BANK SAMPAH SEBAGAI METODE ALTERNATIF PENGELOLAAN SAMPAH
Di susun oleh : Rita Wahyu Pertiwi 3415111372
Pendidikan Biologi Reguler Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Negeri Jakarta 2012
1
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Bank Sampah Sebagai Metode Alternatif Pengelolaan Sampah” Makalah ini berisikan penjelasan mengenai Bank Sampah. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang keberadaan bank sampah sehingga bank sampah dapat menjadi salah satu metode alternatif pengelolaan sampah. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Jakarta, 15 April 2012
2
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar ....................................................................................... i 2. Daftar Isi .................................................................................................. ii 3. Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang .............................................................................. 1 2. Rumusan Masalah ......................................................................... 2 3. Metode penelitian .......................................................................... 2 4. Tujuan penelitian ........................................................................... 2 5. Manfaat penilitian ......................................................................... 2 4. Bab II Landasan Teori
A. Pengertian Sampah ........................................................................ 3 B. Sumber dan Jenis Sampah............................................................. 4 C. Pengelolaan Sampah ..................................................................... 7 5. Bab III Pembahasan
A. Pengertian Bank Sampah .............................................................. 8 B. Cara Kerja Bank Sampah .............................................................. 9 C. Peraturan pemerintah mengenai Bank Sampah............................. 10 D. Tujuan Bank Sampah .................................................................... 12 E. Manfaat Bank Sampah .................................................................. 12 F. Dampak adanya Bank Sampah terhadap proses pengelolaan sampah........................................................................................... 12 6. Bab IV Penutup
Kesimpulan ...................................................................................14
Saran .............................................................................................. 14
7. Daftar Pustaka ......................................................................................... 15
3
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Masalah sampah sudah tidak lagi menjadi masalah yang baru bagi bangsa kita. Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Dengan gaya hidup masyarakat kita yang konsumtif tentunya semakin banyak juga sampah yang dihasilkan, terutama sampah-sampah plastik yang sulit untuk terdegradasi di alam. Selama ini penerapan pengelolaan sampah adalah dari sumber (rumah tangga/masyarakat) langsung dibuang ke tong sampah dan selanjutnya diambil oleh petugas kebersihan diangkut ke TPS dan dari TPS diangkut oleh petugas ke TPA. Di TPA sampah juga hanya dibiarkan menumpuk, menggunung, mencemari udara, dan mencemari air tanah dalam skala lebih luas. Sementara itu seiring dengan melajunya waktu dan berkembangnya penduduk, naiknya volume sampah jauh melebihi kapasitas sarana dan prasarana Dinas Kebersihan Kota. Akibatnya banyak komunitas yang mencari jalan keluar sendiri dengan membakarnya atau malah membuang sendiri kesungai yang tentunya bukanlah jalan keluar yang baik karena akan lebih memperparah kerusakan lingkungan. Selain itu masih jarang proses pengelolaan sampah dengan menggunakan metode 3R ( Reduce, Reuse, dan Resycle), padahal pada prinsipnya metode 3R ini merupakan metode yang tepat untuk mengelolola sampah plastik. Beberapa komunitas masyarakat sebenarnya sudah ada yang telah mengumpulkan sampah kering untuk dijual tetapi belum maksimal karena belum ada lembaga yang menampung dan mereka belum mengetahui potensi ekonomis dari sampah.
4
2.
Rumusan Masalah
1. Apa itu Bank Sampah? 2. Bagaimana cara kerja Bank Sampah? 3. Apa dampak adanya Bank sampah dengan pengelolaan sampah? 4. Dapatkah
Bank
Sampah
dijadikan
sebagai
metode
alternatif
pengelolaan sampah?
3.
Tujuan Penelitian
Penelitan ini bertujuan untuk memberikan informasi terhadap pembaca tentang Bank Sampah dan dapat memberikan pemahaman kepada pembaca bahwa Bank Sampah dapat menjadi metode alternatif pengelolaan sampah.
4.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang saya gunakan adalah metode studi pustaka dari berbagai sumber di internet.
5.
Manfaat Penelitian
Menambah informasi pembaca tentang Bank Sampah.
Membuka wawasan pembaca tentang metode pengelolaan sampah yang baik.
5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Sampah
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, dan tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau dari proses alam yang berbentuk padat. Menurut Departemen Kesehatan, sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Berdasarkan data dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH) pada 2008, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, kota-kota metro menghasilkan sampah yang lebih besar dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia. Kota-kota tersebut seperti Medan, Palembang, Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Makasar. Jumlah sampah rata-rata per hari kota tersebut meningkat setiap tahun, yang mempengaruhinya adalah jumlah penduduk yang meningkat dan penanganan Sampah di Bandung meningkat dari 6.473,7 m³/ hari
6
pada 2005 (data 2006 tidak ada) menjadi 7.500 m³/ hari pada 2007 dengan jumlah penduduk yang hampir sama. Sampah sudah menjadi masalah nasional dan global bukan hanya lokal. Masalah sampah timbul dengan adanya peningkatan timbulan sampah sebesar 2-4% per tahun, namun tidak diimbangi dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang yang memenuhi persyaratan teknis, sehingga banyak sampah yang tidak terangkut. Belum adanya regulasi di tingkat nasional yang mengatur juga mengurangi upaya penanganan dan pengelolaan sampah secara optimal.
B. Sumber dan Jenis Sampah
Sumber-Sumber Sampah
a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes) Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik, daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempattempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun, dan sebagainya. c. Sampah yang berasal dari perkantoran Sampah
ini
dari
perkantoran
baik
perkantoran
pendidikan,
perdagangan, departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat anorganik, dan mudah terbakar (rubbish). d. Sampah yang berasal dari jalan raya
7
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdilonderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik, dan se bagainya. e. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes) Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng, dan sebagainya. f. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya. g. Sampah yang berasal dari pertambangan Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari
jenis
usaha
pertambangan
itu
sendiri,
maisalnya
batu-batuan,
tanah/cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya. h. Sampah yang berasal dari petenakan dan perikanan Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan bangkai binatang, dan sebagainya
Jenis Sampah
a. Sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya :
Sampah anorganik Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk,
misalnya
logam/besi,
sebagainya.
Sampah organik
8
pecahan
gelas,
plastik
dan
Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya. b. Sampah berdasarkan dapat dan tidaknya terbakar Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu, plastik,
kain bekas dan sebagainya. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng bekas,
besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya c. Sampah berdasarkan karakteristiknya - Abu ( Ashes) Merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar, baik di rumah, di kantor, maupun industri.
Sampah Jalanan (Street Sweeping )
Berasal dari pembersihan jalan dan trotoar, terdiri dari kertas-kertas, kotoran dan daun-daunan.
Bangkai Binatang ( Dead Animal ) Yaitu bangkai binatang yang mati karena bencana alam, penyakit atau kecelakaan.
Sampah pemukiman ( Household refuse) Yaitu sampah campuran yang berasal dari daerah perumahan.
Bangkai Kendaraan ( Abandoned vehicles) Yang termasuk jenis sampah ini adalah bangkai mobil, truk, kereta api, satelit, kapal laut, dan alat transportas lainnya.
Sampah industri Terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri pengolahan hasil
bumi, tumbuh-tumbuhan dan industri lainnya.
Sampah hasil penghancuran gedung/bangunan ( Demolotion waste) Yaitu sampah yang berasal dari perombakan gedung/bangunan.
Sampah dari daerah pembangunan Yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan gedung, perbaikan dan pembaharuan gedung. Sampah dari daerah ini mengandung tanah batu-batuan, potongan kayu, alat perekat, kertas, dan lain-lain. 9
Sampah Padat Pada Air Buangan (Sewage Solid ) Sampah yang terdiri dari benda yang umumnya zat organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengolahan air buangan.
Sampah Khusus Yaitu
sampah
yang
memerlukan
penanganan
khusus
dalam
pengelolaannya, misalnya kaleng cat, film bekas, zat radioaktif, dan zat yang toksis.
C. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah sangat penting untuk mencapai kualitas lingkungan yang bersih dan sehat, dengan demikian sampah harus dikelola dengan sebaik baiknya sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai te rjadi. Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit serta tidak menjadi media perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air, dan tanah, tidak menimbulkan bau (segi estetis), tidak menimbulkan kebakaran, dan lain sebagainya. Pengelolaan sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan pengaturan terhadap penimbunan, penyimpanan (sementara), pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, pemrosesan dan pembuangan sampah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik (engineering ), perlindungan alam (conservation), keindahan dan pertimbangan lingkungan lainnya dan juga mempertimbangkan sikap masyarakat.
Menurut Cunningham (2004) tahap pengelolaan sampah modern terdiri dari 3R ( Reduce, Reuse, Recycle) sebelum akhirnya dimusnahkan atau dihancurkan. Produk
Digunakan Pengolahan tahap akhir : - Sanitary landfill (penimbunan berlapis) - Incenaration (pembakaran) - Open dumping
Dibuang
10
Sampah
Pengolahan tahap awal : - Reduce (mengurangi) - Reuse (menggunakan kembali) - Recycle (mendaur ulang)
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Bank Sampah
Bank sampah merupakan sebuah sistem pengelolaan sampah berbasis rumah tangga, dengan memberikan ganjaran berupa uang tunai atau kupon gratis kepada mereka yang berhasil memilah dan menyetorkan sejumlah sampah. Sistem Bank Sampah ini memiliki beberapa keunggulan selain manfaatnya dibidang kesehatan lingkungan, metode ini juga berfungsi untuk memberdayakan masyarakat karena dengan menyetorkan sampah yang telah dipilah, masyarakat bisa mendapatkan keuntungan secara ekonomis. Berawal dari kesadaran individu warga mulai mengumpulkan sampah di rumahnya. Sampah tersebut lalu disetorkan ke Bengkel Kerja Kesehatan Lingkungan atau yang lebih dikenal dengan nama Bank Sampah. Bank Sampah adalah tempat penampungan sampah yang dikumpulkan dan kemudian diberi harga sesuai berat sampah yang akan dijual. Disinilah letak fungsi Bank Sampah karena pencairannya dilakukan setiap tiga bulan sekali. Hasil penjualan sampah ini pun cukup lumayan, tidak semua sampah dijual ke pihak ketiga. Mereka mulai memisahkan sampah yang bisa diproduksi kembali seperti sampah steroform yang diolah menjadi hiasan kotak penyangga bendera atau bekas bungkus makanan dan minuman yang disulap menjadi barang kerajinan. Ternyata, jika sampah dikelola dengan baik bisa mendatangkan manfaat dan juga bisa menguntungkan lingkungan hidup. Selain itu, sampah plastik dimanfaatkan untuk bahan pelapis sandal, tas, dan perabot lainnya. Plastik juga bisa dimanfaatkan untuk bahan isian bantal. Kertas bisa didaur ulang untuk membuat pigura foto dan pelapis boks. Dengan begitu, masyarakat pun tidak perlu khawatir dengan keadaan lingkungan dengan adanya sampah yang senantiasa jika tidak dimanfaatkan akan merusak dan
11
mengotori
lingkungan.
Lewat
Bank
Sampah
ini,
sampah-sampah
dikumpulkan lalu diolah kembali menjadi barang aksesoris ataupun kerajinan lainnya. Bank Sampah menerima sampah jenis anorganik dari seluruh warga. Tiap warga akan dibuatkan buku tabungan, setelah sampah disetorkan ke bank dan ditimbang, uangnya langsung dimasukan ke buku tabungan. Jadi masyarakat bisa punya simpanan dari sampah yang mereka kumpulkan sendiri. Bank sampah bekerjasama dengan pengepul barang-barang plastik, kardus dan lain-lain, untuk bisa memunculkan nilai sampah pada masyarakat. Juga dengan pengolah pupuk organik untuk menyalurkan sampah organik yang ditabungkan. Bank Sampah memotong dana 15 persen dari nilai sampah yang disetor nasabah. Dana itu digunakan untuk membiayai kegiatan operasional, seperti fotokopi, pembuatan buku tabungan, dan biaya lainnya. Selama tidak ada nasabah yang keberatan. Pemotongan bisa dilakukan karena bank ini memang dikelola bersamasama dan sudah ada komitmen sebelumnya satu sama lain antara nasabah dan pengelola.
B. Cara Kerja Bank Sampah
Sama seperti di bank-bank penyimpanan uang, para nasabah dalam hal ini masyarakat bisa langsung datang ke bank untuk menyetor. Bukan uang yang di setor, namun sampah yang mereka setorkan. Sampah tersebut di timbang dan di catat di buku rekening oleh petugas bank sampah. Dalam Bank Sampah ada yang di sebut dengan tabungan sampah. Hal ini adalah cara untuk menyulap sampah menjadi uang sekaligus menjaga kebersihan lingkungan dari sampah khususnya plastik sekaligus bisa dimanfaatkan kembali (reuse). Biasanya akan di manfaatkan kembali dalam berbagai bentuk seperti tas, dompet, tempat tisu, dan lain-lain. Syarat sampah yang dapat di tabung adalah yang rapi dalam hal pemotongan. Maksudnya adalah ketika ingin membuka kemasannya
12
menggunakan alat dan rapi dalam pemotongannya. Kemudian sudah di bersihkan atau di cuci. Yang terakhir harus menyetorkan minimal 1 kg. Ada dua bentuk tabungan di bank sampah. Yang pertama yaitu tabungan rupiah di mana tabungan ini di khususkan untuk masyarakat perorangan. Dengan membawa sampah kemudian di tukar dengan sejumlah uang dalam bentuk tabungan. Beberapa contoh kemasan plastik yang dapat di tukar yaitu menurut kualitas plastiknya. Kualitas ke-1 yaitu plastik yang sedikit lebar dan tebal (karung beras, detergen, pewangi pakaian, dan pembersih lantai). Kualitas ke-2 yaitu plastik dari minuman instan dan ukurannya agak kecil (kopi instan, suplemen, minuman anakanak, dan lain-lain). Kualitas ke-3 yaitu plastik mie instan. Kemudian kualitas ke-4 yaitu botol plastik air mineral. Yang paling rendah yaitu kualitas 0 adalah bungkus plastik yang sudah sobek atau tidak rapi dalam membuka kemasannya. Karena akan susah untuk di gunakan kembali dalam berbagai bentuk seperti tas, dompet, tempat tisu, dan lain-lain. Untuk kualitas yang terakhir, harus di setor dalam bentuk guntingan kecilkecil (dicacah). Bentuk tabungan sampah yang kedua di sebut tabungan lingkungan. Tabungan lingkungan adalah partisipasi perusahaan dan kalangan bisnis untuk pelestarian lingkungan. Tabungan ini tidak dapat di uangkan, tetapi nasabahnya akan di publish ke media sebagai perusahaan atau kalangan bisnis yang melestarikan lingkungan. Lebih lanjut akan di berikan piagam BUMI setiap hari lingkungan hidup.
C. Keputusan Pemerintah Mengenai Bank Sampah
Bank Sampah dibuat dengan mengikuti Undang - Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah bahwa prinsip dalam mengelola sampah adalah reduce, reuse dan recycle yang artinya adalah mengurangi, menggunakan kembali, dan mengolah. Undang - undang tersebut merupakan upaya dari pemerintah (negara) dalam memberikan jaminan kehidupan yang lebih baik dan sehat kepada masyarakat Indonesia
13
sebagaimana diamanatkan pasal 28H ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Selain itu, penyusunan undang - undang ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta perwujudan upaya pemerintah dalam menyediakan landasan hukum bagi penyelenggaran pengelolaan sampah secara terpadu dan komprehensif, serta pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat dalam pengelolaan sampah. Undang – undang ini merupakan kewajiban bagi setiap orang, pengelola kawasan, dan produsen dalam mengelola sampah yang dikeluarkannya. Pasal 12 menyebutkan setiap orang wajib menangani sampah dengan cara berwawasan lingkungan. Sedangkan pengelola kawasan, baik pemukiman maupun kawasan komersial, industri dan kawasan khusus, serta pengelola fasilitas umum atau sosial juga diwajibkan menyediakan sarana pemilahan sampah. Pihak industri atau produsen juga harus mencantumkan label atau tanda terkait dengan pengurangan dan penanganan sampah pada kemasan atau produknya. Produsen juga wajib mengelola kemasan produknya yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam. Ketentuan ini mewajibkan para produsen menarik bekas / sisa dari kemasan produknya sebagai tanggung jawab produsen dalam menjaga lingkungan dan dengan ketentuan tersebut membuat / mendorong produsen menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Oleh karena itu Program Bank Sampah menjadi pelopor untuk menyesuaikan undang – undang tersebut serta mengajarkan cara penanggulangan sampah secara terpadu sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penanganan / pemrosesan sampah dengan lebih fokus kepada masyarakat (rumah tangga), instansi, dan sekolah – sekolah
14
D. Tujuan Bank Sampah
Tujuan didirikannya Bank Sampah untuk memecah permasalahan sampah yang sampai saat ini belum juga bisa teratasi dengan baik, membiasakan warga agar tidak membuang sampah sembarangan, memotivasi warga agar mau memilah sampah sehingga lingkungannya bersih,
memaksimalkan
pemanfaatan
barang
bekas,
menanamkan
pemahaman pada masyarakat bahwa barang bekas bisa berguna, dan mengurangi jumlah barang bekas yang terbuang percuma.
E. Manfaat Bank Sampah
Manfaat Bank Sampah adalah untuk mengurangi jumlah sampah di lingkungan
masyarakat,
menambah
penghasilan
bagi
masyarakat,
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat dan memupuk kesadaran diri masyarakat akan pentingnya menjaga dan menghargai lingkungan hidup.
F. Dampak adanya Bank Sampah terhadap proses pengelolaan sampah
Dengan adanya Bank Sampah proses pengelolaan sampah menjadi lebih baik. Berikut adalah gambaran proses pengelolaan sampah sebelum ada Bank Sampah dan sesudah ada Bank Sampah :
Sebelum ada Bank Sampah Proses pengumpulan sampah dimulai dari sumber (rumah masyarakat) sampai TPA. Pertama sampah-sampah yang berada di rumah dikumpulkan oleh masyarakat di rumah masing-masing, kemudian sampah diambil oleh tukang pengumpul sampah (petugas sampah) sesudah itu tukang pengumpul sampah membawa sampah tersebut ke TPS (Tempat Penyimpanan Sementara), dari TPS sampah di angkut oleh mobil sampah kemudian dibuang ke TPA (Tempat
15
Pembuangan Akhir). Di TPA sampah pun hanya tertumpuk-tumpuk tanpa pengolahan lebih lanjut.
Sesudah ada Bank Sampah Proses pengumpulan sampah dimulai dari sumber (rumah masyarakat) sampai masyarakat luas. Pertama sampah-sampah yang berada di rumah dikumpulkan oleh masyarakat di rumah masingmasing, kemudian disimpan di tempat memilah sampah organik dan anorganik, setelah itu masyarakat menyetorkan sampak ke Bank Sampah, kemudian Bank Sampah mengolah sampah sesuai jenisnya (organik
dan
anorganik),
dan
kemasyarakat luas.
16
hasil
pengolahaan
dijual
lagi
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Bank Sampah merupakan sebuah sistem pengelolaan sampah berbasis rumah tangga. Bank Sampah adalah tempat penampungan sampah yang dikumpulkan dan kemudian diberi harga sesuai berat sampah yang akan dijual. Uang hasil penjualan sampah akan di berikan dalam bentuk tabungan (tabungan sampah). Sampah yang ditampung disini bisa berupa sampah organik maupun sampah anorganik, sampah organik biasanya akan diolah menjadi kompos sedangkan sampah anorganik biasanya dimanfaatkan kembali (reuse) dalam berbagai bentuk seperti tas, dompet, tempat tisu, dan lain-lain. Syarat sampah yang dapat di tabung adalah yang rapi dalam hal pemotongan. Maksudnya adalah ketika ingin membuka kemasannya, menggunakan alat dan rapi dalam pemotongannya. Kemudian sudah di bersihkan atau di cuci. Yang terakhir, harus menyetorkan minimal 1 kg. Bank Sampah juga berdampak positif terhadap proses pengelolaan sampah di lingkungan sekitar bank sampah, karena dengan adanya bank sampah dapat menekan volume sampah yang dihasilkan tiap rumah sehingga mengurangi beban sampah di TPA terutama sampah plastik yang sulit terurai. Jadi dapat saya simpulkan bahwa Bank Sampah dapat menjadi metode alternatif pengelolaan sampah yang menarik dan ramah lingkungan.
Saran
Mensosialisasikan tentang keberadaan bank sampah kepada masyarakat di seluruh daerah di Indonesia.
Mengoptimalkan peran bank sampah sebagai metode alternatif pengelolaan sampah.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://banksampah.org/ (diakses Sabtu 14 April pukul 20.47)
http://green.kompasiana.com/polusi/2012/03/05/bank-sampah-dengan-sistem-3ragar-masyarakat-peduli-sampah/ (diakses 15 April 2012 pukul 09.43)
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/03/28/2008240/Bank.Sampah.Bisa.Ata si.Sampah.Jakarta (diakses 14 April 2012 pukul 21.24)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30773/4/Chapter%20II.pdf (diakses 15 April pukul 10.11)
http://unilevergreenandclean.co.id/id.php/news/read/2/6/1/Jakarta
(diakses
April 2012 pukul 21.08)
http://www.antaranews.com/berita/298230/kelurahan-m084alaka-sari-jadi percontohan-bank-sampah (diakses 15 April 2012 pukul 09.33)
http://www.menlh.go.id/peresmian-bank-sampah-pengelolaan-sampah-dengansistem-3r-di-kantor-klh/ (diakses 15 April 2012 pukul 10.05)
18
14