BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
CRP merupakan salah satu dari beberapa protein yang sering disebut sebagai protein fase akut akut dan diguna digunakan kan untuk untuk memanta memantau u perubah perubahanan-per peruba ubahan han dalam dalam fase fase inflam inflamasi asi akut akut yang yang dihubungkan dengan banyak penyakit infeksi dan penyakit autoimun. Beberapa keadaan dimana CRP dapat dijumpai meningkat adalah radang sendi (rheumatoid arthritis), demam rematik, kanker payudara, radang usus, penyakit penyakit radang panggung (pelvi inflammat inflammatory ory disease, disease, P!"), penyakit #odgkin, $%&, dan infeksi bakterial. CRP juga meningkat pada kehamilan trimester terakhir, pemakaian alat kontrasepsi intrauterus dan pengaruh obat kontrasepsi oral. C-reatif (C-reative protein, CRP) dibuat oleh hati dan dikeluarkan ke dalam aliran darah. CRP beredar dalam darah selama '- jam setelah proses inflamasi akut dan destruksi jaringan. *adarnya memunak dalam +- jam. $eperti halnya uji laju endap darah (erithroyte (e rithroyte sedimentat sedimentation ion rate, &$R), CRP merupakan uji non-spesif non-spesifik ik tetapi tetapi keberadaan keberadaan CRP mendahului peningkatan %&" selama inflamasi dan nekrosis lalu segera kembali ke kadar normalnya. /es /es CRP sering seringkal kalii dilakuk dilakukan an berula berulangng-ula ulang ng untuk untuk mengeva mengevalua luasi si dan menent menentuka ukan n apakah pengobatan yang dilakukan efektif. CRP juga digunakan untuk memantau penyembuhan luka dan untuk memantau pasien paska bedah sebagai sistem deteksi dini kemungkinan infeksi. /es CRP dapat dilakukan seara manual menggunakan metode aglutinasi atau metode lain lain yang yang lebi lebih h maju maju,, misa misalny lnyaa sand0 sand0i ih h imuno imunome metr tri. i. /es aglut aglutin inas asii dila dilakuk kukan an denga dengan n menambahkan menambahkan partikel late1 yang dilapisi dilapisi antibodi anti CRP pada serum atau plasma penderita sehingga akan terjadi aglutinasi. 2ntuk menentukan titer CRP, serum atau plasma penderita diener dienerkan kan dengan dengan buffer buffer glisi glisin n dengan dengan pengene pengeneran ran berti bertingka ngkatt (3, (3, 3+, 3+, 3, 3, 3' 3' dan seterusnya) lalu direaksikan dengan late1. /iter /iter CRP adalah pengeneran pengeneran tertinggi tertinggi yang masih masih terjadi terjadi aglutinasi aglutinasi.. /es /es sand0ih sand0ih imunom imunometr etrii dilaku dilakukan kan dengan dengan menguk mengukur ur intens intensita itass 0arna 0arna menggun menggunaka akan n 4yoa 4yoard rd Reader. Reader. Berturut-turut sampel (serum, plasma, 0hole blood) dan konjugat diteteskan pada membran tes yang dilapisi antibodi mononklonal spesifik CRP. CRP dalam sampel tangkap oleh o leh antibodi yang terika terikatt pada pada konjuga konjugatt gold gold olloi olloidal dal parti partile. le. *onjug *onjugat at bebas bebas diui diui dengan dengan laruta larutan n penui penui (0ashing solution). 5ika terdapat CRP dalam sampel pada level patologis, maka akan terbentuk 1
0arna merah-oklat pada area tes dengan intensitas 0arna yang proporsional terhadap kadar. !ntensitas 0arna diukur seara kuantitatif menggunakan 4yoCard reader!!. 4ilai rujukan normal CRP dengan metode sand0ih imunometri adalah 6 7 mg3%. 4ilai rujukan ini tentu akan berbeda di setiap laboratorium tergantung reagen dan metode yang digunakan. C reative protein (CRP) saat ini banyak digunakan sebagai petanda adanya infeksi bakteri dan sepsis. !nfeksi bakteri akan menimbulkan endotoksinemia. &ndotoksinemia akan memau respon fase akut dengan produksi berbagai sitokin proinflamasi. Pada keadaan inflamasi akan diproduksi beberapa sitokin yaitu !%-', !%-, dan /48 9. !%-' merupakan stimulator hepatosit yang poten untuk produksi CRP, yang merupakan protein fase akut Pada pasien sirosis hati, telah terjadi kerusakan struktur pada hati. Perubahan struktur hati tersebut akan menimbulkan perubahan kapasitas fungsi sintesis hati. CRP ditemukan sekitar tahun yang lalu oleh para ilmu0an dengan menyelidiki respons inflammatory manusia. CRP merupakan uji non-spesifik tetapi keberadaan CRP mendahului peningkatan %&" selama inflamasi dan nekrosis lalu segera kembali ke kadar normalnya. Protein C-Reaktif adalah bahan yang dihasilkan oleh hati dan dirembeskan ke dalam aliran darah. Rembesan ini akan bertambah dengan kehadiran keradangan. *eradangan memainkan peranan dalam permulaan dan menghasilkan aterosklerosis, yaitu penyebab utama kepada infeksi miokardial (:!). CRP yang tinggi juga dikaitkan dengan resiko serangan jantung. Penyelidikan mengenai protein ini dimulai pada tahun ;< ketika /iller (Pranis) melihat terjadinya presipitasi bila serum penderita Pheumonia diampur dengan C- Polisakarida dari Pneumoous. $emula mengira bah0a protein ini =at anti yang timbul sebagai akibat invasi Pneumoous. /ernyata CRP mempunyai beberapa sifat yang berbeda dengan =at anti, antara lain CRP timbul tidak saja pada invasi kuman. Bukan Pneumoous tetapi juga pada kerusakan jaringan tanpa infeksi seperti !nfarkmiokar. 2ntuk mengetahui dan menilai aktivitas penyakit yang sedang berlangsung maka dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium umumnya bertujuan untuk mempengaruhi perubahan yang terjadi dalam darah. Pada pemeriksaan CRP memberi petunjuk seara umum ada tidaknya perubahan dari susunan protein plasma yang umumnya terjadi sebagai akibat suatu protein plasma atau kerusakan jaringan.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Definisi
C- Reaktif protein adalah salah satu dari protein fase akut yang didapatkan dalam serum normal 0alaupun dalam jumlah yang keil. Pada keadaan-keadaan tertentu dimana didapatkan adanya reaksi radang atau kerusakan jaringan (nekrosis), yaitu baik yang infektif maupun yang tidak infektif. *adar CRP dalam serum dapat mengikat sampai kali. CRP adalah globula alfa abnormal yang epat timbul adalah serum penderita dengan penyakit karena infeksi atau karena sebab-sebab lain. Protein ini tidak terdapat dalam darah orang sehat. Protein ini dapat menyebabkan pesipitasi hidrat arang C dari Pneumoous. CRP merupakan fase, keadaannya meningkat + jam pasa infeksi, peradangan akut kerusakan jaringan. 2nsur pokok dari mikroorganisme dan juga struktur se1 manusia disebut juga CRP karena mempunyai kemampuan untuk berikatan dengan C- pneumoous polisakarida.
2.2
Peran C- eakti!e Pr"tein
CRP memiliki peran sebagai responfase akut yang berkembang dalam berbagai kondisi inflamasi akut dan kronis seperti bakteri, infeksi virus, atau jamur, penyakit inflamasi rematik dan lainnya. *eganasan, dan edera jaringan atau nekrotis. *ondisi ini menyebabkan pelepasan 3
sitokin interleukin-' dan lainnya yang memiu sintesis CRP dan fibrinogen oleh hati. $elama respon fase akut, tingkat CRP meningkat pesat dalam 0aktu jam dari tahap akut dan menapai punaknya pada + jam. "engan resolusi dari respon fase akut, CRP menurun dengan relatif pendek selama jam. :engukur tingkat CRP merupakan jendela dalam melihat untuk penyakit menular dan inflamasi. $eara tepat, peningkatan ditandai di CRP terjadi dengan nekrosis peradangan, infeksi, trauma, dan jaringan, keganasan dan gangguan autoimun. $ejumlah besar kondisi berbeda yang dapat meningkatkan produksi CRP, peningkatan tingkat CRP juga tidak dapat mendiagnosa penyakit tertentu. Peningkatan tingkat CRP dapat memberikan dukungan untuk kehadiran penyakit inflamasi seperti rheumatoid arthritis, polimyalgia rheumatia atau raksasa-sel arteritis. Peran fisiologis CRP adalah untuk mengikat fosfokolin diekspresikan pada permukaan sel-sel mati atau sekarat (dan beberapa jenis bakteri) untuk mengaktifkan system pelengkap. CRP mengikat fosfokolin pada mikroba dan sel-sel rusak dan meningkatkan fagositosis oleh makrofag. "engan demikian, CRP berpatisipasi dalam pembersihan sel nekrotik dan apoptosis. CRP merupakan anggota dari kelas fase akut reaktan, sebagai tingkat yang meningkat seara dramatis selama proses inflamasi yang terjadi dalam tubuh. *enaikan ini disebabkan oleh kenaikan konsentrasi plasma !%-', yang diproduksi terutama oleh makrofag serta adipoytes. CRP mengikat fosfokolin pada mikroba yang berguna untuk membantu dalam melengkapi mengikat sel-sel asing dan rusak dan meningkatkan fagositosis oleh makrofag (opsonin fagositosis dimediasi), yang mengekspresikan reseptor untuk PR*. #al ini juga diyakini memainkan satu peran penting dalam kekebalan ba0aan, sebagai sistem pertahanan a0al terhadap infeksi. CRP naik sampai 7. kali lipat dalam peradangan akut, seperti infeksi. *eadaan ini naik diatas batas normal dalam 0aktu ' jam, dan punaknya pada + jam. $el yang setengah hidup adalah konstan, dan arena itu tingkat terutama ditentukan oleh tingkat produksi (tingkat keparahan penyebab panetus).
2.#
$%ngsi C-rea&ti!e Pr"tein
8ungsi dan peranan CRP di dalam tubuh ( in vivo ) belum diketahui seluruhnya, banyak hal yang masih merupakan hipotesis. :eskipun CRP bukan suatu antibodi, tetapi CRP mempunyai berbagai fungsi biologis yang menunjukkan peranannya pada proses peradangan dan mekanisme daya tahan tubuh terhadap infeksi.
4
Beberapa hal yang diketahui tentang fungsi biologis CRP ialah . CRP dapat mengikat
C-polisakarida
presipitasi3aglutinasi. . CRP dapat meningkatkan
(CP$) dari berbagai
bakteri
melalui reaksi
aktivitas dan motilitas sel fagosit seperti granulosit dan
monosit3makrofag. <. CRP dapat mengaktifkan komplemen baik melalui jalur klasik mulai dengan C> maupun jalur alternatif. +. CRP mempunyai daya ikat selektif terhadap limfosit /. "alam hal ini diduga CRP memegang peranan dalam pengaturan beberapa fungsi tertentu selama proses peradangan. 7. CRP mengenal residu fosforilkolin dari fosfolipid, lipoprotein membran sel rusak, kromatin inti dan kompleks "4?-histon. '. CRP dapat mengikat dan mendetoksikasi bahan toksin endogen yang terbentuk sebagai hasil kerusakan jaringan
2.'
Pe(eriksaan Ka)ar
.+.
Prinsip dan :etode Pemeriksaan
C-Reactive Protein
Pada penentuan CRP, maka CRP dianggap sebagai antigen yang akan ditentukan dengan menggunakan suatu antibodi spesifik yang diketahui (antibodyanti CRP)."engan suatu antisera yang spesifik, CRP (merupakan antigen yang larut) dalam serum mudah dipresipitasikan. 5adi pada dasarnya, penentuan CRP dapat dilakukan dengan ara, yaitu@ . /es presipitasi@ $ebagai antigen ialah CRP yang akan ditentukan, dan sebagai antibodi adalah anti-CRP yang telah diketahui. . /es aglutinasi pasif@ ?ntibodi disalutkan pada partikel untuk menentukan adanya antigen di dalam serum. <. 2ji &%!$?@ "ipakai teknik Double Antibody Sandwich ELISA. ?ntibodi pertama (antibodi pelapis) dilapiskan pada fase padat, kemudian ditambahkan serum penderita. $elanjutnya ditambahkan antibodi kedua (antibodi pelaak) yang berlabel en=im. ?khirnya ditambahkan substrat, dan reagen penghenti reaksi. #asilnya dinyatakan seara kuantitatif. +. !munokromatografi@ :erupakan uji $and0ih imunometrik. Pada tes ini, antibodi monoklonal terhadap CRP diimobilisasi pada membran 7. selulosa nitrat di garis pengikat. Bila ditambahkan serum yang dienerkan sampai ambang atas titer rujukannya pada bantalan sampel maka CRP dalam sampel akan diisap oleh bantalan absorban menuju bantalan konjugat, dan akan diikat oleh konjugat (antibodi monoklonal) pertama, berlabel emas koloidal. $elanjutnya CRP yang telah mengikat 5
konjugat akan diisap oleh bantalan absorban menuju ke garis pengikat yang mengandung antibodi monoklonal kedua terhadap CRP (imobile) sehingga berubah 0arna menjadi merah. '. !munoturbidimetri@ :erupakan ara penentuan yang kualitatif. CRP dalam serum akan mengikat antibodi spesifik terhadap CRP membentuk suatu kompleks immun. *ekeruhan (turbidity) yang terjadi sebagai akibat ikatan tersebut diukur seara fotometris. *onsentrasi dari CRP ditentukan seara kuantitatif dengan pengukuran turbidimetrik. .+.
:etode Pengukuran CRP ?da < jenis metode pengukuran CRP, yaitu @ . Conventional CRP . :etode pengukuran ini digunakan untuk menganalisa adanya infeksi, kerusakan jaringan, dan gangguan-gangguan akibat proses inflamasi. :etode ini dapat mengukur kadar CRP seara tepat pada kadar 7 mg3l atau lebih. Arang yang sehat biasanya memiliki kadar CRP di ba0ah 7 mg3l, sedangkan adanya proses inflamasi ditunjukkan dengan kadar CRP sebesar -7 mg3l. . High Sensitivity CRP ( hsCRP ). :etode pengukuran ini digunakan untuk menganalisa kondisi-kondisi yang mungkin berhubungan dengan proses inflamasi. :etode ini bersifat lebih sensitif sehingga dapat mengukur kadar CRP seara tepat hingga mg3l <. Cardia CRP ( CRP ). :etode pengukuran ini digunakan untuk menganalisis tingkat resiko penyakit jantung. :etode ini memiliki sensitivitas yang menyerupai dengan hsCRP , namun menggunakan metode analisa yang lebih sensitif sehingga hasil
.+.<
:engukur *adar CRP CRP diukur dengan tes darah sederhana, yang dapat dilakukan pada saat yang sama
dimana kolesterol anda diperiksa. $atu tes sejenis ini adalah tes C-reative protein (#$-CRP, juga disebut ultra-sensitive CRP atau 2$-CRP) yang sangat peka. Risiko ditentukan berdasarkan pada hasil-hasil tes. CRP
Risiko untuk Penyakit *ardiovaskular
*urang dari . mg3%
Rendah
.-.; mg3%
:enengah
%ebih besar dari <. mg3%
/inggi
6
2.5
Pr"se)%r Pe(eriksaan CP *+et")e Late, ) . *ualitatif a. "isiapkan alat dan bahan yang diperlukan b. "itambahkan 7 % serum ke dalam yrle !. . Pada yrle !! ditambahkan tetes ontrol positif. d. Pada yrle !!! ditambahkan tetes ontrol negative. e. "itambahkan tetes %ate1 pada masing masing yrle. f. "igoyang goyangkan yrle dan diamati aglutinasinya.
. *uantitatif a. "isiapkan alat dan bahan yang diperlukan. b. "itambahkan 7 % serum pada yrle !. c. Pada yrle !, !!, !!!, ditambahkan 7 % P= dan tetes late1. d. "iampur larutan pada yrle ! dan dipindahkan 7 % larutan dari yrle ke yrle !!. e. 7 % larutan dari yrle !! dipindahkan ke yrle !!!. f. 7 % larutan dari yrle !!! dipindahkan ke yrle !D. g. "iamati aglutinasi yang terjadi.
2.
Cara Pe(eriksaan
C-Reactive Protein
?da banyak ara yang dapat dipakai untuk penentuan CRP. Beberapa ara yang sering dikerjakan di !ndonesia yaitu@ . . <. +. 7.
Cara presipitasi tabung kapiler Cara ?glutinasi %ate1 2ji !munodifusi Radial 2ji !munokromatografik dari CRP (4yoard) #igh $ensitivity C-Reatif Protein *onsentrasi dari CRP ditentukan seara kuantitatif dimana dapat mengukur kadar sampai
6 , ,< mg3% sehingga disebut dengan high sensitivity C-Reactive Protein hs-CRP!" :etode berdasarkan reaksi antara antigen dan antibodidalamlarutan buffer dan diikuti dengan pengukuran intensitas sinar dari suatu sumber ahaya yang diteruskan melalui proses imuno 7
presipitasi yang
terbentuk dalam
fase air. "alam penelitian ini memakai
metode
imunoturbidimetri menggunakan reagen Cardiac C-Reactive Protein late#! High Sensitive Roche. $ampel yang berisi CRP (sebagai antigen) ditambah dengan R,
buffer ) kemudian
ditambah R ( late1 antibodi anti CRP ) dan dimulai reaksi dimana antibodi anti CRP yang berikatan dengan mikropartikel late1 akan bereaksi dengan antigen dalam sampel untuk membentuk kompleks ?g-?b. Presipitasi dari kompleks ?g-?b ini diukur seara turbidimetrik
BAB III KESI+PULAN
CRP ?dalah suatu protein fase akut yang diproduksi oleh hati sebagai respon adanya infeksi, inflamasi atau kerusakan jaringan. !nflamasi merupakan proses dimana tubuh memberikan respon terhadap injury. 5umlah CRP akan meningkat beberapa saat setelah terjadinya inflamasi dan selama proses inflamasi sistemik berlangsung. $ehingga pemeriksaan CRP kuantitatif dapat dijadikan petanda untuk mendeteksi adanya inflamasi3infeksi akut. $aat ini telah tersedia pemeriksaan #igh $ensitive CRP (#s-CRP) yaitu pemeriksaan untuk mengukur kadar CRP yang lebih sensitif dan akurat dengan menggunakan metoda %/!? (%ate1 /urbidimetry !mmunoassay).
8
DA$TA PUSTAKA
. Prie, ?. $ylvia, dkk. ;;7. Pato$isiologi %onse& %linis Proses-Proses Penya'it . 5akarta @ &EC. . Robbins dan *umar. ;;7. (u'u A)ar Patologi II Edisi *. 5akarta @ &EC. <.
[email protected].om3<33pemeriksaan-rp--reaktif-protein.html. "iakses pada < 5uni 7. +. C-reative protein test, :ayo 8oundation for :edial &duation and Researh. 7. :edline-Plus@ C-reative protein, 2.$. 4ational %ibrary of :ediine.
9