NAMA
:
SARI DOSTARIA BR. BR. SIAGIAN
NPM
:
14150102
GRUP
:
C
MATA KULIAH
Judul :
:
PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
“Meningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Konsep Matematika Siswa dalam Materi Garis Singgung Lingkaran dengan Menggunakan Media Rogsiling”
Latar Belakang Masalah
:
Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan agar peserta didik atau siswa dapat mencapai tujuan tertentu. Dalam sistem pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003) dikemukakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan pendidikan nasional ini merupakan tujuan umum dari sistem pendidikan nasional dan merupakan landasan dalam menentukan tujuan sekolah dan kurikulum sekolah. Dengan kata lain, tujuan pendidikan nasional menjadi pedoman dari semua kegiatan pendidikan di negara Indonesia. Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, disusunlah sebuah kurikulum sekolah yang dijabarkan lagi dalam setiap tujuan mata pelajaran. Misalnya, pada mata pelajaran matematika. Mata pelajaran ini dipelajari siswa mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu dipelajari siswa dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional selain karena dapat mencerdaskan siswa namun matematika pun dapat membentuk kepribadian siswa dan mengembangkan kemampuan/keterampilan tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Suwarsono (Ariyanti, 2011) bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena matematika mengandung nilai-nilai yang sangat berguna untuk pembentukan sikap dan kepribadian yang utuh. Adapun beberapa sikap atau kepribadian yang dapat terbentuk antara lain sikap jujur, disiplin, teliti, kritis, sabar, tepat waktu, dan tanggung jawab. Sedangkan kemampuan yang dapat berkembang adalah kemampuan untuk berpikir kritis, sistematis, logis dan kreatif. Matematika sangat berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari dan berperan penting dalam menunjang kualitas kehidupan.
Walaupun matematika memiliki kekuatan tersendiri untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, tetapi dalam pembelajarannya terdapat berbagai kelemahan yang nyata dan menjadi pekerjaan rumah yang tidak pernah selesai. Kelemahan tersebut adalah ketidakbermaknaan proses pembelajaran. Pembelajarn matematika pada siswa, sampai saat ini pada umumnya masih bersifat sebagai penyampaian informasi tanpa banyak melibatkan siswa untuk dapat membangun sendiri pemahamannya. Dalam hal ini siswa diibaratkan sebagai suatu cangkir yang siap di isi air. Hal serupa diungkapkan oleh mantan menteri pendidikan dan kebudayaan, Wardiman Djojonegoro (Turmudi, 2010) dalam sebuah seminar nasional bahwa kebanyakan sekolah dan guru-guru (di Indonesia) memperlakukan siswa bagaikan suatu wadah yang siap untuk diisi pengetahuan. Senada dengan yang diungkapkan oleh de Lange (Turmudi, 2010) bahwa pembelajar matematika sering kali ditafsirkan sebagai kegiatan yang dilaksanakan guru, ia mengenakan subyek, memberikan satu atau dua contoh, lalu ia mungkin menanyakan satu atau dua pertanyaan, dan pada umumnya meminta siswa yang biasanya mendengarkan secara pasif untuk menjadi aktif dengan memulai mengerjakan latihan yang diambil dari buku. Ketidakbermaknaan proses pembelajaran matematika, selain karena kurangnya keterlibatan siswadalam aktivitas belajar dan berpikir, muncul juga karena dalam proses pembelajaran, siswa memahami konsep-konsep matematika secara parsial (bagian-bagian), tidak terintegrasi antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Padahal matematika adalah ilmu pengetahuan yang dibangun dari variasi topik yag terstruktur sehingga dalam proses pembelajaran dilakukan secara berjenjang (bertahap) yaitu dimulai dari konsep yang mudah menuju konsep yang lebih sukar. Begitupun dalam pembelajaran matematika di bidang geometri khususnya pada konsep garis singgung lingkaran. Keterkaitan antar konsep dalam geometri yang sangat erat, menjadikan beberapa hal perlu diketahui siswa sebelum dia mempelajari konsep garis singgung lingkaran diantaranya ialah siswa harus memahami terlebih dahulu konsep lingkaran dan sifat-sifatnya, konsep tentang garis, serta teorema Phytagoras. Apabila konsepkonsep awal yang menjadi prasyarat sebuah konsep geometri belum dipahami, sudah dapat dipastikan siswa tidak mampu memahami konsep tersebut. Dalam mempelajari geometri yang berkaitan dengan konsep garis singgung lingkaran, fakta di lapangan menunjukan tingkat penguasaan siswa terhadap materi ini masih sangat kurang. Dalam hal ini siswa masih mengalami kesulitan (learning obstacle) dalam
mempelajari konsep tersebut. Fakta pertama terlihat dari penelitian terdahulu yang dilakukan Trisulawati (2009) kepada siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Malang memberikan gambaran bahwa siswa mengalami kesalahan dalam memecahkan masalah berkaitan dengan garis singgung lingkaran. Dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah garis singgung lingkaran adalah kesalahan dalam memahami konsep garis singgung lingkaran dan memahami teorema Phytagoras. Dalam hal ini siswa tidak dapat menggunakan teorema Phytagoras dalam menghitung panjang garis singgung lingkaran karena siswa tidak memahami secara utuh bahwa jari-jari sebuah lingkaran selalu tegak lurus dengan garis singgung lingkaran. Fakta kedua ditemukan dalam penelitian Khozanatu (2012) bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep garis singgung lingkaran terkait dalam memilih dan menggunakan informasi yang ada. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, maka dalam mengembangkan suatu pembelajaran konsep garis singgung lingkaran yang tidak bersifat tekstual lagi, upaya yang perlu dilakukan seorang guru adalah menyusun rancangan pembelajaran sebagai langkah awal sebelum pembelajaran. Salah satu diantaranya dapat memanfaatkan media “rogsiling” sebagai alat bantu untuk memperjelas bahan ajar yang disajikan dalam pembelajaran
matematika khususnya geometri. Sadiman (1996: 30), menyatakan bahwa
kelebihan media pembelajaran adalah sifatnya konkrit, rogsiling dapat mengatasi ruang dan waktu, mengatasi keterbatasan pengamatan, memperjelas suatu masalah sehingga dapat mencegah/membetulkan kesalahpahaman. Mengacu pada kelebihan media rogsiling maka dapat dimungkinkan pemanfaatan media rogsiling dalam pembelajaran matematika akan meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi jelas, keberhasilan pembelajaran sangat didukung oleh pemilihan metode dan media yang tepat. Pembelajaran akan efektif dan efisien jika siswa diajak berpikir secara aktif dan kreatif melalui berbagai kegiatan yang mengarah pada proses penyelidikan dan penemuan. Hal ini akan membuat siswa belajar secara deduktif dan mampu berpikir secara induktif. Dengan demikian siswa akan memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka peneliti memandang perlu untuk menerapkan pemanfaatan media atau alat peraga di sekolah. Dalam hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman konsep matematika garis singgung lingkaran diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat mengoptimalkan proses pembelajaran yaitu media “rogsiling”. Alat peraga rogsiling
dibuat dengan tujuan untuk menyelesaikan bebagai permasalahan tentang garis singgung persekutuan dalam, persekutuan luar dan rumus phytagoras. Identifikasi Masalah :
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Peran dan aktivitas belajar siswa masih rendah karena pembelajaran masih bersifat “teacher
oriented ”
yang aktivitas belajar mengajarnya didominasi oleh guru.
2. Siswa mengalami kejenuhan dengan rutinitas pembelajaran yang didominasi dengan aktivitas mendengarkan dan mencatat. Hal ini ditandai dengan adanya siswa yang mengantuk, mengobrol dengan teman atau melakukan aktivitas-aktivitas lain yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran. 3. Hasil belajar siswa masih rendah yang disebabkan kurangnya pemahaman konsep dari materi yang dipelajari. 4. Adanya kecenderungan siswa yang hanya mencatat dan menghafal rumus matematika tanpa pemahaman konsep yang baik. 5. Penggunaan media pembelajaran yang belum optimal. 6. Kurangnya minat siswa untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. 5. Persamaan dan garis singgung lingkaran merupakan materi yang menggabungkan konsep geometri dan aljabar sehingga diperlukan pemahaman konsep yang baik. Rumusan Masalah
:
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui media pembelajaran rogsiling? 2. Bagaimana upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika melalui media pembelajaran rogsiling? 3. Adakah pengaruh penggunaan media rogsiling terhadap materi garis singgung lingkaran sehingga mampu meningkatkan aktivitas belajar dan pemaham konsep siswa?