ke vestibule, secara posterior. Utrikulus terdapat pada bagian atas vestibuler manakala sakulus terletak dibawah dan depan utrikulus. Duktus dari sakulus dan utrikulus membentuk duktus endolimfatikus yang berada di aqueduct vestibuler tulang. Sakulus juga berhubungan dengan duktus koklear oleh satu duktus kecil dinamakan duktus reuniens.
Suplai arteri pada telinga dalam adalah dari arteri auditori internal. Arteri ini biasanya dari arteri anterior serebellar dan merupakan percabangan dari ARTERI BASILLAR. Arteri auditori interna melewati kanal auditori interna dan bercabang untuk mensuplai vestibuler dan koklear. Organ Corti tidak mempunyai suplai darah direk dan bergantung pada aktivitas metabolik serta diffusi oksigen dari stria vaskularis melalui skala media. Hal ini adalah penting supaya terjadi insulasi terhadap suara tidak penting yang berasal dari pembuluh darah. Tension oksigen adalah paling tinggi berdekatan stria vaskularis dan paling rendah berdekatan organ Corti.
1.2. FISIOLOGI TELINGA
berjenjang direseptor perubahan kecepatan Pembentukan potensial aksi
Fisiologi pendengaran Gelombang suara ditangkap/ dikumpulkan
oleh pinna merambat melalui meatus
N.VIII medulla oblongata lemniscus lateralis midbrain temporal lobe .
acusticus externus menggetarkan membrana tympani tulang-tulang pendengaran Stapes melekat pada oval window, menutupi skala vestibuli
Bila stapes bergerak oval window bergerak terdorong ke arah depan mendorong perilimfe ke depan mengelilingi helikotrema skala timpani (kompartemen bawah)
Ketika stapes bergerak mundur oval window tertarik ke arah telinga bagian tengah perilimfe bergerak ke arah yang berlawanan. Gelombang tekanan di kompartemen atas dipindahkan melalui membran vestibularis yang tipis ke dalam duktus kokhlearis melalui membran basillaris ke ko mpartemen bawah (menyebabkan oval window keluarmasuk. Transmisi gelombang tekanan melalui m.basilaris menyebabkan membran ini bergerak ke atas dan ke bawah atau bergetar. Organ corti dan sel-sel rambut ikut bergerak naik turun sewaktu membran basillaris bergetar o.k rambut-rambut sel reseptor terbenam di dalam membran tektorial sel rambut bergerak ke depan dan ke belakang. Perubahan maju mundur ini menyebabkan saluran ion gerbang mekanis di sel-sel rambut terbuka dan tertutup secara bergantian. perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi secara bergantian Depolarisasi sel-sel rambut (sewaktu membran basillaris bergeser keatas) meningkatkan kecepatan pengeluaran zat perantara Menaikkan potensial aksi di serat-serat aferen. Pada saat hyperpolarisasi (sewaktu membran basilaris begerak ke bawah) sel-sel rambut mengeluarkan sedikit zat perantara kecepatan
pembentukan potensial aksi 5. Sel-sel rambut bersinaps membentuk saraf auditorius (koklearis). Penutupan dan pembukaan saluran di sel reseptor perubahan potensial
Fisiologi keseimbangan
Gerakan/ perubaha n kepala
Perpindah an ion depolarisa si
Perpindah an cairan endolimfa di labirin
Impuls ini diteruskan ke saraf aferen
Silia sel rambut menekuk
Pusat keseimban gan
Perubaha n permeabil itas sel
Saat berkas silia terdorong ke arah berlawana n Hiperpolar isasi
1.8. VERTIGO 1.9. KETULIAN 2.0. HIDUNG DAN SINUS PARANASAL SINUS 2.1. ANATOMI HIDUNG DAN SINUS PARANASAL 2.2. FISIOLOGI HIDUNG DAN SINUS PARANASAL 2.3. PEMERIKSAAN HIDUNG 2.4. EPISTAKSIS 2.5. KELAINAN SEPTUM HIDUNG 2.6. RINITIS AKUT DAN KRONIS 2.7. ALERGI NASAL, RINITIS VASOMOTOR DAN POLIPOSIS NASAL 2.8. SINUSITIS 2.9. NYERI KEPALA DAN MUKA 3.0. TENGGOROK 3.1. ANATOMI KAVITAS ORAL, KELENJAR SALIVA, TONSIL, FARING, LARING, TRAKEOBRONKIAL 3.2. TONSILITIS 3.4. ADENOID 3.5. FARINGITIS 3.6. LARINGITIS
1.3. PEMERIKSAAN TELINGA
1.4. OTITIS EKSTERNA 1.5. KELAINAN TUBA EUSTACHIAN 1.6. OTITIS MEDIA DAN KOMPLIKASINYA 1.7. TINNITUS