CARA MENGHITUNG BEDA TINGGI
Bagi para Surveyor perhitungan ini tidaklah rumit, namun bagi para pelajar, terkadang mengalami kesulitan dalam menghitung dengan cara manual.Oleh karena it u, saya akan membahas tentang Cara Cepat Menghitung Beda Tinggi (∆h) & Jarak Pesawat ke Titik (dh) Horisontal. Langsung saja, Cara Cepat Menghitung Beda Tinggi (∆h) & Jarak Pesawat ke Titik (dh) Horisontal adalah dengan menggunakan program pengolah angka MS.EXCEL. Contoh soal : Hitung Beda Tinggi dan Jarak Psw-Titik Horisontal apabila diketahui : TITIK A BA= 1,691 BT = 1,480 BB = 1,296 ta = 1,530 Z = 90'51'02" TITIK B BA = 1,617 BT = 1,418 BB = 1,219 ta = 1,530 Z = 89'29'49" RUMUS : dh= (BA-BB)x100x(sin Z)^2 ∆h = ta+dh/tanZ -BT Langkah Pertama
Buka Control panel dan masuk ke Regional & Language Option pada Regional Option ganti format menjadi Indonesian lalu tekan ok.
Gunanya agar format yang digunakan adalah format Indonesia ( menggunakan koma, bukan titik) Langkah 2
Buka program MS.Excel lalu buat data seperti berikut :
Sebelum memulai, karena dalam program MS.Excel menggunakan sistim RAD, bukan derajat maka, untuk perhitungan SIN lakukan dengan rumus =SIN(Z/180*PI()) yang berguna untuk mengubah RAD menjadi Derajat / Degree. (Koreksi salah ketik : Pada cell B2,3 seharusnya Tinggi Alat bukan Tinggi Titik) Langkah 3
Masukkan Rumus berikut pada Cell I4 : =(BA-BB)*100*(SIN((D+M/60+S/3600)*PI()/180)^2) atau jika lebih spesifik : =(C4-E4)*100*(SIN((F4+G4/60+H4/3600)*PI()/180)^2)
Masukkan Rumus berikut pada Cell J4 : =(ta+dh/(TAN((D+M/60+S/3600)*PI()/180))-BT) atau jika lebih spesifik : =(B4+I4/(TAN((F4+G4/60+H4/3600)*PI()/180))-D4)
hasil akhir :
dan untuk Beda Tinggi :
Dengan demikian untuk titik B dan seterusnya dapat mengambil dari langkah sebelumnya Bagi yang merasa ragu silakan cocokkan dengan hasil pada kalkulator Selamat Mencoba Cara Cepat Menghitung Beda Tinggi (∆h) & Jarak Pesawat ke Titik (dh) Horisontal.
BEDA TINGGI FROM UNNES
PROGRAM PERKULIAHAN Siklus ke : III Hari / tanggal : Rabu, 6 juni j uni 2007 Materi Perkuliahan : Praktek Mengukur Beda Tinggi Dengan Menyipat Datar Metode Polar I. PENDAHULUAN Menyipat datar adalah menentukan atau mengukur beda tinggi antara titik-tit ik yang ada di permukaan tanah atau terhadap suatu ketinggian referensi tertentu. Salah satu bentuk pengukuran beda tinggi yaitu menggunakan metode polar. Prinsip kerja mengukur beda tinggi metode polar yaitu menghitung tinggi alat dan benang tengah di tiap-tiap titik yang akan dibidik.
I. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN P ERLENGKAPAN 1. Pesawat Penyipat Datar ( PPD ) 2. Statif 3. Rambu ukur 4. Payung
5. Data board 6. Patok 7. Alat tulis II. LANGKAH KERJA 1. Siapkan catatan , daftar pengukuran pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan diukur. 2. Tancapkan patok pada titik-titik batas areal yang akan dibidik. 3. Dirikan pesawat di tengah-tengah areal lokassi pengukuran. 4. Lakukan penyetelan alat (PPD) sampai didapat kedataran. 5. Dirikan bak ukur di atas titik P1 setegak mungkin. 6. Arahkan teropong pesawat ke titik P1, baca BA, BT, BB dan sudut horisontalnya. 7. Pindahkan bak ukur ke titik P2. 8. Arahkan teropong pesawat ke titik P1, baca BA, BT, BB dan sudut horisontalnya. 9. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik titik-titi k berikutnya. 10. Ukur tinggi pesawat dengan roll meter.. 11. Lakukan perhitungan jarak, beda tinggi dan ketinggian masing-masing titik. 12. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan. III. LANGKAH PERHITUNGAN 1. Jarak Optis ( do ) Syarat bacaan bak ukur : BA + BB = 2 BT atau BA – BA – BT BT = BT – BT – BB BB
do = ( BA-BB) x 100 2. Beda Tinggi ( h) h1
= ta – ta – BT BT P1 ta = tinggi alat
h2
BT P2 …. dst = ta – ta – BT
3. Ketinggian (Tx) Tinggi titik pesawat diketahui TPs a. Cara Beda Tinggi TP1 = TPs + h1 TP2 = TPS + h2 …dst b. Cara tinggi Garis Bidik (TGB) TGB = TPs + ta TP1 = TGB – TGB – BTP1 BTP1 TP2 = TGB – TGB – BTP2 BTP2 …dst CARA II
Pengukuran Beda Tinggi Dengan Pesawat Penyipat Datar (PPD) PRAKTEK 1 : Melaksanakan Pengukuran Beda Beda Tinggi Dengan Dengan Pesawat Penyipat Penyipat Datar Cara Polar
A. TUJUAN Setelah mempelajari prngukuran Beda Tinggi Dengan Pesawat PPD diharapkan siswa mampu : 1. Mengukur beda tinggi dengan pesawat penyipat datar cara Polar 2. Menghitung hasil pengukuran pengukuran dengan alat pesawat PPD cara Polar 3. Menggambar hasil pengukuran
B. TEORI DASAR Pengukuran sipat datar cara polar / pancar ini sangat cocok untuk mendapatkan perbedaan ketinggian daerah yang luas dan beda tingginya tidak terlalu menyolok / relatif datar. Dari data yang diperoleh yang sudah diadakan analisa dan hitungan serta penggambaran dapat digunakan untuk perencanaan pekerjaan tanah berupa galian atau timbunan. Daerah yang akan diukur dipecah / dibagibagi menjadi banyak bujur sangkar dengan ukuran tertentu dimana dalam pengukurannya menggunakan menggunakan pita ukur dan jalon, misalnya sebagai berikut.
Setiap bujur sangkar diberi nomor atau kode misalnya kearah timur – barat barat dengan kode A, B, C, dan seterusnya, seterusnya, sedang pada arah utara – selatan diberi kode angka 1, 2, 3, dan seterusnya. Pesawat waterpass atau penyipat datar didirikan / diusahakan di tengah- tengah daerah pengukuran sehingga dapat menjangkau sebanyak mungkin titik-titik grid tersebut. Untuk acuan tinggi dapat ditentukan pada salah satu titik dengan duga tertentu asal diperhitungkan / dipertimbangkan titik paling rendah untuk menghindari tinggi titik yang negatif. Misal hasil pembacaan benang tengah rambu ukur di A = Bt ( A1 ) dari pembacaan rambu ukur di B1 = Bt ( B1 ), maka tinggi titik B1 = tinggi t inggi A + Bt ( A1 ) – Bt ( B1 ). Demikian seterusnya perhitungan tinggi titik-titik lainnya, disamping itu dapat dihitung pula volume galian dan timbunan daerah tersebut akan diratakan semua titik mempunyai ketinggian tertentu. C. ALAT DAN BAHAN : 1. Alat a. Pesawat PPD b. Statif c. Rambu Ukur d. Payung e. Beberapa yalon f. Patok Kayu dan dan Palu Kayu g. Rolmeter 2. Bahan a. Alat tulis, buku catatan dan tabel pengukuran pengukuran B. KESELAMATAN KERJA KERJA a. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya b. Dirikan pesawat penyipat datar yang kuat dan stabil c. Lindungi pesawat dari hujan dan panas d. Hindari pesawat dari kemungkinan hilang atau rusak e. Gunakan pakaian kerja langkap f. Pusatkan perhatian perhatian pada pekerjaan pekerjaan D. LANGKAH KERJA 1. Siapkan semua peralatan yang diperlukan. 2. Pasanglah patok daerah pengukuran pengukuran menjadi bujur sangkar-bujur sangkar yang jaraknya ditentukan ditentukan antara patok patok yang satu dengan yang lainnya misal 10 m.
3. Buatlah sket daerah pengukuran pengukuran dan diberi nomor seluruh titik sudut bujur sangkar misalnya ke arah horisontal diberi kode huruf A, B, C, D, dan seterusnya. Sedangkan untuk arah vertikal diberi nomor 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. 4. Tempatkan pesawat penyipat datar sedapat mungkin di tengah-tengah daerah pengukuran, pengukuran, sehingga semua semua titik patok dapat dilihat dilihat dari tempat berdiri berdiri pesawat. 5. Siapkan table / formulir pengukuran. pengukuran. 6. Bidik semua titik / patok daerah pengukuran pengukuran dengan menggunakan menggunakan teropong pesawat penyipat datar / waterpass dan catat bacaan benang benang tengah (BT), (BT), bacaan sudut sudut masingmasing titik terhadap P0. 7. Ukurlah jarak masing-masing titik terhadap Pesawat dan titik P0 terhadap titik yang lain. E. Analisis hasil pengukuran pengukuran Setelah dihitung tinggi masing-masing titik / patok dan luasnya maka volume galian atau penimbunan yang mungkin diadakan perataan tanah dapat dihitung berdasarkan luas l uas dan tingginya. Misal bujur sangkar dengan sisi 10 m, sedang tinggi masingmasing titik 1,5 m ; 1,8 m ; 2,0 m ; dan 2,5 m, maka bila akan diratakan setinggi 1 m dapat dihitung dengan rumus ; V = Luas bujur sangkar x tinggi rata-rata Dari pemisalan di di atas t1 = 1,5 m – 1,0 m = 0,5 m t2 = 1,8 m – 1,0 m = 0,8 m t3 = 2,0 m – 1,0 m = 1,0 m t4 = 2,5 m – 1,0 m = 1,5 m Maka volume tanah yang diratakan diratakan :
Tetapi bila suatu arah pengukuran bentuknya tidak teratur, pengukuran tidak perlu dengan pemecahan pemecahan beberapa bujur bujur sangkar, dapat dapat diatasi dengan dengan membuat beberapa beberapa segitiga dengan pesawat penyipat datar yang mempunyai pembacaan lingkaran horizontal. Contoh pengukuran beda tinggi dengan pesawat penyipat datar bila tidak menggunakan sistim bujur sangkar. Daftar pengukuran beda tinggi dengan pesawat penyipat datar tidak dengan sistim bujur sangkar dimana pesawat penyipat datar dilengkapi pembacaan lingkaran horizontal beserta gambar situasinya. sit uasinya. F. GAMBAR KERJA
Penggambaran Hasil Pengukuran : Sipat Datar Cara Polar Yang dipakai untuk penggambaran profil atau potongan adalah jarak antara titik dengan titik batas wilayah yang diukur beserta tinggi titik dari table di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
PRAKTEK 2 : Melaksanakan Pengukuran Beda Beda Tinggi Dengan Dengan Pesawat Penyipat Penyipat Datar Cara Tertutup / Keliling
A. TUJUAN Dengan disediakan disediakan peralatan pesawat penyipat penyipat datar dan lainnya lainnya diharapkan diharapkan peserta didik didik dapat : Ø Mengukur beda tinggi dengan dengan alat / peswat penyipat penyipat datar cara cara keliling / tertutup. Ø Mengukur profil tanah. Ø Menghitung sampai dengan penggambarannya. penggambarannya. B. PENGETAHUAN DASAR DASAR Pengukuran Pengukuran areal ini membentuk jalur pengukuran tertutup, dimana awal dan akhir pengukuran pengukuran titik yang sama, disamping disamping sangat cocok cocok untuk mendapatkan mendapatkan ketinggian ketinggian titik-titik yang menyebar menyebar pada daerah daerah yang luas. luas. Tanda titik / patok dipasang mengeliling mengeliling sepanjang / seluruh areal pengukuran dengan dengan jarak antara titik dengan titik asal masih terjangkau t erjangkau oleh
pengamatan alat alat penyipat datar / waterpass. waterpass. Untuk areal pengukuran pengukuran dengan beda tinggi yang menonjol menonjol / curam, maka jarak tersebut tersebut akan lebih pendek. pendek. Jarak titik dengan dengan titik diukur dari dari pesawat penyipat penyipat datar diletakkan diletakkan di tengah antara antara dua titik dan segaris. Titik-titik yang ditinggalkan dalam pembacaan disebut pembacaan pembacaan belakang, sedang titik yang dtinjau dalam pembacaan disebut pembacaan muka. Beda tinggi antara dua titik cukup dicari / dihitung dengan mencari selisih pembacaan benang tengah ( bt ), sehingga : ht = Btb – Btm ht = beda tinggi Btb = bacaan benang tengah belakang Btm = bacaan benang tengah muka muka Bila muka lebih tinggi daripada daripada belakang belakang maka ht bertanda bertanda positip dan sebaliknya. sebaliknya. C. Alat dan Bahan Ø Pita ukur Ø Statif Ø Pesawat penyipat datar / waterpass Ø Rambu ukur Ø Formulir / table pengukuran pengukuran Ø Data board dan alat tulis Ø Payung Ø Medan/lapangan Medan/lapangan sekitar pusat pelatihan D. Keselamatan dan dan kesehatan kerja kerja 1. Gunakan pakaian kerja lengkap 2. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya. 3. Pusatkan perhatian pada pekerjaan. 4. Hindarkan pesawat dari kemungkinan kemungkinan hilang atau rusak. 5. Dirikan pesawat pada tempat yang kuat dan stabil. E. Langkah Kerja Kerja 1. Buat gambar sketsa daerah yang akan diukur dan diberi tanda titiktitiknya, siapkan daftar pengukuran, pengukuran, catat nomor pesawat pesawat penyipat penyipat datar. 2. Ukur jarak jarak pikat / patok patok P0 dan dan P1, dan dan tentukan tengah-tengahny tengah-tengahnya, a, dan tempatkan tempatkan peswat penyipat penyipat datar / stel siap pakai. pakai. 3. Dirikan rambu rambu ukur di di P0 disebut disebut pembacaan pembacaan belakang, baca dan catat benang tengahnya. 4. Pindahkan rambu ukur di P1 dan arahkan pesawat penyipat datar ke rambu P1 sebagai pembacaan muka, baca dan catat benang tengahnya. Rambu Rambu ukur jangan jangan dipindah dahulu. 5. Dalam mencatat mencatat pada daftar daftar pengukuran pengukuran harus diingat pembacaan pembacaan / jarak ke belakang belakang maupun ke muka dan dicatat dalam table / daftar. 6. Ukurkan P1 P1 ke P2 , ambil tengah-tengah, tengah-tengah, dan dirikan pesawat pesawat penyipat datar sehingga sehingga siap pakai. Arahkan pesawat ke P1 sebagai pembacaan belakang dan arahkan pesawat ke P2 sebagai pembacaan muka, catat jarak pada table pengukuran. 7. Dengan cara cara yang sama, pengukuran pengukuran dilanjutkan dilanjutkan sampai titik pertama ( P0 ). F.
GAMBAR KERJA
PRAKTEK 3: Melaksanakan pengukuran beda beda tinggi dengan dengan pesawat penyipat penyipat datar profil profil
A. TUJUAN Disediakan pesawat pesawat penyipat datar datar dan peralatan yang disediakan disediakan dalam pengukuran, pengukuran, diharapkan peserta peserta diklat dapat : Ø Mengukur beda tinggi dengan alat penyipat datar profil. Ø Menghitung beda tinggi dari hasil pengukuran pengukuran sampai dengan penggambaran hasil pengukuran pengukuran profil. B. PENGETAHUAN DASAR DASAR Pengukuran Pengukuran sipat datar profil mempunyai mempunyai tujuan untuk mendapatkan profil atau penampang atau irisan permukaan tanah. Data lapangan yang diperlukan sama dengan data dari kedua kegiatan belajar sebelumnya, yaitu beda tinggi / selisih tinggi dan panjang horizontal / jarak. j arak. Selisih tinggi didapat dari hasil pembacaan benang benang tengah pada bak / rambu ukur. Jarak dapat diukur secara langsung dengan pita ukur atau jarak optis antara pembacaan benang atas (ba) dan benang bawah (bb), kemungkinan kemungkinan berdirinya pesawat penyipat datar dapat di luar titik-titik profil atau pada salah satu titik ti tik profil. Sebagai acuan / pegangan berhubung dapat ditentukan salah satu titik setiap yang ditandai dengan patok kayu, seumpama P1 yang sudah ditentukan / diketahui tingginya. Bila belum ada sesuatu pengukura pengukuran n sebelumnya titik P1 dapat dianggap sebagai titik duga misal 100,00 meter, dengan pertimbangan tidak ada tinggi titik dengan tanda negatif. Dari hasil pembacaan benang tengah pada rambu ukur yang didirikan memenuhi memenuhi persyaratan persyaratan di semua semua titik profil, dapat dihitung beda tingginya antara titik acuan dengan titik profl seluruhnya. A.1 Kedudukan Kedudukan pesawat penyipat penyipat datar diluar titik-titik profil
Pesawat penyipat datar kira-kira didirikan di tengah-tengah garis profil dengan demikian dapat menjangkau sebanyak mungkin pada titik-titik di garis profil tersebut. Seumpama pembacaan benang tengah rambu ukur di titik P1 = Bt (P1) = tinggi pesawat dari muka tanah sampai as teropong dan pembacaan pembacaan benang tengah di titik 1 = Bt1, maka selisih tinggi / beda tinggi dari P1 ke titik 1 dihitung dengan dengan rumus: rumus: Dh (P1.1) = Bt (P1) – Bt (1) bila titk satu lebih mudah dari titik P1 maka Dh (P1.1) bertanda negatif. Dan bila titik satu lebih tinggi maka Dh(P1.1) dengan rumus : h1 = h P1 + Dh (P1.1) ( P1.1) Dengan cara cara yang sama titik profil profil lainnya dapat dihitung. dihitung. C. Alat dan Bahan - Pesawat penyipat datar. - Statif. - Rambu ukur. - Alat tulis menulis - Pita ukur - Daftar ukur - Payung. D. Keselamatan dan dan kesehatan kerja kerja - Gunakan pakaian kerja lengkap. - Hindarkan pesawat dan alat dari kemungkinan kemungkinan hilang atau rusak . - Dirikan pesawat penyipat datar di tempat yang stabil / kuat. - Pusatkan perhatian pada pekerjaan. E. Langkah Kerja Kerja a. Buat sket daerah yang akan diukur. b. Pesawat penyipat penyipat datar yang telah diketahui tinggi-tingginya pada pesawat pesawat penyipat penyipat datar memanjang, diambil sudut memotong (melintang) 900 atau sesuai dengan bentuk yang diukur. c. Pasang pesawat di titik P1. d. Ambil ancang-ancang ancang-ancang ke kiri dengan jarak 5 m atau 10 m sesuai dengan dengan bentuk permukaan tanahnya dan diberi diberi tanda patok a, a, b, c, dan seterusnya seterusnya tergantung tergantung kebutuhan. kebutuhan. e. Juga dibuat ancang-ancang ancang-ancang ke ke arah kanan kanan segaris dengan dengan a,b,c dengan dengan jarak sesuai sesuai bentuk permukaan tanah dan diberi patok misal d, e, f. f. Ukurkan ketinggian ketinggian tanah sampai sampai as teropong pesawat penyipat penyipat datar dari permukaan permukaan tanah atau patok P1. g. Incar rambu rambu ukur di titik a di baca baca benang tengahnya, tengahnya, juga di titik / patok patok b, c dan sterusnya.
h. Selesai pembacaan pembacaan di P1, pindahkan pindahkan pesawat pesawat penyipat datar datar di P2dengan cara yang sama diadakan pengukuran melintang seperti diatas. i. Dan seterusnya seterusnya sehingga pesawat berdiri meanjang missal di titik P4. j. Hitunglah ketinggian permukaan tanah titik-titik yang diukur pada kertas yang yang tersedia dengan skala yang dibutuhkan. F. Gambar Kerja