MAKALAH BEDAH MULUT II
2010 JUDUL
GIGI IMPAKSI
ANGGOTA KELOMPOK 1. NURU NURUL L FADI FADILA LAH H RER RERY Y (04071004001) 2. NADI NADIA A IZZA IZZATI TI
1
(04071004002) 3. ADE ADE IRA IRAWAN WAN (04071004003) 4. RAND RANDA A SAST SASTIA IA (04071004004) 5. MER MERY YU YUNIA NIAR (04071004005) 6. FETT FETTY Y FAT FATIM IMAH AH (04071004006) 7. SABR SABRIN INA A INTAN INTAN ZOR ZORAY AYA A (04071004008) 8. WIND WINDA A VALE VALENT NTIN INA A (04071004010) 9. MAULID MAULIDYA YA SARI SARI ISKANT ISKANTIWI IWI
OLEH KELOMPOK 1 PSKG FK UNSRI 2/27/2010
(04071004011) 10.SELLY DINIA PARAMITHA (04071004012) 11.TARA DELPINIA (04071004013) 12.IMARTA HAMELIA (04071004014) BAB I.PENDAHULUAN
2
I.1.Latar Belakang Gigi geligi dalam rongga mulut akan mengalami erupsi menurut urutan waktu erupsi masing-masing jenis gigi,mulai dari fase gigi sulung sampai mengalami pergantian menjadi fase gigi permanen. Proses erupsi masing-masing gigi baik pada'fase gigi sulung maupun permanen akan terjadi secara fisiologis dan jarang sekali mengalami gangguan. Gangguan empsi pada umumnya terjadi pada fase pergantian dari gigi sulung menuju fase gigi permanen, sehingga gigi permanen tertentu tidak dapat mengalami erupsi. Gigi kaninus merupakan gigi kedua setelah gigi molar ketiga yang berfrekuensi tinggi untuk untuk mengalami mengalami impaksi,' meskipun meskipun demikian gigi anterior anterior di rahang rahang atas lainnya seperti gigi insisivus pertama dan kedua rahang atas juga dapat mengalami kesulitan tumbuh akibat terletak salah di dalam rahang. Frekuensi terjadinya kaninus impaksi sebesar 0-2,8 persen.Ditinjau dari letaknya, 85 persen posisi gigi kaninus yang impaksi terletak dtdaerah palatal lengkung gigi, seda sedang ngka kan n 15 pers persen en nya nya terle terleta tak k di bagi bagian an labi labial al atau atau buka bukal. l.Ad Adaa bebe bebera rapa pa bukt buktii yang yang menyatakan, bahwa penderita dengan maloklusi kelas I1 divisi 2 dan gigi aplasia merupakan kelompok yang mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya kaninus ektopik. Pertumbuha Pertumbuhan n gigi molar ketiga ketiga permanen permanen rahang rahang bawah juga memerlukan memerlukan perhatian khusus khusus pada penderita penderita anak sampai sampai remaja. remaja. Gigi molar ketigarahang ketigarahang bawah yang belum erupsi akan dapat mempunyai posisi yang sedemikian sehingga pada proses pertumbuhannya dapat diperk diperkirak irakan an akan akan dapat dapat menimb menimbulk ulkan an ganggu gangguan an pada pada alignm alignment ent gigi gigi di rahang rahang bawah bawah oleh oleh karena daya dorong erupsi gigi tersebut ke arah anterior. Padaposisi benih gigi molar ketiga rahang bawah yang diperhitungkan terletak miring, terutama dalam posisi mesio versi, tindakan germinecto germinectomy my pada benih gigi molar ketiga tersebut perlu dipertimban dipertimbangkan gkan agar pada proses
pert pertum umbu buha han n sela selanj njut utny nyaa tida tidak k meni menimb mbul ulka kan n kela kelain inan an terh terhad adap ap posi posisi si gigi gigi di sebe sebelah lah anteriornya. Menurut Bisharas etiologi gigi impaksi dapat disebabkan oleh faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer meliputi trauma pada gigi sulung, benih gigi rotasi, tanggal prematur gigi sulung, dan erupsi gigi kaninus dalarn celah pada kasus celah langit-langit. Faktor sekunder adalah faktor selain faktor primer. Ada Ada bany banyak ak oran orang g yang yang meng mengal alam amii gigi gigi impa impaks ksi, i,te terka rkada dang ng ini ini terab terabai aika kan n oleh oleh merek mereka. a.Pa Pada daha hall gigi gigi impa impaks ksii terk terkad adan ang g dapa dapatt meni menimb mbul ulka kan n masa masala lah h seri serius us jika jika tida tidak k ditangani.Melihat hal ini maka penting juga untuk mengetahui dan menggali lebih dalam lagi tentang gigi impaksi,penyebab impaksi,klasifikasi,perawatan dan hal-hal lain yang menyangkut gigi impaksi.
I.2.Rumusan Masalah 1. Apa penger pengertia tian n gigi gigi impa impaksi ksi?? 2. Mengap Mengapaa gigi gigi impa impaksi ksi dapat dapat terja terjadi? di? 3. Apa peny penyeba ebab b terjad terjadiny inyaa gigi gigi impaks impaksi? i? 4. Bagaim Bagaimana ana tanda tanda dan dan keluha keluhan n gigi gigi impaksi impaksi?? 5. Bagaim Bagaimana ana Klas Klasifi ifikas kasii gigi gigi impaks impaksi? i? 6. Bagaim Bagaimana ana pemerik pemeriksaa saan n klinis klinis gigi gigi impaksi impaksi?? 7. Bagaimana Bagaimana gambaran gambaran umum perawatan perawatan gigi impaksi? impaksi? 3 8. Bagaimana Bagaimana frekuensi frekuensi terjadin terjadinya ya gigi impaksi impaksi pada pada masing-m masing-masing asing gigi? gigi? 9. Gigi Gigi apa yang yang paling paling sering sering meng mengala alami mi impaks impaksi? i? 10. Bagaimana klasifikasi masing-masing gigi gigi yang impaksi? 11. Bagaimana rencana perawatan masing-masing masing-masing gigi yang impaksi? 12. Bagaimana perawatan masing-masing gigi yang impaksi? 13. Komplikas Komplikasii apa saja yang mungkin mungkin terjadi pasca perawatan perawatan pada masing-masing masing-masing gigi yang impaksi? 14. Instru Instruksi ksi apa yang yang harus harus diperh diperhati atikan kan dan dilaku dilakukan kan pasca pasca perawat perawatan an pada pada masing masing-masing gigi yang impaksi?
I.3.Tujuan 1. Mengetahui Mengetahui pengertian pengertian gigi impaksi impaksi dan dan klasifik klasifikasiny asinyaa 2. Mengetahui Mengetahui prevalensi prevalensi gigi yang paling paling sering sering terjadi terjadi 3. Mengetahui Mengetahui cara menegak menegakan an diagnos diagnosaa pada pada gigi gigi impaksi impaksi 4. Menget Mengetahu ahuii dan memaha memahami mi etiolo etiologi gi gigi gigi impaksi impaksi 5. Memaha Memahami mi penat penatalak alaksaan saan gigi gigi impaks impaksii 6. Memahami Memahami teknik teknik pencabutan pencabutan secara secara bedah pada pada masing-masi masing-masing ng gigi yang yang impaksi impaksi
BAB II PEMBAHASAN
4
II.1.Definisi Gigi Impaksi Gigi Gigi impaks impaksii atau atau gigi gigi terpen terpendam dam adalah adalah gigi gigi yang yang erupsi erupsi normal normalnya nya terhalan terhalang g atau terhambat,biasanya oleh gigi didekatnya atau jaringan patologis sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang normal didalam deretan susunan gigi geligi lain yang sudah erupsi.
Gambar 1.Gigi yang impaksi
Gambar 2.Radiografi pada gigi impaksi Umumnya gigi yang sering mengalami impaksi adalah gigi posterior dan jarang pada gigi anterior.Namun gigi anterior yang mengalami impaksi terkadang masih dapat ditemui. Pada gigi posterior,yang sering mengalami impaksi adalah sebagai berikut : 1.
Gigi molar tiga(48 dan 38) mandibula
2.
Gigi molar tiga(18 dan 28) maksila
3.
Gigi premolar (44 (44,45,34 dan 35) mandibula
4.
Gigi pr premolar (1 (14,15,24 da dan 25 25) ma maksila
Sedangkan gigi anterior yang dapat ditemui mengalami impaksi adalah sebagai berikut: 1.
Gigi Gigi can caninu inus mak makssila ila dan dan mand andibu ibula(1 la(13, 3,2 23,33 3,33,d ,dan an 43) 43)
2.
Gigi Gigi inci incisi siv vus maksi aksila la dan dan man mandi dib bula( ula(11 11,2 ,21 1,31, ,31,da dan n 41) 41)
Untuk mengetahui ada atau tidaknya kemungkinan suatu gigi mengalami impaksi atau tidak tidak sangat sangatlah lah pentin penting g menget mengetahu ahuii masa masa erupsi erupsi masing masing-mas -masing ing gigi gigi pada pada setiap setiap lengku lengkung ng rahang.Berikut ini masa erupsi gigi geligi pada masing-masing rahang. Gigi RA RB
1 7-8 6-7
2 8-9 7-8
3 4 5 11-12 10-11 10-12 9-10 10-12 11-12 Tabel 1.Masa Erupsi Gigi Permanen
6 6-7 6-7
7 12-13 11-13
8 17-21 17-21
Apabil Apabilaa gigi gigi geligi geligi terseb tersebut ut belum belum erupsi erupsi pada pada masa masa erupsi erupsinya nya tersebu tersebut,s t,seba ebaikn iknya ya dikonsultasikan ke dokter gigi.
II.2.Etiologi Gigi Impaksi Gigi Gigi impaks impaksii dapat dapat diseba disebabk bkan an oleh oleh banyak banyak faktor faktor,me ,menur nurut ut Berger penyebab penyebab gigi terpendam antara lain : A. Kaus Kausaa Lok Lokal al Faktor local yang dapat menyebabkan terjadinya gigi impaksi adalah : 1.
Abnormalnya posisi gigi
5
2.
Tekan ekanan an dari ari gig gigii tet tetan angg ggaa pad padaa gig gigii ter terse sebu butt
3.
Pene Peneb balan alan tu tulang lang yan yang g men menge geli lili lin ngi gig gigii ters terseb ebu ut
4.
Keku Kekura ran ngan gan tem temp pat unt untu uk gig gigii ters terseb ebu ut ber berer erup upsi si
5.
Gigi Gigi desi desid dui pers persis iste ten nsi(t si(tid idak ak mau tan tanggal ggal))
6.
Pencabutan prematur pada gigi
7.
Infl Inflam amas asii kro kroni niss pen penye yeba bab b pen peneb ebal alan an muko mukosa sa dise diseki kita tarr gig gigii
8.
Peny Penyak akit it yang yang meni menimb mbul ulka kan n nek nekro rosi siss tul tulan ang g kare karena na infl inflam amas asii atau atau abse absess
9. Peru Peruba baha hann-pe peru ruba baha han n pada pada tulan tulang g kare karena na pen penya yaki kitt eksan eksante tem m pada pada ana anakkanak.
B. Kausa Umur
Faktor umur dapat menyebabkan terjadinya gigi impaksi walaupun tidak ada kausa lokal antara lain:
1.
Kausa Prenatal a. Keturunan b. b. “mis “misce cege gena nati tion on””
2.
Kausa Postnatal a. Ricketsia b. Anemi c. Syph Syphil ilis is cong congen enit ital al d. TBC e. Gang Ganggu guan an kel kelen enja jarr endok endokrin rin f. Malnutrisi
3.
Kelainan Pertumbuhan a. Clei Cleido do crani cranial al dys dysos osto tosi siss b. b. Oxyce xycep phali hali c. Progeria
6
d. Acho Achond ndro ropl plas asia ia e. Cela Celah h lang langit it-l -lan angi gitt
Gambar 3.Cleidocranial dysostosis
II.3.Tanda Atau Keluhan Gigi Impaksi Ada beberapa orang yang mengalami masalah dengan terjadinya gigi impaksi.Dengan demikian mereka merasa kurang nyaman melakukan hal-hal yang berhubungan dengan rongga mulut.Tanda-tanda umum dan gejala terjadinya gigi impaksi adalah : 1. Inflam Inflamasi asi,ya ,yaitu itu pembengk pembengkaka akan n diseki disekitar tar rahang dan warna warna kemerah kemerahan an pada pada gusi gusi disekitar gigi yang diduga impaksi 2. Reso Resorp rpsi si gigi gigi teta tetang ngga ga,k ,kar aren enaa leta letak k beni benih h gigi gigi yang yang abno abnorm rmal al sehi sehing ngga ga meresorpsi gigi tetangga 3. Kist Kista( a(fo foli liku kule ler) r) 4. Rasa Rasa sak sakit atau atau peri perih h disek isekit itar ar gusi atau atau raha rahang ng dan sakit akit kepal epalaa yang ang lama(neuralgia) 5. Fraktur Fraktur raha rahang( ng(pat patah ah tulan tulang g rahang rahang)) 6. Dan Dan tand tandaa-ta tand ndaa lain lain
II.4.Klasifikasi Umum Gigi Impaksi
7
Untuk kebutuhan dan keberhasilan dalam perawatan gigi yang impaksi maka diciptkanlah berbagai jenis klasifikasi.Beberapa diantaranya sudah umum dijumpai yaitu klasifikasi menurut Pell dan Gregory,George Winter dan Archer. II.4.1.Klasifikasi Menurut Pell Dan Gregory II.4.1.A.Berdasarkan Hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua dengan cara membandingkan lebar mesio-distal molar ketiga dengan jarak antara bagian distal molar kedua ke ramus mandibula. Klas I : Ukuran mesio-d mesio-distal istal molar molar ketiga ketiga lebih kecil diband dibandingka ingkan n jarak antara antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.
Gambar 4.Klas I menurut Pell dan Gregory 8
Klas Klas II
: Ukura Ukuran n mesi mesio-d o-dist istal al mola molarr keti ketiga ga lebi lebih h besa besarr diban dibandin dingka gkan n jarak jarak antara antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.
Gambar 5.Klas II menurut Pell dan Gregory Klas Klas III
: Seluru Seluruh h atau sebagi sebagian an besar besar mola molarr ketiga ketiga berad beradaa dalam dalam ramus ramus mandi mandibul bula. a.
Gambar 6.Klas III menurut Pell dan Gregory II.4.1.B.Berdasarkan letak molar ketiga di dalam rahang
Posis Posisii A
: Bagian Bagian terting tertinggi gi gigi gigi molar molar ketiga ketiga berada berada seting setinggi gi garis garis oklusa oklusal. l.
Posis Posisii B
: Bagian Bagian terti tertingg nggii gigi mola molarr ketiga ketiga berada berada dibaw dibawah ah garis garis oklus oklusal al tapi tapi masih lebih tinggi daripada garis servikal molar kedua.
Posis Posisii C
: Bagian Bagian terting tertinggi gi gigi gigi molar molar ketiga ketiga berada berada dibaw dibawah ah garis garis servik servikal al molar molar kedua.
Gambar 7. Posisi A,B,dan C menurut Pell dan Gregory Kedua klasifikasi klasifikasi ini digunakan digunakan biasanya biasanya berpasangan.Mis berpasangan.Misalnya, alnya,Klas Klas I tipe B artinya artinya panja panjang ng mesiomesio-dis distal tal molar molar ketiga ketiga lebih lebih kecil kecil diband dibanding ingkan kan jarak jarak distal distal molar molar kedua kedua ramus ramus mandibula dan posisi molar ketiga berada dibawah garis oklusal tapi masih di atas servikal gigi molar kedua. 9
II.4.2.Klasifikasi Menurut George Winter Klasif Klasifika ikasi si yang yang dicetu dicetuska skan n oleh oleh George George Winter Winter ini cukup cukup sederh sederhana ana.Gi .Gigi gi impaks impaksii digolo digolongk ngkan an berdas berdasark arkan an posisi posisi gigi gigi molar molar ketiga ketiga terhada terhadap p gigi gigi molar molar kedua. kedua.Pos Posisi isi-po -posis sisii meliputi 1.
Vertical
2.
Horizontal
3.
Inverted
4.
Mesi Mesioa oang ngul ular ar(mi (miri ring ng ke mesi mesial al))
5.
dist distoa oang ngul ular ar(m (mir irin ing g ke dist distal al))
6. bukoangular(miring ke bukal) 7.
linguoangular(miring ke lingual)
8.
posisi posisi tida tidak k biasa biasa lainn lainnya ya yang yang diseb disebut ut unus unusual ual posi positio tion n
A
B
C
Gambar 8.A.Vertical Impaction,B.Soft Tissue Vertical Impaction,dan C.Bony Vertical Impaction menurut George Winter
A
B
C
Gambar 9.A.Distal Impaction(distoangular),B.Mesial Impaction(mesioangular) dan C.Horizontal Impaction II.4.3.Klasifikasi menurut Archer Acher memberikan klasifikasi untuk impaksi yang terjadi di rahang atas. II.4.3.A.Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan klasifikasi Gregory.Bedanya,klasifikasi ini berlaku untuk gigi atas.
Pell
dan
Kela Kelass A
: Bagi Bagian an ter teren enda dah h gig gigi mola molarr keti ketiga ga set setin ingg ggii bida bidan ng oklu oklussal mol molar ar kedua.
Kelas B
: Bagian tere erendah gigi molar ketiga berada ada diatas gari aris oklusal molar kedua tapi masih dibawah garis servikal molar kedua.
Kela Kelass C
: Bagi Bagian an ter teren enda dah h gig gigi mola molarr keti ketiga ga leb lebih ih tin tingg ggid idar arii gari gariss serv servik ikal al molar kedua.
10
II.4.3.B.Kl II.4.3.B.Klasifik asifikasi asi ini sebetulnya sebetulnya sama dengan dengan klasifikasi klasifikasi George George Winter.Berd Winter.Berdasarkan asarkan hubungan molar ketiga dengan sinus maksilaris. Sinus Approximati ation
: Bil Bila tid tidak dib dibata atasi tul tulang,atau ada lap lapisan tul tulang yang yang tipis tipis di antara antara gigi gigi impaks impaksii dengan dengan sinus maksilaris.
Non Non Sinu Sinuss Appr Approx oxim imat atio ion n
: Bila Bila terdap terdapat at keteba ketebalan lan tulan tulang g yang yang lebih lebih dari 2 mm anta antara ra gigi igi mola molarr keti ketig ga deng dengan an sinu inus maksilaris.
Klasifikasi diatas didasarkan pada klasifikasi untuk gigi molar tiga yang impaksi dan berb berbed edaa deng dengan an peng pengkl klas asifi ifika kasi sian an gigi gigi lain lain.. ..Na Namu mun n klas klasif ifik ikas asii gigi gigi lain lain juga juga hamp hampir ir mirip,klasifikasi diatas untuk menunjukkan klasifikasi umum yang sering ditemui.Sedangkan klasifikasi masing-masing gigi akan dibicarakan pada pembahasan frekuensi impaksi masingmasing gigi,baik gigi molar,caninus,premolar maupun insisivus.
II.5.Pemeriksaan Klinis Gigi Impaksi Ada banyak penderita gigi terpendam atau gigi impaksi.Terkadang diketahui adanya gigi impaks impaksii pada pada seseor seseorang ang diawal diawalii karena karena adanya adanya keluha keluhan,n n,namu amun n tidak tidak semua semua gigi gigi impaks impaksii menimbulkan keluhan dan kadang-kadang penderita juga tidak mengetahui adanya kelainan pada gigi gigi geligi geliginya nya.Un .Untuk tuk menget mengetahu ahuii ada atau atau tidakn tidaknya ya gigi gigi impaks impaksii dapat dapat diketa diketahui hui dengan dengan pemeriksaan klinis,meliputi : II.5.1.Keluhan Keluhan yang ditemukan dapat berupa : 1. Peri Periko koro roni niti tiss Perikoronitis dengan gejala-gejala : 1. Rasa Rasa sak sakit it di reg regio ion n terse tersebu butt 2. Pemb Pemben eng gkak kakan 3. Mulu Mulutt bau bau (foe (foete terr exor exore) e) 4. Pembes Pembesaran aran limfe limfe-no -node de sub-m sub-mand andibu ibular lar
11
2.
Karies pada gigi tersebut
Dengan Dengan gejala ; pulpitis,a pulpitis,abses bses alveolar yang akut.Hal akut.Hal yang sama juga dapat terjadi terjadi bila bila suatu suatu gigi gigi mendes mendesak ak gigi gigi tetangg tetanggany anya,h a,hal al ini dapat dapat menyeb menyebabk abkan an terjadinya periodontitis. 3.
Pada penderita yang tidak bergigi
Rasa Rasa sakit sakit inin inin dapat dapat timbul timbul karena karena peneka penekanan nan protes protesaa sehing sehingga ga terjadi terjadi perikonitis. 4.
Parastesi da dan ne neuralgia pa pada bi bibir ba bawah
Terjadinya parastesi atau neuralgia pada bibir bawah mungkin disebabkan karena tekanan pada n.mandibularis.Tekanan pada n.mandibularis dan dapat juga menyebabkan rasa sakit pada gigi premolar dan kaninus. II.5.2.Pemeriksaan Ekstra Oral Pada pemeriksaan ekstra oral yang menjadi perhatian adalah : 1. Adan Adanya ya pemb pemben engk gkak akan an 2. Adanya Adanya pembes pembesaran aran limfen limfenode ode(KG (KGB) B) 3. Adan Adanya ya para parast stes esii II.5.3.Pemeriksaan Intra Oral
Pada pemeriksaan intra oral yang menjadi perhatian adalah : 1. Keadaan Keadaan gigi,e gigi,erup rupsi si atau atau tida tidak k 2. Adanya Adanya karies karies,pe ,perik rikoro oronit nitis is 3. Adan Adanya ya para parast stes esii 4. Warna Warna mukos mukosaa bukal, bukal,lab labial ial dan dan gingiv gingival al 5. Adanya abses gingival
6. Posisi Posisi gigi gigi tetangg tetangga,hub a,hubungan ungan dengan dengan gigi gigi tetangg tetanggaa 7. Ruang antara gigi dengan dengan ramus (pada molar tiga mandib mandibula) ula) II.5.4.Pemeriksaan Ro-Foto 1.
Dental foto (intra oral)
2.
Oblique
3.
Occlusal foto/bite wing
II.6. Gambaran Umum Perawatan Gigi Impaksi Secar cara umum sebaik aiknya gigi impaksi dicabu abut baik itu untuk gigi molar tiga,c tiga,cani aninus nus,pr ,premo emolar lar,in ,incis cisivu ivuss namun namun harus harus diinga diingatt sejauh sejauh tidak tidak menyeb menyebabk abkan an terjad terjadiny inyaa gangguan pada kesehatan mulut dan fungsi pengunyahan disekitar rahang pasien maka gigi impaksi tidak perlu dicabut.Pencabutan pada gigi impaksi harus memperhatikan indikasi dan kontraindikasi yang ada.Indikasi dan kontra indikasi pencabut,meliputi : II.6.1.Indikasi 1. Pencabutan Preventif/Propilaktik
Pencabutan preventif ini sangatlah penting yaitu untuk mencegah terjadinya patologi yang berasal dari folikel atau infeksi yang timbul akibat erupsi yang lambat dan sering tidak sempurna,serta pada kondisi tertentu dapat mencegah terjadinya kesulitan pencabutan nanti jika gigi gigi itu dibiark dibiarkan an lebih lebih lama lama dalam dalam lengku lengkung ng rahang rahang,mi ,misal salnya nya karena karena celah celah ligame ligamentu ntum m mengecil atau tidak ada adalah indikasi pencabutan bagi gigi yang impaksi. 2. Pecabutan patologis dan mencegah perluasan kerusakan oleh gigi impaksi Pencabutan karena pencegahan terjadinya patologi dan mencegah perluasan kerusakan dalam lengkung rahang karena adanya gigi yang impaksi juga menjadi indikasi pencabutan pada gigi yang impaksi.Adapun tindakan pencegahan itu meliputi: 1. Penceg Pencegaha ahan n peny penyaki akitt peri periodo odonta ntall 2. Penc Penceg egah ahan an car carie iess dent dental al
12
Gambar 10.Karies gigi karenagigi yang impaksi
3. Penc Penceg egah ahan an peri periko koni niti tiss 4. Penc Penceg egah ahan an res resor orps psii akar akar
13
Gambar 11.Resorpsi akar gigi tetangga karena gigi yang impaksi 5. Pencegahan Pencegahan munculnya munculnya kista odontogen odontogenik ik dan dan tumor tumor 6. Pencegahan Pencegahan terjadinya terjadinya fraktur fraktur rahang rahang karena karena gigi impaksi impaksi Ada Ada bany banyak ak refer referen ensi si tent tentan ang g indi indika kasi si penc pencab abut ut gigi gigi impa impaks ksi, i,na namu mun n seca secara ra umum umum pencabutan selalu diindikasikan oleh dua hal diatas,adapun indikasi lain pencabutan adalah 1. Usia muda 2. Adan Adanya ya peny penyim impa pang ngan an panj panjan ang g leng lengku kung ng raha rahang ng dan dan memb memban antu tu memp memper ertah tahan anka kan n stabilisasi hasil perawatan ortodonsi 3. Kepent Kepenting ingan an prost prosteti etik k dan rest restora oratif tif
II.6.2.Kontraindikasi
Pencabutan gigi impaksi juga tergantung pada kontraindikasi yang muncul,ada pasien pasien tertentu yang tidak dapat dilakukan pencabutan dengan berbagai pertimbangan,adapun kontraindikasi pencabutan gigi impaksi adalah: 1. Pasien dengan usia sangat ekstrim,telalu muda atau lansia
2. Comp Compro romi mise sed d medic medical al statu statuss 3. Kerusakan Kerusakan yang yang luas luas dan berdekatan berdekatan dengan dengan struktu strukturr yang lain 4. Pasien Pasien tidak tidak mengh menghend endaki aki gigin giginya ya dicabu dicabutt 5. Apabila Apabila tulang yang yang menutupi menutupi gigi gigi yang impaksi impaksi sangat sangat terminerali termineralisasi sasi dan padat padat 6. Apabila Apabila kemampuan kemampuan pasien pasien untuk untuk menghadapi menghadapi tindaka tindakan n pembedahan pembedahan terganggu terganggu oleh oleh kondisi fisik atau mental tertentu.
II.7.Frekuensi Munculnya Gigi Impaksi Gigi Gigi yang yang terp terpen enda dam m meru merupa paka kan n sumb sumber er pote potens nsia iall yang yang teru teruss mene meneru russ dapa dapatt menimb menimbulk ulkan an kerusa kerusakan kan atau atau keluha keluhan n sejak sejak gigi gigi tersebu tersebutt mulai mulai erupsi erupsiMen Menuru urutt peneli penelitian tian insidens terjadinya gigi impaksi dalam urutan sebagai berikut : 1.
Molar tiga mandibula
2.
Molar tiga maksila
3.
Kaninus maksila
4.
Kaninus mandibula
5.
Premolar mandibula
6.
Premolar maksila
7.
Insisivus pertama maksila
8.
Insisivus kedua maksila
II.7.1.Gigi Molar Tiga(M3) Gigi molar tiga (gigi bungsu) adalah gigi yang terakhir tumbuh dan terletak di bagian paling belakang dari rahang. Biasanya gigi ini tumbuh pada akhir masa remaja atau pada awal usia 20-an. Pada usia inilah yang dianggap sebagai “ age of wisdom ” (usia di mana seseorang mulai bijaksana), sehingga gigi bungsu dalam bahasa Inggris disebut “ wisdom teeth ”. Normalnya tiap orang memiliki empat gigi molar tiga, masing-masing satu pada tiap sisi rahang. Tapi ada juga orang-orang yang tidak memiliki gigi bungsu ini.
14
Pada kebanyakan kasus, rahang seringkali tidak cukup besar untuk menampung gigi-gigi ini sehingga tidak dapat tumbuh sepenuhnya atau tetap berada di bawah gusi atau di dalam tulang tulang.. Keadaa Keadaan n inilah inilah yang yang disebu disebutt impaks impaksi. i. Impaks Impaksii adalah adalah suatu suatu keadaa keadaan n di mana mana gigi gigi mengalami hambatan dalam arah erupsinya / tumbuhnya, sehingga tidak dapat mencapai posisi yang seharusnya.
Gambar 12.Impaksi gigi molar
Impa Impaks ksii gigi gigi mola molarr tiga tiga dapa dapatt timb timbul ul dala dalam m berb berbag agai ai posi posisi si,, bisa bisa bena benarr-be bena nar r terperangkap dan berada dalam gusi atau tulang, sehingga tidak nampak bila dilihat dalam mulut. Atau bisa juga sudah menembus gusi tapi hanya tumbuh separuh jalan. Arahnya bisa horizontal, miring dengan mahkota ke arah gigi molar dua atau sebaliknya, atau malah menghadap ke arah dalam atau ke luar rahang.
15
Gambar 13.Berbagai posisi impaksi gigi molar tiga
II.7.1.A.Gigi Molar Tiga (M3) Mandibula a. Klas Klasifi ifika kasi si Klas Klasif ifik ikas asii dila dilaku kuka kan n bert bertuj ujua uan n untu untuk k memb memban antu tu oper operato atorr dalam dalam memast memastika ikan n dan membua membuatt rencan rencanaa kerja kerja serta serta memper memperkir kiraka akan n kesuli kesulitan tan-kesulitan yang mungkin ditemuinya pada saat mengambil gigi tersebut. Klasif Klasifika ikasi si pada pada gigi gigi molar molar tiga tiga mandib mandibula ula yang yang terpen terpendam dam didapa didapatt dengan dengan bantuan bantuan rontgen rontgen foto dan posisi gigi tersebut tersebut pada tulang rahang. Foto rontgen yang digunakan antara lain Infra Oral Radiograf, Lateral Jaw Radiograf, Bite Wing Radiograf, dan Oklusal Radiograf.
1. Klasifikasi : menurut Pell dan Gregory yang meliputi sebagian klasifikasi dari George B. Winter
a. Hubu Hubung ngan an gig gigii denga dengan n tepi tepi ramus ramus antar antaraa mandi mandibu bula la dan dan tepi tepi dista distall Molar Dua a) Klas I : Ada cukup ruangan antara ramus dan batas distal Molar Dua untuk lebar mesio distal Molar Tiga b) Klas II : Ru R uangan an a ntara di d istal Mo M olar Du D ua da d an ramus lebih kecil daripada lebar mesoi distal Molar Tiga c) Klas III : Se Sebagian be besar at atau se seluruh Mo Molar Ti Tiga terletak di dalam ramus
b. b.
Dala Dalamn mnya ya Mola Molarr Tig Tigaa ter terpe pend ndam am di tula tulang ng rahan rahang g a) Posisi A : Bagian tertinggi dari gigi terpendam terletak setinggi atau lebih tinggi daripada dataran oklusal gigi yang normal b) Posisi B : Bagian tertinggi dari gigi terpendam berada dibawah dataran oklusal tapi lebih tinggi daripada serviks Molar Dua c) Posisi C : Bagian tertinggi da dari gigi ya yang terpendam 16 berada dibawah garis serviks gigi Molar Dua
c. Posi Posisi si aksi aksiss meman memanja jang ng pada pada Mola Molarr Tiga Tiga terh terhad adap ap aksi aksiss Molar Molar Dua a)
Vertikal
b)
Horizontal
c)
Inverted (terbalik/kaudal)
d)
Mesio angular
e)
Disto angular
f)Buko angular g)
d.
Linguo angular
Jumlah / keadaan akar a)
Berakar satu atau akarnya bersatu
b)
Berakar lebih dari satu
2.
Gig Gigi ter terp pend endam ini ini ju juga dap dapat dik diklasi lasifi fika kasi sik kan berd berdas asar arka kan n: a.
Angulasi da dan po posisi a)
Vertikal
b)
Horizontal
c)
Transversal
d)
Mesio angular (miring ke mesial)
e)
Disto angular (miring ke distal)
f)Posi f) Posisi si yang menyampin menyamping g (misalnya (misalnya di dalam ramus, dan di dalam angulus)
b.
Keadaan erupsi a)
Erupsi penuh
b)
Erupsi sebagian
c)
Tidak erupsi sama sekali
d)
Dibawah mukosa
e)
Embedded (tertanam) dalam tulang
c.
Jumlah / keadaan akar a)
Gigi yang berakar satu
b)
Gigi yang berakar dua
c)
Gigi yang akarnya bersatu
d)
Apakah keadaan akarnya men meng guntungkan atau tidak
Sehingga dalam klasifikasi ini, semua keterangan harus ditulis : Cont Conto oh : Kla Klasi sifi fika kasi si
: a. a. Dis Disto to ang angular ular b. Erupsi + c. V3 (akar 3)
Diperhatikan juga letak gigi seluruhnya terhadap tulang dan gigi tetangganya. Misalnya Molar Dua karies (dilihat apakah gangreng atau tidak, dan bisa dirawat atau tidak). Karena keadaan pada gigi Molar Dua mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan. Contoh :
17
a) Gigi Gigi Mola Molarr Tiga Tiga angu angula larr ter terha hada dap p Molar Molar Dua. Dua. Maka Maka gigi gigi Molar Molar Dua perlu dicabut dan gigi Molar Tiga dibiarkan. b) b) Gig Gigi Molar lar Dua Dua dan dan Molar lar Tiga iga karie aries. s. Mak Maka gig gigi Mola Molarr Dua diekstraksi terlebih dahulu, kemudian ekstraksi gigi Molar Tiga. Pada keadaa keadaan n ini, ini, kadang kadang-ka -kadan dang g memerl memerluka ukan n pembuk pembukaan aan flep. flep. Hal ini tergantung dari banyaknya tulang yang mengelilingi gigi. c) Gigi Gigi Mola Molarr Dua Dua yang yang memi memili liki ki kari karies es pada pada bagi bagian an dist distal al.. Kar Karie iess tersebut terjadi akibat tekanan kronis dari gigi Molar Tiga. Maka gigi Molar Dua diekstraksi, kemudian gigi Molar Tiga diambil.
b. b. Peny Penyeb ebab ab Impa Impaks ksii dise diseba babk bkan an tida tidak k ters tersed edian ianya ya cuku cukup p ruan ruanga gan n pada pada rahan rahang, g, sehingga gigi molar tiga tidak memiliki tempat untuk tumbuh dengan normal.
c. Pera Perawa wata tan n 18
I. Indikasi Indikasi dan kontra kontra indikasi indikasi perawatan perawatan
Indikasi dan kontra indikasi sama dengan indikasi dan kontraindikasi perawatan umum untuk gigi impaksi.
II. Rencan Rencanaa perawa perawatan tan Rencana perawatan yang dilakukan pada impaksi gigi molar tiga adalah penga pengangk ngkatan atan gigi gigi molar molar tiga tiga terseb tersebut. ut. Gigi Gigi molar molar yang yang impaks impaksii atau tumb tumbuh uh mirin miring g tida tidak k berf berfun ungs gsii deng dengan an baik baik dalam dalam peng pengun unya yaha han n dan dan menyebabkan berbagai macam gangguan. Itulah mengapa gigi tersebut lebih baik diangkat daripada dipertahankan. Semakin cepat mengangkat gigi molar tiga impaksi akan semakin baik daripada harus menunggu sampai timbulnya komplikasi dan rasa sakit yang lebih lanjut. Bila Anda menunggu sampai timbul rasa sakit dan keluhan lainnya, resiko terjadinya komplikasi pada saat pengangkatan tentunya akan lebih lebih tinggi tinggi,, bahkan bahkan proses proses penyem penyembuh buhan an mungki mungkin n akan akan lebih lebih lama. lama. Semakin muda usia pasien, proses pengangkatan akan jauh lebih mudah dan proses penyembuhannya akan jauh lebih cepat. III. Prosedur Prosedur perawatan/ perawatan/prose prosedur dur operasi operasi
a. Anes Aneste tesi si Aneste Anestesi si yang yang diguna digunakan kan dapat dapat berup berupaa aneste anestesi si lokal lokal atau atau aneste anestesi si umum. Masing-masing anestesi memiliki keuntungan masing-masing. i.
Anestesi lokal : Bi Biasanya di dilakukan pa pada pe penderita ya yang memiliki keadaan umum baik atau normal, dan keadaan mental yang bai baik. k. Peng Penggu guna naan an anes aneste tesi si ini ini jaran jarang g terja terjadi di pend pendar arah ahan an karen karenaa digunakan juga vasokonstriktor.
ii. ii.
Anes Aneste tesi si umum umum : Digu Diguna naka kan n pad padaa pen pende deri rita ta yang yang geli gelisa sah h dan dan debi debill (retardasi mental). Penggunaan vasokonstriktor pada anestesi umum harus mendapat izin dari ahli anestesi.
b. b. Tekn Teknik ik oper operas asii
Membuat insisi untuk pembuatan flep Syarat-syarat pembuatan flep: o
Harus membuka daerah operasi dengan jelas
o
Insisi terletak pada jaringan yang sehat
o
Mempunyai basis yang cukup lebar, sehingga pengaliran
darah ke flep cukup baik Prosedur insisi: o
Di daerah distal Molar Dua sampai ke ramus, lakukan insisi
horizontal tegak lurus pada pinggir oklusal tulang alveolar dan ramus o
Dari Dari dist distal al Molar Molar Dua, Dua, kemu kemudi dian an insi insisi si semi semi vert vertik ikal al
sebelah mesial Molar Dua sampai ke forniks kira-kira mencapai apeks Molar Satu. Setelah kedua insisi dibuat dengan baik sampai ke tulang, maka muko muko perios periostea teall flep flep dibuka dibuka dengan dengan raspat raspatori oriun un dan kemudi kemudian an dita ditarik rik deng dengan an pena penari rik k pipi pipi.. Sete Setela lah h flep flep dibu dibuka ka,, maka maka akan akan tampak tampak tulang tulang dan kadang-kadang kadang-kadang juga terlihat terlihat giginya giginya sebagian. sebagian. Selanjutnya dilakukan pengambilan tulang yang menghalangi gigi tersebut.
Pengambilan tulang
19
Bila gigi yang terpendam tersebut seluruhnya dilapisi tulang, maka tulang dapat dibuang dengan bur. Bur yang dipakai adalah bur bulat dan tajam. Bur yang besar dengan nomor 3-5 dapat digunakan jika banyak tulang yang harus dibuang. Bur yang kecil digunakan untuk membuang tulang penghalang. penghalang. Lakukan Lakukan irigasi irigasi sambil sambil membor membor untuk mengurangi mengurangi panas yang timbul pada saat mengebor mengebor agar tidak terjadi nekrosis tulang. tulang. Setelah pengambilan tulang cukup, maka dicoba untuk mencongkel gigi keluar. Hal-hal yang harus diperhatikan : o
Gigi Gigi Molar Molar Tiga Tiga terpend terpendam am lebih lebih mengar mengarah ah ke lingua lingual. l.
Tulang bagian lingual tidak diambil, namun dilakukan modifikasi. Untuk mempercepat pengambilan gigi tersebut dapat dibuat suatu muko-osteo-flep di sebelah lingual.
20
Gambar 14.Pengambilan Tulang
Pengambilan gigi Cara atau teknik kerjanya tergantung pada posisi gigi, keadaan gigi, dan jaringan sekitarnya, Pengambilan gigi dapat dilakukan secara : o
Intoto (utuh)
Tulang Tulang yang yang mengel mengelilin ilingi gi gigi gigi diambi diambill secuku secukupny pnya, a, sehing sehingga ga didapatkan didapatkan cukup ruangan untuk dapat meletakkan meletakkan elevator elevator di bawah bawah korona korona.. Kemudi Kemudian an dengan dengan elevat elevator or terseb tersebut ut dilaku dilakukan kan gerakan mengungkit gigi tersebut. Jika gigi ini tidak bergerak dengan tekanan yang sedikit, maka dicari bagian tulang yang masih menghalangi. Kita tidak boleh
menc mencon ongk gkel el gigi gigi deng dengan an tena tenaga ga yang yang besa besarr teta tetapi pi beru berusa saha ha menggerakkan gigi dengan tekanan minimal. Bila mahkota gigi terpendam terpendam belum bisa digerakkan digerakkan dan terletak di bawah mahkota gigi Molar Dua, maka tulang alveolar pada bagia bagian n distal distal Molar Molar Tiga Tiga diambi diambill lebih lebih banyak banyak.. Sehing Sehingga ga gigi gigi Molar Tiga dapat dicongkel ke arah distal. Jika Jika tula tulang ng yang yang diam diambi bill telah telah cuku cukup p tetap tetapii gigi gigi belu belum m bisa bisa dikeluarkan, maka mungkin masih terdapat tulang atau akar gigi yang menghalangi. o
In separasi (terpisah)
Pada Pada metode metode ini, ini, pengam pengambil bilan an gigi gigi impaks impaksii dilaku dilakukan kan dengan dengan membua membuang ng sediki sedikitt tulang tulang.. Gigi Gigi yang yang impaks impaksii terseb tersebut ut diambi diambill dengan cara diambil sebagian-sebagian (dibelah terlebih dahulu). Sehingga dengan metode ini, pembuangan tulang bagian distal Mola Molarr Tiga Tiga dapa dapatt dimi dimini nima mali lisi sirr dan dan gigi gigi diam diambi bill sepo sepoto tong ng-sepotong dengan elevator, kemudian dikeluarkan dengan tang sisa akar. Pengambilan Pengambilan dengan metode ini jangan jangan dipaksakan dipaksakan karena dapat 21 menyebabkan fraktur tulang rahang atau fraktur Molar Dua. Pada gigi Molar Tiga dengan posisi vertikal (biasanya dihalangi oleh ramus asenden mandibula), dibutuhkan pengambilan tulang lebih banyak jik jikaa meng mengam ambi bill seca secara ra into intoto to.. Oleh Oleh karen karenaa itu, itu, hal-h hal-hal al yang yang perl perlu u diperhatikan : o
Apakah Molar Tiga tersebut dibiarkan karena diharapkan
dapat tumbuh normal. Sebelumnya dilakukan pembuangan tulang terlebih dahulu. o
Molar Tiga diambil.
Selain itu keadaan antagonisnya juga harus diperhatikan, yaitu: o
Apakah antagonisnya ada
o
Apakah antagonisnya berada pada posisi yang baik
o
Apakah gigi ini dapat tumbuh sempurna mencapai oklusi normal. Hal ini dilihat dari jarak ramus asenden dengan batas distal Molar Dua. Bila jarak tepi antara ramus dan dinding distal gigi Molar Dua tampak tidak cukup walaupun Molar Tiga pada posisi vertikal, maka Molar Tiga tersebut diambil dan sebaiknya gigi antagonisnya (MolarTiga maxila) juga diambil.
Jika Jika ruanga ruangan n yang yang dibutu dibutuhka hkan n untuk untuk gigi gigi Molar Molar Tiga Tiga tampak tampak kura kurang ng sedi sediki kit, t, maka maka perl perlu u dipe diperh rhat atik ikan an gigi gigi-g -gig igii pada pada regio regio depannya, yaitu:
Apakah gigi pada regio depannya berjejal. Untuk kasus ini, diperlukan kerja rjasama deng engan bagi agian Orthodonsia. Contoh: gigi Premolar diambil, sehingga didapatkan tempat yang cukup untuk Molar Tiga. Namun, selain itu juga perlu dilihat keadaan antagonisnya.
Bila Bila gigi gigi Mola Molarr Tiga Tiga ini ini diam diambi bill kemu kemung ngki kina nan n berjejalnya gigi pada regio depannya dapat tertolong
22
Gambar 15.Teknik separasi
Catatan : Setela Setelah h flep flep dibuka dibuka,, pertim pertimban bangka gkan n jumlah jumlah tulang tulang yang yang akan akan dibuang. Bila pengambilan dilakukan secara intoto, pengambilan tulang akan akan terlal terlalu u banyak banyak.. Sehing Sehingga ga dilaku dilakukan kan pengam pengambil bilan an dengan dengan teknik teknik separasi. Bila tulang terlalu banyak dibuang, kemungkinan dapat merusak kanalis Mandibularis.
Pembersihan luka Setelah gigi dikeluarkan, soket harus benar-benar dibersihkan dari sisa-sisa tulang bekas pengeboran. Folikel dan sisa enamel organ harus dibersihkan atau dibuang karena jika masih tertinggal dapat menyebabkan kista residual. Tepi tulang yang runcing harus dihaluskan dengan bur atau bone-file. Kemudian dibersihkan dengan semprotan air garam fisiologis 0,9% 0,9% agar agar peca pecaha han n part partik ikel el-p -par arti tike kell tula tulang ng dapa dapatt kelu keluar ar semu semua. a. Selanjutnya dihisap dengan suktor. Kemudian alveolus dapat diisi dengan : o
Terragas (drain)
o
White head varnish
o
Vasenol
o
Bubuk sulfa
IV. Intruksi Intruksi pasca perawatan perawatan Bila sudah bersih, flep dikembalika dikembalikan n pada tempatnya tempatnya dan dijahit. Pasien dapat diberikan obat-obatan seperti antibiotik, analgetik, anti-inflamasi, dan vitamin (sebagai tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh). Pasien diberikan petunjuk tertulis yaitu: o
Pasien Pasien tidak tidak boleh boleh berkum berkumur-k ur-kumu umurr selama selama 24 jam dan terus terus
menggigit tampon o
Tamp Tampon on haru haruss diga digant ntii deng dengan an tang tangan an yang yang bers bersih ih bila bila masi masih h
berdarah o
Pasien harus istirahat yang cukup
o
Tampon steril yang diletakkan pada daerah luka harus dibuang
setelah setengah jam karena dapat menyebabkan infeksi. Jika masih terjad terjadii perdar perdaraha ahan, n, maka maka pasien pasien terseb tersebut ut harus harus datang datang kembal kembalii ke rumah sakit untuk diganti tamponnya o
Bila Bila terja terjadi di perd perdar arah ahan an di ruma rumah, h, maka maka pasi pasien en disu disuru ruh h tidu tidur r
dengan kepala agak ditinggikan Hal-hal yang dilakukan bila terjadi pendarahan: o
Membersihkan luka
o
Mencari penyebab
23
o
Pemberian hemostatika
Pada Pada keesok keesokan an hariny harinya, a, pasien pasien dapat dapat berkum berkumur-k ur-kumu umurr dengan dengan obat obat kumur atau air gara hangat, dianjurkan setiap habis makan. Pasien harus memaka memakan n makana makanan n yang yang lunak lunak dan bergiz bergizi. i. Kemudi Kemudian an pasien pasien kembal kembalii melaku melakukan kan kontro kontroll setiap setiap hari hari sampai sampai jahita jahitan n dibuka dibuka,, luka luka dibers dibersihk ihkan an dengan air garam fisiologis atau aquadest. Selanjutnya diolesi dengan iodine 1-3 % atau gentran. Setelah 5 hari jahitan dibuka. II.7.1.B.Gigi Molar Tiga (M3) Maksila a. Klas Klasifi ifika kasi si Molar Molar tiga tiga maksil maksilaa dapat dapat diklas diklasifi ifikas kasika ikan n keadaa keadaan n impaks impaksiny inyaa atas atas 3 yaitu yaitu berdasarkan : 1.
Hubun ubunga gan n ata atau u rel relas asii dala dalamn mnya ya gig gigi ter terpe pen ndam dam dal dalam am tula tulang ng..
2. Berdasarkan posisi yaitu perbandingan posisi aksis molar tiga dengan aksis molar dua. 3. Hubun ubunga gan n den denga gan n sin sinu us mak maksi sila lari riss sep seper erti ti kla klasi sifi fik kasi asi seca secara ra um umum untuk gigi yang impaksi diatas 24
b. b. Peraw Perawat atan an I. Indika Indikasi si dan dan kontra kontra indi indikas kasii perawat perawatan an Indikasi dan kontra indikasi sama dengan indikasi dan kontraindikasi perawatan umum untuk gigi impaksi.
II. II. Renc Rencan anaa pera perawa wata tan n Perawatan yang akan dilakukan setelah gigi diketahui impaksi adalah dengan pencabutan secara pembedahan.
III. Prosed Prosedur ur perawa perawatan tan/pr /prose osedur dur operas operasii Banyak kesamaan dengan Molar tiga mandibula, tapi ada perbedaannya yang penting pada pengambilan Molar tiga maksila ini, yaitu adanya faktor yang yang memper mempermud mudah ah dan memper mempersul sulit it pekerj pekerjaan aan diband dibanding ingkan kan dengan dengan pengambilan Molar tiga Mandibula. Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan gigi M3 impaksi maksila:
Spuit injeksi untuk melakukan anastesi
Skalpel untuk membuat desain flap dan membuka flap
Elevator Elevator bengkok bengkok untuk untuk menggeser menggeser gigi dan fragmen akar menjauhi titik tumpu dari alat ini. Elevator bengkok dapat dibagi menjadi: •
Elevator Miller
Gambar 16.Elevator Miller Elevator potts
•
Gamb Gambar ar potts
17.E 17.Ele leva vato tor r
Elevator miller dan potts digunan untuk menggeser gigi impaksi ke 25 disto-bukal. •
Elevator Cryer
Gambar 18.Elevator Cryer Elev Elevato atorr cryer cryer berg bergun unaa untu untuk k memb memban antu tu meng mengam ambi bill M3 maks maksil ilaa impaksi, ujung akar dan fragmen sebagai tambahan untuk tindakan operasi impaksi.
Tang rahang atas Tang yang digunakan adalah tang bayonet karena desain bayonet memberikan keuntungan tertentu yaitu menghindari terjepitnya bibir pada waktu melakukan melakukan pencabuta pencabutan. n. Fungsinya Fungsinya sama dengan tangtang mandibula yaitu untuk menghantarkan tekanan terkotrol pada gigi, dilatasi alveolus, luksasi.
Jarum Lane Untuk menjahit flap dengan benang.
Needle holder Untuk memegang jarum dalam menjahit flap.
Tahap-tahap dalam pencabutan pencabutan gigi molar tiga impaksi maksila:
1. Sedasi Persyaratan pertama untuk keberhasilan pembedahan gigi impaksi adalah pasien yang relaks dan anastesi lokal yang efektif atau pasien yang teranastesi dengan selamat. Seringkali anastesi umum merupakan pilihan yang cocok untuk pembedahan impaksi. Anastesi yang dipakai yaitu pleksus anastesi dan sub mukus infiltrasi anastesi. 2. pem pembuka bukaan an flap flap Flap Flap haru haruss dide didesa sain in deng dengan an baik baik dan dan dala dalam m ukur ukuran an yang yang cukup.Insisi di bagian oklusal tuber maksila yang berjalan ke anterior kemudian kemudian melanjut ke bukal bukal molar dua dan dilanjutkan dilanjutkan dengan dengan insisi insisi verikal ke anterior di sebelah bukalmolar satu. Setelah insisi selesai buka muko perios flap dan kemudian flap dipegang dengan pinset chirur chirurgis gis,, untuk untuk meliha melihatt gigi gigi atau atau tulang tulang maka maka diperg diperguna unakan kan kaca kaca mulut karena sukar dilihat langsung, dismpang itu penerangan harus cukup baik. 26
Gambar 19.Pembukaan Flap 3. Peng Pengam ambi bila lan n tulan tulang g Pengam Pengambil bilan an tulang tulang tidak tidak begitu begitu sukar sukar oleh oleh karena karena tubero tuberosit sitas as maksila maksila lebih poreus daripada tulang mandibula. mandibula. Dengan memakai pahat dan tokokan minimal saja sudah putus atau dengan memakai bur juga lebih mudah membuangnya. Pada pembungan tulang harus diperhatikan betul, jangan sampai bagia bagian n gigi gigi atau tulang tulang tertol tertolak ak masuk masuk ke dalam dalam sinus sinus maksil maksilari aris. s. Tulang yang dibuang adalah bagian bagian bukal, oklusal, oklusal, distal. Yang tidak boleh dibuang adalah bagian palatianal. Pada rahang atas pengambilan sering digunakan dengan elevator lurus yang digunakan sebagai pencungkil tulang atau dengan osteotom dan tekanan tangan. Kadang-kadang tulang ini mudah dikupas dengan
menggunakan elevator periosteal #9 atau elevator lurus yang kecil, untu untuk k meny menyin ingk gkap ap foli folike kell di bawa bawahn hnya ya.. Untu Untuk k meli melihat hat anat anatom omii mahkota dan untuk menentukan sumbu panjang gigi impaksi, folikel dihilangk dihilangkan an sebagian sebagian dengan dengan menggunak menggunakan an elevator elevator periosteal periosteal atau elevator lurus dan hemostat kecil. Sekali jalan masuk ke M3 impaksi cuku cukup p untu untuk k mema memasu sukk kkan an elev elevato atorr mill miller er atau atau pott pott pada pada serv servik ik,, pengungkitan ke distal-bukal bisa dilakukan. 4. Pemo Pemoto tong ngan an yang yang teren terencan canaa Gigi Gigi mola molarr tiga tiga impa impaks ksii maks maksil ilaa jaran jarang g dike dikelu luar arka kan n deng dengan an pem pemot oton onga gan. n. Jika Jika pemo pemoto tong ngan an M3 maks maksil ilaa atas atas yang yang impa impaks ksii diperlukan, biasanya mahkota dipotong agar akat dapar digerakkan ke bukal-oklusal. 5. Peng Pengel elua uara ran n gig gigii Setela Setelah h gigi gigi impaks impaksii bebas bebas dari dari tulang tulang sekita sekitarny rnya, a, kita kita harus harus membuat ruangn yang cukup bagi bein atau elevator supaya dapat masuk diantara gigi dan tulang alveolus agar dapat menolak gigi ke arah oklusal. Pada waktu mengeluarkan gigi, harus hati-hati jangan sampai gigi terlepas dan masuk kekerongkongan karena dapat mengganggu/menyumbat mengganggu/menyumbat seluruh pernafasan. 27 Dengan anastesi umum, lebih mudah karena kerongkongan sudah ditutup dengan kasa. 6. Pemb Pember ersi siha han n luk lukaa Setelah gigi keluar, maka dilakukan penghalusan tulang alveolus yang tajam, sisa-sisa folikel dibersihkan seluruhnya. Kegagalan untuk melakukan melakukan hal ini bisa mengakibat mengakibatkan kan penyebuha penyebuhan n yang lama dan perkembangan patologis dari sisa epitel odontogenik. Setelah folikel dibersihkan, alveolus diirigasi dengan saline dan periksa dengan teliti. Kemudian diletakkan tampon. 7. Pen Penutu utupan pan luk luka Flap Flap dike dikemb mbal alik ikan an dan dan dijah dijahit it.. Penj Penjah ahit itan an dila dilaku kuka kan n untu untuk k menaha menahan n kedua kedua tepi tepi potong potongan an jaring jaringan an lunak lunak sehing sehingga ga memban membantu tu penyembuh penyembuhan, an, untuk menahan jaringan jaringan lunak yang longgar, longgar, untuk untuk memini meminimalk malkan an kontam kontamina inasi si terhada terhadap p debris debris makana makanan n dan untuk untuk menghambat pendarahan. Penjahitan dapat dilakukan dengan benang hita hitam m steri sterill dan dan dapa dapatt dipi dipilah lah jahi jahita tan n ‘terp ‘terput utus us’’ (inte (interru rrupt pted ed0 0 sederhana atau jahitan matras horizontal. Jarum yang digunakan jarum Lane yang dipegang dengan alat pemegang jarum (needle holder). Gigi molar tiga yang impaksi impaksi pasti menimbulkan menimbulkan masalah di kemudian kemudian hari. Masalah Masalah yang umumnya timbul yaitu: 1. Karies gigi. gigi. Gigi molar tiga yang yang tumbuh tumbuh ke arah gigi molar dua (dengan (dengan posisi posisi mahkota mahkota yang miring dan bersandar pada mahkota gigi molar dua), menyebabkan sisa makanan dan
plak mudah menumpuk di tempat tersebut. Akibatnya gigi-gigi tersebut akan lebih mudah terkena karies akibat sulitnya pembersihan pada daerah tersebut. 2. Infek Infeksi si gusi gusi.. Pada Pada gigi gigi mola molarr tiga tiga yang yang hany hanyaa tumb tumbuh uh seba sebagi gian an di atas atas gusi gusi,, akan akan menyebabkan mudah masuknya makanan ke celah gusi dan berkumpulnya bakteri di tempat terseb tersebut. ut. Ini akan akan menyeb menyebabk abkan an terjad terjadiny inyaa infeks infeksii pada pada gusi, gusi, sehing sehingga ga tampak tampak adanya adanya pembengkakan gusi pada daerah tersebut, rasa sakit, dan bau mulut. Bahkan pada infeksi yang cukup berat dapat menyebabkan kesulitan dalam membuka mulut.
Gambar 20.Impaksi molar tiga menyebabkan menyebabkan infeksi gusi diatasnya
3. Rasa sakit sakit dan kerusakan kerusakan pada gigi molar molar dua karena tertekan tertekan gigi molar molar tiga.
28
Gambar 21.Gigi molar tiga mendesak gigi molar dua
4. Berjejalnya Berjejalnya gigi lain dalam dalam lengkung lengkung rahang. rahang. Karena pada saat saat gigi molar tiga bergerak bergerak untuk tumbuh, gigi-gigi lain akan terdorong oleh gerakan gigi molar tiga tersebut. 5. Pada Pada bebe beberap rapaa kasu kasus, s, gigi gigi molar molar tiga tiga yang yang dibi dibiar arka kan n dala dalam m kead keadaan aan impa impaks ksii dapa dapatt menyebabkan terbentuknya kista dan menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada rahang dan gigi tetangganya.
Gamb Gambar ar 22. 22. Impa Impaks ksii gigi gigi mola molarr tiga tiga meny menyeb ebab abka kan n terbentuknya kista
II.7.2. Gigi Kaninus (C) Ii.6.1.A. Gigi Kaninus (C) Maksila a. Klas Klasifi ifika kasi si Menurut acher
Klas Klas I
: Gigi Gigi bera berada da di pala palatu tum m den denga gan n posi posisi si hori horizo zont ntal al,, ver verti tika kall atau atau semi vertikal
Klas Klas II II
: Gigi Gigi bera berada da dib dibuk ukal al,, den denga gan n pos posis isii hori horizo zont ntal al,, vert vertik ikal al ata atau u semi semi vertikal
Klas Klas III
: Gigi Gigi deng dengan an posi posisi si meli melint ntan ang, g, koro korona na dip dipal alat atin inal al,, akarn akarnya ya mela melalu luii atau berada diantara akar-akar gigi tetangga da apeks berada disebelah labial atau bukal dirahang atas atau sebaliknya
Klas Klas IV IV
: Gigi Gigi berad beradaa verti vertika kall di pros proses essu suss alve alveol olar aris is dia diant ntar araa gigi gigi ins insis isiv ivus us dan premolar
Klas Klas V
: Impa Impaks ksii kan kanin inus us bera berada da pada pada eden edento tolo lous us (rah (rahan ang g yan yang g omp ompon ong) g)
b. b. Peraw Perawat atan an I. Indikasi Indikasi dan kontra kontra indikasi indikasi perawatan perawatan Indikasi pe pengambilan
: Bi Bila me menimbulkan ra rasa ti tidak ny nyaman
Kontrai Kontraind ndika ikasi si penga pengambi mbilan lan
: Masih Masih dapat dapat dira dirawat wat dan dan dapa dapatt berok beroklus lusii normal
II. Rencan Rencanaa perawa perawatan tan Sangat Sangat bergantung bergantung dengan dengan indikasi indikasi dan kontraindi kontraindikasi, kasi,jika jika indikasiny indikasinyaa menimbulkan rasa yang tidak nyaman atau menjadi patologi tindakan yang harus diambil adalah pencabutan secara bedah jika memungkinkan.
III. Prosedur Prosedur perawatan/p perawatan/prosed rosedur ur operasi Teknik perawatan/pencabutan secara bedah dapat dilakukan dengan beberapa pertimbangan antara lain : 1. Berdasarkan klasifikasinya :
Kelas I impaksi diambil dari palatinal karena kedudukannya dekat dengan palatinal Kelas II impaksi diambil dari labial atau bukal Kelas III impaksi diambil dari arah koronal atau oklusal 2.
Berdasarkan lokasinya
1. Impaksi Impaksi gigi caninus caninus rahang rahang atas dipalata dipalatall - Flap envelope envelope yang diangk diangkat at dari leher-leher leher-leher gigi disebelahny disebelahnyaa - Jika diperlukan jalan masuk tambahan, maka bisa ditambah dengan insisi serong anterior - Tulang Tulang diambil diambil dengan dengan bur bur dan chisel chisel
29
- Buat rencana rencana pemotongan pemotongan gigi dengan dengan dengan mengambil mengambil mahkotanya mahkotanya dahulu kemudian menggeser akar keruang bekas mahkota - Apabila mahkota tidak bisa dikeluarkan, dilakukan pemecahan lagi dalam arah memanjang searah dengan sumbu gigi - Sesudah Sesudah pengeluaran pengeluaran gigi daerah bekas bekas operasi diirigasi diirigasi dengan dengan larutan saline, diamati dan tepi-tepi tulang dihaluskan. 2. Impaksi gigi kaninus rahang atas di labial atau fasial. Caranya : - flap envelope envelope semilun semilunar ar atau retangular retangular fasial fasial - biasanya mahkota menonjol dan pengambilan tulang bukal dilakukan dengan elevator lurus yang kecil unyuk oeng
II.7.1.B. Gigi Kaninus (C)Mandibula a. Klas Klasifi ifika kasi si 1. Level A Mahkota gigi kaninus terpendam brada di servikal line gigi sebelahnya 2. Level B Mahkota gigi ksnonus terpendam berada di antara garis servikal da apikal akar gigi disebelahnya 3. Level C Mahk Mahkot otaa gigi gigi kani kaninu nuss terp terpen enda dam m bera beradi diaa diba dibawa wah h apik apikal al akar akar gigi gigi 30 sebelahnya
Gambar.23.Gigi kaninus atas yang impaksi
b. b. Etio Etiolo logi gi 1. Kond Kondis isii pato patolo logi giss 2. Infeksi 3. Pers Persis iste tens nsii gig gigii sus susu u 4. Space Space yan yang g tidak tidak men mencu cuku kupi pi 5. Supe Supern rnum umer erary ary teet teeth h 6. Premat Premature ure loss loss dari dari gigi gigi desis desisui ui
7. Tumo Tumor, r,ki kist staa dan dan trau trauma ma
c. Pera Perawa wata tan n I. Indikasi Indikasi dan kontra kontra indikasi indikasi perawatan perawatan Kontra indikasi perawatan gigi caninus mandibula yang impaksi sama dengan perawatan gigi caninus maksila.
II. Rencan Rencanaa perawa perawatan tan Sangat bergantung bergantung dengan dengan indikasi indikasi dan kontraindi kontraindikasi,j kasi,jika ika indikasiny indikasinyaa menimbulkan rasa yang tidak nyaman atau menjadi patologi tindakan yang harus diambil adalah pencabutan secara bedah.
III. Prosedur Prosedur perawatan/p perawatan/prosed rosedur ur operasi 1. Foto rontgen Dari hasil gambaran radiografis dapat kita pelajari : klasifikasi, relasi dengan gigi tetangga, kurvatura akar 2. Tent Tentuk ukan an rencan rencanaa kerj kerjaa ses sesua uaii kla klasi sifi fika kasi siny nyaa 3. Tent Tentuk ukan an tipe tipe flap flap yang yang akan akan dibu dibuat at Catatan : hati-hati dengan foramen mentalis 4. Impaksi gigi kaninus RB biasanya diambil dari sebelah labial 5. Bent Bentuk uk flap flap yang yang dap dapat at dip dipil ilih ih : seg segit itig igaa dan dan trap trapez eziu ium m 6. Pada Pada pemb pembuan uangan gan tulang tulang harus harus hati-h hati-hati ati,, janga jangan n samp sampai ai mengen mengenai ai foramen mentalis 7. Bila Bila gig gigii lebi lebih h ke dis dista tal, l, kit kitaa harus harus mem membe beba bask skan an foram foramen en mentalis. Caranya dengan bebaskan tulang bagian bukal, kemudian nervus bersama arteri kita keluarkan dari kanalis rahang bawah 8. Kemu Kemudi dian an buan buang g tul tulan ang g dis disek ekit itar ar gigi gigi ters terseb ebut ut 9. Gigi diambil 10. Sesudah pengeluaran gigi daerah bekas operasi diirigasi dengan larutan saline, diamati dan tepi-tepi tulang dihaluskan
II.7.3. Gigi Premolar (P) a. Etiologi Impaks Impaksii Premol Premolar ar sering sering terjadi terjadi karena karena pencab pencabuta utan n premat prematur ur dari dari gigi gigi molar desidui. Dibanding gigi Premolar satu lebih sering terjadi pada gigi Premolar dua oleh karena Premolar dua lebih lama erupsinya. Premolar Maksila Terpendam
31
Impaksi pada Premolar mandibula lebih sering mengarah ke lingual dari pada ke bukal, sedangkan pada maksila lebih sering ke palatinal daripada ke bukal. Letaknya lebih sering vertikal, daya erupsinya lebih besar. Jika korona belum belum nampak nampak di rongga rongga mulut dan gigi gigi terleta terletak k di arkus arkus dental dentalis is maka maka pengambilan gigi diambil dari bukal. b. Teknik Teknik pengam pengambil bilan an seca secara ra intot intoto o Dalam Dalam memi memili lih h cara cara inse insepa para rasi si atau atau cara cara into intoto to kita kita liha lihatt teba teball atau atau tidaknya tulang sebelah bukal yang menutupi gigi. Jika tulang sebelah bukal tebal, kita ambil secara inseparasi dan harus hati-hati sebab antara Premolar satu dan Premolar dua ada foramen mentalis. Apabila letak gigi lebih mengarah ke lingual maka kita mengambilnya dari sebelah lingual ( bentuk flep segitiga, ahti-hati jangan sampai mengenai arterie lingualis ). Dari sebelah sebelah lingua linguall tulang tulang tidak tidak perlu perlu terlalu terlalu banyak banyak diambi diambil, l, sebab sebab biasanya gigi terletak di bawah mukosa. Premolar Maksila Terpendam 32
Pengambilannya sesuai dengan gigi kanisus (bila letak gigi di sebelah platina1, diambil dari platinal) dan sebagainya.
II.7.4.Gigi Insisivus (I) a. Prevalensi Gigi insisivus yang memiliki prevalensi impaksi le bih tinggi adalah insisivus sentral RA b. Etiologi 1.
Obstruk ruksi ya yang me menyebabkan te terjadi adinya imp impaks aksi i. gigi gigi supern supernume umerary rary ii. ii. odon odonto toma ma iii. posisi posisi ektopik ektopik pada pada benih benih gigi gigi
2.
i. ii. iii. iii. iv. iv.
c. Perawatan
Gigi impaksi yang disebabkan oleh trauma terhamb terhambatn atnya ya perba perbaika ikan n jaring jaringan an lunak lunak yang yang semest semestiny inyaa dilaserasi perk perkem emba bang ngan an gigi gigi yg terta tertaha han n intr intrus usii traum traumati aticc akut akut (luks (luksas asii intru intrusi si))
I. Pertimbang Pertimbangan an sebelum sebelum perawatan perawatan 1. persia persiapka pkan n spac spacee yang yang cukup cukup untuk untuk gigi gigi dalam dalam lengku lengkung ng rahang rahang 2. peny penyeb ebab ab dari dari erup erupsi si (bia (biasa sany nyaa supern supernum umera erary ry toot tooth) h) haru haruss dihilangkan
II. Rencan Rencanaa perawa perawatan tan Penatalaksanaan :
teknik pengambilan dari palatinal teknik pengambilan dari labial
III. Prosedur Prosedur perawatan/ perawatan/prose prosedur dur operasi operasi Tahap-tahap : 1. pembuk pembukaan aan flap 2. tulang yang mengelilingi sekitar mahkota gigi diambil dengan bur atau chisel, tulang-tulang yang menghalangi juga diambil. Gigi dijepit dengan tang sisa akar kemudian dikeluarkan 3. bersihkan bersihkan luka luka dan jahit pada pada posisi posisi semula 4. bila gigi tidak dapat dapat keluar, gigi diseparasi diseparasi,, korona dipisah dipisah dari radiks dan diambil. 33 5. beri tampon. Untuk menjaga menjaga kebersihan luka operasi dan supaya supaya lebih cepat sembuh Adapula teknik lain yang dilakukan pada penanganan impaksi tanpa melakukan pencabutan dengan pembedahan yaitu dengan teknik bedah dan orthodonsi ,jika ditemukan kondisi sebagai berikut : pemeriksaan ekstra oral -
anak mengalami mengalami tahapan tahapan gigi gigi campuran campuran yang terjadi terjadi dini OH jele jelek k Hubungan Hubungan molar kelas II angle angle Overje Overjett 3mm dan dan overbi overbite te 4 mm
Radiografis panoramik - Kedua gigi gigi insisivus insisivus sentralis maksila maksila mengalami mengalami impaksi impaksi - Penyebab : 2 gigi supernumerari yang impaksi dan terletak pada arah kedua gigi insisivus erupsi - Kedua gigi gigi insisivus insisivus sentralis maksila maksila yang mengalami mengalami impaksi impaksi tersebut berada dalam posisi vertikal dan gigi supernumerari terletak diantara mahkota kedua gigi tersebut
Rencana Perawatan Pembedahan Dan Orthodosi
- Ekst Ekstrak raksi si gig gigii - Penarikan Penarikan kedua gigi insisivus insisivus sentralis sentralis dan memfiksasiny memfiksasinyaa dengan perawatan orthodontik - Buka Buka flap mukop mukoperio erioste steal al - Angkat Angkat gigi gigi supernum supernumera erari ri - Agar gigi insisivus sentralis maksila yang impaksi dapat terlihat, maka sejumlah tulang diangkat dengan menggunakan bur bulat - Traksi orthodontik orthodontik dari kedua gigi insisivus sentralis sentralis yang impaksi dilakukan dengan menggunakan alat lepasan maksila yang terdiri dari “high labial arch wire” - Ketika kedua gigi insisivus tersebut telah mencapai dataran oklusal, alat yang diaplikasikan pertama kali dilepas dan dipasang alat orthodontik - Memperbaiki Memperbaiki hubung hubungan an molar kelas ii dan membuka membuka ruang ruang untuk erupsi gigi-gigi permanen di rahang atas lainnya - 5 bulan kemudian -> hubungan molar kelas I - Total waktu waktu perawata perawatan n adalah adalah 32 bulan bulan - Kedua gigi gigi insisivus insisivus sentralis maksila maksila telah berada pada posisiny posisinyaa dilengkung rahang, overbite, over jet dan hubungan antar cusp yang normal tercapai - Hubungan kaninus kelas I dan hubungan molar tercapai - Setelah perawatan selesai - Insisivus Insisivus baik pada posis posisinya inya - Memiliki Memiliki kontur kontur gingiva yang yang baik dan attached attached gingiva gingiva yang lebarnya normal 34 - Radiografis pasca perawatn menunjukkan tidak ada kehilangan tulang periodontal, resorbsi akar minimal dan bentuk akar normal pada kedua gigi insisivus sentralis yang posisinya lebih baik.
IV. Perawatan pasca bedah
Beri obat-obatan analgetik, anti inflamasi dan vitamin. Setelah 2 hari pasien dikontrol, dilakukan pembersihan luka dan setelah 5-7 hari jahitan dapat dibuka.
Gambar.24. Impaksi gigi insisicus sentralis
II.8. Komplikasi-Komplikasi Yang Dapat Terjadi Pasca Pengambilan Gigi Impaksi
Resp Respon on pasi pasien en tert terten entu tu dian diangg ggap ap kela kelanj njut utan an yang yang norm normal al dari dari pemb pembed edah ahan an,y ,yait aitu u pendarahan pendarahan,rasa ,rasa sakit,edem sakit,edema.Tetap a.Tetapii apabila apabila berlebihan, berlebihan,perlu perlu dipikirkan dipikirkan lagi apakah apakah termasuk termasuk morbiditas yang biasa ataukah komplikasi. Tanpa memandang pengalaman operator,kesempurnaan persiapan dan keterampilan,komplikasi masih bisa terjadi pada situasi perawatan tertentu.Karena itu komplikasi tertentu kadang-kadang tidak terhindarkan,tetapi kita harus dapat menangani komplikasi itu jika mungkin. II.8.1.Komplikasi-Komplikasi Yang Dapat Terjadi Pada Pengambilan Gigi Terpendam Di II.8.1.Komplikasi-Komplikasi Rahang Atas. 1. Terbukanya jahitan 2. Parastesi 3. Rasa sakit adalah hal hal yang normal bila bila rasa sakit itu berlangsung + 3 hari Bila rasa sakit ini timbul setelah 3 hari maka dikhawatirkan terjadi “ Dry socket “. 4. Pembengkakan 5. Parastesi regio yang diinervasi nervus (nervus terpotong parastesi berlangsung lama ). 6. Bibir, mukosa mulut terluka oleh gesekan dari alat retraksi mulut. 7. Kerus Kerusak akan an pada pada muko mukosa sa,, misa misaln lnya ya wakt waktu u jahi jahita tan n terbu terbuka ka dan dan terja terjadi di infla inflama masi si sekitarnya. 8. Fraktur pada prosesus alveolaris. 9. Molar dua yang terkena trauma sehingga dapat menjadi : - gangren - nekrose - goyang 10. Osteomyelitis 11. Perforasi sinus biasanya pada gigi-gigi C & P atas 12. Masuknya gigi terpendam ke dalam sinus maksilaris 13. Pada pengmbilan kaninus terjadi patahnya insisivus dua atau Premolar satu.
II.8.2.Komplikasi-Komplikasi Yang Dapat Terjadi Pada Pengambilan Gigi Terpendam Di II.8.2.Komplikasi-Komplikasi Rahang Bawah. 1. 2.
Frakt aktur ma mandibula Pendar Pendaraha ahan, n, terluka terlukanya nya arteri arteri alveol alveolaris aris inferi inferior or
35
3. 4. 5. 6.
Bekerja Bekerja tidak tidak bersih bersih sehingga sehingga dapat dapat menjadi menjadi kista kista yang yang berlanj berlanjut ut enjadi enjadi tumor. tumor. Bekerj Bekerjaa tidak tidak bers bersih ih dapa dapatt menye menyebab babkan kan osteom osteomilit ilitis is Traua pada gigi m2 Terluk Terlukany anyaa n. Alveo Alveolar laris is inferi inferior or sehin sehingga gga terj terjadi adi pares parestes tesii
BAB III PENUTUP
III.1.Kesimpulan Gigi impaksi atau gigi terpendam adalah gigi yang erupsi normalnya terhalang atau terhambat,biasanya oleh gigi didekatnya atau jaringan patologis sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang normal didalam deretan susunan gigi 36 geligi lain yang sudah erupsi. Penyebab atau etiologi gigi impaksi ada banyak hal,namun umumnya dikarenakan kurang kurangnya nya tempat tempat untuk untuk erupsi erupsi bagi bagi gigi gigi tersebu tersebutt dalam dalam lengku lengkung ng rahang rahang,se ,sehin hingga gga erupsinya terhalang dan mengganggu gigi tetangga. Penega Penegakan kan diagno diagnose se untuk untuk gigi gigi impaks impaksii dilaku dilakukan kan dengan dengan anamne anamnes, s, Riwayat Medik,Pemeriksaan klinik,Palpasi dan ditunjang dengan Pemeriksaan radiografi. Pengkl Pengklasi asifik fikasi asian an gigi gigi impaks impaksii bagi bagi masing masing-mas -masing ing gigi berbeda, berbeda,tuj tujuan uan pengklasifikasian gigi ini adalah untuk membantu dokter gigi dalam melakukan perawatan gigi impaksi. Gigi yang prevalensinya tinggi untuk impaksi berdasarkan urutannya adalah gigi molar ketiga mandibula,maksila,kaninus atas dan kaninus bawah,premolar atas,premolar bawah dan insisivus sentral atas. Teknik pencabutan pada masing-masing gigi yang impaksi memang berbeda tapi secara garis besar memiliki tahapan yang sama.
III.2.Saran Apabil Apabilaa ada gigi gigi geligi geligi yang yang belum belum erupsi erupsi pada pada masa masa erupsi erupsinya nya sebaik sebaiknya nya dikonsultasikan ke dokter gigi kemungkinan gigi tersebut impaksi. Gigi yang impaksi impaksi sebaiknya dilakukan dilakukan pencabutan pencabutan jika menimbulkan menimbulkan keluhan dan potensial menimbulkan penyakit bagi gigi tetangga dan jaringan disekitarnya.
Sebelum Sebelum melakukan melakukan pencabutan pencabutan dengan pembedahan pembedahan pada gigi impaksi seorang seorang operator harus benar-benar menguasai anatomi,alat dan teknik dalam pembedahan. Dalam pembedahan untuk mengeluarkan gigi impaksi harus dilakukan dengan atraumatis dan se asepsis mungkin untuk mendukung keberhasilan dalam perawatan gigi impaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Pedersen,Gordon W. Buku Buku Ajar Bedah Mulut Editor Drg.Lilian Yuwono .1996.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC. Gans,Benjamin.J. Atlas .1972.Cv.Mosby Company. Atlas Of Oral Surgery.1972.Cv.Mosby Itjingningsih W.H. Anatomi Anatomi Gigi .1995.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kamus Kedokteran Gigi alih bahasa drg.Narlan Sumawinata .1995.Jakarta.Penerbit Buku kedokteran EGC. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25 .1998.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jurnal Dari Peterson,Larry J. Principles Of Management Of Impacted Teeth Dengan Alamat Website Http//Www.Scrib.Co.id/Impacted Teeth-Principle Of Management Of Impacted Teeth. Jurnal Dari Website Http//Www.Scrib.Co.id Http//Www.Scrib.Co.id Dengan Judul “Impaction Canine’ Jurnal Dari Website Http//Www.Scrib.Co.id Http//Www.Scrib.Co.id Dengan Judul “Impaction Teeth’ Jurnal Dari Emilia Jeni Susanto. Abnormalitas Abnormalitas Pada Gigi.Website Www.Scrib.Co.id Jurnal Dari Zainal Effendi. Perbandingan Perbandingan Efektivitas Antara Pemakaian Fisioterapi Sinar Infra Merah Dengan Micro Wave Diathermi Dalam Mengurangi Gejala Trismus Pada Pasca Bedah Gigi Impaksi Molar Tiga Rahang Bawah ”Dengan Alamat Website Http//Www.Scrib.Com/ Jurnal Dari Website Dengan Alamat Ala mat Http//Www.Klikdoktermenujuindonesiasehat.Com Dengan Judul “Impaksi Molar Tiga”
37