SALIVA DAN KARIES
Sali Saliva va meru merupa paka kan n sist sistem em pert pertah ahan anan an utam utamaa mulu mulutt dan dan gigi gigi,, berp berper eran an pent pentin ing g untu untuk k melind melindung ungii pajana pajanan n pada pada permuk permukaan aan gigi. gigi. Saliva Saliva melind melindung ungii gigi gigi dengan dengan menetr menetralis alisir ir perubahan asam dalam mulut yang terjadi misalnya sesaat sesudah mengkonsumsi makanan asam, berperan sebagai lubrikan, menyebarkan kalsium, fosfat dan fluoride pada permukaan gigi, serta membersihkan makanan dan bakteri dari mulut setelah makan. Jika saliva berhenti melindungi gigi maka akan terjadi hal buruk antara lain berkurangnya aktivitas pembersihan bakteri dan bekas makanan dari mulut, berkurangnya buffer karena perubahan asam mulut, hingga hingga aktivi aktivitas tas mulut mulut menjad menjadii semaki semakin n asam asam dan selanj selanjutn utnya ya akan akan memicu memicu terjad terjadiny inyaa perubahan struktur gigi karena karies. Rongga mulut mempunyai kadar pH normal berada di angka 7, bila nilai pH jatuh pada angka 5,5 berarti keadaannya sudah kritis. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari saliva: •
Memudahkan penelanan
•
Mempertahankan mulut tetap lembab
•
Sebagai pelarut molekul2 yang merangsang indra pengecap
•
Membantu proses bicara dengan memudahkan gerakan bibir dan lidah
•
Mempertahankan mulut dan gigi tetap bersih.
Sistem dapar dalam saliva membantu mempertahankan pH mulut sekitar 7,0. Sistem ini membantu menetralkan asam lambung dan menghilangkan rasa perih di esofagus bila liur lambung mengalami regurgitasi (bergerak ke arah tenggorokan). Pada kondisi normal, sekitar 0,5 mL saliva yang hampir semuanya bertipe mukus, disekresikan setiap detik sepanjang waktu kecuali selama tidur,saat sekresi menjadi sangat sedikit. Sekresi ini sangat berperan penti penting ng dalam dalam memper mempertah tahank ankan an keseha kesehatan tan jaring jaringan an rongga rongga mulut. mulut. Rongga Rongga mulut mulut berisi berisi bakteri bakteri patogen patogen yang dengan mudah merusak merusak jaringan jaringan dan menimbulkan menimbulkan karies gigi. Saliva mempun mempunya ya daya daya antiba antibakte kteri ri dan pada pada pender penderita ita dengan dengan defisi defisiens ensi/k i/keku ekuran rangan gan saliva salivasi si (xerostomia) mempunyai insiden karies gigi yang lebih tinggi daripada normal. Saliva membantu mencegah proses kerusakan melalui beberapa cara : 1.
Aliran saliva membantu membuang bakteri patogen juga partikel-partikel makanan yang memberi dukungan metabolik bagi bakteri.
2.
Saliva mengandung beberapa faktor yang menghancurkan bakteri. Salah satunya adalah ion tiosianat dan yang lainnya adalah beberapa enzim proteolitik,terutama lisosim yang menyerang bakteri,membantu ion tiosinat memasuki bakteri, tempat ion tiosianat menjadi bakterisidal dan mencerna partikel-partikel makanan yang membantu menghilangkan pendukung metabolisme bakteri lebih lanjut.
3.
Saliva mengandung sejumlah besar protaein antibodi yang dapat menghancurkan bakteri rongga mulut,termasuk yang menyebabkan karies gigi.
Oleh karena itu, pada keadaan tidak ada saliva, jaringan mulut menjadi berulserasi (mengelupas dan menjadi radang) sehingga menjadi terinfeksi. Akibatnya, karies gigi akan meluas. Untuk itu penting diketahui penyebab karies melalui tes terhadap faktor – faktor yang sering mempengaruhi terjadinya karies. Tes tersebut terbagi dalam 5 tahapan yaitu tes saliva, plak, diet, klorida, dan modifying faktor. Pada masing – masing hasil tes dalam tiap tahapan akan dapat
ditentukan
jenis
perawatan
yang
diperlukan
untuk
mencegah
perkembangan karies lebih lanjut.
Tes pertama yang dilakukan adalah tes saliva yang terbagi lagi menjadi 2 tes yaitu resting saliva dan stimulated saliva . Pada resting saliva akan diketahui tingkat dehidrasi, kekentalan
dan pH ludah. Tingkat dehidrasi diketahui melalui pemeriksaan yang meliputi bintik – bintik air ludah pada bibir bawah bagian dalam. Bila bintik – bintik ludah timbul kurang dari 30 detik maka masuk dalam kategori normal namun jika bintik – bintik ludah muncul lebih dari 60 detik maka sudah termasuk kategori kritis. Pada pemeriksaan kekentalan ludah (viscosity) di bawah lidah, bila ludah encer dan
berarti tingkat kekentalannya baik, sehingga dapat
dikatakan bahwa saliva masih bisa melubrikasi rongga mulut dengan baik, namun sebaliknya bila kental berarti buruk. Untuk tes stimulated saliva, pasien akan diminta mengunyah permen karet khusus selama 5 menit. Setelah itu, pasien diminta untuk menampung air ludah di tempat penampungan untuk mengukur kuantitas air ludah. Bila jumlah air ludah lebih dari 5 mL berarti bagus, namun bila kurang dari 3,5 mL berarti kurang baik.
Tes selanjutnya adalah tes plak yang berguna untuk mengetahui pH dan aktivitas plak. Kemudian tes mengenai diet biasanya berhubungan dengan makanan yang dikonsumsi, seperti gula dan asam. Semakin sering mengkonsumsi makanan yang mengandung glukosa
seperti gula, roti, biskuit manis, atau makanan manis lainnya, berarti semakin berpotensi merusak gigi.