"#$ DIAGNOSA MOLEKULER PADA KANKER RONGGA MULUT DAN MAKSILOFASIAL
ABSTRACT
For many years cancer diagnosis has depend on histopatologic evaluation of tissue biopsy specimens. This evaluation is base on morphologic criteria of the cells and tissues and the judgment of the abnormality of the cells may be influenced by the traini training ng and experie experience nce of the observ observer er.. At the last 15 years years there there were many important advances in understanding the biology molecular. This period has also introduced the techniques for detection of molecular alterations in cells and tissue. The tests are focus on nucleic acids principally on !"A or #"A as diagnostic mar$ers. This methods offer more objective and more sensitive to detect neoplastic cells
ABSTRAK
Selama bertahun-tahun diagnosa kanker bergantung pada pemeriksaan histopatologis terhadap jaringan biopsi. Pemeriksaan ini bergantung pada kriteria morfologis sel dan jaringan serta penilaian abnormalitas dipengaruhi oleh keahlian dan pengalaman pengamat. Dalam 15 tahun terakhir terdapat kemajuan yang pesat dalam biologi molekuler. Pada periode ini diperkenalkan tehnik-tehnik dalam mendeteksi kelainan molekul molekular ar dalam dalam sel dan jaring jaringan. an. Pemeri Pemeriksa ksaan an ini berfok berfokus us pada pada asam asam nukleat nukleat teruta terutama ma terhada terhadap p DNA atau RNA sebagai sebagai petanda petanda diagnos diagnosa. a. etode etode ini lebih lebih obyektif dan lebih sensitif untuk mendeteksi sel neoplastik.
I. PENDAHULUAN
Pada lima belas tahun terakhir ini terdapat kemajuan yang sangat pesat dalam biologi biologi molekuler molekuler kanker. kanker. untuk untuk mendet mendeteks eksii
Pada periode periode ini juga diperkenalka diperkenalkan n tehnik
kelain kelainan an moleku molekull pada sel dan jaring jaringan. an. !ehni !ehnik-t k-tehni ehnik k
pemeriksaan tersebut digunakan dalam mendiagnosa penyakit kanker. !es-tes !es-tes
"5 tersebut antara lain ditujukan pada pemeriksaan terhadap asam-asam nukleat pada DNA dan RNA ataupun terhadap protein %Sklar& 1$$'( Smets& 1$$ )*. Diagnosa kanker se+ara kon,ensional selama bertahun-tahun sangat bergantung dengan pemeriksaan histopatologis terhadap spesimen jaringan biopsi. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengidentifikasi abnormalitas +iri-+iri anatomi sitologi sel. Penilaian dan penentuan kriteria morfologis dan kelainan-kelainan sel tergantung pada keahlian dan pengalaman ahli patologi. Selain itu dalam kondisi tertentu metode pemeriksaan histopatologis hanya dapat mendeteksi suatu sel neoplastik tidak lebih dari 1-1 sel dari jumlah keseluruhan sel dalam jaringan biopsi. Sedangkan diagnosa molekular dilakukan berdasarkan kriteria yang lebih obyektif seperti pre,alensi& ada atau tidak adanya suatu tanda/signal dari suatu analisa jaringan. Dengan menggunakan metoda diagnosa molekular selsel neoplastik dapat terdeteksi lebih sensitif& yaitu pada tes yang rutin dapat terlihat lebih dari 1 sel neoplastik dalam 1 5 sampai 10 seluruh jumlah sel %Sklar& 1$$'* !ujuan pemeriksaan molekular dalam mendiagnosa kanker adalah antara lain %Sklar& 1$$'* 1. 2ntuk diagnosa primer suatu kanker. ". 2ntuk melihat stadium kanker serta menentukan apakah sudah terjadi suatu penyebaran selelah diagnosa kanker ditegakkan. '. emberikan informasi mengenai prognosa suatu kasus atau suatu gambaran perilaku biologi yang diharapkan dalam suatu tumor tertentu. #. emonitor adanya kekambuhan setelah terapi sehingga terapi dapat disesuaikan untuk menjadi lebih efektif. 5. Analisa predisposisi genetik dalam kanker-kanker tertentu. Se+ara umum pemeriksaan molekular terhadap kanker dibagi atas pemeriksaan terhadap protein DNA atau RNA dengan menggunakan pemeriksaan imunohistokima dan pemeriksaan terhadap kelainan kromosomnya antara lain dengan menggunakan metode hibridisasi& blot maupun dengan %olymerase chain reaction/P3R %Daly& et.al 1$$$*
"51 II. TINJAUAN UMUM
4umlah gen-gen pada manusia kurang lebih sebanyak 15 dengan jumlah gen pengatur %regulatory genes* yang dapat terba+a sejumlah 1'. en-gen pengatur mengkodekan hormon& reseptor hormon& protein signal&transduction& faktor transkripsi dan molekul-molekul yang terlibat dalam interaksi sel dan protein yang berfungsi dalam penga6asan pada proliferasi sel dan integritas genomik. Sebanyak 1" gen pengatur adalah merupakan onkogen yang potensial dan gen penekan tumor yang berperan pada terjadinya kanker bila terjadi mutasi. %Smets& 1$$)* 7anker merupakan suatu penyakit yang disebabkan rusaknya mekanisme pengaturan dasar perilaku sel& khususnya mekanisme pertumbuhan dan diferensiasi sel. %7resno& "* ambaran khas dari kanker adalah adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol& ditandai dengan terlihatnya disorganisasi pertumbuhan jaringan& terganggunya fungsi organ dan mengan+am kehidupan organisme. %8u9e& "1* Asal dari semua tumor ganas adalah suatu klonal yaitu bah6a semua selsel tumor pada kanker yang spesifik berasal dari suatu sel normal yang telah mengalami transformasi. %8u9e& "1*. Perkembangan sel normal menjadi kanker %karsinogenesis* se+ara eksperimental dikenal sebagai proses yang bertingkat ganda %multi stage process* yaitu inisiasi& promosi& progresi dan kon,ersi keganasan. Perubahan yang terjadi meliputi perubahan sifat pertumbuhan %transformasi*& pertumbuhan yang berlebihan dan tidak terbatas %immortal* serta pertumbuhan melampaui batas pertumbuhan setempat& menerobos ke jaringan sekitarnya %in,asi*& menyebar dan tumbuh di tempat yang jauh %metastasis*. %3ornain& ""*.
"..1 PENYEBAB KANKER
7anker merupakan refleksi faktor lingkungan dan genetik. !ermasuk dalam faktor lingkungan adalah berbagai jenis ,irus& bahan kimia dan radiasi pengion
dan
ultra,iolet.
Sedangkan
faktor
ke+enderungan terjadinya kanker yang diturunkan.
genetik
adalah
merupakan
"5" Sebagian besar faktor-faktor lingkungan tersebut memiliki sifat biologis yang sama yaitu dapat mengakibatkan kerusakan pada DNA. Penelitian tentang hubungan antara kanker dan ,irus juga telah membuktikan bah6a berbagai jenis ,irus merupakan mutagen yang poten. :irus-,irus yang diduga merupakan penyebab terjadinya kanker antara lain adalah ,irus ;pstein
:-1* sebagai penyebab leukemia !-sel. :irus =?: sebagai penyebab sar+oma 7aposi dan limfoma non-=odgkin. 'uman papilloma virus sebagai penyebab kanker ser,iks Ada dua jalur dimana ,irus dapat mengakibatkan transformasi yaitu pertama dengan +ara menghambat gen penekan tumor seperti Rb dan p5' dan menghambat salah satu keluarga b+l-" yang proapoptotik yaitu ba9. 4alur kedua adalah dengan +ara menghasilkan produk onkogen ,irus yang menginduksi translokasi kromosom atau mutasi gen lain dan berakhir dengan transformasi sel. %ambar 1* %8raumeni& et al. 1$$'& 7resno&"*.
8ungsi
protein-protein
ini
juga
sering
terganggu
pada
karsinogenesis yang tidak berkaitan dengan ,irus. 4alur transformasi yang lain %jalur atas* menunjukkan mekanisme trasformasi oleh ,irus melalui produk ,irus yang menginduksi translokasi kromosom dan ekspresi onkoprotein %oncogene fusion protein*. Salah satu produk ,irus %viral oncogene* yang sudah lama dikenal adalah ;1A adeno,irus yang menginduksi traslokasi t %11(""*
Gambar 1. Dua jalur transformasi oleh ,irus DNA. %7resno& "*
"5'
8aktor genetik juga mempunyai peranan dalam beberapa jenis kanker seperti pada bangsa 3ina memiliki predileksi yang tinggi terhadap kanker nasofaring& ;6ing Sar+oma pada bangsa kulit hitam Afrika. Analisa terakhir memperlihatkan adanya ke+enderungan terjadinya kanker payudara yang diturunkan yaitu pada kromosom 1@"1. Pada saat ini penelitian molekular dapat mengidentifikasi ke+enderungan terjadinya kanker yang diturunkan melalui mutasi germline p5'& yaitu suatu gen penekan tumor yang terdapat pada kromosom 1@p1' %8raumeni& et al. 1$$'*. 8aktor-faktor lingkungan dan genetik tersebut se+ara bersamaan saling mempengaruhi
terjadinya
kanker
dibuktikan
dengan
adanya
gen
yang
mengkodekan suatu enBim yang memetabolisme obat dan bahan-bahan kimia eksogen yang disebut sebagai gen cytochrome %(5) %3CP*. en tersebut bertanggungja6ab terhadap detoksifikasi bahan-bahan kimia asing. Selain itu diketahui pula adanya enBim aryl hydrocarbone hydroxylase %A==* yang berperan dalam metabolisme polycyclic hydrocarbon yang terdapat pada rokok sigaret. A== mengubah hydrocarbon menjadi suatu bentuk epixode sehingga mudah diekskresikan dari tubuh. Data-data menunjukkan bah6a rokok sigaret menyebabkan ekspresi gen 3CP1A1 %yang mengkodekan A==* pada orang dengan alel yang high inducibilityE. Frang-orang yang memba6a alel high inducibility ini tertutama para perokok memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya kanker paru-paru. %Nussbaum& "1*
".." PERTUMBUHAN SEL DAN DIFERENSIASI
Pertumbuhan jaringan serta organ terjadi karena penambahan ukuran& jumlah sel atau keduanya yang dialami kelompok populasi sel yang aktif melakukan siklus sel atau berproliferasi. itosis merupakan bagian dari proses proliferasi. Pembelahan sel pada manusia de6asa bertujuan untuk menggantikan sel mati yang dapat diakibatkan oleh proses apoptosis maupun nekrosis. 7eseimbangan dalam pertumbuhan ini harus terkontrol. %ondho6iadjo& ""*
"5# Regulasi siklus sel ditujukan pada dua kejadian yang penting yaitu inisiasi sintesa DNA %fase S* dan inisiasi mitosis %fase *. Dalam siklus sel embrionik hanya terjadi kedua fase ini. Pada sel somatik& terdapat dua fase gap yang memisahkan fase S dan fase yaitu fase 1 %gap ke satu* dan fase " %gap kedua*. Pada 1 sel mempersiapkan sintesa DNA dan menge+ek integritas DNA sebelum memasuki fase S. Pada fase " terjadi duplikasi genom yang telah lengkap dan sel bersiap-siap untuk bermitosis. %8u9e& "1* !erdapat tiga kelompok protein sitosolik yang terlibat dalam kontrol siklus sel yaitu %8u9e& "1& Gebb& ""* 1. Siklin yang terdiri atas siklin 1& siklin fase S& siklin fase . !iap siklin dibutuhkan pada setiap fase siklus sel yang berbeda. ". ;nBim kinase bergantung siklin %cyclin&dependent $inase/3D7s* yaitu 3D7s 1& 3D7-fase S& 3D7s-fase . Siklin ini tetap dalam keadaan stabil di dalam sel tetapi tiap 3D7 harus berikatan dengan siklin yang tepat untuk dapat terakti,asi.
7ompleks
cyclin&*!+ menggerakan
sel
dengan
substrat
phosphorylating phase&specific yang akan menyebabkan transkripsi enBim penting untuk replikasi DNA& peme+ahan inti& segregasi kromosom dsb. 7ombinasi siklin dan 3D7 dibentuk dan diaktifkan pada setiap fase siklus sel yang
spesifik.
aktifitasnya
sudah
selesai komplek cyclin&*!+
dinonaktifkan oleh suatu siklin degradasi. '. 7ompleks promosi anaphase % Anaphase&promoting complex/AP3* dan protease lainnya. AP3 mentriger suatu destruksi kohesi sehingga kromatid terpisah dan berdegradasi pada siklin mitotik %-fase*. Sel mempunyai beberapa sistem untuk menginterupsi siklus sel bila terjadi sesuatu yang salah yaitu %Gebb& ""* %ambar "* 1. Penge+ekan pada penyelesaian fase S. Sel memonitor adanya fragmen FkaBaki. Siklus sel tidak akan berlanjut sampai DNA bereplikasi. ,. *hec$point kerusakan DNA.ekanisme chec$point ini untuk mengontrol kerusakan DNA sebelum memasuki fase S %-1 chec$point *& selama memasuk fase S dan setelah replikasi DNA %-, chec$point *
"55 . /pindle chec$point. *hec$point ini mendeteksi setiap kegagalan serat spindle yang melekatkan $inetochores dan menahan sel pada metaphase 0 chec$point2 mendeteksi pengaturan spindle yang tidak tepat dan memblok sitokinesis serta mentriger apoptosis bila kerusakan tidak dapat diperbaiki.
Gambar 2. Siki! "a! CDK "aam #ik$# #% & 3otran et.al& 1$$#*
"..' ONKOGEN DAN TUMOR SUPRESOR GEN
Pada tahun 1$1& Rous melaporkan suatu ,irus penyebab terjadinya sarkoma pada ayam. Penelitian selanjutnya menunjukkan bah6a hal tersebut bukanlah suatu ,irus namun suatu gen yang mengalami mutasi setelah terinfeksi ,irus. %Goltering& et al& 1$$0* Pada
keadaan
fisiologis
proses
pertumbuhan&
pembelahan
dan
diferensiasi sel diatur oleh gen yang disebut protoonkogen. Protoonkogen dapat menjadi onkogen bila mengalami mutasi. Fnkogen dapat menyebabkan kanker karena memi+u pertumbuhan dan pembelahan sel se+ara patologis. %Djoerban& "& Nussbaum et.al& "1*. Fnkogen dapat ditemukan dalam sel DNA mamalia %onkogen selular* dan di dalam ,irus %onkogen ,irus*. Fnkogen ditulis dalam tiga huruf nama
"50 yang menggambarkan dimana onkogen tersebut pertama kali diidentifikasi. Sebagai +ontoh ,irus #ous sarcoma mengandung onkogen scr . Fnkogen yang berasal dari gen ,irus diberi label a6al ,E %v&src*. Sedangkan onkogen selular diberi label a6al +E %c&src*. Fnkogen yang berasal dari tumor yang spesifik atau suatu jaringan ditulis dalam huruf kapital yang menunjukkan jenis jaringan sebagai +ontoh& 3&myc adalah myc onkogen yang berasal dari tumor paru-paru& "&myc dari suatu neuroblastoma. %Goltering& et. al& 1$$0& Smets& 1$$)& Daly& et. al 1$$$*
Tab% 1. a+am-ma+am onkogen Onkogene Growth factor 4nt&, sis Growth factor Receptors erb fms ret tr$ Cytoplasmic Protein Kinases src abl raf Gtp-Binding Protein gsp ras uclear !ranscription "actor jun fos myc erb&A Cell Cycle regulator cl), Cyclin #$
Associated Malignancy reast carcinoma
reast carcinoma 6"&44 /yndrome
*3 A33 A3
Protein function Fibroblast growth factor %latelet&derived growth factor
6pidermal growth factor receptor onocyte colony stimulating factor receptor "erve growth factor receptor "erve growth factor receptor %rotein&tyrosine $inase %rotein&tyrosine $inase /erine&threonine $inase
*olorectal lung pancreatic and prostate cancer 0epithelial - protein 8 subunit tumors2 -T%9-!%&binding protein ur$itt7s lymphoma A%&1 transcription factor neuroblastoma small cell lung A%&1 transcription factor cancer colorectal cancer !"A binding protein "on&'odg$in7s lymphoma %arathyroid adenoma breast esophageal cancers lymphomas 0bcl&12
Thyroid hormone receptor /upressor of apoptosis *yclin
Dikutip dari S+h6artB& 1$$$
Fnkogen-onkogen ini mengkodekan protein yang disebut sebagai onkoprotein yang mengatur regulasi siklus sel sehingga terjadi suatu tumor. Fnkogen terdiri atas dua jenis yaitu tipe dominan dan tipe yang resesif. Fnkogen yang dominan menyebabkan hilangnya fungsi dan ekspresi berlebihan dari suatu gen atau produknya. =ilangnya suatu onkogen resesif menyebabkan
"5@ hilangnya fungsi gen. Fnkogen resesif disebut juga sebagai antionkogen atau lebih laBim dikenal dengan gen penekan tumor %tumor suppressor gene2. %Goltering& et al& 1$$0& Daly& et& al 1$$$* Fnkogen dominan dibagi atas empat kelompok besar yaitu %!abel 1* %Goltering& et al& 1$$0*. 1. Fnkogen dari protoonkogen yang mengkodekan faktor pertumbuhan ". Fnkogen dari protoonkogen yang mengkodekan reseptor membran atau intraseluler '. Fnkogen yang menyebabkan suatu de,iasi dari jalur normal yang mengkodekan intrasel. #. Fnkogen yang bekerja pada nukleus dengan mengubah faktor transkripsi normal.
Tab% 2. en penekan tumor yang dihubungkan dengan 7anker pada manusia.
"5) G%! AP3
p5'
Si!"r'ma L'ka#i Familial adenomatour 5"1 polyposis 3i&Fraumeni 1@p1'
N81
"eurofibromatosis type 4
1@11
N8" H p10
"eurofibromatosis type 44 6" type 4 'ereditary malignant melanoma 'ereditary retinoblastoma 'ereditary breast and ovarian cancer 'ereditary nonpoyposis colorectal cancer
""1" 111' $p"1
R<1 =-1 hPS-1 hPS-"
1'1# =-1-'p"1 hS=-"-"p"1-"" hPS-1-"'1-'' hPS-"-@p""
F$!(#i engubah adesi sel& proliferasi dan apoptosis engubah proliferasi sel& defek pada siklus sel& perbaikan DNA icrotubule&mediated signal transduction Sitoskeleton !idak diketahui Penghambat +ylin-dependent kinase Defek +he+kpoint siklous sel& regulasi sintesa DNA !idak diketahui
Defek pada mismatch repair
Dikutip dari S+h6artB& 1$$$
Fnkogen dapat terjadi akibat adanya mutasi& translokasi dan in,ersi serta amplifikasi pada gen. utasi gen dapat terjadi akibat bahan-bahan karsinogen sebagai +ontoh mutasi +odon 1" dalam 7i-ras pada adenokarsinoma paru-paru pada perokok. utasi dapat mengeliminasi aktifitas !Pase intrinsik dari ras yang mengkodekan protein atau dapat meningkatkan produksi mRNA dan protein. Amplifikasi atau penambahan sejumlah kopi dari suatu gen tunggal yang normal sehingga menghasilkan suatu tri atau tetrasomy& misalnya pada gen siklin D1 pada kanker payudara. !ranslokasi yaitu tertukarnya dua kromosom yang berbeda sehingga struktur gen normal terganggu. Sebagai +ontoh pada limfoma& terjadi traslokasi pada kromosom "& 1# atau "". 3ontoh akti,asi onkogen lainnya dengan pangaturan kembali suatu kromosom adalah pada kromosom Philadephia pada leukemia myelogenik kronis dimana segmen dari kromosom $ yang memba+a onkogen selular %c&abl * melekat pada kromosom "" %bcr *. ;kspesi yang dihasilkan adalah fusi protein bcr&abl yang berperan penting dalam terjadinya leukemia %Smet& 1$$)& Daly& et. al 1$$$* Pada gen penekan tumor yang berperan dalam terjadinya tumor akibat adanya inakti,asi karena terjadinya mutasi atau hilangnya gen se+ara lengkap atau sebagian. 3ontoh klasik hilangnya fungsi gen penekan tumor adalah pada gen Retinoblastoma %R<1*. Pada retinoblastoma yang familial setiap masing-
"5$ masing keterunan memiliki mutasi R<1 yang mengalami disfungsi pada germline. Selain itu gen penekan tumor yang lainnya seperti p5' diidentifikasi sebagai suatu gen yang mengalami mutasi yang dihubungkan dengan sindrom >i-8raumeni. utasi pada gen ini kemudian juga ditemukan pada kanker payudara& sarkoma jaringan lunak& tumor otak& osteosarkoma& leukemia dan karsinoma adrenokortikal. en penekan tumor p5' mengkodekan suatu faktor transkripsi dan terjadi mutasi pada 5 kanker pada manusia. en ini berperan sebagai penekan progresi kanker melalui respons siklus sel terhadap kerusakan DNA dan sebagai inisiasi proses apoptosis bila kerusakan DNA tidak dapat diperbaiki lagi %Daly& et& al 1$$$& Cusuf& "1*.
"..# APOPTOSIS
Apoptosis merupakan bentuk kematian sel yang diperlukan baik untuk perkembangan sel normal maupun homeostasis jaringan. Peristi6a ini dikendalikan se+ara ketat oleh berbagai gen baik gen yang bersifat apoptotik maupun anti-apoptotik. 7anker diketahui sebagai akibat mutasi genetik diantaranya mutasi gen yang terlibat dalam siklus sel dan mekanisme apoptosis %7resno& "*.
"0 untuk metabolisme dan terjadi pengikatan reseptor yang meneruskan sinyal kematian& misalnya pengikatan 8as/8as>& !N8/!N8R dll. Pada fase efektor& proses inisiasi dilanjutkan dengan reaksi metabolik dengan pola yang lebih teratur. Sel mengambil keputusan atau komitmen untuk bunuh diriE. en-gen yang berperan dalam fase ini adalah p5'& Rb& my+ dan lain-lain. Sedangkan gen penghambat apoptosis adalah b+l-". Pada fase selanjutnya yaitu fase degradasi atau fase eksekusi terjadi peningkatan berbagai akti,itas termasuk peningkatan akti,asi enBim-enBim katabolik %caspase* dan produksi reactive oxygen species %RFS*. 8aktor lain yang berperan dalam fase ini adalah cytochrome&c. Pada fase ini perubahan morfologi dan biokimia sel diantaranya fragmentasi DNA& degradasi berbagai jenis protein dan lain-lain menjadi lebih jelas. Semua sel mengalami apoptosis menurut pola tertentu dan mengandung inhibitor sintesis protein cycloheximide yang menunjukkan bah6a sel-sel tersebut mengekspresikan semua komponen protein yang diperlukan untuk mengeksekusi kematian sel. Pengetahuan mengenai mekanisme apoptosis pada keadaan normal maupun kanker penting untuk menentukan respons penderita terhadap terapi bahkan di kemudian hari dapat digunakan sebagai landasan terapi gen yang dikenal dengan suicide gene therapy. %7resno& "*
III. PETANDA MOLEKULAR DALAM DIAGNOSA KANKER
Se+ara prinsip& semua mutasi gen atau mutasi produk gen yang berperan dalam suatu malignansi merupakan target dalam diagnosa molekular kanker& seperti mutasi pada onkogen dan gen penekan tumor.
"01 Pemeriksaan sitogenetik hanya dapat dilakukan terhadap sel-sel yang aktif membelah. Gaktu pembelahan sel dalam kultur berlangsung antara 1"-#) jam. 7eberhasilan pemeriksaan sitogenetik pada keganasan sangat ditentukan oleh faktorfaktor sbb keberhasilan menghentikan sel-sel ganas pada stadium metafase& mendapatkan penyebaran dan fiksasi kromosom yang baik dan keberhasilan me6arnai %banding * kromosom se+ara optimal sebelum pemba+aan di ba6ah mikroskop. %!ahija& "* !ipe petanda molekular yang penting yang dihubungkan dengan abnormalitas sitogenetik adalah ditemukannya !"A rearrangement pada sel kanker. 7elainan kromosom yang dapat dilihat se+ara submikroskopik sangat potensial digunakan sebagai diagnosa kanker. Sebagai +ontoh adanya abnormalitas kromosom 1& " dan 1' ditemukan pada karsinoma sel skuamosa kepala dan leher %Dyke& et al& 1$$& Sklar& 1$$'*. Selain itu amplifikasi DNA juga dapat merupakan petanda diagnostik yang mudah dideteksi. Penambahan amplikasi pada gen-gen tertentu dihubungkan dengan prognosa pada jenis kanker tertentu. 4enis petanda kanker yang tidak dapat dideteksi dengan metoda sitogenetik adalah mutasi pada DNA. utasi ini dibagi atas dua kategori yaitu mutasi yang mengubah atau meningkatkan aktifitas onkogen dan mutasi yang mengakti,asi gen penekan tumor. Seluruh materi DNA pada jaringan dapat digunakan sebagai petanda tumor. De,iasi materi DNA pada sel dapat berupa duplikasi atau hilangnya kromosom indi,idual %aneuploidy* atau adanya ekstra haploid % polyploidy*. Profil materi DNA merefleksikan fraksi sel-sel pada fase S dan " dari suatu siklus sel. !ingginya jumlah sel-sel pada fraksi-fraksi ini dapat dihubungkan dengan prognosis yang buruk dari berbagai jenis kanker. Pada beberapa kasus RNA dan produk protein dari gen dapat digunakan sebagai petanda diagnosa. 7ebanyakan petanda ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai asal jaringan& perilaku dan prognosis suatu tumor. Selain itu imunoglobin selular dapat digunakan sebagai petanda dari suatu neoplasma limfositik-<. Produk gen yang spesifik dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
"0" metastasis dengan menggunakan metode pemeriksaan biologi molekular yang sensitif %Sklar& 1$$'*.
Tab% ). Perspektif dalam Diagnosa molekular kanker T$*$a! Diagnosa primer
P%+a!"a m'%k$ar Abnormalitas sitogenetik
T%,!ik C'!+', -%!aki+ 4n situ hybridi:ation 7anker hematopoitik untuk DNA atau RNA yeloid leu$emia %3>& A>* /taging !"A rearrangements Flow cytometry dan 3ymphocytic cancers image analysis %non =odgkin microscopy lymphoma& lympho+yti+ leukemia* Prognosa utasi& delesi& /outhern blot 7anker tipe solid amplifikasi pada hybridi:ation Neuroblastoma onkogen dan gen 7anker payudara penekan tumor 7anker kandung kemih Deteksi adanya !otal materi DNA %olymerase chain elanoma residual setelah reaction dengan Retinoblastoma terapi kombinasi /tandard gel Diagnosa igasi oligonukleotida /ingle&strand conformation polymorphism gel electrophoresis -radient denaturing gel electrophoresis
Antigen
?mmunohistokimia
Dikutip dari Sklar& 1$$'
Penelitian terakhir dalam menentukan prognosa suatu karsinoma sel skuamosa adalah dengan menggunakan monoclonal antibody. Pada penelitian tersebut ditemukan adanya hubungan antara tidak adanya ekspresi antigen darah dan kenaikan ekspresi antigen epitel dengan prognosa yang buruk pada karsinoma sel skuamosa kepala dan leher %=offman et al& 1$$*
"0' Petanda tumor yang terakhir yang sangat fundamental dibandingkan dengan petanda
diagnosis yang
lainnya adalah
dalam mendeteksi klonalitas yang
dihubungkan dengan jumlah kanker per se %+ontohnya abnormalitas sitogenetik atau mutasi onkogen*. Petanda klonalitas
dapat digunakan untuk memonitor adanya
residual malignansi setelah terapi %Sklar& 1$$'*. %!abel '*
?:. METODA DIAGNOSA PATOLOGI PADA KEPALA DAN LEHER 1. Imm$!',i#+'kima
Pemeriksaan imunohistokimia berperan dalam melihat histopatologi tumor dan menetukan prognosa pasien. Prinsip metoda imunohistokima adalah mendeteksi tumor antigen dengan menggunakan antibodi %!abel #*. Antibodi yang digunakan dapat merupakan antibodi poliklonal yang berasal dari serum binatang atau monoklonal yang berasal dari hybridoma tikus. ?katan antibodi pada sel dapat dianalisa dengan mikroskop atau dengan analisa flow cytometry %Sklar& 1$$'* Prosedur imunohistokima berperan penting dalam diagnosis patologi %Cusuf& "1* 1.
embantu mengatasi masalah diagnostik seperti menentukan diagnosis kanker yang tidak dapat ditentukan asalnya sehingga dapat ditentukan terapinya
".
Sebagai
petanda
%mar$er *
prognostik kanker seperti
untuk
mendeteksi mikro in,asi dan mikro metastasis atau metastasis tersembunyi pada kelenjar getah bening atau sumsum tulang& deteksi perubahan antigen kanker& ekspresi onkogen& gen penekan kanker dan produk proteinnya& reseptor dan faktor pertumbuhan '.
emprediksikan respon terapi pada beberapa jenis kanker
"0#
Tab% /. Antigen tumor yang digunakan dalam diagnosa imunohistokimia. N%'-a#m *arsinoma Adenocarsinoma /alivary glands tumors #abdomyosarcoma
A!+i(%!# +eratin +eratin /&1)) protein actins calponin !esmin myoglobin actin myogenin specific actin /mooth muscle actin "eurofilaments /&1)) +aposi7s *!1 *!( factor <444&related antigen
muscle
3eiomiosarcoma "eurosarcoma Angiosarcoma dan sar$oma elanoma '(5 /&1)) protein A#T&1 0elan&A2 3angerhans cell disease *!1a 3ymphoma *!(5*!(5# isoform &cell lymphomas *!,)*!=>1 *!(5#A isoform T&cell lymphomas *!*!(*!(5#; isoform Anaplastic large cell 0+i&12 *!) 0er&', clone2 A3+&1 'odg$in7s disease 0#/ cells2 *!15 *! ) %lasma cell myeloma ?9@ 3ight chain 3eu$emic infiltrates TdT myeloperoxidase %araganglioma and neuroendocrine /ynaptophysin chromogranin neurofilaments carcinoma ;lfactory neuroblastoma /ynaptophysin chromogranin neurofilaments er$el cell tumor /ynaptophysin chromogranin 6wing sarcoma and %"6Ts *!>> /olitary fibrous tumor *!(*!>> cl&,
Dikutip dari 4ordan& et al& ""
2. D%+%k#i k%ai!a! kr'm'#'ma
1. !ehnik in situ hybridi:ation !ehnik ini digunakan untuk memperoleh kromosom pada fase metafase yang terdeposisi pada slide mikroskop atau kromatin yang masih intak pada fase interfase pada ulasan jaringan. 7romosom dideteksi dengan fluorescence. Dengan tehnik ini dapat diperoleh perubahan kromosom atau region kromosom seperti adanya delesi& translokasi& dsb %Sklar& 1$$'* ,. /outhern blot hybridi:ation etoda tehnik ini adalah untuk mendeteksi perubahan atau perbedaan dalam materi DNA seperti adanya& mutasi& translokasi& delesi dan amplifikasi. Selain itu tehnik ini juga berguna untuk mendeteksi gen ,irus dalam jaringan tumor %Sklar& 1$$'& Goltering& et al. 1$$0*.
"05 . %olymerase chain reaction P3R adalah suatu metode yang digunakan untuk mendeteksi amplifikasi dan ke+epatan amplifikasi segmen DNA. !ehnik ini berdasarkan atas tiga langkah dalam siklus yaitu denaturasi DNA dengan menaikkan temperatur mendekati 'I 3& kemudian pendinginan untuk memperoleh nukleotida primer dari denaturasi DNA dan yang terakhir adalah ekstensi primer dimana DNA polimerasi membuat suatu kopi DNA baru %Sklar& 1$$'& Goltering& et al. 1$$0*
0. KESIMPULAN
Pemeriksaan patologi telah mengalami perubahan yang sangat berarti dalam mendiagnosa& menentukan stadium& prognosa& menentukan adanya kekambuhan dan analisa predisposisi genetik suatu kanker. Analisa molekular yang dilakukan adalah meliputi analisa terhadap materi DNA& RNA dan protein di dalam jaringan. Analisa molekular lebih obyektif dibandingkan dengan metode kon,ensional dengan pemeriksaan histopatologi terhadap spesimen jaringan yang membutuhkan keahlian dan pengalaman ahli patologi. Pengetahuan biologi molekular kanker dibutuhkan seorang klinisi sebagai penentu keputusan terapi yang dibutuhkan dalam pengelolaan kasus keganasan serta dapat meningkatkan komunikasi dengan ahli onkologi dan ahli patologi.
DAFTAR PUSTAKA
1. 3ornain& S. "". Perangai biologik sel kanker dalam *ourse or$shop The 5th asic /ciences in ;ncology. 4akarta 872?. ". 3otran R.S et.al& 1$$#. Pathologi+
#. Djorban& J. ". Fnkogen dan 7arsinogenesis dalam *ourse or$shop The 5th asic /ciences in ;ncology. 4akarta 872?.
"00 5. Dyke& D.>& et al& 1$$. ?dentifi+ation of 3hromosome 3hanges in Suaomous 3ell 3ar+inoma 2sing ;stablished 3ell >ine in 8ee& G.;& et al. 'ead and "ec$ *ancer . :ol ". Philadelphia <.3 De+ker in+. 0. 8raumeni& 4.8& et al. 1$$' ;pidemiology of 3an+er in De:ita& :.!& 4r. *ancer %rinciples B %ractice of ;ncology. #th ed. Philadelphia. >ippin+ott Ra,en Pub. @. 8u9e& 4. "1. p1C and p15 in senescence immortali:ation and cancer. /toc$holm S6eden >ud6ig ?nstitute of 3an+er Resear+h& Sto+kholm ines 3apable of Serum-8ree ro6th in :itro in 8ee& G.;& et al. 'ead and "ec$ *ancer . :ol ". Philadelphia <.3 De+ker in+. 1. 4ordan& R.3& et al& "". Ad,an+e diagnosti+ methods in oral and ma9illofa+ial pathology. Part ?? ?mmunohisto+hemi+al and immunofluores+ent method. ;ral /urgery ;ral edicine ;ral %athology $' %1* 50-@" 11. 7resno& S.<. ". 4lmu !asar ;n$ologi. 4akarta 872? 1". Nussbaum& et al. "1. ThompsonBThompson -enetics in edicine. 0th ed.Philadelphia G.< Saunders. 3ompany. 1'. S+h6ab& . 1$$). eneti+ ;lements of 3hilhood +an+er in *ancer in children *linical anagement. #th ed. reat ippin+ott Ra,en Pub. 15. Smet& >.A. 1$$). ole+ular basis of +hildhood +an+er in *ancer in children *linical anagement. #th ed. reat & ". Sitogenetik pada kanker dalam *ourse or$shop The 5th asic /ciences in ;ncology. 4akarta 872?. 1@. Gebb& !.;& "". *ell and olecular iology 3ecture /eries. =ad Cai Prin+e of Songkla 2ni,ersity
"0@ 1). Goltering& ;.A& et al. 1$$0. Fn+ology in FK>eary. The %hysiologic asis of /urgery. "nd ed.