BAB.
3
1 MEWADAHI FUNGSI DAN RUANG PADA BANGUNAN Aspek utama yang harus diperhatikan pada pada bangunan gedung adalah aspek fungsi. Fungsifungsi itu mempunyai persyaratan yang harus dipenuhi oleh ruang dan bangunan, maka setiap elemen bangunan harus ditujukan untuk memenuhi persyaratan tersebut. Pemenuhan persyaratan ini akan mempengaruhi baik secara langsung atau tidak pada aspek struktur sebagai wadah dan juga bentuk bangunan sebagai sebagai hasil. Untuk dapat mengerti kaitan antara fungsi dan pengaruhnya terhadap aspek lain tersebut, di bawah ini akan dibahas dibahas dalam kaitannya kaitannya dengan jenis-jenisnya dan pengaruhnya pengaruhnya terhadap sistem sistem struktur, bentuk ruang dan bangunan
1.1 Mengidentifikasi Fungsi dan Ruang Ruang dan bangunan akan lebih mudah ditentukan jika fungsi pada ruang atau bangunan dapat didefinisikan, demikian pula sebaliknya. Fungsi-fungsi selanjutnya dibedakan menurut kompleksitas kegiatan yang berkaitan langsung dengan kompleksitas ruang dan struktur yang akan mewadahinya. Fungsi dibagi menjadi dua bagian besar yaitu fungsi seragam dan fungsi kompleks. Istilah ini digunakan untuk menghindari kerancuan dengan istilah fungsi tunggal dan fungsi jamak yang sering digunakan pada bangunan, yang kadang tidak berkaitan secara langsung dengan tingkat kompleksitas perancangan struktur pada bangunan . Fungsi tunggal sering dipahami sebagai fungsi yang terdiri dari satu golongan kegiatan (contoh: rumah tinggal, perkantoran, asrama dan sebagainya) sementara fungsi jamak terdiri berupa lebih dari satu golongan kegiatan (contoh: rumah toko/ruko, hotel konvensi dan sejenisnya) Fungsi seragam dan tidak seragam atau kompleks pada pembahasan struktur ini lebih diarahkan pada kaitannya dengan kompleksitas sistem struktur dan pentahapannya dalam desain. Sering bangunan fungsi-fungsi tunggal justeru mempunyai tingkat kompleksitas yang tinggi atau dapat digolongkan ke dalam fungsi kompleks (bangunan rumah tinggal pada umumnya adalah contoh fungsi tunggal yang kompleks). Demikian juga sebaliknya, jenis hotel tertentu dengan kejamakan fungsi yang terjadi di dalamnnya, kadang justeru dapat digolongkan ke dalam fungsi yang seragam karena sebagian besar dari sifat kegiatan itu hanya satu yaitu kamar tidur. Demikian pula fungsi-fungsi lainnya.
Gambar 1-1 Contoh denah bangunan fungsi seragam (mis: kamar hotel)
1.1.1 Fungsi Seragam Yang dimaksud dengan fungsi seragam adalah fungsifungsi yang dapat dipandang sebagai satu jenis aktifitas yang akan berpengaruh sama atau seragam pada kebutuhan ruangnya. Fungsi ini dapat diidentifikasi dengan adanya satu kegiatan yang dominan, walaupun akan terdapat berbagai macam kegiatan lainnya, namun kegiatan-kegiatan tersebut tidak akan menentukan fasilitas pewadahan ruang atau struktur yang sangat berbeda dengan fungsi utamanya. Ruang-ruang lain ini akan dapat didefinisikan sebagai ruang pelengkap yang dapat diwadahi dengan tuntutan pewadahan pada ruang fungsi utamanya. Contoh dari jenis bangunan ini adalah bangunan perkantoran, yang ruang-ruangnya terdiri dari kegiatan utama dominan kantor, walaupun ukuran masing-masing kantor
bangunan tentu saja harus menggunakan grid yang mempunyai variasi bentuk dan ukuran yang beragam. Konfigurasi beragam ini dapat berupa satu jenis grid yang saling disesuaikan ukurannya atau berbagai macam grid yang disatukan dalam satu bangunan.
1.2 Memenuhi Persyaratan Ruang Ruang-ruang sebagai hasil dari perwujudan ide gagasan atau konsep bangunan dan ruangnya akan mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu yang harus difasilitasi oleh struktur dan konstruksi bangunan. Persyaratan ruang ini pada dasarnya adalah untuk memberikan tujuan fungsi pada ruang yang optimal. Persyaratan yang akan di bahas meliputi;
1.2.1 Persyaratan Bentuk dan Ukuran Karena alasan tertentu, ruang akan mempunyai bentuk dan ukuran tertentu. Bentuk dan ukuran ruang-ruang ini harus diwadahi dalam bangunan, sehingga struktur sebagai pembentuk wadah ruang harus dapat sesuai dengan persyaratan ini. Karena fungsinya, ruang pada prinsipnya dapat mempunyai beragam bentuk dan ukuran masing-masing. Masing-masing ruang ini dapat secara langsung diwadahi dengan bentukbentuk dan ukuran struktur dan konstruksi yang berbeda. Akan tetapi cara ini untuk bangunan bertingkat relatif lebih sulit dilakukan, karena pada prinsipnya, struktur bangunan bertingkat lebih menghendaki keteraturan-keteraturan baik bentuk ataupun ukuran.
Gambar 1-2. Contoh denah bangunan fungsi kompleks (mis: Gedung Pertunjukan)
1.2.2 Persyaratan Sistem Sistem-sistem yang akan diterapkan dalam bangunan akibat fungsi bangunan juga akan berpengaruh besar dalam disain struktur dan konstruksi. Sistem-sistem itu antara lain meliputi sitem fisik (view, pengudaraan, pencahayaan dsb), mekanika (sirkulasi, pemipaan dsb) dan elektronika ruang (listrik, telepon dsb). Semua sistem itu harus dapat diwadahi dalam bangunan agar fungsi menjadi optimal.
Gambar 1-3. Contoh Pemenuhan terhadap Persyaratan Bentuk dan Ukuran pada sebuah fungsi bangunan tertentu
Penggunaan grid struktur adalah cara yang paling ideal untuk menemukan kesesuaian ruang dengan tuntutan persyaratannya serta menemukan keteraturan strukturnya. Grid pada praktiknya dapat fleksibel mewadahi bentuk dan ukuran ruang yang berbeda dalam denah bangunan. Bentuk dan ukuran ruang-ruang tertentu dapat tidak mengikuti keteraturan atau menggunakan perkecualian dengan catatan bahwa ketidak teraturan ini harus dapat diselesaikan dengan disain khusus pada struktur atau kontruksi bangunan. Penyesuaian-penyesuaian baik bentuk atau ukuran ruang pada kasus tertentu dalam bangunan juga dapat dilakukan dengan catatan tidak sampai merubah tujuan dari persyaratan ruang. Ukuran-ukuran dapat ditambah atau dikurangi dengan syarat perubahan itu masih sesuai dengan standard minimal yang telah ditetapkan. Demikian juga dengan bentuk ruang dan bangunan.
Pewadahan sistem-sistem itu dalam bangunan akan berpengaruh banyak dalam sistem struktur dan konstruksinya. Mulai dari ukuran bentang ruang, ketinggian antar lantai, ketinggian atap, ruang yang harus disediakan untuk jaringan jaringan sistem serta kelengkapannya dan sebagainya. Sistemsistem ini juga pada dasarnya untuk membuat fungsi dan bangunan menjadi optimal, sehingga struktur sebagai tempat atau wadah harus sesuai dengan tuntutan persyaratan. Untuk dapat menyesuaikan, sistem-sistem pada ruang-ruang itu harus dapat diketahui satu persatu, sehingga yang paling penting adalah bagaimana memadukan semua sistem itu pada bangunan, sehingga sistem pada satu ruang tidak akan saling menggangu ruang yang lain.
1.2.3 Persyaratan Lain Persyaratan lain pada ruang yang berkaitan dengan fasilitas struktur antara lain adalah persyaratan karakter disain arsitektural meliputi warna, tekstur, gelap terang dan sebagainya. Persyaratan ini akan dapat dipenuhi dengan pemilihan penggunaan bahan bangunan yang juga akan berkaitan langsung dengan sistem struktur dan konstruksi bangunan. Bahan-bahan bangunan tertentu memiliki
persayaratan tertentu pula dalam penggunaannya pada bangunan. Hal ini tentu saja akan menjadi pertimbangan utama dalam mendisain ruang dan fungsinya.
1.3 Mewadahi Organisasi Ruang Setelah ruang-ruang ditentukan persyaratannya, ruangruang tersebut akan disusun dalam gubahan ruang yang disebut organisasi ruang. Organisasi ruang ini adalah wujud awal dari susunan denah ruang dalam bangunan. Organisasi ruang selanjutnya akan menggambarkan bagaimana kedudukan masing-masing ruang dan hubungannya satu dengan yang lain. Pada disain struktur, kedudukan dan hubungan antar ruang ini menjadi penting karena akan menghasilkan pengaturan elmen struktur dan konstruksi yaitu pada pengaturan kolom-kolom dan dinding-dinding bangunan. Jika grid struktur juga sudah digunakan, maka organisasi ruang ini pada nantinya akan mempunyai saling ketergantungan dengan grid struktur yang digunakan.
Gambar 1-4. Hubungan antara organisasi ruang dengan struktur
1.3.1 Hubungan Ruang Ruang-ruang dihubungkan satu dengan yang lain menurut tujuannya dengan berbagai cara. Ruang dapat dihubungkan secara langsung atau tidak langsung. Secara tidak langsung akan membutuhkan ruang perantara, Ruang perantara
yang sering dipakai sebagai elemen sirkulasi adalah hall atau selasar. Letak pengaturan selasar ini dapat beragam tergantung juga pada aspek bangunan yang lain.
jika sudah difikirkan terhadap semua aspek pada bangunan beserta persyaratannya selanjutnya akan menjadi denah yang sesungguhnya yang akan dipakai sebagai gambar kerja bangunan.
1.3.2 Layout Ruang Layout atau pengaturan posisi ruang pada bangunan bertingkat dapat dilakukan secara horisontal atau vertikal. Ruang-ruang publik biasanya lebih diutamakan untuk berada pada bagian bangunan yang lebih mudah dicapai yaitu di depan secara horisontal atau di lantai dasar secara vertikal, sementara ruang-ruang yang lain menyesuaikan. Ruang-ruang dengan persyaratan khusus karena jenis aktifitas yang diwadahi juga karena sistem yang lebih diutamakan di lantai dasar adalah ruang-ruang gudang, dapur, garasi/parkir dan sejenisnya. Namun jenis ruang ini tidak harus terletak dekat dengan jangkauan publik sehingga dapat diletakkan di bagian belakang bangunan atau bahkan pada basement bangunan yaitu ruang di bawah tanah. Pengaturan layout ruang yang lain dapat dilakukan dengan maksud dan tujuan bangunan yang berbeda. Gambar 1-5 Contoh Denah Kasar (mis: rumah tinggal)
1.4 Membuat Denah Kasar Setelah semua pertimbangan hubungan dan layout ruang dapat ditentukan, dengan atau tanpa persyaratan ruang yang diketahui, gambaran kasar bentuk denah sudah dapat dihasilkan. Denah ini masih sebatas menggambarkan posisiposisi ruang dan bagaimana struktur mewadahi ruang-ruang tersebut. Tentu saja denah yang dihasilkan ini akan masih sangat mungkin untuk mengalami berbagai perubahan mengingat aspek-aspek lain pada bangunan belum difikirkan. Denah kasar adalah kesimpulan pada bahasan fungsi saja beserta pertimbangan struktur dan konstruksi awal. Denah ini,